Anda di halaman 1dari 4

2.

3 Pekerjaan pada Struktur Tangga

Metode pelaksanaan pekerjaan struktur tangga di antaranya sebagai berikut:

1. Pemasangan perancah

2. Pemasangan bekisting bordes dan badan tangga

3. Pemasangan tulangan bordes dan badan tangga


4. Pemasangan trap anak tangga

5. Pengecoran bordes dan badan tangga

6. Pekerjaan railing tangga

2.5 Resiko Kecelakaan yang mungkin Terjadi

Tangga adalah sumber mayor dari cidera dan fatal diantara pekerja konstruksi.
OSHA memperkirakan bahwa terdapat 24.882 cidera dan sebanyak 36 fatal per tahun
oleh karena jatuh dari penggunaan tangga di konstruksi. Hampir dari setengah cidera
adalah cukup serius sehingga membutuhkan waktu berhenti kerja sebanyak
11.570 cidera kehilangan hari kerja dan 13.312 cidera tanpa kehilangan hari kerja yang
terjadi dalam setahun akibat jatuh dari tangga yang digunakan di konstruksi. Data ini
menunjukkan bahwa bekerja dengan dan di sekitar tangga adalah berbahaya.
(https://shefocus.wordpress.com/2013/06/03/tangga-ladder/)

Resiko kecelakaan yang mungkin terjadi pada saat pelaksanaan pekerjaan tangga
antara lain:

a. Terpeleset saat memasang bekisting tangga.


b. Terpeleset saat memasang pembesian tangga.
c. Tertusuk besi yang ada di permukaan/ujung besi mencuat (minor accident).
d. Kejatuhan bahan (safety deck) dari atas (mayor accident).
e. Perancah yang tidak kuat bisa ambrol (perancah ambruk).
f. Terjatuh atau terpeleset dari lantai atas (luka berat).
g. Mata terkena cipratan beton cor yang panas (luka ringan).
h. Tertusuk paku pengerjaan bekisting.
i. Tergores tulangan.
j. Kepala terbentur plat atas.
k. Terjatuh pada perancah pada saat melaksanakan pekerjaan tangga.

2.6 Kendala/Kesulitan K3 selama Pekerjaan Struktur Tangga

Pada saat pekerjaan konstruksi pasti ada kendala dalam pelaksanaannya, begitu
pula dalam pelaksanaan pekerjaan tangga dikarenakan pada tangga merupakan struktur
miring dan dalam pengerjaannya memerlukan kehati-hatian. Berikut kendala/kesulitan
K3 selama pekerjaan struktur tangga antara lain:

a. Diperlukan kehati-hatian pada saat pengangkutan tulangan dari bawah menuju


lantai-lantai atas.
b. Sebelum memulai pekerjaan bekisting bordes tangga, perlu diperhatikan elevasi/
ketinggian dari lantai di bawahnya sehingga diketahui kombinasi alat yang
diperlukan, apakah menggunakan perancah kayu saja atau dengan scaffolding.
c. Pada saat pemasangan bekisting dapat terjadi kemungkinan bekisting akan jatuh
karena bagian tangga merupakan shaft (lubang).
d. Pada saat memasang tulangan, ada kelebihan (tidak sesuai) dikarenakan pada
perencanaan kurang tepat dan teliti.
e. Pada saat memasang tulangan ada kesulitan karena permukaan yang miring, bisa
menyebabkan pekerja terjatuh.
f. Pada saat pelaksaan pekerjaan pengecoran terkendala dengan menunggu antrian
penggunaan Tower Crane, dikarenakan padatnya aktifitas pengangkutan material
menggunakan Tower Crane pada saat itu.
g. Kesulitan pada saat melepas bekisting setelah pengecoran dikarenakan bekesting
yang menempel/terkait satu sama lain.

Anda mungkin juga menyukai