Anda di halaman 1dari 8

TUGAS INDIVIDU

“KEGAWATDARURATAN UMUM”
“KONSEP PENGELOLAAN SUMBATAN JALAN NAFAS”

Dosen Pengampu :
Hj. Erni Setiawati, SST, M.Pd

Disusun Oleh :

Dwi Lestari (P07124217137)

D IV semester V

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN AKADEMIK
2019
A. Pengertian Pengelolaan Jalan Napas (Airway Management)
Pengelolaan jalan napas (airway management) adalah tindakan yang
dilakukan untuk membebaskan jalan napas dengan tetap memperhatikan
kontrol servikal.

B. Tujuan
Membebaskan jalan nafas untuk menjamin pertukaran udara secara
normal.

C. Gejala obstruksi Airway


1. Sesak
a. Mengeluh sesak ( pasien sadar)
b. Takipnea
c. Retraksi ( suprasternal,infrasternal, antar iga )
2. Pernafasan berbunyi
a. Gurgling (bunyi kumur-kumur) àCairan
b. Snoring (mengorok) àLidah
3. Sumbatan anatomis (Stridor) :
a. Trauma àEdema laring pada : luka bakar dan Fraktur laring
b. Non Trauma à Benda asing dan difteri

D. Pemeriksaan sumbatan jalan nafas di daerah mulut dengan menggunakan


teknik cross finger
Tanda-tanda adanya sumbatan (ditandai adanya suara nafas tambahan) :
1. Mendengkur (snoring), berasal dari sumbatan pangkal lidah. Cara mengatasi
: chin lift, jaw thrust, pemasangan pipa orofaring/nasofaring, pemasangan
pipa endotrakeal.
2. Berkumur (gargling), penyebab : ada cairan di daerah hipofaring. Cara
mengatasi : finger sweep, pengisapan/suction.
3. Stridor (crowing), sumbatan di plika vokalis. Cara mengatasi : cricotirotomi,
trakeostomi.
Cara menilai pernafasan :
Pemeriksaan Jalan Napas :
L : Look/Lihat gerakan nafas atau pengembangan dada, adanya retraksi sela
iga, warna mukosa/kulit dan kesadaran
L : Listen/Dengar aliran udara pernafasan
F : Feel/Rasakan adanya aliran udara pernafasan dengan menggunakan pipi
penolong

AIRWAY : Obstruksi Parsial

Lidah jatuh ke belakang : mengorok

E. Cara pemeriksaan Look-Listen-Feel (LLF) dilakukan secara simultan


Cara ini dilakukan untuk memeriksa jalan nafas dan pernafasan
Tindakan : Membuka jalan nafas dengan proteksi cervikal
1. Chin Lift maneuver (tindakan mengangkat dagu)
2. Jaw thrust maneuver (tindakan mengangkat sudut rahang bawah)
3. Head Tilt maneuver (tindakan menekan dahi)
Head-tilt

Neck lift

Chin lift

Keterangan :
1. Head-tilt, juga untuk pasien trauma
2. Chin lift, juga untuk pasien trauma
3. Neck lift, tidak boleh dilakukan sama sekali.
a. JAW THRUST
Cara ini sebagai pilihan terakhir jika cara lain tidak berhasil. Untuk
orang awam tidak dianjurkan.
Untuk memeriksa jalan nafas terutama di daerah mulut, dapat
dilakukan teknik Cross Finger yaitu dengan menggunakan ibu jari dan jari
telunjuk yang disilangkan dan menekan gigi atas dan bawah.
Bila jalan nafas tersumbat karena adanya benda asing dalam rongga
mulut dilakukan pembersihan manual dengan sapuan jari.
Kegagalan membuka nafas dengan cara ini perlu dipikirkan hal lain
yaitu adanya sumbatan jalan nafas di daerah faring atau adanya henti nafas
(apnea).
Bila hal ini terjadi pada penderita tidak sadar, lakukan peniupan udara
melalui mulut, bila dada tidak mengembang, maka kemungkinan ada
sumbatan pada jalan nafas dan dilakukan maneuver Heimlich.
b. Bersihkan jalan nafas
1) Tekhnik Cross Finger & Finger Sweap
(Soft)
Caranya :
a. Suction saat tarik (<15 dtk)
b. (+) Masuk jauh ke dalam
c. (-) Tergigit / terlipat
d. (X) Fraktur basis cranii

Rigid
 (+) Kuat, hisap sisa mkn
 (-) Risk of trauma

(Rigid)
Caranya :
a. (+) Kuat, hisap sisa mkn
b. (-) Risk of trauma

F. AIRWAY : Obstruksi Parsial


Jalan Nafas Sementara :
1. Oropharingeal airway ( “OPA” )
(Korban tidak sadar, Mempermudah suctioning, agar ett tidak tergigit )
2. Nasopharingeal airway (NPA)
(Korban sadar tdk dianjurkan pada fraktur basis cranii)

AIRWAY : Obstruksi Parsial

Oro-pharingeal
Naso-pharingeal

AIRWAY : Obstruksi Parsial


Ukur panjang

Oro-faringeal

Anak sebaiknya cara lain

Putar kembali ke gambar pertama


Pemasangan OPA Pada Bayi

Anda mungkin juga menyukai