Anda di halaman 1dari 11

Nama : Febylisa Ayu Fahrai

Nim : 201710300511005

Kelas : D3 Keperawatan A

Matkul : AIK4

1. Islam dan Kesehatan

Islam memandang, bahwa kesehatan merupakan nikmat dan karunia Allah swt yang wajib
disyukuri. Disamping itu sehat juga adalah obsesi setiap insane berakal; tak seorang manusia pun
yang tidak ingin selalu sehat, agar tugas dan kewajiban hidup dapat dilaksanakannya dengan baik.
Meskipun nikmat merupakan kebutuhan fitrah manusia dan nikmat Allah, tetapi banyak manusia yang
mengabaikan dan melupakan nikmat sehat ini, sebagaimana yang dijelaskan Rasulullah saw :

“Ada dua nikmat yang banyak dilupakan manusia, yaitu nikmat sehat dan peluang kesempatan” (HR
Imam Bukhari).

Karenanya kesehatan salah satu perkara yang diminta pertanggungjawabannya di hadapan pengadilan
Allah swt, seperti dalam hadits Nabi : “Nikmat yang pertama ditanyakan kepada setiap hamba pada
hari Kiamat dengan pertanyaan “Tidakkah telah Kami sehatkan badanmu dan telah Kami segarkan
(kenyangkan) kamu dengan air yang sejuk” (HR Imam Tirmizi). Maka sebahagian ulama tafsir
mengartikan kenikmatan dalam firman Allah “(Kemudian kamu pasti akan ditanya pada hari itu
kenikmatan)” surat al-Takatsur: 8, yaitu nikmat sehat.

Diantara perhatian Islam kepada kesehatan, adalah perintah dan anjuran menjaga kebersihan.
Demikian dapat dipahami, jika pembahasan ulama fiqh dalam khazanah intelektual mereka selalu
diawali dengan “Bab Thaharah” Bahasan mengenai kesucian atau kebersihan, bersih dari hadats besar
dengan mandi junub, atau hadats kecil dengan berwudhu, bersih dari najis dan kotoran. Demikian juga
selain wudhu, syarat sah shalat adalah bersih pakaian, tempat dari segala najis dan kotoran yang
menodai.

Allah juga berfirman : “Dan pakaianmu bersihkanlah” (QS al-Mudatsir: 4). “Sesungguhnya
Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan mensucikan diri (QS al-Baqarah: 222). “Di dalamnya
(mesjid) terdapat orang-orang yang bertaubat dan membersihkan diri, sesungguhnya Allah suka
kepada orang-orang yang selalu membersihkan diri” (QS at-Taubah: 108). Demikian Rasulullah
mengarahkan di banyak hadits-hadits beliau, antara lain:

“Kebersihan adalah sebagian daripada iman” (HR. Imam Muslim).

“Kewajiban setiap muslim adalah menggunakan satu hari dari tujuh hari untuk mencuci rambut dan
badannya” (HR. muttafaq ‘alaihi).

“Barangsiapa yang memiliki rambut, hendaknya ia merawatnya dengan baik” (HR. Abu Daud).
“Sesungguhnya Allah Maha Indah mencintai keindahan, Allah Maha Baik menyukai kebaikan, Allah
Maha Bersih mencintai kebersihan. Karena itu bersihkanlah teras rumah kalian dan janganlah kalian
seperti orang-orang Yahudi” (HR.Tirmizi). "Barangsiapa yang mengganggu orang-orang Islam di
jalan tempat mereka lewat, dia mesti mendapatkan laknat” (HR. Thabrani).
A. Pandangan dan prinsip islam tentang hidup sehat

Sehat dan sakit adalah dua bagian kehidupan manusia yang saling bertentangan serta
tidak bisa kita hindari, karena keduanya memang merupakan bagian dari sunnatullah yang
menciptakan segala sesuatu berpasang-pasangan. Allah swt menyatakan:

Segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan agar kamu menyadari kebesaran


Allah (QS Adz-Dzariyat : 49).

Sehat (Arab”Al-shihah”), dalam Islam bukan hanya merupakan sesuatu yang berhubungan
dengan masalah fisik (jasmani), melainkan juga menyangkut psikis (jiwa). Karena itulah
mengapa Islam memperkenalkan konsepsi al-Shihhah wa al-afiyat (lazim diucapkan “sehat
wal’afiat”). Maksud Dari Konsep Hidup Sehat ini adalah suatu kondisi sehat di mana
seseorang mengalami kesehatan yang paripurna, jasmani, dan rohani atau fisik dan psikis.

Jika makna sehat seluruhnya berhubungan dengan masalah fisik-ragawi, maka makna
al-afiat ialah segala bentuk perlindungan Allah SWT untuk hamba-Nya dari segala macam
tipu daya. Atau, menurut istilah Quraish Shihab ialah berfungsi bagi seluruh anggota tubuh
manusia sesuai dengan tujuan pencipta-Nya. Untuk mengetahui lebih jauh bagaimana cara
menerapkan pola hidup sehat itu di dalam kehidupan kita masing-masing, berikut ini dapat
kita ikuti beberapa terapi yang diajarkan oleh Islam kepada umat manusia:

1. Senantiasa memelihara kebersihan lahir dan bathin. Kebersihan adalah pangkal


kesehatan, Nabi Muhammad saw. pernah bersabda: “Kesucian adalah sebagian dari
Iman” [HR Muslim] Yang paling esensial dari kebersihan diri itu adalah kebersihan
hati, jiwa (qalb), dan pikiran (aql). Dalam berbagai kenyataan, kita sering
menemukan ada saja di antara orang yang mudah berburuk sangka (su’udzan) atau
suka curiga kepada orang lain. Bahkan ada yang sampai berburuk sangka kepada
Allah, Na’udzu bi Allah min dzalik. Dari lubuk hati yang bersih serta akal yang
sehat, seseorang akan memperoleh kesehatan yang sempurna. Bukankah banyak
orang yang mengalami gangguan kesehatan disebabkan oleh faktor tidak sehatnya
kedua hal tersebut? Maka, tidak mengherankan jika para dokter menyarankan setiap
pasiennya yang mengalami stres (ketegangan) untuk hidup secara teratur,
mengurangi, bahkan tidak membebani diri dengan pikiran dan perasaan yang berat-
berat. Saran seperti itu, sebenarnya telah kita kenal sejak lama melalui konsepsi, al-
‘aql al-salim fi al-jism al-salim (akal yang sehat akan membuahkan jiwa yang sehat
pula). Di dalam banyak ayat Alquran, Allah mengisyaratkan betapa urgensnya kita
memelihara kebersihan hati dan jiwa itu. Misal, firman-Nya, ”Dan barang siapa yang
beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk hatinya” ( QS Al-
Tagabun 64:11). Hati yang tidak bersih akan sulit sekali untuk menerima petunjuk-
petunjuk Allah, dan itu merupakan penyakit yang amat berbahaya. Untuk menjaga
kebersihan hati sekaligus menghindarkan dari hal seperti itu, maka Allah mengajari
kita selalu bermohon kepada-Nya: “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati
kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan
karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau, karena sesungguhnya
Engkaulah yang Maha Pemberi Karunia” (QS Ali ‘Imran : 8).
2. Hendaknya kita mencari nafkah yang halal dan thayyib, kemudian mengonsumsinya
pula secara yang halal dan baik. Nafkah yang halal bukanlah sesuatu yang semata-
mata berhubungan dengan hasil jerih payah pekerjaan seseorang, melainkan juga
berhubungan dari mana sumber dan dari mana kita memperolehnya. Sebab dalam
banyak kenyataan, seringkali ada di antara kita berpikir “yang penting uang” tidak
terpikirkan bagaimana dan apa akibat spiritualnya pernyataan seperti itu. Mengenai
petunjuk kehalalan dan kebaikan sesuatu yang hendak kita konsumsi itu, antara lain
Allah mengisyaratkan bahwa: “Wahai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi
baik dari apa saja yang terdapat di bumi, dan janganlah kita mengikuti langkah-
langkah setan, karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu”
(QS Al-Baqarah : 68). Sebagai contoh, daging yang baik untuk dikonsumsi antara
lain dilihat dan ditentukan pula dari bagaimana proses penyembelihannya, apakah
sesuai dengan ajaran Allah atau tidak (QS Al-Maidah : 5).
3. Memohon perlindungan dan kesehatan kepada Allah atas apa yang kita konsumsi.
Setiap kali memulai kegiatan makan atau minum secara proporsional “makan dan
minumlah, dan janganlah berlebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-
orang yang berlebihan“, demikian peringatan dari Allah swt. Kemudian, dahuluilah
dengan permohonan kepada Allah, semoga apa yang hendak kita konsumsi itu,
dijauhkan dari berbagai macam penyakit melainkan sebaliknya akan mendatangkan
kesegaran dan kebugaran tubuh. Sebab pada dasarnya makan serta minum itu,
bertujuan untuk menyehatkan tubuh dan mengganti sel-sel yang diperlukan oleh
setiap organ tubuh. Hakikat rezeki yang kita peroleh dan konsumsi itu dari Allah
juga. Karenanya, pedoman dalam menciptakan pola konsumsi itu, misalnya Allah
menyatakan harus proporsional (QS Al-A’raf : 31). Demikian pula Nabi Muhammad
saw. memberi isyarat dan contoh untuk itu, misalnya, Makanlah pada saat lapar dan
berhentilah sebelum kenyang. Memang pola konsumsi masyarakat kita selama ini
masih pada taraf makan untuk sekadar kenyang bukan untuk kesehatan. Kita makan
tidak beraturan waktunya, dan lain-lain. Padahal kalau kita telusuri soal ini, maka
dalam salah satu hadis Nabi Muhammad saw. riwayat Muslim dinyatakan, Perut itu
adalah tempatnya bersarang penyakit dan pengaturan makanan adalah obat utama.
Maka, pantaslah jika kemudian beliau sering kali melaksanakan ibadah puasa sunah,
yang selanjutnya perlu kita teladani, terutama setiap hari Senin dan Kamis.
4. Memelihara keteraturan hidup. Seringkali ada orang yang mudah terkena penyakit,
karena penyebabnya ia tidak memiliki disiplin diri terhadap makan, tidur, istirahat,
bekerja dan berolahraga. Umumnya masyarakat kita masih lebih mengutamakan
tampilan lahiriah daripada pemenuhan gizi makanan dan kalau sudah sibuk bekerja
sampai lupa jadwal makan. Akibatnya lambung dan usus terganggu, maag,
kekurangan gizi, dan sebagainya. Nanti memeriksakan kesehatannya pada waktu
sakit. Padahal Islam menerapkan suatu perinsip al-wiqayat khayr mi al-ilaj
(pencegahan lebih baik dari mengobati).
5. Perbanyak mengonsumsi buah-buahan, sayuran yang segar, serta sering meminum
madu. Buah-buahan sering diibaratkan Allah SWT dengan “makanan surga”.
Mengapa? Dalam ayat ditemukan misalnya Allah menyatakan, “Dan Kami jadikan
kepadanya kebun-kebun kurma dan anggur dan pancarkan padanya beberapa mata
air, supaya mereka makan dari buahnya, dan dari apa yang diusahakan oleh tangan
mereka. Maka mengapakah mereka tidak bersyukur” (QS Yaasin : 1-3). Bahkan di
dalam QS Ad-Duhhan : 55, Allah ta’ala berfirman, “Di dalamnya mereka meminta
segala macam buah-buahan dengan aman (dari segala kekhawatiran).” Adapun
madu, Allah menyatakan pula secara eksplisit bahwa madu itu adalah syifa (obat).
Firman-Nya: “Kemudian makanlah dari (tiap-tiap macam) buah-buahan dan
tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu
keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat
obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada apa yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang yang mau
memikirkan”. (QS An-Nahl : 69).
6. Hendaknya kita sering membaca dan mengikuti ajaran Alquran. Membaca Alquran
adalah bagian dari zikir kepada Allah, sedangkan zikir mendatangkan ketenangan
jiwa. “Sesungguhnya dengan mengingat Allah, jiwa akan memperoleh ketenangan.”
(QS Ar-Ra’d : 28 dan Yunus : 57). Namun dalam banyak hal, terkadang manusia
baru menjadikan Alquran sebagai barang antik sehingga jarang disentuh apalagi
untuk ditelaah isinya. Padahal kalam Allah itu adalah hudan (petunjuk) bagi hidup
dan kehidupan umat manusia. Salah satu fungsinya, Alquran sebagai obat yang
mujarab untuk mengobati penyakit, terutama kejiwaan seseorang yang dilanda rasa
gundah gulana. Kiranya dapat kita pahami bahwa secara umum Allah swt telah
menyatakan bahwa semua penyakit ada obatnya. Seperti tersurat melalui pernyataan
Nabi Ibrahim as. Bahwa, “Apabila aku (Ibrahim as) sakit, Dialah yang
menyembuhkan aku” (QS As-Syu’ara : 80). Demikian halnya dengan penjelasan
Rasulullah saw. bahwa, “Berobatlah, karena tiadalah suatu penyakit yang diturunkan
Allah, kecuali diturunkan pula obat penangkalnya selain satu penyakit, yaitu
ketuaan”.

Tentang Semboyan Mensana incorpore sano; “Dalam Tubuh yang Sehat tedapat
Jiwa yang Sehat”. Semboyan ini sangat terkenal, sehingga banyak orang yang percaya begitu
saja padanya, tanpa disertai sikap kritis sama sekali. Apakah setiap orang yang memiliki fisik
yang baik dan sehat, otomatis jiwanya menjadi baik dan sehat pula? Tidak ada penjelasan
ilmiah sama sekali yang mendukung “kebenaran” semboyan ini. Justru banyak orang yang
berfisik sehat dan kuat, namun jiwa mereka kotor (suka iri, dengki, pendendam, dan
sebagainya), atau hidup mereka penuh dengan kegiatan maksiat. Dalam buku
postmodernisme, di sana disebutkan bahwa falsafah Yunani saat ini demikian merasuki
budaya hampir seluruh umat manusia. Dalam falsafah Yunani, unsur fisik manusia
menempati posisi yang amat terhormat, bahkan lebih terhormat dari unsur spiritual.

Kita bisa mengumpulkan sejumlah fakta mengenai hal ini. Olimpiade (pesta
olahraga sedunia) misalnya, berasal dari budaya Yunani. Stadion olahraga dan gymnasium
pun berakar dari budaya Yunani. Kini, implementasi budaya Yunani ini dapat kita saksikan
dari maraknya kegiatan kontes kecantikan, pemberian gelar “Pahlawan Bangsa” bagi para
olahragawan yang berprestasi, dan masih banyak lagi. Memang, Islam sama sekali tidak anti
olahraga. Setiap orang tentu senang jika memiliki tubuh yang sehat, kuat, tak mudah
terserang penyakit. Namun janganlah faktor fisik terlalu diagung-agungkan, seolah-olah tak
ada yang lebih penting di dunia ini ketimbang kesehatan, keindahan, dan kekuatan fisik. Kita
perlu menjaga kesehatan dan kekuatan fisik, yang tujuannya agar aktivitas ibadah kita
semakin lancar. Jadi kita berolah raga pun diniatkan untuk ibadah.

Orang yang selalu tawakal, berpikiran positif, dan selalu menjaga kesucian hatinya,
Insya Allah pikirannya akan tenang, aliran darahnya lancar, dan jantungnya berdetak dengan
normal. Sementara orang yang suka negative thinking, pendendam, iri, gampang emosi,
jantungnya sering berdebar-debar, maka perasaannya jadi gelisah, dan metabolisme tubuhnya
menjadi tidak teratur. Kondisi ini merupakan lahan subur bagi berkembangnya berbagai jenis
penyakit. Kalau mau bukti, coba rasakan bagaimana kondisi tubuh Anda ketika Anda marah
atau membenci seseorang. Rasakan bagaimana debaran jantung dan aliran darah Anda. Coba
bandingkan dengan situasi ketika Anda tenang, tawakal, dan bersabar.
Jadi jelas bahwa kesehatan jiwalah yang bisa berpengaruh terhadap kesehatan fisik
(bukan sebaliknya, sebagaimana tercermin pada semboyan Yunani Kuno di atas). Memang,
jiwa yang sehat tidak bisa menjamin seratus persen bahwa fisik kita pun akan selalu sehat.
Punya pikiran sehat tapi makanannya mengandung banyak kuman, dan rumah kotor tidak
terawat, ya tetap saja tidak sehat. Tapi setidaknya, dengan menjaga kesehatan dan kesucian
jiwa kita, Insya Allah dapat membantu meningkatkan kesehatan dan kekuatan fisik kita.

B. Menjaga Keseimbangan Lingkungan Hidup Untuk Mewujudkan Hidup Sehat.

1. Memberikan kesadaran tentang arti penting lingkungan yang bersih kepada


masyarakat, terutama pada anak-anak agar kesadaran tersebut bisa tumbuh sejak usia
dini. Membiasakan hidup bersih sejak usia anak-anak tentu lebih membuahkan hasil
yang luar biasa daripada pembiasaan diri pada usia setelahnya. Alasannya tentu saja
berkaitan dengan kesadaran yang berhasil muncul melalui kebiasaan. Anak-anak tidak
perlu diperintah ataupun dipaksa untuk senantiasa menjaga kebersihan diri dan
lingkungannya. Mereka diberi contoh dan pemahaman akan pentingnya kebersihan,
maka hal itu akan menancap dan dilakukan dengan maksimal dan sebaik mungkin
dalam kehidupannya. Mereka akan terus mengingat dengan baik hal positif yang
sering dilakukannya dengan kesadaran tanpa adanya rasa takut, khawatir ataupun
was-was jika belum berhasil melakukan upaya menjaga kebersihan. Mereka akan
terus belajar dan berlatih karena lingkungan sekitarnya memberikan contoh dan
pemahaman dengan benar.
2. Buatlah tempat sampah yang memisahkan antara sampah organik dan non organik.
Hal ini penting dilakukan agar memudahkan upaya untuk menanggulangi timbunan
sampah. .Jika sampah organik berhasil dipisahkan, maka akan mudah untuk
merencanakan langkah positif terhadap sampah. Sampah adalah komponen yang
begitu dekat dengan kehidupan manusia. Dan seringkali dalam pembuangannya
menimbulkan banyak permasalahan. Untuk itu, haruslah dipikirkan cara yang paling
tepat untuk dapat mengelola sampah ini termasuk dalam pembuangan mulai dari
tahap di rumah tangga sampai di tempat pembuangan terkahir. Atau juga bagaimana
cara untuk mendaur ulang sampah agar masih dapat untuk dipergunakan kembali.
3. Buatlah jadwal rutin untuk melakuan aktivitas pembersihan lingkungan secara
terjadwal. Melalui jadwal, maka kita akan membiasakan diri disiplin menjaga
kebersihan lingkungan. Tidak masalah meski ada kendala di tengah pelaksanaannya.
Tapi hal penting adalah keseriusan dan keberlanjutan hidup bersih serta sehat Kita tak
akan mendapatkan atau merasakan manfaat dari lingkungan yang bersih tanpa adanya
kemauan dari diri kita sendiri untuk melakukan pembersihan lingkungan. Dan hal ini
seharusnya dijadikan sebagai sebuah kebiasaan hidup. Bukan lagi sebagai hal yang
hanya dilakukan sesekali namun haruslah dijadwal atau diagendakan secara rutin.
4. Buatlah sebuah aktivitas kreatif untuk mengelola sampah non organik menjadi sebuah
benda yang bersifat produktif dan bisa menghasilkan uang. Hal ini dapat diketahui
beragam informasinya melalui beragam media, baik cetak maupun online. Sejatinya
saat ini telah banyak ditemukan ide kreatif untuk mengelola kembali sampah menjadi
barang yang lebih berguna. Kita dapat mencontoh ide yang sudah ada atau
memikirkan ide lain yang berbeda. Poin yang terpenting adalah bahwa sampah
tersebut dapat untuk kembali diolah tanpa memberikan beban yang lebih bagi alam
dan lingkungan.
5. Biasakan untuk membuang sampah pada tempatnya. Hal ini akan sangat
bermanfaatjika diberikan juga kepada anak-anak, sehingga akan menjadi sebuah pola
perilaku yang tercipta di bawah sadar. Seperti yang telah disebutkan bahwa masalah
sampah adalah masalah yang klasik. Namun dapat dipercahkan dengan banyak hal
yang sederhana. Dengan membiasakan untuk membuang sampah ke tempat sampah
yang benar adalah hal awal untuk menanggulangi masalah sampah ini.

2. Akhlak Pergaulan Dalam Islam

Ahklak , diartikan sebagai budi pekerti atau kelakuan. Dalam Bahasa Arab kata
akhlak (akhlaq) di artikan sebagai tabiat, perangai, kebiasaan, bahkan agama. Dalam
islam,ahklak dibagi menjadi 2: Akhlaaqul mahmudah (akhlak yang terpuji )Yang termasuk
Akhlaaqul mahmudah ikhlas, sabar, syukur, khau (takut kemurkaan Allah), (mengharapkan
keridhaan Allah), jujur adil, amanah, tasadhu (merendahkan diri sesama muslim), bersyukur.

Akhlaaqul madzmuumah (akhlak tercela )Yang termasuk Akhlaaqul madzmuumah


adalah tergesa-gesa, riya (melakukan sesuatu dengan tujuan ingin menunjukkan kepada orang
lain), dengki (hasad), takabbur (membesarkan diri), ujub (kagum dengan diri sendiri), bakhil,
buruk sangka, tamak dan pemarah. Pergaulan adalah satu cara seseorang untuk bersosialisasi
dengan lingkungannya.Manusia membutuhkan kehadiran orang lain dalam kehidupannya
maka dari itu manusia di sebut mahkluk sosial.

A. Akhlak Terhadap Orang Tua dan Guru

Dalam pergaulan sosial, kita dituntut untuk menjunjung tinggi hak dan kewajiban
masing-masing, termasuk dalam pergaulan dengan orang yang lebih tinggi atau lebih tua dari
kita. orang yang lebih tinggi dari kita, dapat dikategorikan menjadi 4 (tiga) bagian. yaiturang
yang umurnya lebih tua atau sudah tua,orang yang ilmu, wawasan, dan pemikirannya lebih
tinggi, sekali pun bisa jadi umurnya lebih muda, dan orang yang harta dan kedudukannya
lebih tinggi dan lebih banyak. Dalam pergaulan sosial dengan mereka, hendaklah kita bersikap
wajar dan menghormatinya, mendengarkan pembicaraannya, serta wajib mengingatkan jika
mereka keliru dan berbuat kejahatan, dengan cara-cara yang lebih baik. Kita juga dilarang
memperlakukan mereka secara berlebihan, misalnya terlalu hormat dan tunduk melebihi apa
pun, sekalipun mereka salah. hal ini sungguh tidak dibenarkan, sebab yang paling mulia di
antara kita bukan umur, ilmu, pangkat, harta, dan kedudukannya, akan tetapi karena kualitas
takwanya kepada Allah SWT. Hal ini sesuai dengan salah satu hadis Rasulullah SAW dalam
riwayat Thabrani:

Artinya:

“Sesungguhnya Allah Swt. tidak melihat ruhmu, kedudukan, dan harta kekayaanmu,
tetapi Allah melihat apa yang ada dalam hatimu dan amal perbuatanmu”.(HR.Thabrani)

Ahklak pergaulan kepada dosen/guru

Islam merupakan agama yang sangat memperhatikan keluhuran budi pekerti dan
akhlak mulia. Segala sesuatu yang semestinya dilakukan dan segala sesuatu yang semestinya
ditinggalkan diatur dengan sangat rinci dalam ajaran islam, sehingga semakin banyak orang
mengakui (termasuk non muslim) bahwa islam merupakan ajaran agama yang sangat lengkap
dan sempurna serta tidak ada yang terlewatkan sedikit pun.Rasulullah SAW pernah bersabda.
Artinya

“Aku diutus (ke dunia) hanya untuk menyempurnakan akhlak terpuji”. (HR. Bukhari
Muslim)

Hal pertama yang semestinya dilakukan setiap muslim dalam pergaulan sehari-hari
adalah memahami dan menerapkan etika atau tata cara bergaul dengan orang tuanya. Adapun
yang dimaksud dengan orang tua, dapat dipahami dalam tiga bagian, yaitu: Orang tua yang
telah mengajarkan suatu ilmu, sehingga kita mengerti, dan memahami pengetahuan,
mengenal Allah, dan memahami arti hidup, dialah guru kita.Kewajiban berbuat baik kepada
kedua orangtua juga diungkapkan di dalam bentuk kata ihsan, ma’ruf, dan rahmah. Islam
memperingatkan setiap anak, bahwa menyakiti perasaan orangtua merupakan suatu dosa besar
dan wajib atasnya untuk selalu menjaga perasaan kedua orangtuanya. Hak orang tua dan
anaknya tidak akan pernah sama dengan hak siapa pun di dunia. Jadi, segala bentuk ucapan,
perbuatan, dan isyarat yang dapat menyakiti kedua orangtuanya atau salah satunya merupakan
perbuatan dosa, sekalipun hanya berupa perkataan ( ah, is, atau uff) apalagi jika sampai
membentaknya.

B. Akhlak Terhadap Teman Sejenis

Islam adalah agama yang dilandasi persatuan dan kasih sayang. Kecenderungan untuk
saling mengenal dan berkomunikasi satu dengan yang lainnya merupakan suatu hal yang
diatur dengan lengkap dalam ajaran Islam. Islam tidak mengajarkan umatnya untuk hidup
menyendiri, termasuk melakukan ibadah ritual sendirian di tempat tersembunyi sepi, terpencil,
dnn jauh dari peradaban manusia. Merupakan suatu hal yang wajar dan diajarkan oleh Islam,
jika manusia bergaul dengan sesamanya sebaik mungkin, dilandasi ketulusan, keikhlasan,
kesabaran, dan hanya mencari keridaan Allah SWT

Rasulullah saw bersabda:

ْ ‫ط الًّذ‬
‫ِي ال ُمؤْ ِم ُن‬ ُ ‫اس يُخَا ِل‬ ْ ‫ط الَّذِى اْل ُمؤْ ِمنَ ِمنَ َخيْر اَذَا ُه ْم َع َلى َو َي‬
َ َّ‫ص ِب ُر الن‬ ُ ‫لَيُخَا ِل‬
‫اس‬َ َّ‫صبِ ُر الن‬ْ َ‫)الترميذي رواه( اَذَا ُه ْم َعلَى َوي‬
Artinya
“Seorang mukmin yang bergaul dengan sesama manusia serta bersabar (tahan uji) atas segala
gangguan, mereka lebih baik daripada orang mukmin yang tidak bergaul dengan yang
lainnya serta tidak tahan uji atas gangguan mereka”. (HR. Tirmidi)
Bergaul dengan sesama atau teman sebaya, baik dalam umur, pendidikan,
pengalaman, dan sebagainya, kadang-kadang tidak selalu berjalan mulus. Mungkin saja
terjadi hal-hal yang tidak diharapkan seperti terjadi salah pengertian (mis understanding) atau
bahkan ada teman yang zaim terhadap kita serta suka membuat gara-gara dan masalah.
Menghadapi persoalan seperti itu, hendaklah kita mensikapi dengan sikap terbaik
yang kita miliki. Jika ada yang berbuat salah, hendaklah kita segera memaafkan kesalahanya
sekalipun orang yang berbuat salah tidak meminta maaf. Begitu juga apabila kita berbuat
kesalahan atau kekeliruan, hendaklah kita segera meminta maaf kepada orang yang kita
sakiti, baik disengaja maupun tidak disengaja. Perkara orang itu memaafkan kita atau tidak,
itu bukan urusan kita.
C. Akhlak Terhadap Teman Berlainan Jenis
Allah telah menciptakan segala sesuatu di dunia ini dengan sempurna, teratur, dan
berpasang-pasangan. Ada langit dan ada bumi, ada siang dan ada malam, ada dunia ada
akhirat, ada surga dan neraka, ada tua dan ada muda, ada laki-laki dan ada perempuan. Laki-
laki dan perempuan: merupakan makhluk Allah yang telah diciptakan scara berpasang-
pasangan. jadi, merupakan suatu keniscayaan dan sangat wajar, jika terjadi pergaulan di antara
mereka. Dalam pergaulan tersebut, masing-masing berusaha untuk saling mengenal. Bahkan
lebih jauh lagi, ada yang berusaha saling memahami, saling mengerti dan ada yang sampai
hidup bersama dalam kerangka hidup berumah tangga. lnilah indahnya kehidupan. Mencintai
dan menyayangi seseorang merupakan hal yang wajar. Hendaklah pikiran dan perasaan kita
arahkan kepada hal-hal yang positif, dan bukan sebaliknya. Contohnya, karena cinta dan
sayang, seseorang mengorbankan segalanya termasuk hal-hal yang paling “berharga” dan
dilarang oleh Allah Swt. Membuktikannya, hendaklah dengan sesuatu yang diridai oleh Allah.
Hal inilah yang dikemukakan oleh Rasulullah saw dalam hadis riwayat Abu Daud dan
Tirmidzi:

‫)والترميدى ابوداود رواه( فَ ْليُ ْخبِ ْر أَخَاهُ ا َ َحدُ ُك ْم أ َ َحبَّ إِذَا‬


Artinya:
“Jika salah seorang di antara kamu mencintai saudaranya, hendaklah ia membuktikannya”.
(HR. Abu Daud dan Tirmidzi)
Islam mengajarkan agar dalam pergaulan dengan lawan jenis untuk senantiasa saling
menjaga diri, menghormati dan menghargai atas dasar kasih sayang yang tulus karena Allah,
bukan karena derajat, pangkat, harta, keturunan, tetapi semata-mata hanya karena Allah. Hal
ini pernah diriwayatkan dalam salah satu hadis dari Umar bin Khattab, yang diriwayatkan
oleh Abu Daud, suatu ketika Rasulullah saw pernah bersabda,
Yang artinya: “Bahwasannya di antara hamba-hamba Allah ada manusia yang bukan nabi-
nabi, bukan pula para syuhada’,tetapi sangat tinggi kedudukan di sisi Allah. Para sahabat
bertanya: “Siapakah gerangan orang itu, ya Rasullullah”:Nabi saw menjawab: “itulah orang
yang saling mencintai (menyayangi), karena harta. Demi Allah, maka wajah mereka bersinar-
sinar, tiada merasa kekuatan dikala mereka dalam keadaan ketakutan” (HR. Abu Daud).
3. Akhlak Berbusana Dalam Islam
Pakaian adalah kebutuhan pokok bagi seluruh manusia sesuai dengan situasi dan
kondisi dimana seorang beradapakaian termasuk salah satu kebutuhan yang tak bisa lepas
dari siklus kehidupan manusia. Karena pakaian mempunyai manfaat manfaat yang sangat
besar bagi keidupan kita. Melindungi tubuh kita agar tidak mengalami dan mendapatkan
bahaya dari luar. Dalam bahasa arab pakaian disebut dengan kata “Libaasun atau tsiyaabun”.
Dan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pakaian diartikan sebagai barang yang
biasa dipakai oleh seseorang baik berupa jaket, celana, sarung, selendang, kerudung, jubah,
surban, DLL.
Secara istilah, pakaian adalah segala sesuatu yang dikenakan seseorang dalam
berbagai ukuran dan modelnya berupa (baju, celana, sarung, jubah, ataupun yang lain), yang
disesuaikan dengan kebutuhan pemakainya untuk suatu tujuan yang bersifat khusus artinya
pakaian yang digunakan lebih berorientasi pada nilai keindahan yang disesuaikan dengan
situasi dan kondisi pemakaian. Pakaian mempunyai tujuan umum untuk melindungi ataupun
melindungi tubuh manusia agar terhindar dari bahaya yang dapat merusak tubuh kita secara
langsung melalui kontak fisik, sedangkan menurut agama lebih mengarah kepada menutup
aurat tubuh manusia, agar tidak melanggar ketentuan syariat.
A. Tujuan Berbusana Menurut Islam
– Menutup aurat (Q.S. Al-A’raf:26)
– Untuk memelihara diri dari panas dan bahaya lainnya (Q.S. An-Nahl:81)
– Menghindari godaan setan (Q.S. Al-A’raaf:27)
– Dikenal sebagai muslimah dan terhindar dari gangguan (Q.S. Al-Ahzab:59)
– Untuk memperoleh ridha Allah
– Untuk membedakan antara laki-laki dan perempuan serta makhluk lain
– Beribadah terhadap Allah SWT (Q.S. Al-A’raaf:31)

B. Karakteristik Busana Muslim dan Muslimah


Busana muslim bukan hanya pakaian yang dipakai untuk keperluan kegiatan dan
acara keagamaan saja seperti sholat, hari raya, hajatan dan sebagainya, namun busana wajib
yang harus dikenakan oleh setiap umat Islam dalam setiap aktivitasnya. Di Indonesia yang
mayoritas beragama Islam, perkembangan model busana muslim sangat pesat termasuk
mengembangkan busana gamis dan busana daerah yang disesuaikan dengan busana muslim
syar’i yaitu syarat-syarat yang wajib dipenuhi.
Terlebih untuk busana muslim muslimah karena biasanya beda model untuk aurat
yang harus ditutup, dibandingkan dengan kaum pria yang biasanya sudah tertutup oleh
pakaian yang dikenakannya. Sering kali kita mendengar istilah busana muslim syar’i yang
pengertiannya sama dengan busana muslim namun ada beberapa syarat yang wajib dipenuhi
serta mematuhi aturan dan adab berpakaian menurut tinjauan agama Islam seperti:

a. Menutup Aurat Secara Sempurna


b. Tidak Transparan Tidak Tipis
c. Tidak Mempertontonkan Lekuk Tubuh Tidak Ketat
d. Tidak Berlebihan dan Bukan Berfungsi Sebagai Perhiasan
e. Bahan Halal
C. Persoalan Model Busana Kekinian
Pada jaman yang serba canggih seperti saat ini, kita berada dalam dunia Trend dimana
apabila kita tidak mengikuti apa yang dikatakan Trend saat ini akan dianggap kuno, ndeso,
dan ketinggalan jaman. Kalau anak muda sekarang menyebutnya “Kudet”. Perkembangan
dunia Fashion pun terus mengalami berbagai perubahan, dimana ada yang model jadul
(jaman dulu) yang diangkat lagi ke permukaan, sehimgga dijadikan Trend masa kini. Namun
tidak sedikit pula model-model baru yang ditawarkan kepada anak muda sekarang ini.
Perbedaan mencolok terlihat pada perkembangan trend fashion antara laki-laki dan
perempuan pada tahun 2013 ini. Model fashion untuk para kaum adam sekarang ini menurut
saya jadi tambah keren karena saya sendiri adalah seorang laki-laki, haha. Berbanding
terbalik dengan model fashion untuk para kaum hawa, semakin pesat perkembangan fashion
saat ini justru bukan semakin anggun malah semakin memamerkan bentuk tubuh mereka
dengan model pakaian saat ini yang semakin lama semakin irit bahan.
Yang saya maksud dengan irit bahan adalah pakain yang semakin minim dan ketat.
Entah dengan alasan apa para oknum yang dapat membuat anak muda jaman sekarang tunduk
akan trend yang mereka cekokkan meskipun menurut saya mereka mengikuti trend tersebut
karena alasan tidak ingin ketinggalan jaman. Mereka, para kaum hawa yang mengikuti trend
sekarang ini apakah merasa nyaman mengenakan pakaian yang irit bahan tersebut? Inilah
yang menjadi permasalahan realitas yang perlu dicaritahu. Seperti yang kita tahu, pakaian
adalah salah satu dari tiga kebutuhan primer yaitu sandang, pangan, dan papan. Fungsi
sebenarnya dari pakaian pasti kita sudah pasti tahu, seperti: menutupi bagian tubuh kita agar
tidak kepanasan, menutup aurat, menghangatkan tubuh kita, dll. Namun trend saat ini justru
sudah tidak mengindahkan fungsi sebenarnya dari pakain yang sudah saya sebutkan tadi.
Para kaum hawa dipaksa mengenakan pakain yang justru menurut saya menyiksa
mereka diaman saya sering mendapati para wanita yang sedang mengendarai motor pada
cuaca yang sangat dingin, bukannya dia memakai pakaian yang hangat malah hanya
mengenakan Hot pants, yang notabene adalah sperti celana pandek yang panjangnya hanya
sekitar setengah paha mereka. Saya berpikir apa mereka tidak kidinginan dengan memakai
pakaian yang seperti itu. Fashion juga dipengaruhi oleh para artis ibukota, dan artis luar
negeri yang sedang naik daun.
Atau sekarang kita sudah diracuni oleh Korea yang leawat Boy band, dan Girl Band-
nya dapat membuat para kaula muda terbius dengan kecantikan dan ketampanan mereka dan
ingin menjdi seperti mereka dengan meniru apa saja yang mereka kenakan. Media massa
khususnya Televisi, dan internet juga memiliki andil besar dalam menyalurkan informasi
tentang trend masa kini kepada khalayak muda. Seperti dalam teori Hiper Realitas yang
dikemukakan oleh Jean Baudrillard, dia adalah sosiolog teori Postmodern paling radikal dan
menimbulkan banyak amarah dalam genre ini ( Ritzer, 2009 : 676).
Jean Baudrillard melihat masyarakat kontemporer atau masyarakat saat ini tidak lagi
didominasi oleh produksi, namun oleh media, model sibenertika dan sistem pengendali
informasi hiburan dan industri pengetahuan telah dan lain sebagainya. Dapat dikatakan
masyarakat telah bergeser dari masyarakat yang didominasi oleh mode produksi menuju
masyarakat yang dikontrol oleh Kode Produksi. Tujuannya telah beralih dari eksploitasi dan
laba ke arah dominasi oleh tanda dan sistem yang menghasilkannya ( Ritzer, 2009 : 677).

Anda mungkin juga menyukai