Makalah Semantik Fix
Makalah Semantik Fix
Oleh : Kelompok 1
Anggota :
1. ABDUL KHOLIS
2. ADE SASTRO
3. MOH. NURUL AINUN
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa atas berkat dan
karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Selaku pembimbing.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan yang telamembantu dalam
mendukung untuk penulisan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................... 2
DAFTAR ISI.................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................. ..4
1.1 Latar Belakang..............................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................5
1.3 Tujuan.............................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................6
1.1 Hakikat Semantik dan cakupannya........................................................ ...6
A. Hakikat Semantik....................................................................................6
B. Cakupan Semantik..................................................................................7
1.2 Perbedaan Semantik dengan disiplin ilmu linguistik lainnya...................8
1.3 Konsep Makna dan Permasalahannya........................................................10
A. Konsep Makna.........................................................................................10
B. Permasalahan Makna.............................................................................10
PENDAHULUAN
Istilah semantik baru muncul pada tahun 1984 yang dikenal melalui American
Philological Association (Organisasi Filologi Amerika) dalam sebuah artikel yang berjudul
Reflected Meanings: A point in Semantics. Istilah semantik sendiri sudah ada sejak abad ke-
17.
Semantik sebagai subdisiplin linguistik muncul pada abad yang ke-19. Pada tahun
1825 seorang pakar klasik yang bernama C. Reisig mengemukakan pendapatnya tentang tata
bahasa yang dibaginya atas tiga bagian, yakni etimologi, sintaksis, dan semasiologi.
Semasiologi adalah studi tentang makna, dengan kata lain berpadanan dengan istilah
semantik.
Kata semantik sebenarnya merupakan istilah teknis yang mengacu pada studi tentang
makna.Istilah ini merupakan istilah baru dalam bahasa Inggris.Para ahli bahasa memberikan
pengertian semantik sebagai cabang ilmu bahasa yang mempelajari hubungan antara tanda-
tanda linguistik atau tanda-tanda lingual dengan hal-hal yang ditandainya (makna). Istilah
lain yang pernah digunakan hal yang sama adalah semiotika, semiologi, semasiologi, dan
semetik. Pembicaraan tentang makna kata pun menjadi objek semantik.
Untuk mengetahui secara mendalam apa yang dimaksudkan dengan istilah makna,
perlu ditelusuri melalui disiplin ilmu yang disebut semantik. Di dalam semantik dapat
diketahui, apakah yang dimaksud dengan makna, bagaimanakah wujud makna, apakah jenis-
jenis makna, apa saja yang berhubungan dengan makna, apakah komponen makna, apakah
makna berubah, mengapa makna berubah, apakah setiap kata hanya mempunyai satu makna
atau lebih, bagaimanakah agar kita mudah memahami makna sebuah kata, semuaya dapat
ditelusuri melalui disiplin yang disebut semantik.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa Hakikat Semantk dan Cakupannya
2. Apa Perbedaan semantic dengan Sub. bidang Linguistik Lainnya ?
3. Bagaimana Konsep Makna dan Permasalahannya ?
1.3 TUJUAN
1. Mengetahui bagaimana Hakikat Semantk dan Cakupannya
2. Mengetahui Perbedaan semantik dengan Subbidang Linguistik Lainnya .
3. Mengetahui bagaimana Konsep Makna dan Permasalahannya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. HAKIKAT SEMANTIK
Kata semantik berasal dari bahasa Yunani sema yang artinya tanda atau lambang
(sign).“Semantik” pertama kali digunakan oleh seorang filolog Perancis bernama Michel
Breal pada tahun 1883.Kata semantik kemudian disepakati sebagai istilah yang digunakan
untuk bidang linguistik yang mempelajari tentang tanda-tanda linguistik dengan hal-hal yang
ditandainya. Oleh karena itu, kata semantik dapat diartikan sebagai ilmu tentang makna atau
tentang arti, yaitu salah satu dari tiga tataran analisis bahasa: fonologi, gramatika, dan
semantik (Chaer, 1994: 2).
Semantik merupakan istilah teknis yang mengacu pada studi tentang makna.Semantik
dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Yunani ‘ sema’ (kata benda) yang berarti
‘tanda’ atau ‘lambang’. Kata kerjanya adalah ‘semaino’ yang berarti
‘menandai’atau‘ m e l a m b a n g k a n ’ . Y a n g d i m a k s u d t a n d a a t a u l a m b a n g
d i s i n i a d a l a h t a n d a - t a n d a l i n g u i s t i k (Perancis : signé linguistique).
1. Charles Morrist
Mengemukakan bahwa semantik menelaah “hubungan-hubungan tanda-tanda dengan
objek-objek yang merupakan wadah penerapan tanda-tanda tersebut”.
7. Karlz ( 1971 )
Semantik merupakan sub. Bidang linguistik yang mempelajari tentang makna bahasa.
8. Kridalaksana
semantik adalah struktur bahasa yang berhubungan dengan makna ungkapan dan juga
struktur makna.
B. CAKUPAN SEMANTIK
Semantik dapat menampilkan sesuatu yang abstrak, dan apa yang ditampilkan oleh
semantik sekadar membayangkan kehidupan mental pemakai bahasa. Kehidupan mental
pemakai bahasa, sangatlah luas yang mempengaruhinya karena pemakai bahasa dapat
ditinjau dari dua sisi kehidupannya, yaitu hidup sebagai makhluk individu maupun hidup
sebagai makhluk sosial di dalam masyarakat.Dengan hidup bermasyarakat pemakai bahasa
terus berkembang dengan demikian tidaklah mengherankan bila kehidupan mental, isi
mental, penampilan mental bahasa berkembang pula.
Semantik berhubungan erat dengan kehidupan sosial yang selanjutnya dapat dikaji
dalam kaitan hubungan antara semantik dengan sosiologi, semantik juga mempunyai
hubungan yang tidak lepas pentingnya dalam perkembangan ilmu bahasa secara khusus
maupun perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya. Dapat dilihat bagaimana hubungan
semantik dengan ilmu filsafat, dalam rangka mengkaji makna berdasarkan filosofisnya;
semantik dengan ilmu antropologi, dalam kaitan mengkaji makna bahasa dalam unsur-unsur
budaya; semantik dengan psikologi, dalam rangka kajian makna bahasa yang dikaitkan
dengan situasi kejiwaan manusia pemakai bahasa; dan semantik dengan linguistik sebagai
ilmu induknya, serta tidak menuntut kemungkitan semantik dapat berhubungan dengan ilmu-
ilmu pengetahuan lainnya dalam rangka menemukan makna-makna bahasa dalam setiap
bidang kehidupan.
1.2 PERBEDAAN SEMANTIK DENGAN BIDANG LINGUISTIK LAINNYA
Contohnya:
Berdasarkan contoh diatas secara sintaksis benar, tetapi secara semantik memiliki makna
yang berbeda.
Jadi hubungan semantik dengan sintaksis yaitu, apabila susunan kata dan kalimatnya berbeda
maka maknanyapun juga berbeda.
seseorang. Prinsip pragmatik yaitu bahasa tidak ada yang salah, tetapi kita mencari kesalahan
yang berbahasa atau pengguna bahasa tersebut. Tujuan pragmatik adalah supaya lawan bicara
kita tidak tersinggung dengan ucapan sang penutur.
Makna stilistik juga berhubungan dengan pemakaian bahasa yang menimbulkan efek
terutama kepada pembaca.Makna stilistik lebih dirasakan di dalam sebuah karya sastra.
Sebuah karya sastra akan mendapat tempat tersendiri bagi kita karena kata yang digunakan
mengandung makna stalistika. Makna stalistika lebih banyak ditampilkan melalui gaya
bahasa.
1.3 MAKNA DAN PERMASALAHANNYA
A. KONSEP MAKNA
Kajian makna kata dalam suatu bahasa tertentu menurut sistem penggolongan
semantik adalah cabang linguistik yang bertugas semata-mata untuk meneliti makna kata,
sebagaimana asal mulanya, bahkan bagaimana perkembangannya, dan apa sebab-sebabnya
terjadi perubahan makna dalam sejarah bahasa. Banyak bidang ilmu lain yang mempunyai
sangkut-paut dengan semantik, oleh sebab itu makna memegang peranan tergantung dalam
pemakaian bahasa sebagai alat untuk penyampaian pengalaman jiwa, pikiran dan maksud
dalam masyarakat. Bidang semantik terbatas pada usaha memperhatikan dan mengkaji proses
transposisi makna kata dalam pemakaian bahasa.
Dari pendekatan Linguistik sendiri makna di interpretasikan sebagai sesuatu yang masih
ambigu,sehingga dicarilah dalamkamus linguistikyang dijabarkan menjadi:
A. Maksud pembicara
B. Pengaruh penerapan bahasa dalam pemakaian persepsi
C. Hubungan dalam arti kesepadanan
D. Cara menggunakan lambang Bahasa
Menurut Chaer (1994), makna dapat dibedakan berdasarkan beberapa kriteria dan sudut
pandang. Berdasarkan jenis semantiknya, dapat dibedakan antara makna leksikal dan makna
gramatikal, berdasarkan ada atau tidaknya referen pada sebuah kata atau leksem dapat
dibedakan adanya makna referensial dan makna nonreferensial, berdasarkan ada tidaknya
nilai rasa pada sebuah kata/leksem dapat dibedakan adanya makna denotatif dan makna
konotatif, berdasarkan ketepatan maknanya dikenal makna kata dan makna istilah atau makna
umum dan makna khusus. Lalu berdasarkan kriteri lain atau sudut pandang lain dapat
disebutkan adanya makna-makna asosiatif, kolokatif, reflektif, idiomatik dan sebagainya.
B. PERMASALAHAN SEMANTIK
Konsep makna bersifat fleksibel, maka dalam pemakaian bahasa, sering timbul berbagai
macam masalah bahasa seperti pengungkapan bahasa yang secara tidak disadari
menimbulkan banyak sekali makna.
Contoh :
Kita dapat memahami bahwa refevan kata kaki adalah kaki anggota tubuh manusia (juga
binatang), tetapi bagaimana dengan kata kaki pada bentuk kaki gunung, atau kaki meja?
Menurut Verhaar, referen kata kaki tetap kaki sebagai anggota tubuh manusia dan bukan pada
suatu yang lain seperti kaki gunung dan kaki meja. Pada bentuk kaki gunung dan kaki meja,
kata kaki digunakan atau dipakai untuk merujuk pada suatu yang lain secara metaforis
(perbandingan).
BAB III
PENUTUP
2.1 KESIMPULAN
1. Makna Bahasa yang dipengaruhi ole konteks luar bahasa, benda dan peristiwa yang
ada diluar bahas
2. Kajian makna bahasa ditentukan oleh konteks bahasa, yakni oleh aturan kebahasaan
suatu bahasa
Perbedaan semantik dan ilmu linguistik lainnya terdapat pada tataran Fonologi,Morfologi,
Sintaksis, pragmatik,Sosiolinguistik,Wacana, dan Stilistika.
Dari pendekatan Linguistik sendiri makna di interpretasikan sebagai sesuatu yang masih
ambigu,sehingga dicarilah dalamkamus linguistikyang dijabarkan menjadi:
A. Maksud pembicara
B. Pengaruh penerapan bahasa dalam pemakaian persepsi
C. Hubungan dalam arti kesepadanan
D. Cara menggunakan lambang Bahasa
makna bersifat fleksibel, maka dalam pemakaian bahasa, sering timbul berbagai macam
masalah bahasa seperti pengungkapan bahasa yang secara tidak disadari menimbulkan
banyak sekali makna.
2.2 SARAN
Kita sebagai penutur bahasa, seharusnya lebih mengerti tentang apa yang di tuturkan
sehingga makna yang terkandung dalam pembicaraan kita dapat memperlancar proses
komunikasi.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.m.wikipedia.org
ika.rahayu.blogspot.com/2010
https://begawanabiyasa.wordpress.com