Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH SEMANTIK

Oleh : Kelompok 1
Anggota :

1. ABDUL KHOLIS
2. ADE SASTRO
3. MOH. NURUL AINUN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa atas berkat dan
karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Makalah ini berjudul “SEMANTIK DAN PEMBAHASANNYA” dimana penulisan


makalah ini bertujuan untuk memberikan informasi bagi pihak yang membutuhkan dan
sebagai salah satu tugas mata kuliah Semantik di program studi pendidikan bahasa dan sastra
indonesia universitas mataram.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Selaku pembimbing.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan yang telamembantu dalam
mendukung untuk penulisan makalah ini.

Dengan segala kerendahan hati, penyusun menyadari bahwa masih banyak


kekurangan dan keterbatasan dalam penyusunan makalah ini, oleh karena itu penyusun
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dalam kesempurnaan makalah ini,
sehingga dapat di perbaiki demi kesempurnaan isi makalah ini.

Mataram, 15 September 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................... 2
DAFTAR ISI.................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................. ..4
1.1 Latar Belakang..............................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................5
1.3 Tujuan.............................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................6
1.1 Hakikat Semantik dan cakupannya........................................................ ...6
A. Hakikat Semantik....................................................................................6
B. Cakupan Semantik..................................................................................7
1.2 Perbedaan Semantik dengan disiplin ilmu linguistik lainnya...................8
1.3 Konsep Makna dan Permasalahannya........................................................10
A. Konsep Makna.........................................................................................10
B. Permasalahan Makna.............................................................................10

BAB III PENUTUP....................................................................................................... 11


2.1 Kesimpulan...................................................................................................11
2.2 Saran..............................................................................................................11
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Istilah semantik baru muncul pada tahun 1984 yang dikenal melalui American
Philological Association (Organisasi Filologi Amerika) dalam sebuah artikel yang berjudul
Reflected Meanings: A point in Semantics. Istilah semantik sendiri sudah ada sejak abad ke-
17.

Semantik sebagai subdisiplin linguistik muncul pada abad yang ke-19. Pada tahun
1825 seorang pakar klasik yang bernama C. Reisig mengemukakan pendapatnya tentang tata
bahasa yang dibaginya atas tiga bagian, yakni etimologi, sintaksis, dan semasiologi.
Semasiologi adalah studi tentang makna, dengan kata lain berpadanan dengan istilah
semantik.

Kata semantik sebenarnya merupakan istilah teknis yang mengacu pada studi tentang
makna.Istilah ini merupakan istilah baru dalam bahasa Inggris.Para ahli bahasa memberikan
pengertian semantik sebagai cabang ilmu bahasa yang mempelajari hubungan antara tanda-
tanda linguistik atau tanda-tanda lingual dengan hal-hal yang ditandainya (makna). Istilah
lain yang pernah digunakan hal yang sama adalah semiotika, semiologi, semasiologi, dan
semetik. Pembicaraan tentang makna kata pun menjadi objek semantik.

Pendapat yang berbunyi “semantik adalah studi tentang makna” diasumsikan


bahwa bahasa terdiri dari struktur yang menampakkan makna apabila dihubungkan dengan
objek dalam pengalaman dunia manusia.Selanjutnya, semantik juga berarti teori makna atau
teori arti. Batasan yang hampir sama ditemukan pula dalam Ensiklopedia Britanika
(Encyclopaedia Britanica, Vol. 20, 1965:313) yang terjemahannya “Semantik adalah studi
tentang hubungan antara suatu pembeda linguistik dengan hubungan proses mental atau
simbol dalam aktifitas bicara.” Soal makna menjadi urusan semantik.Berdasarkan penjelasan
ini dapat disimpulkan bahwa semantik adalah subdisiplin linguistik yang membicarakan
makna. Dengan kata lain semantik berobjekkan makna.

Untuk mengetahui secara mendalam apa yang dimaksudkan dengan istilah makna,
perlu ditelusuri melalui disiplin ilmu yang disebut semantik. Di dalam semantik dapat
diketahui, apakah yang dimaksud dengan makna, bagaimanakah wujud makna, apakah jenis-
jenis makna, apa saja yang berhubungan dengan makna, apakah komponen makna, apakah
makna berubah, mengapa makna berubah, apakah setiap kata hanya mempunyai satu makna
atau lebih, bagaimanakah agar kita mudah memahami makna sebuah kata, semuaya dapat
ditelusuri melalui disiplin yang disebut semantik.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa Hakikat Semantk dan Cakupannya
2. Apa Perbedaan semantic dengan Sub. bidang Linguistik Lainnya ?
3. Bagaimana Konsep Makna dan Permasalahannya ?

1.3 TUJUAN
1. Mengetahui bagaimana Hakikat Semantk dan Cakupannya
2. Mengetahui Perbedaan semantik dengan Subbidang Linguistik Lainnya .
3. Mengetahui bagaimana Konsep Makna dan Permasalahannya.
BAB II

PEMBAHASAN

1.1 HAKIKAT SEMANTIK DAN CAKUPANNYA

A. HAKIKAT SEMANTIK
Kata semantik berasal dari bahasa Yunani sema yang artinya tanda atau lambang
(sign).“Semantik” pertama kali digunakan oleh seorang filolog Perancis bernama Michel
Breal pada tahun 1883.Kata semantik kemudian disepakati sebagai istilah yang digunakan
untuk bidang linguistik yang mempelajari tentang tanda-tanda linguistik dengan hal-hal yang
ditandainya. Oleh karena itu, kata semantik dapat diartikan sebagai ilmu tentang makna atau
tentang arti, yaitu salah satu dari tiga tataran analisis bahasa: fonologi, gramatika, dan
semantik (Chaer, 1994: 2).

Semantik merupakan istilah teknis yang mengacu pada studi tentang makna.Semantik
dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Yunani ‘ sema’ (kata benda) yang berarti
‘tanda’ atau ‘lambang’. Kata kerjanya adalah ‘semaino’ yang berarti
‘menandai’atau‘ m e l a m b a n g k a n ’ . Y a n g d i m a k s u d t a n d a a t a u l a m b a n g
d i s i n i a d a l a h t a n d a - t a n d a l i n g u i s t i k (Perancis : signé linguistique).

Menurut Ferdinan de Saussure (1966), tanda lingustik terdiri dari :


1) Komponen yang menggantikan, yang berwujud bunyi bahasa.
2) Komponen yang diartikan atau makna dari komopnen pertama.

Kedua komponen ini adalah tanda atau lambang, dan sedangkan


y a n g d i t a n d a i a t a u dilambangkan adaah sesuatu yang berada di luar bahasa, atau yang
lazim disebut sebagai referent/ acuan / hal yang ditunjuk.Jadi, Ilmu Semantik adalah ilmu
yang mempelajari hubungan antara tanda-tanda linguistik dengan hal -hal
yangditandainya.Ilmu tentang makna atau arti.Pandangan yang bermacam-macam dari para
ahli mejadikan para ahli memiliki perbedaan dalam mengartikan semantik.Pengertian
semantik yang berbeda-beda tersebut justru diharapkan dapat mngembangkan disiplin ilmu
linguistik yang amat luas cakupannya.

1. Charles Morrist
Mengemukakan bahwa semantik menelaah “hubungan-hubungan tanda-tanda dengan
objek-objek yang merupakan wadah penerapan tanda-tanda tersebut”.

2. J.W.M Verhaar; 1981:9


Mengemukakan bahwa semantik (inggris: semantics) berarti teori makna atau teori
arti, yakni cabang sistematik bahasa yang menyelidiki makna atau arti.
3. Lehrer; 1974: 1
Semantik adalah studi tentang makna. Bagi Lehrer, semantik merupakan bidang
kajian yang sangat luas, karena turut menyinggung aspek-aspek struktur dan fungsi bahasa
sehingga dapat dihubungkan dengan psikologi, filsafat dan antropologi.
4. Kambartel (dalam Bauerk, 1979: 195)
Semantik mengasumsikan bahwa bahasa terdiri dari struktur yang menampakan
makna apabila dihubungkan dengan objek dalam pengalaman dunia manusia.
5. Ensiklopedia britanika (Encyclopedia Britanica, vol.20, 1996: 313)
Semantik adalah studi tentang hubungan antara suatu pembeda linguistik dengan
hubungan proses mental atau simbol dalam aktifitas bicara.
6. Dr. Mansoer pateda
Semantik adalah subdisiplin linguistik yang membicarakan makna.

7. Karlz ( 1971 )
Semantik merupakan sub. Bidang linguistik yang mempelajari tentang makna bahasa.
8. Kridalaksana
semantik adalah struktur bahasa yang berhubungan dengan makna ungkapan dan juga
struktur makna.

B. CAKUPAN SEMANTIK
Semantik dapat menampilkan sesuatu yang abstrak, dan apa yang ditampilkan oleh
semantik sekadar membayangkan kehidupan mental pemakai bahasa. Kehidupan mental
pemakai bahasa, sangatlah luas yang mempengaruhinya karena pemakai bahasa dapat
ditinjau dari dua sisi kehidupannya, yaitu hidup sebagai makhluk individu maupun hidup
sebagai makhluk sosial di dalam masyarakat.Dengan hidup bermasyarakat pemakai bahasa
terus berkembang dengan demikian tidaklah mengherankan bila kehidupan mental, isi
mental, penampilan mental bahasa berkembang pula.

Semantik berhubungan erat dengan kehidupan sosial yang selanjutnya dapat dikaji
dalam kaitan hubungan antara semantik dengan sosiologi, semantik juga mempunyai
hubungan yang tidak lepas pentingnya dalam perkembangan ilmu bahasa secara khusus
maupun perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya. Dapat dilihat bagaimana hubungan
semantik dengan ilmu filsafat, dalam rangka mengkaji makna berdasarkan filosofisnya;
semantik dengan ilmu antropologi, dalam kaitan mengkaji makna bahasa dalam unsur-unsur
budaya; semantik dengan psikologi, dalam rangka kajian makna bahasa yang dikaitkan
dengan situasi kejiwaan manusia pemakai bahasa; dan semantik dengan linguistik sebagai
ilmu induknya, serta tidak menuntut kemungkitan semantik dapat berhubungan dengan ilmu-
ilmu pengetahuan lainnya dalam rangka menemukan makna-makna bahasa dalam setiap
bidang kehidupan.
1.2 PERBEDAAN SEMANTIK DENGAN BIDANG LINGUISTIK LAINNYA

1) semantik dengan fonologi


Fonologi membahas tentang bunyi.Jadi hubungan semantik dengan fonologi yaitu
dimana membahas tentang perbedaan bentuk maka berbeda pula maknanya.

2) semantik dengan morfologi


Morfologi yaitu cabang ilmu bahasa yang membahas tentang kata.Contohnya: 1. Exis
Eksis, 2. EXSIS EKSIS. Dari contoh no 2 secara bahasa itu salah, tetapi secara sastranya
itu benar. Perbedaan bahasa dengan sastra yaitu, bahasa berdasarkan proses sedangkan sastra
berdasarkan historis atau sejarah. Jadi, hubungan semantik dengan morfologi yaitu dimana
kata tersebut mempunyai makna tersendiri.

3) semantik dengan sintaksis


Sintaksis yaitu ilmu bahasa yang membahas tentang susunan kata dan kalimat.

Contohnya:

1. Anjing makan tulang

2. Tulang makan Anjing

Berdasarkan contoh diatas secara sintaksis benar, tetapi secara semantik memiliki makna
yang berbeda.

Jadi hubungan semantik dengan sintaksis yaitu, apabila susunan kata dan kalimatnya berbeda
maka maknanyapun juga berbeda.

4) semantik dengan pragmatik


Pragmatik yaitu kata yang tidak sebenarnya tetapi mengandung arti. Pragmatik lebih
menuju ke ujaran

seseorang. Prinsip pragmatik yaitu bahasa tidak ada yang salah, tetapi kita mencari kesalahan
yang berbahasa atau pengguna bahasa tersebut. Tujuan pragmatik adalah supaya lawan bicara
kita tidak tersinggung dengan ucapan sang penutur.

5) semantik dengan sosiolinguistik


Hubungannya adalah bahasa yang dipengaruhi berdasarkan lingkungan sekitarnya.

6) semantik dengan Psikolinguistik


Hubungannya adalah fisik seseorang mempengaruhi bahasa, jadi apa bila seseorang
tersebut fisik atau kejiwaan seorang penutur tidak baik, maka bahasanya pun tidak baik
sehingga apa yang akan diucapkan pun tidak tersampaikan maknanya.

7) Hubungan semantik dengan retorika


Hubungannya yaitu berbicara dan tidak berbicara termasuk berbahasa.

8) Hubungan semantik dengan wacana


Hubungannya yaitu apabila di dalam teks wacana ada satu teks yang hilang maka
makna teks tersebut.

maknanya akan berbeda.

9) semantik dengan stilistika


Secara konsep stilistika seperti bola, dari awal kembali ke awal.Maksudnya yaitu
tidak boleh membenarkan dan tidak boleh menyalahkan.Kita harus mengkajinya terlebih
dahulu secara sastra yang berdasarkan pandangan linguistik supaya tidak terjadi
penyimpangan makna.

Makna stilistik juga berhubungan dengan pemakaian bahasa yang menimbulkan efek
terutama kepada pembaca.Makna stilistik lebih dirasakan di dalam sebuah karya sastra.
Sebuah karya sastra akan mendapat tempat tersendiri bagi kita karena kata yang digunakan
mengandung makna stalistika. Makna stalistika lebih banyak ditampilkan melalui gaya
bahasa.
1.3 MAKNA DAN PERMASALAHANNYA

A. KONSEP MAKNA

Kajian makna kata dalam suatu bahasa tertentu menurut sistem penggolongan
semantik adalah cabang linguistik yang bertugas semata-mata untuk meneliti makna kata,
sebagaimana asal mulanya, bahkan bagaimana perkembangannya, dan apa sebab-sebabnya
terjadi perubahan makna dalam sejarah bahasa. Banyak bidang ilmu lain yang mempunyai
sangkut-paut dengan semantik, oleh sebab itu makna memegang peranan tergantung dalam
pemakaian bahasa sebagai alat untuk penyampaian pengalaman jiwa, pikiran dan maksud
dalam masyarakat. Bidang semantik terbatas pada usaha memperhatikan dan mengkaji proses
transposisi makna kata dalam pemakaian bahasa.

Dari pendekatan Linguistik sendiri makna di interpretasikan sebagai sesuatu yang masih
ambigu,sehingga dicarilah dalamkamus linguistikyang dijabarkan menjadi:

A. Maksud pembicara
B. Pengaruh penerapan bahasa dalam pemakaian persepsi
C. Hubungan dalam arti kesepadanan
D. Cara menggunakan lambang Bahasa

Menurut Chaer (1994), makna dapat dibedakan berdasarkan beberapa kriteria dan sudut
pandang. Berdasarkan jenis semantiknya, dapat dibedakan antara makna leksikal dan makna
gramatikal, berdasarkan ada atau tidaknya referen pada sebuah kata atau leksem dapat
dibedakan adanya makna referensial dan makna nonreferensial, berdasarkan ada tidaknya
nilai rasa pada sebuah kata/leksem dapat dibedakan adanya makna denotatif dan makna
konotatif, berdasarkan ketepatan maknanya dikenal makna kata dan makna istilah atau makna
umum dan makna khusus. Lalu berdasarkan kriteri lain atau sudut pandang lain dapat
disebutkan adanya makna-makna asosiatif, kolokatif, reflektif, idiomatik dan sebagainya.

B. PERMASALAHAN SEMANTIK

Konsep makna bersifat fleksibel, maka dalam pemakaian bahasa, sering timbul berbagai
macam masalah bahasa seperti pengungkapan bahasa yang secara tidak disadari
menimbulkan banyak sekali makna.

Contoh :

makna kata "Kaki".

Kita dapat memahami bahwa refevan kata kaki adalah kaki anggota tubuh manusia (juga
binatang), tetapi bagaimana dengan kata kaki pada bentuk kaki gunung, atau kaki meja?
Menurut Verhaar, referen kata kaki tetap kaki sebagai anggota tubuh manusia dan bukan pada
suatu yang lain seperti kaki gunung dan kaki meja. Pada bentuk kaki gunung dan kaki meja,
kata kaki digunakan atau dipakai untuk merujuk pada suatu yang lain secara metaforis
(perbandingan).
BAB III

PENUTUP

2.1 KESIMPULAN

Semantik adalah bidang linguistik yang mempelajari tentang tanda-tanda linguistik


dengan hal-hal yang ditandainya. kata semantik dapat diartikan sebagai ilmu tentang makna
atau tentang arti, yaitu salah satu dari tiga tataran analisis bahasa: fonologi, gramatika, dan
semantik.
Kajian semantik pada dasarnya ada dua, yaitu :

1. Makna Bahasa yang dipengaruhi ole konteks luar bahasa, benda dan peristiwa yang
ada diluar bahas
2. Kajian makna bahasa ditentukan oleh konteks bahasa, yakni oleh aturan kebahasaan
suatu bahasa
Perbedaan semantik dan ilmu linguistik lainnya terdapat pada tataran Fonologi,Morfologi,
Sintaksis, pragmatik,Sosiolinguistik,Wacana, dan Stilistika.

Dari pendekatan Linguistik sendiri makna di interpretasikan sebagai sesuatu yang masih
ambigu,sehingga dicarilah dalamkamus linguistikyang dijabarkan menjadi:

A. Maksud pembicara
B. Pengaruh penerapan bahasa dalam pemakaian persepsi
C. Hubungan dalam arti kesepadanan
D. Cara menggunakan lambang Bahasa

makna bersifat fleksibel, maka dalam pemakaian bahasa, sering timbul berbagai macam
masalah bahasa seperti pengungkapan bahasa yang secara tidak disadari menimbulkan
banyak sekali makna.

2.2 SARAN

Kita sebagai penutur bahasa, seharusnya lebih mengerti tentang apa yang di tuturkan
sehingga makna yang terkandung dalam pembicaraan kita dapat memperlancar proses
komunikasi.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.m.wikipedia.org

ika.rahayu.blogspot.com/2010

https://begawanabiyasa.wordpress.com

Anda mungkin juga menyukai