Anda di halaman 1dari 14

NASKAH PUBLIKASI

TUGAS AKHIR

ANALISIS PENGARUH CAIRAN PENDINGIN SEMISINTETIK


DAN SOLUBLE OIL TERHADAP KEAUSAN PAHAT HIGH
SPEED STEEL ( HSS ) PADA PROSES END MILLING

Naskah Publikasi Tugas Akhir ini Disusun Sebagai Syarat


Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Memperoleh Derajat Sarjana S1
pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Surakarta

Disusun Oleh :

JOKO SRIYANTO

D 200 070 005

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012
HALAMAN PENGESAHAN
NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR

Naskah publikasi berjudul “ ANALISIS PENGARUH CAIRAN PENDINGIN


SEMISINTETIK DAN SOLUBLE OIL TERHADAP KEAUSAN PAHAT
HIGH SPEED STEEL ( HSS ) PADA PROSES END MILLING “ telah
disetujui oleh pembimbing dan disahkan oleh koordinator sebagai syarat
untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh Derajat Sarjana S1
pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah
Surakarta.

Disusun oleh :

Nama : Joko Sriyanto


NIM : D 200 070 005
Disetujui pada :
Hari :
Tanggal :

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Muh. Alfatih Hendrawan. ST.,MT. Bambang Waluyo F. ST.,MT.

Koordinator
Seminar Tugas Akhir

Ir. Sunardi Wiyono. MT.

2
ANALISIS PENGARUH CAIRAN PENDINGIN SEMISINTETIK DAN
SOLUBLE OIL TERHADAP KEAUSAN PAHAT
HIGH SPEED STEEL ( HSS ) PADA PROSES END MILLING

Joko Sriyanto, M.Alfatih Hendrawan, Bambang Waluyo Febriantoko


Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A.Yani Tromol Pos I Pabelan, Kartasura
Email : jacks.coco@yahoo.co.id

ABSTRAKSI

Cairan pendingin pada proses pemesinan berfungsi untuk


menurunkan temperatur dan pelumasan pada proses pemotongan.
Aplikasi cairan pendingin pada proses pemotongan adalah memperbaiki
kualitas benda kerja selama proses pemotongan dan juga berfungsi untuk
memperbaiki umur pahat sehingga pahat tidak mudah mengalami
keausan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh cairan
pendingin semisintetik dan soluble oil terhadap keausan pahat pada
proses end mill, serta mengetahui cairan yang paling optimal untuk
menurunkan keausan pada pahat.
Benda kerja yang digunakan pada proses end mill ini adalah baja
paduan rendah ( VCL ) dengan panjang 12 cm, dan pahat yang digunakan
berdiameter 12 mm. Setiap proses end mill di variasikan menggunakan
putaran mesin 800 Rpm,1000 Rpm, dan 1250 Rpm, dengan kedalaman
pemakanan 0,3 mm, 0,6 mm, 0,9 mm, menggunakan cairan pendingin
semisintetik yang dicampur air dengan perbandingan 1:10, serta cairan
pendingin soluble oil dicampur air dengan perbandingan 1:10. Kemudian
keausan pahat diamati dan diukur dengan menggunakan mikroskop.
Dari hasil pengamatan dan pengukuran keausan yang terjadi
disimpulkan seluruh variansi menimbulkan keausan tepi, cairan pendingin
semisintetik lebih baik daripada soluble oil, putaran mesin dan kedalaman
pemakanan berpengaruh terhadap keausan pahat, semakin tinggi putaran
mesin semakin tinggi keausan, dan semakin dalam pemakanan semakin
tinggi keausan. Nilai keausan terendah terdapat pada cairan pendingin
semisintetik pada putaran mesin 800 Rpm dan kedalaman pemakanan
0,3 mm dengan nilai keausan sisi atas 0,0125 mm dan sisi samping
0,02375 mm. Nilai keausan tertinggi terjadi pada cairan pendingin soluble
oil dengan putaran mesin 1250 Rpm dan kedalaman pemakanan 0,9 mm
dengan nilai keausan sisi atas 0,03125 mm dan sisi samping 0,0525 mm.
Kata kunci : keausan, semisintetik, soluble oil, end mil.

3
PENDAHULUAN pendingin soluble oil memiliki
Untuk pembuatan dies keunggulan daya lumas yang
menggunakan mesin freis harus tinggi dan perlindungan terhadap
dijaga ketelitiannya agar dies korosi yang tinggi dibandingkan
yang dihasilkan sempurna dan dengan semisintetik.
biaya produksi dapat ditekan. Berdasarkan latar belakan
Salah satu cara untuk menjaga diatas perlu dilakukan penelitian
ketelitian dalam proses tersebut pengaruh cairan pendingin jenis
harus disesuaikan pahat yang di semisintetik dan soluble oil
gunakan dengan material benda terhadap keausan pahat HSS
kerja. Serta memilih pahat yang (High Speed Steel) pada proses
dapat digunakan berulang – end mill.
ulang agar menekan biaya
produksi yang rendah. TUJUAN PENELITIAN
Pada saat ini industri – Adapun tujuan penelitian
industri yang ada di indonesia ini adalah :
pada umumnya menggunakan 1. Mengetahui jenis keausan
jenis pahat HSS. Hal ini yang terjadi pada pahat
dikarenakan Pahat HSS ( High apabila menggunakan cairan
Speed Steel ) memiliki keuletan pendingin semisintetik dan
yang relatif baik dan apabila telah soluble oil.
mengalami keausan dapat diasah 2. Membandingkan seberapa
agar mata potongnya dapat tajam besar keausan yang terjadi
kembali. Sehingga biaya produksi pada pahat apabila
dapat ditekan. menggunakancairan pendingin
Selain pahat yang harus semisintetik dan soluble oil.
sesuai dengan benda kerja dalam 3. Menentukan persamaan
proses pemesinan cairan regresi keausan pahat
pendingin juga harus terhadap parameter
diperhatikan, karena cairan pemotongan dengan
pendingin memiliki fungsi sebagai menggunakan cairan
pembersih atau pembawa geram, pendingin semisintetik dan
menurunkan gaya pemotongan, soluble oil.
memperhalus benda kerja serta
memperpanjang umur pahat. BATASAN MASALAH
Cairan pendingin memiliki Agar penelitian ini terfokus
keunggulan yang berbeda – beda maka ada beberapa hal yang
dalam setiap produknya. Seperti dibatasi. Hal tersebut adalah :
cairan pendingin semisintetik 1. Material yang digunakan
yang memiliki keunggulan daya adalah baja carbon paduan
pendingin yang besar, rendah (VCL).
konsentrasi cairan mudah di 2. Panjang benda kerja yang
kontrol, mempunyai daya dilakukan proses pemesinan
pembersih yang bagus serta 12 cm.
bahan dasar mudah bercampur
dengan air. Sedangkan cairan

4
3. Mesin yang digunakan disebabkan karena kecepatan
adalah mesin freis potong yang tinggi.
konvensional. Menurut Rochmat Efendi,
4. Metode pemberian cairan ( 2006 ), penggunaan sistem
pendingin, menggunakan pendingin pada proses
metode dikucurkan. pumbubutan baja ST-37 sangat
5. Pahat yang digunakan adalah berpengaruh terhadap tingkat
pahat finishing dengan merk keausan pahat. Dimana sistem
kobe. pendingin dengan metode aliran
6. Diameter pahat yang dan cairan pendingin yang
digunakan 12 mm. digunakan water coolent
7. Jenis mata pahat yang merupakan cairan pendingin
digunakan adalah type flat. yang paling efektif dalam
8. Pengukuran keausan pahat memperkecil keausan pahat High
dilakukan sesuai dengan Speed Steel ( HSS ).
standar ISO 8688.
LANDASAN TEORI
1. Elemen dasar proses freis
TINJAUAN PUSTAKA
( Taufiq Rochim, 1933 )
Menurut Bala Murugan
elemen dasar dalam proses freis
Gopalsamy, Biswanath Mondal,
adalah :
dan Sukamal Ghosh, ( 2009 ),
a. Kecepatan potong
proses end mill dengan
Kecepatan potong
menggunakan pahat awalan,
merupakan kecepatan
kedalaman pemakanan dan
pemakanan pahat dalam
panjang pemakanan merupakan
satuan m/menit atau ft/menit.
hal yang paling mempengaruhi
 .d .n
kekasaran permukaan benda V  ; (m/min), (1)
kerja, keausan pahat yang 1000
digunakan dan volume benda Dimana :
kerja yang dihasilkan. Sedangkan V : kecepatan potong (m/menit).
proses end mill menggunakan d : diameter pahat ( mm ).
pahat finishing, kecepatan potong n : putaran poros utama ( rpm ).
adalah hal yang paling
mempengaruhi keausan pahat b. Gerak pemakanan pergigi
dan kekasaran permukaan yang gerak pemekanan pergigi
dihasilkan. adalah jarak kedalaman
Menurut S. Thamizhmanii, pemekanan per mata potong
dan S. Harun ( 2008 ), temperatur pahat didalam satu putaran.
sangat mempengaruhi keausan fz = vf / (z n) ;mm/(gigi), (2)
pahat. Serta pada pahat CBN Dimana :
keausan tepi disebabkan oleh fz : gerak pemakanan pergigi
proses abrasi dan defusi (mm / gigi).
sedangakan pada pahat PCBN Vf : kecepatan pemakanan
lebih disebabkan karena abrasi. (mm/menit).
Semua hal tersebut lebih Z : jumlah gigi per pahat.
n : putaran poros utama ( rpm ).

5
c. Kecepatan penghasilan tersusun dari dua bahan cair
geram. yang bersifat imisible (tidak
Kecepatan penghasilan terlarut) seperti minyak dan air.
geram merupakan volume
material yang terbuang per d. Minyak (Cutting Oils)
satuan waktu dalam satuan Cairan pendingin minyak
mm3 / menit atau inci3 / menit. berasal dari salah satu atau
Vf .a.w kombinasi dari minyak bumi
z ; mm3/min, (3)
1000 (naphthenic, paraffinic), minyak
Dimana : binatang, minyak ikan, atau
a : kedalaman potong (mm). minyak nabati.
W : lebar pemotongan (mm).
3. Kerusakan dan keausan
2. Cairan pendingin pahat
Menurut taufik rochim Keausan yang terjadi
(1993), Cairan pendingin yang pada pahat terbagi menjadi dua
biasa dipakai dalam proses bentuk yaitu :
pemesinan dapat dikategorikan 1. Keausan yang terjadi pada
dalam empat jenis utama yaitu : bidang geram yang disebut
dengan jenis keausan kawah
a. Cairan Sintetik (Synthetic ( crater wear ).
Fluids, Chemical Fluids ) 2. Keausan yang terjadi pada
Cairan sintetik adalah bidang utama atau pada
cairan pendingin jernih yang bidang mayor yang disebut
merupakan larutan murni (true dengan keausan tepi ( flank
solutions) atau larutan wear ).
permukaan aktif (surface active).
Cairan pendingin ini dibuat
dengan larutan kimia.

b. Cairan Semisintetik (Semi


Synthetic Fluids)
Cairan semisintetik Gambar 1. Sketsa Keusan Tepi
merupakan perpaduan antara Sisi Atas pada Pahat end mill
cairan sintetik dengan cairan Sumber gambar : Slavko Dolinšek.
Dkk. (2001)
emulsi. Cairan semi sintetik
dibuat dari cairan sintetik yang
ditambahkan dengan sedikit
minyak dan pengemulsi.

c. Cairan Emulsi (Emulsions,


Water Miscible Fluids, Water Gambar 2. Sketsa Keusan Tepi
Soluble Oils, Emulsifiable Sisi Samping pada Pahat end
Cutting Fluids ) mill
Sumber gambar : Yukihiro Sakamoto.
Cairan emulsi merupakan Dkk. (2001)
cairan pemotongan yang (Sesuai dengan standar ISO 8688)

6
METODE PENELITIAN 2. Cairan pendingin semisintetik
Diagram alir penelitian Cairan pendingin semisintetik
yang digunakan bermerk
tapmatic dual action plus#1.

Gambar 5. Cairan Pendingin


Semisintetik
Tabel 1. Komposisi cairan
pendingin semisintetik :
Komposisi cairan semisitetik
Trichloroethylene
Chlorinated paraffins
Methyl esters
Methyl salicylate
Perfume TSRN

3. Caiaran Pendingin Soluble


Oil.
Cairan pendingin soluble oil
yang digunakan bermerk
ultracut 250R.

Gambar 3. Diagram Alir Penelitian


Gambar 6. Cairan Pendingin
Bahan dan alat Soluble Oil
1. Material 4. Pahat freis
Material yang digunakan pada Pahat freis yang
penelitian ini adalah baja digunakan adalah pahat freis
carbon paduan rendah (VCL). End Mill dari jenis HSS
dengan seri DIN 844 dengan
merk kobe.

Gambar 4. Baja Paduan


Rendah (VCL)

Gambar 7. Pahat freis

7
Alat

1. Mesin milling
Mesin milling yang digunakan
dalam penelitian ini mesin
milling type UNIVERSAL Gambar 11. Proses
X8140A produksi cina. Pengefreisan

Pengamatan dan Pengukuran


Keausan
Bagian dari pahat yang
diamati serta diukur ada dua
bagian yaitu mata pahat bagian
Gambar 8. Mesin Milling (freis sisi samping, serta mata pahat
bagian sisi atas.
2. Jangka sorong
Jangka sorong digunakan
untuk mengukur panjang dari
material yang akan
digunakan. Bagian samping bagian atas

Gambar 12. Bagian Pahat


Pengamatan jenis keausan
dan pengukuran panjang
keausan pada pahat dilakukan di
Gambar 9. Jangka Sorong laboratorium FKIP biologi UMS,
dengan menggunakan
3. Tachometer mikroskop. Mikroskop yang
Tachometer digunakan untuk digunakan adalah bermerk
mengetahui putaran mesin CARTON, Mikroskop ini telah
freis. memiliki skala ukur yang
mempunyai ketelitian 0,01 mm.

Gambar 10. Tachometer

Proses Pengefreisan
Proses pengefreisan yang Gambar 13. Mikroskop
dilakukan adalah proses Pengukuran keausan
pengefreisan dengan metode tegak dilakukan dengan cara mengukur
dan dengan cara slot cutting. Proses panjang keausan yang terjadi,
pengefraisan di lakukan di solo yaitu dengan cara mata potong
techno park. sebelum terjadi keausan

8
dijadikan titik acuan untuk Tabel 3. Data Keausan Cairan
memulai mengukur kemudian Pendingin Soluble Oil Sisi
ditarik garis lurus sampai pada Samping.
garis rata – rata bekas keausan
pada bidang utama.

sisi atas pahat end mill Tabel 4. Data Keausan Cairan


Pendingin Semisintetik Sisi
Atas.

sisi samping pahat end mill


Gambar 14. Bagian yang diukur

Hasil dan Pembahasan


Dari hasil pengamatan dan
pengukuran diperoleh data
sebagai berikut :
Tabel 5. Data Keausan Cairan
Pendingin Semisintetik Sisi
Tabel 2. Data Keausan Cairan
Samping.
Pendingin Soluble Oil Sisi
Atas.

Analisa Data
1. Analisa anova untuk pengaruh
cairan pendingin semisintetik
dengan soluble oil terhadap
keausan sisi atas pahat end
mill.

9
General Linear Model: vb versus a; rpm; cairan pendingin

Factor Type Levels Values


a fixed 3 0,3; 0,6; 0,9
n fixed 3 800; 1000; 1250
cairan pendingin fixed 2 1; 2

Analysis of Variance for vb, using Adjusted SS for Tests

Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P


a 2 0,0002844 0,0002844 0,0001422 63,65 0,000
n 2 0,0001042 0,0001042 0,0000521 23,32 0,000
cairan pendingin 1 0,0005444 0,0005444 0,0005444 243,73 0,000
Error 30 0,0000670 0,0000670 0,0000022
Total 35 0,0010000

S = 0,00149459 R-Sq = 93,30% R-Sq(adj) = 92,18%

Main Effects Plot (fitted means) for vb

Gambar 17. Grafik Pengaruh


Gambar 15. Hasil Analisa Anova Putaran Mesin (n)
Pengaruh Cairan Pendingin terhadapp Terhadap Keausan Pahat
Keausan Pahat end mill Sisi atas end mill Sisi Atas

Dari gambar 15 dapat Dari gambar 16 dan 17


dilihat harga P untuk variabel dapat dilihat apabila kedalaman
kedalaman pemakanan (a), pemakanan (a) dan putaran
putaran mesin (n), dan cairan mesin (n) ditambah, maka
pendingin lebih kecil keausan sisi atas yang terjadi
dibandingkan dengan harga (α) = pada pahat end mill yang
0,05. Hal ini dapat diartikan digunakan juga akan semakin
ketiga variabel tersebut besar. Dari gambar juga dapat
mempunyai pengaruh yang dilihat perbedaan nilai keausan
signifikan terhadap keausan sisi antara cairan pendingin
atas pahat end mill. semisintetik dengan soluble oil .

2. Analisa anova untuk pengaruh


cairan pendingin semisintetik
dengan soluble oil terhadap
keausan sisi samping pahat
end mill.
General Linear Model: vb versus a; rpm; cairan pendingin
Factor Type Levels Values
a fixed 3 0,3; 0,6; 0,9
n fixed 3 800; 1000; 1250
cairan pendingin fixed 2 1; 2

Analysis of Variance for vb, using Adjusted SS for Tests

Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P


a 2 0,0001531 0,0001531 0,0000766 7,47 0,002
n 2 0,0004448 0,0004448 0,0002224 21,69 0,000
cairan pendingin 1 0,0014694 0,0014694 0,0014694 143,30 0,000
Error 30 0,0003076 0,0003076 0,0000103

Gambar 16. Grafik Pengaruh Total 35 0,0023750

S = 0,00320229 R-Sq = 87,05% R-Sq(adj) = 84,89%


Kedalaman Pemakanan (a) Main Effects Plot (fitted means) for vb
Terhadap Keausan Pahat end
mill Sisi Atas Gambar 18. Hasil Analisa Anova
Pengaruh Cairan Pendingin
Terhadap Keausan Pahat end mill
Sisi Samping

Dari gambar 18 dapat


dilihat harga P untuk variabel

10
kedalaman pemakanan (a), 3. Analisa regresi untuk keausan
putaran mesin (n), dan cairan sisi atas menggunakan cairan
pendingin lebih kecil pendingin soluble oil.
dibandingkan dengan harga (α) = Regression Analysis: log vb versus log a; log n

0,05. Hal ini dapat diartikan The regression equation is


log VB = - 2,51 + 0,219 log a + 0,324 log n
bahwa ketiga variabel tersebut Predictor Coef SE Coef T P
Constant -2,5115 0,2476 -10,14 0,000
mempunyai pengaruh yang log a
log n
0,21884
0,32434
0,03312
0,08247
6,61
3,93
0,000
0,001
signifikan terhadap keausan sisi S = 0,0276849 R-Sq = 79,8% R-Sq(adj) = 77,1%

samping pahat end mill. Analysis of Variance

Source DF SS MS F P
Regression 2 0,045310 0,022655 29,56 0,000
Residual Error 15 0,011497 0,000766
Total 17 0,056807

Source DF Seq SS
log a 1 0,033454
log n 1 0,011856

Gambar 21. Hasil Analisa


Regresi Keausan Pahat
end mill Sisi Atas dengan
Cairan Pendingin Soluble Oil
Gambar 19. Grafik Pengaruh
Kedalaman Pemakanan (a) Analisa regresi yang
Terhadap Keausan Pahat end dilakukan diatas adalah analisa
mill Sisi Samping regresi non linear., sehingga
didapatkan persamaan :
log VB = - 2,51 + 0,219 log a +
0,324 log n
persamaan diatas diubah menjadi
kedalam persamaan linear,
sehingga didapatkan persamaan
: VB = 0,00309a0,219n0,342

4. Analisa regresi untuk keausan


Gambar 20. Grafik Pengaruh sisi samping menggunakan
Putaran Mesin (n) cairan pendingin soluble oil.
Terhadap Keausan Pahat end Regression Analysis: log vb versus log a; log n
mill Sisi Samping The regression equation is
log VB = - 3,58 + 0,146 log a + 0,736 log n

Predictor Coef SE Coef T P


Constant -3,5758 0,3076 -11,63 0,000
Dari gambara 19 dan 20 log a
log n
0,14587
0,7357
0,04114
0,1024
3,55
7,18
0,003
0,000

dapat dilihat apabila kedalaman S = 0,0343840 R-Sq = 81,1% R-Sq(adj) = 78,5%

pemakanan (a) dan putaran Analysis of Variance

mesin (n) ditambah, maka Source


Regression
DF
2
SS
0,075869
MS
0,037934
F
32,09
P
0,000
Residual Error 15 0,017734 0,001182
keausan sisi samping yang terjadi Total 17 0,093603

pada pahat end mill yang Source


log a
DF
1
Seq SS
0,014864
log n 1 0,061004
digunakan juga akan semakin
besar. Dari gambar juga dapat Gambar 22. Hasil Analisa
dilihat perbedaan nilai keausan Regresi Keausan Pahat
antara cairan pendingin end mill Sisi Samping dengan
semisintetik dengan soluble oil. Cairan Pendingin Soluble Oil

11
Analisa regresi yang Regression Analysis: log vb versus log a; log n
dilakukan diatas adalah analisa The regression equation is
log VB = - 2,39 + 0,108 log a + 0,283 log n
regresi non linear., sehingga Predictor Coef SE Coef T P
didapatkan persamaan : Constant
log a
-2,3915
0,10840
0,2135
0,02856
-11,20
3,80
0,000
0,002
log n 0,28296 0,07110 3,98 0,001
log VB = - 3,58 + 0,146 log a + S = 0,0238692 R-Sq = 66,8% R-Sq(adj) = 62,4%
0,736 log n Analysis of Variance

persamaan diatas diubah menjadi Source


Regression
DF
2
SS
0,0172310
MS
0,0086155
F
15,12
P
0,000
kedalam persamaan linear, Residual Error
Total
15
17
0,0085461
0,0257771
0,0005697

sehingga didapatkan persamaan Source DF Seq SS

: VB = 0,000263a0,146n0,736
log a 1 0,0082077
log n 1 0,0090233

5. Analisa regresi untuk keausan Gambar 24. Hasil Analisa


sisi atas menggunakan cairan Regresi Keausan Pahat
pendingin semisintetik. end mill Sisi Samping dengan
Cairan Pendingin Semisintetik
Regression Analysis: log vb versus log a; log n

The regression equation is


log VB = - 3,34 + 0,392 log a + 0,560 log n Analisa regresi yang
Predictor Coef SE Coef T P dilakukan diatas adalah analisa
Constant -3,3363 0,2560 -13,03 0,000
log a
log n
0,39240
0,55988
0,03424
0,08524
11,46
6,57
0,000
0,000
regresi non linear., sehingga
S = 0,0286168 R-Sq = 92,1% R-Sq(adj) = 91,0%
didapatkan persamaan :
Analysis of Variance log VB = - 2,39 + 0,108 log a +
Source DF SS MS F P 0,283 log n
Regression 2 0,142888 0,071444 87,24 0,000
Residual Error 15 0,012284 0,000819 persamaan diatas diubah menjadi
Total 17 0,155172
Source DF
log a
Seq SS
1 0,107561
kedalam persamaan linear,
log n 1 0,035327
sehingga didapatkan persamaan
: VB = 0,00407a0,108n0,283
Gambar 23. Hasil Analisa
Regresi Keausan Pahat Pembahasan
end mill Sisi Atas dengan
Cairan Pendingin Semisintetik Dari analisa yang
dilakukan disimpulkan bahwa
Analisa regresi yang variabel pemotongan yaitu
dilakukan diatas adalah analisa kedalaman pemakanan dan
regresi non linear., sehingga putaran mesin memiliki pengaruh
didapatkan persamaan : besar terhadap keausan pahat
log VB = - 3,34 + 0,392 log a + end mill. Apabila semakin dalam
0,560 log n kedalaman pemakanan maka
persamaan diatas diubah menjadi pahat akan cepat aus hal ini
kedalam persamaan linear, disebabkan karena pahat akan
sehingga didapatkan persamaan semakin besar menerima gaya
: VB = 0,000457a0,392n0,56 pemotongan, sehingga
mengakibatkan pahat tersebut
6. Analisa regresi untuk keausan mudah aus. Sedangkan apabila
sisi samping menggunakan semakin tinggi putaran mesin
cairan pendingin semisintetik. pahat juga akan mudah aus hal
ini karena pahat akan sering
bergesek atau mata pahat akan

12
dengan cepat melakukan proses sempurna, maka mengakibatkan
pemotongan sehingga temperatur pahat cepat aus. Tetapi cairan
pahat tersebut akan cepat naik pendingin soluble oil baik dalam
sehingga pahat akan cepat aus. mengurangi korosi pada benda
Sehingga diperlukan cairan kerja.
pendingin untuk menurunkan
temperatur tersebut. Kesimpulan
Dari analisa perbandingan Dari pengamatan yang
antara cairan pendingin soluble telah dilakukan maka dapat
oil dengan cairan pendingin disimpulkan sebagai berikut :
semisintetik, didapati bahwa
cairan pendingin semisintetik 1. Jenis keausan yang terjadi
lebih baik dalam mengurangi adalah jenis keausan tepi
keausan yang terjadi pada pahat (flank waer ).
yang digunakan dibandingkan 2. Keausan pahat yang terjadi,
dengan cairan pendingin solubel lebih kecil pada saat
oil. Hal ini dikarenakan menggunakan cairan
Cairan pendingin pendingin semisintetik
semisintetik merupakan cairan dibandingkan menggunakan
pendingin yang memiliki daya cairan pendingin soluble oil.
pendinginan yang cukup baik 3. Persamaan regresi keausan
serta memiliki daya pembersih pahat menggunakan cairan
yang baik sehingga gram – gram pendingin soluble oil , untuk
tidak menempel pada pahat dan sisi atas diperoleh persamaan
temperatur cepat turun. VB = 0,00309a0,219n0,342 dan
Sedangkan Cairan pendingin untuk sisi samping diperoleh
soluble oil pada dasarnya VB = 0,000263a0,146n0,736.
merupakan cairan pendingin Sedangkan Regresi keausan
yang memiliki daya lumas yang pahat menggunakan cairan
baik, tetapi cairan pendingin ini pendingin semisintetik, untuk
kurang baik daya sisi atas diperoleh persamaan
pendinginannya. Karena kurang VB = 0,000457a0,392n0,56 dan
baik dalam daya pendinginan untuk sisi samping diperoleh
maka temperatur pada pahat VB = 0,00407a0,108n0,2.
tidak dapat diturunkan dengan

13
DAFTAR PUSTAKA

Dolinsek, Slavko, dkk. 2001. Wear Mechanisms of Cutting Tools in High-


Speed Cutting Processes. Slovenia : University of Ljubljana,
Faculty of Mechanical Engineering. Jurnal Elsevier

Effendi, Rochmat. 2006. pengaruh sistem pendingin pada proses bubut


terhadap keausan pahat High Speed Steel ( HSS ). Tugas Akhir.
Surakarta: Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Gopalsamy, Bala Murugan, dkk. 2009. Optimasi of Machining Parameter


for Hard Machining : Grey Relational theory Approach and
Anova. India: Central Mechanical Engineering Research Institute.
Jurnal Springer.

Rochim, Taufiq. 1993. Teori dan Teknologi Proses Pemesinan. Bandung :


Institut Teknologi Bandung.

Sakamoto, Yukihiro,dkk. 2001. Surface Modified Tool Fabricated by


Radical Nitriding. Japan : Department of Precision Engineering,
Chiba Institute of Technology. Jurnal Elsevier

Thamizhmanii, S, dan S. Hasan. 2008. Measurement of Surtace


Roughness and Flank Wear on Hard Martensitic Stainless Steel
by CBN AND PCBN Cutting Tools. Malaysia: University Tun
Hussein Onn Malaysia. Jurnal Jo Jamme.

14

Anda mungkin juga menyukai

  • 1363 3326 1 SM
    1363 3326 1 SM
    Dokumen6 halaman
    1363 3326 1 SM
    Thoni Lackner
    Belum ada peringkat
  • 190 398 1 PB
    190 398 1 PB
    Dokumen7 halaman
    190 398 1 PB
    Thoni Lackner
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen25 halaman
    Bab Ii
    Thoni Lackner
    Belum ada peringkat
  • Jurnal
    Jurnal
    Dokumen8 halaman
    Jurnal
    Thoni Lackner
    Belum ada peringkat
  • Boleh
    Boleh
    Dokumen23 halaman
    Boleh
    Thoni Lackner
    Belum ada peringkat