BAB 1 Proposal
BAB 1 Proposal
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup di dalam
uterus melalui vagina ke dunia luar yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu).
Persalinan bisa berjalan secara normal, namun tidak jarang mengalami hambatan dan harus
dilakukan operasi di karenakan mengacam keselamatan ibu dan bayinya (Salfariani, 2012).
Tindakan operasi/ section caesarea merupakan pilihan utama bagi para medis untuk
menyelamatkan ibu dan bayinya. Sectio caesarea merupakan suatu persalinan buatan
dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim
dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram (Sarwono, 2009).
Ada beberapa indikasi dilakukan setio caesarea antara lain: gawat janin, diproporsi
sepalopelvik, persalinan tidak maju, plasenta previa, prolapses tali pusat, letak lintang,
panggul sempit, dan preeklamsia (Jitowiyono, 2010). World Health Organization (WHO)
tahun 2016 menetapkan standar rata-rata section caesarea di sebuah Negara adalah 5-15 %
per 1000 kelahiran didunia dan angka persalinan dengan section caesarea sekitar 10%
sampai 15% dari semua proses persalinan. Di negara maju seperti Inggris angka kejadian
section ceaserea sebesar 20% (Shombing, 2017). Sedangkan di Indonesia menurut data
kemenkes RI (2016) angka kejadian section ceasera sebesar 15,3% yang berarti keadaan ini
diatas standar yang dikeluarkan WHO (Pusdatin, 2017).
Berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan, tercatat angka kejadian section caesarea
di kota Bengkulu terutama di Rumah Sakit Harapan Doa Kota Bengkulu terdapat 137 pasien
pada tahun 2018 dan pada tahun 2019 terjadi peningkatan sebanyak 77% pasien section
caesrea (jumlah pasien section caesrea 243 orang). Adapun indikasi dilakuan section caesrea
antara lain letak lintang, ibu dengan hipertensi, gawat janin dengan KPSW dan kala ll lama.
Pasien post section caesarea biasanya akan merasakan nyeri luka operasi setelah
beberapa jam pasca operasi sejalan dengan mulai pulihnya efek anestesi dari tubuh pasien.
Hal ini banyak dikeluhkan oleh pasien post section caesarea. Nyeri merupakan kondisi berupa
perasaan tidak menyenangkan, bersifat sangat subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada
setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat
menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya (Hidayat, 2016).
Nyeri sangat menganggu dan menyulitkan banyak orang dibanding suatu penyakit
manapun tanpa melihat sifat, pola atau penyebab nyeri. Nyeri yang tidak atasi secara adekuat
mempunyai efek yang membahayakan diluar ketidaknyamanan karena dapat mempengaruhi
sistem pulmonary, kardiovaskular, gastrointestinal, endokrin dan imunologik. Strategi
penatalaksaan nyeri mencakup baik pendekatan farmakologis dan non farmakologis. Semua
intervensi akan sangat berhasil bila dilakukan sebelum nyeri menjadi lebih parah dan
keberhasilan sering dicapai jika beberapa intervensi diterapkan secara simultan (Smelzer,
2010).
Perawat sebagai tim kesehatan berperan penting untuk mengatasi nyeri pasien. Perawat
berkolaborasi dengan tim kesehatan lain dalam melakukan tindakan mengatasi nyeri,
mengevaluasi keefektifan obat dan berperan sebagai advocate pasien ketika intervensi untuk
mengatasi nyeri menjadi tidak efektif. Perawat melakukan pengkajian intesitas nyeri dan
distress, merencanakan perawatan, memberikan edukasi tentang nyeri, meningkatkan
pengunaan teknik non farmakologi dan mengevaluasi hasil yang dicapai (Syamsiah, 2015).
Salah satu metode untuk mengatasi nyeri secara non farmakologis adalah terapi relaksasi
Autogenik (Nurhayati, 2015).
Teknik relaksasi merupakan intervensi keperawatan secara mandiri untuk menurunkan
intesitas nyeri, teknik relaksasi memberikan individu kontrol diri ketika terjadi rasa nyeri serta
dapat digunakan pada saat seseorang sehat maupun sakit. Teknik relaksasi Autogenik
merupakan salah satu teknik relaksasi yang bersumber dari diri sendiri berupa kata-kata atau
kalimat pendek ataupun pikiran yang bisa membuat tentram. Teknik autogenik dilakukan
dengan membayangkan diri sendiri berada dalam keadaan damai dan tenang, berfokus pada
pengaturan nafas dan detak jantung (Farada, 2011).
Relaksasi autogenic akan membantu tubuh untuk membawa perintah melalui autosugesti
untuk rileks sehingga dapat mengendalikan pernapasan, tekanan darah, denyut jantung, serta
suhu tubuh. Tubuh merasakan kehangatan, merupakan akibat dari arteri perifer yang
mengalami vasodilatasi sedangkan ketegangan otot tubuh yang menurun mengakibatkan
munculnya sensasi ringan. Perubahan-perubahan yang terjadi selama maupun setelah
relaksasi mempengaruhi kerja saraf otonom. Ketegangan otot tubuh yang menurun
melancarkan peredaran darah serta dapat mendistaksi nyeri yang dirasakan. Menurut
penelitian, Syamsiah 2015. Penelitian ini terkait dengan pengaruh terapi relaksasi autogenic
terhadap penurunan tingkat nyeri akut pada pasien abdominal pain dan section caesarea.
Penyembuhan luka operasi section casearea non farmakologi dapat dilakukan dengan
terapi autogenic khususnya untuk mengatasi nyeri setelah operasi section caeserea. Perawat
berperan besar dalam penanggulangan nyeri non farmakologis yakni melatih teknik
Autogenik yang merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan (Smeltzer, 2010).
Peran perawat mengatasi nyeri pada pasien post operasi section caesarea adalah
dengan memberikan pelayanan atau asuhan keperawatan kepada klien berdasakan hasil
pengakajian sampai dengan evaluasi. Perawat juga mempunyai peran sebagai edukator
seabagai pendidik, advokad klien, kolabolator konsultan dan penelitian/pembaharu
(Mubarak,2009). Dalam keberhasilan melaksanakan peranya perawat dapat membantu
pasien section caesarea mandiri setelah diberikan edukasi terapi teknik autogenik dan
diberikan asuhan keperawatan.
Tujuan relaksasi tehnik Autogenik yaitu agar individu dapat mengontrol diri ketika
terjadi rasa ketegangan dan stress yang membuat individu merasa dalam kondisi yang
tidak nyaman menjadi nyaman, terapi ini dilakukan setelah ≥6jam karena pada post operasi
SC anastesi nya sudah mulai hliang. Hasil penelitian Widiattie (2015) Teknik relaksasi
autogenic merupakan salah satu teknik relaksasi yang bersumber dari diri sendiri berupa
kata-kata atau kalimat pendek atau pun pikiran yang bisa membuat pikiran tentram.
Relaksasi autogenic dilakukan dengan membayangkan diri sendiri berada dalam keadaan
damai dan tenang, berfokus pada pengaturan nafas dalam dan detakan jantung (Farada,
2011).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, dapat dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut.“
Bagaimana Asuhan Keperawatan Gangguan Rasa nyaman : Nyeri Pada Pasien Post Section
cesearea.
C. Tujuan Studi Kasus
1. Tujuan Umum
Menggambarkan Asuhan Keperawatan Gangguan Rasa nyaman : Nyeri Pada Pasien
Post Section cesearea.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan Pengkajian pada pasien post operasi section caesarea.
b. Merumuskan Diagnosa keperawatan pada pasien post operasi section caesarea.
c. Menyusun Intervensi keperawatan pada pasien post operasi section caesarea.
d. Melakukan Tindakan keperawatan/implementasi pada pasien post operasi section
caesarea.
e. Melakukan evaluasi keperawatan pada pasien nyeri post operasi section caesarea
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Diharapkan peneliti ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman penelitian dalam
melakukan perawatan dan penanganan luka post section caesarea dengan intervensi
penurunan nyeri terapi tehnik autogenic.
2. Bagi tempat penelitian
Sebagai upaya untuk meningkatkan , menambah wawasan dan inovasi perawat dalam
mengatasi nyeri sehingga perawat tidak hanya terfokus mengadalkan terapi farmakologis
sebagai solusi penurunan rasa nyeri, namun meningkatkan peran perawat dengan teknik
relaksasi Autogenik.
3. Bagi perkembangan ilmu keperawatan
Memperluas serta membudayakan ilmu keperawatan dalam pemberian teknik relaksasi
autogenic dengan masalah nyeri akut pada pasien post operasi section caesarea.
BAB ll
TINJAUAN PUSTAKA
Indikasi kedaruratan :
a. Ruptur uteri
b. KPD
Jaringan terbuka
Jaringan terputus
Prokteksi kurang
Merangsang area
sensorik
Invasi bakteri
MK ll: Gangguan
mobilitas fisik
b. Pemeriksaan Fisik
Table 2.2 pemeriksaan Fisik
Observasi Hasil Pemeriksaan
a. Keadaan umum Pada kasus ibu post partum dengan penyembuhan luka
operasi post section caesarea keadaan umum lemah.
b. Kesadaran Pada kasus ibu post partum dengan penyembuhan luka
operasi post section caesarea kesadaran compos mentis.
c. Tanda-tanda vital 1. TD : tekanan darah normal yaitu 120/80mmHg dan
tidak banyak meningkat
2. N : denyut nadi meningkat
3. P : pernapasan kadang neratur kadang tidak teratur
normal pernapasan yaitu frekuensi pernapasan 16-
20x/menit
4. S: suhu tubuh batas normal adalah 35,60C-37,60C
d. Pemeriksaan kepala 1. Muka : Pada kasus ibu post partum dengan
penyembuhan luka operasi post section caesarea
muka Nampak pucat
2. Mata : kongjutiva an anemis, sclera an ikterik terdapat
kantung mata.
3. Hidung: Pada kasus ibu post partum dengan
penyembuhan luka operasi post section caesarea
pernapasan normal
4. Telinga: pemeriksaan telinga dilakukan untuk
mengetahui adanya gannguan pendengan atau tidak
ada kelainan atau tidak
5. Mulut : untuk mengetahui ada kelainan atau tidak di
bagian mulut.
e. Leher Secara teori pemeriksaan pada leher dilakukan untuk
mengetahui apakah ada pembesaran kelenjar tyroid ,
kelenjar limfe dan vena jugolaris.
f. Pemeriksaan dada Pemeriksaan dada dilakukan untuk mengetahui bentuk
payudara simetris atau tidak, putting susu menonjol atau
masuk kedalam , ada kolostrum atau belum, alreola
hiperpigmentasi atau tidak, ada benjolan patologis,atau
tidak, ada bekas operasi atau tidak.
g. Pemerikasaan abdomen Inspeksi
Pada kasus ibu post partum dengan penyembuhan luka
operasi section caesarea pembesaran perut sesuai
dengan lamanya nifas atau tidak, bentuk perut, linea
alba atau nigra, striae albican atau lividae dan bekas
operasi dengan panjang insisi±10-15cm
Palpasi
1. TFU(Tinggi Fundus Uteri)
2. Untuk mengetahui TFU, pembesaran sesuai
dengan hari.
Auskultasi
Merupakan cara pemeriksaan dengan medengarkan
bising bunyi usus
h. Pemeriksaan ekstremitas Seacara teori pemeriksaaan ekstrimitas atas dan bawah
dilakukan untuk mengetahui ada kelainan atau tidak, ada
oedema atau tidak, ada varises atau tidak serta ada reflex
patella atau tidak.
i. Pemeriksaan genetalia 1. Vulva Vagina
Pemeriksaan pada vulva vagina terdapat
pengeluaran pervaginam meliputi pendarahan,
jumlah dan warna darah.
2. Lochea
Untuk mengetahui warna lochea, bau lochea, jumlah
lochea untuk melihat tanda-tanda infeksi
3. Pemeriksaan Anus
Pemeriksaan pada anus dilakukan untuk mengetahui
ada hemoroid atau tidak
c. Pemeriksaan diagnostik
Table 2.3 pemeriksaan diagnostic
a. Pemeriksaan urine Untuk mengetahui adanya peningkatan leukosit atau
bakteri pada urine
b. Pemeriksaan Hb Biasanya ibu post section caesarea mengalami Hb
rendah
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan pernyataan yang jelas, singkat dan pasti tentang masalah pasien
serta penyebabnya yang dapat dipecahkan atau di ubah melalui tindakan keperawatan.
Diagnosa keperawatan sebagai masalah nyata/ actual maupun potensial yang dialami
oleh seseorang dalam memenuhi tuntunan atau kegiatan hidup sehari-hari yang
berhubungan dengan masalah kesehatan-kesakitan nyata atau potensial atau
pengobatannya (Manurung, 2011)
a. Analisa data
Tabel 2.4 analisa data
Data senjang Etiologi Masalah
Ds : Pasien mengeluh nyeri Indikasi janin(makrosomia, letak Nyeri akut
Do : sunsang, presentasi bokong,
1. Penilaian nyeri dengan kelainan tali pusat dan bayi
P: klien mengeluh nyeri kembar), indikasi ibu(CPD,
karena pembedahan, karsinoma serviks dan tumor
Q: nyeri yang dirasakan uterus), indikasi kedaruratan
bersifat menusuk (rupture uteri dan KPD)
R:nyeri dirasakan sekitar
area pembedahan Section caesarea
(abdomen)
Luka post operasi
S: skala nyeri yang
dirasakan berkisaran 1-6 Jaringan terputus
T: nyeri dirasakan terus
Merangsang area sensorik
–menurus
2. Tampak meringis Transmisi dari sistem saraf perifer
3. Bersikap protektik
Gangguan rasa nyaman
4. Frekuensi meningkat
5. Sulit tidur Nyeri
6. Pola napas berubah
Section caesarea
Jaringan terbuka
Proteksi kurang
Invansi bakteri
Resiko infeksi
b. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedra fisik prosedur operasi di tandai
dengan tampak meringis, bersikap protektif, gelisah sulit tidur ditandai kondisi
pembedahan
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromukular dan
nyeri ditandai dengan ROM menurun, gerak terbatas.
3. Resiko infeksi berhubungan dengan kerusakan integritas kulit
1.
4. Implementasi
Implematasi adalah pengolahan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah
disusun pada tahap perencanaan untuk intervensi keperawatan yang berikan kepada pasien
terkait dengan dukungan pengolaan tindakan untuk perbaikan kondisi pendidikan untuk
pasien dan keluarga sebagai tindakan untuk mencegah masalah yang muncul dikemudian
hari (Nanda, 2016)
5. Evaluasi
Evalusi merupakan tahapan akhir dalam proses keperawatan yang dapat digunakan
sebagai alat ukur keberhasilan suatu asuhan keperawatan yang dibuat, sehingga perawat
dapat menilai apa yang akan dilakukan dikemudian hari (Nanda, 2016)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini adalah deskriptif dalam bentuk studi kasus untuk mengekplorasi masalah
asuhan keperawatan klien dengan gangguan rasa nyaman nyeri akut pada kasus post operasi
section caesarea, pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan asuhan keperawatan meliputi
pengkajian, diagnosa, perecanaan, pelakasanaan dan evaluasi.
B. Subjek penelitian
Subjek studi kasus dalam penelitian ini ialah ibu dengan luka post section caesarea dengan
nyeri akut sebagai berikut :
1. Kriteria Inkskulusi
a. Pasien dengan masalah gagnguan rasa nyaman nyeri akut
b. Pasien bersedia menjadi responden
c. Pasien koorperatif
d. Pasien post section caesarea ≥6 jam
2. Kriteria Eksklusi
a. Pasien hipertensi berat
b. Pasien mengalami penuruan kesadaran
c. Pasien tidak bias bebicara dengan baik
C. Definisi operasiaonal
Penerapan prosedur teknik autogenik dengan skala masalah gangguan rasa nyaman : nyeri
pada pasien section caesarea
1. Pasien post operasi section caesarea (24 jam post patum) dengan skala nyeri 1-6
2. Asuhan Keperawatan Gangguan Rasa nyaman : Nyeri Pada penyembuhan luka operasi
Post Section cesearea adalah suatu tindakan keperawatan yang dilakukan melalui
pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi. Salah satu intervensi
keperawatan mandiri yaitu mengajarkan teknik autogenik pada pasien operasi section
caesarea
E. Tahapan Penelitian
ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN RASA NYAMAN : NYERI PADA PASIEN POST
SECTIO CAESAREA
Kriteria Inklusi :
Subjek Penelitian :
Pasien post operasi section caesarea dengan
ganguan rasa nyaman : nyeri
Tahapan latihan terapi teknik autogenik dengan proses Intervensi di lakukan pada jam
09.00 wib s/d jam 09.15 wib
manajemen nyeri post section caesarea selama 3 hari :
pada pagi hari dan jam 14.00
wib s/d 14.15 wib pada sore
1. Persiapan pasien
hari selama 3 hari
2. Informed consent
3. Prosedur tindakan
a. Pasien/ klien Mengukur skala nyeri setiap
sebelum dilakukan intervensi (pre
Beritahu klien, Atur posisi dalam posisi duduk atau
test)
berbaring
b. Alat Intervensi terapi Autogenik
Tidak ada alat khusus yang dibutuhkan, Bila dilakukan sesuai jadwal
diinginkan, dapat dilakukan sambil mendengarkan
musik ringan. Mengukur skala nyeri
c. Lingkungan setiap sebelum dan
sesudah dilakukan
d. Atur lingkungan senyaman dan setenang mungkin
tindakan
agar pasien/ klien mudah berkonsentrasi. Analisa data
e. Pelaksanaan
a) Pilihkah satu kata/ kalimat yang dapat membuat kita tenang
misalnya “Astaghfirullah”. Jadikan kata-kata/ kalimat tersebut
sebagai “mantra” untuk mencapai kondisi rileks.
b) Atur posisi klien senyaman mungkin.
c) Tutup mata secara perlahan-lahan.
d) Instruksikan klien untuk melemaskan seluru anggota tubuh dari
kepala, bahu, punggung, tangan sampai kaki secara perlahan-
lahan.
e) Instruksikan klien untuk menarik nafas secara perlahan :
Tarik nafas melalui hidung dan buang nafas melalui mulut,
Pada saat menghembuskan nafas melalui mulut, ucapkan
dalam hati “mantra” tersebut.
f) Lakukan berulang selama kurang lebih 10 menit, bila tiba-tiba
pikiran melayang, upayakan untuk memfokuskan kembali pada
kata-kata “mantra” tadi.
g) Bila dirasakan sudah nyaman atau rileks, tetap duduk tenang
dengan mata masih tertutup untuk beberapa saat.
h) Langkah terakhir, buka mata secara perlahan-lahan sambil
rasakan kondisi rileks.
Perhatian :
Untuk mencapai hasil yang optimal dibutuhkan konsentrasi
penuh terhadap kata-kata “mantra” yang dapat membuat rileks,
Lakukan prosedur ini sampai 2-3 kali agar mendapatkan hasil
yang optimal.
i) Indikator pencapaian
Respon verbal :Klien mengatakan rileks, Klien mengatakan
ketegangan berkurang, Klien mengatakan sudah merasa
nyaman.
Respon non verbal :Klien tampak tenang, Ekspresi wajah
klien tidak tampak tegang, Klien dapat melanjutkan
pekerjaannya kembali, Tanda-tanda vital : tekanan darah dan
nadi dalam batas normal.
F. Metode dan instrument pengumpulan data
1. Jenis instrumen yang digunakan pada penelitia adalah :
a) Wawancara
suatu proses tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung. data yang
diambil/diperoleh melalui percakapan baik dari klien, keluarga maupun tim kesehatan lain
dengan menggunakan format wawancara.
b) Pengamatan/Observasi dan pemeriksaan fisik
salah satu metode yang akurat dan mudah untuk melakukan pengumpulan data dan
bertujun untuk mengidentifikasi dan memahami semua peristiwa yang terjadi yang menjadi
objek penelitian dalam penelitiannya. Data yang di ambil dengan cara mengamati kondisi
fisik pasien mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki dan hasilnya dicatat kemudian di
evaluasi.
c) Studi dokumentasi
Penelitian menggunakan studi dokumentasi dengan melihat data hasil laboratorium seperti
pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan elektrolit, dan pemeriksaan urin.
2. Instrument pengumpulan data menggunakan
a) Format pengkajian keperawatan untuk mendapatkan data klien
b) Lembar observasi untuk mendokumentasikan respon fisik dan psikologi klien.
G. Analisa Data
Data nyeri fisik dan psikologis sebelum dan sesudah di lakukannya intervensi terapi Autogenik
pada pasien post operasi section caesarea yang kemudian di bandingkan untuk analisa data
secara deskriptif dan kualitatif.
H. Etika Penelitian
Menurut (notoatmodjo, 2014) etka penelitian yaitu sebuah persetujuan dari komite etik penelitian
di suatu instusi bahwa penelitian yang dilaukan ini tidak membahayakan responden penelitian.
Hal yang harus peneliti penuhi dalam etika penelitian yaitu :
1. Informed consent (lembar persetujuan)
Lembar persetujuan yang akan diberikan kepada calon responden yang akan diteliti. Lembar
persetujuan diberikan kepada responden dengan memahami penjelasan tentang maksud dan
tujuan penelitian yang akan dilakuakn, serta menjelaskan manfaat yang akan diperoleh jika
bersedia menjadi responden. Jika calon responden bersedia diteliti maka harus
menanandatangani lembar persetujuan bila calon responden menolak peneliti tidak boleh
memaksa.
2. Anonymity (tanpa nama)
Untuk menjaga kerahasian indentitas responden penulis tidak mencantumkan nama
responden melainkan hanya kode nomor atau kode tertentu pada lembar pengumpulan data
yang akan diisi oleh responden sebagai identitas responden tidak diketahui oleh publik.
3. Confidentital (kerahasian)
Penulis tidak akan menyebarkan informasi yang diberikan oleh responden dan
kerahasiaannya akan dijamin oleh peneliti. Hanya kelompok data tertentu saja yang akan
dilaporkan sebagai hasil penelitian.