Anda di halaman 1dari 26

Norma adalah aturan-aturan atau pedoman sosial yang khusus mengenai tingkah laku, sikap, dan

perbuatan yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan di lingkungan kehidupan bermasyarakat.
Norma memiliki peranan penting dalam setiap masyarakat yang beradab. Hal ini dianggap penting
karena seperangkat norma tersebut berperan dan berfungsi untuk mengatur tata kehidupan setiap
anggota masyarakat sebagai makhluk sosial, sehingga tercapai suatu bentuk keteraturan yang
berlandaskan pada sistem budaya masing-masing. Sebagai bagian dari kekayaan budaya, norma dan
nilai sosial harus dijunjung tinggi, dibina, dan dipertahankan sehingga keberadaannya tidak diremehkan
dan terancam musnah. Bila norma tersebut sudah diperlakukan dengan baik, maka kehidupan
masyarakat akan lebih terkendali dan teratur sesuai dengan norma yang berlaku dalam masyarakat itu.

Bangsa Indonesia juga memiliki seperangkat norma yang terwujud dalam berbagai sistem budaya yang
kompleks. Setiap suku bangsa yang ada di Indonesia memiliki norma yang berbeda - beda, namun tetap
bermuara pada satu tujuan yaitu menciptakan masyarakat yang teratur dan harmonis.

PENGERTIAN NORMA

Dari segi bahasa Norma berasal dari bahasa inggris yakni norm. Dalam kamus oxford norm berarti usual
or expected way of behaving yaitu norma umum yang berisi bagaimana cara berprilaku.

Norma adalah patokan prilaku dalam satu kelompok tertentu, norma memungkinkan sesorang untuk
menentukan terlebih dahulu bagaimana tindakannya itu akan dinilai oleh orang lain, norma juga
merupakan kriteria bagi orang lain untuk mendukung atau menolak prilaku seseorang.

Norma juga merupakan sesuatu yang mengikat dalam sebuah kelompok masyarakat,. Norma pada
dasarnya adalah bagian dari kebudayaan, karena awal dari sebuah budaya itu sendiri adalah intraksi
antara manusia pada kelompok tertentu yang nantinya akan menghasilkan sesuatu yang disebut norma.
budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok
orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.

Adapula yang mengartikan norma sebagai nilai karena norma merupakan konkretasi dari nilai. Norma
adalah perwujudan dari nilai karena setiap norma pasti terkandung nilai di dalamnya, nilai sekaligus
menjadi sumber bagi norma.

Jika kita berbicara norma, norma di bagi menjadi dua yaitu: norma yang datang dari Tuhan dan norma
yang dibuat oleh manusia. Norma yang pertama di sebut norma agama sedang yang kedua di sebut
norma sosial, meskipun pada dasarnya keduanya dalam orientasi yang sama, yakni mengatur kehidupan
manusia agar menjadi manusia yang berbudaya dan beradab.
.

2.2 MACAM MACAM NORMA

1.Norma Agama adalah peraturan hidup yang harus diterima manusia sebagai perintah-perintah,
larangan larangan dan ajaran-ajaran yang bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa. Pelanggaran terhadap
norma ini akan mendapat hukuman dari Tuhan Yang Maha Esa berupa “siksa” kelak di akhirat.

Norma-norma itu mempunyai dua macam isi, dan menurut isinya berwujud: perintah dan larangan.
Apakah yang dimaksud perintah dan larangan menurut isi norma tersebut? Perintah merupakan
kewajiban bagi seseorang untuk berbuat sesuatu oleh karena akibat-akibatnya dipandang baik.
Sedangkan larangan merupakan kewajiban bagi seseorang untuk tidak berbuat sesuatu oleh karena
akibat-akibatnya dipandang tidak baik.

Contoh norma agama ini diantaranya ialah:

1 Beribadah sesuai dengan agama dan keyakinan.

2 Beramal saleh dan berbuat kebajikan.

3 Mencegah, melarang, dan tidak melakukan perbuatan maksiat, keji, dan mungkar.

Norma agama yang berasal dari tuhan ini bertujuan untuk menyempurnakan keadaan manusia agar
menjadi baik,dan tidak menyukai adanya kejahatan-kejahatan yang terjadi.norma ini tidak di tujukan
kepada sikap lahir,tetapi pada sikap batin manusia yang di harapkan batin tersebut sesuai dengan norma
agama yang ia yakini sebagai sebuah kepercayaan. Norma agama ini hanya memberikan kewajiban
kepada manusia tanpa memberi hak kepada mereka,mereka harus menta’ati dan melaksanakan norma
agama tersebut.

Pelanggar norma agama mendapatkan sanksi secara tidak langsung, artinya pelanggarnya baru akan
menerima sanksinya nanti diakhirat berupa siksaan di neraka. Norma agama adalah petunjuk hidup yang
berasal dari Tuhan yang disampaikan melalui utusan-Nya (Rasul/Nabi) yang berisi perintah, larangan dan
anjuran-anjuran

2. Norma moral/kesusilaan, yaitu peraturan atau kaidah hidup yang bersumber dari hati nurani dan
merupakan nilai-nilai moral yang mengikat manusia.

Norma kesusilaan yang juga disebut dengan norma moral adalah norma yang biasa terdapat dalam
masyarakat dan dianggap sebagai peraturan maupun dijadikan suatu pedoman dalam bertingkah laku
(berbudi pekerti / berakhlak).
Pada umumnya pelanggaran dalam norma kesusilaan adalah adanya perasaan menyesal, tekanan batin
dan perasaan malu. Adapun tujuan dari norma kesusilaan adalah hampir sama dengan norma agama,
yakni membentuk karakter manusia menjadi lebih baik.

Contoh norma kesusilaan adalah seorang anak yang biasa mencium tangan terhadap orang tua atau
gurunya ketika bersalaman sebagai tanda hormat.

Oleh sebab itu, setelah kita mengetahui dari peran penting norma kesusilaan ini sebaiknya kita hindari
hal-hal yang dapat melanggar norma kesusilaan / norma moral ini supaya kita bisa menjadi orang yang
lebih baik lagi

3. Norma kesopanan adalah aturan yang didasarkan pada atuuran tingkah laku yang biasanya berlaku
dalam masyarakat.

Norma ini jika dilanggar akan dikenai sanksi berupa teguran hingga cemoohan dari masyarakat. Namun,
jika kesopanan dalam bertingkah laku dalam masyarakat dijaga dengan baik, maka biasanya mereka
akan lebih dihormati dan dihargai oleh masyarakat tersebut.

Adapun tujuan daripada norma kesopanan ini adalah untuk menciptakan keharmonisan dalam
pergaulan yang lebih santun ketika berada di tengah-tengah masyarakat.

Contoh-contoh norma kesopanan adalah sebagai berikut:

Tidak duduk diatas meja

Berbicara yang santun terhadap mereka yang lebih tua

Mendengarkan dengan seksama ketika dinasihati oleh orang tua, guru maupun siapa saja yang
memberikan nasehat.

Mengucapkan permisi atau membungkukkan badan jika melewati orang-orang yang lebih tua

Tidak menyela pembicaraan orang lain

Tidak meludah di depan orang lain

4. Norma hukum, yaitu peraturan atau kaidah yang diciptakan oleh kekuasaan resmi atau negara yang
sifatnya mengikat atau memaksa
Norma hukum biasanya berasal dari undang-undang yang dibuat oleh pemerintah dan bagi mereka yang
melanggarnya biasanya mendapatkan sanksi berupa teguran, denda hingga penjara.

Adapun tujuan dari norma hukum ini adalah untuk menciptakan suatu suasana yang tertib, aman dan
tentram dalam bermasyarakat dan bernegara.

Contoh mematuhi norma hukum diantaranya adalah:

Mematuhi aturan yang berlaku ketika dijalan raya misalnya saja berhenti ketika lampu rambu-rambu
lalu lintas sedang berwarna merah, pejalan kaki yang menyebrang pada tempatnya (tempat
penyebrangan yang biasa disebut dengan zebra cross).

Seorang siswa harus mematuhi tata tertib dalam sekolah, misalnya saja tidak hadir terlambat untuk
sekolah, mengenakan seragam sekolah sesuai dengan yang telah ditentukan sekolahan.

2.3 MANFAAT NORMA

Sebuah norma adalah sebuah aturan, patokan atau ukuran, yaitu sesuatu yang
bersifat pasti dan tidak berubah. Dengan adanya norma kita dapat memperbandingkan
sesuatu hal lain yang hakikatnya, ukurannya, serta kualitasnya kita ragukan. Norma
berguna untuk menilai baik-buruknya tindakan masyarakat sehari-hari. Sebuah norma
bisa bersifat objektif dan bisa pula bersifat subjektif. BIla norma objektif adalah norma
yang dapat diterapkan secara langsung apa adanya, maka norma subjektif adalah norma
yang bersifat moral dan tidak dapat memberikan ukuran

Nilai secara singkat diartikan sebagai sesuatu yang baik, sesuatu yang kita iyakan. Nilai merupakan hak-hak
manusia dan pertimbangan etis yang mengatur perilaku seseorang. Nilai merupakan milik setiap pribadi yang
mengatur langkah-langkah yang seharusnya dilakukan karena merupakan cetusan hati nurani yang dalam dan
diperoleh sejak kecil. Nilai adalah sesuatu yang berharga, keyakinan yang dipegang sedemikian rupa oleh seseorang
sesuai dengan tuntutan hati nuraninya.
Nilai memiliki ciri-ciri :

 Berkaitan dengan subyek.


 Membentuk dasar perilaku seseorang.
 Dipelajari sejak kecil oleh anak-anak di rumah.

Fungsi nilai :
 Nilai berfungsi sebagai filter untuk berbagai pengalaman dan hubungan yang dialami manusia dalam suatu hari
tertentu.
 Fungsi filter dalam nilai membantu seseorang untuk membuat banyak keputusan yang penting dan memberikan
rasa percaya diri pada seseorang dalam berhubungan dengan orang lain.
 Nilai dapat dipelajari melalui observasi, petimbangan dan pengalaman (Hamilton, 1992)

Nilai Dalam Keperawatan Profesional

 Nilai Perawatan
 Nilai perawat yang paling fundamental adalah perawatan (pemberian asuhan keperawatan).
 Nilai advokasi
 Mendukung, menjunjung, dan berbicara bagi nilai yang dianut orang lain disebut advokasi.

Nilai dan Perilaku Keperawatan Essensial

 Altruism
 Peduli dengan kesejahteraan orang lain.
 Persamaan
 Memiliki hak, kepentingan atau status yang sama.
 Estetika
 Kualitas objek, peristiwa, dan orang yang memberikan kepuasan.
 Kebebasan
 Kapasitas untuk menerapkan pilihan.
 Martabat Manusia
 Mewarisi derajat dan keunikan sebagai seorang individu.
 Keadilan
 Menjunjung moral dan prinsip legal.
 Kebenaran
 Jujur pada fakta dan realitas.

Untuk praktek perawat profesional, diperlukan nilai-nilai yang sesuai dengan kode etik profesi, antara lain
dengan :

 Menghargai martabat individu tanpa prasangka


 Melindungi seseorang dalam hal privasi
 Bertanggung jawab atas segala tindakannya

Seorang perawat yang menghargai hak privasi pasien akan menerapkan kepada pasien hal-hal sebagai
berikut :

 Menutup area untuk mandi dan pengobatan


 Menutup pasien untuk prosedur tertentu
 Menyediakan tempat konsultasi bagi pasien dengan pemuka agama atau anggota keluarga yang bersedih.

Nilai – nilai yang sangat diperlukan oleh perawat :

 Kejujuran
 Lemah lembut
 Ketepatan setiap tindakan
 Menghargai orang lain

Falsafah seseorang untuk mengintegrasikan nilai-nilai adalah spiritual, profesional, sosial dan estetika yang
dapat menghasilkan suatu kode atau peraturan. Menghargai privasi adalah dasar nilai etis untuk keperawatan.
Mahasiswa keperawatan belajar dengan cara membiasakan diri “menjadi sensitif terhadap perasaan – perasaan
pasien dan memahami kebutuhannya”.

Nilai Moral
Nilai moral biasanya menumpang pada nilai-nilai yang lain, namun ia tampak sebagai suatu nilai baru dan
merupakan nilai yang paling tinggi.
Nilai moral mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :Berkaitan dengan tanggung jawab kita. Nilai moral berkaitan
dengan pribadi kita. Yang khusus menandai nilai moral adalah bahwa nilai ini berkaitan dengan pribadi manusia yang
bertanggung jawab.
Nilai-nilai moral mewajibkan kita secara absolut dan dengan tidak bisa ditawar-tawar.
Contohnya : nilai estetis, dia tidak bermakna absolut dan bisa ditawar-tawar, contohnya sebuah lukisan, bisa memiliki
nilai estetis bagi seorang seniman atau penggemar lukisan tapi tidak memiliki arti apapun bagi seseorang yang tidak
memiliki jiwa seni. Berbeda dengan nilai moral, nilai-nilai moral harus diakui dan harus direalisasikan. Tidak bisa
diterima bila seseorang bersikap acuh tak acuh terhadap nilai moral.
Bersifat formal
Bahwa nilai-nilai moral berjalan berdampingan dengan nilai-nilai yang lain. Nilai-nilai moral tidak memiliki isi yang
terpisah dari nilai-nilai yang lain, tidak ada nilai moral yang murni terlepas dari nilai-nilai yang lain.

KLARIFIKASI NILAI
Klarifikasi nilai menyebutkan bahwa tidak ada seperangkat nilai yang benar untuk setiap orang. Proses
klarifikasi nilai lebih memperhatikan proses penilaian, bukan berdasarkan hasil penilaiannya. Proses penilaian
mencakup tujuh proses yang ditempatkan dalam 3 kelompok :

 Menghargai
 Menjunjung dan menghargai keyakinan dan perilaku seseorang
 Menegaskannya di depan umum bila diperlukan
 Memilih
 Memilih dari berbagai alternative
 Memilih setelah mempertimbangkan konsekuensinya
 Memilih secara bebas
 Bertindak
 Bertindak sesuai pola, konsistensi dan repetisi (mengulang yang telah disepakati)

NORMA Norma adalah suatu tolok ukur untuk menilai sesuatu.


Norma terbagi menjadi dua :
Norma umum, menyangkut tingkah laku manusia sebagai keseluruhan. Norma umum terbagi menjadi tiga :

 Norma kesopanan atau etiket, hanya menjadi tolok ukur untuk menentukan apakah yang kita lakukan itu sopan
atau tidak.
 Norma hukum
 Norma moral, norma moral bisa bersifat positif atau negatif. Positif tampak sebagai perintah yang harus
dilakukan, sedangkan negatif tampak sebagai sebuah larangan untuk melakukan sesuatu.
 Norma khusus, menyangkut aspek tertentu dari apa yang dilakykan oleh manusia. Contohnya norma bahasa.

Norma atau kaidah adalah ketentuan yang mengatur tingkah laku manusia dalam masyarakat.
Ketentuan tersebut mengikat bagi setiap manusia yang hidup dalam lingkungan berlakunya
norma tersebut, dalam arti setiap orang yang hidup dalam lingkungan berlakunya norma
tersebut harus menaatinya. Di balik ketentuan tersebut ada nilai yang menjadi landasan
bertingkah laku bagi manusia. Oleh karena itu, norma merupakan unsur luar dari suatu
ketentuan yang mengatur tingkah laku manusia dalam masyarakat, sedangkan nilai merupakan
unsur dalamnya atau unsur kejiwaan di balik ketentuan yang mengatur tingkah laku tersebut.
Nilai dan norma sesungguhnya merupakan dua mata sisi uang yang tidak dapat dipisahkan.
Kalaunilai merupakan suatu yang dianggap baik, diinginkan, dicita-citakan, dan dianggap
penting oleh masyarakat, maka norma adalah kaidah atau aturan yang disepakati masyarakat
dan memberi pedoman bagi perilaku para anggotanya dalam mengejar suatu yang dianggap
baik atau diinginkan itu. Bila dianalogikan dengan "minuman kopi", kenimatan rasa kopi
merupakan nilainya, sedangkan tindakan mencampurkan kopi dengan gula merupakan
normanya. Secara bersama-bersama, nilai dan norma mengatur kehidupan msyarakat dalam
berbagai aspeknya.
Nilai merupakan sesuatu yang paling dasar, sesuatu yang bersifat hakiki, intisari atau makna
yang terdalam. Nilai adalah sesuatu yang abstrak, yang berkaitan dengan cita-cita, harapan,
keyakinan, dan hal-hal yang bersifat ideal.
Agar hal-hal yang bersifat abstrak itu menjadi konkret dan nyata, maka perlu dirumuskan yang
lebih konkret dalam wujud norma.

PUSTRAKA

Bertens, K.2001. Etika. Jakarta : Gramedia Pustaka UtamaIsmani, Nila. 2001. Etika Keperawatan. Jakarta
: Widya Medika Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Etika dan Hukum Kesehatan. Jakarta : PT Rineka
CiptaWeitzel, marlene. 1984. Dasar-dasar ilmu keperawatan. Jakarta : Gunung AgungRoper, nancy. 1996.
Prinsip-prinsip keperawatan. Yogyakarta : Abdi YogyakartaKozier. (2000).
Fundamentals of Nursing

: concept theory and practices.


Philadelphia.Addison Wesley.Priharjo, R (1995).
Pengantar etika keperawatan
; Yogyakarta: Kanisius.Persatuan Perawat Nasional Indonesia. (1999, 2000).
Kode Etik Keperawatan, lambingdan Panji PPNI dan Ikrar Perawat Indonesia
, Jakarta: PPNIRedjeki, S. (2005).
Etika keperawatan ditinjau dari segi hukum
. Materi seminar tidakditerbitkan.Soenarto Soerodibroto, (2001).
KUHP & KUHAP dilengkapi yurisprodensi Mahkamah Agung dan Hoge Road:
Jakarta : PT.RajaGrafindo Persada.http://wiwinjehabut.wordpress.com/2012/11/27/prinsip-prinsip-etika-
dalam-keperawatan

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Nilai-nilai (valves) merupakan hak-hak manusia dan pertimbangan etis yang mengatur prilaku seseorang. Nilai
merupakan milik setiap pribadi yang mengatur langkah-langkah yang seharusnya di lakukan karena merupakan
cetusan dari hati nurani yang dalam dan diperoleh seseorang sejak kecil. Nilai dipengaruhi oleh lingkungan dan
pendidikan yanng dewasa ini mendapat perhatian khusu, terutama bagi perawat karena perkembangan peran
perawat menjadikan mereka menjadi lebih menytadari nilai dan hak orang lain serta dirinya sendiri.
Klasifikasi nilai-nilai adalah suatu proses, dimana orang atau seseorang dapat menggunakannya untuk
mengidentifikasi nilai-nilai mereka sendiri. Seorang perawat dalam melakukan asuhan keperawatan, selain
menggunakan ilmu keperawatan yang mereka miliki, juga diperkuat oleh nilai yanmg ada pada diri mereka.
Sehingga perawat dapatmembantu pasien untuk mendapatkan pola tindakan yang didasarkan pada nilai-nilai yang
ada pada mereka.

B. Tujuan:
1. Tujuan umum
dibuatnya makalah ini adalah untu memenuhi persyaratan nilai mata kuliahetika keperawatan
2. Tujuan Khusus
a. agar mahasiswa mengetahui mengenai moral
b. agar mahasiswa mengetahui mengenai nilai moral

BAB II
PEMBAHASAN
A. Nilai Secara Umum

Ada beberapa pengertian tentang nilai, yitu sebagai berikut:


1. Nilai adalah sesuatu yang berharga, keyakinan yang dipegang sedemikian rupa oleh seseorang sesuai denagn
tututan hati nuraninya (pengertian secara umum)
2. Nilai adalah seperangkat keyakinan dan sikap-sikap pribadi seseorang tentang kebenaran, keindahan, dan
penghargaan dari suatu pemikiran, objek atau prilaku yang berorientasi pada tindakan dan pemberian arah serta
makna pada kehidupan seseorang (simon,1973).
3. Nilai adalah keyakinan seseorang tentang sesuatu yang berharga, kebenaran atau keinginan mengenai ide-ide,
objek, atau prilaku khusu (Znowski, 1974)

1. Nilai merupakan suatu ciri, yaitu sebagai berikut:


1. Nilai-nilai membentuk dasar prilaku seseorang
2. Nilai-nilai nyata dari seseorang diperlihatkan melalui pola prilaku yang konsisten.
3. Nilai-nilai menjadi kontrol internal bagi prilaku seseorang.
4. Nilai-nilai merupakan komponen intelektual dan emosional dari seseorang yang secara intelektual diyakinkan
tentang sutu nilai serta memegang teguh dan mempertahan kannya.

Untuk praktik sebagai perawat profesional, diperlukan nilai-nilai yang sesuai dengan kode etik profesi, antara lain
dengan:
1. Menghargai martabat individu tanpa prasangka.
2. Melindungi seseorang dalam hal privasi
3. Bertanggung jawab untuk segala tindakannya

Seorang perawat yang menghargai hak privasi pasien akan menerapkan kepada pasien, sebagai berikut:
1. Menutup area untuk mandi dan pengobatan
2. Menutup pasien untuk prisedur tertentu
3. Menyediakan tempat konsultasi bagi pasien dcengan pemuka agama atau anggota keluyarga yang sedang sedih

2. Nilai- Nilai yang Sangat Diperlukan Oleh Perawat


1. Kejujuran
2. Lemah Lembut
3. Ketepatan setiap tindakan
4. Menghargai orang lain

3. Metode Mempelajari Nilai-Nilai


Menurut teori klasifikasai nilai-nilai, keyakinan atau sikap dapat menjadi suatu nilai apabila keyakinan tersebut
memenuhi tujuh kriteria sebagai berikut:
1. Menjunjung dan menghargai keyakkina dan rilaku seseorang
2. Menegaskan didepan umum , apabila cocok
3. Memilih dari berbagai alyernatif
4. Memilih setelah mempertimbangkan konsekuensinya
5. Memilih secara bebas
6. Bertindak
7. bertindak denngan pola konsisten
4. Keyakinan
Ada beberapa pengertian tentang keyakinan, yaitu sebagi berikut:
1. Keyakinan adalah sesuatu yang diterima sebagai kebenaran melalui pertimbangan dan kemungkinan, tidak
berdasarkan kenyataan
2. Keyakinan merupakan pengorganisasian konsep kogniti, misalnya individu memegang keyakinan yang dapat
dibuktikan melalui kejadian yang dapat dipercaya
3. tradisi rakyat atau keluarga merupakan keyakinan yng berjalan dari satu generasi ke generasi yang lain

5. Sikap
Sikap adalh suasana perasaan atau sifat, dimana prilaku yang ditujukan kepada orang, objek, kondisi atau situasi,
baik secaa tradisional maupun nulai atau keyakinan. Sikap dapat diajarkan melalui cara:
1. Memberi contoh, teladan atau model peran
Setiap individu belajar dari seperangkat contoh melaui prilaku orang lain yang diterimanya,
2. Membujuk atau meyakinkan
Membujuk atau meyakinkan seseorang mempunyi dasar kognitf. Hal ini tidak terkait dengan aspek emosional dari
prilaku seseorang.
3. Mengajarkan melalui budaya
Budaya dan agama mempengaruhi prilaku seseorang tanpa pilihan. Setiap individu dapat menerima keyakinan
tersebut
4. pilihan terbatas
Prilaku seseorang dikontrol dengan membatasi pilihan seseorang dengan tidak mempunyai pilihan secara bebas
5. Menetapkan melalui peraturan-peraturan
Ketentuan dan peraturan yang digunakan untuk mengontrol prilaku seseorang adalah sebagai berikut:
1. Prilaku yang dipelajari biasanya dapat diterima secara sosial dan diterapkan dalam situasi yang sama dengan
waktu yang akan datang
2. Berprilaku dalam cara tertentu karena takut diberi sanksi, sehingga tidak mempertimbangkan nilai benar atau
salah
3. Menggunakan nilai untuk mengarahkan prilakunya, berarti dapat membedakan baik dan buru, benar atau salah

6. mempertimbangkan dengan hati nurani


Orang sering mempelajari seperangkat norma prilaku yang dianggap benar. Kegagalan untuk Mengikuti norma (
hati nurani ) dapat mengakibatkan perasaan bersalah

PENGEMBANGAN DAN TRANSMISI NILAI-NILAI

Individu tidak lahir dengan membawa nilai-nilai (values). Nilai-nilai ini diperoleh dan berkembang melalui
informasi, lingkungan keluarga, serta budaya sepanjang perjalanan hidupnya. Mereka belajar dari keseharian dan
menentukan tentang nilai-nilai mana yang benar dan mana yang salah. Untuk memahami perbedaan nilai-nilai
kehidupan ini sangat tergantung pada situasi dan kondisi dimana mereka tumbuh dan berkembang. Nilai-nilai
tersebut diambil dengan berbagai cara antara lain:
1. Model atau contoh, dimana individu belajar tentang nilai-nilai yang baik atau buruk melalui observasi perilaku
keluarga, sahabat, teman sejawat dan masyarakat lingkungannya dimana dia bergaul;
2. Moralitas diperoleh dari keluarga, ajaran agama, sekolah, dan institusi tempatnya bekerja dan memberikan
ruang dan waktu atau kesempatan kepada individu untuk mempertimbangkan nilai-nilai yang berbeda;
3. Sesuka hati adalah proses dimana adaptasi nilai-nilai ini kurang terarah dan sangat tergantung kepada nilai-nilai
yang ada di dalam diri seseorang dan memilih serta mengembangkan sistem nilai-nilai tersebut menurut kemauan
mereka sendiri. Hal ini lebih sering disebabkan karena kurangnya pendekatan, atau tidak adanya bimbingan atau
pembinaan sehingga dapat menimbulkan kebingungan, dan konflik internal bagi individu tersebut;
4. Penghargaan dan Sanksi; Perlakuan yang biasa diterima seperti: mendapatkan penghargaan bila menunjukkan
perilaku yang baik, dan sebaliknya akan mendapat sanksi atau hukuman bila menunjukkan perilaku yang tidak
baik;
5. Tanggung jawab untuk memilih; adanya dorongan internal untuk menggali nilai-nilai tertentu dan
mempertimbangkan konsekuensinya untuk diadaptasi. Disamping itu, adanya dukungan dan bimbingan dari
seseorang yang akan menyempurnakan perkembangan sistem nilai dirinya sendiri.

B. Nilai Moral

Nilai moral tidak terpisah dari nilai-nilai jenis lainnya. Setiap nilai dapat memperoleh suatu “bobot moral”, bola
diikutsertakan dalam tingkah laku moral. Kejujuran misalnya, merupakan suatu nilai moral, tetapi kejujuran itu
sendiri kosong bila tidak diterapkan pada nilai lain, seperti umpamanya nilai ekonomis
Walaupun nilai moral biasanya menumpang pada nilai- nilai lain, namun ia tampak seperti sebuah nilai baru,
bahkan sebagai nilai yang paling tinggi. Nilai moral memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Berakaitan dengan tanggung jawab kita


Nilai moral berkaitan dengan pribadi manusia. Yang khusus menandai nilai moral adalah bahwa nilai ini berkaitan
dengan pribadi manusia yang bertanggung jawab. Nilai-nilai moral mengakibatkan bahwa seseotang bersalah atau
tidak bersalah, karena ia bertanggung jawab. Suatu nilai moral hanya dapat diwujudkan dalam perbuatan-
perbuatan yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab orang yang bersangkutan

2. Berkaitan dengan hati nurani


Semua nilai minta untuk diakui dan diwujudkan. Nilai selalu mengandung semacam undangan atau imbauan. Salah
satu ciri khas nilai moral adalah bahwa hanya nilia ini menimbulkan “suara” dari hati nurani yang menuduh kita bila
mita meremehkan atau menentang nilai-nilai moral dan memuji kita bila mewujudkan nilia-nilia moral.

3. Mewajibkan
Berhubungan erat dengan ciri bahwa nilai-nilai moral mewajibkan kita secara absolut dan dengan tidak bisa
ditawar-tawar. Dalam nilai moral terkandung suatu imperatif kategoris, Sedangkan nilai-nilai lainnya hanya
berkaitan dengan imperatif hipotesis. Artinya, kalu kita ingin merealisasikan nili-nilai lain kita harus menempuh
jalan tertentu.

4. Bersifat formal
Nilai moral tidak merupakan sutau jenis nilai yang bisa ditempatkan begitu saja disamping nilai-nilai jenis lainnya.
Nilai-nilai moral tidak membentuk suatu kawasan khusus yang terpisah dari nilai-nilai lain. Nilai-nilia moral tidak
memiliki “isi” tersendiri, terpisah dari nilai-nilai lain. Tidak ada nilai-nilai moral yang “murni”, terlepas dari nilai-nilai
lain. Hal itulah yamg kita maksudakan dengan mengatakan bahwa nilai moral bersifat formal.

C. Norma Moral
Dalam bahasa latin arti yang pertama adalah Carpenters square: siku-siku yang dipakai tukang kayu untuk mengcek
apakah benda yang dikerjakan sungguh-sungguh lurus. Asal-usul ini membantu kita untuk mengerti maksudnya.
Dengan norma kita maksudkan aturan atau kaidah yang kita pakai sebagai tolak ukur untuk mengukur sesuatu. Ada
tiga macam norma umum, yaitu norma kesopanan atau etiket, norma hukum dan norma moral. Etiket misalnya
benar-benar mengandung norma yang mengatakan apa yang harus kita lakukan. Norma hukum juga merupakan
norma penting yang menjadi kenyataan dalam setiap masyarakat. Norma moral menentukan apakah prilaku kita
baik atau buruk dari sudut etis. Karena itu norma moral merupakan norma tertinggi, yang tidak bisa ditaklukan
pada norma lain.
Masalah-masalah yang biasa disebut “relativisme moral’

1. Relativisme moral tidak Tahan uji


Norma-norma moral tidak pernah mengawang-awang diudara, tapi tercantum dalam suatu sistem etis yang
menjadi bagian suatu kebudayaan. Dengan relativisme moral dimaksudkan pendapat bahwa moralitas sama saja
dengan adat kebiasaan, sehingga suatu etika tidak lebih baik daripada etika lain. Relativisme moral tidak tahan uji,
jika diperiksa secara kritis. Kritik ini bisa dijalankan dengan memperlihatkan konsekuensi-konsekuensi yang
mustahil.

2. Norma moral bersifat obyektif dan universal


Norma moral pada dasarnya absolut, maka mudah diterima juga bahwa norma itu bersifat obyektif dan universal
a. Obyektifitas norma moral
b. Universalitas Norma Moral

3. Menguji norma moral


Tes yang paling penting yang kita miliki untuk menguji benar tidaknya norma moral adalah generalisasi norma.
Norma moral adalah benar jik bisa digeneralisasikan dan tidak benar jika tidak bisa digeneralisasikan .
Menggeneralisasikan norma berarti memperlihatkan bahwa norma itu berlaku untuk semua orang. Bila bisa
ditujukan bahwa suatu norma bersifat umum, maka norma itu sah sebagai norma moral.

4. Norma dasar terpenting: Martabat manusia


Dalam mengusahakan refleksi tentang martabat manusia ini sekali lagi kita mengikuti filsuf jerman, Imanuel Kant.
Menurut kant, kita harus menghargai martabta manusia, karena manusia adalah satu-satunya makhluk yang
merupakan tujuan pada dirinya. Benda jasmani kita gunakan untuk tujuan-tujuan kita.

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

Dalam upaya mendorong profesi keperawatan agar dapat diterima dan dihargai oleh pasien, masyarakat atau
profesi lain, maka mereka harus memanfaatkan nilai-nilai keperawatan dalam menerapkan etika dan moral
disertai komitmen yang kuat dalam mengemban peran profesionalnya. Dengan demikian perawat yang menerima
tanggung jawab, dapat melaksanakan asuhan keperawatan secara etis profesional. Sikap etis profesional berarti
bekerja sesuai dengan standar, melaksanakan advokasi, keadaan tersebut akan dapat memberi jaminan bagi
keselamatan pasen, penghormatan terhadap hak-hak pasen, akan berdampak terhadap peningkatan kualitas
asuhan keperawatan .
Dan setiap perawat harus mampu untuk memahami nilai moral agar dalam bertindak tidak salah.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Norma adalah aturan-aturan atau pedoman sosial yang khusus mengenai tingkah laku,
sikap, dan perbuatan yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan di lingkungan
kehidupannya. Dari sudut pandang umum sampai seberapa jauh tekanan norma diberlakukan
oleh masyarakat,norma dapat di bedakan menjadi 5 yaitu, Norma sosial, Norma hukum, Norma
sopan santun, Norma agama, dan Norma moral. Ke limanya ini sangat bermakna dalam
kehidupan kita sehari – hari, dan juga berperan penting dalam mengatur segala sesuatu
perundang – undangan di indonesia.Khususnya hukum di Indonesia.

B. Tujuan
1. Supaya mahasiswa dapat memahami dan mempraktekkan konsep-konsep nilai, norma, budaya
dan agama kepada masyarakat
2. Supaya pembaca dapat memahami konsep-konsep yang penting diperhatikan dalam
berhadapan dengan pasien

C. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan pengertian konsep nilai dan hubungannya dengan keperawatan
2. Menjelaskan pengertian konsep norma dan hubungannya dengan keperawatan
3. Menjelaskan pengertian konsep budaya dan hubungannya dengan keperawatan
4. Menjelaskan pengertian konsep agama dan hubungannya dengan keperawatan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Nilai
Nilai sosial adalah nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, mengenai apa yang dianggap
baik dan apa yang dianggap buruk oleh masyarakat. Sebagai contoh, orang menanggap
menolong memiliki nilai baik, sedangkan mencuri bernilai buruk.Woods mendefinisikan nilai
sosial sebagai petunjuk umum yang telah berlangsung lama, yang mengarahkan tingkah laku
dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk menentukan sesuatu itu dikatakan baik atau buruk, pantas atau tidak pantas harus
melalui proses menimbang. Hal ini tentu sangat dipengaruhi oleh kebudayaan yang
dianut masyarakat. tak heran apabila antara masyarakat yang satu dan masyarakat yang lain
terdapat perbedaan tata nilai. Contoh, masyarakat yang tinggal di perkotaan lebih menyukai
persaingan karena dalam persaingan akan muncul pembaharuan-pembaharuan. Sementara
apda masyarakat tradisional lebih cenderung menghindari persaingan karena dalam persaingan
akan mengganggu keharmonisan dan tradisi yang turun-temurun.
Drs. Suparto mengemukakan bahwa nilai-nilai sosial memiliki fungsi umum dalam
masyarakat. Di antaranya nilai-nilai dapat menyumbangkan seperangkat alat untuk
mengarahkan masyarakat dalam berpikir dan bertingkah laku. Selain itu, nilai sosial juga
berfungsi sebagai penentu terakhir bagi manusia dalam memenuhi peranan-peranan sosial.
Nilai sosial dapat memotivasi seseorang untuk mewujudkan harapan sesuai dengan
peranannya. Contohnya ketika menghadapi konflik, biasanya keputusan akan diambil
berdasarkan pertimbangan nilai sosial yang lebih tinggi. Nilai sosial juga berfungsi sebagai alat
solidaritas di kalangan anggotakelompok masyarakat. Dengan nilai tertentu anggota kelompok
akan merasa sebagai satu kesatuan. Nilai sosial juga berfungsi sebagai alat pengawas (kontrol)
perilaku manusia dengan daya tekan dan daya mengikat tertentu agar orang berprilaku sesuai
dengan nilai yang dianutnya.

Ada beberapa pengertian tentang nilai, yaitu sebagai berikut:


1. Nilai adalah sesuatu yang berharga, keyakinan yang dipegang sedemikian rupa oleh seseorang
sesuai denagn tututan hati nuraninya (pengertian secara umum)
2. Nilai adalah seperangkat keyakinan dan sikap-sikap pribadi seseorang tentang kebenaran,
keindahan, dan penghargaan dari suatu pemikiran, objek atau prilaku yang berorientasi pada
tindakan dan pemberian arah serta makna pada kehidupan seseorang (simon,1973).
3. Nilai adalah keyakinan seseorang tentang sesuatu yang berharga, kebenaran atau keinginan
mengenai ide-ide, objek, atau prilaku khusu (Znowski, 1974)

a. Nilai merupakan suatu ciri, yaitu sebagai berikut:


1) Nilai-nilai membentuk dasar prilaku seseorang
2) Nilai-nilai nyata dari seseorang diperlihatkan melalui pola prilaku yang konsisten.
3) Nilai-nilai menjadi kontrol internal bagi prilaku seseorang.
4) Nilai-nilai merupakan komponen intelektual dan emosional dari seseorang yang secara
intelektual diyakinkan tentang sutu nilai serta memegang teguh dan mempertahan kannya.

Untuk praktik sebagai perawat profesional, diperlukan nilai-nilai yang sesuai dengan kode etik
profesi, antara lain dengan:
1) Menghargai martabat individu tanpa prasangka.
2) Melindungi seseorang dalam hal privasi
3) Bertanggung jawab untuk segala tindakannya

Seorang perawat yang menghargai hak privasi pasien akan menerapkan kepada pasien,
sebagai berikut:
1) Menutup area untuk mandi dan pengobatan
2) Menutup pasien untuk prisedur tertentu
3) Menyediakan tempat konsultasi bagi pasien dcengan pemuka agama atau anggota keluyarga
yang sedang sedih

b. Nilai- Nilai yang Sangat Diperlukan Oleh Perawat


1).Kejujuran
2) Care
3) empati
4).Lemah Lembut
5).Ketepatan setiap tindakan
6). Menghargai orang lain
7) altruisme
8) berbuat baik
9) keadilan
10) jujur
c. Metode Mempelajari Nilai-Nilai
Menurut teori klasifikasai nilai-nilai, keyakinan atau sikap dapat menjadi suatu nilai apabila
keyakinan tersebut memenuhi tujuh kriteria sebagai berikut:
1) Menjunjung dan menghargai keyakkina dan rilaku seseorang
2) Menegaskan didepan umum , apabila cocok
3) Memilih dari berbagai alyernatif
4) Memilih setelah mempertimbangkan konsekuensinya
5) Memilih secara bebas
6) Bertindak
7) bertindak denngan pola konsisten

d. Keyakinan
Ada beberapa pengertian tentang keyakinan, yaitu sebagi berikut:
1) Keyakinan adalah sesuatu yang diterima sebagai kebenaran melalui pertimbangan dan
kemungkinan, tidak berdasarkan kenyataan
2) Keyakinan merupakan pengorganisasian konsep kogniti, misalnya individu memegang
keyakinan yang dapat dibuktikan melalui kejadian yang dapat dipercaya
3) tradisi rakyat atau keluarga merupakan keyakinan yng berjalan dari satu generasi ke generasi
yang lain

e. Sikap
Sikap adalh suasana perasaan atau sifat, dimana prilaku yang ditujukan kepada orang, objek,
kondisi atau situasi, baik secaa tradisional maupun nulai atau keyakinan. Sikap dapat diajarkan
melalui cara:
1) Memberi contoh, teladan atau model peran
Setiap individu belajar dari seperangkat contoh melaui prilaku orang lain yang diterimanya,
2) Membujuk atau meyakinkan
Membujuk atau meyakinkan seseorang mempunyi dasar kognitf. Hal ini tidak terkait dengan
aspek emosional dari prilaku seseorang.
3) Mengajarkan melalui budaya
Budaya dan agama mempengaruhi prilaku seseorang tanpa pilihan. Setiap individu dapat
menerima keyakinan tersebut
4) pilihan terbatas
Prilaku seseorang dikontrol dengan membatasi pilihan seseorang dengan tidak mempunyai
pilihan secara bebas
5) Menetapkan melalui peraturan-peraturan
Ketentuan dan peraturan yang digunakan untuk mengontrol prilaku seseorang adalah sebagai
berikut:
a) Prilaku yang dipelajari biasanya dapat diterima secara sosial dan diterapkan dalam situasi yang
sama dengan waktu yang akan dating
b) Berprilaku dalam cara tertentu karena takut diberi sanksi, sehingga tidak mempertimbangkan
nilai benar atau salah
c) Menggunakan nilai untuk mengarahkan prilakunya, berarti dapat membedakan baik dan buru,
benar atau salah

f. Mempertimbangkan dengan hati nurani


Orang sering mempelajari seperangkat norma prilaku yang dianggap benar. Kegagalan untuk
Mengikuti norma ( hati nurani ) dapat mengakibatkan perasaan bersalah

Pelaksanaan Etik Dan Moral Dalam Pelayanan Klinis Keperawatan

Aplikasi dalam praktek klinis bagi perawat/bidan diperlukan untuk menempatkan nilai-nilai
dan perilaku kesehatan pada posisinya. Perawat bisa menjadi sangat frustrasi bila membimbing
atau memberikan konsultasi kepada pasien yang mempunyai nilai-nilai dan perilaku kesehatan
yang sangat rendah. Hal ini disebabkan karena pasen kurang memperhatikan status
kesehatannya. Pertama-tama yang dilakukan oleh perawat adalah berusaha membantu pasen
untuk mengidentifikasi nilai-nilai dasar kehidupannya sendiri.
Sebagai ilustrasi dapat dicontohkan kasus sebagai berikut: Seorang pengusaha yang
sangat sukses dan mempunyai akses di luar dan dalam negeri sehingga dia menjadi sibuk
sekali dalam mengelola usahanya. Akibat kesibukannya dia sering lupa makan sehingga terjadi
perdarahan lambung yang menyebabkan dia perlu dirawat di rumah sakit. Selain itu dia juga
perokok berat sebelumnya. Ketika kondisinya telah mulai pulih perawat berusaha mengadakan
pendekatan untuk mempersiapkannya untuk pulang. Namun perawat menjadi kecewa, karena
pembicaraan akhirnya mengarah pada keberhasilan serta kesuksesannya dalam bisnis. Kendati
demikian upaya tersebut harus selalu dilakukan dan kali ini perawat menyusun list pertanyaan
dan mengajukannya kepada pasen tersebut. Pertanyaannya, “Apakah tiga hal yang paling
penting dalam kehidupan bapak dari daftar dibawah ini ?” Pasen diminta untuk memilih atas
pertanyaan berikut:
1. Bersenang-senang dalam kesendirian (berpikir, mendengarkan musik atau membaca).
2. Meluangkan waktu bersama keluarga.
3. Melakukan aktifitas seperti: mendaki gunung, main bola atau berenang.
4. Menonton televisi.
5. Membantu dengan sukarela untuk kepentingan orang lain.
6. Menggunakan waktunya untuk bekerja.
B. Konsep Norma
Norma adalah petunjuk tingkah laku yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan
dalam hidup sehari-hari, berdasarkan suatu alasan (motivasi) tertentu dengan disertai
sanksi Sanksi adalah ancaman/akibat yang akan diterima apabila norma tidak dilakukan
(Widjaja, 1985: 168).
Norma adalah aturan-aturan atau pedoman sosial yang khusus mengenai tingkah laku,
sikap, dan perbuatan yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan di lingkungan kehidupan
manusia. Norma juga merupakan aturan yang berlaku di kehidupan bermasyarakat. Aturan
yang bertujuan untuk mencapai kehidupan masyarakat yang aman, tertib dan sentosa. Namun
masih ada segelintir orang yang masih melanggar norma-norma dalam masyarakat, itu
dikarenakan beberapa faktor, diantaranya adalah faktor pendidikan, ekonomi dan lain-lain.
Dengan norma, masyarakat memasukkan aturan atau kaidah yang dipakai sebagai tolak ukur
untuk menilai sesuatu.
Walaupun nilai moral biasanya menumpang pada nilai- nilai lain, namun ia tampak
seperti sebuah nilai baru, bahkan sebagai nilai yang paling tinggi. Nilai moral memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
a. Berakaitan dengan tanggung jawab kita
Nilai moral berkaitan dengan pribadi manusia. Yang khusus menandai nilai moral adalah bahwa
nilai ini berkaitan dengan pribadi manusia yang bertanggung jawab. Nilai-nilai moral
mengakibatkan bahwa seseotang bersalah atau tidak bersalah, karena ia bertanggung jawab.
Suatu nilai moral hanya dapat diwujudkan dalam perbuatan-perbuatan yang sepenuhnya
menjadi tanggung jawab orang yang bersangkutan
b. Berkaitan dengan hati nurani
Semua nilai minta untuk diakui dan diwujudkan. Nilai selalu mengandung semacam undangan
atau imbauan. Salah satu ciri khas nilai moral adalah bahwa hanya nilia ini menimbulkan
“suara” dari hati nurani yang menuduh kita bila mita meremehkan atau menentang nilai-nilai
moral dan memuji kita bila mewujudkan nilia-nilia moral.
c. Mewajibkan
Berhubungan erat dengan ciri bahwa nilai-nilai moral mewajibkan kita secara absolut dan
dengan tidak bisa ditawar-tawar. Dalam nilai moral terkandung suatu imperatif kategoris,
Sedangkan nilai-nilai lainnya hanya berkaitan dengan imperatif hipotesis. Artinya, kalu kita ingin
merealisasikan nili-nilai lain kita harus menempuh jalan tertentu.
d. Bersifat formal
Nilai moral tidak merupakan sutau jenis nilai yang bisa ditempatkan begitu saja disamping nilai-
nilai jenis lainnya. Nilai-nilai moral tidak membentuk suatu kawasan khusus yang terpisah dari
nilai-nilai lain. Nilai-nilia moral tidak memiliki “isi” tersendiri, terpisah dari nilai-nilai lain. Tidak
ada nilai-nilai moral yang “murni”, terlepas dari nilai-nilai lain. Hal itulah yamg kita maksudakan
dengan mengatakan bahwa nilai moral bersifat formal.
- Norma Moral
Dalam bahasa latin arti yang pertama adalah Carpenters square: siku-siku yang dipakai
tukang kayu untuk mengcek apakah benda yang dikerjakan sungguh-sungguh lurus. Asal-usul
ini membantu kita untuk mengerti maksudnya. Dengan norma kita maksudkan aturan atau
kaidah yang kita pakai sebagai tolak ukur untuk mengukur sesuatu. Ada tiga macam norma
umum, yaitu norma kesopanan atau etiket, norma hukum dan norma moral. Etiket misalnya
benar-benar mengandung norma yang mengatakan apa yang harus kita lakukan. Norma hukum
juga merupakan norma penting yang menjadi kenyataan dalam setiap masyarakat. Norma
moral menentukan apakah prilaku kita baik atau buruk dari sudut etis.
Karena itu norma moral merupakan norma tertinggi, yang tidak bisa ditaklukan pada
norma lain.
Masalah-masalah yang biasa disebut “relativisme moral’
a. Relativisme moral tidak Tahan uji
Norma-norma moral tidak pernah mengawang-awang diudara, tapi tercantum dalam suatu
sistem etis yang menjadi bagian suatu kebudayaan. Dengan relativisme moral dimaksudkan
pendapat bahwa moralitas sama saja dengan adat kebiasaan, sehingga suatu etika tidak lebih
baik daripada etika lain. Relativisme moral tidak tahan uji, jika diperiksa secara kritis. Kritik ini
bisa dijalankan dengan memperlihatkan konsekuensi-konsekuensi yang mustahil.

b. Norma moral bersifat obyektif dan universal


Norma moral pada dasarnya absolut, maka mudah diterima juga bahwa norma itu bersifat
obyektif dan universal
1. Obyektifitas norma moral
2. Universalitas Norma Moral

c. Menguji norma moral


Tes yang paling penting yang kita miliki untuk menguji benar tidaknya norma moral adalah
generalisasi norma. Norma moral adalah benar jik bisa digeneralisasikan dan tidak benar jika
tidak bisa digeneralisasikan . Menggeneralisasikan norma berarti memperlihatkan bahwa norma
itu berlaku untuk semua orang. Bila bisa ditujukan bahwa suatu norma bersifat umum, maka
norma itu sah sebagai norma moral.

Norma dasar terpenting: Martabat manusia


Dalam mengusahakan refleksi tentang martabat manusia ini sekali lagi kita mengikuti filsuf
jerman, Imanuel Kant. Menurut kant, kita harus menghargai martabta manusia, karena manusia
adalah satu-satunya makhluk yang merupakan tujuan pada dirinya. Benda jasmani kita
gunakan untuk tujuan-tujuan kita.
C. Konsep Budaya/ Kebudayaan
1. Budaya
Budaya atau kebudayaanberasal dari bahasa Sansekerta yaitubuddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan
dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang
berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai
mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam
bahasa Indonesia.

Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. Budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas.
Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini
tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.

Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang
dari budaya lain, terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai
yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya
sendiri."Citra yang memaksa" itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya
seperti "individualisme kasar" di Amerika, "keselarasan individu dengan alam" di Jepang dan
"kepatuhan kolektif" di Cina.

Citra budaya yang bersifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan


pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang
dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat
dan pertalian dengan hidup mereka.

Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk
mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang
lain.

2. Kebudayaan

Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan


Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat
ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu
adalah Cultural-Determinism.

Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi
ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai
sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan
lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu
masyarakat.

Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang
di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan
kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.

Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil
karya, rasa, dan cipta masyarakat.

Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah
sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan
yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu
bersifat abstrak.

Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia


sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata,
misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-
lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan
bermasyarakat.

a. Unsur-unsur kebudayaan

Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur
kebudayaan, antara lain sebagai berikut:

1. Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:


1) alat-alat teknologi
2) sistem ekonomi
3) keluarga
4) kekuasaan politik
2. Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:
1) sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk
menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
2) organisasi ekonomi
3) alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah
lembaga pendidikan utama)
4) organisasi kekuatan (politik)
perlunya perawat mempelajari konsep budaya atau kebudayaan
1. Supaya perawat dapat memberikan asuhan keperawatan sesuai keinginan pasien
2. Agar si klen merasa nyaman dengan tindakan yang dilakukan dalam pelayanan kesehatan
3. Supaya tidak terjadi kesalah pahaman antara sikloen dengan siperawat
4. Agar perawat mengetahui kebutuhan pasien
5. Perawatan dapat berjalan dengan baik

D. Konsep Agama
Agama merupakan system keyakinan dan praktik yang terorganisasi. Agama memberi
satu caraekspresi spiritual yang memberikan pedoman kepada penganutnya dalam berespons
terhadap pertanyaan dan tantangan hidup. Menurut Vardey (1995, ham, xv) agama yang
terorganisasi memberikan :
a. Rasa keterikatan komunitas dengan keyakinan yang sama
b. kajin bersama kitab suci ( taurat, injil, alkitab, dll)
c. pelaksanaan ritual
d. penggunaan disiplin dan praktik, firman dan sakramen
e. menjaga jiwa seseorang ( seperti berpuasa, berdoadan meditasi)
Banyak praktik dan ritual agama tradisional dikaitkan dengan kejadian hidup, seperti kelahiran,
peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, pernikahan, penyakit, dan kematian.
Pedoman pelaksanaan agama yang biasa dipengaruhi secara bersama oleh budaya, dapat
juga diterapkan pada kehidupan sehari-hari, seperti pakaian, makanan, interaksi social,
menstruasi, dan hubungan seksual.
Pekembangan keagamaan individu mengacu pada penerimaan keyakinan, nilai,
pedoman pelaksanaan, dan ritual tertentu. Perkembangan agama dapat atau mungkun sejajar
dengan pekembangan spiritual. Sebagai contoh, seseorang dapat mengikuti praktik agama
tertentu dan belum dapat menginternalisasi makna simbolik dibalik praktik tersebut. Namun,
perkembangna agama sering kali dapat menjadi pondasi dan meningkatkan spiritualitas dengan
memberikan sisitem keyakinan yang dapat menunjukkan arah pertumbuhan kepada
penganutnya. Sebagai contoh, penganut agama Kristen yang beribadah setiap hari membawa
penganutnya ke dalam hubungan langsung dengan pertanyaan yang sangat dalam mengenai
kehidupan beberapa kali sehari.
Agnostic adalah orang yang meraguka keberadaan Tuhan atau yang Maha Tinggi atau
meyakini bahwa keberadaan Tuhan belum terbukti. Ateis adalah orang yang tidak meyakini
adanya Tuhan. Monoteisme adalah keyakinan akan keberdaan satu Tuhan, sementara
politeisme adalah keyakinan terhadap lebih dari satu Tuhan.
Praktik Spiritual yang Memengaruhi Asuhan Keperawatan
a. Kitab Suci
Setiap agama memiliki tulisan sakral dan kitab yang menjadi pedoman
keyakinan dan perilaku penganutnya ; sselain itu, tulisan sakral sering kali menyampaikan cerita
instrutif mengenai para pemimpin agama, raja-raja dan pahlawan. Pada sebagian besar agama,
tulisan ini dianggap sebagai ucapan Sang Khalik yang ditulis para Nabi atau Khalifah. Umat
kristiani memiliki kitab suci Injil,umat Yahudi memiliki kitab suci taurat dan tamud, dan umat
muslim memiliki kitab suci alquran, umat Hindu memiliki beberapa kitab suci, atau weda ; dan
umat Budda mengimani ajaran yang ada di Tripitaka. Naskah tersebut secra umum
menetapkan hukum-hukum keagamaan dalam bentuk peringatan dan peraturan untuk hidup (
mis, 10 perintah Tuhan). Hukum keagamaan tersebut dapat diinterpretasi dalam berbagai cara
oleh sub kelompok penganut agama dan dapat memengaruhi keinginan klien untuk menerima
anjuran penanganan; sebagai contoh transfusi darah dilarang pada ajaran saksi Jahovah.
Individu sering kali mendapat kekuatan dan harapan asetelah membaca buku-buku
keagamaan/ kitab suci saat mereka sakit atau saat mengalami krisis. Contoh cerita keagamaan
yang dapat memberikan kenyamanan bagi klien adalah penderitaan Nabi, baik pada Kitab Suci
Yahudi maupun Kristiani, dan penyembuhan yang dilakukan Yesus pada orang-orang yang
mengalami penyakit fisik atau mental, dalam perjanjian baru.
b. Simbol sakral
Simbol sakral mencakup perhiasan, liontin, tasbih, lambang, patung, atau ornamen tubuh (mis,
tato) yang memiliki makna keagamaan atau spiritual. Simbol tersebut da[at digunakan untuk
menunjukkan keyakinan seseorang, untuk mengingatkan pemakainya akan keyakinannya,
untuk memberikan perlindungan spiritual, atau untuk menjadi sumber kenyamanan atau
kekuatan, individu dapat menggunakan liontin keagamaan sepanjang waktu, dan mereka
mungkin berharap untuk mengenakannyasaat menjalani studi diagnostik, penanganan medis,
atau pembedahan. Orang Katolik Romadapat memekai Rosario untuk berdoa; umat muslim
dapat membawa tasbih.
c. Doa dan Meditasi
Individu dapat memakai lambang atau patung keagan\maan di dalam rumah, di mobil, atau
di tempat kerja sebagai pengingat pribadi terhadap keyakinan mereka atau sebagai bagian
tempat personal untuk sembahyang dan meditasi. Klien yang dirawat inap atau yang menjalani
pengobatan di fasilitas perawtan jangka panjang mungkin berharap untuk diperbolehkan
membawa atau memajang simbol spiritual berupa ( Gill, 1987, hlm, 489). Beberapa orang
meragukan defebisi tersebut karena menurut defenisi tersebut, doa mewajibkan orang yang
berdoa memiliki keyakinan pada Tuhan atau entitas spiritual, padahal tidak semua orang yang
berdoa memilikinya. Sementara itu, beberapa orang menganggap doa sebagai fenomena
universal yang tidak mewajibkan keyakinan tersebut.
Beberapa agama memiliki doa-doa resmi dicetak dalam buku doa, seperti Book of
Common Prayer di gereja Anglikan/ Episkopal dan Missal di geraja katolik. Beberapa doa
keagamaan dikaitkan dengan sumber keyakinan; sebagai contoh, Doa Bapa Kami untuk umat
Kristiani disampaikan kepada Yesus, dan manusia paling mulia bagi umat muslim adalah
Muhammad.
Beberapa agama mewajibkan ibadah setiap hari atau menetapkan waktu spesifik untuk
berdoa dah beribadah; sa;at lima waktu bagi umat muslim. Mereka mungkin membutuhkan
waktu tenang tanpa gangguan selama mereka membaca buku doa mereka, menggunakan
Rosario, tasbih, dan ;ambang keagamaan lain yang tersedia bagi mereka.
Meditasi adalah kegiatan memfokuskan pikiaran seseorang atau terlibat da;a refleksi diri.
Beberapa orang meyakini bahwa melalui meditasi yang mendalam, seseorang dapat
memengaruhi atau mengontrol fungsi fisik dan psikologis serta perjalanan penyakit.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dalam upaya mendorong profesi keperawatan agar dapat diterima dan dihargai oleh pasien,
masyarakat atau profesi lain, maka mereka harus memanfaatkan nilai-nilai keperawatan dalam
menerapkan etika dan moral disertai komitmen yang kuat dalam mengemban peran
profesionalnya. Dengan demikian perawat yang menerima tanggung jawab, dapat
melaksanakan asuhan keperawatan secara etis profesional. Sikap etis profesional berarti
bekerja sesuai dengan standar, melaksanakan advokasi, keadaan tersebut akan dapat
memberi jaminan bagi keselamatan pasen, penghormatan terhadap hak-hak pasen, akan
berdampak terhadap peningkatan kualitas asuhan keperawatan .Dan setiap perawat harus
mampu untuk memahami nilai moral agar dalam bertindak tidak salah.
Nilai (Nilai Sosial) adalah nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, mengenai apa yang
dianggap baik dan apa yang dianggap buruk oleh masyarakat.
Norma adalah seluruh kaidah dan peraturan yang diterapkan melalui lingkungan
sosialnya. norma sosial adalah sebuah ukuran atau patokan yang digunakan masyarakat untuk
mengukur nilai yang berlaku

Budaya adalah hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Kebudayaan merupakan keseluruhan pengertian, nilai,norma, ilmu pengetahuan serta
keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan
intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Soerjono Soekanto.2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada


Ensiklopedi Indonesia, 16.45, 18 Februari 2009 www.id.wikipedia.org
Arnold, Matthew. 1869. Culture and Anarchy. New York: Macmillan. Third edition, 1882,
available online. Retrieved: 2006-06-28.
Barzilai, Gad. 2003. Communities and Law: Politics and Cultures of Legal Identities. University
of Michigan Press.
Boritt, Gabor S. 1994. Lincoln and the Economics of the American Dream. University of Illinois
Press. ISBN 978-0-252-06445-6.
Bourdieu, Pierre. 1977. Outline of a Theory of Practice. Cambridge University Press. ISBN 978-
0-521-29164-4
http://juandainginsukses.blogspot.com/2012/01/makalah-etika-dalam-keperawatan-konsep.html
http://sangayuudara.wordpress.com/2011/04/05/nilai-dan-norma-dalam-keperawatan/
Kozeir, Erb, Berman, Snyder. 2004. Buku Ajar Fundamental Keperawtan, kpnsepn proses dan
praktik. EGC. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen9 halaman
    Bab Ii
    hagiana dw
    Belum ada peringkat
  • Format Pengkajian Gerontik (Gordon)
    Format Pengkajian Gerontik (Gordon)
    Dokumen4 halaman
    Format Pengkajian Gerontik (Gordon)
    Annisatul Ulfi
    Belum ada peringkat
  • Leaflet Gixi Bumil
    Leaflet Gixi Bumil
    Dokumen2 halaman
    Leaflet Gixi Bumil
    hagiana dw
    Belum ada peringkat
  • Askep Gerontik
    Askep Gerontik
    Dokumen22 halaman
    Askep Gerontik
    hagiana dw
    Belum ada peringkat
  • Lppost Partum SC
    Lppost Partum SC
    Dokumen12 halaman
    Lppost Partum SC
    hagiana dw
    Belum ada peringkat
  • LP - Teor KMB
    LP - Teor KMB
    Dokumen10 halaman
    LP - Teor KMB
    hagiana dw
    Belum ada peringkat
  • Pengertian HNP
    Pengertian HNP
    Dokumen1 halaman
    Pengertian HNP
    hagiana dw
    Belum ada peringkat
  • Sap Diare
    Sap Diare
    Dokumen2 halaman
    Sap Diare
    hagiana dw
    Belum ada peringkat
  • LP - Teor KMB
    LP - Teor KMB
    Dokumen10 halaman
    LP - Teor KMB
    hagiana dw
    Belum ada peringkat
  • Leaflet Sadari
    Leaflet Sadari
    Dokumen2 halaman
    Leaflet Sadari
    hagiana dw
    Belum ada peringkat
  • KPDPK
    KPDPK
    Dokumen28 halaman
    KPDPK
    hagiana dw
    Belum ada peringkat
  • Lppost Partum SC
    Lppost Partum SC
    Dokumen12 halaman
    Lppost Partum SC
    hagiana dw
    Belum ada peringkat
  • Bab 3 Saran
    Bab 3 Saran
    Dokumen1 halaman
    Bab 3 Saran
    hagiana dw
    Belum ada peringkat
  • IBD1
    IBD1
    Dokumen21 halaman
    IBD1
    hagiana dw
    Belum ada peringkat
  • Leaflet Asi Eksklusiff
    Leaflet Asi Eksklusiff
    Dokumen2 halaman
    Leaflet Asi Eksklusiff
    hagiana dw
    Belum ada peringkat
  • Sap Diare
    Sap Diare
    Dokumen2 halaman
    Sap Diare
    hagiana dw
    Belum ada peringkat
  • DX Dispnu Blum
    DX Dispnu Blum
    Dokumen5 halaman
    DX Dispnu Blum
    hagiana dw
    Belum ada peringkat
  • Kegiatan Penyuluhan
    Kegiatan Penyuluhan
    Dokumen2 halaman
    Kegiatan Penyuluhan
    hagiana dw
    Belum ada peringkat
  • Dyspnea Kajian Komprehensif
    Dyspnea Kajian Komprehensif
    Dokumen7 halaman
    Dyspnea Kajian Komprehensif
    Mariam Bilang
    Belum ada peringkat
  • MAKALAH Etika Keperawata1
    MAKALAH Etika Keperawata1
    Dokumen8 halaman
    MAKALAH Etika Keperawata1
    hagiana dw
    Belum ada peringkat
  • MAKALAH Etika Keperawata1
    MAKALAH Etika Keperawata1
    Dokumen8 halaman
    MAKALAH Etika Keperawata1
    hagiana dw
    Belum ada peringkat
  • LP KD
    LP KD
    Dokumen20 halaman
    LP KD
    hagiana dw
    Belum ada peringkat
  • Dokumen 000
    Dokumen 000
    Dokumen2 halaman
    Dokumen 000
    hagiana dw
    Belum ada peringkat
  • Askep Bronkitis
    Askep Bronkitis
    Dokumen18 halaman
    Askep Bronkitis
    Idha Fitriyani
    Belum ada peringkat
  • Askep DM Ujian
    Askep DM Ujian
    Dokumen17 halaman
    Askep DM Ujian
    Ratna Cyrus
    Belum ada peringkat
  • DiarePedia
    DiarePedia
    Dokumen21 halaman
    DiarePedia
    Eka Nanda Murfian
    100% (1)
  • LP DM
    LP DM
    Dokumen18 halaman
    LP DM
    Oktaa Trianti
    Belum ada peringkat
  • PEMERIKSAAN
    PEMERIKSAAN
    Dokumen3 halaman
    PEMERIKSAAN
    hagiana dw
    Belum ada peringkat
  • Askep Bronkitis
    Askep Bronkitis
    Dokumen18 halaman
    Askep Bronkitis
    Idha Fitriyani
    Belum ada peringkat