Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

PEMBELAJARAN SENI RUPA DI SD


DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH KAPITA
SELEKTA PEMBELAJARAN

DOSEN PENGAMPU :
Dr. DARMIYATI, M.Pd
ARI HIDAYAT, M.Pd

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 5
4. YUSUF FADHILLAH 1610125110076
13. MURTAJIAH 1610125120041
21. NURUL HIKMAH 1610125120050
27. RAJABIATUL ROMIZAH 1610125120055
38. ST. RAHMIDA 1610125120066
54 ALDA HERLIANA 1610125320007

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
BANJARMASIN
2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita haturkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunianya sehingga makalah yang membahas tentang
“Pembelajaran Seni Rupa Di Sd” dapat terselesaikan dengan baik dan lancar.
Terima kasih kami ucapkan sedalam-dalamnya kepada ibu Dr. Darmiyati, M.Pd
dan Bapak Ari Hidayat, M.Pd selaku dosen pengampu yang telah memberikan
arahan serta membimbing kami dalam menyusun makalah ini sehingga terbentuk
sebagaimana mestinya. Terima kasih pula kami ucapakan kepada teman-teman
serta semua pihak yang telah membantu baik berupa waktu, pikiran, tenaga, dan
dukungannya dalam pembuatan makalah ini sehingga dapat terselesaikan dengan
baik.Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca terutama
dalam meningkatkan ilmu pengetahuan. Terlepas dari itu kami juga menyadari
bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, pasti terdapat kesalahan dan
kekurangan di dalamnya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritikan dan
saran dari para pembaca demi kemajuan makalah ini.

Banjarmasin, 16 September 2019

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3
A. Konsep Pendidikan Seni di SD .................................................................... 3
B. Fungsi , Tugas, Pendekatan Pendidikan Seni di SD .................................... 7
C. Kompetensi dan Pendidikan Seni Rupa di SD ........................................... 11
D. Karakteristik, Bentuk dan Pengembangan Kreativitas Seni Rupa di SD ... 14
E. Penilaian Seni Rupa di SD ......................................................................... 21
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 28
A. Kesimpulan ................................................................................................ 28
B. Saran ........................................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 29

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seni rupa adalah salah satu cabang kesenian,seni rupa merupakan
ungkapan gagasan dan perasaan manusia yang diwujudkan melalui
pengolahan media dan penataan elemen serta prinsip-prinsip desain.
Seni rupa merupakan realisasi imajinasi yang tanpa batas dan tidak ada
batasan dalam berkarya seni. Sehingga dalam berkarya seni tidak akan
kehabisan ide dan imajinasi. Dalam seni rupa murni, karya yang tercipta
merupakan bentuk dua dimensi dan tiga dimensi. Sehingga objek yang
dibuat merupakan hasil dari satu atau lebih dari media yang ada.
Dalam berkarya seni, tidak pernah ada kata salah dan juga tidak ada
yang mengatakan salah pada karya yang telah diciptakan. Namun demikian,
di dalam proses berkarya seni, karena dalam hal ini adalah proses belajar,
maka harus dilakukan dengan cara yang benar, sesuai dengan tujuan dari
pembelajaran.
Oleh sebab itu, untuk dapat melaksanakan pendidikan seni rupa di SD
sesuai peranannya, mahasiswa sebagai calon guru harus memiliki
pemahaman mengenai Seni Rupa di SD. Agar nantinya saat menjadi guru
di sekolah dasar guru dapat menumbuhkan daya apresiasi, kreatifitas,
kognisi serta mengembangkan kemampuan berpikir. Adapun bagi peserta
didik yang berbakat, pendidikan kesenian juga dapat membentuk
keterampilan vokasional. Dengan demikian pendidikan kesenian
merupakan pendidikan ekspresi kreatif yang dapat mengembangkan
kepekaan apresiasi, estetik dan membentuk kepribadian manusia seutuhnya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep pendidikan seni di SD ?
2. Bagaimana fungsi tugas, pendekatan seni di SD ?
3. Bagaimana kompetensi dan pendidikan Seni Rupa di SD ?

1
4. Bagaimana karakteristik, bentuk dan pengembangan kreativitas Seni
Rupa di SD ?
5. Bagaimana penilaian Seni Rupa di SD ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui konsep pendidikan seni di SD
2. Untuk mengetahui fungsi tugas, pendekatan seni di SD
3. Untuk mengetahui kompetensi dan pendidikan Seni Rupa di SD
4. Untuk mengetahui karakteristik, bentuk dan pengembangan
kreativitas Seni Rupa di SD
5. Untuk mengetahui penilaian Seni Rupa di SD

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Pendidikan Seni di SD


Pendidikan seni di SD secara konseptual didasarkan pada sifat seni
dalam pendidikan, peranan pendidikan seni dalam pembentukan pribadi
siswa, peranan pendidikan seni untuk mengembangkan potensi dalam
berkesenian dan ruang lingkup materi seni yang diajarkannya. Dasar
konseptual tersebut dapat dijelaskan berikut ini.
Pertama, sifat seni dalam bidang pendidikan yaitu: multilingual,
multidimensional dan multikultur. Multilingual berarti seni bertujuan
mengembangkan kemampuan mengekspresikan diri melalui bahasa rupa,
bunyi, gerak dan perpaduannya. Multidimensional berarti seni berperan
untuk mengembangkan kompetensi dasar siswa yang mencakup: persepsi,
pengetahuan, pemahaman, analisa, evaluasi, aperesiasi, dan produktivitas
dengan memadukan unsur logika, etika serta estetika. Multikultur berarti
seni bertujuan menumbuhkembangkan kesadaran dan kemampuan
berapresiasi terhadap keragaman budaya lokal dan global sebagai
pembentuk sikap menghargai, toteransi, demokratis, beradab dan hidup
rukun dalam masyarakat berbudaya majemuk.
Kedua, peran seni dalam pembentukan pribadi siswa dimaksudkan
adalah adanya keharmonisan dalam aspek logika, rasa estetis dan artistik
serta etika. Pembentukan kemampuan seni tersebut hendaknya dengan
memperhatikan kebutuhan dan perkembangananak untuk mencapai: (a)
kecerdasan emosional (EQ); (b) kecerdasan intelektual (IQ); (c)
kemampuan kreativitas (CQ); dan (d) kecerdasan spiritual/moral.
Meskipun dalam pendidikan seni lebih menekankan pada aktivitas
berkarya seni namun didukung kemampuan kecerdasan dan kreativitas
siswa sangatlah diperlukan. Kecerdasan merupakan suatu kecakapan untuk
melaksanakan kegiatan yang ditandai oleh kemampuan memecahkan
permasalahan yang mengandung aspek: kesukaran, kekomplekan,

3
keabstrakan, ekonomis atau efisien, penyesuaian kearah tujuan,
mempunyai nilai sosial dan keaslian .
Kecerdasan emosional merupakan kemampuan individu untuk
mengenali emosi diri sendiri dan emosi orang lain, dan mengelola emosi
dengan baik pada diri sendiri dan hubungannya dengan orang lain. Bagi
anak SD kecerdasan emosional berkaitan dengan pemanfaatan perasaan
seperti gembira, kasih saying, kagum, tertarik, sedih, takut, takjub, dan
emosi lainnya untuk diekspresikan kedalam wujud karya senirupa. Oleh
karena itu pengembangan kecerdasan emosional diarahkan kepada
peningkatan seluruh aspek kecerdasan emosional siswa secara optimal
dengan memperhatikan kemampuan siswa dalam mengenali emosi diri dan
mengenali emosi orang lain. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu
diperhatikan prinsip-prinsip keterpaduan, kesinambungan, kebermaknaan,
keteladanan, keluwasan, dan kerjasama .
Kecerdasan intelektual merupakan kemampuan daya pikir, akal,
keterampilan sehingga siswa dapat melalukan sesuatu kegiatan atau
pekerjaan dengan cepat, tepat dan lancar. Kecerdasan intelektual yang
dimiliki siswa dapat digunakan untuk menyesuaikan diri dalam
lingkungannyadan dapat berkarya seni secara kreatif, cakap dalam bekerja.
Kemampuan kreativitas adalah daya cita yang diungkapkan siswa
secara bebas, spontanitas sesuai minta dan kemampuannya melalui media
senirupa. Sejalan dengan fungsi pendidikan seni sebagai media berekspresi
dan berkreasi, maka dalam implementasinya haruslah memperhatikan
karakteristik: (1) belajar dan bermain kreatif yang dapat dilatihkan yaitu
dengan peniruan, eksplorasi, pengujian (eksperimentation), dan
membangun (construction), (2) pendekatan aktivitas artistik yaitu kegiatan
berinteraksi dengan lingkungan yang dikaitkan dengan olah piker, olah
rasa dan olah estetis, sehingga akan diperoleh pengalaman seni; (3) belajar
aktif dalam bentuk keterpaduan paraktek berolah senirupa, seni musik dan
seni tari.

4
Kecerdasan spiritual atau moral merupakan suatu kecakapan untuk
melaksanakan kegiatan yang didasarkan pada prilaku ketaqwaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa dan morma yang berlaku di masyarakat serta
aturan untuk siswa. Melalui pembelajaran senirupa selain tujaan
utamannya untuk memberikan pengalaman berolah seni, hendaknya dapat
juga memberikan kemampuan berapretasi, menghargai karya sendiri,
karya seniman dan budaya bangsa. Dengan terbentuknya kepekaan
apresiasi akan dapat mencerminkan pribadi siswa dengan cita rasa seni
yang halus, lembut dan santun.
Ketiga, peranan seni untuk mengembangkan potensi pikir,
kreativitas, kepekaan rasa dan indrawi serta terampil dalam berkesenian,
pengembangan potensi tersebut dapat terwujud melalui interaksi antar
belajar dengan seni, belajar melalui seni dan belajar tentang seni. Belajar
dengan seni yang dimaksudkan adalah dimanfaatkannya “seni” dalam
berbagai bentuk pembelajaran, misalnya dalam kegiatan berolah seni,
bereksplorasi seni, membuat koleksi, objek rekreasi atau apresiasi, meniru
tatanan seni lainnya. Bentuk pemanfaatan belajar dengan seni dapat berupa
objek yang dipelajari siswa, bahan pembelajaran, media pendidikan,
sumber ide dalam berolah seni, objek apresiasi dan contoh tatanan teknik
seni. Belajar melalui seni dimaksudkan dapat bermanfaat langsung untuk
membina pengalaman dan kemampuan estetis, serta bermanfaat tidak
langsung yaitu untuk membentuk pribadi anak secara utuh dan seimbang.
Dalam hal ini keberadaan seni adalah sebagai alat atau media untuk
mencapai tujuan pendidikan. Belajar tentang seni yang dimaksudkan
adalah adanya pemahaman bahwa “seni” merupakan ilmu sumber
pengetahuan yang bermanfaat untuk dipejari dan dikembangkan siswa SD.
Kemampuan olah pikir, rasa dan keterampilan siswa dapat
ditumbuhkembangkan dengan belajar tentang seni.
Keempat, bidang-bidang seni seperti music, tari, drama, rupa sesuai
media memiliki karakteristik sendiri-sendiri dan berdasarkan pada kontek
keilmuan masing-masing. Dalam pembelajaran kesenian di SD

5
pengembangan bentuk aktivitas dan pembinaan untuk memberikan
tanggapan tentang seni dapat tertuang ide-ide, keterampilan berolah seni
dan berapresiasi seni sesuai pengalaman dan kemampuan pribadi anak.
Melalui aktivitas berolah seni tersebut juga dapat dikembangkan
kemampuan berkesplorasi (menggali) rasa seni, melakukan pengamatan
pada objek seni,mempelajari elemen/unsur seni, menerapkan aturan/norma
seni, teknik berkarya seni yang dikaitkan dengan nilai-nilai budaya serta
keindahan lungkungan masyarakat dan nusantara.
Konsep yang diterapkan dalam belajar kesenian di SD adalah
dengan lebih menekankan pada kegiatan menemukan fakta, gejala dan
konsep-konsep tertentu. Kebermaknaan dalam aktivitas pembelajaran
senirupa bagi anak SD hendaknya dapat mengakomodasi pendekatan
belajar baik secara induktif maupun secara deduktif. Belajar deduktif juga
harus tetap dikembangkan agar terjadi keseimbangan kompetensi fisik,
sensorik, motorik, emosional, perseptual, sosial dan kreativitas serta
apresiasi seni.
Dari uraian di atas menunjukkan bahwa secara konseptual
pendidikan seni di SD diarahkan pada perolehan atau kompetensi hasil
belajar yang beraspek pengetahuan, keterampilan dasar seni dan sikap
yang berkaitan dengan kemampuan kepekaan rasa seni-keindahan.
Indikasi adanya sikap keindahan ini adalah timbulnya kemauan dan
kemampuan aktif, kreatif anak untuk menghayati, menghargai,
menyenangi kegiatan belajar seni, menyenangi karya seni dan alam
lingkungan ciptaan Tuhan. Melalui kegiatan berolah senirupa tentunya
akan dapat membentuk sikap dan kemampuan kreatif anak.
Pendidikan seni rupa untuk anak SD adalah upaya pemberian
pengetahuan dan dasar kreatif senirupa dengan menerapkan konsep seni
sebagai alat pendidikan. Penerapan konsep seni tersebut tentunya dengan
menciptakan kondisi pembelajaran yang menarik, menyenangkan di dalam
suasana bermain kreatif. Sejalan dengan diterapkannya konsep seni
sebagai alat pendidikan di SD, maka dalam pengembangannya, didasarkan

6
pertimbangan tingkat kemampuan dan perkembangan seni anak usia SD
tersebut. Kesesuaian dalam pemberian pengalaman berolah senirupa bagi
anak akan berdampak positif bagi kebermaknaan pendidikan yang
diperolehnya.

B. Fungsi , Tugas, Pendekatan Pendidikan Seni di SD


Mata pelajaran pendidikan kesenian di SD memiliki fungsi dan
tujuan yang berkaitan untuk mengembangkan sikap toleransi, demokratis,
beradab dan hidup rukun dalam masyarakat majemuk dan memiliki
kemampuan intelektual, imajinatif dan ekspresi melalui seni,
mengembangkan kepekaan rasa asthetis, artistik, keterampilan dan
kreativitas serta menrapkan teknologi dalam berkarya serta dalam
menampilkan karya seni. Pengembangan sikap dalm berkesenian yang
diharapkan adalah munculnya pendirian atau motivasi anak dalam
mengikuti pelajaran seni baik yang lahir dari stimunus nuraninya sendiri
maupun pengaruh yang datang dari pihak luar atau kelompok sosial.
Adapun bakat atau pembawaan, kemampuan intelegensi, emosi, perasaan ,
skill, pribadi atau jiwa seni merupakan faktor yang cukup dominan dan
berpengaruh pada sikap senang, suka, tertarik, gemar, cekatan, kreatif atau
sikap yang sebaliknya. Dalam perkembangan pendidikan seni
menunjukkan bahwa fungsi seni dari waktu ke waktu mengalami
perubahan tertentu yang didasarkan pada (1) konsep seni yang dikaitkan
dengan aspek ekspresi estetis-estetik, dan (2) kegiatan seni hubungannya
dengan tujuan pendidikan. Diterapkannya konsep seni sebagai alat
pendidikan di SD diarahkan pada pembentukan sikap dan kemampuan dan
kompetensi kreatif dalam keseimbangan kompetensi intelektual,
sensibilitas, rasional dan irasional serta kepekaan emosi. Disebut dalam
UU.NO 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas bahwa tujuan pendidikan anak
usia dini adalah untuk mengembangkan seluruh potensi anak secara
optimal agar terbentuk perilaku dan kemampuan dasar sesuai dengan
tingkat perkembangannya.

7
Sejalan dengan fungsi dan tujuan pendidikan anak tersebut, maka
untuk pengembangan kegiatan senirupa di SD hendaknya dapat
difungsikan untuk membina keterampilan dan kemampuan anak dalam
berinteraksi dengan lingkungan, dan sebagai sarana untuk memperoleh
pengalaman visual estetis berolah senirupa. Pembelajaran seni rupa dalam
bentuk kegiatan kreatif yang menyenangkan juga difungsikan untuk
memberikan dasar-dasar pengalaman edukatif.
Berdasarkan uraian diatas menunjukkan bahwa senirupa meiliki
fungsi didik dalam pendidikan di SD. Fungsi didik tersebut adalah sebagai
berikut ini.
(1) Sebagai media ekspresi, yaitu mengungkapkan keinginan, perasaan,
pikiran melalui berbagai bentuk aktivitas seni secara kreatif yang
dapat menimbulkan kesenangan, kegembiraan dan kepuasan anak.
(2) Sebagai media komunikasi, yaitu aktivitas berekspresi seni rupa bagi
anak untuk menyampaikan sesuatu atau berkomunikasi kepada orang
lain yang diwujudkan pada karyanya.
(3) Sebagai media bermain; maksudnya media yang dapat memberikan
kesenangan, kebebasan untuk megembangkan perasaan, kepuasan,
keinginan, keterampilan seperti pada saat bermain. Seni rupa sebagai
media bermain akan bermanfaat untuk memberikan hiburan yang
bernilai edukatif, karena melalui bermain itulah anak belajar.
(4) Sebagai media pengembangan bakat seni, hal ini didasarkan bahwa
semua anak punya potensi atau bakat yang harus diberikan
kesempatan sejak awal untuk dikembangkan melalui aktivitas
senirupa dan kerajinan tangan sesuai kemampuannya.
(5) sebagai media untuk mengembangkan kemampuan berpikir, yaitu
penyaluran daya nalar yang dimiliki anak untuk digunakan dalam
melakukan kegiatan berolah seni rupa. Dengan kecerdasan
(kecerdasan emosional) yang dimilikinya akan dapat digunakan untuk
melakukan aktivitas seni dengan cepat, lancar dan tepat serta mudah
untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya.

8
(6) Sebagai media untuk memperoleh pengalaman esthetis, dimana
melalui aktivitas penghayatan, apresiasi, ekspresi dan kreasi seni di
SD bisa memberikan pengalaman untuk menumbuhkan sensitivitas
keindahan dan nilai seni. Berolah senirupa adalah pengalaman esthetis
yang menarik bagi minat dan keinginan anak.
Fungsi didik seni rupa hakikatnya adalah sebagai sarana untuk
membentuk kepribadian (cipta, rasa, karsa) seacara utuh dan
bermakna, melalui kegiatan peraktek berolah senirupa sesuai dengan
potensi maupun kompetensi pribadinya dan kepekaan daya
apresiasinya.
Sejalan dengan fungsi dan tujuan pendidikan seni rupa
tersebut maka dalam pembinaan kemampuan berkarya senirupa akan
melupiti semua bentuk kegiatan tentang aktivitas fisik, pikir,
keterampilan, kreativitas dan cita rasa keindahan. Sesungguhan dalam
berolah senirupa tersebut akan terlihat dalam kegiatan berekspresi,
bereksplorasi, berkreasi dan berapresiasi. Pendidikan seni rupa di SD
umunya diwujudkan pada kegiatan berolah cipta senirupa dan
kerajinan tangan. Adapun pendekatan materi seni rupa dalam
pembelajaran di SD antara lain dapat dilakukan melalui belajar
tentang pengenalan elemen atau unsur seni, prinsip-prinsip seni atau
azas desain, proses dan teknik berkarya senirupa serta apresiasi sesuai
dengan nilai-nilai budaya serta keindahan yang relevan dengan
konteks sosial budaya masyarakat.
Selain itu dalam pendidikan senirupa hendaknya juga dapat
diciptakan suasana belajar yang, “Aktif Kreatif Efektif dan
Menyenangkan (PAKEM) Dalam penerapan PAKEM di SD
didasarkan pad pemahaman sebagai berikut ini. Aktif dalam proses
pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa
sehingga siswa aktif belajar, bertanya, menjawab, mengemukakan
gagasan, berkarya, berapresiasi dan lainnya. Kreatif adalah guru
menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi

9
berbagai tingkat kemampuan siswa. Menyenangkan, adalah suasana
kegiatan belajar mengajar yang dapat memusatkan perhatian siswa
secara penuh pada materi atau kegiatan belajar sehingga waktu curah
perhatiannya (time on task) tinggi. Sedangkan efektif yaitu dapat
menghasilkan produk belajar yang tinggi atau optimal.. Gambaran
penerapannya di SD yaitu: (1) siswa mengerjakan kegiatan belajar
yang beragam untuk mengembangkan keterampilan dan pemahaman
dengan pendekatan belajar sambil bekerja atau berbuat; (2) guru
menggunakan berbagai sumber belajar dan alat bantu belajar termasuk
pemanfaatan lingkungan supaya pembelajaran lebih menarik,
menyenangkan, dan efektif, (3) menata kelas dengan lebih baik seperti
memajang hasil kegiatan belajar, hasil akhir karya siswa, membuat
sudut baca lainnya; (4) menerapkan cara belajar secara bervariasi,
bersifat kerja sama dan teraktif (kooperatif dan interaktif) antar
sesama siswa atau kerja individual; (5) guru mendorong siswa untuk
memecahkan masalah, mengungkapkan pikirannya dan melibatkan
siswa untuk menciptakan lingkungan sekolah yang bermanfaat untuk
sumber belajar.
Secara bervariasi dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
guru hendaknya menggunakan strategi/pendekatan mengajar yang
dapat memadukan keaktifan siswa dalam belajar, baik secara fisik,
mental dan emosional. Keterpaduan secara konseptual adalah suatu
pendekatan belajar yang melibatkan beberapa mata pelajaran atau
sejumlah materi, konsep, aktivitas yang berhubungan untuk
memberikan pengalaman yang bermakna kepada anak Dasar
pertimbangannya adalah: (1) keseluruhan perkembangan anak SD
bersifat holistik; (2) anak usia SD dapat belajar dengan baik yaitu
melalui ketertiban aktif dengan sesame anak dan dengan seorang
dewasa; (3) memungkinkan pembelajaran lebih menarik dan
bermakna bagi siswa, mendotong kreativitas guru dalam mengajar,
memungkinkan anak mempelajari fakta-fakta dalam konteks yang

10
lebih nyata dan konkrit, (4) dapat memberikan kesempatan
membentuk berbagai keterampilan seperti menemukan, menilai,
memanfaatkan informasi dalam konteks yang bermakna, kerjasama
dan mandiri.
Dalam implementasi di SD, pendekatan keterpaduan ini antara
lain bertolak dari suatu topik atau tema yang dipilih atau dikembangkan
oleh guru bersama anak. Tujuannya agar konsep-konsep dan aspek dari
bidang studi terkait dijadikan alat dan wahana untuk mempelajari dan
menjelajahi topik atau tema tersebut. Sasaran integrasi atau keterpaduan
adalah materi (bahan belajar) dan penyampaian pemaknaan. Sedangkan
mengenai kegiatan belajarnya yaitu multi metode, kelompok,
individual, klasikal (penghayatan langsung).

C. Kompetensi dan Pendidikan Seni Rupa di SD


Kompetensi adalah suatu kemampuan yang dimiliki oleh seseorang
dalam bidang tertentu. Kompetensi dalam mata pelajaran kesenian (seni
rupa) secara herarkhis dimaksudkan untuk menopang pencapaian
kompetensi tamatan SD. Dalam hal ini kompetensi mata pelajaran
kesenian secara umum adalah:
1. Mampu mengekspresikan diri ide/gagasan melalui rupa, bunyi, geran,
dan peran sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan anak.
2. Mampu mengembangkan rasa seni dan kepekaan indrawi, kreativitas,
serta keterampilan dalam berkesenian.
3. Mampu mengembangkan potensi belajar interdisipliner dengan
pendekatan keterpaduan belajar melalui seni.
4. Mampu berapresiasi terhadap keragaman seni setempat, nusantara dan
mancanegara.
Secara khusus kompetensi dalam pembelajaran kesenian di SD adalah:
1. Mampu memadukan unsur estetika, logika yang meliputi pengetahuan,
pemahaman, persepsi, analisis, evaluasi, apresiasi, dan berproduksi
melalui bahasa rupa, bunyi, gerak, dan peran.

11
2. Memiliki kepekaan indrawi, perasaan estetis dan artistik melalui
pengalaman bereksplorasi, berekspresi, dan berkreasi untuk mendukung
kecerdasan emosional, intelektual, moral spiritual, dan adversitas sesuai
dengan kebutuhan maupun perkembangan anak.
3. Memiliki keterampilan dasar dan mampu berkreasi berdasarkan inspirasi
yang bersumber pada alam dan lingkungan sekitar anak dalam mengolah
medium seni.
4. Mampu menghargai karya sendiri dan karya orang lain serta keragaman
seni budaya setempat maupun nusantara.
5. Mampu mempergelarkan, menyajikan karya seni dan merancang
memamerkannya di kelas atau dilingkungan sekolah (Puskur Balitbang,
2002 dalam Djanali, 2007:140)
Aspek substansial dalam pembelajaran keterampilan seni rupa di SD
berdasarkan kompetensi yang dicapai adalah:
1. Kompetensi Ide Dasar Berolah Seni
Kompetensi yang diharapkan adalah kemampuan siswa dalam
menentukan, memilih ide/gagasan sesuai jenis materi seni yang
dipelajarinya. Adanya kontakdengan suasana dan obyek di lingkungan
akan melahirkan adanya ide dasar atau gagasan awal yang akan
diungkapkan ke dalam karya seni rupa/kerajinan tangan. Ide dasar dalam
hal ini dapat bersifat individual sebagai hasil kreasi yang orisinal dan bisa
juga dari hasil pengolahan, pungubahan, modifikasi, hasil
mencontoh/mengkopy karya yang sudah ada. Keterampilan seni rupa
berkenaan dengan kompetensi yang diharapkan dimiliki oleh seseorang
yaitu mengolah media ungkap dengan alat yang digunakan sewaktu
berkarya dan ketepatannya dalam mewujudkan gagasan ke dalam karya
seni (Kamaril, 1999 dalam Djanali, 2007:140).
2. Kompetensi Merancang Karya Seni
Kompetensi yang dimaksud di sini adalah kemampuan siswa dalam
membuat rancangan suatu karya seni rupa/kerajinan tangan dalam wujud
karya dua dimensi atau racangan dan model karya tiga dimensi.

12
Kemampuan ini didasarkan pada jenis karya yang dibuat, media seni
yang digunakan, dan teknik seni yang dipilih.
3. Kompetensi Membuat Karya Seni
Pada pembelajaran seni rupa di SD kompetensi membuat karya
seni dapat diwujudkan dalam bentuk tampilan karya dua dimensi dan tiga
dimensi. Beberapa kemampuan berkarya seni rupa adalah Menggambar,
Mencetak, Membentuk, Menganyam, Menghias atau Merangkai, dan
menyusun komposisi.
4. Kompetensi Menyajikan/Melaporkan Hasil Karya Seni
Kompetensi yang dimaksud di sini adalah kemampuan siswa dalam
mendiskripsikan atau menuturkan proses berkarya seni dengan
menggunakan bahasa lisan atau tertulis. Melaporkan di sini adalah
sebagai wujud pertanggungjawaban atau pemilihan ide atau gagasan
yang telah diwujudkan ke dalam bentuk suatu komposisi seni sesuai
pemilihan bahan, alat, langkah-langkah kerja, dan teknik pembuatannya.
Kelancaran mendiskripsikan proses berolah seni akan memberikan
indikasi adanya ketercapaian kompetensi yang diharapkan.
5. Menguji atau Mengapresiasi Hasil Karya Seni
Kompetensi yang dimaksud di sini adalah kemampuan siswa dalam
melakukan penikmatan atau tindak apresiasi terhadap hasil karya seni
rupa, seni musik, dan seni tari. Apresiasi karya seni rupa dapat dilakukan
mulai dari tahapan melihata atau mengamati wujud karya seni yang
dilanjutkan dengan menguji atau menilai karya seni yang diamatinya.
Indikasi adanya tindakapresiasi atau penikmatan keindahan/nilai seni
adalah adanya sikap puas, gembira, kagum, atau kesan sebaliknya.
Berdasarkan KBK SD, ada beberapa hal yang harus dipahami guru yaitu:
1. Kompetensi dasar, berupa: (a) Berekspresi seni rupa, (b) menggunakan
berbagai media/bahan yang ada dilingkungan sekitar sesuai materi, dan
(c) bereksplorasi yaitu aktivitas mencoba atau menjelajah dalam
berekspresi seni rupa.

13
2. Hasil belajar, berupa: (a) dapat menggambar, (b) dapat mewarnai
gambar/benda, dan (c) dapat menciptakan sesuatu dari berbagai media
senirupa.
3. Indikator, ada beberapa macam diantaranya yaitu menggambar,
mencetak, mewarnai, menciptakan bentuk, kolase, mozaik, menganyam,
membentuk dengan plastisin/tanah liat, melukis, dan sebagainya.

D. Karakteristik, Bentuk dan Pengembangan Kreativitas Seni Rupa di


SD
1. Karakteristik Ungkapan Kreatif Senirupa Anak Pada Anak Sekolah Dasar.
Memahami keberadaan anak dalam pendidikan seni, ada beberapa
yang perlu di perhatikan yaitu hakikat anak yang berada pada masa
perkembangan tertentu menuju kedewasaan, kebutuhan perkembangan
anak dan perkembangan jasmani, jiwa atau rohani yang terlihat pada
kecenderungan sikap, watak dan tingkah laku tertentu.
Dewobroto (dalam Gunadi, 2014: 19) mengemukakan bahwa
menggambar dalam dunia anak adalah media ungkap untuk merangsang
kreativitas dan melatih potensi jiwa dalam upaya pengembangan diri. Seni
rupa anak-anak umumnya menampilkan bentuk karya dengan ciri bebas,
unik dan kreatif, goresan spontanitas, ekspresif, sejalan dengan tipologi
(gaya gambar), periodisasi (masa) perkembangan menggambar dan kesan
ruang gambar yang di buatnya. Karya seni rupa anak SD dalam
menggambar suatu objek ia lakukan dengan begitu bebasnya baik itu
bentuk, ukuran, penempatan dan warna yang di gunakan. Berikut ini
pembahasan mengenai Tipologi, Periodisasi dan Kesan Ruang Gambar
anak.
1. Tipologi Gambar Anak
Tipologi gambar anak dapat dibedakan sebagai berikut.
a. Tipe Visual yaitu anak yang mempunyai ketajaman menghayati
sesuatu melalui indra penglihatannya, sehingga gambar yang di
buatnya cenderung didasarkan pada kesamaan bentuk yang
dilihatnya.

14
b. Tipe Hiptic (non visual) yaitu anak yang mempunyai kepekaan
atau ketajaman perasaan sehingga gambar yang dibuat cenderung
di dasarkan atas ekspresi atau emosionalnya bukan berdasarkan
hasil penglihatannya.
Dilihat dari gaya karya gambar atau lukisan anak-anak dapat
dibedakan sebagai berikut.
a. Organik, cirinya menggambarkan kesan objek nyata secara
dinamis.
b. Liris yaitu menampilkan objek-objek secara realistis, terkesan
statis dengan pewarnaan tidak mencolok.
c. Impresionistik yaitu menampilkan kesan suasana tertentu.
d. Rhythmical pattern, yaitu menampilkan kesan pola ritmis.
e. Structur form, bercirikan kesan bentuk yang tersusun dan
berulang-ulang.
f. Dekoratif yaitu menampilkan motif atau pola hiasan.
g. Ekspresionistik menampilkan kesan ungkapan individu secara
bebas dan spontan.
2. Periodesasi Perkembangan Menggambar Anak
Secara umum anak juga mengalami periodesasi atau masa-
masa perkembangan menggambar. Menurut Lowenfeld dan Brittain
(1964:93) Periodesasi menggambar anak dapat di bedakan sebagai
berikut.
a. Masa Goresan
Masa goresan sekitar usia 2-4 tahun yang mana anak mulai
mencoba alat tulis pada sebuah kertas dengan tujuan untuk meniru
perbuatan orang yang lebih tua dari mereka. Goresan tersebut
belum membentuk objek tetapi lebih kepada ekspresi spontan yang
berfungsi sebagai latihan koordinasi antara motorik halus, otot
tangan dan lengan dengan gerak mata.

15
b. Masa Pra-bagan
Masa pra-bagan sekitas usia 4 sampai 7 tahun, pengalaman
anak di usia ini anak mulai mampu menarik gores-goresan garis
mendatar, tegak dan melingkar dan kemudian berkembang
menjadi wujud dengan bentuk atau objek tertentu namun masih
sederhana. Masa ini merupakan peralihan dari masa mencoreng
atau goresan ke masa bentuk bagan skematis.
c. Masa Bagan (Skematis)
Masa bagan sekitar umur 7 sampai 9 tahun pada masa ini
keterampilan menggambar anak semakin meningkat.. Cirinya
yaitu tampilnya bentuk bagan yang lebih sempurna, bagian objek
gambar lebih lengkap dan menggunakan bentuk-bentuk garis yang
lebih bervariasi.
d. Masa Realisme
Masa realisme permulaan umur 9 sampai 11 tahun yang
mana pada masa ini anak sudah mulai mampu membuat gambar
yang memperlihatkan konsep yang lebih jelas. Sikap kritis dan
realistis sudah mempengaruhi objek gambar yang mereka buat ke
arah bentuk yang mendekati kenyataan. Pada tahap ini kewajaran
dan spontanitas anak-anak untuk berekspresi mulai menurun
karena pertimbangan akan sudah mulai menguasai dunia ciptaan
mereka.
e. Masa Naturalisme Semu
Masa ini sekitar umur 11-13 tahun karena pada masa ini
anak berusaha menyesuaikan bentuk gambar yang mereka buat
dengan bentuk alam. Objek gambar dibuat lebih detail, bentuk
keseluruhannya sudah mendekati keadaan sesungguhnya. Masa ini
merupakan titik akhir cara menggambar secara anak-anak menuju
menggambar yang lebih umum seperti yang dilakukan orang
dewasa. Pada masa ini kreativitas dan ekspresi anak mengalami
kemerosotan , karena kewajaran dan spontanitas kegiatan

16
menggambar terganggu oleh pertimbangan akal dimana akan
mulai mempengaruhi cara anak menciptakan gambar yang mereka
buat.
f. Masa Penentuan
Masa perkembangan menggambar pada anak meliputi dua
tahap yaitu sebagai berikut.
1) Masa keemasan ekspresi kreatif masa sebelum anak dapat
menerima pengaruh norma cipta yang berlaku pada orang
dewasa. Sebelum anak dapat dipengaruhi oleh cara
menggambar yang berlaku pada orang dewasa, mereka dapat
menciptakan gambar dengan bebas, murni dan spontanitas.
2) Masa sesudah anak dapat menerima norma cipta menggambar
seperti yang dilakukan oleh orang dewasa atau masa anak
sudah dipengaruhi oleh rasio atau akal dalam berolah seni
rupa.
3. Kesan Ruang Gambar Anak
Kesan ruang gambar anak adalah tampilan bentuk objek alam
dan lingkungannya yang memperlihatkan adanya kesan ruang jauh-
dekat, besar-kecil, penumpulkan, tembus pandang dan lainnya. Cara
menampilkan kesan ruang pada gambar anak di bedakan sebagai
berikut.
a. Perubahan yaitu kesan ruang yang diperoleh dengan jalan
merebahkan ke dalam atau ke luar suatu objek yang di gambar.
b. Penumpukan yaitu kesan ruang yang bercirikan objek yang dekat
digambar dan objek yang letaknya semakin jauh di letakkan di
bagian atas bidang gambar.
c. Perspektif burung yaitu kesan ruang yang dibuat seperti burung
yang sedang terbang. Dengan cara ini anak seakan-akan berada di
tempat yang tinggi, sehingga hasil gambarnya antara objek yang
satu dengan objek lainnya tidak saling menutupi.

17
d. Tutup menutupi yaitu kesan ruang antar objek yang satu dengan
objek yang lainnya saling menutupi. Hal ini mnunjukkan bahwa
objek yang tertutup berada di tempat yang lebih jauh, namun di
lihat dari ukurannyasemakin kecil seperti dalam menggambar
serspektif.
e. Pengecilan yaitu kesan ruang yang dibuat berdasarkan ketentuan
atau hukum perspektif , dimana objek yang dekat di gambar besar
dan jelas, sedangkan objek yang terlalu jauh di gambar semakin
kecil dan tidak jelas.
f. Praktek Berkarya Kreatif
g. Bereksplorasi melalui Media Seni rupa
Keragaman bentuk berkarya kreatif senirupa di SD berkaitan
langsung dengan jenis media yang sesuai dengan teknik
pembutannya. Pengenalan media senirupa dan teknik mengolah
seni bagi anak SD hendaknya dipahami sebagai cara bereksplorasi.
2. Bentuk Kreativitas Seni rupa Anak Sekolah Dasar
Kegiatan kreatif senirupa di Sekolah Dasar berdasarkan pada
kompetensi dasar yang wujudnya dapat dikelompokkan menjadi dua jenis
yaitu dua dimensi dan tiga dimensi. Senirupa dua dimensi meliputi
menggambar bebas, melukis dua jari, menggambar batik sederhana,
permainan warna, mewarnai gambar, menggambar ekspresi, aplikasi
mozaik, montase dan kolase, seni grafis, kerajinan kerta dan kerajinan
anyaman. Sedangkan senirupa tiga dimensi meliputi membuat model
mainan secara bebas, membentuk bangun kubus, merangkai, menghias
benda dan lain-lain.
3. Pengembangan Kreativitas Senirupa di Sekolah Dasar
Kreativitas adalah daya atau kemampuan untuk mencipta. Pada
anak usia SD berada pada masa “keemasan berekspresi kreatif” dimana
kadar kreativitasnya masih sangat tinggi. Kreativitas dapat di tinjau dari
empat segi yaitu sebagai berikut.

18
1. Segi pribadi, kreativitas adalah hasil keunikan pribadi dalam
interaksinya dengan lingkungan dan penggambaran adanya berbagai
ciri khusus dalam tiap individu. Cirinya antara lain berupa rasa ingin
tahu, daya imajinasi yang kuat, tertarik pada hal-hal yang baru,
mempunyai minat yang luas, berani megambil resiko, mempunyai
prakarsa dan kepercayaan diri, tekun dan ulet dalam mengerjakan
tugas yang diminati dan diyakini.
2. Seni pendorong merupakan suatu kondisi yang memotivasi seseorang
pada perilaku kreatif. Pendorong kreativitas ini dapat berupa hasrat
yang kuat pada diri individu, dapat berupa penghargaan, ketersediaan
sarana prasarana penunjang sikap kreatif.
3. Segi proses, kreativitas adalah kemampuan membentuk kombinasi-
kombinasi baru dari dua konsep atau lebih yang sudah ada dalam
pikiran.
4. Segi produk, kreativitas adalah kemampuan untuk mencipta atau
menghasilkan produk-produk baru.
Anak yang kreatif memiliki ciri yaitu punya kemampuan berpikir
kritis, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, tertarik pada tantangan,berani
mengambil resiko, tidak mudah putus asa, menghargai keindahan, mampu
berkarya, menghargai diri sendiri dan orang lain.
1. Penuntun Mengembangkan Kreativitas Anak
a. Kegiatan yang dilakukan haruslah sesuai dengan kemampuan,
kebutuhan dan minat anak.Contohnya peralatan yang digunakan
pada saat menggambar hendaknya menggunakan pensil terlebih
dahulu dengan pertimbangan yang lebih mudah di gunakan.
b. Kegiatan hendaknya dilakukan dalam suasana yang santai tanpa
tekanan untuk berprestasi.
c. Memberi kesempatan untu berekspresi dengan menggunakan
berbagai media seperti pensil, crayon spidol, bolpoint dan
sejenisnya.

19
d. Menanyakan langsung kepada anak tentang gambar yang mereka
buat dengan tujuan agar guru lebih memahami apa yang sedang di
ungkapkan anak pada gambar yang telah mereka buat.
e. Produk atau hasil dari kreativitas anak bukanlah tujuan akhir
melainkan untuk mengetahui apakah kegiatan yang dilakukan
membuat anak senang melakukannya.
f. Memberi motivasi dan rangsangan sebelum memulai kegiatan
berkarya yang berkaitan dengan pengalaman dan kemampuan yang
dimiliki anak.
g. Menyediakan tempat yang memadai untuk melakukan kegiatan
berkreasi baik di dalam atau di luar kelas dengan waktu yang
cukup sesuai dengan tingkat kesulitan suatu karya.
h. Guru dapat memamerkan hasil kreasi anak pada tempat atau ruang
kelas, sehingga anak-anak dapat melihat dan menilai secara
langsung hasil kreativitasnya.
2. Faktor Pendukung Pengembangan Kreativitas di SD
Beberapa kondisi yang dapat meningkatkan kreativitas anak yaitu
sebagai berikut.
a. Sarana belajar dan bermain disediakan untuk merangsang dorongan
eksperimen dan eksplorasi.
b. Lingkungan sekolah yang teratur, bersih dan indah secara langsung
akan mendorong kreativitas.
c. Guru harus menarik dalam mendidik dan memberikan motivasi.
d. Peran masyarakat dan orang tua untuk mendukung kegiatan
pendidikan di SD dengan menyediakan kebutuhan media.
Kreativitas berkaitan dengan proses penemuan (inquiri) yaitu
dengan mengajukan pertanyaan dan hipotesis, dalam menggabung
fakta dan asas-asas untuk mengembangkan strategi pemecahannya.
3. Pengembangan Daya Cipta
Pengembangan kreativitas anak SD dilakukan melalui
pelaksanaan program kegiatan belajar dalam rangka pengembangan

20
kemampuan dasar yaitu daya cipta. Daya cipta merupakan
kemampuan anak dalam memvisualisasikan segenap potensi pikir,
rasa seni, pengalaman dan keterampilan melalui media yang di
gunakan. Pengembangan kreativitas senirupa dapat dilakukan dengan
cara sebagai berikut.
a. Menyiapkan dan memilih bahan.
b. Pengarahan dari guru.
c. Memberikan tugas atau latihan kepada anak dengan tetap
membimbing mereka.

E. Penilaian Seni Rupa di SD


Menurut PP No. 13 Tahun 2015 pasal 1 ayat 12 tentang NSP
Standar penilaian pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme,
prosedur dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Penilaian
dalam pembelajaran senirupa di SD bertujuan untuk mengetahui kemajuan
belajar siswa, untuk keperluan peningkatan kualitas proses belajar dan
memberikan umpan balik guna perbaikan pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar. Penilaian kemampuan belajar siswa SD hendaknya mencakup
askpek kognitif, afektif, dan psikomotorik sesuai jenjang kemampuan yang
akan dicapainya. Penilaian secara komperehensif bertujuan untuk menilai
kemampuan atau keterampilan berolah sehirup senirupa setiap siswa yang
dipadukan kemampuan/kepekaan perasaan, keindahan, ekspresi, dampak.
Instruksional dan dampak pengiringnya.
Dalam penilaian pembelajaran seni rupa menggunakan alat
penilaian (1) tes perbuatan dalam bentuk berkarya teknik dan kreatif dalam
batas karakteristik senirupa anak-anak, (2) nontes yaitu dilakukan dengan
mengobservasi proses kerja yang hasilnya berupa catatan data (skala
pengukuran, catatan anekdot atau portofolio).
Sejalan dengan diterapkannya kurikulum berbasis kompetensi di
SD maka dalam melaksanakan penilaian pembelajaran senirupa hendaknya
memperhatikan prinsip-prinsip penilaian berbasis kelas (PBK) yaitu: valid,
mendidik, berorientasi pada kompetensi, adil, terbuia, berkesimabungan,

21
menyeluruh dan bermakna (KBK. 2002). Adapun aspek yang harus dinilai
adalah hasil belajar siswa sesuai pengembangan kompetensi yang telah
ditetapkan pada setiap materi senirupa yang dipraktekkan. Berikut ini
diberikan contoh penilaian berdasarkan pengembangan kompetensi
pendidikan seni rupa di SD untuk materi “Mencetak” dan materi
“Menggambar”.

Contoh 1. Penilaian Kompetensi Mencetak di Kelas III


Kompetensi “Mencetak” merupakan kemampuan berolah seni dua
dimensi yang dikerjakan secara khusus yaitu dengan proses atau teknik
mencetak/mencap. Kemampuan siswa SD dalam membuat karya cetak
diarahkan pada keterampilan seni cetak sebagai media ekspresi sesuai
jenis/teknik mencetak yang dibuat. Diantara teknik mencetak yang
dipraktekkan di SD adalah mencetak tinggi atau cetak timbul dan
mencetak sablon sederhana. Kemampuan mencetak berkaitan dengan
kemampuan menentukan ide dasar, kemampuan kreasi membuat alat cetak
dan keterampilan menata cetakan, serta kemampuan menanggapi hasil
karya cetak yang dibuat.
Penilaian Kompetensi Mencetak
Aspek Kompetensi Hasil Belajar Indikator
Dasar
1. Ide Dasar Memiliki Siswa mampu: Siswa dapat:
gagasan/ide dasar 1.1 Memahami 1.1.1
untuk membuat tentang cara Mengumpulkan
karya seni cetak membuat karya informasi dan
dengan alat dari seni cetak dengan sumber belajar
bahan alam alat dari bahan tentang membuat
alam karya seni cetak
dengan acuan
1.2 bahan alam

22
Mengungkapkan 1.1.2
gagasan/ide Menjelaskan cara
untuk membuat membuat karya
karya seni cetak seni cetak
dengan alat dari dengan alat dari
bahan alam bahan alam
1.2.1
Menentukan
gagasan/ide
untuk membuat
karya seni cetak
dengan alat dari
bahan alam
1.2.2 Membuat
rencana karya
seni cetak
dengan alat dari
bahan alam
2. Mencetak Membuat karya Siswa mampu: Siswa dapat:
seni cetak dengan 2.1 2.1.1 Memilih
alat dari bahan Mengungkapkan bahan sebagai
alam dalam bentuk alat/acuan cetak
karya seni cetak 2.1.2 Membuat
dengan alat dari alat/acuan cetak
bahan alam berbentuk
2.2 Berkreasi gambar/hiasan
dalam wujud sesuai bahan
karya seni cetak alam yang dipilih
dengan alat dari 2.2.1
bahan alam Memberikan
variasi/bentuk

23
ukuran dan
warna sesuai
alat/acuan cetak
yang telah dibuat
2.2.2
Menceritakan
keterampilan
membuat karya
seni cetak dari
bahan alam

Contoh aspek penilaian praktek mencetak dengan alat cetak dari


bahan alami (kompetensi 2.2 di kelas III).
(1) Penilaian proses kerja aspeknya yaitu: kesungguhan kerja, kelancaran
dalam mencetak.
(2) Penilaian hasil karya cetak aspeknya yaitu: tampilan komposisi, kreasi
cap/cetakan, kombinasi warna, dan keindahan.
Contoh 2. Penilaian kompetensi menggambar di kelas V
Kompetensi “Menggambar” berkaitan dengan kemampuan siswa
dalam mengungkapkan ide/gagasan, angan-angan, perasaan, pengalaman,
hasil pengamatan yang dilakukan dengan cara menggoreskan alat-alat
gambar di ataas bidang datar/rata sesuai karakteristik jenis gambar yang
dibuat. Sesuai dengan ruang lingkup seni gambar, kompetensi yang
diharapkan adalah kemampuan siswa dalam menggambar bentuk,
menggambar hiasan atau ornament, ilustrasi, huruf hias, alam terbuka,
ekspresi, komposisi warna dan lainnya. Terkait dengan kegiatan
menggambar tersebut adalah kemampuan dalam menerapkan teknik-teknik
penyelesaian menggambar diantaranya adalah teknik arsir, dusel, stipel
dan sapuan. Menggambar merupakan salah kegiatan olah seni yang
dominan keberadaannya di SD mulai kelas I sampai dengan kelas V. Oleh

24
karena itu kompetensi menggambar yang diharapkan dapat dicapai
hendaknya juga disesuaikan dengan jenis menggambar yang dilatihkan.
Penilaian Kompetensi Menggambar di Kelas V
Aspek Kompetensi Hasil Belajar Indikator
Dasar
1. Ide Dasar Memiliki Siswa mampu: Siswa dapat:
gagasan/ide dasar 1.1 Memahami 1.1.1
untuk membuat tentang cara Mengumpulkan
gambar dengan membuat gambar informasi dan
alat crayon/cat bentuk dengan sumber belajar
paste alat crayon/cat tentang
pastel menggambar
1.2 benda kubistis
Mengungkapkan atau silindris
gagasan/ide 1.1.2
untuk membuat Menjelaskan cara
gambar bentuk menggambar
dengan alat benda kubistis
crayon/cat pastel atau silindris
1.2.1
Menentukan
gagasan/ide
untuk gambar
benda kubistis
atau silindris
1.2.2 Membuat
rencana gambar
komposisi benda
kubistis atau
silindris

25
2. Membuat gambar Siswa mampu: Siswa dapat:
Menggambar bentuk dengan 2.1 Membuat 2.1.1 Membuat
Bentuk alat crayon/cat gambar bentuk gambar benda
pastel dengan alat kubistis atau
crayon/cat pastel silindris
2.2 Membuat 2.1.2
kreasi komposisi Menebalkan
dalam gambar gambar benda
bentuk benda kubistis atau
dengan alat silindris dengan
crayon/cat pastel alat crayon/cat
dan penyelesaian pastel
tertentu 2.2.1 Membuat
kreasi komposisi
gambar benda
kubistis atau
silindris
2.2.2
Menyelesaikan
komposisi
gambar benda
kubistis atau
silindris dengan
teknik arsir gelap
terang
Dari contoh tersebut menunjukkan bahwa kompetensi yang
diharapkan dapat tercapai melalui pembelajaran berolah senirupa yang
dikembangkan berdasarkan masing-masing aspek substansial seni di setiap
kelasnya. Dari aspek tersebut selanjutnya dirumuskan pengembangan
kompetensi yang akan dicapai oleh siswa, baik kompetensi keterampilan,
kreativitas, apresiasi maupun pengetahuan. Selanjutnya untuk mengukur

26
tingkat ketercapaian dari pembelajaran yang dilaksanakan perlu
dirumuskan pula indikator dan hasil belajarnya. Pengembangan
kompetensi tersebut selanjutnya akan dijadikan pedoman dan sekaligus
rambu-rambu opersional bagi guru dalam melaksanakan penilaian
pembelajaran seni rupa di SD.
Adapun cara menilai pembelajaran senirupa yaitu dapat dilakukan
melalui pengamatan/observasi hasil kreativitas senirupa yang dibuat oleh
siswa dan pencatatan anekdot yang berkaitan dengan (sikap dan perilaku)
anak dalam proses berolah senirupa. Alat penilaian yang digunakan yaitu:
(1) unjuk kerja (praktek menggambar), (2) hasil karya menggambar dan
sebagainya, (3) penugasan (melakukan percobaan), (4) portopolio
(kumpulan hasil kerja). Sedangkan mengenai aspek penilaiannya
disesuaikan dengan jenis materi senirupa yang dipraktekkan.
Contoh aspek penilaian praktek menggambar komposisi bentuk
benda dengan alat crayon (kompetensi 1.2 di kelas IV)
1. Penilaian proses kerja aspeknya yaitu: kesungguhan kerja, kelancaran
dalam menggambar. Kesungguhan kerja berkaitan dengan aktivitas
menggambar yang dilakukan oleh setiap anak selama jam pelajaran
berlangsung. Sedangkan kelancaran dalam menggambar adalah
kemampuan mengungkapkan ide/gagasan ke dalam wujud gambar tanpa
adanya kesulitan.
2. Penilaian hasil karya gambar aspeknya yaitu: tampilan komposisi, teknik
penyelesaian, dan keindahan. Komposisi yaitu wujud penataan obyek
bentuk benda yang digambarkannya. Teknik penyelesaian adalah cara
menebalkan gambar dengan alat crayon. Keindahan adalah kesan yang
Nampak dari karya gambar bentuk tersebut.

27
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Peranan pendidikan seni secara konseptual dalam pembentukan
pribadi siswa, peranan pendidikan seni untuk mengembangkan potensi
dalam berkesenian dan ruang lingkup materi seni yang diajarkannya. Mata
pelajaran pendidikan kesenian di SD memiliki fungsi dan tujuan yang
berkaitan untuk mengembangkan sikap toleransi, demokratis, beradab dan
hidup rukun dalam masyarakat majemuk dan memiliki kemampuan
intelektual, imajinatif dan ekspresi melalui seni, mengembangkan
kepekaan rasa asthetis, artistik, keterampilan dan kreativitas serta
menrapkan teknologi dalam berkarya serta dalam menampilkan karya seni.
Secara bervariasi dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar guru
hendaknya menggunakan strategi/pendekatan mengajar yang dapat
memadukan keaktifan siswa dalam belajar, baik secara fisik, mental dan
emosional. Kompetensi mata pelajaran kesenian secara umum adalah:
mengekspresikan diri gagasan melalui rupa, bunyi, geran, dan peran sesuai
dengan kebutuhan dan perkembangan anak., mengembangkan rasa seni
dan kepekaan indrawi, kreativitas, serta keterampilan dalam
berkesenian,mengembangkan potensi belajar interdisipliner dengan
pendekatan keterpaduan belajar melalui seni, dan berapresiasi terhadap
keragaman seni setempat, nusantara dan mancanegara. Selain itu, Dalam
penilaian pembelajaran seni rupa menggunakan alat penilaian (1) tes
perbuatan dalam bentuk berkarya teknik dan kreatif dalam batas
karakteristik senirupa anak-anak, (2) nontes yaitu dilakukan dengan
mengobservasi proses kerja yang hasilnya berupa catatan data.

B. Saran
Sebagai guru SD, kita diharapkan mampu memahami pemebalajran
Seni Rupa di SD,. Selain itu juga, kita harus bisa mengembangkan
pembelajaran tersebut dengan memahami Konsep, fungsi, tugas
pendekatan, kompetensi dan penilaian pada pembelajaran Seni Rupa di
SD.

28
DAFTAR PUSTAKA

Djanali, Supeno. 2007. Kapita Selekta Pembelajaran. Direktoran Jendral


Pendidikan Tinggi.
Gunadi. 2014. Representasi Nilai-Nilai Budaya Lokal Gambar Anak-Anak
di SD Banjarejo Grobogan”. Dalam Imajinasi, jurnal Seni. Hlm
17-25. Semarang: Jurusan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Semarang.
Lowenfeld, V. and Brittain, W. L. 1964. Creative and Mental Growth
(Fourth ed.). New York: Macmillan Publishing Co., Inc.
Peraturan Pemerintah No. 13 Tahun 2015 pasal 1 ayat 12 tentang NSP.
UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta :
Dharma Bhakti.

29

Anda mungkin juga menyukai