Anda di halaman 1dari 10

ORBITH VOL. 14 NO.

2 Juli 2018 : 81-90

MERANGKAI TRANSFORMATOR HUBUNGAN SEGITIGA-


BINTANG DAN BINTANG-SEGITIGA PADA JAM GASAL

Oleh : Sugijono
Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Semarang
Jl,Prof.Sudarto, SH, Tembalang, Semarang 50275
sugipoli@gmail.com

Abstrak

Pada dasarnya transformator 3 fasa terdiri dari 3 buah transformator 1 fasa yang dirangkai dengan
belitan primer dalam hubungan segitiga atau bintang dan belitan sekunder dalam hubungan segitiga
atau bintang. Polaritas magnetik belitan primer maupun sekunder dari tiap transformator 1 fasa
tersebut harus diketahui sebelum dirangkai menjadi transformator 3 fasa. Transformator dengan
hubungan segitiga-bintang(Delta-Wye) dan hubungan bintang-segitiga (Wye-Delta) hanya berlaku untuk
jam- jam gasal. Beda fasa antara vektor tegangan primer dan sekunder adalah 30 ° per jam.
Persamaan jam vektor tegangan adalah sama untuk baik transformator hubungan segitiga-bintang
maupun hubungan bintang-segitiga pada jam yang sama. Gambar vektor tegangan meminjam jarum
menit yang menunjuk angka 12 untuk mewakili tegangan tinggi primer dan jarum jam yang menunjuk
angka selain 12 untuk mewakili tegangan rendah sekunder. Dalam menggambar rangkaian
transformator 3 fasa selalu mengikuti gambar vektor tegangan.

Kata kunci : transformator, hubungan delta dan bintang, jam gasal.

1. Pendahuluan dipasang transformator segitiga-bintang


Hubungan kumparan transformator 3 jam 5 juga. Jadi kedua transformator itu
fasa bergantung pada kebutuhan atau memiliki sudut beda fasa yang sama yaitu
permintaan yang dikehendaki oleh unit dari 5x30 ° atau 150 ° . Permasalahan
sistem suplai energi listrik. Untuk berikutnya adalah bagaimana merangkai
kebutuhan penyaluran energi listrik dari transformator 3 fasa pada jam 5 itu.
pembangkitan, maka dikehendaki
hubungan transformator bintang-segitiga, 2. Transformator
karena untuk penyaluran (transmission) Transformator adalah suatu alat listrik
tidak membutuhkan kawat netral. yang dapat mengubah taraf suatu tegangan
Sementara untuk kebutuhan distribusi AC ke taraf yang lain dengan maksud
(distribution) energi listrik satu fasa ke menurunkan tegangan bolak balik (AC)
konsumen membutuhkan kawat netral, dari 220 VAC ke 12 VAC ataupun
sehingga dikehendaki hubungan menaikkan tegangan dari 110 VAC ke 220
transformator segitiga-bintang. VAC. Transformator bekerja berdasarkan
Permasalahan yang muncul adalah prinsip induksi elektromagnet dan hanya
bagaimana merangkai transformator 3 fasa dapat bekerja pada tegangan yang berarus
dalam hubungan bintang-segitiga ataupun bolak balik (AC). Transformator
segitiga-bintang. Beda sudut fasa antara sisi memegang peranan yang sangat penting
primer dan sekunder yang dinyatakan dalam pendistribusian tenaga listrik.
dalam kelipatan 30 ° per jam bila Transformator menaikkan tegangan listrik
dibutuhkan besaran yang sama antara yang berasal dari pembangkit listrik PLN
transformator untuk transmisi dan hingga ratusan kilo Volt (kV) untuk
distribusi, maka dapat dinyatakan dengan didistribusikan, dan kemudian
jam yang sama, misal untuk transmisi transformator lainnya menurunkan
dipasang transformator bintang-segitiga tegangan listrik tersebut ke tegangan yang
jam 5, dengan demikian untuk distribusi diperlukan oleh setiap rumah tangga

81
MERANGKAI TRANSFORMATOR HUBUNGAN……………………….……………..…Sugijono

maupun perkantoran yang pada umumnya (primer) menginduksikan Gaya Gerak


menggunakan tegangan AC 220/380 Volt. Listrik (GGL) dalam kumparan kedua
Terdapat beberapa cara untuk (sekunder) dan akan terjadi pelimpahan
menghubungkan transformator pada daya dari kumparan primer ke kumparan
jaringan tenaga listrik sistem 3 fasa, yaitu sekunder. Dengan demikian, terjadilah
hubungan segitiga-segitiga, bintang- pengubahan taraf tegangan listrik baik dari
bintang, segitiga-bintang, bintang-segitiga, tegangan rendah menjadi tegangan yang
segitiga terbuka (open delta) dan zig-zag. lebih tinggi maupun dari tegangan tinggi
menjadi tegangan rendah. Sedangkan inti
2.1. Prinsip Kerja Transformator besi pada transformator pada umumnya
Sebuah transformator yang sederhana terdiri dari kumpulan lempengan-
lempengan besi tipis yang berisolasi dan
pada dasarnya terdiri dari 2 lilitan atau
ditempel berlapis-lapis dengan kegunaan
kumparan kawat yang berisolasi yaitu untuk mempermudah jalannya fluks magnet
kumparan primer dan kumparan yang ditimbulkan oleh arus listrik pada
sekunder.Kebanyakan transformator kumparan. Gambar 2.3. memperlihatkan
memiliki kumparan kawat berisolasi yang fluksi yang dibangkitkan pada
dililitkan pada sebuah besi yang dinamakan transformator.
inti besi (core). Gambar
2.1.memperlihatkan simbol dari sebuah
transformator.Gambar 2.2.memperlihatkan
bentuk dari sebuah transformator.

Gambar 2.3. Fluksi pada Transformator

Gambar 2.1. Simbol Transformator Besarnya rasio lilitan pada kumparan


sekunder terhadap kumparan primer
menentukan nilai rasio tegangan pada
kedua kumparan tersebut. Sebagai contoh,
1 lilitan pada kumparan primer dan 10
lilitan pada kumparan sekunder akan
menghasilkan tegangan 10 kali lipat dari
tegangan input pada kumparan primer.
Jenis transformator ini biasanya disebut
Gambar 2.2. Bentuk Transformator sebagai transformator Step Up. Sebaliknya,
jika terdapat 10 lilitan pada kumparan
primer dan 1 lilitan pada kumparan
Ketika kumparan primer dialiri arus listrik
sekunder, maka tegangan yang dihasilkan
bolak balik, maka akan menimbulkan
oleh kumparan sekunder adalah 1/10 dari
medan magnet atau fluks magnetik
tegangan input pada kumparan primer.
disekitar kumparan itu. Kekuatan medan
Transformator jenis ini disebut sebagai
magnet tersebut dipengaruhi oleh besarnya
transformator Step Down. Transformator 3
arus listrik yang mengalir. Semakin besar
fasa pada dasarnya merupakan 3 buah
arus listri maka semakin besar pula medan
transformator 1 fasa yang disusun menjadi
magnetnya. Fluktuasi medan magnet yang
terjadi di sekitar kumparan pertama
82
ORBITH VOL. 14 NO. 2 Juli 2018 : 81-90

sebuah transformator yang mempunyai 2 sisi primer. Karakteristik transformator


belitan, yaitu belitan primer dan belitan hubungan Delta-Wye (Δ-Y) adalah sama
sekunder. Ada dua metode utama untuk dengan transformator hubungan Wye-
menghubungkan belitan primer yaitu Delta (Y-Δ). Bila memperhatikan
hubungan segitiga (delta) dan bintang ketahanan isolasi, maka transformator
(wye). Sedangkan pada belitan hubungan Delta-Wye (Δ-Y) bisa digunakan
sekundernya dapat dihubungkan secara sebagai transformator penaik tegangan
segitiga, bintang dan zig-zag. (step-up) , namun secara umum banyak
digunakan pada aplikasi penurun tegangan
2.2. Hubungan Transformator Segitiga - (step-down). Dengan adanya titik netral
Bintang (Δ-Y) pada sisi sekunder, maka
Hubungan transformator segitiga- transformator hubungan Delta-Wye (Δ-Y)
banyak digunakan sebagai transformator
bintang (Δ-Y) atau Delta-Wye, merupakan
distribusi, karena bisa menyuplai beban tiga
hubungan belitan transformator 3 fasa fasa maupun satu fasa. Sedangkan
dengan belitan di sisi primer adalah segitiga hubungan delta di sisi primer dapat
(Delta-Δ) dan pada sisi sekunder adalah meminimalkan beban tidak seimbang yang
bintang (Wye-Y), seperti diperlihatkan sering dihadapi oleh setiap transformator
pada Gambar 2.4. distribusi.

2.3. Hubungan Transformator Bintang -


Segitiga (Y-Δ)
Hubungan Transformator Bintang-
Segitiga (Y-Δ), atau Wye-Delta,
merupakan hubungan pada transformator 3
fasa dengan belitan disisi primer adalah
bintang (Wye-Y) dan pada sisi sekunder
adalah segitiga (Delta-Δ), seperti
diperlihatkan pada Gambar 2.5.

Gambar 2.4. Transformator Hubungan


Segitiga-Bintang

Berdasarkan diagram fasor pada Gambar


2.4. terlihat bahwa transformator hubungan
Delta-Wye (Δ-Y) ini tegangan pada sisi
sekunder mengalami pergeseran fasa 30o
mendahului (lead) terhadap tegangan pada

83
MERANGKAI TRANSFORMATOR HUBUNGAN……………………….……………..…Sugijono

harus diperhatikan kesamaan vektor


diagram dari transformator yang akan
diparalel tersebut.
b) Isolasi yang dibutuhkan pada belitan
pada sisi sekunder harus memiliki
ketahanan sedikit diatas tegangan line
pada sisi sekunder itu, sehingga
umumnya transformator dengan
hubungan Wye-Delta (Y-Δ) sering
digunakan sebagai transformator step-
down

2.4. Rangkaian Transformator Tiga Fasa


dan Jam Vektor
Transformator 3 fasa pada dasarnya
merupakan 3 buah transformator 1 fasa
yang disusun menjadi sebuah transformator
Gambar 2.5. Transformator Hubungan
yang mempunyai 2 belitan, yaitu belitan
Bintang-Segitiga
primer dan belitan sekunder. Ada dua
metode utama untuk menghubungkan
Dari diagram fasor pada Gambar 2.5.
terlihat bahwa pada transformator 3 phasa belitan primer yaitu hubungan segitiga dan
hubungan Wye-Delta (Y-Δ) tegangan pada bintang (delta dan wye). Sedangkan pada
sisi sekunder mengalami pergeseran fasa belitan sekundernya dapat dihubungkan
tertinggal (lag) sebesar 30o. secara segitiga, bintang dan zig-zag (Delta,
Keuntungan dari transformator Wye dan Zig-zag).
hubungan Y-Δ antara lain adalah : Vektor tegangan primer dan sekunder dari
a) Tidak ada masalah yang serius pada sebuah transformator sangat tergantung
saat melayani beban yang tidak pada cara penyambungan kumparan pada
seimbang karena hubungan delta pada trafo tiga fasa. Pada transformator tiga fasa
sisi sekunder akan mendistribusikan arah tegangan menimbulkan perbedaan
beban tidak seimbang tersebut pada fasa. Arah dan besar perbedaan fasa
masing-masing fasa. tersebut menyebabkan adanya berbagai
b) Masalah harmonisa ketiga pada kelompok hubungan pada transformator.
tegangan padasisi sekunder dapat Untuk penentuan kelompok hubungan ini
dihapus karena telah disirkulasikan dipergunakan tiga jenis tanda atau kode,
melalui hubungan delta pada sisi yaitu :
sekunder. 1) Tanda sisi tegangan tinggi yaitu huruf
Kerugian transformator hubungan Y-Δ besar A, B, dan C.
antara lain adalah : 2) Tanda sisi tegangan rendah yaitu huruf
a) Tegangan pada sisi sekunder kecil a, b , dan c.
mengalami pergeseran fasa terhadap 3) Transformator dengan vektor grup Yd1
sisi primer, sehingga apabila ingin berarti bahwa belitan primer dirangkai
memparalel transformator dengan Wye (Y), sedangkan belitan sekunder
hubungan Wye-Delta (Y-Δ) ini maka

84
ORBITH VOL. 14 NO. 2 Juli 2018 : 81-90

dirangkai delta ( Δ ), dan angka 1 0


11 1
menunjukkan bahwa arus pada
kumparan primer dan kumparan a1 b1
sekunder berbeda sudut 30o Sedangkan a b
transformator dengan vektor grup Yd5 c
berarti bahwa arus pada kedua belitan c1
berbeda sudut 150 o (= 5 x 30o).
Vektor grup transformator dinyatakan
6
dalam bilangan jam yang searah putaran
jam (clockwise). Tiap satu bilangan jam
mewakili beda sudut 30o. Vektor grup Gambar 2.6. Analisis Arus Transformator
menentukan pergeseran sudut arus pada Tiga Fasa
belitan primer dan sekunder.
Dalam menentukan angka jam dari
Metode membaca tabel pengukuran dari
transformator 3 fasa terdapat 5 macam
data sheet transformator (buku TERCO)
metode yaitu :
seperti dimuat dalam Tabel 2.1.
1) Analisa arus dari gambar rangkaian
transformator 3 fasa.
Tabel 2.1.Persamaan Hubungan Tegangan
2) Membaca tabel pengukuran dari data
Jam Transformator
sheet transformator (buku TERCO)
3) Perhitungan kombinasi GGL High KELOMPOK JAM HUBUNGAN TEGANGAN
Voltage (HV) & Low Voltage (LV) 1 Cc<Bc>Cb=Cc<AB
4) Pengukuran menggunakan Osciloscope
2 Cc<Bc>Cb<Cc<AB
5) Tabel Kebenaran DC
3 Cc<Bc>Cb<Cc≥AB
Metode analisa arus transformator tiga fasa
dalam hubungan Dd0 seperti diperlihatkan 4 Cc<Bc>Cb<Cc>AB
pada Gambar 2.6. 5 Cc=Bc>Cb<Cc>AB
1) Menghubungkan terminal R-r sebagai
referensi 6 Cc>Bc=Cb<Cc>AB
2) Menentukan arah GGL pada setiap
7 Cc>Bc<Cb=Cc>AB
lilitan HV dan LV
3) Menggambar vektor sisi primer 8 Cc>Bc<Cb>Cc≥AB
4) Menggambar vektor sisi sekunder
sesuai dengan hubungan terminal 9 Cc>Bc<Cb>Cc<AB

10 Cc>Bc<Cb>Cc<AB

1 1
11 Cc=Bc<Cb>Cc<AB
2 2 12 Cc<Bc=Cb>Cc<AB
1 1

2 2
1 1 Dd0 Cara menggambar vektor grup Yd1 dan
rangkaian belitan transformator adalah
2 2
sebagai berikut :

85
MERANGKAI TRANSFORMATOR HUBUNGAN……………………….……………..…Sugijono

1) Gambar vektor A,B,C (arus pada


belitan primer) dalam lingkaran jam.
2) Gambar vektor bantu yang menunjuk
jam 1
3) Gambar vektor a (arus pada belitan
sekunder a) searah dengan vektor A
dengan kepala vektor menuju arah jam
1 (perhatikan Gambar 2.7)
4) Gambar vektor b (arus pada belitan
sekunder b) searah dengan vektor B Gambar 2.8. Rangkaian Transformator
dengan pangkal vektor berada pada Hubungan Yd1
vektor a.
5) Gambar vektor c (arus pada belitan Pembuktian pergeseran sudut ini terlihat
sekunder c) searah dengan vektor C pada Gambar 2.9.
dengan pangkal vektor berada pada
vektor b dan kepala vektor berada pada
pangkal vektor a.
6) Beri notasi tambahan 1 pada tiap kepala
vektor a,b, dan c serta notasi 2 pada
pangkal vektornya.

Gambar 2.9. Arus pada belitan primer dan


sekunder transformatorYd1

3. Pembahasan
Gambar 2.7. Vektor grup Yd1 3.1. Syarat Merangkai Transformator
Sedangkan untuk menggambar rangkaian Tiga Fasa
belitan transformator, tinggal melihat Ada 4 syarat yang perlu dipenuhi dalam
gambar vektor grup yang telah diberi notasi merangkai transformator 3 fasa, yaitu
tambahan seperti diperlihatkan pada perbandingan tegangan harus sama,
Gambar 2.8. mengetahui polaritas transformator,
1) Gambar rangkaian belitan Wye pada impedansi sama, dan perbandingan
sisi primer reaktansi sama.
2) Fasa r pada belitan sekunder terhubung
pada a1 dan c2 a. Perbandingan tegangan harus sama
3) Fasa s pada belitan sekunder terhubung Perbandingan tegangan harus sama.,
pada a2 dan b1 karena jika tidak sama, maka tegangan
4) Fasa t pada belitan sekunder terhubung induksi pada kumparan sekunder masing-
pada b2 dan c1 masing trafo tidak sama. Perbedaan ini

86
ORBITH VOL. 14 NO. 2 Juli 2018 : 81-90

menyebabkan terjadinya arus pusar pada


kumparan sekunder ketika transformator
dibebani. Arus ini menimbulkan panas pada
kumparan sekunder.
b. Mengetahui polaritas transformator
Polaritas belitan transformator dapat
dicari dengan pengujian atau pengukuran
menggunakan sebuah voltmeter AC dan
sumber tegangan AC yang besarnya di
bawah atau sama dengan tegangan nominal
dari transformator tersebut.
c. Impedansi sama
Sifat terpenting dari pembebanan yang b) Dy3
seimbang adalah jumlah fasor dari ketiga
tegangan adalah sama dengan nol, Cc < Bc > Cb > Cc < AB
begitupula dengan jumlah fasor dari arus
pada ketiga fase juga sama dengan nol. Jika
impedansi beban dari ketiga fasa tidak
sama, maka jumlah fasor dan arus netralnya
(In) tidak sama dengan nol dan beban
dikatakan tidak seimbang.
Ketidakseimbangan beban ini dapat saja
terjadi karena hubung singkat atau hubung
terbuka pada beban.

d. Perbandingan reaktansi sama


Apabila perbandingan tahanan dan
reaktansi sama, maka kedua transformator
tersebut bekerja pada faktor daya yang
sama.
3.2. Gambar Vektor Transformator c) Dy5
Hubungan Segitiga - Bintang (Δ-Y)
Cc < Bc > Cb < Cc > AB
a) Dy1

Cc < Bc > Cb = Cc < AB

87
MERANGKAI TRANSFORMATOR HUBUNGAN……………………….……………..…Sugijono

d) Dy7
Cc = Bc < Cb > Cc = AB

3.3. Gambar Vektor Transformator


Hubungan Bintang - Segitiga (Y-Δ)

a) Yd 1
Cc < Bc > Cb = Cc < AB

A2
c1 a2

c2
b1
e) Dy9
Cc = Bc < Cb > Cc = AB b2 a1
C1 A1
B1

C2
B2

b) Yd3
Cc < Bc > Cb > Cc < AB

f) Dy11
Cc = Bc < Cb > Cc < AB

88
ORBITH VOL. 14 NO. 2 Juli 2018 : 81-90

a2
b1 e) Yd9
Cc = Bc < Cb > Cc = AB
b2
c1
A2 a2
c1

a1 c2
c2 A2
b1

a1
C1 A1 b2

B1
C1 A1
C2 B1
B2
C2

B2

c) Yd5
Cc < Bc > Cb < Cc > AB f) Yd11
c1
Cc = Bc < Cb > Cc < AB
a2
b1
c2 a2 A2
b1
a1 b2
b2 A2
c1

a1 c2
C1 A1

C1 A1
B1
B1
C2
C2
B2
B2

d) Yd7 4. Penutup
Cc = Bc < Cb > Cc = AB
4.1. Kesimpulan
b1 1) Transformator 3 fasa dapat dirangkai
a2
dari 3 buah transformator 1 fasa dengan
b2 belitan primer dan belitan sekunder
c1 yang dihubungkan segitiga-bintang
a1 (delta-wye) atau hubungan bintang-
c2
A2 segitiga (wye-delta).
2) Polaritas magnetik belitan primer
maupun sekunder dari tiap
transformator 1 fasa harus diketahui
C1 A1
B1
sebelum dirangkai menjadi
transformator 3 fasa.
C2 3) Transformator hubungan segitiga-
B2 bintang (delta-wye) dan hubungan
bintang-segitiga (wye-delta) hanya
berlaku untuk jam-jam gasal.
89
MERANGKAI TRANSFORMATOR HUBUNGAN……………………….……………..…Sugijono

4) Beda fasa antara vektor tegangan http://zhagitoloh.blogspot.co.id/2009/12/tra


primer dan sekunder adalah 30° per nsformator_11.html
jam. http://direktorilistrik.blogspot.co.id/2012/1
5) Persamaan jam vektor tegangan adalah 2/hubungan-transforamtor-bintang-
sama untuk baik transformator segitiga.html
hubungan segitiga-bintang (delta-wye)
http://direktorilistrik.blogspot.co.id/2012/1
maupun hubungan bintang-segitiga
(wye-delta) pada jam yang sama. 2/hubungan-transforamtor-segitiga-
bintang.html
4.2. Saran http://digilib.mercubuana.ac.id/manager/n!
1) Dalam menggambar vektor tegangan @file_skripsi/Isi2740030009612.pd
sebaiknya menggunakan mistar, jangka f
dan busur derajad agar panjang garis http://dunia-listrik.blogspot.co.id/2009/05/
vektor-vektor sama dan besar sudut konfigurasi-hubungan-belitan.html
beda antar fasa-fasa simetris, sehingga
http://electric-mechanic.blogspot.co.id/
tidak mempengaruhi persamaan jam
vektor tegangan. 2013/10/jenis-hubungan-pada-
2) Gambarlah vektor tegangan dengan belitan.html
meminjam jarum menit yang menunjuk http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456
angka 12 untuk mewakili tegangan 789/20976/3/Chapter%20II.pdf
tinggi primer dan jarum jam yang http://listrik-praktis.blogspot.co.id/2015/
menunjuk angka selain 12 untuk 12/cara-memahami-pembacaan-
mewakili tegangan rendah sekunder.
vektor-group-jam-trafo.html
3) Dalam menggambar rangkaian
pengawatan transformator 3 fasa agar http://dunia-listrik.blogspot.co.id/2009/05/
selalu mengikuti gambar vektor konfigurasi-hubungan-belitan.html
tegangan.

DAFTAR PUSTAKA
J. Nagrath, DP.Kothari, 1989, Electric
Machines, New Delhi, Tata Mc Graw
Hill Publishing Co.Ltd.
Kosow, Irving L, 1991, Electrical
Machinery and Transformers, New
Jersey, Prentice Hall Inc. Englewood
Cliffs.
Leonard R. Andersen, Jack Macneill,
Electric Machines and Transformers,
1988, New Jersey, Prentice Hall Inc.
Englewood Cliffs.
Sugijono. 2000. Paralel Transformator
Satu Fasa. Semarang: Politeknik
Negeri Semarang.
Theraja BL, 1987, Textbook Electrical
Technology, New Delhi, Ninja
Construction andDevelopment Co.
Ltd. Ran Nagar.

90

Anda mungkin juga menyukai