Anda di halaman 1dari 48

RANCANGAN AKTUALISASI

NILAI-NILAI DASAR PEGAWAI NEGERI SIPIL


KEDUDUKAN DAN PERANNYA
DALAM NEGARA KESATUAN REPUBLIK
INDONESIA

PENINGKATAN KONSEP DIRI POSITIF PADA


SISWA MTsN 3 MALANG KELAS VIII – F

Oleh:
ADHIKA SANDHI PRADANA, S.Psi.
NIP. 19901012 201903 1011

Peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III


Angkatan V

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA


BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEAGAMAAN
SURABAYA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat mengerjakan
dan menyelesaikan rancangan aktualisasi ini. Selama proses penulisan rancangan
aktualisasi ini, penulis telah mendapatkan banyak pembelajaran, bimbingan,
bantuan, motivasi, dan do’a dari berbagai pihak, sehingga rancangan aktualisasi ini
dapat selesai dengan baik dan tepat waktu.
Penulisan rancangan ini tidak terlepas dari bantuan serta dukungan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-
besarnya kepada :
1. Dr. H. Muchammad Toha, M.Si., selaku Kepala Balai Diklat Keagamaan
Surabaya;
2. Dr.H.Soleh Suaedy, M.M. selaku Pembimbing Rancangan Aktualisasi;
3. Bapak Dra. Warsi, M.Pd. selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri 3
Malang sekaligus Mentor penulis;
4. Seluruh Widyaiswara pada Balai DIklat Keagamaan Surabaya yang
telah memberikan pendidikan dan ilmu terbaik untuk penulis;
5. Panitia diklat yang telah memberikan fasilitas serta sabar mendampingi;
6. Keluarga, sahabat, dan rekan-rekan peserta diklat pelatihan dasar
golongan III angkatan V
7. Semua pihak yang tidak penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam penyusunan rancangan aktualisasi ini.
Pembuatan rancangan aktualisasi oleh penulis tidak terlepas dari
kekurangan dan kesalahan, sehingga tidak lupa penulis mohon kritik, saran, dan
masukan atas kekurangan yang mungkin terdapat di rancangan aktualisasi ini.

Surabaya, 12 September 2019

Adhika Sandhi Pradana, S.Psi


NIP. 19901012 201903 1 011

iii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................... ii
KATA PENGANTAR ............................................................................. iii
DAFTAR ISI ........................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... vi
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................ 1
B. Tujuan dan Manfaat ................................................. 3
C. Ruang Lingkup ........................................................ 5

BAB II : RANCANGAN AKTUALISASI


A. Deskripsi Organisasi ............................................... 7
1. Profil Organisasi
2. Visi, Misi, dan Struktur Madrasah
B. Deskripsi Isu ............................................................ 11
C. Analisis Isu ............................................................. 13
D. Argumentasi Isu ..................................................... 15
E. Nilai – nilai Dasar Profesi PNS ............................... 16
F. Matriks Rancangan Aktualisasi ............................... 24
G. Jadwal Kegiatan ...................................................... 35
H. Kendala dan Antisipasi ............................................ 37

BAB III : KESIMPULAN............................................................... 39

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 40

iv
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Bobot Penilaian Kriteria Isu dengan AKPK ............................ 14


Tabel 2.2. Indeks Penilaian Kriteria Isu dengan AKPK ........................... 14
Tabel 2.3. Analisis USG Prioritas Isu ..................................................... 15
Tabel 2.4. Matriks Rancangan Aktualisasi .............................................. 25
Tabel 2.5. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi ............................. 35
Tabel 2.6. Timeline Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi .......................... 36
Tabel 2.6. Kendala dan Antisipasi Kegiatan Aktualisaasi ....................... 37

v
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1. Struktur Organisasi MTsN 3 Malang ................................. 9
Gambar 2.2. Tingkatan Akuntabilitas..................................................... 18
Gambar 2.3. Faktor-faktor Pendorong WoG .......................................... 23

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) yang terdiri dari Pegawai Negeri Sipil
(PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Pegawai
ASN memiliki tugas dalam menjalankan kebijakan negara sesuai wewenang
yang diberikan kepadanya yang di atur di dalam perundang-undangan yang
berlaku. ASN memiliki peran penting dalam melaksanakan kebijakan publik,
memberikan pelayanan publik, dan mempersatukan bangsa. Maka, kualitas
pelaksanaan pemerintahan sangat bergantung dari kualitas ASN yang ada di
dalam pemerintahan.
Untuk mendapatkan ASN yang memiliki kompetensi yang baik, maka
pemerintah telah menyediakan seperangkat proses rekrutmen calon ASN
untuk menduduki jabatan-jabatan tertentu. Berdasarkan Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (UU ASN) dan merujuk
Pasal 62 – 65, pemerintah melakukan serangkaian seleksi guna mendapatkan
calon PNS yang kompeten. Peserta yang dinyatakan lolos seleksi tersebut
diangkat sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dan wajib menjalani
masa percobaan selama 1 tahun. Dalam masa percobaan tersebut, CPNS
wajib mengikuti proses pendidikan dan pelatihan terintegrasi untuk
membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme
dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab,
dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi.
Menurut Perlan no. 12 tahun 2018, setiap CPNS wajib mengikuti
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (Latsar CPNS). Tujuan pelatihan
ini adalah untuk mengembangkan kompetensi CPNS dibidang perilaku bela
negara, aktualisasi nilai-nilai dasar PNS dalam pelaksanaan tugas, aktualisasi
kedudukan dan peran PNS dalam kehidupan bernegara, serta penguasaan
kompetensi teknis sesuai dengan tugas yang di embannya. Dalam pelatihan
ini CPNS diwajibkan mengikuti pembelajaran klasikal selama 18 hari yang
dilaksanakan oleh lembaga pelatihan/diklat yang berwenang. Setelah itu,
CPNS diwajibkan untuk melaksanakan proses habituasi selama 1 bulan pada

1
unit kerja masing-masing. Dalam masa habituasi ini, CPNS diharapkan
mampu mengaktualisasikan materi-materi pembelajaran yang telah
didapatkan sebelumnya. Setelahnya CPNS diwajibkan untuk kembali ke
tempat diklat untuk menjalani evaluasi dari masa habituasi yang telah dijalani.
Salah satu syarat untuk lulus Latsar CPNS adalah dengan menyusun
rancangan aktualisasi. Dalam rancangan aktualisasi terdapat berbagai
kegiatan yang akan dilaksanakan pada saat habituasi. CPNS diminta untuk
menyusun berbagai kegiatan kreatif untuk dapat menyelesaikan
permasalahan/isu yang telah ditetapkan.
Remaja merupakan generasi penerus bangsa yang kelak akan
melanjutkan kepemimpinan bangsa. Kondisi bangsa di masa mendatang
sangat ditentukan oleh kondisi generasi penerusnya. Jika sebuah bangsa
memiliki generasi penerus yang unggul, maka masa depan bangsa tersebut
akan mencapai kejayaan. Untuk itu, sangat penting dalam mencetak generasi
penerus bangsa yang memiliki perilaku-perilaku yang mendukung kemajuan
kehidupan berbangsa dan bernegara.
Perilaku manusia sangat dipengaruhi oleh konsep diri yang ia miliki.
Konsep diri adalah kesadaran individu tentang identitasnya sendiri. Perilaku
seseorang akan sesuai dengan cara individu memandang dan menilai dirinya
sendiri. Apabila individu memandang dirinya sebagai seorang yang memiliki
cukup kemampuan untuk melaksanakan tugas (konsep diri positif), maka
individu itu akan menampakan perilaku sukses dalam melaksanakan
tugasnya. Sebaliknya apabila individu memandang dirinya sebagai seorang
yang kurang memiliki kemampuan melaksanakan tugas (konsep diri negatif),
maka individu itu akan menunjukkan ketidakmampuan dalam perilakunya.
Masih banyak ditemukan siswa MTsN 3 Malang yang memiliki konsep
diri negatif, bahkan ada beberapa siswa yang belum memiliki gambaran
mengenai dirinya. Hal ini dapat dilihat dari permasalahan – permasalahan
yang masuk ke pembahasan bimbingan dan konseling. Seringkali didapati
siswa yang merasa rendah diri, inferior, merasa dirinya lebih buruk dari teman
yang lain, dan permasalahan – permasalahan sejenis. Selain itu banyak siswa
yang masih bingung menentukan cita – cita dan kemana mereka akan
melanjutkan sekolah. Permasalahan – permasalahan tersebut

2
mengindikasikan bahwa masih banyak siswa yang memiliki konsep diri positif
yang masih rendah. Maka perlu dilakukan kegiatan – kegiatan peningkatan
konsep diri positif siswa, agar mereka dapat menjadi pribadi yang lebih baik.
Peningkatan konsep diri positif pada siswa madrasah adalah hal yang
penting untuk meningkatkan perilaku positif siswa ketika di lingkungan
madrasah maupun dalam lingkungan pergaulan sehari-hari. Untuk itu, penulis
mengangkat core issue mengenai “Peningkatan Konsep Diri Positif pada
Siswa MTs N 3 Malang Kelas VIII – F ”. Di harapkan dengan dilaksanakannya
kegiatan ini, konsep diri siswa MTsN 3 Malang Kelas VIII – F menjadi lebih
baik. Siswa madrasah diharapkan dapat menjadi generasi unggulan untuk
membangun bangsa dan negara. Sehingga kelak bangsa Indonesia dapat
memiliki generasi yang unggul dan yang mampu membawa negara menjadi
lebih baik.
Kehidupan dan perilaku seorang individu, keberhasilan dan ketidak
berhasilan dalam kehidupan, dan kemampuannya menghadapi tantangan dan
tekanan kehidupan, sangat dipengaruhi oleh persepsi, konsep, dan evaluasi
individu tentang dirinya, termasuk citra yang ia rasakan dari orang lain tentang
dirinya, dan tentang akan menjadi apa ia, yang muncul dari suatu kepribadian
yang dinilai dari pengalaman berinteraksi dengan lingkungan. Atau dengan
kata lain, kehidupan, perilaku, dan kemampuan individu tersebut dalam
kehidupan sangat dipengaruhi dan ditentukan oleh apa yang diistilahkan
dengan konsep diri (Rogers, 1961).

B. Tujuan dan Manfaat Aktualisasi


Tujuan dilaksanakannya kegiatan habituasi dan aktualisasi adalah
untuk menginternalisasi nilai – nila ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu, & Anti Korupsi) dan pemaknaan peran serta
kedudukan PNS dalam NKRI melalui kegiatan – kegiatan kongkrit yang
bertujuan untuk :
1. Agar semua kegiatan aktualisasi dapat mendapat saran dan
masukkan baik dari mentor maupun rekan. Serta agar peserta latsar
mendapat arahan dan bimbingan langsung dari atasan/mentor.

3
2. Mengetahui tingkat konsep diri positif yang dimiliki siswa - siswi
madrasah sebelum dan sesudah aktualisasi.
3. Untuk mendapatkan media/panduan dalam kegiatan peningkatan
konsep diri positif siswa, sehingga dalam melaksanakan peningkatan
konsep diri siswa berjalan dengan efektif dan efisien.
4. Untuk menciptakan suasana kelas yang inspiratif dan
5. Agar siswa – siswi dapat memiliki pemahaman mengenai pentingnya
konsep diri positif dan memahami bahwa setiap individu memiliki
keistimewaan/keunggulan yang berbeda-beda
6. Agar siswa – mampu mendalami materi – materi yang disampaikan
saat ceramah sebelumnya. Dan siswa dapat melaksanakan materi -
materi yang telah disampaikan dalam kehidupan sehari - hari.
7. Agar siswa memiliki konsep diri positif yang berasal dari alam bawah
sadarnya.
8. Agar hasil kegiatan dapat terekap dalam sebuah makalah dan dapat
dipahami dengan komprehensif.

Manfaat dari pelaksanaan habituasi dan aktualisasi ini adalah peserta


latsar mampu melaksanakan a real experimental yang memungkinkan peserta
terlibat aktif dan langsung terlibat dalam upaya – upaya strategis dan teknis
dalam penerapan nilai – nilai dasar ASN serta peran dan kedudukannya
dalam NKRI untuk mewujudkan:
1. Menjalin komunikasi yang intens dengan mentor/atasan langsung
terkait kegiatan latsar.
2. Peserta latsar mendapatkan bimbingan dan arahan dari
mentor/atasan di unit kerja.
3. Atasan di unit kerja mengetahui segala progres dari kegiatan
aktualisasi.
4. Peserta latsar mendapatkan masukan dan saran dari rekan kerja
sesama guru.
5. Mendapatkan informasi mengenai konsep diri yang dimiliki siswa,
untuk dapat mengukur tingkat keberhasilan kegiatan peningkatan
konsep diri positif siswa.

4
6. Tercipta suasana gotong - royong dan saling membantu untuk
mensukseskan kegiatan aktualisasi
7. Tersampaikannya tingkat pencapaian kegiatan aktualisasi kepada
seluruh rekan kerja/guru, sehingga dapat di adopsi untuk diterapkan
secara massal.
8. Agar lebih banyak mendapatkan pengetahuan mengenai konsep diri
positif, yang dapat digunakan sebagai acuan kegiatan.
9. Mendapatkan panduan mengenai peningkatan konsep diri positif
pada siswa.
10. Agar suasana di dalam kelas memiliki atmosfer yang positif dan
membangun optimisme siswa.
11. Siswa-siswi mendapat pemahaman bahwa setiap individu diciptakan
istimewa dan memiliki keunggulan masing - masing.
12. Siswa - siswi mengetahui bahwa konsep diri positif sangat penting
bagi perkembangan masa depannya.
13. Siswa mampu mengimplementasikan materi yang disampaikan oleh
peserta latsar saat ceramah dan memiliki konsep diri positif yang
lebih tinggi dari sebelumnya.
14. Agar siswa siswi memiliki konsep diri positif yang lebih tinggi yang
muncul dari alam bawah sadar.
15. Agar seluruh rangkaian kegiatan mulai dari persiapan, pelaksanaan,
sampai kesimpulan/hasil dapat dibukukan dan dapat dipahami
secara komperehensif.

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup aktualisasi ini meliputi kegiatan yang terkait pemecahan
core issue tentang Peningkatan Konsep Diri Positif pada Siswa Kelas VIII – F
MTsN 3 Malang. Kegiatan – kegiatan tersebut dikaitkan dengan nilai – nilai
dasar PNS yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Muti,
Anti Korupsi (ANEKA) serta keterkaitan antara kedudukan dan peran PNS
dalam NKRI yang terbatas pada tiga nilai dasar yaitu Pelayanan Publik,
Manajemen ASN, Whole of Government. Kegiatan ini dilaksanakan di MTsN 3
Malang Kelas VIII – F, dalam rentang waktu antara 16 September 2019

5
sampai 14 Oktober 2019. Kegiatan – kegiatan yang akan dilaksanakan adalah
sebagai berikut:
1. Melakukan telaah isu dengan atasan/mentor dan rekan kerja sesama
guru dengan menyampaikan segala hal yang terkait kegiatan
aktualisasi serta membahasnya bersama – sama.
2. Melaksanakan pengukuran terhadap tingkat konsep diri positif siswa
baik sebelum kegiatan maupun setelah kegiatan
3. Menyusun media/panduan yang akan dijadikan pedoman kegiatan –
kegiatan peningkatan konsep diri positif siswa. Dengan menghimpun
materi - materi mengenai pengingkatan konsep diri positif dari
berbagai sumber mulai dari internet, ebook, buku, hingga ke psikolog
jika diperlukan.
4. Pembuatan dan pemasangan spanduk inspiratif di kelas
5. Pelaksanaan ceramah mengenai pentingnya konsep diri positif yang
dimiliki seseorang, multiple intelegence dan motivasi.
6. Membimbing siswa melaksanakan game role play dan Focus Group
Discussion mengenai peningkatan konsep diri positif siswa.
7. Hypnotheraphy bersama rekan kerja sesama guru yang telah
memiliki sertifikat hypnotherapist.
8. Merekap dan membuat laporan hasil kegiatan.

6
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI

A. Deskripsi Organisasi
1. Profil Organisasi
a. Sejarah MTsN 3 Malang
MTsN 3 Malang sebelumnya bernama MTs. Negeri Lawang
didirikan pada tanggal 20 Mei 1983. Pada mulanya nama lembaga
pendidikan ini adalah Madrasah Tsanawiyah “Al Maarif” Lawang.
Madrasah ini didirikan atas prakarsa Bapak H.M.Farchan sebagai
Ketua Lembaga Pendidikan Al Maarif Lawang. Prakarsa ini muncul
dengan beberapa alasan diantaranya selain daerah kecamatan Lawang
dipandang belum banyak memiliki sekolah formal dengan basis
pendidikan agama Islam, juga dalam rangka menampung lulusan
Sekolah Dasar Islam (berada satu atap dengan MTs Alma’arif) atau
sekolah dasar lain, agar harapan masyarakat yang menginginkan putra
putrinya untuk dapat bersekolah dengan menerima pelajaran agama
islam secara mendalam dapat tersalurkan.
Akhirnya keinginan itu terwujud dengan dibukanya pendaftaran
siswa baru MTs Al Maarif Lawang tahun ajaran baru 1983/1984.
Madrasah Tsanawiyah Al Maarif Lawang dapat berdiri dengan murid
tahun pertama berjumlah 24 orang, menempati gedung Sekolah Dasar
Islam Jalan Untung Suropati 530 Lawang. Kepala Sekolahnya adalah
Drs. Masyhudi Ahmad, Wakil Kepala Sekolah Bapak H.M.Farchan
dibantu oleh staf pengajar : Ibu Kus Mardiyah, Bapak Mohammad
Su’ud, Bapak N. Chanafi M, Ibu Masyitah, Bapak Iman Aruman, Bapak
Rahmat Suyono, Bapak H. Achmad Hadi (Kepala Kelurahan Kec.
Lawang), Bapak Mundzir Ma’ruf, BA (Kepala KUA Kec. Lawang), Bapak
Achmad Ramelan dan staf Tata Usaha yaitu Ibu Fitriyatul Masruro.
Mereka semua dengan ikhlas mengabdikan dirinya bersama-sama
demi tegak dan bangunnya Madrasah.
Pada tahun ajaran 1984/1985 murid kelas 1 berjumlah 30 orang,
pada tahun ini pemerintah memberi kepercayaan kepada Madrasah

7
bagaimana kalau sekiranya dinegerikan. Setelah melalui pertemuan
Dewan Guru, Pengurus Yayasan dan tokoh-tokoh masyarakat mereka
sepakat menerima penawaran tersebut. Setelah diadakan pemeriksaan
oleh Team Penjajakan persiapan Fillial Kanwil. Depag. Prop. Jawa
Timur, maka dinyatakan memenuhi syarat dan ditetapkan sebagai
Madrasah Tsanawiyah Persiapan Fillial Negeri Lawang.
Keadaan Madrasah makin lama makin berkembang dengan
dibantu oleh Pengurus BP.3 antara lain : Bapak Moh. Naim, Bapak
Achmad Subandi, Bapak serma Saimin, Bapak Kasiyan dan Ibu
Arbaniyah. Kepercayaan masyarakat tentang keberadaan MTs
Persiapan filial Negeri Lawang mulai berkembang. Ini terbukti dengan
bertambahnya jumlah siswa pada tahun ajaran 1985/1986 murid kelas
1 berjumlah 49 orang, Kemudian pada tahun ajaran 1986/1987
Madrasah dinyatakan resmi menjadi Madrasah Tsanawiyah Negeri
Malang III Fillial di Lawang dengan murid kelas 1 berjumlah 106 orang,
sehingga murid keseluruhan akhir tahun ajaran 1986/1987 tercatat
berjumlah 166 orang.
Perkembangan kepercayaan masyarakat diikuti dengan adanya
kepercayaan pemerintah untuk merubah status Madrasah Tsanawiyah
Negeri Malang III Fillial di Lawang menjadi Madrasah Tsanawiyah
Negeri Lawang pada tahun 1993/1994 dengan SK Menteri Agama
Republik Indonesia Nomor : 244 Tanggal 25 Oktober 1993 tentang
Pembukaan dan Penegerian Madrasah.
Dalam perkembangan selanjutnya pergantian kepala sekolah
yang telah dilakukan sejak diresmikannya MTs. Negeri Lawang sampai
sekarang adalah sebagai berikut :
1. Bapak Sahir, BA (Alm) pada tahun 1994 – 1999
2. Bapak Drs. Miskun pada tahun 1999 – 2003
3. Bapak Drs. Mahfudz Shodar, M.Ag pada tahun 2003 – 2004
4. Ibu Suudah, S.Pd pada tahun 2004 – 2009
5. Bapak H. Achmad Said, M.Ag pada tahun 2009 – 2011
6. Bapak Drs. Ode Saeni Al Idrus, M.Ag pada tahun 2011 – 2014
7. Bapak Dr. Sutirjo, M.Pd pada tahun 2014 – 2017

8
8. Ibu Drs. Hj. Warsi, M.Pd pada tahun 2017 – sekarang
Dibawah tanggung jawab kepala-kepala tersebut, perkembangan
jumlah dan prestasi yang dihasilkan siswa MTs. Negeri Lawang mulai
dari tahun 1993/1994 hinggga sekarang mengalami kemajuan yang
cukup signifikan. Pagu penerimaan siswa baru harus dibatasi untuk
mengatasi jumlah pendaftar yang masuk ke MTs. Negeri Lawang dari
tahun ke tahun melebihi kuota yang ditetapkan, karena kondisi lokal
pembelajaran yang terbatas. Perlu diketahui, pada tahun pelajaran
2013/2014 dengan jumlah 9 rombel yang tersedia untuk siswa baru
dengan rata-rata tiap rombel 40 siswa, ternyata diketahui dalam data
jumlah pendaftarnya sekitar 900 orang.
Berdasarkan keputusan menteri agama Republik Indonesia No.
873 Tahun 2016, nama MTsN Lawang diubah menjadi MTsN 3 Malang.
Nama MTsN 3 Malang terus dipakai hingga saat ini. Dan untuk
mempermudah penyebutan, nama MTsN 3 Malang sering kali disebut
dengan MATSANETI (Madrasah Tsanawiyah Negeri Tiga).

b. Struktur Organisasi MTsN 3 Malang.

Komite Kepala Madrasah


Drs. Moh. Hamdah Dra. Warsi, M.Pd

Kepala Tata Usaha

Dra. Laili Aviati

Wakil Kepala Madrasah Wakil Kepala Madrasah Wakil Kepala Madrasah Wakil Kepala Madrasah
Bidang Kurikulum Bidang Kesiswaan Bidang Sarpras Bidang Humas
Dra. Diyah Suryaningsih M. Noer Cholis, S.Pd Drs. Syaiful Hadi Mahmiyah, S.Pd

GURU

SISWA

Gambar 2.1. STRUKTUR ORGANISASI MTsN 3 MALANG

9
2. Visi, Misi, dan Tujuan Organisasi
a. VISI
Terwujudnya madrasah yang berkualitas tinggi, insan unggul
komprehensif berlandaskan iman dan taqwa, menjadi teladan terbaik
dalam kehidupan dan berwawasan internasional.

b. MISI
1. Mewujudkan warga yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, mandiri, kreatif, inovatif, santun, saling menghargai, jujur,
disiplin, sehat, dan bertanggung jawab.
2. Mewujudkan lulusan yang berkualitas unggul, beakhlakul karimah
dan berdaya saing nasional dan internasional.
3. Membentuk kepribadian warga madrasah yang dilandasi nilai-nilai
keIslaman dan nilai budaya melalui pendidikan penguatan karakter.
4. Melaksanakan pembelajaran dan penilaian berbasis ICT yang dapat
mewujudkan kreatifitas dan inovasi peserta didik.
5. Mewujudkan terpenuhnya standar nasional plus IKKT (Indikator
Kinerja Kunci Tambahan).
6. Melaksanakan peningkatan kompetensi tenaga pendidik dan
kependidikan sesuai dengan standar nasional dan internasional.
7. Melaksanakan pengembangan kelembagaan berdasarkan
Managemen Peningkatan Mutu Berbasis Madrasah (MPMBM).
8. Mewujudkan rencana induk pengembangan fasilitas pendidikan di
madrasah.
9. Melaksanakan pengembangan bahasa Arab untuk kelas program
Arabiyah dan Bahasa Inggris untuk kelas Bilingual.
10. Mewujudkan madrasah yang aman, ramah, bersih, sehat, rapi,
indah, dan berwawasan lingkungan melalui program green school
laskar pelangi Matsaneti.
11. Membentuk peserta didik yang mampu dan terampil dalam bidang
olah seni Al – banjari dan Qira’atul Qur’an.

10
B. Deskripsi Isu
Untuk merancang sebuah kegiatan aktualisasi, diperlukan pemilihan isu
yang akan menjadi core issue. Untuk menentukan sebuah core issue
dilakukan serangkaian identifikasi untuk pemilihan core issue. Adapun isu –
isu yang diajukan adalah sebagai berikut:
1. Masih rendahnya konsep diri positif pada siswa MTsN 3 Malang
Konsep diri merupakan salah satu hal terpenting yang
mempengaruhi perilaku seorang individu. Konsep diri adalah kesadaran
individu tentang identitasnya sendiri. Jika seseorang memiliki konsep diri
yang positif, maka ia akan cenderung berperilaku positif juga seperti
keinginan berprestasi, berbuat baik kepada sesama, menaati peraturan,
dll. Sebaliknya jika seseorang memiliki konsep diri negatif, maka
perilakunya juga cenderung negatif.
Masih banyak ditemukan siswa MTsN 3 Malang yang memiliki
konsep diri negatif, bahkan ada beberapa siswa yang belum memiliki
gambaran mengenai dirinya. Hal ini dapat dilihat dari permasalahan –
permasalahan yang masuk ke pembahasan bimbingan dan konseling.
Seringkali didapati siswa yang merasa rendah diri, inferior, merasa dirinya
lebih buruk dari teman yang lain, dan permasalahan – permasalahan
sejenis. Permasalahan – permasalahan tersebut mengindikasikan bahwa
masih banyak siswa yang memiliki konsep diri positif yang masih rendah.

2. Kemampuan adaptasi siswa MTsN 3 Malang yang masih rendah.


Masih banyak siswa MTsN 3 Malang yang belum mampu
beradaptasi dengan lingkungan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya
permintaan pindah kelas oleh siswa yang disebabkan teman lamanya
sewaktu SD tidak sekelas dengannya. Masih banyak siswa yang
mengalami kebingungan ketika ditempatkan dilingkungan yang baru. Hal
ini seringkali terjadi kepada siswa yang sekaligus mondok di pesantren
sekitar madrasah. Selain itu, banyak ditemui siswa baru yang ingin pindah
kelas hanya karena teman masa SD nya ditempatkan di kelas lain dan
kurang mampu bergaul dengan teman baru.

11
3. Minat baca siswa yang masih rendah.
Siswa masih memiliki minat baca yang rendah. Hal ini dapat dilihat
dari pengunjung perpustakaan yang selalu sepi peminat. Ketika ditanyakan
ke siswa, mereka lebih menyukai bermain game atau bermain media sosial
daripada membaca buku. Siswa kurang begitu tertarik dengan bahan
bacaan yang ada disekitar mereka. Selain itu, perpustakaan juga selalu
sepi dari kunjungan siswa.

4. Tingkat keterlambatan masuk sekolah yang masih tinggi.


Kegiatan belajar mengajar di MTsN 3 Malang dimulai pukul 06.30
WIB. Kegiatan dimulai dengan sholat dhuha berjamaah dan doa bersama.
Namun, masih banyak ditemukan siswa-siswi yang terlambat saat kegiatan
dimulai. Meskipun ada toleransi sekitar lima menit setelah kegiatan
dimulai, tetap saja masih ada siswa yang terlambat saat datang ke
sekolah. Setiap hari selalu ada saja siswa yang terlambat datang ke
sekolah. Meskipun pihak tata tertib selalu memberi sanksi tegas terhadap
siswa yang terlambat, namun setiap hari masih saja ditumukan siswa –
siswi yang terlambat datang ke madrasah.

5. Pemanfaatan fasilitas tempat sampah (ekonomis/non ekonomis) yang


kurang maksimal.
Pada MTsN 3 Malang sudah menerapkan sistem pemisahan antara
sampah ekonomis dan non ekonomis. Hal ini dimaksudkan agar warga
madrasah memisahkan sampah yang mereka buang. Sampah ekonomis
nantinya dapat dikumpulkan dan di setor di bank sampah. Sedangkan
sampah non ekonomis di buang ke tempat pembuangan akhir. Namun,
masih banyak ditemukan pembuangan sampah yang tidak pada
tempatnya. Masih sering ditemukan siswa yang membuang sampah
ekonomis ke tempat sampah non ekonomis, begitu juga sebaliknya. Hal ini
menyebabkan terkadang sampah yang masih dapat dimanfaatkan harus
terbuang sia – sia.

12
6. Tingginya tingkat ketergantungan siswa terhadap gadget
Dewasa ini perkembangan teknologi semakin meningkat. Hal ini
dapat kita lihat salah satunya dari berkembangnya fitur gadget yang
ditawarkan oleh perusahaan – perusahaan berbasis teknologi. Semakin
canggih sebuah gadget, maka semakin menarik gadget tersebut. Banyak
orang termasuk siswa madrasah yang mulai tergantung dengan gadget –
gadget yang ada. Sering ditemukan siswa yang lebih banyak memegang
gadget yang mereka miliki daripada memegang buku ajar, sehingga
berdampak pada menurunnya prestasi siswa. Peserta latsar juga pernah
melakukan survey mengenai penggunaan gadget pada siswa. Dan hasil
dari survey tersebut, pemakaian gadget masih cukup tinggi.

7. Tingginya tontonan di dalam media yang kurang mendidik.


Saat ini semakin banyak tontonan baik di media televisi maupun
internet yang kurang mendidik bagi anak – anak. Banyak sekali adegan –
adegan kekerasan, ketidak sopanan, dan melanggar norma ditayangkan di
media – media tersebut. Apalagi saat ini dengan berkembangya internet,
siapapun dapat mengunggah tontonan apapun di internet. Dan semua
orang termasuk siswa madrasah dapat dengan mudah menyaksikan
tontonan tersebut.

C. Analisis Isu
Tidak semua isu adalah isu yang aktual dan dapat menjadi tema utama
dalam kegiatan aktualisasi. Harus dilakukan analisis terhadap isu yang ada
untuk menentukan kriteria dan kualitas suatu isu untuk dapat diangkat menjadi
core issue. Teknik yang digunakan untuk menilai kriteria isu adalah teknik
analisis AKPK (Aktual, Kekhalayakan, Problematika, Kelayakan) sedangkan
untuk menentukan kualitas sebuah isu digunakan teknik USG (Urgency,
Seriousness, Growth).
Teknik analisis AKPK merupakan alat analisis isu yang berprinsip pada:
A (Aktual): Isu yang diangkat benar-benar terjadi dan sedang hangat
dibicarakan dimasyarakat.
K (Kekhalayakan): Isu yang diambil menyangkut hajat hidup orang banyak

13
P (Problematik): Isu yang dipilih memiliki dimensi masalah yang kompleks
sehingga perlu dicarikan solusinya sesegera mungkin
K (Kelayakan): Masuk akal, realistis, relevan untuk dimunculkan inisiatif
pemecahan masalahnya.
Tabel 2.1 Bobot Penilaian Kriteria Isu dengan AKPK
Bobot Keterangan
5 Sangat kuat pengaruhnya
4 Kuat pengaruhnya
3 Sedang pengaruhnya
2 Kurang pengaruhnya
1 Sangat kurang pengaruhnya

Tabel 2.2 Indeks Penilaian Kriteria Isu dengan AKPK


PERINGKA
No ISU A K P K JML
T
Masih rendahnya konsep diri positif pada
1 3 5 5 5 18 1
siswa MTsN 3 Malang
Kemampuan adaptasi siswa MTsN 3
2 4 3 4 4 15 3
Malang yang masih rendah

3 Minat baca siswa yang masih rendah 3 3 4 3 13 4

Tingkat keterlambatan masuk sekolah yang


4 4 4 4 4 16 2
masih tinggi
Pemanfaatan fasilitas tempat sampah
5 (ekonomis/non ekonomis) yang kurang 3 3 3 3 12 5
maksimal.
Tingginya tingkat ketergantungan siswa
6 3 3 3 2 11 6
terhadap gadget
Tingginya tontonan di dalam media yang
7 2 3 3 2 10 7
kurang mendidik

Dari analisis di atas, terdapat tiga permasalahan yang memiliki


peringkat tertinggi. Selanjutnya dilakukan analisis lanjutan menggunakan
14
metode USG untuk menentukan satu isu yang akan di angkat sebagai core
issue. USG merupakan alat analisis isu yang berprinsip pada:
U (Urgency): Seberapa mendesak isu itu harus dibahas, dianalisis dan
ditindaklanjuti
S (Seriousness): Seberapa serius isu itu harus dibahas dikaitkan dengan
akibat yang ditimbulkan
G (Growth): Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika
tidak ditangani sebagaimana mestinya.

Tabel 2.3 Indeks Penilaian Kualitas Isu dengan USG


No ISU U S G JML PERINGKAT
Masih rendahnya konsep diri positif pada
1 5 5 5 15 1
siswa MTsN 3 Malang
Tingkat keterlambatan masuk sekolah
2 3 4 4 11 3
yang masih tinggi
Kemampuan adaptasi siswa MTsN 3
3 4 4 4 12 2
Malang yang masih rendah

Berdasarkan hasil analisis dengan USG seperti pada Tabel 3 di atas


ditetapkan bahwa isu mengenai “Masih rendahnya konsep diri positif siswa
MTsN 3 Malang” memiliki skor paling tinggi. Maka isu tersebut dipilih
menjadi core issue yang akan dicarikan solusi pemecahan terhadap
permasalahan tersebut.

D. Argumentasi Isu
Setelah dilakukan analisa terhadap isu – isu yang terjadi di MTsN 3
Malang, maka isu mengenai “Masih banyaknya siswa yang memiliki konsep
diri negatif” diangkat sebagai core issue. Hal ini karena isu tersebut memiliki
skor tertinggi ketika di analisis menggunakan teknik analisis AKPK dan USG.
Konsep diri adalah kesadaran individu tentang identitasnya sendiri. Konsep
diri pada siswa sangat mempengaruhi perilaku siswa. Ketika siswa memiliki
konsep diri positif maka siswa akan cenderung berbuat positif. Untuk
mengarahkan perilaku siswa agar memiliki perilaku positif, maka harus

15
ditanamkan konsep diri positif yang kuat pada masing – masing siswa. Karena
hal ini akan mendorong siswa untuk berperilaku positif dan mampu berusaha
untuk melakukan hal – hal yang terbaik.
Kewajiban seorang guru bimbingan dan konseling adalah membantu
mengarahkan siswa – siswi untuk dapat memiliki perilaku positif. Untuk
membentuk perilaku positif harus di tanamkan pondasi yang kuat untuk
mendasari perilaku positif tersebut. Pondasi yang kuat yang dimaksud adalah
konsep diri yang tertanam kuat di dalam diri siswa.
Peningkatan konsep diri positif pada siswa merupakan sebuah bentuk
pelayanan dari peserta latsar yang juga memiliki tugas sebagai guru
bimbingan dan konseling di unit kerjanya. Sebagai seorang ASN, peserta
latsar harus memberikan pelayanan yang terbaik agar siswa – siswi dapat
memiliki perilaku yang baik dan berprestasi. Diharapkan dengan
meningkatnya konsep diri positif pada siswa, perilaku siswa juga memiliki
kecenderungan mengarah kepada perilaku yang lebih baik. Orang tua siswa
pun akan merasa puas terhadap proses pendidikan di madrasah
Kegiatan aktualisasi ini juga mengedapankan komitmen jangka
panjang. Konsep diri akan mempengaruhi perilaku individu sepanjang
hidupnya. Maka jika konsep diri positif siswa ditingkatkan, akan berdampak
pada perilaku siswa kapanpun dan dimanapun ia berada. Selain itu, kegiatan
– kegiatan peningkatan konsep diri positif siswa diharap menjadi salah satu
alternatif dalam memberikan pelayanan bimbingan dan konseling. Sehingga
kegiatan ini dapat turut berperan dalam perbaikan system pelayanan
bimbingan dan konseling secara berkesinambungan.

E. NILAI – NILAI DASAR PROFESI PNS


1. Nilai-nilai Dasar PNS
Nilai-nilai dasar PNS biasa diakronimkan dengan ANEKA yang
merupakan akronim dari Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu dan Anti Korupsi. Berikut adalah penjelasan dari masing-
masing nilai dasar PNS:
a. Akuntabilitas
Akuntabilitas sering disamakan dengan Responsibilitas, akan tetapi

16
keduanya memiliki makna yang berbeda. Akuntabilitas merupakan
kewajiban untuk mempertanggungjawabkan sesuatu yang harus
dicapai, sedangkan responsibilitas adalah kewajiban untuk
bertanggungjawab. Maka melalui definisi di atas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa akuntabilitas lebih fokus kepada suatu
pertanggungjawaban yang kemudian didukung dengan adanya laporan,
sedangkan responsibilitas merujuk pada sikap manusia yang harus
bertanggung jawab akan tugas yang diberikan.
Akuntabilitas adalah kewajiban pertanggung jawaban yang harus
dicapai. Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam yaitu akuntabilitas
vertikal (vertical accountability), dan akuntabilitas horizontal (horizontal
accountability). Akuntabilitas vertikal adalah pertanggungjawaban atas
pengelolaan dana kepada otoritas yang lebih tinggi. Akuntabilitas
horizontal adalah pertanggungjawaban kepada masyarakat luas.
Terdapat lima tingkatan akuntabilitas sebagai berikut:
1) Akuntabilitas Personal (Personal Accountability)
Akuntabilitas personal mengacu pada nilai-nilai yang ada pada diri
seseorang seperti kejujuran, integritas, moral dan etika.
2) Akuntabilitas Individu
Akuntabilitas individu mengacu pada hubungan antara individu dan
lingkungan kerjanya, yaitu antara PNS dengan instansinya sebagai
pemberi kewenangan
3) Akuntabilitas Kelompok
Akuntabilitas terkait kelompok, yakni keterbukaan bukan lagi
terletak pada individu, melainkan terletak pada kelompok.
4) Akuntabilitas Organisasi
Akuntabilitas organisasi mengacu pada keterbukaan pada
pelaporan hasil kerja baik individu dengan organisasi atau
organisasi dengan stakeholders .
5) Akuntabilitas Stakeholder
Jadi akuntabilitas stakeholder adalah tanggungjawab organisasi
pemerintah untuk mewujudkan pelayanan dan kinerja yang adil,
responsif dan bermartabat

17
Gambar 2.2. Tingkatan Akuntabilitas

b. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan satu paham yang menciptakan dan
mempertahankan kedaulatan sebuah negara dengan mewujudkan satu
konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia yang mempunyai
tujuan atau cita-cita yang sama dalam mewujudkan kepentingan
nasional, dan nasionalisme juga rasa ingin mempertahankan negaranya,
baik dari internal maupun eksternal. Indikator ilai-nilai Nasionalisme,
yakni: Religius (patuh kepada ajaran agama), hormat menghormati,
tidak memaksakan kehendak, jujur, amanah (dapat dipercaya), adil,
persamaan derajat, tidak diskriminatif, mencintai sesama manusia,
tenggang rasa, membela kebenaran, persatuan, rela berkorban, cinta
tanah air, memelihara ketertiban, disiplin, musyawarah, kekeluargaan,
menghormati keputusan, tanggung jawab, kepentingan bersama, gotong
royong, sosial, tidak menggunakan hak yang bukan miliknya, hidup
sederhana, kerja keras, menghargai karya orang lain.

c. Etika Publik
Etika sebenarnya dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku
serta keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas guna
menjamin adanya perlindungan hak-hak individu, mencakup cara-cara
dalam pengambilan keputusan untuk membantu membedakan hal-hal
yang baik dan yang buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya
dilakukan sesuai nilai-nilai yang dianut (Catalano, 1991).
Kode Etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam
suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal
prinsip dalam bentuk ketentuan- ketentuan tertulis.

18
Adapun Kode Etik Profesi dimaksudkan untuk mengatur tingkah
laku/etika suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui ketentuan-
ketentuan tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh oleh
sekelompok profesional tertentu.

d. Komitmen Mutu
1) Konsep Efektivitas
Richard L. Daft dalam Tita Maria Kanita (2010: 8)
mendefinisikan efektivitas sebagai berikut. “Efektivitas organisasi
berarti sejauh mana organisasi dapat mencapai tujuan yang
ditetapkan, atau berhasil mencapai apapun yang coba
dikerjakannya. Efektivitas organisasi berarti memberikan barang
atau jasa yang dihargai oleh pelanggan.”
Efektivitas organisasi tidak hanya diukur dari performans untuk
mencapai target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan waktu, dan
alokasi sumberdaya, melainkan juga diukur dari kepuasan dan
terpenuhinya kebutuhan pelanggan (customers).
2) Konsep Efisiensi
Selanjutnya, Richard L. Daft dalam Tita Maria Kanita (2010: 8)
mendefinisikan efisiensi sebagai berikut: “Efisiensi organisasi
adalah jumlah sumber daya yang digunakan untuk mencapai tujuan
organisasional. Efisiensi organisasi ditentukan oleh berapa banyak
bahan baku, uang, dan manusia yang dibutuhkan untuk
menghasilkan jumlah keluaran tertentu. Efisiensi dapat dihitung
sebagai jumlah sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan
barang atau jasa.”
Efisiensi diukur dari ketepatan realisasi penggunaan
sumberdaya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan, sehingga
dapat diketahui ada atau tidak adanya pemborosan sumberdaya,
penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur, dan
mekanisme yang ke luar alur.
3) Konsep Inovasi
Pendapat Richard L. Daft dalam Tita Maria Kanita (Buku2:

19
2011: 56) bahwa, “Inovasi barang dan jasa adalah cara utama di
mana suatu organisasi beradaptasi terhadap perubahan-perubahan
di pasar, teknologi, dan persaingan.”
Inovasi bisa muncul karena ada dorongan dari dalam (internal)
untuk melakukan perubahan, atau bisa juga inovasi muncul karena
ada desakan kebutuhan dari pihak eksternal, misalnya permintaan
pasar.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa esensi yang
terkandung dalam istilah inovasi adalah perubahan.
4) Konsep Dasar dan Pengertian Mutu
Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang
diberikan kepada pelanggan (customer) sesuai dengan kebutuhan
dan keinginannya, dan bahkan melampaui harapannya. Mutu
merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk mengukur
capaian hasil kerja. Mutu juga dapat dijadikan sebagai alat
pembeda atau pembanding dengan produk/jasa sejenis lainnya,
yang dihasilkan oleh lembaga lain sebagai pesaing (competitors).

e. Anti Korupsi
Anti korupsi merupakan sikap dan perilaku untuk tidak mendukung
adanya upaya untuk merugikan keuangan negara dan perekonomian
negara. Dengan kata lain, antikorupsi merupakan sikap menentang
terhadap adanya korupsi. para pakar telah melakukan identifikasi nilai-
nilai dasar anti korupsi, dan dihasilkan sebanyak 9 nilai anti korupsi
sebagai berikut : 1) jujur, 2) peduli, 3) mandiri, 4) disiplin, 5) tanggung
jawab, 6) kerja keras, 7) sederhana, 8) berani, 9) adil.

2. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI


a. Pelayanan Publik
Berdasarkan UU Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik,
pelayanan publik merupakan semua kegiatan pelayanan umum yang
dilaksanakan oleh instansi pemerintah. Unsur-unsur yang harus
terpenuhi dalam pelayanan publik antara lain, penyelenggara yang

20
akuntabel, kepuasan konsumen dan konsumen atau penerima layanan.
Pelayanan pada masyarakat dimasa datang itu hendaknya: makin lama
makin baik (better), makin lama makin cepat (faster), makin lama makin
diperbaharui (newer), makin lama makin murah (cheaper), dan makin
lama makin sederhana (moresimple).
W. Edwards Derning telah mengembangkan apa yang disebut
“Total Quality Management” (Manajemen Mutu Terpadu) telah berhasil
mengatasi berbagai permasalahan diperusahaan, sehingga dapat
meningkatkan mutu dan sekaligus menekan biaya serta mengatasi
permasalah lainnya. TQM hanya dapat dicapai dengan memperhatikan
hal-hal berikut ini (Tjiptono,1997):
1) Berfokus pada kepuasan pelanggan
Kepuasan didefinisikan sebagai tingkat perasaan seseorang setelah
membandingkan kinerja (hasil) yang dirasakan dengan harapannya.
Oleh karena itu, maka tingkat kepuasan adalah perbedaan antara
kinerja yang dirasakan dengan harapan. Dengan demikian apabila
dikaitkan dengan pelanggan, maka pelanggan dapat merasakan hal-
hal sebagai berikut:
a) Kalau kinerjanya di bawah harapan, pelanggan akan kecewa
b) Kalau kinerjanya sesuai harapan, pelanggan akan merasa puas
c) Kalau kinerjanya melebihi harapan, pelanggan akan sangat puas
2) Obsesi terhadap mutu
Penentu akhir mutu adalah pelanggan internal dan eksternal.
Dengan mutu yang ditentukan tersebut, organisasi harus berusaha
memenuhi atau melebihi yang telah di tentukan.
3) Pendekatan ilmiah
Terutama untuk merancang pekerjaan dan proses pembuatan
keputusan dan pemecahan masalah yang berkaitan dengan
pekerjaan yang dirancang tersebut.
4) Komitmen jangka panjang
Agar penerapan TQM dapat berhasil, dibutuhkan budaya organisasi
yang baru. Untuk itu perlu ada komitmen jangka panjang guna
mengadakan perubahan budaya.

21
5) Kerjasama tim
Untuk menerapkan TQM, kerjasama tim, kemitraan dan hubungan perlu
terus menerus dijalin dan dibina, baik antar aparatur dalam organisasi
maupun dengan pihak luar (masyarakat).
6) Perbaikan sistem secara berkesinambungan
Setiap barang dan jasa dihasilkan melalui proses di dalam suatu
sistem/lingkungan. Oleh karena itu sistem yang ada perlu diperbaiki
secara terus menerus agar mutu yang dihasilkan meningkat.

b. Manajemen ASN
Manajemen ASN merupakan salah satu hal yang diperlukan dalam
memasuki era reformasi dan globalisasi karena memerlukan aparatur
negara yang profesional untuk memberikan pelayanan kepada
masyarakat. Aparatur Sipil Negara mempunyai peran yang amat
penting dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Berbagai
tantangan yang dihadapi oleh aparatur sipil negara dalam mencapai
tujuan tersebut semakin banyak dan berat, baik berasal dari luar
maupun dalam negeri yang menuntut aparatur sipil negara untuk
meningkatkan profesionalitasnya. Untuk mewujudkan birokrasi yang
profesional dalam menghadapi tantangan-tantangan tersebut,
pemerintah melalui UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara telah bertekad untuk mengelola aparatur sipil negara menjadi
semakin profesional, agar mampu menyelenggarakan pelayanan publik
yang berkualitas bagi masyarakat.
UU ASN mencoba meletakkan beberapa perubahan mendasar
dalam manajemen SDM, yang mengedepankan kompetisi dan
kompetensi ASN dalam promosi dan pengisian jabatan. UU ASN juga
menempatkan pegawai ASN sebagai sebuah profesi yang harus
memiliki standar pelayanan profesi, nilai dasar, kode etik dan kode
perilaku profesi, pendidikan dan pengembangan profesi, serta memiliki
organisasi profesi yang dapat menjaga nilai-nilai dasar profesi.

22
c. Whole of Government
Berdasarkan interpretasi analitis dan manifestasi empiris di
lapangan maka WoG didefinisikan sebagai “Suatu model pendekatan
integratif fungsional satu atap” yang digunakan untuk mengatasi wicked
problems yang sulit dipecahkan dan diatasi karena berbagai
karakteristik atau keadaan yang melekat antara lain: tidak jelas
sebabnya, multi dimensi, menyangkut perubahan perilaku. WoG pada
awalnya disebut sebagai Joined Up Government atau Network
Government dan paling akhir diberi nama Whole of Government. WoG
merupakan respon terhadap gejala-gejala devolusi struktural,
disagregasi, fragmentasi dan single purpose organization sebagai
akibat dari implementasi New Public Management (NPM). Inti dari WoG
menurut Haligan (2011) adalah “koordinasi–kolaborasi secara integratif
serta manajemen berbagai tugas dan fungsi-fungsi di dalam organisasi
tanpa adanya kontrol hierarkis di antara sesama partisipan yang
ditujukan untuk memperoleh suatu hasil (outcome) yang tidak dapat
dicapai apabila bekerja sendiri”.
Kemunculan WoG didorong oleh sejumlah faktor-faktor pendorong
(drivers) internal maupun eksternal sebagaimana yang diilustrasikan
pada gambar berikut:

Gambar 2.3. Faktor-faktor Pendorong WoG

23
F. MATRIKS RANCANGAN
Unit Kerja : MTsN 3 MALANG
Identifikasi Isu :
1. Masih rendahnya konsep diri positif pada siswa madrasah.
2. Kemampuan adaptasi siswa yang masih rendah.
3. Minat baca siswa yang masih rendah.
4. Tingkat keterlambatan masuk sekolah yang masih tinggi
5. Pemanfaatan fasilitas tempat sampah (ekonomis/non ekonomis) yang
kurang maksimal.
6. Tingginya tingkat ketergantungan siswa terhadap gadget.
7. Tingginya tontonan di dalam media yang kurang mendidik.
Isu yang Diangkat : “Masih rendahnya konsep diri positif pada siswa MTsN 3
Malang”
Gagasan Pemecahan Isu :
1. Melakukan telaah isu dengan atasan/mentor dan rekan kerja sesama guru
dengan menyampaikan segala hal yang terkait kegiatan aktualisasi serta
membahasnya bersama – sama.
2. Melaksanakan pengukuran terhadap tingkat konsep diri positif siswa baik
sebelum kegiatan maupun setelah kegiatan
3. Menyusun media/panduan yang akan dijadikan pedoman kegiatan – kegiatan
peningkatan konsep diri positif siswa. Dengan menghimpun materi - materi
mengenai pengingkatan konsep diri positif dari berbagai sumber mulai dari
internet, ebook, buku, hingga ke psikolog jika diperlukan.
4. Pembuatan dan pemasangan spanduk inspiratif di kelas
5. Pelaksanaan ceramah mengenai pentingnya konsep diri positif yang dimiliki
seseorang, multiple intelegence dan motivasi.
6. Membimbing siswa melaksanakan game role play dan Focus Group
Discussion mengenai peningkatan konsep diri positif siswa.
7. Hypnotheraphy bersama rekan kerja sesama guru yang telah memiliki
sertifikat hypnotherapist.
8. Merekap dan membuat laporan hasil kegiatan.

24
Tabel. 2.4 Matriks Rancangan Aktualisasi

Kontribusi
Tahapan Keterkaitan Substansi Mata Penguatan Nilai Organisasi Time Schedule
No Kegiatan Output/Hasil terhadap Visi-Misi
Kegiatan Pelatihan (ANEKA) 5 budaya kerja (Penjadwalan)
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Melakukan  Konsultasi  Pelaksanaan Akuntabilitas: Dengan VISI: Terwujudnya Integritas: Menyampaikan segala 16 Sep –14
telaah isu saat aktualisasi dilakukannya konsultasi dengan madrasah yang hal terkait kegiatan aktualisasi Okt 2019
dengan persiapan dapat atasan di unit kerja, maka tercipta berkualitas tinggi, dengan mentor/atasan (dilaksanakan
atasan/mentor kegiatan direncanakan kejelasan mengenai kegiatan insan unggul mencerminkan perilaku berpikiran insidentil
dan rekan kerja aktualisasi. dan aktualisasi mulai dari persiapan, komprehensif positif, arif, dan bijaksana dalam diantara
sesama guru dilaksanakan pelaksanaan, hingga pelaporan berlandaskan iman melaksanakan tugas dan fungsi. tanggal
dengan  Konsultasi dengan baik. hasil. dan taqwa, menjadi tersebut
menyampaikan ketika masa Ketika ada teladan terbaik Profesionalitas: kegiatan ini sesuai
segala hal yang aktualisasi permasalahan Nasionalisme: didalam dalam kehidupan merupakan cerminan dari kebutuhan)
terkait kegiatan dan laporan saat penyampaian hal – hal terkait dan berwawasan perbuatan Melakukan pekerjaan
aktualisasi ketika ada menjalankan kegiatan aktualisasi,terdapat internasional. sesuai kompetensi jabatan.
serta temuan saat kegiatan unsur musyawarah yakni saling Kegiatan ini
membahasnya kegiatan tukar pendapat antara mentor dan berkontribusi pada Inovasi: mencerminkan sikap
bersama – aktualisasi peserta latsar. Misi organisasi terbuka dalam menerima ide baru.
sama. berlangsung yaitu:
. Etika Publik: Mentor merupakan Mewujudkan Tanggung jawab: perwujudan dari
kepala madrasah yang memiliki warga yang perbuatan untuk meleksanakan
 Laporan hak untuk mengatur madrasah. beriman dan perbaikan dalam melaksanakan
akhir dari Maka, penyampaian segalah hal bertaqwa kepada kegiatan.
kegiatan terkait kegiatan aktualisasi, sesuai Tuhan Yang Maha
aktualisasi dengan etika yaitu menghormati Esa, mandiri, Keteladanan: mencerminkan
dan memberikan hak kepada tuan kreatif, inovatif, akhlak terpuji dengan
rumah. santun, saling menghormati atasan.
menghargai, jujur,
Komitmen Mutu: konsultasi ini disiplin, sehat,
dilakukan dengan dengan efektif dan bertanggung
dan efisien, sehingga waktu jawab.
konsultasi bias berjalan singkat
namun memiliki hasil yang jelas

Anti Korupsi: kegiatan ini


merupakan bentuk pertanggung
25
jawaban peserta latsar terkait
kegiatan yang dilaksanakan.

Analisis dampak berkaitan dengan nilai-nilai dasar CPNS (ANEKA) tidak dilaksanakan:
a. Jika tidak menerapkan prinsip akuntabilitas, maka rawan terjadi kesalah pahaman antara peserta latsar dengan atasan/mentor.
b. Jika tidak dilaksanakan penyampaian kepada mentor, maka tidak ada proses musyawarah untuk mencapai hasil terbaik. Sehingga kegiatan aktualisasi tidak
maksimal jika tidak dikonsultasikan.
c. Apabila tata karma tidak diterapkan saat penyampaian, maka tidak tercipta suasana kondusif dalam melaksanakan kegiatan aktualisasi.
d. Jika tidak dilaksanakan prinsip komitmen mutu, maka penyampaian mengenai kegiatan aktualisasi tidak akan terarah dan hanya akan menghabiskan waktu tanpa
hasil yang jelas.
e. Jika tidak dilaksanakan, maka peserta latsar dapat disebut kurang bertanggung jawab terhadap tugas dan fungsinya sebagai guru bimbingan dan konseling

2. Melaksanakan  Menyiapkan  Memiliki alat Akuntabilitas: adanya VISI: Terwujudnya Integritas: Peserta latsar memiliki 17 Sep 2019
pengukuran alat ukur. ukur untuk keterbukaan antara siswa dengan madrasah yang kemauan untuk menjalankan (Pre Test)
terhadap tingkat melihat tingkat peserta latsar yang merupakan berkualitas tinggi, tugasnya sebaik mungkin
konsep diri  Pre test konsep diri guru bimbingan & konseling. insan unggul
positif siswa sebelum positif siswa komprehensif Profesionalitas: pelaksanaan 07 Okt 2019
baik sebelum kegiatan, Nasionalisme: dalam berlandaskan iman pengukuran tingkat konsep diri (Post Test)
kegiatan untuk  Mengetahui pelaksanaan pengukuran tingkat dan taqwa, menjadi siswa dilakukan oleh peserta yang
maupun setelah mengukur tingkat konsep konsep diri siswa, semua siswa teladan terbaik merupakan lulusan S1 Psikologi.
kegiatan tingkat diri siswa harus saling menghormati antara dalam kehidupan
konsep diri madrasah sesama siswa dan antara siswa dan berwawasan Inovasi: pengukuran tingkat
positif siswa pada saat dengan peserta latsar. internasional. konsep diri siswa menggunakan IT
sebelum sebelum dan merupakan sebuah terobosan yang
kegiatan. sesudah Etika Publik: dalam Kegiatan ini masih jarang digunakan untuk
dilaksanakan melaksanakan pengukuran berkontribusi pada menilai kemampuan siswa.
 Post test kegiatan tingkat konsep diri siswa, peserta Misi organisasi
setelah aktualisasi. latsar bersikap netral dalam yaitu: Tanggung jawab: tujuan
kegiatan menilai siswa. Dan tetap  Mewujudkan penggunaan perangkat IT dalam
peingkatan mengedepankan tata krama lulusan yang pretes adalah hasil pengukuran
konsep diri dalam semua prosesnya. berkualitas dapat diselesaikan tepat waktu.
siswa unggul,
dilaksanakan Komitmen Mutu: pengukuran beakhlakul Keteladanan: Dalam kegiatan
, untuk tingkat konsep diri siswa, karimah dan pengukuran tingkat konsep diri
melihat dilaksanakan menggunakan berdaya saing siswa, peserta latsar memberikan
dampak dari konsep paper less/menggunakan nasional dan bimbingan kepada siswa dalam
kegiatan Komputer/google doc, agar lebih internasional. melaksanakan pengukuran ini,

26
peningkatan efektif dan efisien  Melaksanakan agar siswa dapat menjalani
konsep diri pembelajaran dan kegiatn ini dengan baik dan benar.
positif Anti Korupsi: Peserta latsar penilaian berbasis
bertanggung jawab atas semua ICT yang dapat
yang terjadi dalam kegiatan mewujudkan
pengukuran tingkat konsep diri kreatifitas dan
positif siswa. inovasi peserta
didik

Analisis dampak berkaitan dengan nilai-nilai dasar CPNS (ANEKA) tidak dilaksanakan:
a. Jika tidak ada keterbukaan dari siswa dalam mengisi angket, maka hasil pengukuran akan kurang valid.
b. Jika tidak ada rasa saling menghormati, maka suasana pengukuran tingkat konsep diri siswa tidak akan kondusif, suasana akan menjadi kacau dan tidak tertib.
c. Jika tidak ada netralitas dalam melaksanakan kegiatan ini, maka hasil yang didapat akan sangan subjektif.
d. Jika kegiatan ini tidak dilaksanakan dengan efektif dan efisien, maka kegiatan ini akan berlangsung lama dan menghabiskan waktu yang seharusnya da pat untuk
mengerjakan kegiatan lain.
e. Jika tidak ada rasa tanggung jawab dari peserta latsar saat melaksanakan kegiatan ini, maka jika terjadi sesuatu akan saling menyalahkan.

3. Menyusun  Mengumpulk Mendapatkan Akuntabilitas: Peserta latsar, VISI: Terwujudnya Integritas: Kegiatan ini 16 – 21 Sep
media/panduan an materi bahan materi bersikap terbuka dalam kegiatan madrasah yang mencerminkan sebuah tekad untuk 2019
yang akan dari yang cukup ini. Sehingga semua berkualitas tinggi, berbuat baik dan benar sesuai
dijadikan internet/eboo melaksanakan panduan/materi dapat ditelusuri insan unggul kaidah ilmu pengetahuan
pedoman k kegiatan dari mana sumbernya. komprehensif
kegiatan – pengembang peningkatan berlandaskan iman Profesionalitas: kegiatan ini,
kegiatan an diri. konsep diri Nasionalisme: kegiatan ini dan taqwa, menjadi dilakukan agar peserta
peningkatan positif pada merupakan salah satu sikap yang teladan terbaik mendapatkan wawasan dan
konsep diri  Melakukan siswa. mencerminkan perilaku bekerja dalam kehidupan pengetahuan yang lebih banyak,
positif siswa. konsultasi keras untuk mendapatkan dan berwawasan sehingga dapat melaksanakan
Dengan dengan Memiliki wawasan yang sebenar - internasional. kegiatan secara terukur.
menghimpun psikolog panduan dalam benarnya.
materi - materi terkait melaksanakan Kegiatan ini Inovasi: Kegiatan ini merupakan
mengenai peningkatan kegiatan Etika Publik: Peserta latsar berkontribusi pada sebuah upaya peserta latsar untuk
pengingkatan konsep diri peningkatan harus mengedepankan etika dan Misi organisasi meningkatkan kompetensinya
konsep diri positif siswa. konsep diri sopan santun saat berinteraksi yaitu: sebagai ASN dan sebagai guru
positif dari positif siswa. dengan psikolog ataupun sesama Melaksanakan Bimbingan dan Konseling.
berbagai  Melakukan guru BK peningkatan
sumber mulai konsultasi kompetensi Tanggung jawab: Kegiatan ini
dari internet, dengan tim Komitmen Mutu: kegiatan ini tenaga pendidik merupakan bentuk komitmen

27
ebook, buku, BK yang dimaksudkan untuk mendapat dan kependidikan peserta latsar untuk menjalankan
hingga ke lebih senior wawasan yang tepat yang dapat sesuai dengan kegiatan agar berjalan dengan
psikolog jika terkait digunakan untuk melaksanakan standar nasional benar.
diperlukan. peningkatan kegiatan aktualisasi agar dan internasional
konsep diri mendapat hasil yang maksimal. Keteladanan: Tujuan dari kegiatan
positif siswa. ini adalah agar peserta latsar
Anti Korupsi: Semua tahapan memiliki wawasan yang lebih luas
 Menghimpun kegiatan ini dilaksanakan dengan untuk membimbing dan
semua mandiri, peserta latsar tidak mengarahkan siswa memiliki
materi yang mencari keuntungan pribadi dari konsep diri positif.
di dapat panduan yang dibuat.
dalam
sebuah
panduan
untuk
meningkatan
konsep diri
positif siswa

Analisis dampak berkaitan dengan nilai-nilai dasar CPNS (ANEKA) tidak dilaksanakan:
a. Jika tidak ada nilai akuntabilitas, maka panduan yang dibuat oleh peserta latsar tidak akan bias di lacak sumbernya atau sumbernya tidak valid.
b. Jika prinsip nasionalisme tidak diterapkan, maka semangat untuk bekerja keras dalam mencari wawasan pengetahuan yang benar akan hilang.
c. Jika etika publik tidak diterapkan saat kegiatan ini, maka akan mengganggu hubungan antara peserta dengan rekan sesama guru BK dan antara peserta dan
psikolog.
d. Jika komitmen mutu tidak diterapkan dalam kegiatan ini maka, dalam mencari bahan panduan peserta latsar akan sembarangan dalam mengutip informasi dan
tidak memperhatikan kredibilitas sumber informasi.
e. Jika tidak ada nilai anti korupsi dalam kegiatan ini, maka peserta latsar berpotensi mengambil keuntungan dari panduan yang disusunnya.

4. Pembuatan dan  Mendesain  Spanduk Akuntabilitas: Dalam membuat VISI: Terwujudnya Integritas: dalam pembuatan 23 – 25 Sep
Pemasangan spanduk inspiratif spanduk, seluruh biaya dapat madrasah yang spanduk, peserta latsar, tidak 2019
spanduk bersama terpasang di dipertanggung berkualitas tinggi, melakukan mark up biaya. Dan
inspiratif untuk rekan kelas pada jawabkan/dibuktikan. insan unggul melaporkan biaya pembuatan apa
siswa sesama guru lokasi yang komprehensif adanya.
yang dapat dengan Nasionalisme: Spanduk berlandaskan iman
memiliki mudah dibaca berisikan pesan yang memotivasi, dan taqwa, menjadi Profesionalitas: meminta bantuan
kemampuan oleh siswa sehingga diharapkan siswa dapat teladan terbaik rekan kerja yang memiliki
dalam menghargai dirinya sebagai dalam kehidupan kemampuan desain yang lebih

28
desain. seorang manusia yang beradab dan berwawasan baik, sehingga didapatkan desain
dan memiliki kemuliaan. internasional. spanduk yang baik.
 Mencetak
spanduk di Etika Publik: Spanduk Kegiatan ini Inovasi: Meskipun dalam
tempat diharapkan dapat membangun berkontribusi pada mendesain spanduk peserta latsar
percetakan empati siswa untuk saling Misi organisasi dibantu oleh rekan kerja, peserta
terdekat. mendukung teman - temannya yaitu: latsar tetap berusaha mempelajari
dalam hal – hal yang positif Membentuk teknik desain yang baik
 Memasang Komitmen Mutu: Desain kepribadian warga
spanduk di spanduk dibuat sebaik dan madrasah yang Tanggung jawab: pembuatan
kelas pada semenarik mungkin, agar siswa dilandasi nilai- desain dan pemasangan spanduk
lokasi yang tertarik dan termotivasi dengan isi nilai keIslaman dilaksanakan dengan secapat –
mudah dilihat dalam spanduk tersebut. dan nilai budaya cepatnya sehingga semua
oleh siswa melalui kegiatan dapat terlaksana tepat
Anti Korupsi: jujur dalam pendidikan waktu
melaporkan biaya pembuatan penguatan
spanduk tanpa ada mark up biaya karakter. Keteladanan: saat memasang
sekecil apapun. spanduk diruangan, peserta
melakukannya sendiri dengan
dibantu oleh siswa. Hal ini
mencerminkan keteladanan
dengan memulai pekerjaan dimulai
dari diri sendiri.

Analisis dampak berkaitan dengan nilai-nilai dasar CPNS (ANEKA) tidak dilaksanakan:
a. Jika tidak terdapat nilai akuntabilitas, berpotensi terjadinya ketidak jujuran dalam melaporkan biaya pembuatan spanduk. Dan dapat terjadi kecurigaan di antara
rekan kerja baik sesama guru maupun tenaga pendidik.
b. Jika tidak dimasukkan nilai nasionalisme dalam hal ini rasa menghargai diri sendiri didalam desain spanduk, maka nilai harga diri siswa tidak akan dapat
ditingkatkan melalui desain tersebut.
c. Jika nilai – nilai empati tidak ditanamkan, maka siswa – siswi akan menjadi individu yang acuh terhadap kondisi lingkungan.
d. Jika tidak menggunakan nilai komitmen terhadap mutu, maka spanduk yang dibuat akan asal – asalan dan tidak menarik.
e. Jika nilai anati korupsi tidak ditanamkan, maka peserta latsar akan melakukan pemalsuan laporan terhadap biaya pembuatan spanduk. Peserta latsar akan
melakukan mark up untuk mendapatkan keuntungan pribadi

5. Pelaksanaan  Mengumpulk  Penyampaian Akuntabilitas: kegiatan ini terkait VISI: Terwujudnya Integritas: dalam melaksanakan 24 Sep 2019
ceramah an siswa materi dengan tanggung jawab peserta madrasah yang kegiatan ini peserta berusaha
mengenai kedalam mengenai latsar yang juga seorang guru berkualitas tinggi, dengan maksimal dalam

29
pentingnya kelas. konsep diri bimbingan dan konseling untuk insan unggul menyampaikan materi
konsep diri  Membuka positif, multiple membentuk siswa yang memiliki komprehensif Profesionalitas: peserta
positif yang kegiatan intelegence, karakter baik. berlandaskan iman menyampaikan materi sesuai
dimiliki dengan doa, dan motivasi dan taqwa, menjadi dengan kompetensi yang dimiliki
seseorang, salam, dan bagi siswa. Nasionalisme: Kegiatan ini teladan terbaik peserta.
multiple yel yel dari  Siswa memiliki merupakan wujud dari cinta tanah dalam kehidupan
intelegence dan siswa pendangan/wa air yang dimiliki peserta. Dalam dan berwawasan Inovasi: Peserta memanfaatkan
motivasi.  Memulai wasan hal ini peserta turut serta internasional. media powerpoint dan video dalam
ceramah mengenai mengarahkan generasi bangsa melaksanakan kegiatan ini.
dengan pentingnya untuk dapat menjadi generasi Kegiatan ini
menampilkan konsep diri unggulan bagi bangsa dan berkontribusi pada Tanggung jawab: jika siswa
presentasi positif, multiple Negara. Misi organisasi mengalami kesulitan dalam
powerpoint intelegence, yaitu: memahami materi, peserta latsar
dan dan Etika Publik: dalam Mewujudkan bersedia menjelaskan hingga
beberapa mendapatkan menyampaikan materi, peserta warga yang siswa paham.
video yang motivasi untuk latsar tetap bersikap ramah beriman dan
terkait. lebih kepada siswa. Dan saling bertaqwa kepada Keteladanan: ketika
 Menutup menghargai/me menghormati antara siswa dan Tuhan Yang Maha menyampaikan materi saat
kegiatan ncintai dirinya peserta latsar. Esa, mandiri, kegiatan ini, peserta bersikap baik
dengan kreatif, inovatif, dan penuh keramahan.
salam dan Komitmen Mutu: Peserta laatsar santun, saling
doa. berusaha melaksanakan kegiatan menghargai, jujur,
ini semaksimal mungkin agar disiplin, sehat,
siswa dapat menerima semua dan bertanggung
materi dan berdampak pada jawab
peningkatan konsep diri positif
pada siswa.

Anti Korupsi: dalam


menjalankan kegiatan ini, peserta
latsar bersikap jujur dan amanah.
Peserta latsar tidak sedikitpun
melakukan perbuatan untuk
mencari keuntungan pribadi.

Analisis dampak berkaitan dengan nilai-nilai dasar CPNS (ANEKA) tidak dilaksanakan:
a. Jika nilai akuntabilitas tidak dilaksanakan dalam kegiatan ini, peserta tidak akan bersungguh-sungguh saat memberikan pelatihan/penyampaian materi kepada

30
siswa
b. Jika nilai nasionalisme tidak ditananmkan dalam kegiatan ini, semangat dalam melaksanakan tugas ini akan kehilangan ruh yang memompa semangat peserta
latsar
c. Jika etika publik tidak diterapkan, suasana kelas tidak akan kondusif, banyak siswa yang celometan/ramai sehingga penyampaian materi tidak maksimal.
d. Jika komitmen mutu tidak diterapkan, maka peserta latsar tidak akan berusaha maksimal saat menyampaikan materi dan akan terkesan asal menyampaikan
materi.
e. Jika nilai anti korupsi tidak diterapkan dalam kegiatan ini, maka peserta latsar berpotensi mencari keuntungan pribadi dengan melakukan pungli
mengatasnamakan training khusus.

6. Membimbing  Mengumpulk  Siswa lebih Akuntabilitas: Dalam setiap VISI: Terwujudnya Integritas: kegiatan ini 01 Okt 2019
siswa an siswa memahami games/diskusi, peserta latsar madrasah yang menunjukkan bahwa peserta latsar
melaksanakan dalam suatu materi yang selalu manyampaikan berkualitas tinggi, memiliki pikiran positif, arif, dan
game role play kelas sebelumnya pemaknaan/maksud game/diskusi insan unggul bijaksana dalam melaksanakan
dan Focus  Membuka pernah tersebut dilaksanakan. Hal ini komprehensif tugas dan fungsi
Group kegiatan disampaikan adalah sikap keterbukaan agar berlandaskan iman
Discussion dengan doa, oleh peserta siswa mampu memahami dan dan taqwa, menjadi Profesionalitas: peserta latsar
mengenai salam dan latsar. memaknai kegiatan ini. teladan terbaik harus disiplin dan bersungguh-
peningkatan yel yel dalam kehidupan sungguh dalam melaksanakan
konsep diri  Menginstruks  Kekompakan Nasionalisme: game/diskusi dan berwawasan kegiatan ini, sehingga kegiatan
positif siswa ikan siswa antara siswa di yang dilaksanakan meanamkan internasional. dapat dilaksanakan dengan baik.
untuk kelas menjadi nilai – nilai kemanusiaan,
membuat semakin baik tenggang rasa, dan menjaga Kegiatan ini Inovasi: dalam menjalankan
kelompok – dan timbul persatuan dan kesatuan. berkontribusi pada kegiatan ini peserta bersikap
kelompok saling support Misi organisasi terbuka dalam menerima ide-ide
kecil antara siswa. Etika Publik: meskipun dalam yaitu: baru yang konstruktif
 Memberikan game/diskusi suasana yang ada Membentuk
siswa  Siswa mampu akan lebih cair, namun siswa dan kepribadian warga Tanggung jawab: Kegiatan ini
sebuah memaknai peserta latsar harus tetap madrasah yang berpotensi membutuhkan waktu
permasalaha aktifitas – menerapkan nilai etika dalam dilandasi nilai- yang panjang, maka peserta latsar
n untuk dikaji aktifitas yang kegiatan ini. nilai keIslaman membuat batasan waktu dan
di dalam dilakukan dan nilai budaya harus menyelesaikan semua
kelompok selama Komitmen Mutu: peserta latsar melalui kegiatan sesuai jadwal.
 Perwakilan kegiatan, dan akan berlatih dulu sebelum pendidikan
kelompok mengimplemen memandu kegiatan ini. Agar penguatan Keteladanan: peserta latsar
menyampaik tasikan ke peserta dapat memandu dengan karakter membimbing dan memberikan
an hasil kehidupan baik. arahan kepada siswa dalam
diskusi ke sehari – hari. melaksanakan kegiatan.
depan kelas. Anti Korupsi: segala

31
 Pemaknaan biaya/kebutuhan untuk
mengenai game/diskusi, diambil dari uang
kegiatan pribadi peserta latsar, tidak
yang telah dibebankan pada murid
dilaksanakan sedikitpun.
 Menutup
kegiatan
dengan
salam dan
doa.

Analisis dampak berkaitan dengan nilai-nilai dasar CPNS (ANEKA) tidak dilaksanakan:
a. Jika akuntabilitas tidak ada dalam kegiatan ini, maka peserta tidak akan mampu memahami dan memaknai kegiatan yang dilaksanakan.
b. Jika nilai nasionalisme tidak diterapkan dalam kegiatan ini, maka tujuan dari kegiatan ini tidak akan memiliki makna yang mendalam.
c. Jika etika public tidak dilaksanakan, maka kegiatan ini akan kacau dan siswa susah di atur.
d. Jika dalam memandu kegiatan peserta tidak berorientasi pada kualitas, maka peserta tidak akan belajar untuk memandu dengan lebih baik.
Jika nilai anti korupsi tidak dilaksanakan, maka peserta berpotensi meminta sumbangan dari siswa yang mana sumbangan tersebut bukan menjadi kewajiban siswa.

7. Hynpotheraphy  Membuat  Kerjasama Akuntabilitas: Peserta latsar VISI: Terwujudnya Integritas: peserta tidak 08 Okt 2019
bersama rekan janji dengan dengan rekan bersikap terbuka dalam meminta madrasah yang memberikan suap dalam bentuk
kerja sesama rekan sesama guru bantuan kepada rekan sesama berkualitas tinggi, apapun kepada rekan sesame
guru yang telah sesame guru untuk guru, sehingga terjalin insan unggul guru.
memiliki untuk mendapatkan kesepahaman dan sinergi antar komprehensif
sertifikat mengisi kualitas rekan kerja berlandaskan iman Profesionalitas: peserta
hypnotherapist. kegiatan kegiatan yang dan taqwa, menjadi menyadari bahwa, peserta belum
sebagai maksimal. Nasionalisme: kegiatan ini teladan terbaik memiliki kompetensi mengenai
pemateri/ther merupakan wujud dari perilaku dalam kehidupan hypnotheraphy, maka peserta
apist.  Siswa saling menolong dan gotong dan berwawasan meminta bantuan rekan kerja yang
mendapatkan royong yang sesuai dengan internasional. memiliki kompetensi yang sesuai.
 Menyiapkan teraphy bawah kepribadian bangsa.
semua sadar untuk Kegiatan ini Inovasi:
perangkat meningkatkan Etika Publik: dalam meminta berkontribusi pada Peserta dapat mengobservasi saat
yang konsep diri bantuan peserta latsar Misi organisasi kegiatan hypnotheraphy
diperlukan positif. mengedepankan sikap sopan yaitu: dilaksanakan. Di saat yang sama
pada saat santun, dan tidak memaksa. Membentuk peserta juga dapat menambah
pelaksanaan. kepribadian warga pengetahuan mengenai
Komitmen Mutu: Peserta madrasah yang hypnotheraphy.

32
 Melaksanaka meminta bantuan kepada rekan dilandasi nilai-
n kegiatan kerja merupakan bentuk nilai keIslaman Tanggung jawab: peserta
hypnotheraty komitmen untuk memberikan dan nilai budaya menerima segala konsekuensi
di kelas. yang terbaik untuk siswa. melalui yang terkait kegiatan.
pendidikan
Anti Korupsi: bantuan yang penguatan Keteladanan: peserta berharap
diberikan rekan sesama guru karakter kerjasama yang dilakukan dengan
dilakukan harus atas dasar suka rekan kerja, dapat menjadi teladan
rela, bukan karena bagi rekan kerja lain.
suap/gratifikasi

Analisis dampak berkaitan dengan nilai-nilai dasar CPNS (ANEKA) tidak dilaksanakan:
a. Jika tidak melaksanakan nilai akuntabilitas, maka sinergi antara peserta dengan rekan kerja sesama guru tidak akan terbentuk.
b. Jika semangat nasionalisme (saling menolong & gotong royong) tidak ada, rekan kerja sesama guru tidak akan bersedia memberikan bantuan.
c. Jika etika publik tidak digunakan dalam meminta bantuan kepada rekan kerja, maka rekan kerja akan menolak atau mau melaksanakan tapi dengan terpaksa dan
akan mengganggu hubungan antara rekan kerja.
d. Jika komitmen mutu tidak dipakai dalam kegiatan ini, maka peserta akan membimbing kegiatan ini sendiri tanpa bantuan rekan kerja yang le bih kompetan,
meskipun peserta kurang memiliki kompetensi dalam kegiatan ini.
e. Jika nilai anti korupsi tidak digunakan, maka peserta akan menghalalkan segala cara agar rekan kerja mau membantunya, termasuk dengan cara suap/gratifikasi.

8. Merekap dan  Mengumpulk  Hasil laporan Akuntabilitas: peserta latsar VISI: Terwujudnya Integritas: Dalam merekap dan 26 – 27 Sep
membuat an semua mengenai menyampaikan seluruh kegiatan madrasah yang melaporkan kegiatan peserta 2019
laporan hasil hasil seluruh tanpa ada yang ditutupi. Semua berkualitas tinggi, membuat laporan sesuai petunjuk (Rekap
kegiatan. kegiatan kegiatan kegiatan mulai dari persiapan, insan unggul penyusunan dan sesuai dengan kegiatan
aktualisasi. pelaksanaan hingga akhir komprehensif fakta. pretes hingga
 Mencetak disampaikan apa adanya. berlandaskan iman ceramah )
dan menjilid dan taqwa, menjadi Profesionalitas: Untuk mendapat
laporan ke Nasionalisme: Peserta latsar teladan terbaik hasil laporan yang baik, peserta 2 – 3 Okt 2019
dalam akan berusaha keras dalam dalam kehidupan latsar bersikap disiplin dan (Rekap
sebuah menyusun laporan, agar tidak ada dan berwawasan bersungguh – sungguh agar. kegiatan FGD)
makalah. hal yang terlewatkan internasional.
Inovasi: Tujuan penulisan laporan 9 – 10 Okt
Etika Publik: dalam penyusunan, Kegiatan ini dibuat berkala adalah untuk 2019
menggunakan bahasa Indonesia berkontribusi pada melakukan penyempurnaan dan (Rekap
yang sopan dan sesuai dengan Misi organisasi perbaikan dalam laporan. kegiatan
etika. yaitu: Hypnotherapy)
Melaksanakan Tanggung jawab: Peserta latsar

33
Komitmen Mutu: : Laporan peningkatan harus menyelesaikan laporan tepat 11 – 12 Okt
disusun dengan rapi dan kompetensi waktu (Mencetak dan
sistimatis sesuai aturan yang tenaga pendidik menjilid
telah ditetapkan agar mudah dan kependidikan Keteladanan: peserta dapat keseluruhan
dipahami. sesuai dengan mengamati bagaimana mentor laporan
standar nasional memberikan bimbingan dan kegiatan)
Anti Korupsi: penyusunan dan internasional arahan, kemudian menjadikannya
laporan merupakan bentuk acuan dalam melakukan
tanggung jawab dari peserta bimbingan danarahan.
kepada mentor.

Analisis dampak berkaitan dengan nilai-nilai dasar CPNS (ANEKA) tidak dilaksanakan:
a. Jika akuntabilitas tidak dilaksanakan, maka akan ada hal – hal yang ditutupi/tidak disampaikan, sehingga akan timbul kekeliruan dalam melihat hasil kegiatan.
b. Jika nilai nasionalisme tidak ada dalam kegiatan ini, maka peserta tidak akan berusaha keras dalam menyusun laporan, sehingga laporan berpotensi kurang valid.
c. Jika etika public tidak dikedepankan, maka di dalam laporan akan ada kata – kata yang kurang pantas.
d. Jika laporan tidak mengedapankan komitmen mutu, maka penyusunan laporan akan kurang rapid an jauh dari kaidah yang telah ditetapkan.
e. Jika nilai anti korupsi (tanggung jawab) tidak diterapkan, maka peserta tidak akan membuat susunan laporan kepada mentor. Hal tersebut menunjukkan sikap
kurang bertanggung jawab.

34
G. JADWAL KEGIATAN
Kegiatan – kegiatan di atas dilaksanakan setiap hari kerja pada masa habituasi
yaitu pada tanggal 16 September 2019 hingga 14 Oktober 2019. Berikut ini
merupakan gambaran dari pelaksanaan kegiatan sebagai berikut :
Tabel 2.5. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi
No. Kegiatan Tanggal

Melakukan telaah isu dengan atasan/mentor dan rekan kerja 16 September – 14 Oktober
sesama guru dengan menyampaikan segala hal yang terkait 2019

1. kegiatan aktualisasi serta membahasnya bersama – sama. (dilaksanakan insidentil


diantara tanggal tersebut
sesuai kebutuhan)

17 Sep 2019 (Pre Test)


Melaksanakan pengukuran terhadap tingkat konsep diri positif
2. siswa baik sebelum kegiatan maupun setelah kegiatan
07 Okt 2019 (Post Test)

Menyusun media/panduan yang akan dijadikan pedoman 16 – 21 September 2019


kegiatan – kegiatan peningkatan konsep diri positif siswa.
Dengan menghimpun materi - materi mengenai pengingkatan
konsep diri positif dari berbagai sumber mulai dari internet,
3.
ebook, buku, hingga ke psikolog jika diperlukan, untuk
dijadikan sebuah panduan dalam peningkatan konsep diri
siswa.

Pembuatan dan pemasangan spanduk inspiratif di kelas 23 – 25 September 2019


4.
Pelaksanaan ceramah mengenai pentingnya konsep diri positif 24 September 2019
5. yang dimiliki seseorang, multiple intelegence dan motivasi.

Membimbing siswa melaksanakan game role play dan Focus 01 Oktober 2019
Group Discussion mengenai peningkatan konsep diri positif
6.
siswa.

Hynpotheraphy bersama rekan kerja sesame guru yang telah 08 Oktober 2019
7. memiliki sertifikat hypnotherapist.

26 – 27 September 2019
(Rekap kegiatan pretes
hingga ceramah )

2 – 3 Okt 2019 (Rekap


kegiatan FGD)
Merekap dan membuat laporan hasil kegiatan.
8. 9 – 10 Okt 2019
(Rekap kegiatan
Hypnotherapy)

11 – 12 Okt
(Mencetak dan menjilid
laporan)

35
Tabel 2.6. Timeline Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi

Tanggal pelaksanaan kegiatan

No. Kegiatan September Oktober

16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

10
11
12
13
14
15
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Melakukan telaah isu dengan atasan/mentor dan rekan kerja
1. sesama guru dengan menyampaikan segala hal yang terkait
kegiatan aktualisasi serta membahasnya bersama – sama.
Melaksanakan pengukuran terhadap tingkat konsep diri positif
2.
siswa baik sebelum kegiatan maupun setelah kegiatan
Menyusun media/panduan yang akan dijadikan pedoman
kegiatan – kegiatan peningkatan konsep diri positif siswa.
Dengan menghimpun materi - materi mengenai pengingkatan
3.
konsep diri positif dari berbagai sumber mulai dari internet,
ebook, buku, hingga ke psikolog jika diperlukan, untuk dijadikan
sebuah panduan dalam peningkatan konsep diri siswa.
4. Pembuatan dan pemasangan spanduk inspiratif di kelas
Pelaksanaan ceramah mengenai pentingnya konsep diri positif
5.
yang dimiliki seseorang, multiple intelegence dan motivasi.
Membimbing siswa melaksanakan game role play dan Focus
6. Group Discussion mengenai peningkatan konsep diri positif
siswa.
Hynpotheraphy bersama rekan kerja sesame guru yang telah
7.
memiliki sertifikat hypnotherapist.
8. Merekap dan membuat laporan hasil kegiatan.

Keterangan:
Kegiatan insidentil dilaksanakan diantara tanggal tersebut sesuai kebutuhan
Kegiatan dilaksanakan sesuai jadwal
Libur hari sabtu dan minggu

36
H. KENDALA DAN ANTISIPASI
Pelaksanaan rancangan aktualisasi ini dimungkinkan terdapat kendala- kendala yang
akan dihadapi pada proses pelaksanaanya. Adapun kendala – kendala yang mungkin
dihadapi pada tiap tahapan kegiatan yakni :

Tabel 2.7. Kendala dan Antisipasi Kegiatan Aktualisasi


No. Kegiatan Kendala Antisipasi

Jadwal mentor/rekan
Melakukan telaah isu dengan Peserta latsar membuat
kerja sesama guru yang
atasan/mentor dan rekan kerja janji minimal H-1 sebelum
padat, sehingga
sesama guru dengan konsultasi dan peserta
kemungkinan tidak
latsar berusaha
1. menyampaikan segala hal yang setiap saat
meluangkan waktu sesuai
terkait kegiatan aktualisasi serta mentor/rekan kerja
waktu luang mentor rekan
membahasnya bersama – sama. sesama guru memilik
kerja sesama guru.
waktu luang.

Sebelum pengisian,
peserta latsar
menyampaikan kepada
Melaksanakan pengukuran Siswa tidak jujur dalam
siswa bahwa ini bukan
terhadap tingkat konsep diri positif mengisikan angket saat
ujian. Dan disampaikan
2. siswa baik sebelum kegiatan pengukuran tingkat
pula jika mereka mengisi
maupun setelah kegiatan konsep diri positif.
tidak sesuai yang
sebenarnya, mereka
sendiri yang rugi

Menyusun media/panduan yang


akan dijadikan pedoman kegiatan
– kegiatan peningkatan konsep
diri positif siswa. Dengan Jadwal psikolog dan
Peserta mengatur jadwal
menghimpun materi - materi rekan kerja sesama guru
kegiatannya, den
mengenai pengingkatan konsep bimbingan dan
menyesuaikan dengan
konseling, yang
3. diri positif dari berbagai sumber jadwal psikolog dan rekan
terkadang padat dan
mulai dari internet, ebook, buku, kerja sesame guru
tidak sama dengan
hingga ke psikolog jika bimbingan dan konseling.
waktu luang peserta.
diperlukan, untuk dijadikan
sebuah panduan dalam
peningkatan konsep diri siswa.

Peserta kurang ahli


dalam membuat desain Peserta meminta bantuan
sebuah spanduk rekan sesame guru untuk
membantu mendesain
Pembuatan dan pemasangan spanduk.
4. spanduk inspiratif di kelas Percetakan terkadang
tidak bias mencetak Mencari opsi beberapa
sesuai jadwal yang percetakan yang terdekat.
sudah dibuat peserta

37
Peserta latsar menyiapkan
Pelaksanaan ceramah mengenai materi yang menarik
Siswa merasa bosan,
pentingnya konsep diri positif berupa slide, gambar,
malas dan mengantuk
5. yang dimiliki seseorang, multiple video, dll serta ice breking
saat kegiatan
intelegence dan motivasi. untuk mengembalikan
semangat siswa.

Peserta membuat
perjanjian dengan siswa
Membimbing siswa
Kegiatan ini berpotensi untuk tertib dalam
melaksanakan game role play
terjadinya suasana mengikuti kegiatan ini, dan
dan Focus Group Discussion
6. kacau, ramai dan tak dalam pelaksanaannya
mengenai peningkatan konsep
teratur. peserta terus mengawasi
diri positif siswa.
dan mengarahkan siswa
untuk selalu tertib.

Peserta menyesuaikan
Terkadang rekan
dengan jadwal rekan kerja
Hynpotheraphy bersama rekan sesama guru memiliki
sesama guru dan
kerja sesama guru yang telah jadwal/waktu luang yang
7. membuat janji setidaknya
memiliki sertifikat hypnotherapist. tidak sama dengan
H-7 sebelum
jadwal kegiatan.
pelaksanaan.

Dalam rekap hasil


kegiatan, terkadang Peserta mencicil rekap
kesulitan dalam merekap kegiatan pada setiap
semua laporan terkait minggu. Sehingga saat
Merekap dan membuat laporan
aktivitas. Kesulitan ini mendekati deadline,
8. hasil kegiatan.
sering muncul karena peserta hanya tinggal
kegiatan yang banyak merekap sebagian yang
dan waktu deadline yang berlum di rekap.
dekat.

Dalam menghadapi kendala – kendala yang mungkin akan dihadapi maka akan
dilakukan konsultasi dengan pimpinan dan guru senior terkait untuk mendapatkan solusi
terbaik.

38
BAB III
KESIMPULAN

Kegiatan aktualisasi ini dilaksanakan agar peserta latsar mampu


menginternalisasikan nilai – nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, & Anti Korupsi) serta pemaknaan terhadap terhadap peran serta
kedudukan PNS dalam NKRI. Internalisasi dan pemaknaan tersebut dilakukan melalui
berbagai kegiatan untuk memecahkan core issue yang ada di unit kerja peserta latsar.
Rancangan kegiatan aktualisasi ini mengambil isu mengenai Masih rendahnya
konsep diri positif pada siswa MTsN 3 Malang. Isu tersebut berkaitan dengan
konsep diri siswa yang menjadi salah satu faktor dalam mempengaruhi perilaku
siswa baik di sekolah maupun di rumah. Maka untuk perlu ada upaya “Peningkatan
Konsep Diri Positif pada Siswa MTsN 3 Malang” dengan rancangan kegiatan sebagai
berikut:
1. Menyampaikan segala hal yang terkait kegiatan aktualisasi kepada
mentor/atasan di unit kerja mulai dari persiapan, saat pelaksanaan, dan
laporan hasil.
2. Melaksanakan pengukuran terhadap tingkat konsep diri positif siswa baik
sebelum kegiatan maupun setelah kegiatan
3. Melakukan sosialisasi kegiatan kepada seluruh rekan kerja sesama guru di
MTsN 3 Malang terkait pelaksanaan kegiatan baik sebelum dan sesudah
kegiatan dilaksanakan.
4. Menghimpun materi - materi mengenai pengingkatan konsep diri positif dari
berbagai sumber mulai dari internet, ebook, buku, hingga ke psikolog jika
diperlukan, untuk dijadikan sebuah panduan dalam peningkatan konsep diri
siswa.
5. Pembuatan dan pemasangan spanduk inspiratif di kelas
6. Pelaksanaan ceramah mengenai pentingnya konsep diri positif yang dimiliki
seseorang, multiple intelegence dan motivasi.
7. Membimbing siswa melaksanakan game role play dan Focus Group
Discussion mengenai peningkatan konsep diri positif siswa.
8. Hynpotherapy bersama rekan kerja sesama guru yang telah memiliki
sertifikat hypnotherapist.
9. Merekap dan membuat laporan hasil kegiatan.

39
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Perundang-Undangan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara

Modul
Modul Pelatihan Dasar Golongan III, Panduan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar PNS,
Balai Diklat Keagamaan Surabaya, 2019.
Lembaga Administrasi Negara. Modul Akuntabilitas PNS.

Lembaga Administrasi Negara. Modul Nasionalisme.

Lembaga Administrasi Negara. Modul Etika Publik.

Lembaga Administrasi Negara. Modul Komitmen Mutu.

Lembaga Administrasi Negara. Modul Sadar Anti Korupsi 2.

Lembaga Administrasi Negara. Modul Manajemen Latsar CPNS.

Lembaga Administrasi Negara. Modul WoG Latsar CPNS.

Lembaga Administrasi Negara. Modul Pelayanan Publik Latsar CPNS.

http://www.diwarta.com/2012/07/23/pengertian-konsep-diri-menurut-beberapa-ahli.html
diakses pada 6 September 2019 19.45
https://belajarpsikologi.com/peranan-konsep-diri-dalam-menentukan-perilaku/ diakses pada 8
September 2019 20.05
https://suparlan.org/2486/aneka-nilai-nilai-dasar-aparatur-sipil-nasional-dan-indikatornya
diakses pada 5 September 2019 20.50

40
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner

Anda mungkin juga menyukai