Anda di halaman 1dari 2

Fogging efektif kendalikan populasi nyamuk

Fogging adalah tindakan pengasapan dengan bahan pestisida yang bertujuan untuk membunuh
nyamuk. Fogging efektif dalam pengendalian populasi nyamuk. Namun, meski banyak nyamuk
dewasa yang terbunuh, larva masih hidup dalam air.

Efek negatif fogging


Meski disebut aman oleh WHO, pada umumnya, pestisida yang digunakan dalam
pengendalian nyamuk adalah racun yang berbahaya. Karena itu, ada beberapa dampak negatif
kesehatan yang wajib Anda waspadai. Berikut adalah dampak negatif fogging:

1. Paparan neurotoksin
Walau berjumlah rendah, paparan neurotoksin tetap dapat menyebabkan dampak negatif
pada kesehatan. Efek kesehatan dari pestisida dapat menyebabkan masalah akut dan kronis. Efek
kesehatan akut muncul segera setelah terpapar pestisida dapat meliputi mati rasa pada bibir dan
lidah, iritasi kulit dan mata, gatal, asma, bersin, hidung tersumbat.

Selain itu, ada sensasi tusukan pada kulit, rasa terbakar, sakit kepala, pusing dan mual,
lemah, masalah pernapasan seperti sulit bernapas, gangguan mental dan disorientasi. Efek lainnya
bisa lebih parah, yakni kejang-kejang, tremor, koma, pembengkakan wajah, bahkan kematian.

Sementara itu, efek kesehatan kronis mungkin tidak terlihat sampai beberapa bulan atau
tahun setelah paparan. Efeknya dapat berupa gangguan saraf, gangguan reproduksi, gangguan
sistem kekebalan, dan kanker.

2. Rentan pada anak, ibu hamil, lansia


Meskipun semua orang berisiko dari dampak negatif fogging, kelompok yang paling rentan terkena
adalah anak-anak, wanita hamil, lansia. Selain itu, fogging juga berefek buruk pada pasien
kemoterapi dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang rendah.

3. Beracun bagi serangga lain


Tak cuma mematikan bagi nyamuk, fogging juga beracun bagi serangga lain, seperti kupu-kupu dan
lebah. Kupu-kupu sangat sensitif terhadap pestisida. Katak, tokek dan burung, yang juga memakan
nyamuk, juga bisa terkena efek fogging.

Agar terhindar dari efek buruk fogging, penting bagi Anda mengetahui tipsnya. Berikut beberapa di
antaranya:

Kemenkes mengeluarkan surat edaran untuk menghimbau dan mendorong masyarakat,


yang dimulai dari seluruh pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Kemenkes untuk
melakukan upaya pencegahan dan Pengendalian penyakit DBD dan penyakit Virus Zika. Surat
Nomor PM.01.11/MENKES/591/2016 tanggal 8 November 2016 mengatur tata laksana
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus dengan Gerakan satu rumah satu (Juru
Pemantau Jentik) Jumantik.

Upaya pencegahan terhadap penularan DBD dan penyakit Virus Zika dilakukan dengan
pemutusan rantai penularan DBD berupa pencegahan terhadap gigitan nyamuk Aedes aegypti dan
Aedes albopicus. Langkah-langkah yang dilakukan antara lain melakukan pemantauan jentik
nyamuk dan PSN 3M Plus disetiap rumah secara rutin untuk memberantas sarang nyamuk
yaitu dengan:

- menguras tempat-tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember
air, tempat pemampungan air minum, penampungan air di lemari es, dan dispenser;
- menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti drum/gentong air, kendi air dan lainnya; dan
- Memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang dapat menampung air seperti
botol plastik, kaleng, ban bekas karena berpotensi menjad itempat perkembangbiakan nyamuk
Aedes.

Selain itu, ditambah dengan Plus pada 3M Plus yang merupakan segala bentuk kegiatan
pencegahan daru gigitan nyamuk, seperti:
- Menaburkan atau meneteskan larvasida pada tempat penampungan yang sulit dibersihkan
- Menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk
- Menggunakan kelambu saat tidur
- Memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk
- Menanam tanaman pengusir nyamuk
- Mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah
- Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang dapat menjadi tempat istirahat
nyamuk, dan
- Mulai menggunkaan air pancur shower untuk mandi, dengan tujuan mengurangi bak mandi

Kemenkes juga mengajak masyarakat untuk mengaktifkan kembali Gerakan satu Rumah Satu
Jumantik. Jumantik adalah orang yang melakukan pemerikasaan, pemantauan dan pemberantasan
jentik nyamuk khususnya Aedes aegypti dan Aedes Albopictus. Hal ini dilakukan dengan:

- Mengajak keluarga dan tetangga di lingkungan sekitara untuk menjadi Jumantik Rumah dan
melakukan pemantauan jentik nyamuk serta PSN 3M Plus di rumah masing-masing;
- Berkoordinasi dengan ketua/Pengurus RT setempat membentuk Jumantik Lingkungan dan
Koordinator Jumantik; dan
- Berkoordinasi dengan Ketua/Pengurus RT dan RW setempat membentuk Supervisor Jumantik.

Anda mungkin juga menyukai