Tak dipungkiri, media sosial kini menjadi bagian dari gaya hidup di era informasi. Berbagai
hal dapat kita lakukan dengan menggunakan media sosial, dari hal-hal yang positif maupun
hal-hal yang negatif. Namun secara umum, media sosial digunakan untuk memenuhi
kebutuhan sosial manusia yakni berkomunikasi dengan orang lain, baik orang terdekat
maupun orang dari belahan dunia lain. Karena didorong oleh kebutuhan sosial inilah,
banyak kalangan yang kini memiliki akun media sosial sebagai alat komunikasi.
Salah satu kalangan yang kini juga banyak menggunakan media sosial adalah kalangan
pelajar. Hal ini masih menjadi perdebatan mengingat banyaknya manfaat digunakannya
media sosial di kalangan pelajar seperti meningkatkan kreativitas dan membantu proses
pembelajaran. Namun di sisi lain, media sosial juga memiliki dampak negatif salah satunya
adalah kerap dijadikan sebagai sarana untuk mem-bully atau melakukan perundungan
kepada pelajar lainnya.
Tentu kerap kita dengar atau lihat melalui media massa bahwa ada sekelompok pelajar yang
melakukan perundungan terhadap temannya. Perundungan tidak hanya dilakukan di
sekolah, melainkan juga dilakukan di dunia maya. Menurut hasil studi yang telah dilakukan
oleh para ahli, perundungan yang dilakukan di dunia maya dapat menimbulkan trauma yang
jauh lebih mendalam. Dan parahnya, hal ini dapat mengakibatkan pelajar yang menjadi
korban perundungan melakukan bunuh diri karena tidak tahan dengan apa yang dialami.
Untuk mengatasi hal ini, ada baiknya para orang tua memberikan pemahaman yang
mendalam kepada anak-anaknya tentang apa itu media sosial dan sisi positif maupun sisi
negatif yang ditimbulkan. Selain itu, tidak ada salahnya orang tua juga menjadi pengikut di
akun media sosial yang dimiliki oleh anak-anak mereka. Hal ini dimaksudkan untuk
memonitor kegiatan anak-anak mereka. Dengan memberikan pemahaman yang baik dan
pengawasan yang terukur, sebagai orang tua sejatinya telah memberikan perlindungan bagi
anak-anak mereka.
Diharapkan semua pihak dapat bersama-sama mencegah dampak negatif dari media sosial.
Pihak sekolah dapat membuat aturan untuk melarang setiap aktivitas sekolah yang dapat
mengarah pada aksi perundungan. Dan orang tua juga dapat terus memperhatikan anak-
anaknya agar dapat menggunakan media sosial secara bijak dan tidak terjerumus ke hal-hal
yang negatif.
Kenakalan Remaja
Oleh karena itu, kami, memilih tema pergaulan bebas remaja untuk
dikaji lebih lanjut sebagai informasi bagi kaum remaja.
Tidak hanya itu, hutan-hutan telah banyak yang dibuka untuk lahan
pertanian, industri, perkebunan atau dialihfungsi sebagai hutan
produksi.
Yang lebih parah lagi, hutan di dunia ini yang semestinya bisa
mengurangi gas karbondioksida tersebut tidak bisa menjalankan
fungsi mereka dengan baik. Hal itu disebabkan karena banyaknya
pohon yang ditebang. Di samping banyaknya penebangan pohon di
hutan.
Hutan sendiri memiliki fungsi yang cukup banyak, yaitu antara lain sebagai sistem ekosistem
terbesar untuk keseimbangan alam di muka bumi, Sebagai penyedia oksigen, penyedia
sumber daya alam, dan lain sebagainya.
Dan manusia, adalah makhluk yang diciptakan Tuhan untuk bisa hidup berdampingan
dengan alam. Secara teknis, tidak ada yang mampu menjaga kelestarian hutan kecuali
manusia. Namun kenyataan tersebut malah berbanding terbalik dan memukul keras fakta
tersebut. Hal itu bisa dilihat dari sedikitnya jumlah manusia yang peduli tentang kelestarian
hutan. Malah kini, tindakan-tindakan seperti kasus penebangan liar, pemburuan hewan
langka, atau dijadikannya hutan sebagai lahan perkebunan, semakin merajalela.
Dan kini, kesadaran individu lah yang bisa menghentikan hal tersebut. Misalkan, dengan
melakukan reboisasi hutan, atau menebang pohon dengan sistem tebang pilih. Tebang pilih
sendiri merupakan sebuah sistem menebang pohon di hutan, dengan cara memilih pohon
yang telah tua dan membiarkan pohon yang masih produktif untuk tumbuh. Umumnya, cara
ini akan dibarengi dengan reboisasi atau penanaman pohon kembali. Jadi, setelah pohon
ditebang, tempat tersebut akan ditanami pohon kembali.
Dalam upaya pelestarian hutan, peran para pemangku kebijakan juga diperlukan. Misalkan
dengan memberikan hukum tegas bagi pelaku penebangan liar dan pemburuan liar untuk
memberikan efek jera, dan juga mengadakan reiboisasi atau penanaman pohon kembali.
Selain itu, upaya lain seperti melakukan kampanye mengenai pentingnya menanam pohon
juga bisa dilakukan. Cara semacam ini, terbilang sukses untuk memberikan pemahaman
kepada masyarakat bahwa menjaga kelestarian hutan adalah sesuatu yang penting. Tidak
hanya itu, mendayagunakan komunitas peduli lingkungan juga bisa jadi penggerak.
Jika semua pihak telah memiliki kesadaran mengenai pentingnya hutan bagi kehidupan.
Maka kelestarian dan kembalinya fungsi hutan sudah dipastikan akan terlaksana. Dan
dengan demikian, dampak buruk seperti pemanasan global, banyaknyaa polusi udara, resiko
bencana, seperti banjir, dan dampak buruk lainnya, akan berkurang.
Rumah tangga adalah salah satu penghasil sampah anorganik yang cukup
tinggi. Oleh karena itu, pengelolahan sampah secara mandiri atau individu
dalam kehidupan keluarga sangat penting. Yang salah satunya bisa dilakukan
dengan cara di atas yaitu melalui 3R. Dan melalui kesadaran individu tiap
keluarga itulah, perlahan akan tumbuh kesadaran individu dengan lingkungan
sosialnya. Akhirnya, akan tercipta lingkungan bersih dari sampah.
Internet Sebagai Media Pembelajaran
Di Indonesia masih banyak warga yang membuang sampah sembarangan. Bahkan untuk
menemukan tempat-tempat yang kumuh atau tempat yang sampahnya berserakan di
Indonesia sangatlah mudah. Salah satunya di DKI Jakarta. Di DKI Jakarta, kita dapat
menjumpai pemandangan-pemandangan yang penuh dengan sampah. Terutama di
bantaran-bantaran sungai di Jakarta. Warga yang tinggal di bantaran sungai berpendapat, “
Apabila membuang sampah ke sungai itu sangatlah mudah, tinggal dilempar saja dan kita
tidak perlu jalan jauh-jauh untuk menemukan tempat sampah atau mengeluarkan uang
untuk membeli tempat sampah. ”
Hal seperti ini bisa saja terjadi karena di Indonesia penyediaan fasilitas umum masih sangat
sedikit terutama tempat sampah. Kemungkinan warga berpendapat seperti itu karena
mereka perikir, “ Buat apa menuruti pemerintah kalo kenyataannya pemerintah hanya
memberitahukan saja, tidak melakukan tindakan yang sesuai, sperti melengkapi fasilitas
umum khususnya tempat sampah agar kita sebagai warga bisa melaksanakan apa yang
diperintahkan. ”
Keadaan seperti ini sungguh sangat memperihatinkan. Mereka sadar akan akibat dari
membuang sampah di sungai atau sembarangan tetapi tetap saja masih dilakukan. Bahkan
pemerintah sudah berulangkali memperingatkan warga yang tinggal di bantaran sungai agar
tidak membuang sampah sembarangan. Tempat sampahpun sudah pemerintah sediakan
tetapi tetap masih ada warga yang membuang sampah ke sungai dengan alasan lebih
mudah dan lebih irit. Sepertinya peringatan untuk membuang sampah pada tempatnya dan
penyediaan tempat sampah umum hanya untuk pajangan saja dimata mereka.
Pemikiran seperti itu sangatlah tidak logis. Buat apa kita diberi tangan atau kaki jika untuk
digunakan membuang sampah pada tempatnya saja susahnya minta ampun, buat apa kita
diberi rizki jika untuk membeli tempat sampah saja tidak mau padahal jika untuk berfoya-
foya tidak pernah dipikirkan. Bagaimana Indonesia mau maju jika pemikiran seperti itu
masih saja ada, bagaimana Indonesia bisa bersih dari sampah jika untuk membuang sampah
pada tempatnya saja susah. Manusia memang suka hal-hal yang praktis sampai-sampai hal
spele seperti itu saja tidak pernah dipedulikan.
Dengan menyepelekan hal yang spele seperti itu akibatnya jika musim penghujan Jakarta
sering sekali dilanda banjir akibat luapan air sungai. Warga-warga yang tidak turut
membuang sampah sembaranganpun ikut terkena dampaknya. Dan lagi-lagi pemerintah
yang disalahkan. Jika sudah seperti ini, pemerintah akan mengalami dilema besar. Bahkan
mungkin sampai berpendapat, “ Di beritahu yang betul tidak pernah mau didengarkan atau
dilakukan, ketika terkena dampaknya menyalahkan orang lain, maunya bagaimana?”. Ini
baru salah satu dampaknya, belum lagi jika sampah-sampah tersebut menyebarkan sumber
penyakit. Apalagi populasi binatang-binatang disungai akan punah akibat sungainya penuh
dengan sampah. Jika sudah seperti ini akan berpengaruh besar terhadap keseimbangan
alam.
Pemerintah beranggapan bahwa mereka dimata warga selalu serba salah. Mau tidak mau
pemerintahpun melakukan tindakan, seperti pengangkutan sampah yang dibuang
sembarangan di sungai dan menambah tinggi tanggul agar air sungai jika meluap tidak
menyebabkan banjir lagi. Tetapi tindakan seperti itu tidak akan berhasil dan akan percuma
saja jika kita tidak ikut turun tangan. Bayangkan saja jika terdapat beribu-ribu orang yang
membuang sampah sembarangan setiap harinya? Mau jadi seperti apa dunia kita nantinya?
Sungguh tidak bisa dibayangkan.
Kita sebagai warga ngara harus patuh terhadap peraturan yang diberikan selagi peraturan
tersebut masih benar, sehingga negara kita dapat maju dan bersih dari sampah. Jangan
sampai pemikiran tidak logis kita malah menjadi dampak bagi negara kita dan warga lain
yang bahkan tidak tahu apa-apa. Dan juga jangan apa-apa tergantung pada pemerinntah
atau orang lain. Mulailah sesuatu dari hal yang spele, dengan begitu hal yang spele akan
berubah menjadi hal yang luar biasa dan akan lebih bermanfaat baik bagi diri kita sendiri,
orang lain, maupun negara.