Anda di halaman 1dari 36

XIII/Agustus- 2017

06 UU Sistem Perbukuan
Menghadirkan Negara
dalam Ekosistem Perbukuan
08 Mewujudkan Ekosistem
Perbukuan yang Sehat 29 Kajian Implementasi
Nilai Karakter Nasionalis
melalui Penguatan
Pendidikan Karakter

Tidak diskriminatif
berdasarkan suku,
agama, ras, dan/atau Tidak mengandung Tidak
antargolongan unsur mengandung Tidak
pornografi unsur mengandung
kekerasan ujaran kebencian

Tidak
bertentangan
dengan nilai-nilai
Pancasila

UU SISTEM PERBUKUAN
UNTUK WUJUDKAN BUKU BERMUTU, MURAH, MERATA
Daftar Isi
05 FOKUS

06
Undang-Undang Sistem Perbukuan Disahkan
Salam Pak Menteri Sempat Ditunda, Akhirnya UU Sistem
Perbukuan Disahkan pada 27 April 2017

08 Pentingnya Undang-Undang Sistem Perbukuan


UU Sistem Perbukuan Menghadirkan
Negara dalam Ekosistem Perbukuan

10 Hal Pokok dalam UU Sistem Perbukuan


Mewujudkan Ekosistem
Perbukuan yang Sehat

14 Menilik Jenis-jenis Buku Menurut


UU Sistem Perbukuan

16 UU Sisbuk Memberikan Kepastian


Kepada Pengguna Buku

18
UU Sistem Perbukuan
Mewujudkan Buku Bermutu, Murah,
dan Merata bagi Masyarakat

20 Buku Bermutu, Murah, dan Merata


Bukan Hal Mustahil

22 Ini Wewenang dan


Kewajiban Pemerintah

Resensi Buku
Tingkatkan Pengembangan

24 25
Keprofesian Berkelanjutan Guru
melalui Publikasi Ilmiah
Infografis Perpustakaan

Kebudayaan
Sistem Registrasi Nasional
Kajian

26
Upaya Lestarikan Penguatan Pendidikan Karakter
Cagar Budaya Indonesia Kajian Implementasi Nilai Karakter

29
Nasionalis melalui
Penguatan Pendidikan Karakter

Bangga Berbahasa Indonesia

33 34
Pedoman Berbahasa Indonesia
Jamak Yang Mubazir Bangga Berbahasa Indonesia
Senarai Kata Serapan
Sapa Redaksi
Mendapatkan buku yang berkualitas kelak bukan Tidak hanya itu, informasi menarik lainnya kami
angan-angan semata. Disahkannya Undang-undang hadirkan pada sejumlah rubrik di edisi kali ini. Salah
(UU) tentang Sistem Perbukuan memberikan satunya rubrik Resensi Buku yang menyuguhkan
kepastian bagi pembaca memeroleh buku dengan resensi mengenai buku berjudul Publikasi Ilmiah:
isi konten yang “aman” dan tanpa khawatir dengan Pembuatan Buku, Modul, Diklat, dan Nilai Angka
harga yang terlampau mahal. Ya, UU ini hadir untuk Kreditnya. Buku ini cocok dibaca oleh guru,
mewujudkan buku bermutu, murah, dan merata peneliti, maupun mereka yang tertarik dengan
(3M) bagi masyarakat. dunia penelitian. Buku-buku yang kami resensi
setiap edisinya merupakan koleksi Perpustakaan
Sebelum UU ini hadir, masih banyak kita jumpai Kemendikbud yang dapat dimanfaatkan oleh para
buku yang berkonten negatif. Buku-buku semacam anggota perpustakaan.
ini muncul karena belum optimalnya pengawasan,
baik dari pemerintah maupun masyarakat. Ini Sementara itu pada rubrik Kajian, artikel yang kami
terjadi karena belum adanya kerangka hukum tampilkan membahas mengenai hasil kajian dari
yang mengatur mengenai perbukuan secara pelaksanaan karakter nasionalis pada Penguatan
menyeluruh. UU ini juga memperkuat peran para Pendidikan Karakter yang diterapkan di beberapa
pelaku perbukuan, mulai dari penulis, penerjemah, sekolah di Indonesia. Hasil kajian ini diharapkan
penyadur, editor, desainer, illustrator, pencetak, mampu memberikan masukan agar implementasinya
pengembang buku elektronik, penerbit, hingga di lapangan dapat berjalan lebih baik. Tidak
toko buku. ketinggalan pula rubrik Kebudayaan yang masih
setia mengisi halaman JENDELA dengan suguhan
JENDELA edisi kali ini mengupas secara artikel tentang tema-tema kebudayaan.
komprehensif isi UU Sistem Perbukuan yang
ditandatangani Presiden Joko Widodo pada 24 Seperti biasa, di akhir sajian kami berikan informasi
Mei 2017. Ada lima hal utama yang diatur dalam ringan yang sayang jika dilewatkan, yaitu rubrik
UU tersebut. Pertama, jenis buku. Kedua, hak dan Bangga Berbahasa Indonesia. Di edisi kali ini,
kewajiban pelaku perbukuan. Ketiga, wewenang rubrik tersebut kami isi dengan artikel tentang
dan tanggung jawab pemerintah. Keempat, tata penggunaan kata jamak yang bisa dinyatakan dalam
kelola perbukuan. Kelima, pengawasan. Lima hal ini bentuk ulang dan bentuk leksikal. Selain itu ada pula
kami ulas menjadi bagian dari salah satu fokus yang sajian informasi sejumlah kata serapan yang diserap
tersaji pada edisi ini. dari berbagai bahasa, seperti Arab, Belanda, dan
Cina. Kami hadirkan lengkap dengan arti kata
Selain itu kami hadirkan pula artikel mengenai tersebut.
pentingnya keberadaan UU ini sebagai langkah maju
dari pemerintah dan DPR dalam penataan sistem Kami berharap seluruh informasi yang terdapat
perbukuan nasional. Artikel lainnya yang hadir dalam JENDELA edisi kali ini dapat memberikan
dalam rubrik Fokus kali ini adalah mengenai upaya manfaat dan dapat digunakan sebagai referensi
pemerintah untuk mewujudkan buku bermutu, bagi yang membutuhkan. Selamat membaca. Salam.
murah, dan merata (3M) bagi masyarakat.
Redaksi

REDAKSI
Pelindung: Sekretariat Redaksi
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat (BKLM),
Muhadjir Effendy Kemendikbud, Gedung C Lantai 4,
Penasihat: Sekretaris Jenderal, Didik Suhardi Jln. Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta,
Pengarah Konten: Staf Khusus Mendikbud, Nasrullah Telp. 021-5711144 Pes. 2413
Penanggung Jawab: Ari Santoso
Pemimpin Redaksi: Luluk Budiyono Kemdikbud.go.id
Redaktur Pelaksana: Emi Salpiati Kemdikbud.RI
Staf Redaksi: Ratih Anbarini, Aline Rogeleonick,
@kemdikbud_RI
Desliana Maulipaksi, Agi Bahari, Gloria Gracia, Seno
Hartono, Dwi Retnawati KEMENDIKBUD RI
Fotografi, Desain & Artistik: BKLM Kemdikbud.RI
Kita ingin buku yang sampai ke tangan
pembacanya memberikan manfaat serta
menambah pengetahuan dan wawasan sehingga
upaya mencerdaskan kehidupan bangsa benar-
benar dapat terwujud melalui buku ini.
- Mendikbud, Muhadjir Effendy -

4 Edisi XIII/Agustus 2017


Salam Pak Menteri

K
ehadiran Undang- yang baik merupakan salah satu ciri
undang (UU) Sistem bangsa yang cerdas, dan masyarakat
Perbukuan yang baru mampu memaknai dan memanfaatkan
disahkan beberapa bulan informasi secara kritis untuk
lalu patut kita sambut meningkatkan kualitas hidupnya.
baik. Peraturan perundang-undangan
ini hadir dengan harapan mewujudkan Tidak hanya itu, bagian lain yang juga
cita-cita kita untuk memeroleh buku diatur dalam UU ini adalah kepastian
yang bermutu, murah, dan merata. setiap peserta didik memeroleh
Dengan demikian buku yang berkualitas buku teks utama pada setiap satuan/
akan dengan mudah kita dapatkan tanpa program pendidikan. Di sinilah peran
khawatir dengan isi konten di dalamnya. pemerintah pusat, pemerintah
provinsi, dan pemerintah kabupaten/
Selama ini kita mendengar ada buku kota untuk memastikan bahwa seluruh
beredar di masyarakat yang isinya siswa menerima buku tersebut.
tidak tepat jika dibaca untuk usia Buku teks utama ini merupakan buku
tertentu. Dengan disahkannya UU pelajaran yang wajib digunakan dalam
Sistem Perbukuan ini, kekhawatiran pembelajaran. Buku ini disusun oleh
kita terhadap isi buku yang tidak sesuai pemerintah dan dibagikan kepada
dengan usia dapat dihindarkan. Itu peserta didik tanpa memungut biaya
karena adanya kewajiban bagi penerbit dari orangtua siswa.
untuk mencantumkan peruntukkan
buku berdasarkan usia pembaca. Kita Kita berharap, hadirnya UU Sistem
bersyukur inisiatif DPR dan pemerintah Perbukuan mampu menumbuhkan
ini memberikan kepastian bagi kita para kesadaran terhadap buku yang bermutu
pengguna dan penikmat buku. dan berkonten positif, yang ujungnya
akan meningkatkan budaya literasi
Kita ingin buku yang sampai ke tangan masyarakat Indonesia. Tentu perlu kerja
pembacanya memberikan manfaat sama dari berbagai pihak agar apa yang
serta menambah pengetahuan dan tertuang dalam UU Sistem Perbukuan
wawasan sehingga upaya mencerdaskan ini dapat berjalan sebagaimana
kehidupan bangsa benar-benar dapat mestinya. Tidak hanya pemerintah pusat,
terwujud melalui buku ini. Di sinilah pemerintah provinsi, dan pemerintah
diperlukan tata kelola perbukuan kabupaten/kota yang berwenang
yang baik sehingga tumbuh ekosistem melakukan pengawasan, tetapi peran
perbukuan yang sehat. Dengan serta masyarakat juga diperlukan.
ekosistem perbukuan yang sehat, maka
akan menghasilkan buku bermutu, Lebih dari itu, muara regulasi perbukuan
murah, dan merata. Ini bisa ditandai ini adalah terbangunnya masyarakat
dengan interaksi yang positif antara literasi yang lebih merata dan
pemangku kepentingan perbukuan. berkualitas. Jangan sampai ketersediaan
buku akan sia-sia karena kesadaran
Sistem perbukuan juga dapat menjawab pemanfaatannya kurang maksimal. Saya
berbagai permasalahan dan tantangan percaya pada adagium bahwa kejahatan
perbukuan secara nasional, dalam terbesar pada buku bukanlah karena
rangka mendorong tumbuhnya literasi kita membakarnya, tetapi karena kita
masyarakat. Kita menyadari bahwa tidak membacanya. (*)
bangsa yang memiliki budaya literasi

Edisi XIII/Agustus 2017 5


FOKUS

Undang-Undang Sistem Perbukuan Disahkan

Sempat Ditunda, Akhirnya UU Sistem


Perbukuan Disahkan pada 27 April 2017

Rancangan Undang-Undang (RUU) Sistem Perbukuan sempat mengalami


penundaan pengesahan di Rapat Pembahasan Tingkat II atau Rapat
Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI pada Selasa, 11 April 2017.
Akhirnya RUU tersebut disahkan bersamaan dengan pengesahan RUU
Pemajuan Kebudayaan, dalam rapat paripurna Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR) di Gedung DPR Jakarta, Kamis (27/4).

P
enundaan pengesahaan berkaitan dengan buku keagamaan
RUU ini karena masih menjadi tanggung jawab Kemenag.
terdapat beberapa pasal
yang harus disinkronkan Kemudian Komisi X DPR RI melakukan
kembali di pembahasan lobi-lobi kepada seluruh fraksi. Lobi
tingkat komisi. Pada 11 April pagi hari, tersebut dilakukan untuk menyepakati
sebelum Rapat Paripurna, Komisi X DPR masukan dari Kemenag agar diakomodir
RI menerima surat dari Kementerian dengan penyesuaian di beberapa pasal
Agama. Dalam surat tersebut, dalam RUU Sistem Perbukuan (Sisbuk).
Kementerian Agama (Kemenag) Salah satu penyesuaian tersebut
meminta agar konten atau isi buku yang terdapat dalam Pasal 6 Ayat 3 RUU

6 Edisi XIII/Agustus 2017


FOKUS

Sisbuk, yang mencantumkan bahwa Kebudayaan (Kemendikbud) sebagai


buku yang bermuatan keagamaan koordinator tim antarkementerian,
menjadi tanggung jawab menteri dengan anggota di antaranya
yang menyelenggarakan urusan Kementerian Riset, Teknologi dan
pemerintahan di bidang agama. Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti);
Kementerian Agama (Kemenag);
Pada tanggal 17 April 2017, Menteri Kementerian Perdagangan (Kemendag);
Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Pendayagunaan Aparatur
(Mendikbud) Muhadjir Effendy Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemen
menghadiri rapat kerja (raker) dengan PAN dan RB); dan Kementerian Hukum
Komisi X DPR untuk membahas dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham).
draf terbaru dari RUU Sisbuk.
Raker tersebut diakhiri dengan UU Sistem Perbukuan terdiri dari
penandatanganan draf RUU Sisbuk XII Bab dan 72 Pasal. Bab I berisi
terbaru oleh seluruh perwakilan ketentuan umum. Bab II mengatur
fraksi dan kementerian atau lembaga mengenai bentuk, jenis, dan isi buku.
terkait, termasuk Kemenag. Hasil raker Bab III memuat aturan terkait hak dan
tersebut kemudian segera dilaporkan kewajiban masyarakat dan pelaku
ke Badan Musyawarah (Bamus) DPR perbukuan. Sementara itu, Bab IV
RI, dan diagendakan dalam paripurna. mengatur mengenai wewenang dan
Akhirnya pada Rapat Paripurna tanggal tanggung jawab pemerintah baik pusat
27 April 2017, RUU Sistem Perbukuan dan daerah. Kemudian, Bab V memuat
disahkan menjadi UU Sistem Perbukuan, pemerolehan naskah buku. Bab VI
bersamaan dengan disahkannya RUU mengatur tentang penerbitan, dan
Pemajuan Kebudayaan menjadi UU pencetakan Buku, serta pengembangan
Pemajuan Kebudayaan. buku elektronik. Bab VII mengatur tata
cara pendistribusian buku. Bab VIII
Mendikbud Muhadjir Effendy turut memuat aturan mengenai penggunaan
hadir dalam Rapat Paripurna yang buku. Bab IX memuat aturan terkait
mengagendakan pengesahan penyediaan buku. Bab X memberikan
RUU Sistem Perbukuan dan RUU rambu-rambu terkait peran serta
Pemajuan Kebudayaan. Ia menyatakan masyarakat. Adapun aturan mengenai
kegembiraannya dengan disahkannya pengawasan dicantumkan dalam Bab XI.
kedua RUU tersebut. Terkait UU Sistem Dan Bab XII memuat ketentuan penutup.
Perbukuan, ia berharap nantinya dapat
terwujud sebuah sistem perbukuan Setelah RUU Sistem Perbukuan
yang transparan dan akuntabel. “UU ini tersebut ditetapkan menjadi undang-
memang maksudnya untuk membuat undang, maka pemerintah segera
input, proses, dan hasilnya lebih terukur, menyiapkan peraturan pelaksanaan atau
jadi kita harapkan masalah perbukuan sejumlah peraturan turunan di tingkat
ini bisa lebih akuntabel, transparan, operasional. Pengaturan lebih detil
bisa dikendalikan oleh stakeholder dan diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP).
pemerintah selaku penanggung jawab Dalam UU Sisbuk terdapat beberapa
konten,” katanya. pasal yang memerintahkan penyusunan
peraturan pemerintah, atau peraturan
UU Sistem Perbukuan merupakan bentuk lain yang menjadi regulasi
inisiatif DPR RI. Pembahasan draf RUU operasional dari undang-undang itu. (*)  
Sisbuk melibatkan lima kementerian,
yakni Kementerian Pendidikan dan

Edisi XIII/Agustus 2017 7


FOKUS

Pentingnya Undang-Undang Sistem Perbukuan

UU Sistem Perbukuan Menghadirkan


Negara dalam Ekosistem Perbukuan

UU Sistem Perbukuan telah menempatkan buku sebagai objek


yang tidak terpisahkan dari pembangunan peradaban bangsa serta
peningkatan dan pembangunan budaya literasi, terutama dalam bidang
pendidikan. Semangat yang ada dalam UU Sistem Perbukuan adalah
menghadirkan Negara dalam ekosistem perbukuan untuk mengatur
sistem perbukuan secara nasional sehingga terwujud buku yang
bermutu, murah, dan meriah (3M).

D
isahkannya UU Sistem pelaku perbukuan berdasarkan asas
Perbukuan dianggap profesionalitas.
sebagai langkah maju
dari pemerintah dan Keempat, belum adanya lembaga yang
DPR dalam penataan secara khusus menangani perbukuan
sistem perbukuan nasional. Setidaknya nasional yang dapat menjadi acuan
terdapat lima kondisi permasalahan pelaku perbukuan, baik buku pendidikan
yang menjadi latar belakang dibuatnya maupun buku umum. Faktanya,
UU Sistem Perbukuan. Pertama, dalam sistem perbukuan dinilai perlu
belum adanya tata kelola perbukuan diterbitkan aturan tentang kelembagaan
nasional yang diwujudkan ke dalam perbukuan yang menjadi penanggung
sistem perbukuan secara sistematis, jawab tata kelola perbukuan nasional.
menyeluruh, dan terpadu. Padahal
aturan tata kelola perbukuan dibutuhkan Kelima, kurangnya komitmen pemajuan
untuk mewujudkan buku bermutu, dunia perbukuan nasional sebagai tindak
murah, dan merata (3M). lanjut kesadaran terhadap pentingnya
peranan buku untuk menyiapkan fondasi
Kedua, belum adanya pengaturan masyarakat berbasis pengetahuan.
buku secara komprehensif di dalam Karena itu melalui UU Sistem Perbukuan
satu undang-undang sehingga masih juga memuat aturan mengenai
tersebar di berbagai peraturan wewenang dan tanggung jawab
perundang-undangan, seperti pemerintah pusat, pemerintah daerah,
peraturan pemerintah (PP) dan serta peran serta masyarakat.
peraturan menteri (permen). Aturan
buku secara komprehensif tersebut Dalam merumuskan draf UU Sistem
harus mencakup definisi, pelaku Perbukuan, ada tiga landasan yang
perbukuan, pemerintah dan masyarakat, digunakan sebagai acuan, yaitu
proses penerbitan, penggunaan dan landasan filosofis, landasan sosiologis,
pengawasan. dan landasan yuridis. Berdasarkan
landasan filosofis, sistem perbukuan
Ketiga, kurang optimalnya pembinaan diselenggarakan berdasarkan
terhadap pelaku perbukuan, Pancasila, Undang-Undang Dasar RI
termasuk di dalamnya standardisasi, Tahun 1945, dan Bhinneka Tunggal
perlindungan, dan pengawasan dalam Ika. Berdasarkan landasan sosiologis,
karya-karya buku yang dihasilkan. sistem perbukuan diselenggarakan
Karena itu dipandang perlu adanya dengan memperhatikan keragaman
aturan tentang hak dan kewajiban para masyarakat agar buku dapat tersedia

8 Edisi XIII/Agustus 2017


FOKUS

secara bermutu, murah, dan merata yang masih rendah pada sebagian
(3M). Terakhir, landasan yuridis berarti masyarakat Indonesia dan masih menjadi
sistem perbukuan diterapkan dengan isu pembangunan kapasitas SDM
tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia dalam rangka menyiapkan
seperti termuat di dalam Pembukaan masyarakat Indonesia yang berbasis
UUD RI 1945. pengetahuan. Penumbungkembangan
budaya literasi masyarakat juga menjadi
UU Sistem Perbukuan memiliki semangat salah satu substansi utama yang ingin
untuk menghadirkan negara dalam dicapai melalui UU Sistem Perbukuan.  
ekosistem perbukuan untuk mengatur
sistem perbukuan secara nasional Mendikbud Muhadjir Effendy
sehingga terwujud buku yang bermutu, mengatakan, bangsa yang memiliki
murah, dan meriah (3M). Undang- budaya literasi yang baik merupakan
undang ini juga mendorong terwujudnya salah satu ciri bangsa yang cerdas, dan
ekosistem perbukuan yang kondusif masyarakatnya mampu memaknai dan
untuk membangun budaya literasi. memanfaatkan informasi secara kritis
Ekosistem perbukuan merupakan untuk meningkatkan kualitas hidup.
tempat tumbuh dan berkembangnya
sistem perbukuan yang sehat untuk “Pemenuhan pemilikan budaya literasi
menghasilkan buku bermutu, murah, ini antara lain dapat didorong dan
dan merata (3M) yang ditandai dengan dikembangkan melalui ketersediaan
interaksi positif antarpemangku buku yang bermutu, murah atau
kepentingan perbukuan. terjangkau, dan merata,” ujarnya.
Dengan hadirnya UU Sistem Perbukuan,
UU Sistem Perbukuan disusun diharapkan ada andil dari pelaku
berdasarkan kebutuhan untuk menjawab perbukuan yang semakin signifikan
permasalahan dalam pembangunan dalam rangka memajukan bangsa,
kompetensi masyarakat berbasis khususnya melalui program percepatan
pengetahuan melalui buku. Masalah literasi nasional. (*)
tersebut antara lain potret minat baca

Edisi XIII/Agustus 2017 9


FOKUS

Hal Pokok dalam UU Sistem Perbukuan

Mewujudkan Ekosistem Perbukuan


yang Sehat

Peraturan perundang-undangan tentang sistem perbukuan telah disahkan.


Undang-undang (UU) Nomor 3 Tahun 2017 ini mengatur lima pokok utama,
yaitu jenis buku, hak dan kewajiban masyarakat dan pelaku perbukuan,
wewenang dan tanggung jawab pemerintah, sistem perbukuan, dan
pengawasan. UU ini disusun dengan tujuan antara lain menghasilkan buku
bermutu, murah, dan merata, serta meningkatkan peran pelaku perbukuan
untuk mempromosikan budaya Indonesia.

T
ingkat literasi masyarakat perbukuan, wewenang dan tanggung
Indonesia dalam studi jawab pemerintah, pemerolehan naskah,
kajian internasional penerbitan, pencetakan, pengembangan
menunjukkan hasil yang buku elektronik, pendistribusian,
belum menggembirakan. penggunaan, penyediaan, dan
Hasil Programme for International pengawasan.
Student Assessment (PISA) 2015
menyebut kemampuan membaca siswa Untuk menjamin pelaksanaan penegakan
usia 15 tahun di Indonesia berada dalam hukum, diatur pula sanksi administratif
peringkat 64 dari 70 negara yang dinilai. bagi setiap orang yang melanggar
Kondisi ini cukup memprihatinkan. Untuk ketentuan yang tersebut dalam UU ini.
itu pemerintah menyusun sejumlah
program pengembangan literasi di Jenis Buku
Indonesia, di antaranya berupa Gerakan Ada dua jenis buku yang diatur
Nasional Literasi, rencana aksi, dan dalam UU ini, yaitu buku pendidikan
strategi pengembangan. dan buku umum. Buku pendidikan
adalah buku yang digunakan dalam
Tidak hanya itu, upaya menumbuhkan pendidikan umum, pendidikan kejuruan,
budaya literasi juga diperkuat dengan pendidikan akademik, pendidikan
hadirnya Undang-undang (UU) profesi, pendidikan vokasi, pendidikan
Nomor 3 Tahun 2017 tentang Sistem keagamaan, dan pendidikan khusus.
Perbukuan. Tujuannya bukan saja untuk
menumbuhkembangkan budaya literasi Buku pendidikan ini juga terbagi atas
seluruh masyarakat Indonesia, tetapi dua, yaitu buku teks dan buku nonteks.
juga menghasilkan buku bermutu, Buku teks terdiri atas buku teks utama
murah, dan merata. dan buku teks pendamping. Buku teks
utama ini menjadi tanggung jawab
Sebelum ini pengaturan perbukuan pemerintah pusat dalam penyusunannya.
masih tersebar dalam berbagai Sementara buku teks pendamping
peraturan perundang-undangan. UU disusun oleh masyarakat berdasarkan
ini hadir sebagai upaya pengaturan kurikulum yang berlaku dan mendapat
sistem perbukuan yang sistematis pengesahan dari pemerintah pusat.
dan komprehensif. Pengaturan yang
dimaksud mencakup seluruh pelaku Sedangkan buku umum adalah jenis
perbukuan. Selain itu, UU ini juga buku di luar buku pendidikan. Buku teks
mengatur bentuk, jenis, dan isi buku, hak pendamping, buku nonteks, dan buku
dan kewajiban masyarakat dan pelaku umum merupakan buku yang berfungsi

10 Edisi XIII/Agustus 2017


FOKUS

sebagai buku pengayaan. penggunaan, dan penyediaan buku.


Ketujuh hal tersebut diatur dalam lima
Hak dan Kewajiban Pelaku bab dengan 26 pasal. Banyaknya jumlah
Perbukuan bab dan pasal yang khusus mengatur
Pelaku perbukuan terdiri atas penulis, mengenai hal ini membuktikan bahwa
penerjemah, penyadur, editor, desainer, inilah inti dari UU tersebut.
ilustrator, pencetak, pengembang buku
elektronik, penerbit, dan toko buku. Disebutkan bahwa pemerolehan naskah
Masing-masing pelaku perbukuan buku dilakukan melalui penulisan,
ini memiliki hak dan kewajiban penerjemahan, atau penyaduran.
guna memperkuat perannya untuk Naskah buku harus memenuhi syarat
mempromosikan kebudayaan nasional isi, di antaranya tidak bertentangan
Indonesia melalui buku di tengah dengan nilai-nilai Pancasila, serta
peradaban dunia. Hak dan kewajiban tidak mengandung unsur pornografi,
para pelaku perbukuan ini dijelaskan kekerasan, dan ujaran kebencian.
dalam bentuk infografis. Pemerolahan naskah dengan
penerjemahan dan penyaduran
Tidak hanya pelaku perbukuan, diutamakan untuk keperluan pendidikan.
masyarakat sebagai pengguna atau
penikmat buku diminta untuk turut Sementara itu dalam proses penerbitan
memelihara dan memanfaatkan fasilitas buku dijelaskan aturan mengenai syarat
layanan dan buku yang disediakan, buku yang diterbitkan serta ketentuan
serta memberikan dukungan bagi penerbitan buku oleh pihak asing
terhadap terciptanya masyarakat di Indonesia yang wajib dilakukan
belajar, masyarakat gemar membaca, melalui kerja sama dengan penerbit
dan masyarakat gemar menulis. Indonesia. Ada pula aturan mengenai
Untuk mendukung hal tersebut, pengembangan buku eletronik yang
masyarakat berhak berperan serta dapat dilakukan melalui penerbitan
dan mendapatkan kemudahan akses naskah buku dan pengonversian buku
terhadap buku bermutu dan informasi cetak ke dalam bentuk buku elektronik.
perbukuan.
Pada bagian ini diatur pula mengenai
Wewenang dan Tanggung Jawab penggunaan buku teks utama yang wajib
Pemerintah digunakan oleh satuan dan program
Dalam UU ini juga mengatur wewenang pendidikan di seluruh Indonesia. Jika
dan tanggung jawab pemerintah pusat ketentuan ini dilanggar, maka akan ada
dan pemerintah daerah. Ada lima sanksi administratif, di antaranya berupa
wewenang dan tujuh tanggung jawab penangguhan bantuan pendidikan,
yang dibebankan kepada pemerintah hingga penghentian sementara kegiatan
pusat. Sementara untuk pemerintah penyelenggaraaan satuan pendidikan.
daerah provinsi, terdapat empat
wewenang dan tujuh tanggung jawab, di Pengawasan
antaranya tanggung jawab memastikan UU ini juga secara jelas menyebut bahwa
tersedianya buku teks bermutu untuk pengawasan dilakukan bersama-sama
pembelajaran bagi setiap peserta didik oleh pemerintah pusat, pemerintah
pada satuan dan program pendidikan daerah, pelaku perbukuan, dan
di wilayahnya. Sedangkan untuk masyarakat. Pengawasan dilakukan
pemerintah daerah kabupaten/kota, untuk menjamin agar sistem perbukuan
UU ini mengamatkan sebanyak tiga dapat terselenggara dengan baik. Tidak
wewenang dan empat tanggung jawab. hanya keempat elemen ini, pengawasan
juga dilakukan oleh kejaksaan terhadap
Sistem Perbukuan substansi buku. Pengawasan dilakukan
Proses penerbitan juga diatur secara dengan prinsip transparansi dan
khusus dalam UU ini. Proses tersebut akuntabilitas publik dengan tetap
meliputi: pemerolehan naskah, menjaga kebebasan berekspresi dan
penerbitan, pencetakan, pengembangan berkreasi. (*)
buku elektronik, pendistribusian,

Edisi XIII/Agustus 2017 11


FOKUS

MASYARAKAT

HAK : KEWAJIBAN :
• Memperoleh kesempatan untuk berperan serta dalam sistem • Memelihara dan memanfaatkan
perbukuan. fasilitas layanan dan buku yang
• Mendapatkan kemudahan akses terhadap buku bermutu dan disediakan oleh pemerintah pusat,
informasi perbukuan. pemerintah daerah, dan/atau masyarakat.
• Masyarakat penyandang disabilitas berhak memperoleh • Memberikan dukungan terhadap
kemudahan membaca buku sesuai dengan kebutuhannya. terciptanya masyarakat belajar,
• Masyarakat di daerah terdepan, terluar, tertinggal, komunitas masyarakat gemar membaca, dan
adat terpencil, serta yang mengalami bencana berhak masyarakat gemar menulis.
memperoleh layanan akses buku.

PENULIS

HAK : KEWAJIBAN :
• Memiliki hak cipta atas naskah tulisannya. • Mencantumkan nama asli atau nama
• Mengalihkan hak cipta atas naskah buku karangan atau tulisan samaran pada naskah buku.
yang dimiliki. • Mempertanggungjawabkan karya yang
• Memperoleh data dan informasi tiras buku dan penjualan buku ditulisnya.
secara periodik dari penerbit.
• Membentuk organisasi profesi.
• Mendapatkan imbalan atas hak penerbitan naskah tulisannya.

Aa PENERJEMAH

HAK : KEWAJIBAN :
• Memiliki hak cipta atas naskah terjemahannya • Memiliki izin dari pemegang hak cipta
• Mengalihkan hak cipta terjemahan kepada pihak lain atau ahli waris pemegang hak cipta
• Memperoleh data dan informasi tiras buku dan penjualan naskah asli.
secara periodik dari penerbit • Mencantumkan nama asli pada buku.
• Membentuk organisasi profesi • Mempertanggungjawabkan naskah
• Mendapatkan imbalan atas naskah terjemahannya. terjemahannya.

PENYADUR

HAK : KEWAJIBAN :
• Memiliki hak cipta atas naskah hasil sadurannya. • Memiliki izin dari pemegang hak cipta
• Mengalihkan hak cipta saduran kepada pihak lain. atau ahli waris pemegang hak cipta
• Memperoleh data dan informasi tiras buku dan penjualan buku naskah asli.
secara perioduk dari penerbit. • Mencantumkan nama asli pada buku
• Membentuk organisasi profesi • Mempertanggungjawabkan hasil
• Mendapatkan imbalan atas naskah hasil sadurannya. sadurannya.

EDITOR

HAK : KEWAJIBAN :
• Membentuk organisasi profesi. • Mencantumkan nama asli pada buku.
• Mendapatkan imbalan atas naskah editannya. • Mempertanggungjawabkan naskah editannya.

12 Edisi XIII/Agustus 2017


FOKUS

DESAINER

HAK : KEWAJIBAN :
• Membentuk organisasi profesi. • Mencantumkan nama asli pada buku.
• Mendapatkan imbalan atas desain bukunya. • Mempertanggungjawabkan desain bukunya.

ILUSTRATOR

HAK : KEWAJIBAN :
• Membentuk organisasi profesi. • Mencantumkan nama asli pada buku.
• Mendapatkan imbalan atas desain ilustrasinya. • Mempertanggungjawabkan ilustrasinya

PENCETAK

HAK : KEWAJIBAN :
• Mendapatkan akses dan pembinaan dalam berusaha • Memiliki izin usaha percetakan
• Membentuk himpunan organisasi usaha • Menjaga kerahasiaan dan melindungi naskah
• Mendapatkan imbalan jasa atas pekerjaan pencetakan buku yang dicetak
• Mencetak buku dengan tiras berdasarkan
kesepakatan dengan penerbit.

PENGEMBANG BUKU ELEKTRONIK

HAK : KEWAJIBAN :
• Mendapatkan akses dan pembinaan dalam berusaha • Memiliki izin usaha
• Membentuk himpunan organisasi usaha dan/ atau organisasi profesi • Menjaga kerahasiaan dan melindungi
• Mendapatkan imbalan jasa atas pekerjaan pengembangan naskah buku yang didigitalkan
buku elektronik • Menerapkan manajemen hak digital

PENERBIT

HAK : KEWAJIBAN :
• Mendapatkan akses dan • Memiliki izin usaha penerbitan
pembinaan dalam berusaha • Memberikan imbalan jasa atas naskah buku yang diterbitkan
• Membentuk himpunan organisasi kepada pemegang hak cipta
usaha. • Memberikan data dan informasi penjualan Buku yang akurat,
terkini, dan periodik kepada pemegang hak cipta
• Mencantumkan harga pada belakang sampul buku
• Mencantumkan peruntukan buku sesuai dengan
• Jenjang usia pembaca
• Mencantumkan angka standar buku internasional

TOKO BUKU

HAK : KEWAJIBAN :
• Mendapatkan kemudahan akses dan pembinaan Memberikan data dan informasi penjualan buku
dalam berusaha yang akurat, terkini, dan periodik kepada penerbit.
• Membentuk himpunan organisasi usaha

Edisi XIII/Agustus 2017 13


FOKUS

Menilik Jenis-jenis Buku Menurut


UU Sistem Perbukuan

Buku adalah karya tulis dan atau karya gambar yang diterbitkan berupa
cetakan berjilid atau berupa publikasi elektronik yang diterbitkan secara
tidak berkala. Undang-undang Sistem Perbukuan menyebutkan ada dua
jenis buku, yaitu buku pendidikan dan buku umum.

B
uku pendidikan merupakan mendistribusikan buku teks utama
buku yang digunakan kepada satuan dan/atau program
dalam pendidikan, pendidikan anak usia dini, pendidikan
baik umum, kejuruan, dasar, dan pendidikan menengah,
akademik, profesi, vokasi, menggunakan anggaran pendapatan
keagamaan, dan pendidikan khusus. belanja negara atau anggaran
Sedangkan buku umum merupakan pendapatan belanja daerah.
buku di luar buku pendidikan. Khusus
untuk muatan keagamaan dalam buku Karena bersifat wajib, bagi satuan
pendidikan menjadi tanggung jawab pendidikan yang tidak menggunakan
menteri yang menyelenggarakan urusan buku teks utama dapat dikenai
pemerintahan di bidang agama. sanksi administratif. Sanksi tersebut
dapat berupa peringatan tertulis,
Buku pendidikan terdiri atas buku penangguhan bantuan pendidikan,
teks utama, buku pendamping, dan penghentian bantuan pendidikan,
buku nonteks. Buku teks utama wajib perekomendasian penurunan
digunakan dalam pembelajaran peringkat dan atau pencabutan
berdasarkan kurikulum yang berlaku. akreditasi, penghentian sementara
Buku ini disediakan oleh pemerintah kegiatan penyelenggaraan satuan
pusat tanpa dipungut biaya. Hal ini pendidikan, hingga pembekuan kegiatan
berbeda dengan buku pendamping penyelenggaraan satuan pendidikan.
yang meskipun juga merupakan buku
pelajaran, namun buku ini disusun oleh Meskipun satuan pendidikan diberi
masyarakat berdasarkan kurikulum yang buku teks utama oleh pemerintah pusat,
berlaku dan mendapatkan pengesahan namun demikian, satuan pendidikan
dari pemerintah pusat. Buku ini tidak dilarang untuk menggunakan buku
disediakan dengan mekanisme pasar, pendamping, buku nonteks yang telah
artinya, buku ini dapat diperjualbelikan. disahkan oleh pemerintah pusat, maupun
buku umum, dalam pembelajaran.
Buku teks utama yang disediakan
secara gratis dari pemerintah pusat Pemerintah pusat, dalam hal ini
dapat dikonversi ke dalam bentuk lembaga perbukuan yang sudah
buku elektronik. Hal ini tentunya untuk ada di Kementerian Pendidikan dan
memudahkan masyarakat memeroleh Kebudayaan memfasilitasi dan membina
dan mengakses buku tersebut. penyelenggaraan sistem perbukuan
Saat mengunduh buku teks utama, secara nasional. Dan dengan adanya
masyarakat juga tidak dipungut biaya, Undang-undang Sistem Perbukuan
dan setelah diunduh bukunya dapat ini, lembaga perbukuan tersebut
digandakan. diberi perluasan dan penguatan untuk
melakukan tugasnya. (*)
Dalam proses distribusi, pemerintah
pusat dan pemerintah daerah

14 Edisi XIII/Agustus 2017


FOKUS

UU Sistem Perbukuan
membagi dua jenis buku, yaitu:

Buku pendidikan terdiri dari:

B u k u • Buku teks utama

1. k an
• Buku teks pendamping

i d i • Buku nonteks

Pend
Buku pendidikan terdiri dari:
• Wajib digunakan dalam pembelajaran
• Disediakan gratis oleh pemerintah pusat
• Dapat dikonversi ke dalam bentuk
buku elektronik

2. Buku
Umum

Edisi XIII/Agustus 2017 15


FOKUS

UU Sisbuk Memberikan Kepastian


Kepada Pengguna Buku

Terbitnya Undang-undang Sistem Perbukuan memberi kesempatan


kepada semua pihak untuk melakukan pengawasan terhadap buku yang
beredar di masyarakat. Hal tersebut dimungkinkan karena UU ini mengatur
kewajiban penerbit saat melakukan penerbitan buku. Harapannya, ketika
akan membeli buku, pembaca mendapatkan informasi dan data akurat
tentang buku yang akan dibelinya.

K
ewajiban yang agama, ras, dan atau antargolongan;
dibebankan kepada ketiga, tidak mengandung unsur
penerbit, antara lain pornografi; keempat, tidak mengandung
mencantumkan harga unsur kekerasan; dan kelima, tidak
pada belakang sampul mengandung ujaran kebencian.
buku dan mencantumkan peruntukan
buku sesuai dengan jenjang usia Dengan demikian, buku yang beredar
pembaca. Hal ini memberikan kepastian di masyarakat dapat memberi manfaat
bagi pembeli buku mengenai harga dan baik kepada pemerintah, pelaku
peruntukan buku yang cocok dibaca perbukuan, industri perbukuan, maupun
oleh pembaca berdasarkan usia. Dengan masyarakat luas. Bagi pemerintah,
pencantuman harga pada sampul buku, baik pusat dan daerah, UU Sisbuk
maka penerbit tidak dapat menaikkan ini mendorong pelaku perbukuan
harga jual di atas harga yang tercantum untuk berpartisipasi menyediakan
pada sampul. buku bermutu, murah, dan merata,
di level lokal maupun nasional. Selain
Selain kewajiban penerbit, UU Sistem itu, juga dapat menumbuhkan potensi
perbukuan juga mengatur bagaimana daya literasi bangsa melalui program
naskah buku diperoleh. Salah satunya perbukuan.
adalah, naskah buku yang diterbitkan
haruslah diperoleh melalui akuisisi Bagi pelaku perbukuan, akan
naskah secara aktif dan atau pasif. Selain mendapatkan pengakuan dan pembinaan
itu, naskah buku juga dapat diperoleh serta dukungan membentuk organisasi
melalui penulisan, penerjemahan, profesi. Di samping itu, mereka juga
atau penyaduran. Jika naskah buku akan mendapat perlindungan hukum
diperoleh dari penerjemahan, maka dan penghargaan, terhadap karya yang
yang diutamakan adalah naskah yang dihasilkan.
berkualitas dari buku berbahasa daerah
dan atau berbahasa asing. Pemerolehan Dan bagi masyarakat, manfaat yang
naskah buku, tentunya harus memenuhi dirasakan dengan adanya UU Sisbuk
syarat isi. adalah adanya jaminan penyediaan buku
teks utama, dan buku yang bermutu,
Ada lima syarat isi yang harus murah, dan merata. (*)
diperhatikan dalam pemerolehan naskah
buku. Pertama, tidak bertentangan
dengan nilai-nilai Pancasila; kedua,
tidak diskriminatif berdasarkan suku,

16 Edisi XIII/Agustus 2017


FOKUS

Berdasarkan pasal 30 UU Sistem Perbukuan,


penerbit berkewajiban:

Memiliki izin usaha 01 02 Memberikan


penerbitan imbalan jasa
atas naskah buku
yang diterbitkan
kepada pemegang
hak cipta

Memberikan 03
data dan informasi
penjualan buku
yang akurat,
terkini, dan 04 Mencantumkan
periodik kepada harga pada
pemegang belakang
hak cipta cover buku

/
SMPS
MT
06 Mencantumkan
angka standar
buku internasional
Mencantumkan 05
peruntukan buku
sesuai dengan
jenjang usia
pembaca

Edisi XIII/Agustus 2017 17


FOKUS

UU Sistem Perbukuan

Mewujudkan Buku Bermutu, Murah,


dan Merata bagi Masyarakat

Sistem perbukuan adalah tata kelola perbukuan yang dapat


dipertanggungjawabkan secara menyeluruh dan terpadu, yang mencakup
pemerolehan naskah, penerbitan, pencetakan, pengembangan buku
elektronik, pendistribusian, penggunaan, penyediaan, dan pengawasan buku.

Latar Belakang

Belum adanya aturan yang mengatur tata kelola perbukuan.


Saat ini pengaturan perbukuan masih tersebar dalam berbagai peraturan perundang-undangan
sehingga dibutuhkan pengaturan perbukuan yang sistematis dan komprehensif.
Masih adanya buku-buku berkonten negatif.

Lima Hal Pokok dalam


Disetujui DPR untuk disahkan UU Sistem Perbukuan
menjadi UU dalam sidang
paripurna ke-22 di Jakarta,
Kamis, 27 April 2017
Ditandatangani Presiden pada
Pelaku Jenis Buku
24 Mei 2017
Terdapat 12 Bab dan 72 Pasal Perbukuan
Proses penyusunan berlangsung serta Hak dan
selama 1 tahun 2 bulan Kewajibannya
Uji publik dilakukan di Medan,
Semarang, Malang, dan Jakarta Tata kelola
melibatkan pemangku perbukuan
kepentingan dan pelaku
perbukuan.
Kemendikbud sebagai leading Wewenang dan
sector penyusunan UU ini Tanggung Jawab
bersama lima kementerian Pemerintah
lainnya, yaitu Kementerian Pengawasan
Agama, Kementerian Riset-
Teknologi dan Pendidikan
Tinggi, Kementerian PAN RB,
Kementerian Hukum dan HAM,
Kementerian Perdagangan.
Saat ini sedang disusun
Peraturan Pemerintah
(PP) pelaksanaan UU Sistem
Perbukuan sebagai aturan
turunan untuk implementasi UU
tersebut.

18 Edisi XIII/Agustus 2017


FOKUS

Buku yang diterbitkan harus


Tidak
bertentangan
memenuhi syarat isi, yaitu:
dengan nilai-nilai
Pancasila

Tidak diskriminatif
Tidak berdasarkan suku,
mengandung agama, ras, dan/atau
unsur antargolongan
kekerasan

Tidak mengandung
Tidak
unsur pornografi
mengandung
ujaran
kebencian

Peran Serta Masyarakat

Menciptakan
dan memajukan
ekosistem
perbukuan
Membangun dan yang sehat
mengembangkan
budaya literasi

Kehadiran UU ini memberikan kepastian dalam hal:

Harga buku Peruntukan Identitas buku Buku teks


Penerbit wajib buku Penerbit wajib utama
mencantumkan harga mencantumkan
Penerbit wajib Setiap peserta didik
pada belakang angka standar buku
mencantumkan di satuan/program
sampul buku internasional (ISBN).
peruntukan buku pendidikan diberikan
sesuai dengan jenjang kepastian memeroleh
usia pembaca buku teks utama

Edisi XIII/Agustus 2017 19


FOKUS

Buku Bermutu, Murah, dan Merata


Bukan Hal Mustahil

Pemerintah tidak main-main dalam mewujudkan masyarakat Indonesia


yang berliterasi di atas rata-rata pada masa mendatang. Melihat hasil uji
literasi membaca yang dilakukan oleh Organisasi untuk Kerja Sama dan
Pembangunan Ekonomi (OECD-Organization for Economic Cooperation
and Development) dalam Programme for International Student Assessment
(PISA) pada tahun 2015 bahwa peserta didik Indonesia menempati
peringkat 64 dari 70 negara yang berpartisipasi dalam penilaian tersebut.

M
enteri Pendidikan pembelajaran berdasarkan kurikulum
dan Kebudayaan yang berlaku dan disediakan oleh
(Mendikbud), pemerintah pusat tanpa dipungut biaya.
Muhadjir Effendy
mengungkapkan, Ke depan tidak mustahil masyarakat
ketinggalan ini harus dikejar agar dapat dapat menikmati dan memperoleh
meningkatkan daya saing sumber daya buku-buku yang bermutu, murah, dan
manusia Indonesia di masa mendatang. merata di seluruh wilayah Indonesia.
Melalui Undang-undang Nomor 3 Dalam mewujudkan hal itu pemerintah
Tahun 2017 tentang Sistem Perbukuan, akan menyelenggarakan tiga sistem
pemerintah berupaya mewujudkan buku perbukuan yang meliputi sistem
yang bermutu, murah, dan merata untuk kendali mutu, sistem tata niaga,
mendongkrak kompetensi dan minat dan sistem pengadaan. Tiga sistem
baca masyarakat. penyelenggaraan tersebut berasaskan
kebinekaan, kebangsaan, kebersamaan,
“Pengaturan perbukuan yang profesionalisme, keterpaduan,
menjamin kemanfaatan, mutu, kenusantaraan, keadilan, partisipasi
ketersediaan, keterjangkauan yang masyarakat dan kegotongroyongan
dapat dipertanggungjawabkan akan serta kebebasbiasan.
membantu meningkatkan daya literasi
masyarakat Indonesia,” ujar Mendikbud Buku yang bermutu akan diwujudkan
saat diwawancarai beberapa waktu lalu melalui sistem kendali mutu baik secara
di Malang, Jawa Timur. isi maupun fisiknya. Mutu isi sebuah
buku ditentukan dari kandungan nilai
Rendahnya keterampilan membaca siswa edukatif, informatif, serta hiburan dalam
menunjukkan bahwa proses pendidikan buku tersebut yang selaras dengan
belum mampu mengembangkan nilai-nilai agama, norma, dan budaya
kompetensi dan minat baca peserta masyarakat serta telah melalui proses
didik terhadap pengetahuan. Melalui standar editorial. Penyajian, desain,
undang-undang tersebut juga dan grafika sebuah buku yang sesuai
pemerintah mempunyai tanggung dengan standar, kaidah, dan kode etik
jawab dalam penyiapan buku teks utama pengilustrasian dan pendesainan buku
yang akan mendorong terbentuknya merupakan penentu dari mutu fisik buku
manajemen editorial yang professional tersebut.
mulai dari pemerolehan naskah hingga
penerbitan naskah menjadi buku. Buku murah bukan berarti tidak bernilai
Buku teks utama merupakan buku tetapi buku tersebut terjangkau oleh
pelajaran yang wajib digunakan dalam masyarakat dari segi harga sesuai

20 Edisi XIII/Agustus 2017


FOKUS

dengan daya beli yang berlaku. Melalui unsur pornografi; tidak mengandung
sistem tata niaga perbukuan, pengadaan unsur kekerasan; dan tidak mengandung
buku-buku pendidikan yang berkualitas ujaran kebencian; serta mencantumkan
akan dilakukan oleh pemerintah. angka standar buku internasional.
Selain itu melalui sistem pengadaan,
pemerintah juga ingin buku-buku Buku teks utama yang dibuat oleh
tersebut tersebar merata di seluruh pemerintah pun nantinya akan dibuat
wilayah Indonesia tanpa diskriminasi. dalam bentuk buku elektronik sehingga
Masyarakat penyandang disabilitas dan masyarakat lebih mudah memperoleh
atau berada di daerah 3T (terepan, dan mengaksesnya. Bahkan buku teks
terluar, dan tertinggal) tetap dapat utama elektronik tersebut dapat
memperoleh buku-buku tersebut. diunduh secara cuma-cuma dan dapat
digandakan. Hal ini merupakan upaya
Pemerintah melalui Kementerian pemerintah agar ketersediaan buku
Pendidikan dan Kebudayaan tersebut merata dan atau dengan harga
(Kemendikbud) juga telah melakukan murah yang dapat diperoleh seluruh
beberapa upaya untuk mendorong masyarakat Indonesia tanpa diskriminasi.
kemampuan dan minat baca masyarakat.
Gerakan Guru Membaca, Gerakan Dalam undang-undang Sistem Pebukuan,
Indonesia Membaca, Gerakan Literasi negara menjamin hak para pengembang
Bangsa, dan Gerakan Literasi Sekolah buku elektronik untuk mendapatkan
telah diluncurkan oleh Kemendikbud akses dan pembinaan dalam berusaha
beberapa waktu lalu. Tidak hanya serta mendapatkan imbalan jasa
itu, Kemendikbud juga mendorong atas pekerjaan pengembangan buku
orangtua untuk menumbuhkan minat elektronik. Selain itu, mereka juga
baca di lingkungan keluarga seperti berhak membentuk himpunan organisasi
membuat perpustakaan keluarga, usaha dan atau organisasi profesi
berkunjung ke perpustakaan atau taman tentang buku elektronik. Namun,
bacaan masyarakat bersma keluarga, para pengembang buku elektronik
menjadwalkan aktivitas membaca dalam juga berkewajiban memiliki izin usaha,
keluarga, mendongeng atau bercerita menjaga kerahasiaan dan melindungi
kepada anak, dan lainnya. naskah buku yang didigitalkan, dan
menerapkan manajemen hak digital. (*)
Terobosan Buku Elektronik

Seiring perkembangan teknologi


digital, buku cetak pun banyak yang
dikonversi menjadi buku elektronik
oleh para pengembang buku elektronik
bahkan ada yang sengaja dibuat
dalam bentuk buku elektronik saja.
Terobosan ini dilakukan semata-mata
untuk mempermudah masyarakat dalam
memperoleh dan mengakses buku
tersebut secara cepat dan lebih murah.

Buku elektronik adalah karya tulis yang


berupa teks, gambar audio, video,
atau gabungan dari keseluruhannya
yang dipublikasikan dalam bentuk
elektronik. Penerbitan buku elektronik
sama halnya seperti buku cetak yang
harus memenuhi syarat diantaranya
tidak bertentangan dengan nilai-
nilai Pancasila; tidak diskriminatif
berdasarkan suku, agama, ras dana
tau antargolongan; tidak mengandung

Edisi XIII/Agustus 2017 21


FOKUS

Ini Wewenang dan Kewajiban Pemerintah

Pengelolaan sistem perbukuan yang baik mendukung suksesnya


pelaksanaan gerakan literasi bagi masyarakat Indonesia. Pemerintah
pusat dan pemerintah daerah dengan kewenangan dan kewajibannya
bekerja sama mengelola sistem perbukuan, sehingga mampu mewujudkan
tersedianya buku bermutu, murah, dan merata. Tata kelola perbukuan
yang baik diperoleh melalui pengaturan sistem perbukuan yang sistematis,
menyeluruh, dan terpadu.

U
ndang-undang Nomor Sistem Perbukuan yang sehat; d)
3 Tahun 2017 tentang memberikan insentif liskal untuk
Sistem Perbukuan pengembangan perbukuan; dan e)
menetapkan lima membina, memfasilitasi, dan mengawasi
wewenang dan tujuh penyelenggaraan Sistem Perbukuan.
tanggung jawab yang dibebankan
kepada pemerintah pusat. Sementara Adapun tanggung jawab pemerintah
untuk pemerintah daerah, ada empat pusat, yaitu: a) menjamin
wewenang dan tujuh tanggung jawab terselenggaranya sistem perbukuan
untuk pemerintah provinsi, serta tiga melalui ekosistem perbukuan yang sehat
wewenang dan empat tanggung jawab agar tersedia buku bermutu, murah, dan
untuk pemerintah kabupaten/kota. merata tanpa diskriminasi; b) menyusun
dan menjamin tersedianya buku teks
Wewenang pemerintah pusat utama untuk pembelajaran bagi setiap
meliputi: a) menetapkan kebijakan peserta didik; dan c) meningkatkan
pengembangan Sistem Perbukuan; b) minat membaca dan menulis melalui
menetapkan kebijakan pengembangan pengadaan naskah buku yang bermutu.
budaya literasi; c) mengembangkan

22 Edisi XIII/Agustus 2017


FOKUS

Peserta Lomba Foto Kemdikbud 2017 Kategori Pelajar


Rifki Alfirahman
Tanggung jawab pemerintah pusat terlaksananya program peningkatan
yang lain adalah d) memfasilitasi minat membaca dan minat menulis di
pengembangan sistem informasi wilayahnya.
perbukuan; e) mempromosikan
kebudayaan nasional Indonesia ke Selain itu pemda provinsi juga
khasanah budaya dunia melalui buku; bertanggung jawab memastikan
f) memfasilitasi penerjemahan buku tersedianya buku teks bermutu
berbahasa asing yang bermutu dan untuk pembelajaran bagi setiap
dibutuhkan dalam rangka peningkatan peserta didik pada satuan dan/
ilmu pengetahuan; dan g) memfasilitasi atau program pendidikan sesuai
penerbitan buku langka dan naskah kuno dengan kewenangannya di wilayahnya;
yang bernilai sejarah serta mempunyai memfasilitasi masukan materi buku teks
nilai penting bagi bangsa dan negara. untuk diterbitkan; serta memfasilitasi
penerbit buku langka dan naskah kuno
Pada tataran pemerintah daerah atau yang bernilai sejarah serta mempunyai
pemda, pembagian wewenang dan nilai penting bagi bangsa dan negara
tanggung jawab mengenai perbukuan sesuai dengan kewenangannya.
terbagi atas dua cakupan, yaitu
pemda provinsi. Pemda di tingkat ini Sementara itu, untuk cakupan pemda
berwenang untuk menetapkan kebijakan kabupaten/kota, wewenang yang
pengembangan sistem perbukuan diberikan menjamin pelaksanaan sistem
sesuai dengan kewenangannya, perbukuan di wilayahnya, menjamin
membina, memfasilitasi, mengawasi, pendistribusian buku teks utama secara
dan mengevaluasi penyelenggaraan adil dan merata, dan memfasilitasi
sistem perbukuan di wilayahnya, pengembangan budaya literasi.
mengembangkan sistem perbukuan
yang sehat, dan mengembangkan Di lapangan, pemerintah kabupaten/kota
budaya literasi. bertanggungjawab untuk memastikan
terwujudnya buku bermutu, murah, dan
Kemudian, wewenang itu diturunkan merata tanpa diskriminasi di wilayahnya,
dengan tanggung jawab yang meliputi memfasilitasi tumbuhnya toko buku di
menjamin tersedianya buku bermutu, wilayahnya, melaksanakan program
murah, dan merata tanpa diskriminasi peningkatan minat membaca dan minat
di wilayahnya; menyusun dan menjamin menulis, dan memastikan tersedianya
tersedianya buku teks pendamping buku teks bermutu untuk pembelajaran
yang berisi muatan lokal yang bagi setiap peserta didik pada satuan
bermutu; membina dan mengawasi dan/atau program pendidikan sesuai
tumbuhnya toko buku sesuai dengan dengan kewenangannya. (*)
kewenangannya; dan menjamin

Edisi XIII/Agustus 2017 23


RESENSI

Judul : Publikasi Ilmiah: Pembuatan


Buku, Modul, Diklat, & Nilai
Angka Kreditnya
Pengarang : Agus Wasisto Dwi Doso Warso
Tahun Terbit : 2016
Penerbit : Pustaka Pelajar
ISBN : 9786022296645
Deskripsi : viii + 125 hlm, 20 cm

Tingkatkan Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan Guru
melalui Publikasi Ilmiah

T
untutan setiap guru untuk menulis berkelanjutan. Dalam Bab I terdapat 5 tema
buku dalam rangka penyusunan angka pembahasan mulai dari konsep PKB hingga ruang
kredit jabatan guru merupakan salah lingkup publikasi ilmiah non penelitian.
satu bentuk kegiatan pengembangan
guru. Hasil karya dapat berupa buku Pada Bab II membahas mengenai Bahan Ajar mulai
pelajaran, modul, diklat maupun karya lain. Sebagai dari pengertian hingga jenis bahan ajar. Sedangkan
memenuhi sebuah karya ilmiah, maka kerangka Bab III mengupas mengenai Buku, Diklat, dan Modul
sajian isi buku tersebut harus memiliki kebenaran Pembelajaran. Pada bab ini dikupas masing-masing
ilmiah. Selain itu, buku sebaiknya menarik dan tema tentang buku, diklat, dan modul. Selain itu juga
mudah dipahami pembacanya. buku ini dilengkapi dengan lampiran contoh modul,
contoh diklat, dan contoh diklat SD.
Buku ini hadir sebagai salah satu referensi bagi
guru dalam melakukan pengembangan profesi dan Buku ini dapat dibaca dan dimanfaatkan di
kariernya sebagai guru. Buku ini dapat membantu Perpustakaan Kemendikbud,
guru dalam merencanakan Pengembangan untuk mempermudah
Keprofesian Berkelanjutan (PKB) dan Penilaian pencarian dapat diakses
Kinerja Guru (PKG). dengan memindai QR code
berikut.
Buku ini berisi tiga bab, terdiri dari bab I
membahas mengenai pengembangan keprofesian

24 Edisi XIII/Agustus 2017


INFOGRAFIS PERPUSTAKAAN

Jurnal Elektronik

Silakan Akses Lima Jurnal-el Ini


Pada tahun 2017, Perpustakaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) melanggan jurnal-el (e-journal) di bidang pendidikan dan kebudayaan.
Jurnal-el yang dilanggan dapat diakses secara full-text oleh pemustaka anggota
maupun non-anggota melalui jaringan internet, baik di Perpustakaan Kemendikbud
maupun di luar Perpustakaan Kemendikbud. Berikut adalah daftar e-jurnal yang
tersedia di Perpustakaan Kemdikbud tahun 2017/2018

Science
Journal of
Education
Teacher
(Wiley)
Education
(SAGE) Journal of
Management
Education (SAGE)
Journal of
Research in
Science Teaching
Educational (Wiley)
Management
Administration &
Leadership

Journal

Informasi dan akses


Bagi Anda yang ingin mengakses jurnal-el tersebut,
silahkan hubungi Bagian Sirkulasi Perpustakaan
Kemendikbud, Gedung A Lantai 1 Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, Jln. Jend. Sudirman, Informasi di atas
dapat dipindai
Senayan, Jakarta. melalui QR code ini.

Anda juga dapat mengirimkan surat elektronik ke


perpustakaan@kemdikbud.go.id dengan mengisi
subjek posel: “Permohonan Username dan
Password Akses E-Journal”, serta mengisi biodata
sebagai berikut: nama lengkap, pekerjaan, dan nama
institusi/lembaga/perguruan tinggi.

Edisi XIII/Agustus 2017 25


KEBUDAYAAN

Sistem Registrasi Nasional

Upaya Lestarikan
Cagar Budaya Indonesia

Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan,


khususnya cagar budaya. Namun, masih banyak masyarakat
yang tidak mengetahuinya karena minimnya pencatatan baik
di pemerintah daerah maupun pusat. Direktorat Pelestarian
Cagar Budaya dan Permuseuman, Direktorat Jenderal
Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah
membuat platform khusus untuk upaya pelestarian cagar
budaya (CB) melalui sistem registrasi nasional.

S
istem ini sesuai dengan Cagar budaya yang ditemukan itu
Undang-Undang (UU) dicatat dan diberi perlindungan hukum.
Republik Indonesia Semua dokumentasi yang terkait
Nomor 11 Tahun 2010 disimpan karena menjadi sumber
yang mengamanatkan informasi pengembangan kebudayaan
cagar budaya untuk dilestarikan dan nasional di masa depan. Hingga saat
dikelola secara tepat. Melalui sistem ini ini cagar budaya yang terdaftar dalam
masyarakat dapat berpartisipasi aktif sistem registrasi nasional sebanyak
mendaftarkan cagar budaya yang ada di 57.120 dan yang telah ditetapkan menjadi
wilayahnya. Ada lima jenis cagar budaya cagar budaya sebanyak 1.393.
yang dapat didaftarkan menjadi cagar
budaya nasional, yaitu benda cagar Cagar budaya yang sudah teregistrasi
budaya, struktur, bangunan, situs, dan secara nasional akan dilakukan
kawasan. penetapan melalui tiga pihak terkait,
yaitu bupati atau tim ahli kabupaten/
Pendaftaran ini bertujuan untuk kota yang berjumlah 5 – 7 orang, lalu
mengetahui jumlah, jenis, dan dilanjutkan oleh tim ahli oleh gubernur
persebaran cagar budaya di wilayah berjumlah 7 – 9 orang, dan diakhiri di
setempat. Sesuai dengan UU RI Nomor tahap nasional oleh menteri dengan
11 Tahun 2010, pendaftaran dilakukan jumlah tim ahli sebanyak 9 – 11 orang.
oleh pemerintah kabupaten/kota
dengan membentuk tim pendaftaran Data CB yang telah didaftarkan akan
cagar budaya. Direktur Pelestarian diolah datanya oleh petugas pengolah
Cagar Budaya dan Permuseuman, Harry data. Di sinilah petugas melakukan
Widianto menjelaskan, pengelolaan deskripsi, dokumentasi, dan verifikasi
cagar budaya dimulai dari penemuan objek. Dalam proses dokumentasi,
dan pencarian benda yang kemudian semua kelengkapan objek seperti foto
dilaporkan dalam kurun waktu 30 hari. dan bukti kepemilikan dimasukan dalam
Setelah dilaporkan, dinas kebudayaan data pendaftaran objek. Kelengkapan
kabupaten/kota harus melakukan dan keakuratan data objek CB ini
pendaftaran lalu dilakukan penetapan sangat mempengaruhi CB yang diajukan
oleh tim ahli CB. Kemudian, cagar dapat lolos ditetapkan menjadi CB saat
budaya tersebut dimasukkan ke dalam verifikasi.
pusat data cagar budaya, yaitu platform
Registrasi Nasional Cagar Budaya.

26 Edisi XIII/Agustus 2017


KEBUDAYAAN

Petugas pengolah data dapat


mengembalikan data pendaftaran
apabila diragukan keaslian objek, asal
usul kepemilikan dan perolehannya, serta
DATA
datanya. Jika dari hasil pemeriksaan REGISTRASI
dinyatakan lengkap dan memenuhi syarat,
maka data diserahkan kepada petugas
penyusun berkas. Rekapitulasi data registrasi objek cagar budaya
berdasarkan tahap-tahap penda aran sampai dengan
penetapan dan penomoran registrasi nasional.
Penyusunan berkas dilakukan dalam jangka
waktu 7 hari sejak diterimanya data dari
petugas pengolah data. Selanjutnya berkas
diperiksa dan ditandatangani oleh ketua
tim pendaftaran yang kemudian diserahkan
kepada tim ahli untuk dikaji. Pengkajian
bertujuan untuk identifikasi serta klasifikasi

57.149 11.428
terhadap benda, bangunan, struktur, lokasi,
satuan ruang geografis yang diusulkan.
Terdaftar Terverivikasi
Hasil rekomendasi yang dinyatakan layak
sebagai cagar budaya diserahkan ke Bupati/
Walikota/Gubernur guna memperoleh
penetapan sebagai cagar budaya.
Pengawasan dalam pelaksanaan pendaftaran
di tingkat Kabupaten/Kota dilaksanakan
oleh Kepala Dinas yang bertanggungjawab

1.434 1.393
di bidang kebudayaan tingkat kabupaten/
kota bersama Unit Pelaksana Teknik (UPT)
Direktorat Jenderal Kebudayaan, serta Rekomendasi CB Cagar Budaya
Kementerian Pendidikan dan Kebudayan
(Balai Pelestarian Cagar Budaya, Balai
Arkeologi, Balai Pelestarian Nilai Budaya). (*)

Edisi XIII/Agustus 2017 27


KEBUDAYAAN

GRAFIK CAGAR BUDAYA


BERDASARKAN KATEGORI
KAWASAN: Kawasan cagar budaya: BENDA: Benda cagar budaya:
satuan ruang geografis yang benda alam dan/atau benda

20 memiliki dua situs cagar


budaya atau lebih yang
letaknya berdekatan dan/atau
44 buatan manusia, baik bergerak
maupun dak bergerak, berupa
kesatuan atau kelompok, atau
memperlihatkan ciri tata bagian-bagiannya, atau
ruang yang khas. sisa-sisanya yang memiliki
hubungan erat dengan
SITUS: kebudayaan dan sejarah
perkembangan manusia.

301
Situs cagar budaya:
lokasi yang berada di darat
dan/atau di air yang mengandung
benda cagar budaya, bangunan
cagar budaya, dan/atau struktur
cagar budaya sebagai hasil kegiatan
manusia atau buk kejadian pada
masa lalu.

STRUKTUR:

103
Struktur cagar budaya:
susunan binaan yang terbuat
dari benda alam dan/atau BANGUNAN: Bangunan cagar budaya:

923
benda buatan manusia untuk susunan binaan yang terbuat
memenuhi kebutuhan ruang dari benda alam atau benda
kegiatan yang menyatu buatan manusia untuk
dengan alam, sarana, dan memenuhi kebutuhan ruang
prasarana untuk menampung berdinding dan/atau dak
kebutuhan manusia. berdinding, dan beratap.

TOTAL CAGAR BUDAYA:

1.391
KAJIAN

Penguatan Pendidikan Karakter

Kajian Implementasi
Nilai Karakter
Nasionalis melalui
Penguatan
Pendidikan Karakter

Ada lima nilai yang ditekankan dalam


penguatan pendidikan karakter (PPK), yaitu
religius, nasionalis, mandiri, gotong royong,
dan integritas. Kajian ini membahas secara
khusus pada satu nilai, yaitu nasionalis.
Kajian ini membahas mengenai bagaimana
implementasi nilai karakter nasionalis
diterapkan di sekolah dan alasan penting
mengapa nilai ini menjadi fokus kajian.
Pembaca juga diajak menengok praktik
penerapan karakter nasionalis di negara lain.
Di akhir kajian dibahas pula simpulan dan
saran yang dapat menjadi masukan bagi
pengembangan implementasi nilai karakter
di sekolah-sekolah di Indonesia.

N
ilai karakter nasionalis Ada pula hasil survai beberapa lembaga
menjadi fokus kajian pada tahun 2006 dan 2007 yang
karena adanya temuan menunjukkan merosotnya pengetahuan
di lapangan yang masyarakat mengenai Pancasila, dan hal
menunjukkan terjadinya ini dipertegas dengan sikap pelajar dan
tren peningkatan jumlah orang Indonesia guru yang hanya mengejar beberapa
yang tidak bangga menjadi orang mata pelajaran yang menentukan
Indonesia. Berdasarkan jajak pendapat kelulusan saja, dan Pendidikan Pancasila
Kompas pada 14-15 Agustus 2007, ada seolah hanya pelengkap kurikulum
65,9 persen responden yang bangga (Pusat Studi Pancasila UGM, 2013).
menjadi orang Indonesia, padahal pada
tahun 2002 masih ada 93,5 persen. Selain itu ada pula gejala memudarnya
Dengan kata lain, responden yang tidak pemahaman, penghayatan dan
bangga menjadi warga Indonesia ada pengamalan nilai luhur budaya bangsa,
5,1 persen pada tahun 2002, meningkat serta tidak mencintai produk dalam
menjadi 23 persen pada tahun 2005, negeri. Masih banyak alasan lainnya,
dan 34,1 persen pada tahun 2007 antara lain banyaknya pengaruh ideologi
(Suwardiman, 2007). lain selain Pancasila yang hendak

Edisi XIII/Agustus 2017 29


KAJIAN

Implementasi PPK dilakukan melalui


tiga hal, yaitu pengelolaan pembelajaran
dalam bentuk intra/ko/ekstrakurikuler,
implementasi melalui pembiasaan/budaya
sekolah, dan pelibatan publik.

ditanamkan kepada generasi Indonesia Negara yang terletak di benua Eropa


dan upaya melunturkan nilai-nilai ini menanamkan nilai nasionalis melalui
kebhinekaan. pendidikan sejarah. Di negara itu,
pendidikan sejarah dianggap sebagai
Praktik Negara Lain instrumen atau alat untuk menumbuhkan
Sejumlah negara di dunia sebenarnya ikatan antara siswa dan negaranya.
telah menerapkan praktik penguatan Selain itu, guru-guru di Polandia sangat
nilai karakter seperti yang Indonesia terinternalisasi dengan nasionalisme,
lakukan melalui penguatan pendidikan sehingga mereka berpendapat bahwa
karakter (PPK). Di Amerika Serikat rasa nasionalis tumbuh secara alami.
misalnya, penguatan nilai karakter
dilakukan dengan membangkitkan Lalu bagaimana implementasi nilai
kebanggaan sebagai orang Amerika karakter nasionalis melalui PPK yang
dengan penguasaan ilmu pengetahuan diterapkan di sejumlah sekolah di
dan teknologi, olahraga, dan Indonesia? Implementasi itu dilakukan
keberagaman. Orang Amerika juga melalui tiga hal, yaitu pengelolaan
dibangun persepsinya melalui media film pembelajaran dalam bentuk intra/ko/
dan budayanya. ekstrakurikuler, implementasi melalui
pembiasaan/budaya sekolah, dan
Tidak hanya itu, sejak usia dini, anak pelibatan publik.
Amerika sudah diperkenalkan dengan
nilai karakter nasionalis melalui aktivitas, Namun, selama pelaksanaan PPK
antara lain dengan menggambar dan tersebut, ternyata ditemukan sejumlah
mengucapkan ikrar sumpah setia kendala. Misalnya, kurangnya sarana
kepada bendera dan negara Amerika dan prasarana, seperti ruang kelas baru
(Pledge of Allegiance dan Oath of dan sarana ibadah. Guru belum memilik
Allegiance) setiap pagi. banyak referensi tentang penguatan
nilai karakter nasionalis sehingga
Sementara itu di Singapura, penguatan kemampuan dan kreativitasnya dalam
nilai karakter dibangun dengan menyampaikan materi belum memadai.
pembelajaran yang menggunakan Selain itu, buku-buku yang terkait
bahasa ibu atau mother language dengan nilai karakter nasionalis masih
terhadap anak usia dini. Di negara belum memadai atau sedikit.
itu pula semua guru dianggap
sebagai sebagai guru PPK dan dalam Kendala lainnya, misalnya waktu yang
pembelajaran ada kegiatan untuk terbatas, khususnya sekolah yang
mengerti tentang Festival Budaya di melaksanakan Lima Hari Sekolah secara
Singapura serta mengerti tentang 2 shift. Selain itu, penguatan karakter
keterpaduan dan harmoni tentang nasionalis pada hari Jumat dirasa
keberagaman. tidak efektif, karena terkait dengan
pelaksanaan sholat Jumat. Sekolah
Demikian pula dengan di Polandia. belum memiliki bentuk afirmasi seperti

30 Edisi XIII/Agustus 2017


KAJIAN

“Janji” atau “Ikrar Setia” yang dapat Kerja Sama Berbagai Pihak
meningkatkan kesetiaan kepada NKRI. Kebijakan pemerintah tidak akan
berjalan dengan baik jika tidak ada kerja
Sekolah juga belum bisa memberikan sama antara pemerintah pusat dan
pengalaman nyata kepada siswa pemerintah daerah, serta masyarakat.
tentang kondisi daerah-daerah lain Ketiga pihak ini diharapkan bekerja sama
atau keberagaman di Indonesia. Masih untuk memenuhi sarana dan prasarana
ada pemerintah daerah dan pemangku sekolah yang kurang. Perlu juga adanya
kepentingan lainnya yang kurang penyediaan bahan bacaan dan diklat
memfasilitasi sekolah-sekolah dalam terkait dengan praktik penguatan nilai
rangka peningkatan nilai karakter karakter nasionalis di SD.
nasionalis. Sejumlah kendala yang
ditemui ini perlu dicarikan solusi, Selain itu, meskipun implementasi nilai
sehingga memperlancar jalannya karakter nasionalis melalui PPK dapat
pelaksanaan PPK di sekolah-sekolah. memanfaatkan area luar ruang, tetapi
perlu juga penambahan ruang kelas
Dari hasil kajian yang dilakukan dapat baru. Perlu ada keseragaman “Janji
disimpulkan bahwa sekolah percontohan Pelajar” atau “Sumpah” yang berlaku
PPK tahap I dan tahap II telah secara nasional, seperti di Amerika
mengimplementasikan nilai karakter Serikat dengan Pledge of Alligiance-nya.
nasionalis ke dalam program PPK, tapi Implementasi nilai karakter nasionalis
tidak semuanya berlangsung dalam melalui PPK dengan lima hari sekolah
“Lima Hari Sekolah”. Daerah yang relatif perlu diberlakukan khusus untuk hari
aman dan stabil cenderung kurang Jum’at, terutama bagi sekolah yang di
memberikan penekanan terhadap nilai tidak berdekatan atau memiliki masjid,
karakter nasionalis. Hal ini berbeda yaitu hanya sampai pukul 11.30. Hal ini
dengan daerah yang masih memiliki terkait dengan ibadah salat jum’at bagi
permasalahan atau isu nasionalisme. siswa yang beraga Islam. Melakukan
kunjungan ke museum atau daerah
Penanaman nilai-nilai karakter nasionalis lain dalam rangka mengenal identitas
perlu dilakukan sejak dini, sebagai dan budaya lokal, keberagaman dan
upaya preventif menurunnya rasa toleransi. Pemerintah Daerah perlu
bangga sebagai orang Indonesia. memfasilitasi sekolah-sekolah dalam
Pelibatan publik mutlak diperlukan dalam melaksanakan kegiatan yang beragam
implementasi PPK. Lima Hari Sekolah dan inovatif untuk peningkatan nilai-nilai
yang ada di dalam Simulasi Model karakter nasionalis. (*)
Implementasi PPK dapat diterapkan
Artikel ini diambil dari Ringkasan Eksekutif:
dengan catatan hak dan kebutuhan siswa
Hasil-Hasil Penelitian Kebijakan Pendidikan
dan guru terkait dengan makanan dan Dasar dan Menengah Tahun 2012-2016
kegiatan beribadah tidak terganggu. yang disusun oleh Badan Penelitian dan
Pengembangan, Kemendikbud, 2017.

Penanaman nilai-nilai karakter nasionalis


perlu dilakukan sejak dini, sebagai upaya
preventif menurunnya rasa bangga sebagai
orang Indonesia. Pelibatan publik mutlak
diperlukan dalam implementasi PPK.

Edisi XIII/Agustus 2017 31


KAJIAN

plemen tasi Nilai Karakter Nasionalis


Im
di Sekolah-Sekolah di Indonesia
1
tema
Pengelolaan pembelajaran sejarah pembelajaran
dalam bentuk intrakurikuler
dan kokurikuler: PKn
melalui mata pelajaran PKn, sejarah, metode
tema pembelajaran, metode pembangkitan
pembangkitan karakter nasionalis. karakter nasionalis

3 Implementasi melalui
pembiasaan/budaya sekolah,
seperti:
Upacara Bendera
Menyanyikan Lagu Nasional
Memperingati Hari Kartini dengan
2 memakai pakaian tradisional
Bentuk ekstrakurikuler: Toleransi/Berterima kasih/
pelatihan baris berbaris, pramuka, Meminta maaf/Saling Hormat
pekan nusantara, pekan buku. menghormati/Tepat Waktu
Janji Pelajar

Pelibatan Publik, melalui komite


sekolah dan orangtua/wali murid.
Contoh aktivitas: kerja sama dengan
bank dalam kegiatan gerakan
menabung, meminta orangtua sebagai
narasumber sesuai dengan profesinya,
dan lain-lain.

32 Edisi XII/Juli
XIII/Agustus
2017 2017
BANGGA BERBAHASA INDONESIA

Pedoman Berbahasa Indonesia


Jamak Yang Mubazir
Jamak adalah jumlah sesuatu yang lebih dari satu.

Di dalam Bahasa Indonesia, jamak dapat Bentuk ulang, misalnya: orang-orang,


dinyatakan dengan bentuk ulang atau murid-murid, bola-bola, baju-baju
dengan menambahkan bentuk leksikal
tertentu pada kata benda yang diacu. Bentuk leksikal, antara lain: semua,
Bentuk leksikal itu, antara lain, ialah beberapa, banyak, para, kaum
beberapa, semua, banyak, para dan kaum.

Pada kenyataan berbahasa, kedua 1. Semua murid-murid diharuskan mengikuti


bentuk jamak tersebut sering upacara bendera setiap hari Senin.
digunakan secara bersaman sehingga 2. Beberapa orang-orang yang tidak setuju
menghasilkan bentuk jamak yang dengan keputusan pimpinan keluar dari
mubazir. Perhatikan contoh berikut. perusaaan.
3. Untuk membangun koperasi ini, banyak
persoalan-persoalan intern harus kita
selesaikan dahulu.

Bentuk jamak semua murid-murid, beberapa orang-orang, dan banyak persoalan-persoalan


pada ketiga contoh di atas merupakan gabungan bentuk jamak leksikal dan bentuk jamak
ulang. Pengungkapan seperti itu mubazir.

Untuk menyatakan konsep jamak, cukup digunakan satu bentuk jamak, yakni bentuk leksikal
atau bentuk ulang. Kalimat di atas dapat diubah sebagai berikut agar menjadi lebih efektif.

1. Semua murid diharuskan mengikuti upacara bendera setiap


hari Senin.
2. Beberapa orang yang tidak setuju dengan keputusan
pimpinan keluar dari perusahaaan.
3. Untuk membangun koperasi ini, banyak persoalan intern
harus kita selesaikan dahulu.

Dapat juga dipilih perbaikan berikut.

1. Murid-murid diharuskan mengikuti upacara bendera setiap


hari Senin.
2. Orang-orang yang tidak setuju dengan keputusan pimpinan
keluar dari perusahaan.
3. Untuk membangun koperasi ini, persoalan-persoalan intern
harus kita selesaikan dahulu.

*Artikel diambil dari Buku Praktis Bahasa Indonesia 1 yang diterbitkan Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2011.

Edisi XIII/Agustus 2017 33


BANGGA BERBAHASA INDONESIA

Senarai Kata Serapan


JENDELA kembali menghadirkan daftar sejumlah kata serapan yang
diserap dari bahasa selain bahasa Indonesia. Daftar kata berikut diharapkan
menambah wawasan kebahasaan kita terhadap bahasa Indonesia.

Bentuk Bentuk Asal


Arti Kata
Serapan Asal Bahasa

a dalam keadaan sibuk (melakukan sesuatu dengan


gemarnya)
a sangat terikat hatinya; penuh perhatian: ia sedang –
membaca buku detektif
asyik ‘āsyiq Arab
a senang : saya belum merasakan bagaimana – nya
bermain golf
a berahi; cinta kasih ; sangat suka (gemar): putra
mahkota itu teramat –nya kepada tuan putri

autodidak autodidact Belanda Orang yang mendapat keahlian dengan belajar sendiri

Orang gajian yang kerjanya membantu mengurus rumah


bedinde bediende Belanda
tangga; pembantu rumah tangga; pelayan

a cak tidak jujur; tidak terang-terangan; sembunyi-


sembunyi
kongkalikong gua kӓ lí kóng Cina
n cak perihal tahu sama tahu (dalam melakukan sesuatu
yang tidak baik); sekongkol

n pengkajian bilangan bulat positif melalui penjumlahan,


arithmetic
aritmetika Inggris pengurangan, pembagian, serta pemakaian hasilnya
dalam kehidupan sehari-hari

potlot potlood Belanda Pensil

a mengenai makna; berkenaan dengan makna; menurut


maknawi ma’nawi Arab artinya
a asasi; penting

pavilion paviljoen Belanda n rumah (bangunan) tambahan disamping rumah induk

n dewan yang mengembang tugas tertentu mengenai


kenegaraan dan sebagainya secara terbatas
majelis majlis Arab n pertemuan (kumpulan) orang banyak; rapat;
kerapatan; siding
n bangunan tempat bersidang

a bermakna lebih dari satu (sehinga kadang-kadang


ambigu ambiguous Inggris menimbulkan keraguan, kekaburan, ketidakjelasan, dan
sebagainya) ; bermakna ganda

34 Edisi XIII/Agustus 2017


Informasi mengenai UU Sistem Perbukuan dapat
menghubungi:

Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat Kemendikbud


SMS: 0811976929
Telepon: 021-5703303
Faksimili: 021-5733125
Posel: pengaduan@kemdikbud.go.id
Laman: http://ult.kemdikbud.go.id

Pusat Kurikulum dan Perbukuan


Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendikbud
Jln. Gunung Sahari Raya No. 4 (Eks. Komp. Siliwangi)
Jakarta Pusat, 10610
Telepon: 021-3453440
Faksimili: 021-3453441
Posel: info.puskurbuk@kemdikbud.go.id
Selamat
Atas Terselenggaranya

24-27 JULI 2017

ISSN: 2502-7867

Anda mungkin juga menyukai