Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN HERNIA

DI RUANGAN POLI BEDAH


RSUD SAWERIGADING
KOTA PALOPO
TAHUN 2020

OLEH :

HIJRIAH ANTON N.19.04.013

PERCEPTOR LAHAN PERCEPTOR INSTITUSI

Nirwana, S.Kep.,Ns Sriwahyuni, S.Kep.,Ns.,M.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS SEKOLAH


TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
MEGA BUANA PALOPO
TAHUN 2020
RESUME KEPERAWATAN PADA Tn “M” DENGAN MASALAH
HERNIA DI RUANG POLI BEDAH
RSUD SAWERIGADING
KOTA PALOPO
TAHUN 2020

OLEH :

HIJRIAH ANTON N.19.04.013

PERCEPTOR LAHAN PERCEPTOR INSTITUSI

Nirwana, S.Kep.,Ns Sriwahyuni, S.Kep.,Ns.,M.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS SEKOLAH


TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
MEGA BUANA PALOPO
TAHUN 2020
BAB I

KONSEP MEDIS

a. Defenisi

Hernia ialah penonjolan isi perut dari rongga yang normal melalui sesuatu
defek pada fasia dan muskuloaponeurotik dinding perut, baik secara congenital atau
didapat yang memberi jalan keluar pada setiap alat tubuh selain yang biasa melalui
dinding tersebut. Lubang itu dapat timbul karena lubang embrional yang tidak
menutup atau melebar, akibat tekanan rongga perut yang meninggi

b. Etiologi
Kelemahan structural dan peningkatan tekanan intraabdomen akibat dari
mengangkat benda berat, obesitas, kehamilan, mengejan, batuk atau kedekatannya
dengan tumor.
c. Patofisiologi

Terjadinya hernia disebabkan oleh dua faktor yang pertama adalah faktor
kongenital yaitu kegagalan penutupan prosesus vaginalis pada waktu kehamilan yang
dapat menyebabkan masuknya isi rongga perut melalui kanalis inguinalis, faktor yang
kedua adalah faktor yang didapat seperti hamil, batuk kronis, pekerjaan mengangkat
benda berat dan faktor usia, masuknya isi rongga perut melalui kanal ingunalis, jika
cukup panjang maka akan menonjol keluar dari anulus ingunalis eksternus. Apabila
hernia ini berlanjut tonjolan akan sampai ke skrotum karena kanal inguinalis berisi tali
sperma pada lakilaki, sehingga menyebakan hernia. Hernia ada yang dapat kembali
secara spontan maupun manual juga ada yang tidak dapat kembali secara spontan
ataupun manual akibat terjadi perlengketan antara isi hernia dengan dinding kantong
hernia sehingga isi hernia tidak dapat dimasukkan kembali. Keadaan ini akan
mengakibatkan kesulitan untuk berjalan atau berpindah sehingga aktivitas akan
terganggu. Jika terjadi penekanan terhadap cincin hernia maka isi hernia akan
mencekik sehingga terjadi hernia strangulate yang akan menimbulkan gejala ileus
yaitu gejala obstruksi usus sehingga menyebabkan peredaran darah terganggu yang
akan menyebabkan kurangnya suplai oksigen yang bisa menyebabkan Iskemik. Isi
hernia ini akan menjadi nekrosis. Kalau kantong hernia terdiri atas usus dapat terjadi
perforasi yang akhirnya dapat menimbulkan abses lokal atau prioritas jika terjadi
hubungan dengan rongga perut. Obstruksi usus juga menyebabkan penurunan
peristaltik usus yang bisa menyebabkan konstipasi. Pada keadaan strangulate akan
timbul gejala ileus yaitu perut kembung, muntah dan obstipasi pada strangulasi nyeri
yang timbul letih berat dan kontineu, daerah benjolan menjadi merah.
d. Manifestasi klinik

1. Adanya benjolan diselangkangan


2. benjolan itu bisa mengecil atau menghilang bila istirahat
3. nyeri bila benjolan ditekan.
4. benjolan membesar / timbul bila waktu defekasi atau miksi, batuk dan mengendor
5. adanya mual, muntah dan otot kembung.
e. Komplikasi
a. Terjadi perlengketan antara isi hernia dengan dinding kantong hernia sehingga isi
hernia tidak dapat dimasukan kembali. Keadaan ini disebut hernis inguinalis
ireponsibilis. Pada keadaan ini belum ada gangguan penyaluran isi usus. Isi hernia
yang tersering menyebabkan keadaan ireponsibilis adalah omentum, karena
mudah melekat pada dinding hernia dan isinya dapat menjadi lebih besar karena
infiltrasi lemak. Usus besar lebih sering menyebabkan ireponsibilis daripada usus
halus.
b. Terjadi penekanan terhadap cincin hernia akibat makin banyaknya usus yang
masuk. Keadaan ini menyebabkan gangguan aliran isi usus diikuti dengan
gangguan vaskuler (proses strangulasi). Keadaan ini disebut hernia inguinalis
strangulate.
f. Pemeriksaan penunjang

1. USG, untuk memperoleh gambaran bagian dalam organ perut dan panggul.

2. CT scan, untuk memeriksa organ-organ bagian dalam rongga perut.

3. MRI, untuk mendeteksi adanya robekan pada otot perut, meskipun tidak terlihat
tonjolan.
g. Penatalaksanaan
Pada hernia inguinal reponibilis dan ireponibilis dilakukan tindakan bedah
elektif karena ditakutkan terjadinya komplikasi, sebaliknya bila telah terjadi proses
strangulasi tindakan bedah harus dilakukan secepat mungkin sebelum terjadinya
neksrosis usus. Tindakan bedah pada heria adalah herniotomi dan herniorafi.

h. Pencegahan

1. Berhenti merokok, karena rokok memicu batuk kronis yang dapat meningkatkan
risiko hernia.

2. Menjaga berat badan ideal dengan berolahraga secara teratur.

3. Mengonsumsi makanan tinggi serat, seperti buah, sayuran, dan biji-bijian untuk
menghindari konstipasi.
BAB II

ASKEP

A. Pengkajian keperawatan
1. Pengkajian
Identitas klien yang terdiri dari nama,umur,alamat,jenis kelamin,pekerjaan dan
tanggal masuk di rumah sakit.
2. Riwayat kesehatan yang terdiri dari
a. Keluhan utama : Berisi data subjektif yang dirasakan pasien ketika masu
rumah sakit
b. Riwayat penyakit sekarang : merupakan rincian dari keluhan utama yang
berisi tentang riwayat perjalanan pasien selama mengalami keluhan secara
lengkap.
c. Riwayat penyakit dahulu :
1. Adanya penyakit kronis seperti penyakit hati,ginjal
2. Adanya perdarahan kronis/adanya episode berulangnya perdarahan kronis
3. Adanya riwayat penyakit hematology,penyakit malabsorbsi.
d. Riwayat penyakit keluarga :

1. Adanya riwayat penyakit kronis dalam keluarga yang berhubungan dengan


status penyakit yang diderita klien saat ini
2. Adanya anggota keluarga yang menderita sama dengan klien
3. Adanya kecendrungan keluarga untuk terjadi anemia
3. Pola fungsi kesehatan
a. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Berisi tentang pengetahuan pasien terhadap penyakit yang di derita,
harapan di rawat di RS,alergi pengobatan dan data lainnya.
b. Nutrisi dan metabolic
Ketika seseorang mengalami gangguan metabolik, proses
metabolisme di dalam tubuhnya terganggu, sehingga produksi energi yang
dibutuhkan untuk menjalankan berbagai fungsi tubuh juga terganggu. Nutrisi
yang merupakan sumber energi atau kalori adalah karbohidrat atau gula,
protein, dan lemak
c. Tidur dan istirahat

1. Istirahat merupakan keadaan relaks tanpa adanya tekanan emosional,


bukan hanya dalam keadaan tidak beraktivitas tetapi juga kondisi yang
membutuhkan ketenangan. Kata istirahat berarti berhenti sebentar untuk
melepaskan lelah, bersantai untuk menyegarkan diri atau melepaskan diri
dari segala hal yang membosankan, menyulitkan bahkan menjengkelkan
(Hidayat, 2008).

2. Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar dimana persepsi dan reaksi
individu terhadap lingkungan menurun atau hilang, dan dapat
dibangunkan kembali dengan indra atau rangsangan yang cukup. Tidur
ditandai dengan aktivitas fisik minimal, tingkat kesadaran yang bervariasi,
terjadi perubahan proses fisiologis tubuh serta penurunan respon terhadap
rangsangan dari luar (Asmadi, 2008).

d. Pola persepsi
Berisi data tentang peran pasien dalam keluarga serta koping terhadap
penyakitnya.
4. Pemeriksaan fisik
a. Vital sign
Tekanan darah :Menunjukkan normal hingga abnormal
Suhu :Berada pada rentang hipertermi suhu>38 derajat
celcius
Nadi :Takikardi
Respiratory Rate :Normal atau abnormal
b. Kesadaran :Samnolen hingga koma
GCS :E:4, V: 5, M:6
c. Keadaan umum
Keadaan umum menunjukkan kondisi pasien secara umum akibat
penyakit atau keadaan yang dirasakan pasien. Dilihat secara langsung oleh
pemeriksa dan dilakukan penilaian. Yang dapat dilakukan saat kontak
pertama, saat wawancara atau saat melakukan pemeriksaan yang lain.

5. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan ini sering dilakukan untuk melihat kemajuan atau respon
terapi pada pasien yang menderita suatu penyakit infeksi.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri
2. Kurang pengetahuan
3. Defisit self care
4. Resiko infeksi
C. Rencana intervensi keperawatan
Intervensi (perencanaan) adalah kegiatan dalam keperawatan yang meliputi;
meletakkan pusat tujuan pada klien, menetapkan hasil yang ingin dicapai, dan
memilih intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan.
D. Implementasi
Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah
direncanakan mencakup tindakan mandiri dan kolaborasi. Tindakan mandiri adalah
tindakan keperawatan berdasarkan analisis dan kesimpulan perawat serta bukan atas
petunjuk tenaga kesehatan yang lain. Sedangkan tindakan kolaborasi adalah tindakan
keperawatan yang didasarkan oleh hasil keputusan bersama dengan dokter atau
petugas kesehatan lain.

E. Evaluasi
Merupakan penilaian perkembangan klien hasil implementasi keperawatan
yang berpedoman kepada hasil dan tujuan yang hendak dicapai.

DAFTAR PUSTAKA

http://journal.fkm.ui.ac.id/arsi/article/download/2195/733
http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/download/1120/967

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujph/article/view/3545/3186

http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/jmp/article/download/12040/9218

http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/HealthyTadulako/article/download/5728/4494
PATHWAY

Anda mungkin juga menyukai