Anda di halaman 1dari 19

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

(SAP)

Mata kuliah : Asuhan Kebidanan Komunitas


Topik : Pengelolaan program KIA-KB dan program pengembangan pemerintah di
Komunitas
Sub topik : Puskesmas terakreditas, Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), Desa Siaga,
PHBS
Penempatan : semester 4
Waktu : 2 x 150 menit
Pengajar : Bayu Irianti., SST.,M.Keb

A. Capaian pembelajaran
1. Puskesmas Terakreditasi
a. Menjelaskan pengertian puskesmas terakreditasi
b. Menjelaskan tingkatan akreditasi puskesmas
c. Menjelaskan indicator penilaian dalam puskesmas akreditasi
d. Menjelaskan alur pelaksanaan akreditasi puskesmas
e. Menjelaskan tujuan akreditasi puskesmas
f. Menganalisis kegiatan akreditasi puskesmas

2. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)


a. Menjelaskan pengertian JKN
b. Menjelaskan perbedaan jenis JKN yang ada di Indonesia
c. Menjelaskan cara pembuatan JKN
d. Menjelaskan lembaga pengelola JKN di Indonesia
e. Menjelaskan proses penggunaan dan tata cara pelaksanaan JKN
f. Menjelaskan peran tenaga kesehatan dalam JKN
g. Menjelaskan dasar tata peraturan perundangan mengenai pelaksanaan JKN di Indonesia

3. Desa Siaga
a. Menjelaskan pengertian desa siaga
b. Menjelaskan tujuan desa siaga
c. Menjelaskan indicator desa siaga
d. Menjelaskan tingkatan desa siaga
e. Menjelaskan peranan setiap elemen dalam desa siaga
f. Menjelaskan kegiatan desa siaga

4. Prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)


a. Menjelaskan pengertian PHBS
b. Menjelaskan tujuan PHBS
c. Menjelaskan tatanan PHBS
d. Menjelakan indicator PHBS
Bayu Irianti-Komunitas| P a g e 1
B. Kegiatan Belajar Mengajar
1. Pertemuan I materi pembahasan “Akreditasi Puskesmas dan JKN”
Kegiatan mahasiswa Media dan Waktu
Tahap Kegiatan pengajaran alat (menit)

Pembukaan Berdoa, Apersepsi, Menyiapkan presentasi dan - 15


menjelaskan peraturan diskusi
selama berdiskusi

Inti Menfasilitasi jalannya Mahasiswa menjawab ppt, infocus 110


diskusi, menyimak dan menjelaskan hasil diskusi dan laptop
mencatat hal yang perlu kelompok mengenai
diklarifikasi, memberikan puskesmas terakreditasi dan
penilaian JKN, membuka forum diskusi
dan menyimpulkan hasil
diskusi
Mahasiswa lain menyimak,
melakukan penilaian,
mengajukan pertanyaan,
berdiskusi
Penutup Menyimpulkan hasil Mahasiswa mendiskusikan - 25
pembelajaran, melakukan menyimak, dan menjawab
klarifikasi mengenai akan kasus yang dilontarkan
paparan dan hasil diskusi. pengajar berdasarkan
pemahamannya mengenai
Memberikan materi yang telah didapatkan
brainstoarming keadaan di
Indonesia mengenai
puskesmas terakreditasi
dan JKN.

2. Pertemuan I materi pembahasan “Desa siaga dan PHBS”


Kegiatan mahasiswa Media dan Waktu
Tahap Kegiatan pengajaran alat (menit)

Pembukaan Berdoa, Apersepsi, Menyiapkan presentasi dan - 15


menjelaskan peraturan diskusi
selama berdiskusi
Inti Menfasilitasi jalannya Mahasiswa menjawab ppt, infocus 110
diskusi, menyimak dan menjelaskan hasil diskusi dan laptop
mencatat hal yang perlu kelompok mengenai Desa
diklarifikasi, memberikan siaga dan PHBS, membuka
penilaian

Bayu Irianti-Komunitas| P a g e 2
forum diskusi dan
menyimpulkan hasil diskusi
Mahasiswa lain menyimak,
melakukan penilaian,
mengajukan pertanyaan,
berdiskusi
Penutup Menyimpulkan hasil Mahasiswa mendiskusikan - 25
pembelajaran , melakukan menyimak, dan menjawab
klarifikasi mengenai akan kasus yang dilontarkan
paparan dan hasil diskusi. pengajar berdasarkan
pemahamannya mengenai
Memberikan materi yang telah didapatkan
brainstoarming keadaan di
Indonesia mengenai Desa
siaga dan PHBS.

C. Evaluasi :
1. Jelaskan yang dimaksud dengan puskesmas terakreditasi?
2. Jelaskan indicator penilaian puskesmas terakreditasi?
3. Jelaskan tujuan pelaksanaan akreditasi puskesmas?
4. Jelaskan hasil penilaian akreditasi puskesmas?
5. Jelaskan proses akreditasi puskesmas?
6. Jelaskan pengertian dari JKN
7. Bagaimana proses pengajuan JKN?
8. Perbedaan Antara JKN dengan KIS?
9. Tujuan JKN?
10. Jelaskan indicator desa siaga?
11. Jelaskan tujuan desa siaga?
12. Jelaskan 4 tingkatan desa saga?
13. Jelaskan indicator PHBS secara umum?
14. Sebutkan indicator PHBS di lingkungan rumah, sekolah, temat bekerja dan tempat umum?

D. Reverensi
1. Madolan A. Akreditasi Puskesmas. 2016.
2. RI Kk. Instrumen AKreditasi puskesmas. In: kesehatan djbu, editor. jakarta: kemenkess RI;
2014.
3. Rudy. Penilaian Akreditasi oleh Surveyor dalam Akreditasi PUSKESMAS. 2016.
4. RI kk. Buku Pegangan sosialisasi jaminan kesehatan nasional (JKN) dalam sistem jaminan
sosial Nasional. In: kesehatan, editor. jakarta: kementerian kesehatan RI; 2012.
5. Jaminan Kesehatan Nasional [database on the Internet]. TNP2K. 2014.

Bayu Irianti-Komunitas| P a g e 3
6. Jaminan Kesehatan Masyarakat untuk Indonesia lebih sehat [database on the Internet].
kementerian kesehatan RI. 2016.
7. RI kk. pedoman umum pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif. In: RI kk, editor.
jakarta: kementrian kesehatan RI; 2010.
8. Fisher E, Helendra, Amri E. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan
Status Gizi Balita Di Desa Sioban Kabupaten Kepulauan Mentawai. Jurnal STKIP PGRI.
2012:10.

Garut, April 2017


Dosen mata kuliah

(Bayu Irianti)

Bayu Irianti-Komunitas| P a g e 4
HAND OUT
Mata kuliah : Asuhan Kebidanan Komunitas
Topik : Pengelolaan program KIA-KB dan program pengembangan pemerintah di
Komunitas
Sub topik : Puskesmas terakreditas, Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), Desa Siaga,
PHBS
Penempatan : semester 4
Beban Studi : 4 SKS
Dosen : Bayu Irianti, SST., M.Keb

Capaian Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran ini mahasiswa mampu:

1. Puskesmas Terakreditasi
a. Menjelaskan pengertian puskesmas terakreditasi
b. Menjelaskan tingkatan akreditasi puskesmas
c. Menjelaskan indicator penilaian dalam puskesmas akreditasi
d. Menjelaskan alur pelaksanaan akreditasi puskesmas
e. Menjelaskan tujuan akreditasi puskesmas
f. Menganalisis kegiatan akreditasi puskesmas

2. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)


a. Menjelaskan pengertian JKN
b. Menjelaskan perbedaan jenis JKN yang ada di Indonesia
c. Menjelaskan cara pembuatan JKN
d. Menjelaskan lembaga pengelola JKN di Indonesia
e. Menjelaskan proses penggunaan dan tata cara pelaksanaan JKN
f. Menjelaskan peran tenaga kesehatan dalam JKN
g. Menjelaskan dasar tata peraturan perundangan mengenai pelaksanaan JKN di Indonesia

3. Desa Siaga
a. Menjelaskan pengertian desa siaga
b. Menjelaskan tujuan desa siaga
c. Menjelaskan indicator desa siaga
d. Menjelaskan tingkatan desa siaga
e. Menjelaskan peranan setiap elemen dalam desa siaga
f. Menjelaskan kegiatan desa siaga

Bayu Irianti-Komunitas| P a g e 5
4. Prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
a. Menjelaskan pengertian PHBS
b. Menjelaskan tujuan PHBS
c. Menjelaskan tatanan PHBS
d. Menjelakan indicator PHBS

Referensi
1. Madolan A. Akreditasi Puskesmas. 2016.
2. RI Kk. Instrumen AKreditasi puskesmas. In: kesehatan djbu, editor. jakarta: kemenkess RI;
2014.
3. Rudy. Penilaian Akreditasi oleh Surveyor dalam Akreditasi PUSKESMAS. 2016.
4. RI kk. Buku Pegangan sosialisasi jaminan kesehatan nasional (JKN) dalam sistem jaminan sosial
Nasional. In: kesehatan, editor. jakarta: kementerian kesehatan RI; 2012.
5. Jaminan Kesehatan Nasional [database on the Internet]. TNP2K. 2014.
6. Jaminan Kesehatan Masyarakat untuk Indonesia lebih sehat [database on the Internet].
kementerian kesehatan RI. 2016.
7. RI kk. pedoman umum pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif. In: RI kk, editor. jakarta:
kementrian kesehatan RI; 2010.
8. Fisher E, Helendra, Amri E. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Status
Gizi Balita Di Desa Sioban Kabupaten Kepulauan Mentawai. Jurnal STKIP PGRI. 2012:10.

Bayu Irianti-Komunitas| P a g e 6
PENGELOLAAN PROGRAM KIA-KB DAN PROGRAM PENGEMBANGAN
PEMERINTAH DI KOMUNITAS

PUSKESMAS TERAKREDITASI

1. Pendahuluan
Indeks pembangun manusia suatu Negara salah satunya di nilai dari tingkat
kesejahteraan masyarakat dalam hal kesehatan. Kesehatan masyarakat tidak dapat terpenuhi
secara optimal tanpa adanya kerjasama yang baik Antara pemerintah, regulasi, tenaga
kesehatan dan masyarakat itu sendiri. Kualitas layanan erat kaitannya dengan tingkat
kepuasaan masyarakat serta pemilihan masyarakat akan instansi kesehatan sebagai rujukan
awal saat mengalami masalah kesehatan.
Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan adalah dengan
memperbaiki keadaan fasilitas kesehatan, salah satunya puskesmas sebagai pusat kesehatan
primer di masyarakat. Puskesmas merupakan unit kesehatan pertama di masyarakat yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan kegiatan utama berupa promotif dan
preventif yang berada di wilayah kecamatan sebagai unit pembangunan dan pembinaan
kesehatan masyarakat.

2. Pengertian puskesmas terakreditasi


Puskesmas terakreditasi adalah puskesmas yang telah dilakukan penilaian dan evaluasi
kesesuaian standar yang ditetapkan pemerintah. Penilaian dilakukan oleh lembaga
independen yang dilakukan oleh surveyor dari komisi akreditasi fasilitas pelayanan kesehatan
primer. Sertifikat akreditasi berlaku selama 3 tahun dengan pembinaan tim akreditasi dinas
kota/kabupaten setiap tahun sekali.

3. Dasar peraturan puskesmas terakreditasi


Adapun yang menjadi dasar pelaksanaan akreditasi peuskesmas adalah:
b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen,
c. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tetang Pelayanan Publik,
d. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,
e. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran,
f. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah
g. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan

Bayu Irianti-Komunitas| P a g e 7
h. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012
Nomor 24;
i. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan
Nasional, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 193;
j. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2015 tentang RPJMN Tahun
2015 – 2019
k. Peraturan Menteri Kesehatan No 2052/Menkes/Per/X/2011 tentang Izin Praktik dan
Pelaksanaan Praktik Kedokteran;
l. Peraturan Menteri Kesehatan No 71 tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan pada
Jaminan Kesehatan Nasional;
m. Peraturan Menteri Kesehatan No 9 tahun 2014 tentang Klinik;
n. Peraturan Menteri Kesehatan No 75 tahun 2014 tentang Puskesmas.
o. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 52 tahun 2015 tentang Renstra Kementerian
Kesehatan Tahun 2015 – 2019

4. Tujuan akreditasi puskesmas


Akreditasi bertujuan untuk menilai kualitas suatu puekesmas sebagai pemberi layanan primer
kepada masyarakat, sehingga dapat melakukan upaya perbaikan dan peningkatan terhadap
mutu layanan, menumbuhkan persaingan sehat antar pemberi layanan sehingga layanan yang
diberikan semakin baik, meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan, opimalisasi pemberi layanan baik dalam hal pengembangan keilmuan
(pendidikan), kinerja maupun keterampilan, membangun dan meningkatkan kerja tim antar
tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan, meningkatkan reliabilitas pelayanan,
ketertiban pendokumentasian dan konsistensi bekerja serta meningkatkan kemanan dalam
bekerja.

5. Alur akreditasi 1
Jika kita telusuri, maka terdapat 4 komponen dalam akreditasi, yaitu:
a. Puskesmas
Puskesmas sebagai unit yang akan dilakukan penilaian memiliki tugas yaitu menyiapkan
dokumen dan keadaan puskesmas sesuai dokumen untuk dilakukan penilain.
Pembentukan tim ditetapkan oleh puskesmas dan bertanggungjawab penuh hingga proses
akreditasi berakhir.
b. Dinas kesehatan kota/kabupaten
Sebagai pendamping akreditasi, dinas memiliki tugas memberikan arahan, pelatihan
dalam proses akreditasi.

Bayu Irianti-Komunitas| P a g e 8
c. Dinas kesehatan provinsi
Sebagai fasilitator dan perifikasi sebelum dokumen siap diajukan pada komite akreditasi.
d. Komite akreditasi tim surveyor
Melakukan penilaian berdasarkan indicator yang telah ditetapkan. Tim surveyor bekerja
secara indpenden sehingga tidak diikat oleh kepentingan dan dapat memberikan
penilaian secara objektif.

Puskesmas melakukan pengajuan permohonan


akreditasi kepada dinas kesehatan
kota/kabupaten (1), dinas akan melakukan
penilaian awal kesiapan puskesmas (2), jika
puskesmas telah dinyatakan siap, maka dinas
kesehatan kota/kabupaten akan memberikan
surat permohonan akreditasi pada dinas
kesehatan provinsi (3), dinas kesehatan provinsi
akan meneruskan srat permohonan pada komisi
akreditasi (4), komisi akreditasi akan
menugaskan coordinator untuk membentuk tim
surveyor (5), tim surveyor akan melaukan penilain langsung ke puskesmas (6), hasil penilaian
tim surveyor akan dikirimkan pada coordinator surveyor (7), hasil penilaian akan dikeluarkan
dalam bentuk sertifikat akreditas yang dikeluarkan komisis akreditasi dan dikirimkan kepada
dinas kesehatan provinsi (9), meneruskan sertifikat dari dinkes provinsi menuju dinkes
kota/kabupaten (10), penyerahan sertifikat dari dinas kesehatan kota/kabupaten kepada
puskesmas (11). (Madolan, 2016)

6. Indicator dan penentuan nilai akreditasi 2


Dalam penilaian akreditasi puskesmas, terdapat 9 bab penilaian yang meliputi:
1) Bab Ipenyelenggaraan pelayanan puskesmas (PPP), terdiri dari analisis kebutuhan
masyarakat dan perencanaan puskesmas, akses dan pelaksanaan kegiatan, dan evaluasi
2) Bab II kepemimpinan dan manajemen puskesmas (KMP), terdiri dari stadar
persyaratan puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama, standar
persyaratan ketenagaan puskesmas, standar kegiatan pengelolaan puskesmas, standar hak
dan kewajiban pengguna puskesmas, standar kontrak pihak ketiga, standar pemeliharaan
sarana dan prasarana.
3) Bab IIIpeningkatan mutu puskesmas (PMP), terdiri dari standar perbaikan mutu dan
kinerja puskesmas konsisten dengan tata nilai, visi, misi dan tujuan puskesmas dipahami
dan dilaksanakan oleh pimpinan puskesmas, penanggungjawab upaya puskesmas dan
pelaksana

Bayu Irianti-Komunitas| P a g e 9
4) Bab VIupaya kesehatan masyarakat yang berorientai sasaran (UKMBS) meliputi,
standar kebuuhan dakan upaya kesehatan masyarakat, standar akses masyarakat dan
sasaran kegiatan terhadap kegiatan upaya kesehatan masyarakat, stadar kepala puskesmas
dan penanggungjawab UKM puskesmas melakukan evaluasi terhadap kinerja
pelaksanaan kegiatan UKM puskesmas dalam mencapaian tujuan dan memenuhi
kebutuhan dan harapan masyarakat/sasaran
5) Bab Vkepemimpinan dan manajemen upaya kesehatan masyarakat, meliputi standar
tanggungjawab pengelola UKM puskesmas, standar perencanaan kegiatan UKM
puskesmas, standar pengorganisasnia upaya kesehatan masyarakat, standar komunikasi
dan koordinasi, standar kebijakan dan prosedur pengelolaan, standar akuntabilitas
pengelolaan dan pelaksanaan UKM puskesmas, standar hak dan kewajiban sasaran.
6) Bab VI sasaran kinerja dan MDG’s (SKM) meliputi, standar perbaikan kinerja masing-
masing UKM puskesmas konsisten dengan tata nilai, visi, misi dan tujuan puskesmas,
dipahami dan dilaksanakan oleh kepala puskesmas, penanggungjawab UKM puskesmas
dan pelaksanaan yang ditujukan dalam sikap kepemimpinan.
7) Bab VII layanan klinis yang berorientasi pasien (LKBP) yang meliputi, standar proses
pendaftaran pasien, pengkajian, keputusan layanan klinis, rencana layanan klinis, rencana
rujukan klinis, pelaksanaan layanan, pelayanan anastesi local, sedasi dan pembedahan,
penyuluhan/pendidikan kesehatan dan konseling kepada pasien dan keluarga, standar
makanan dan terapi nutrisi, pemulangan dan tindak lanjut
8) Bab VIIIManagemen penunjang layanan klinis (MPLK) meliputi standar pelayanan
laboratorium tersedianya tepat waktu untuk memenuhi keutuhan pengkajian pasien serta
mematuhi standar hokum dan peraturan yang berlaku, standar obat yang tersedia dikelola
secara efisien untuk memenuhi kebutuhan pasien, standar pelayanan radio diagnostik
disediakan sesuai kebutuhan pasien, dilaksanakan oleh tenaga kesehatan yang kompeten
dan mematuhi persyaratan perundangan yang berlaku, standar kebutuhan data dan
informasi asuhan bagi petugas kesehatan pengelola sarana dan pihak terkait di luar
organisasi dapat dipenuhi melalui proses yang baku, standar lingkungan pelayana
mematuhi persyaratan hokum regulasi dan perijinan yang berlaku, peralatan dikelola
dengan tepat, terdapat proses rekrutmen retensi pengembangan dan pendidikan
berkelajutan tenaga klinis yang baku.
9) Bab IX peningkatan mutu klinis dan keselamatan pasien (PMKP), meliputi: standar
perencanaan, monitoring dan evaluasi mutu layana klinis dan keselamatan menjadi
tanggung jawab tenaga yang bekerja di pelayana klinis, standar mutu layanan klinis dan
keselamatan dipahami dan didefinisikan dengan baik oleh semua pihak yang
berkepentingan, standar mutu layaan klinis dan keselamatan dipahami dan didefinisikan
denagn baik oleh semua pihak yang berkepentingan, standar layanan klinis dan sasaran

Bayu Irianti-Komunitas| P a g e 10
keseamatan pasien diukur dikumpulkan dan dievaluasi dengan tepat, perbaikan mutu
layanan klinis dan keselamatan pasien diupayakan, dievaluasi dan dikomunikasikan.

(lihat gambar di samping) Kesembilan Bab akan


dilakukan penilaian dengan rentang nilai yang telah
ditentukan. Hasil penilaian akan didapatkan 5
predikat akreditasi yaitu tidak terakreditasi (jika
ketercapaian BAB I dan II ≤ 75 %, Bab IV, V, VII ≤ 60
%, Bab III, VI, VIII, IX ≤ 20 %), dasar (Bab I, II ≥ 75
%, Bab IV, V, VII ≥ 60 %, Bab III, VI, VIII, IX ≥ 20
%), madya ( Bab I, II, IV, V ≥75 %, Bab VII, VIII ≥ 60
%, Bab III, VI, IX ≥ 40 %), utama (Bab I, II, IV, V, VII,
VIII ≥ 80 %, Bab III, VI, IX ≥ 60 %) dan paripurna
(semua Bab ≥ 80 %). Penilaian setiap bab memiliki 3 kategori penilaian yaitu terpenuhi
dengan nilai 10 jika ketercapaian setiap elemen lebih besar sama dengan 80%, terpenuhi
sebagian dengan nilai 5, jika hanya 20-79% ketercapaian element dan tidak terpenuhi dengan
nilai 0 jika kurang dari 20% ketercapaian elemen. 3

JAMINAN KESEHATAN NASIONAL 4 5

1. Pendahuluan
Kesehatan merupakan hak bagi seluruh warga Indonesia, dan Negara menjamin hak
setiap warga Negara untuk mencapai kesejahteraan di bawah payung hokum tertinggi yaitu
undang-undang dasar Negara Indonesia. JKN atau jaminan kesehatan nasional, merupakan
salah satu dukungan pemerintah untuk mencapai peringatan derajat kesehatan yang
paripurna. Dengan adanya JKN masyarakat secara tidak langsung mendapatkan jaminan akan
kesehatannya, sehingga memudahkan dalam mendapatkan akses terhadap layanan kesehatan.
JKN mulai digalakan di Indonesia pada tahun 2011 oleh badan penyelenggara jaminan
sosial (BPJS) yang merupakan badan independent yang bertugas mengelola dana JKN
Indonesia. BPJS melebur jaminan kesehatan yang sebelumnya marak di Indonesia dan
dikelola secara terpisah seperti askes, ASBRI, jamsostek dan taspen.

2. Pengertian JKN
Jaminan Kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh
manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar
kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya
dibayar oleh pemerintah. Pemerintah memahami bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat

Bayu Irianti-Komunitas| P a g e 11
Indonesia yang masih terbilang menengah, sehingga masih terdapat masyarakat yang tidak
dapat memperoleh akses kesehatan karena permasalahan ekonomi, maka pemerintah
memberikan bantuan jaminan kesehatan pada masyarakat kurang mampu yaitu dengan
mengeluarkan KIS atau kartu Indonesia Sehat. KIS hingga saat ini masih menimbulkan
kontroversi selain karena latar belakang dikeluarkannya KIS, juga karena sistem yang
terbangun belum tertata dengan baik, sehingga tak jarang KIS tidak dapat digunakan atau
mendapatkan hambatan. Namun mulai tahun 2017 pengelolaan KIS akan diperbaiki dengan
satu badan pengelola aitu BPJS sebagai badan pengelola JKN.

3. Dasar tata peraturan perundangan mengenai pelaksanaan JKN di Indonesia


1) Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan
Sosial Kesehatan;
2) Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial;
3) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2012 Tentang Penerima
Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan;
4) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2013 Tentang Jaminan
Kesehatan.

4. Perbedaan Jenis JKN yang ada di Indonesia 6

Terdapat dua JKN sebagai program pemerintah yaitu JKN yang dikenal oleh awam sebagai
BPJS dan KIS-kartu Indonesia Sehat. Perbedaan di Antara keduanya adalah:

a. KIS merupakan jaminan kesehatan yang diperuntukkan bagi masyarakat yang tidak
mampu, sedangkan JKN adalah jaminan kesehatan yang diwajibkan pada seluruh warga
Negara Indonesia kecuali pemilik KIS.
b. Pemakaian KIS dapat dilakukan di mana saja, baik di klinik, puskesmas atau di rumah
sakit mana pun yang ada di Indonesia. Sedangkan pemakaian JKN hanya berlaku diklinik
atau puskesmas yang telah didaftarkan (bermitra)
c. KIS dapat digunakan tidak hanya untuk pengobatan saja, tetapi juga dapat digunakan
untuk melakukan pencegahan. Sedangkan penggunaan JKN hanya dapat digunakan jika
kondisi kesehatan peserta sudah benar-benar sakit atau harus dirawat.
d. KIS merupakan jenis jaminan kesehatan yang mendapatkan subsidi dari pemerintah
(Rp.0), sedangkan pengguna JKN diwajibkan untuk membayar iuran setiap bulannya
dengan jumlah yang telah ditentukan (premi kelas I Rp. 59.500/orang, kelas II
Rp.42.500/orang, kelas III Rp. 25.500/orang setiap bulannya) jika terjadi keterlambatan
pembayaan, maka dikenakan denda administrative sebesar 2% dari besar premi yang

Bayu Irianti-Komunitas| P a g e 12
dibayarkan (lebih dari 3 bulan keterlambatan maka kepesertaan akan di non aktifkan
secara otomatis oleh BPJS).

5. Cara pembuatan JKN

Berikut tahapan mengurus Kartu Indonesia Sehat (KIS):

a. Datang ke kantor pos terdekat dengan


membawa Kartu Tanda Penduduk, Kartu
Keluarga dan Kartu Perlindungan Sosial
(KPS) yang masih berlaku. Jika KPS
hilang, akan dilakukan proses
pemeriksaan tambahan oleh Dinas Sosial
(Dinsos) atau aparat atau petugas pemda
yang ditunjuk
b. Petugas kantor pos kemudian akan memverifikasi data yang bersangkutan dengan data
milik kantor pos. Jika cocok, maka petugas akan langsung memberikan KIS, untuk
diaktifkan pada telepon seluler yang mereka miliki. Jumlah kartu juga akan disesuaikan
dengan jumlah anggota keluarga. Misal, untuk satu keluarga dengan anggota seorang
bapak, ibu, dan dua anak usia sekolah, akan diberikan empat KIS,

6. Tahapan membuat JKN


Secara umum, untuk mendapatkan kartu kepesertaan JKN yaitu dengan mendatangi
kantor pelayanan JKN (kantor BPJS setempat) dengan membawa KTP dan foto copy, kartu
keluarga dan foto copy (identitas lain yang dimiliki seperti akte, buku nikah sebagai validasi
data), mengisi formulir kepesertaan JKN yang diberikan oleh BPJS. Untuk pegawai negeri
sipil dokumen tambahan yaitu SK pengangkatan, KP4. Srta pas Foto berwarna ukuran 3x4
satu lembar. Untuk pengguna askes data dikonfersi menjadi data keikutsertaan JKN (secara
otomatis data terupgrade).

7. Prinsip JKN
JKN memiliki prinsip diantaranya kegotongroyongan (sistem saling membantu), non profit
(nirlaba), keterbukaan, hati-hati, akuntabilitas, efisiensi dan efektif; portabilitas
(berkelanjutan), kepesertaan bersifat wajib, dana amanat, pengelolaan dana JKN untuk
kebermanfaatan bersama.

8. Lembaga pengelola JKN di Indonesia


Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang selanjutnya disingkat BPJS adalah badan hukum
yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial (UU No 24 Tahun

Bayu Irianti-Komunitas| P a g e 13
2011).Terdapat dua jenis BPJS yaitu kesehatan (untuk kesehatan) dan BPJS ketenagakerjaan
(keselamatan kerja, hari tua).

9. Pelayanan JKN
Terdapat 2 layanan JKN yaitu layanan kesehatan (medis sebagai upaya kuratif) dan akomodasi
(ambulan-non medis). Selain itu JKN mengcover pelayananpromotif dan preventif
(penyuluhan kesehatan, imunisasi dasar, KB, skrining kesehatan dasar)

10. Peran tenaga kesehatan dalam JKN


Tenaga kesehatan sebagai ujung tombang derajat kesehatan suatu Negara khususnya
Indonesia, memiliki peran dalam keberhasilan JKN yaitu:
a. Mensosialisasikan /memperkenalkan JKN pada masyarakat termasuk manfaat, cara
pembuatan dan cara menggunakan
b. Ikut serta dalam kepesertaan JKN baik sebagai bagian dari masyarakat, maupun bagian
dari tenaga kesehatan yang memiliki tugas memfasilitasi kesehatan masyarakat

DESA SIAGA 7

1. Pengertian desa siaga


Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan
serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana dan
kegawatdaruratan kesehatan, secara mandiri.

2. Tujuan desa siaga


a. Mendekatkan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat desa
b. Menyiapsiagakan masyarakat untuk menghadapi masalah-masalah yang berhubungan
dengan kesehatan masyarakat
c. Memandirikan masyarakat dalam mengembangkan perilaku hidup bersih dan sehat

3. Komponen/indikator desa siaga


Adapun komponen yang membangun desa siaga adalah:
a. Forum masyarakat desa
b. Memiliki sarana prasarana pelayanan dasar (minimal polindes)
c. Adanya unit kesehatan berbasis masyarakat (warung obat desa, tabungan desa-untuk
kegawatdaruratan, ambulan desa)
d. Memiliki sistem pengamatan penyakit dan faktor resiko berbasis masyarakat
e. Memiliki kesiapsiagaan dan penanggulangan kegawatdaruratan
f. Adanya upaya PHBS

Bayu Irianti-Komunitas| P a g e 14
g. Adanya upaya keluarga sadar gizi (kadarzi)

4. Sasaran desa siaga


Yang menjadi sasaran desa siaga adalah semua anggota bagian dari masyarakat termasuk
tokoh masyarakat, tokoh agama, pemerintah desa dan apartur desa, dan pihak lain yang
memiliki kewenangan serta kepentingan untuk memajukan desa.

5. Tingkatan desa siaga


Terdapat 4tingkatan keaktifan desa siaga yaitu
a. Desa siaga pratama
Merupakan desa siaga yang memiliki tenaga kesehatan minimal bidan, memiliki
pelayanan kesehatan dasar (walau belum terlaksana setiap hari), memiliki forum
masyarakat desa, memiliki minimal 2 kader, adanya peran serta kegiatan masyarakat
minimal 1, memiliki UKBM minimal posyandu, PPHBS lingkungan rumah tercapai
sekitar 20%, sudah terdapat perencanaan untuk mengatasi permasalahan kesehatan.
b. Desa siaga madya
Memiliki tenaga profesional kesehatan yang dapat memberikan pelayanan dasar dan
kegawatdaruratan serta bencana alam, sarana kesehatan dasar telah melakukan upaya
layanan setiap hari, adanya partisipasi aktif masyarakat dalam bidang kesehatan, memiliki
UKBM lain selain posyandu (minimal 2 tambahan), PHBS tercapai 20-30%,
melaksanakan kegiatan surveilens, penanganan kegawat daruratan.
c. Desa siaga purnama
Memiliki tenaga kesehatan professional, sarana kesehatan memberikan layanan setiap
hari, forum desa berjalan dengan baik, memiliki kader kesehatan 6-8 orang, memiliki
peraturan di tingkat desa/kelurahan yang terealisasikan dengan baik, peran aktif
masyarakat diwujudkan dalam 3 kegiatan rutin, PHBS 31-40%, tersedianya fasilitas
penanganan kegawat daruratan termasuk dana kegawatdaruratan yang baik.
d. Desa siaga mandiri
Memiliki tenaga professional yang selalu siap dalam mengatasi kegawatdaruratan, sarana
kesehatan memberikan layanan setiap hari, forum desa berjalan dengan baik (minimal 1
tahun sekali), memiliki kader kesehatan lebih dari sama dengan 9 orang, memiliki
peraturan di tingkat desa/kelurahan yang terealisasikan dengan baik, memiliki minimal
2 organisasi kemasyarakatan, UKBM aktif (posyandu) dan lebih dari 3 UKBM lainnya,
PHBS lebih dari 40%, tersedianya fasilitas penanganan kegawatdaruratan termasuk dana
kegaat daruratan yang baik.

Bayu Irianti-Komunitas| P a g e 15
6. Kegiatan desa siaga
a. Surveilans dan pemetaan : Setiap ada masalah kesehatan di rumah tangga akan
dicatat dalam kartu sehat keluarga. Selanjutnya, semua informasi tersebut akan
direkapitulasi dalam sebuah peta desa (spasial) dan peta tersebut dipaparkan di
poskesdes.
b. Perencanaan partisipatif: Perencanaan partisipatif di laksanakan melal ui survei
mawas diri (SMD) dan musyawarah masyarakat desa (MMD). Melalui SMD, desa
siaga menentukan prioritas masalah. Selanjutnya, melalui MMD, desa siaga
menentukan target dan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai target
tersebut. Selanjutnya melakukan penyusunan anggaran.
c. Mobilisasi sumber daya masyarakat : Melalui forum desa siaga, masyarakat dihimbau
memberikan kontribusi dana sesuai dengan kemampuannya. Dana yang terkumpul
bisa dipergunakan sebagai tambahan biaya operasional poskesdes. Desa siaga juga
bisa mengembangkan kegiatan peningkatan pendapatan, misalnya dengan koperasi
desa. Mobilisasi sumber daya masyarakat sangat penting agar desa siaga berkelanjutan
(sustainable).
d. Kegiatan khusus: Desa siaga dapat mengembangkan kegiatan khusus yang efektif
mengatasi masalah kesehatan yang diprioritaskan. Dasar penentuan kegiatan
tersebut adalah pedoman standar yang sudah ada untuk program tertentu, seperti
malaria, TBC dan lain-lain. Dalam mengembangkan kegiatan khusus ini, pengurus
desa siaga dibantu oleh fasilitator dan pihak puskesmas.
e. Monitoring kinerja : Monitoring menggunakan peta rumah tangga sebagai bagian
dari surveilans rutin. Setiap rumah tangga akan diberi Kartu Kesehatan Keluarga
untuk diisi sesuai dengan keadaan dalam keluarga tersebut. Kemudian pengurus desa
siaga atau kader secara berkala mengumpulkan data dari Kartu Kesehatan Keluarga
untuk dimasukkan dalam peta desa.
f. Manajemen keuangan: Desa siaga akan mendapat dana hibah (block grant) setiap
tahun dari DHS-2 guna mendukung kegiatannya. Besarnya sesuai dengan proposal
yang diajukan dan proposal tersebut sebelumnya sudah direview oleh Dewan
Kesehatan Desa, kepala desa, fasilitator dan Puskesmas. Untuk menjaga transparansi
dan akuntabilitas, penggunaan dana tersebut harus dicatat dan dilaporkan sesuai
dengan pedoman yang ada.
g. Program lain.

Bayu Irianti-Komunitas| P a g e 16
PRILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT 8

1. Pendahuluan
Sehat merupakan keadaan paripurna yang dimiliki oleh seseorang sehingga tetap mampu
melaksanakan perannya baik secara fisik, psikologis maupun sosial. Kesehatan seseorang tidak
dapat terjaga dengan baik tanpa perilaku kesehatan yang baik. Individu sebagai lingkup
terkecil dari masyarakat memegang peranan penting untuk membangun pola perilaku positif
dalam kesehatan. Kebiasaan yang tertanam baik pada individu akan membentuk pola positif
kesehatan pada keluarga sebagai unit terkecil masyarakat, dan lambat laun pola akan menular
dan membangun masyarakat yang sehat.

2.Pengertian PHBS
Perilaku hidup bersih dah sehat atau PHBS merupakan perwujudan dari kebiasaan kesehatan
yang dilakukan dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan yang dilakukan oleh individu
atau keluarga dalam bidang kesehatan sehingga terbangun keadaan masyarakat yang sehat.

3.Tujuan PHBS
Tujuan PHBS adalah meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemampuan dan kemauan
masyarakat untuk hidup sehat sehingga terwujud derajat kesehatan yang optimal di
masyarakat, baik dalam tatanan rumah tangga, lingkungan sekolah, tempat bekerja, maupun
lingkungan umum.

4. Tatanan PHBS
Terdapat 5 program utama PHBS yaitu:
1) Kesehatan Ibu Dan Anak
2) Gizi
3) Kesehatan Lingkungan
4) Gaya Hidup
5) JKN

Tatanan PHBS yaitu:


1) 10 Tatanan rumah tangga dengan indicator: (1) Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
(2) Memberi ASI ekslusif, (3) Menimbang bayi dan balita, (4) Menggunakan air bersih, (5)
Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, (6) Menggunakan jamban sehat (7)
Memberantas jentik di rumah (8) Makan buah dan sayur setiap hari, (9) Melakukan
aktivitas fisik setiap hari, (10) Tidak merokok di dalam rumah
2) 8 tatanan lingkungan sekolah dengan indicator: (1) Mencuci tangan dengan air yang
mengalir dan menggunakan sabun (2) Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah (3)
Menggunakan jamban yang bersih dan sehat (4) Olahraga yang teratur dan terukur (5)
Bayu Irianti-Komunitas| P a g e 17
Memberantas jentik nyamuk (6) Tidak merokok di sekolah (7) Menimbang berat badan
dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan (8) Membuang sampah pada tempatnya
3) 9 tatanan tempat kerja, dengan indicator: (1) Tidak merokok di tempat kerja, (2) Membeli
dan mengkonsumsi makanan dari tempat kerja, (3) Melakukan olahraga secara
teratur/aktivitas fisik (4) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan
dan sesudah buang air besar dan buang air kecil, (5) Memberantas jentik nyamuk di
tempat kerja, (6) Menggunakan air bersih, (7) Menggunakan jamban saat buang air kecil
dan besar, (8) Membuang sampah pada tempatnya, (9) Menggunakan Alat Pelindung Diri
(APD) sesuai jenis pekerjaan.
4) 6 tatanan tempat umum dengan indicator: (1) Menggunakan air bersih, (2) Menggunakan
jamban, (3) Membuang sampah pada tempatnya (4) Tidak merokok di tempat umum (5)
Tidak meludah sembarangan, (6) Memberantas jentik nyamuk

5. Indicator PHBS
Adapun yang menjadi indicator PHBS secara umum adalah:
1. lbu hamil memeriksakan kehamilannya.
2. Ibu melahirkan ditolong oleh tenaga kesehatan.
3. Pasangan usia subur (PUS) memakai alat KB.
4. Balita ditimbang.
5. Penduduk sarapan pagi sebelum melakukan aktifitas.
6. Bayi di imunisasi lengkap.
7. Penduduk minum air bersih yang masak.
8. Penduduk mengajukan jamban sehat.
9. Penduduk mencuci tangan pakai sabun.
10. Penduduk menggosok gigi sebelum tidur.
11. Penduduk tidak menggunakan napza.
12. Penduduk mempunyai Askes/ tabungan/ uang/ emas.
13. Penduduk wamta memeriksakan kesehatan secara berkala SADARI (Pemeriksaan
Payudara Sendiri).
14. Penduduk memeriksakan kesehatan secara berkala seperti pengukuran TD untuk
mengukur hipertensi.
15. Penduduk wanita memeriksakan kesehatan secara berkala dengan Pap Smear.
16. Perilaku seksual dan indikator lain yang diperlukan sesuai prioritas masalah kesehatan
yang ada di daerah.

Bayu Irianti-Komunitas| P a g e 18
DAFTAR PUSTAKA

1. Madolan A. Akreditasi Puskesmas. 2016.


2. RI Kk. Instrumen AKreditasi puskesmas. In: kesehatan djbu, editor. jakarta: kemenkess RI;
2014.
3. Rudy. Penilaian Akreditasi oleh Surveyor dalam Akreditasi PUSKESMAS. 2016.
4. RI kk. Buku Pegangan sosialisasi jaminan kesehatan nasional (JKN) dalam sistem jaminan sosial
Nasional. In: kesehatan, editor. jakarta: kementerian kesehatan RI; 2012.
5. Jaminan Kesehatan Nasional [database on the Internet]. TNP2K. 2014.
6. Jaminan Kesehatan Masyarakat untuk Indonesia lebih sehat [database on the Internet].
kementerian kesehatan RI. 2016.
7. RI kk. pedoman umum pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif. In: RI kk, editor. jakarta:
kementrian kesehatan RI; 2010.
8. Fisher E, Helendra, Amri E. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Status
Gizi Balita Di Desa Sioban Kabupaten Kepulauan Mentawai. Jurnal STKIP PGRI. 2012:10.

Evaluasi
a. Jelaskan yang dimaksud dengan puskesmas terakreditasi?
b. Jelaskan indicator penilaian puskesmas terakreditasi?
c. Jelaskan tujuan pelaksanaan akreditasi puskesmas?
d. Jelaskan hasil penilaian akreditasi puskesmas?
e. Jelaskan proses akreditasi puskesmas?
f. Jelaskan pengertian dari JKN
g. Bagaimana proses pengajuan JKN?
h. Perbedaan Antara JKN dengan KIS?
i. Tujuan JKN?
j. Jelaskan indicator desa siaga?
k. Jelaskan tujuan desa siaga
l. Jelaskan 4 tingkatan desa saga?
m. Jelaskan indicator PHBS secara umum?
n. Sebutkan indicator PHBS di lingkungan rumah, sekolah, tempat bekerja dan tempat umum?

Bayu Irianti-Komunitas| P a g e 19

Anda mungkin juga menyukai