Anda di halaman 1dari 15

PANDUAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

BAB I
DEFINISI

A. Latar Belakang
Kegiatan komunikasi sudah menjadi sebagian besar kegiatan kita sehari – hari, mulai
antar teman / pribadi, kelompok, organisasi atau massa. Kegiatan komunikasi pada
prinsifnya adalah pertukaran ide atau gagasan. Secara sederhana kegiatan komunikasi
dipahami sebagaiatan penyampaian dan penerimaan pesan dari satu pihak ke pihak
lain dengan tujuan untuk mencapai kesamaan pandangan.
Begitu pula dengan pelayanan rumah sakit, keberhasilan misi sebuah rumah sakit
sangat ditentukan oleh keluwesan berkomunikasi setiap petugas, perawat dan dokter.
Pelayanan rumah sakit selalu berhubungan dengan berbagai karakter dan prilaku
pasien yang berkepentingan dengan jasa perawatan sehingga petugas, perawat dan
dokter harus memahami dan mengerti bagaimana cara komunikasi efektif yang bisa
diterapkan disegala situasi.
Dalam profesi kedokteran, komunikasi dokter dengan pasien merupakan salah satu
kompetensi yang harus dikuasai dokter. Di Indonesia sebagian dokter merasa tidak
mempunyai waktu yang cukup untuk berbincang – bincang dengan pasiennya, sehingga
hanya bertanya seperlunya. Akibatnya dokter bisa saja tidak mendapatkan keterangan
yang cukup untuk menegakkan diagnosis dan menentukan rencana dan tindakan lebih
lanjut. Pada umumnya pasien merasa berada dalam posisi lebih rendah di hadapan
dokter. Sehingga pasien merasa takut untuk bertanya atau bercerita tentang keadaan
dirinya, pada akhirnya pasien menerima saja apa yang dikatakan dokter. Paradigma
inilah yang harus diperbaiki. Pasien dan dokter harus berada dalam kedudukan setara
sehingga pasien tidak merasa rendah diri dan malu untuk menceritakan keluhan / sakit
yang dialaminya secara jelas dan jujur. Komunikasi yang efektif mampu mempengaruhi
emosi pasien dalam pengambilan keputusan tentang rencana tindakan selanjutnya.
Kurtz (1998) menyatakan bahwa komunikasi efektif justru tidak memerlukan waktu yang
lama. Komunikasi efektif terbukti memerlukan waktu yang lebih sedikit karena petugas,
perawat dan dokter terampil mengenali kebutuhan pasien. Atas dasar kebutuhan
pasien, perawat dan dokter melakukan manajemen pengelolaan masalah kesehatan
bersama pasien. Untuk itu dirasakan perlunya memberikan pedoman komunikasi efektif
untuk petugas, perawat dan dokter di RSU Kuningan Medical Center untuk dapat
memberikan pelayanan kesehatan terhadap pasien secara profesional. Sasaran
Keselamatan Pasien merupakan syarat untuk diterapkan di semua rumah sakit yang
diakreditasi oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit.Penyusunan sasaran ini mengacu
kepada Nine Life-Saving Patient Safety Solutions dari WHO Patient Safety (2007) yang
digunakan juga oleh Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit PERSI (KKPRS PERSI),
dan dari Joint Commission International (JCI). Maksud dari Sasaran Keselamatan
Pasien adalah mendorong perbaikan spesifik dalam keselamatan pasien.

PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF 1


B. Pengertian
Komunikasi efektif adalah sebuah proses penyampaian pikiran atau informasi dari
seseorang kepada orang lain melalui suatu cara tertentu sehingga orang lain tersebut
mengerti betul apa yang dimaksud oleh penyampai pikiran – pikiran atau informasi (
Komaruddin, 1994 ; Schermerhorn, Hunt & Osborn, 1994 ; Koontz & Weihrich,1988 ).
Menurut Hovland dalam Effendy (2005:10) komunikasi adalah proses mengubah
perilaku orang lain. Seseorang dapat mempengaruhi sikap, pendapat dan perilaku
orang lain apabila terjalin komunikasi yang komunikatif. Paradigma Lasswell dalam
Effendy (2005) menjelaskan komunikasi meliputi unsure – unsur sebagai jawaban dari
pertanyaan yang diajukan ( Who says, what in, which channel, to whom, with what
effect ) diantaranya: komunikator, pesan, media, komunikan, danefek. Komunikasi
dengan orang lain kadang sukses atau efektif mencapai maksud yang dituju, namun
terkadang juga gagal. Adapun definisi komunikasi yang efektif menurut Effendy ( 2005 )
adalah komunikasi yang berhasil menyampaikan pikiran dengan menggunakan
perasaan yang disadari. Sedangkan menurut Walter Lippman dalam Effendy ( 2005 )
bahwa komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang berusaha memilih cara yang
tepat agar gambaran dalam benak dan isi kesadaran dari komunikator dapat dimengerti,
diterima bahkan dilakukan oleh komunikan. Agar komunikasi menghasilkan komunikasi
yang efektif, seseorang harus memahami prinsip – prinsip dalam berkomunikasi. Ada
lima prinsip komunikasi yang efektif yang harus dipahami. Lima prinsip tersebut
disingkat dengan REACH, yaitu Respect, Empathy, Audible, Care,danHumble.Lima
prinsip komunikasi yang efektif itu adalah sebagai berikut:

1. Respect
Respect adalah sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan
yang akan kita sampaikan. Jika kita membangun komunikasi dengan rasa dan
sikap saling menghargai dan menghormati, maka kita dapat membangun
kerjasama yang menghasilkan sinergi yang akan meningkatkan efektifitas
kinerja kita baik sebagai individu maupu secara keseluruhan sebagai sebuah
tim.
2. Empathy
Komunikasi yang efektif akan dengan mudah tercipta jika komunikator memiliki
sikap empathy. Empathy artinya kemampuan seorang komunikator dalam
memahami dan menempatkan dirinya pada situasi atau kondisi yang dihadapi
orang lain.
3. Audible
Audible adalah pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh penerima pesan
melalui media atau delivery channel.
4. Clarity
Clarity adalah kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga tidak menimbulkan multi
interpretasi atau berbagai penafsiran yang berlainan. Karena kesalahan
penafsiran atau pesan yang dapat menimbulkan berbagai penafsiran akan
menimbulkan dampak yang tidak sederhana. Clarity dapat pula diartikan
keterbukaan atau transparansi.

PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF 2


5. Humble
Humble adalah sikap rendah hati untuk membangun rasa saling menghargai
orang lain. Sikap rendah hati pada intinya antara lain : sikap yang penuh
melayani, sikap menghargai, mau mendengar dan mau menerima kritik, tidak
sombong dan tidak memandang rendah orang lain, berani mengakui
kesalahan, rela memaafkan, lemah lembut dan penuh pengendalian diri serta
mengutamakan yang lebih besar.
Dalam pemberian pelayanan asuhan kepada pasien diperlukan saling kerja
sama antara pasien, keluarga dan tim medis, untuk menimbulkan kerja sama
yang baik maka diperlukan komunikasi efektif dari tim medis kepada pasien dan
atau keluarga diman tujuannya adalah agar pasien dan atau keluarga dapat
mengerti apa yang harus dilakukannya dalam bekerja sama guna mencapai
keadaan yang lebih baik untuk pasien atau dengan kata lain saling kooperatif.
Maka dari itu komunikasi yang efektif sangat diperlukan dalam memberikan
asuhan kepada pasien.
Komunikasi yang mudah terjadi kesalahan yaitu pada saat :
1. Perintah di berikan secara lisan
2. Perintah diberikan melalui telpon
3. Saat pelaporan kembali hasil pemeriksaan kritis
Pelaporan hasil pemeriksaan kritis adalah proses mengirim pesan yang
dilakukan dua arah antara tenaga keperawatan dan dokter / petugas
laboratorium / petugas radiologi secara lisan atau via telpon untuk melaporkan
hasil pemeriksaan medis yang di anggap kritis.
Daftar nilai pemeriksaan kritis dibuat dan diletakan di meja paska analitik (
meja tempat hasil yang sudaj selesai dikerjakan ) sehingga mudah di akses oleh
petugas ( analisis lab/petugas radiologi )
Nilai kritis di laporkan segera setelah hasil di dapatkan dengan tatacara
sesuai Standar Prosedur Operasional Pelaporan Nilai Kritis
Monitoring pelaporan nilai kritis dilakukan melalui pelaporan indicator
keselamatan pasien yang berlaku di semua unit rawat inap, radiologi dan
laboratorium
Sistem penulisan dan pelaporan tehnik SBAR dicatat pada format pelayanan
terintegrasi dan di dokumentasikan dalam rekam medis pasien
Komunikasi SBAR adalah pola/tehnik komunikasi yang harus dilakukan untuk
melapor atau berkomunikasi dengan teman seprofesi atau antar profesi
(interdisiplin ilmu) untuk menghindari kesalahan komunikasi dan bertujuan agar
dapat memberikan pelayanan yang baik bagi pasien.
S (Situation) Kondisi terkini yang terjadi pada pasien
B (Background) Informasi penting yang melatarbelakangi kondisi/keluhan
pasien
A (Assessment) Hasil penilaian/pengkajian kondisi pasien
R (Recomendation) Apa yang perlu dilakukan/saran untuk mengatasi
masalah pasien

PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF 3


- Waktu Pemberian SBAR
a. Saat visite dokter
b. Saat ada perubahan kondisi pasien/pelaporan kondisi pasien kritis.
c. Saat pertukaran shift
d. Saat berkomunikasi dengan bagian/tenaga kesehatan lain
e. Saat transfer pasien
- Hal yang harus dilakukan sebelum melakukan SBAR
a. Evaluasi kondisi pasien : Cek TTV dan pemeriksaan lainnya yang sesuai
dengan kondisi pasien (misalnya : cek gula darah, suara paru, suara
peristaltik, dan lain.
b. Siapkan informasi-informasi yang sesuai dengan kondisi pasien.
c. Review hasil laboratorium terakhir dan analisanya (kecenderungan naik,
turun, atau tidak ada perubahan), catatan keperawatan terkini, obat-obatan
terkini.

- Sebelum melaporkan perawat harus :


a. Mendapatkan pengkajian kondisi pasien terkini
b. Perawat mengumpulkan data-data yang diperlukan yang berhubungan
dengan kondisi pasien yang akan dilaporkan
c. Perawat memastikan diagnosa medis pasien
d. Perawat membaca dan pahami catatan perkembangan terkini dan hasil
pengkajian perawat shift sebelumnya.
e. Perawat menyiapkan medical record pasien termasuk rencana perawatan
harian

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Untuk menjalin kerjasama petugas, perawat dan dokter
b. Mengurangi kesalahan dan menghasilkan peningkatan keselamatan
pasien
c. Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan
2. Tujuan Khusus
a. Memfasilitasi terciptanya kolaborasi antar profesi kesehatan
b. Membantu dalam pengembangan rencana perawatan yang baik bagi
pasien
c. Saling membantu memberikan pilihan dalam upaya penyelesaian masalah
kesehatan pasien.
d. Membimbing pasien sampai pada pengertian yang sebenarnya tentang
penyakit / masalah yang dihadapinya dari berbagai sisi
e. Meningkatkan kepuasan pasien dalam menerima pelayanan medis dari
petugas, perawat dan dokter atau institusi pelayanan medis.
f. Meningkatkan kepercayaan pasien kepada petugas, perawat dan dokter.
g. Meningkatkan keberhasilan diagnosis terapi dan tindakan medis.
h. Meningkatkan kepercayaan diri dan ketegaran pada pasien dalam
menghadapi penyakitnya.

PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF 4


BAB II
RUANG LINGKUP

Komunikasi efektif ini diterapkan dilingkungan rumah sakit yang ditujukan kepada :
1. Pemberi pelayanan saat memberikan informasi lisan atau melalui telepon tentang
pelayanan , jam operasional dan proses untuk mendapatkan pelayanan di rumah
sakit kepada masyarakat
2. Antar pemberi pelayanan di dalam dan keluar rumah sakit
3. Petugas informasi saat memberikan informasi pelayanan rumah sakit kepada
pelanggan.
4. Petugas PKRS saat memberikan edukasi kepada pasien
5. Semua karyawan saat berkomunikasi via telepon dan lisan
6. Pelaksana panduan ini adalah seluruh pemberi pelayanan, petugas laboratorium,
petugas radiologi, petugas informasi, pelaksana PKRS dan semua karyawan di
rumah sakit kuningan medikal center.

PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF 5


BAB III
TATALAKSANA

A. Tatalaksana komunikasi efektif via lisan dan tertulis :


1. Perintah/instruksi lengkap lisan secara langsung di catat oleh si penerima perintah (
perawat/dokter jaga/petugas medis lain)
2. Perintah/instruksi lengkap lisan secara langsung di ulang oleh si penerima perintah (
perawat/dokter jaga/petugas medis lain)
3. Perintah/instruksi dari hasil test lengkap lisan secara secara langsung di konfirmasi
ulang oleh si pemberi perintah ( Dokter /petugas medis dari penunjang )
4. Perawat / dokter jaga /petugas medis tetap mengutamakan komunikasi secara tertulis
di rekam medis berisi tanggal dan jam ( waktu perintah ),isi perintah,Nama pemberi
dan nama penerima perintah

B. Tatalaksana komunikasi efektif via telpon


1. Petugas mengidentifikasi pasien secara langsung dengan menanyakan langsung
nama pasien ( pada keluarga bila pasien tidak sadar ) dan melihat kegelang identitas
pasien.
2. Perawat melakukan visite dan pengkajian keperawatan kepada pasien, ketahui
kondisi pasien terkini,diagnose pasien,mengumpulkan data yang diperlukan
berhubungan kondisi yang akan dilaporkan,perkembangan terkini pasien.
3. Siapkan di dekat pesawat telepon : status pasien, buku komunikasi/buku visite advise
dan pulpen
4. Tuliskan identitas dan kondisi pasien pada form buku komunikasi pasien
5. Tekan nomor ekstensi pemberi perintah/dokter.
6. Setelah telepon tersambung, Laporkan identitas dan kondisi pasien saat ini dengan
menggunakan teknik SBAR ( sesuai SPO teknik SBAR )
7. Dokter/pemberi informasi akan memberikan respon atau jawaban pada saat itu juga.
8. Perawat mencatat isi perintah yang diucapkan oleh dokter/pemberi informasi pada
buku komunikasi.
9. Konfirmasi ulang isi perintah yang sudah dituliskan dengan membacakan ulang
kepada pemberi perintah/dokter. Eja ulang satu persatu hurufnya ( sesuai ejaan
standarisasi terlampir) bila perintah mengandung nama obat gologan LASA (look alike
sound alike) / NORUM (Nama Obat Rupa dan Ucapan Mirip) dan obat High Alert,
Daftar obat LASA / NORUM dan High Alert terlampir.
10. Pemberi perintah/dokter harus mengkonfirmasi lisan sesaat setelah pemberi
perintah/dokter mendengar pembacaan dan memberikan pernyataan kebenaran
pembacaan secara lisan misal “ya sudah benar”.
11. Telpon ulang pemberi perintah/dokter bila laporan belum dibacakan ulang, dan
belum konfirmasikan ulang isi perintah.
12. Cantumkan tanda ceklis pada kolom membaca ulang isi laporan bila sudah
dibacakan ulang.
13. Ucapkan terimakasih dan salam, tutup pesawat telepon
14. Pindahkan Instruksi dokter tersebut pada buku status pasien ( form CPPT ) dengan
cara menulis secara lengkap berisi : tanggal dan jam saat melapor, mencantumkan
kondisi pasien dengan teknik SBAR, mencantumkan isi perintah/instruksi dan

PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF 6


distempel Tbak ( yang berisi tanggal dan jam melapor,ttd pelapor/penerima
perintah,tanggal dan jam saat konfirmasi ulang pemberi perintah dengan ttd pemberi
perintah.
15. Perawat/penerima informasi bertanda tangan atas penerimaan informasi.
16. Pemberi informasi/dokter harus mengkonfirmasi instruksi yang telah diberikan
dengan bertandatangan pada stempel TbaK pada hari berikutnya atau maksimal 1 x
24 jam
C. Tatalaksana Tehnik SBAR
1. Laporkan situasi pasien (situation) oleh petugas kesehatan meliputi :
a. Nama pasien, tanggal lahir(umur), lokasi pasien dirawat
b. Diagnosa pasien
c. Apa yang terjadi dengan pasien
2. Sampaikan latar belakang (Background) informasi kilnis yang berhubungan dengan situasi ?
a. Diagnosa masuk dan diagnosa sekarang
b. Tanggal masuk/lama rawat
c. Riwayat medis
d. Keadaan umum dan kesadaran
e. Tanda tanda vital terbaru
f. Obat saat ini dan alergi
g. Hasil laboratorium : tanggal dan waktu tes dilakukan dan hasil tes sebelumnya untuk
perbandingan
h. Temuan klinis terbaru
3. Sampaikan penilaian (Assessment) klinis petugas kesehatan terhadap pasien
a. Apa temuan klinis
b. Apa analisis,masalah dan pertimbangan petugas kesehatan
c. Apakah masalah ini parah atau mengancam kehidupan
4. Sampaikan rekomendasi ( Rekomendation )
a. Apa tindakan yang diperlukan untuk memperbaiki masalah
b. Apa solusi yang bisa petugas kesehatan tawarkan kepada dokter
c. Apakah ada advis dokter…

D. Tatalaksana menjawab SBAR saat berkomunikasi via telpon dengan Tehnik TBak :
1. Petugas mendapatkan perintah dokter secara lisan / langsung atau petugas menerima telpon dari
dokter yang isinya berupa perintah medis untuk pasien
2. Petugas menyiapkan RM pasien atau apabila tidak memungkinkan mendapat RM pasien secara
cepat,petugas dapat mencatatnya pada kertas atau media lain
3. Petugas mencatat perintah yang disampaikan ( T )
4. Petugas membaca ulang ( B ) perintah yang disampaikan ( Read Back ) pesan yang sudah ditulis
dari DPJP ( pemberi pesan ) selesai membacakan pesan, penerima pesan mengingatkan DPJP (
pemberi pesan ) untuk melakukan konfirmasi.
Lakukan pengejaan dengan alphabet Fonetik dengan bahasa radio ( bahasa radio ) intruksi yang
terkait dengan obat LASA (Look Alike Sound Alike )
5. Petugas melakukan konfirmasi ( K ) atas perintah sudah ditulisnya sampai dinyatakan benar oleh
dokter yang memberikan perintah dengan jawaban “ya / ya benar “ bila sesuai dengan pesan yang
diberikannya .jika masih salah maka petugas segera membetulkannya,membacakan ulang dan
melakukan konfirmasi ulang sampai dinyatakan benar oleh dokter yang memberikan perintah.
6. Petugas mengucapkan terimakasih atas informasi yang disampaikan

PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF 7


7. Petugas menyalin catatan yang dituliskan pada rekam medis pasien apabila pencatatan tidak
dilakukan pada rekam medis pasien.petugas membubuhkan nama dan paraf atau tanda tangan di
catatan yang telah dibuat
8. Konfirmasi dilakukan dalam waktu 1 x 24 jam dengan cara DPJP menuliskan nama, paraf , tanda
tangan,jam kehadiran dan keterangan di kolom stempel Konfirmasi Read Back pemberi pesan di
formulir catatan terintegrasi.
E. Tatalaksana saat pertukaran shift/serah terima pasien
Sebelum serah terima pasien:
1. Dapatkan pengkajian kondisi pasien terkini
2. Kumpulkan data –data yang diperlukan yang berhubungan dengan kondisi pasien
yang akan di laporkan
3. Pastikan diagnosa medis pasien dan prioritas masalah keperawatan yang harus
dilanjutkan
4. Baca dan pahami catatan perkembangan terkini dan hasil pengkajian perawat shift
sebelumnya
5. Siapkan: rekam medik pasien,termasuk rencana keperawatan harian dan buku laporan
Komunikasi antar shift dengan cara:
S: Situation(Kondisi Terkini yang Terjadi pada Pasien)
• Sebutkan nama pasien, umur, tanggal masuk, dan hari perawatan, serta dokter
yang merawat.
• Sebutkan diagnosis medis dan masalah keperawatan yang belum atau sudah
teratasi/keluhan utama.
B: Background (Info Penting yang Berhubungan dengan Kondisi Pasien Terkini)
• Jelaskan intervensi yang telah dilakukan dan respons pasien dari setiap diagnosis
keperawatan.
• Sebutkan riwayat alergi, riwayat pembedahan, pemasangan alat invasif, dan obat-
obatan termasuk cairan infus yang digunakan.
• Jelaskan pengetahuan pasien dan keluarga terhadap diagnosis medis.
A: Assessment (Hasil Pengkajian dari Kondisi Pasien Saat Ini)
• Jelaskan secara lengkap hasil pengkajian pasien terkini seperti tanda vital, skor
nyeri, tingkat kesadaran, braden score, status restrain, risiko jatuh, pivas score,
status nutrisi, kemampuan eliminasi, dan lain-lain.
• Jelaskan informasi klinik lain yang mendukung.
R: Recommendation
• Rekomendasikan intervensi keperawatan yang telah dan perlu dilanjutkan (refer to
nursing care plan) termasuk discharge planning dan edukasi pasien dan keluarga

F. Tatalaksana SBAR saat transfer pasien :


Sebelum transfer pasien pastikan rekam medis/formulir transfer sudah diisi.
Saat transfer pasien komunikasikan :
S : Sebutkan nama pasien, diagnosa medisnya, dan DPJP nya
B : Sebutkan asal ruangan
Terapi yang sedang dan sudah dijalankan
A : Hal-hal yang terpasang pada pasien
R : Hal-hal yang perlu dilakukan oleh petugas selanjutnya

PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF 8


G. Tatalaksana pelaporan pemeriksaan nilai krtis :
1. Analis laboratorium/petugas radiologi
a. Ulangi pemeriksaan bila mendapatkan nilai kritis
b. Laporkan kepada penaggung jawab lab/radiologi tentang hasil nilai kritis
c. laporkan hasill pemeriksaan kritis segera setelah mendapatkan validasi dari penanggung jawab
dengan cara menelpon ruangan tempat pasien dirawat.
d. Laporkan dengan tehnik SBAR kepada dokter jaga ruangan/dokter visite ruangan pasien tersebut
.bila ada di ruangan atau perawat penanggung jawab pasien tersebut bila dokter tidak ada di
ruangan perawatan.
Situation : “ hallo dengan siapa saya bicara…(sebutkan nama penerima laporan) Saya ….(
sebutkan nama analis/petugas radiologi ) dari laboratorium/radiologi mendapatkan nilai kritis
pada pasien …Umur…No RM…. Nilai kritis yang kami temukan adalah… (sebutkan
parameter dan hasil/nilai analisa laboratorium/radiologinya)
Background: Pasien ini sebelumnya pernah melakukan pemeriksaan …dengan hasil …( bila
diketahui bila tidak langsung ke asesmen.)
Asesment :Kami curiga…… Bacakan bila ada hasil expertise (bila tidak, langsung ke
rekomendasi.)
Rekomendasi : mohon ditindak lanjuti…atau mohon segera dilaporkan kepada dokter jaga /dokter
visite ruangan
e. Hasil laporan dibaca ulang oleh penerima laporan
f. Bila pembacaan ulang benar analis laboratorium menjawab “ya benar”
g. Cetak hasil di formulir laboratorium dan di beri tanda stabilo pada hsil yang di anggap kritis
h. Petugas penunjang yang melaporkan hasil kritis harus mencatat tanggal dan waktu
menelpon,nama lengkapmpetugas kesehatan yang dihubungi dan nama lengkap yang menelpon
i. Petugas penunjang mendokumentasikan secara lengkap hal hal yang sudah dilaporkan ke dalam
buku catatan/buku laporan pemeriksaan nilai kritis.
j. Antarkan formulir hasil labotorium ke ruang perawatan sesuai jadwal jam hasil sampling
2. Perawat ruangan
a. Catat hasil nilai kritis di status pasien
b. Laporkan segera kepada dokter jaga ruangan/dokter visite ruangan ( bila tidak ada di ruangan )
c. Dokumentasikan hasil pelaporan di status pasien

PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF 9


BAB IV
DOKUMENTASI

A. Dokumentasi Komunikasi Efektif :


1. Undang Undang Republik Indonesia no.44 tahun 2009 tentang RumahSakit
2. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
3. Undang Undang Republik Indonesia no.29 tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.1691/menkes/per/VIII/2011 tentang
Keselamatan Pasien Rumah Sakit
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
417/MENKES/PER/II/2011 tentang Komisi Akreditasi Rumah Sakit
6. SK direktur tentang sasaran keselamatan pasien
7. SK direktur tentang komunikasi yang efektif
8. Buku acuan tentang standar akreditasi rumah sakit
9. Dokumen Rekam Medis pasien
10. Dokumen catatan perawat
11. Dokumen catatan semua petugas pelayanan di rumah sakit

RSU KUNINGAN MEDICAL CENTER

dr. Toto TaufikurohmanKosim


Direktur

PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF 10


Lampiran I : Daftar ejaan alphabet standarisasi

DAFTAR EJAAN ALPHABET STANDARISASI

A : ALFA N : NOVEMBER

B : BRAVO O : OSCAR

C : CHARLIE P : PAPA

D : DELTA Q : QUEBEC

E : ECHO R : ROMEO

F : FOXTROT S : SIERRA

G : GOLF T :TANGO

H : HOTEL U :UNIFORM

I : INDIA V :VICTOR

J : JULIETE W :WHISKEY

K : KILO X : X – RAY

L : LIMA Y : YANKEE

M : MIKE Z : ZULU

RSU KUNINGAN MEDICAL CENTER

dr. Toto TaufikurohmanKosim


Direktur

PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF 11


Lampiran II : Stempel SBAR dan tbak

CONTOH STEMPEL SBAR DAN TBAK


STEMPEL SBAR
S:
B:
A:
R:

STEMPEL TBaK

Tanggal : Tanggal :
Jam : Jam :
Penerima intruksi : Pemberi intruksi :

Ttd Ttd
( nama jelas ) ( nama jelas )

Ket :

RSU KUNINGAN MEDICAL CENTER

dr. Toto TaufikurohmanKosim


Direktur

PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF 12


Lampiran III : Daftar nilai kritis pemeriksaan laboratorium yang wajib dilaporkan segera

DAFTAR NILAI KRITIS PEMERIKSAAN LABORATORIUM YANG WAJIB DILAPORKAN


SEGERA

NO JENIS PEMERIKSAAN LAB NILAI RENDAH NILAI TINGGI SATUAN


HEMATOLOGI
1 Hemoglobin <5 >22 g/dl
2 Leukosit < 500 >50.00 /mm3
3 Hematokrit <15 >60 %
4 Trombosit < 20.000 >800.000 /mm3
HEMOSTOSIS
1 Waktu pembekuan (ct ) - >15 Menit
2 Waktu Pendaraham (bt) - >15 Menit
KIMIA KLINIK
1 Glukosa < 45 >450 Mg/dl
2 SGOT < 10 >300 u/l
3 SGPT < 10 >300 u/l
4 Ureum - > 250 Mg/dl
5 Creatinin - > 10 Mg/dl
6 Cholestrol - > 500 Mg/dl
7 HDL-Cholestrol - L < 10 Mg/dl
P < 15
8 LDL- Cholestrol - > 200 Mg/dl
9 Trigliserida - > 800 Mg/dl
10 Asam Urat - L > 15 Mg/dl
P > 15
11 Billirubin Total - > 30 Mg/dl
12 Billirubin Direk - >30 Mg/dl
13 Bilirubin InDerek - > 30 Mg/dl
14 Protein Total - > 20 Gr/dl
15 Albumin - > 20 Gr/dl
16 Globulin - > 20 Gr/dl
17 Natrium < 50 Mmol/l
18 Kalium <1 Mmol/l
19 Chlorida < 30 Mmol/l
SEROLOGI
1 Widal - 1/320
2 Faeces - 1. telur cacimg lapang
2. Amoeba pandang

RSU KUNINGAN MEDICAL CENTER

dr. Toto TaufikurohmanKosim


Direktur

PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF 13


LAMPIRAN IV : Daftar nilai kritis pemeriksaan radiologi yang wajib dilaporkan segera

DAFTAR NILAI KRITIS PEMERIKSAAN RADIOLOGI YANG WAJIB DILAPORKAN


SEGERA

Anatomi Pemeriksaan Kategori Merah ( hasil 1-2 ) Kategori Orange ( hasil 24


jam )

Kepala Cerebral Brain tumor ( mass effect )

Hemorrhage/hematoma

Acute stroke,depress skull


fraktur

Spine Trauma spine fraktur,spinal HNP


cord,compression

Abdomen Trauma Tumor Abdomen


abdomen,illius,obstruksi

Ekstremitas Fraktur ekstremitas OA,Dislokasi sendi

Thorax Trauma thorax, Effusi fleura KP,TB paru,Massa

RSU KUNINGAN MEDICAL CENTER

dr. Toto TaufikurohmanKosim


Direktur

PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF 14


Lampiran IV: Daftar Obat Lasa/Norum

PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF 15

Anda mungkin juga menyukai