Laporan Observasi
Laporan Observasi
ANGKATAN LV
Disusun oleh
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya yang melimpah sehingga kami dapat menyelesaikan rangkaian kegiatan
Kuliah Kerja Nyata di Padukuhan Kenteng, Desa Ngalang, Kecamatan Gedangsari,
Kabupaten Gunungkidul.
Penyusunan laporan akhir ini didasarkan pada hasil observasi yang telah dilakukan
selama masa KKN. Laporan akhir ini memberikan rincian rencana kegiatan dan uraian
berkaitan pelaksanaan keseluruhan program yang telah dilakukan.
Selama kegiatan observasi, penyusunan program dan pelaksanaan KKN, kami dibantu
oleh berbagai pihak, antara lain:
1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M. Sc., Ph. D. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma
beserta staf.
3. Dr. Sebastianus Widanarto P., S.Pd., M.Si. selaku Kepala PKKN/ Ketua Panitia
beserta staf
4. Putu Dyana Christasani, M.Sc., Apt. selaku Dosen Pembimbing Lapangan yang telah
membantu kami dalam pelaksanaan kegiatan Kuliah Kerja Nyata.
8. Bapak Surono selaku ketua RT 01, Bapak Widodo selaku ketua RT 02, Bapak
Suparno selaku ketua RT 03, Bapak Sujadi selaku ketua RT 04, Bapak Suparno selaku
ketua RT 05.
9. Segenap masyarakat Padukuhan Kenteng dan pihak-pihak terkait yang telah berjasa
membantu kami yang tidak dapat kami ucapkan satu per satu.
Kami menyadari bahwa laporan observasi ini masih memiliki banyak kekurangan, maka
kami bersedia menerima kritik dan saran yang bersifat membangun guna
menyempurnakan pelaksanaan program KKN yang telah kami rencanakan. Semoga
laporan program KKN ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan
informasi tentang Padukuhan Kenteng, baik yang berkaitan secara langsung maupun
tidak langsung. Demikian laporan observasi ini kami susun. Kami menyadari
bahwa terdapat banyak kekurangan, sehingga laporan observasi yang telah kami susun
ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami membutuhkan kritik dan saran yang
dapat membantu kami untuk menyusun laporan observasi ini dengan lebih baik.
Terimakasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Analisis Sosial
B. Rencana Pengembangan Wilayah Dusun
BAB II RENCANA KEGIATAN
A. Rencana Program Pemberdayaan
B. Tujuan dan Indikator
C. Rincian Rencana Kegiatan
LAMPIRAN
Lampiran 1 Penjaringan Data
Lampiran 2 Roadmap dan Derivatisasi Program
BAB I
PENDAHULUAN
A. Analisis Sosial
1. Kondisi Geografis
Padukuhan Kenteng terdiri dari 5 RT yakni: RT 01, RT 02, RT 03, RT 04,
dan RT 05 dan 1 RW yakni RW 12 yang terletak di Desa Ngalang, Kecamatan
Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Padukuhan
Kenteng ini merupakan salah satu padukuhan di Desa Ngalang yang memiliki
luas wilayah ±167.300 m2. Batas wilayah Padukuhan Kenteng adalah sebagai
berikut:
a. Sebelah Utara : Padukuhan Wareng
b. Sebelah Timur : Kecamatan Nglipar
c. Sebelah Selatan : Kecamatan Playen
d. Sebelah Barat : Padukuhan Nglaran
2. Keadaan Tanah dan Tingkat Produktivitas
Letak wilayah Padukuhan Kenteng terletak di Desa Ngalang, Kecamatan
Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul. Kondisi tanah di Padukuhan Kenteng
cukup tandus ketika musim kemarau sehingga menjadi hambatan bagi para
petani untuk bercocok tanam pada saat musim tanam. Di sisi lain, tanah di
padukuhan ini cukup subur ketika musim hujan sehingga berbagai jenis
pepohonan produktif dapat tumbuh dengan mudah, seperti sawo, pisang, dan
kelapa.
3. Potensi Sumber Daya Air
Di wilayah Padukuhan Kenteng mayoritas sumber air berasal dari sumur
atau perigi. Sumur ini memiliki potensi sebagai sarana pengaliran air bagi
penduduk Padukuhan Kenteng. Sumber air ini sangat bermanfaat saat musim
kemarau dan musim penghujan. Di sisi lain, sawah di Padukuhan Kenteng
sebagian besar adalah sawah tumpangsari dimana sawah ditanami beberapa
macam tanaman pada satu areal lahan tanam dalam periode tanam yang hampir
bersamaan. Seperti menanam padi, jagung, ketela, kedelai dan atau kacang tanah
dalam satu areal. Sistem tumpangsari ini dapat meminimalkan penggunaan air
karena penggunaan lahan yang relatif lebih kecil namun memiliki hasil yang
maksimal.
4. Pertanian
Sebagian besar warga di Padukuhan Kenteng bekerja sebagai petani.
Umumnya tanah persawahan itu dimanfaatkan oleh warga Padukuhan Kenteng
sebagai mata pencaharian utama. Beberapa hasil yang diperoleh dari kegiatan
produksi pertanian adalah padi, kacang tanah, dan jagung. Sebagian dari hasil
tersebut dimanfaatkan penduduk sebagai konsumsi pribadi dan sebagian dijual.
5. Peternakan
Peternakan juga menjadi mata pencaharian tambahan warga Padukuhan
Kenteng. Kebanyakan warga Padukuhan Kenteng sudah memelihara sapi,
kambing, itik, ayam dan beberapa unggas. Peternakan juga dijadikan sarana
untuk menunjang perekonomian warga ketika pertanian tidak begitu dapat
diandalkan. Selain itu, ada beberapa warga yang sudah mulai memelihara ikan
lele untuk dijual maupun dikonsumsi.
6. Kebersihan Lingkungan
Lingkungan di Padukuhan Kenteng dikelola dengan cukup baik secara
tradisional oleh warga. Hanya saja sampah non-organik belum diolah dengan
baik karena belum tersedianya tempat pembuangan sampah (TPS) di Padukuhan
Kenteng. Kebanyakan warga mengelola sampahnya dengan cara dibakar. Warga
yang membakar sampah membutuhkan waktu penguraian yang lebih lama,
misalnya sampah berbahan dasar plastik. Kandang ternak warga yang berada
dekat dengan rumah membuat kondisi lingkungan menjadi tidak sehat.
Misalnya, ternak ayam maupun sapi yang dalam kondisi sakit menyebabkan
penyebaran virus ataupun saat panen menyebabkan banyak lalat dan kutu di
rumah warga.
7. Sumber Daya Manusia
a. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk di Dusun Kenteng adalah 372 jiwa. Jumlah penduduk
pria di Dusun Kenteng adalah 187 jiwa, sedangkan jumlah penduduk
wanita di Dusun Kenteng adalah 185 jiwa. Dari 372 jiwa terdapat 143
Kepala Keluarga (KK).
b. Mata Pencaharian
Sebagian besar masyarakat Dusun Kenteng bermata pencaharian sebagai
petani dan buruh. Terdapat pula masyarakat yang bermata pencaharian
sebagai guru, polisi, dokter, pendidik, pelayaran, dan PNS.
c. Pendidikan
Dalam bidang pendidikan, sebagian besar masyarakat Kenteng
merupakan lulusan Sekolah Dasar. Hanya terdapat sebagian kecil yang
termasuk lulusan SMP, SMA/SMK dan Perguruan Tinggi.
d. Agama
Seluruh masyarakat Dusun Ngipik beragama Islam. Kegiatan pengajian
masih berjalan secara rutin, seperti TPA untuk anak-anak yang rutin
diadakan tiga kali dalam seminggu.
e. Kesehatan
Secara umum, tingkat kesehatan masyarakat di Dusun Kenteng sudah
baik. Hal tersebut terlihat dari tidak adanya laporan dari warga mengenai
penyakit mewabah dan membahayakan. Akan tetapi, berdasarkan
wawancara yang sudah dilakukan, masih terdapat beberapa masyarakat
yang menderita sejumlah penyakit, seperti diabetes melitus, hipertensi,
asma dan TBC.
f. Kehidupan Bermasyarakat
Dalam kehidupan bermasyarakat, penduduk Padukuhan Kenteng
membentuk kelompok-kelompok organisasi kolektif. Sebagai contoh,
perkumpulan bapak-bapak atau ibu-ibu. Perkumpulan tersebut masih aktif
dilaksanakan oleh warga Padukuhan Kenteng. Warga Padukuhan Kenteng
selalu berkumpul bila ada keperluan penting seperti kenduri peringatan
kematian ataupun adanya warga yang menikah. Karang taruna di
Padukuhan Kenteng juga tidak berjalan karena para pemuda padukuhan,
yang rata-rata dalam usia produktif, lebih memilih untuk merantau.
Kegiatan poskamling dan jimpitan sendiri masih berjalan di lingkup RT.
Kegiatan-kegiatan yang terdapat di Dusun Kenteng antara lain:
1) Pertemuan ibu-ibu PKK yang diadakan setiap tanggal 5.
2) Pertemuan RT yang diadakan menurut kesepakatan setiap RT.
3) Pertemuan dasawisma yang diadakan dua kali dalam sebulan dengan
tanggal pertemuan yang disepakati oleh masing-masing RT.
4) Pertemuan karang taruna yang diadakan di hari Sabtu pada tiap bulannya.
g. Sarana dan Prasarana
1) Sarana Transportasi
Dalam melakukan aktivitas sehari-hari, masyarakat Padukuhan
Kenteng dipermudah dan diperlancar dengan adanya fasilitas jalan raya
yang menghubungkan Sambipitu – Nglipar. Jarak dengan pasar terdekat
(Pasar Ngalang) yang hanya sekitar 1 km juga menjadi hal lain yang
turut memudahkan warga untuk melakukan transaksi jual-beli. Warga
pun memutar kembali transaksi jual-beli di pasar tersebut dengan cara
menjual barang yang telah dibeli ke warung milik mereka. Fasilitas
transportasi yang dimiliki masyarakat Padukuhan Kenteng adalah motor
pribadi. Alternatif transportasi lain bagi warga untuk melakukan
aktivitasnya adalah sepeda. Sebagian besar anak-anak juga pergi ke
sekolah dengan mengendarai sepeda dengan jarak sekolah terdekat
sekitar 1 km.
2) Sarana Pendidikan
Ketersediaan sarana pendidikan sendiri masih terbilang kurang
karena hanya ada satu sekolah dasar yang tersedia di Padukuhan Kenteng
yakni SD Karangpelem. Sekolah tingkat menengah sendiri berada di
desa Ngalang dan perlu ditempuh sejauh 2 km. Jarak yang cukup jauh ini
menuntut usaha lebih dari masing-masing siswa yang tinggal di daerah
Padukuhan Kenteng. Kegiatan non-kurikuler sebagai alternatif di
Padukuhan Kenteng hanya terbatas pada pengadaan kegiatan TPA rutin
yang berbasis pendidikan keagamaan. Sarana bagi anak usia pra-TK dan
anak usia TK masih terbilang kurang karena TK ataupun PAUD terdekat
berada di Padukuhan Nglaran.
3) Sarana Kesehatan
Kegiatan rutin yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas
kesehatan adalah posyandu lansia dan balita. Kegiatan ini dilakukan
setiap satu bulan sekali. Kegiatan posyandu untuk balita dilakukan di
salah satu rumah warga di Padukuhan Kenteng, sedangkan kegiatan
posyandu untuk lansia dilakukan di balai padukuhan Padukuhan
Kenteng. Kegiatan posyandu dilayani oleh dua warga Padukuhan
Kenteng sebagai kader kesehatan di padukuhan. Kader kesehatan yang
bertugas memungkinkan untuk mendatangi warga langsung dan
melakukan penjaringan data kesehatan secara efektif. Dalam periode
tertentu secara rutin ada pihak dari dinas kesehatan yang mendata aspek-
aspek kesehatan masyarakat.
4) Sarana Ibadah
Sarana dan prasarana kegiatan agama di sekitar Padukuhan
Kenteng terbilang cukup. Bagi para pemeluk agama Islam terdapat satu
masjid yakni masjid Al-Amin yang berukuran sedang yang terletak di
tengah – tengah Padukuhan Kenteng. Sedangkan untuk warga
Padukuhan Kenteng yang beragama lain, warga perlu menempuh jarak
yang cukup jauh hingga ke daerah Playen maupun Kota Wonosari.
B. Rencana Pengembangan Wilayah Dusun
.
BAB II
RENCANA KEGIATAN