Dalam upaya menjelaskan bagaimana suatu informasi (pesan pengajaran) diterima, desandi,
disimpan,dan dimunculkan kembali dari ingatan serta dimanfaatkan jika diperlukan,telah
dikembangkan sejumlah teori dan model pemerasan informasi oleh para pakar seperti Biehler dan
snowman (1986); Baine (1986); dan Tennyson ( 1989) . Teori-teori tersebut umumnya berpijak pada
tiga amsumsi yaitu: (Budiningsih,1992)
a.bahwa antara stimulus dan respon terdapat suatu seri tahapan pemrosesan informasi di mana
pada masing-masing tahapan dibutuhkan sejumlah waktu tertentu.
b. Stimulus yang diproses melalui tahap-tahap tadi akan mengalami perubahan bentuk ataupun
isinya.
Dari ketiga asumsi tersebut,dikembangkan teori tentang komponenn struktur dan pengatur alur
pemrosesan informasi (proses control). Komponen perbatasan informasi menjadi tiga berdasarkan
perbedaan fungsi, kapasitas, bentuk informasi, serta proses terjadinya “lupa” . Ketiga komponen
adalah :
Persoalan “lupa” pada tahapan ini disebabkan oleh kesulitan atau kegagalan
memunculkan kembali . DiKemukakan oleh Howard bahwa informasi yang disimpan
dalam LTM dalam bentuk prototipe, yaitu suatu struktur representasi pengetahuan yang
telah dimiliki yang berfungsi sebagai kerangka untuk mengkaitkan pendahuluan.
Tennyson mengungkapkan bahwa proses penyimpanan informasi merupakan proses
mang asimilasi kan pengetahuan baru pada pengetahuan yang telah dimiliki yang
slanjutnya menjadi pengetahuan dasar.
Ausebel mengemukakan bahwa perolehan pengetahuan baru merupakan fungsi struktur
kognitif yang telah dimiliki individu. Religiuth dan Stein mengatakan bahwa pengetahuan
ditata di dalam struktur kognitif secara hirarkis. Ini berarti pengetahuan yang lebih
umum dan abstrak yang diperoleh lebih dulu oleh individu dapat mempermudah
perolehan pengetahuan baru yang lebih rinci. Implikasi nya di dalam pembelajaran,
semakin baik cara penataan pengetahuan sebagai dasar pengetahuan yang datang
kemudian, semakin mudah pengetahuan tersebut telusuri dan dimunculkan pada saat
diperlukan.
Religiuth, bunderson dan Memil mengembangkan suatu strategi penataan isi atau materi
pembelajaran yang berurusan dengan empat bidang masalahnya yaitu:
Pemilihan
Penataan urutan
Rangkuman
Sintesis
Menurut mereka,:
a. Jika mata pelajaran ditata dengan menggunakan urutan dari umum ke rinci, maka isi atau
materi pelajaran pada tingkat umum akan menjadi kerangka untuk memainkan isi isi yang
lebih rinci. Hal ini sesuai dengan struktur representasi informasi dalam LTM, sehingga akan
mempermudah proses penelusuran kembali informasi.
b. Jika rangkuman diintegrasikan ke dalam strategi penataan isi atau materi pelajaran, maka
akan berfungsi menunjukkan kepada siswa informasi mana yang perlu diberi perhatian di
samping menghemat kapasitas WM.
Ada tujuh komponen strategi teori elaborasii yang dikembangkan oleh Reigeluth dan stein yang
berpijak pada kajian tentang teori pemrosesan informasi (Degeng,1998):
1. Urutan elaboratif
2. Urutan prasyarat belajar
3. Rangkuman
4. Sintesis
5. Analogi
6. Pengaktif strategi kognitif
7. Kontrol belajar
pengorganisasian isi atau materi pelajaran dengan model elaborasi dilihat kesesuaian
nya dengan psikologi kognitif ( struktur kognitif) dan pemrosesan informasi dapat dilihat
sebagai berikut:
a. urutan elaboratif dari umum kerinci sesuai dengan karakteristik skema dalam
ingatan manusia yang tersusun secara hirarkis
b. Epitome sebagai kerangka isi pelajaran sejalan dengan skema yang berfungsi untuk
mengintegrasikan kontruksi kontruksi ke dalam suatu unit konseptual. Pengajian
epitome pada awal pelajaran juga sesuai dengan fungsi skema sebagai kerangka
untuk mengkaitkan informasi-informasi yang lebih rinci.
c. Jenis-jenis hubungan antara dispesifikasi dalam model elaborasi sesuai dengan
representasi struktur pengetahuan dalam ingatan.
Proses pengolahan informasi dalam ingatan dimulai dari proses penyandian informasi,
diikuti dengan penyimpanan informasi, dan diakhiri dengan mengungkapkan kembali
informasi yang telah disimpan dalam ingatan.ingatkan terdiri dari struktur informasi
yang ter organisasi dan proses penelusuran bergerak secara hirarkis, mari informasi
yang paling umum dan inklusif ke informasi yang paling umum dan rinci, sampai
informasi yang diinginkan diperoleh.