Anda di halaman 1dari 5

A.

Pengertian Obat Amubisid (Anti amuba)


Anti amuba adalah obat-obat yang digunakan untuk mengobati penyakit yang
disebabkan oleh mikro organisme bersel tunggal (protozoa) yaitu Entamoeba histolytica
yang dikenal dengan dysentri amuba.

Amuba adalah parasit yang terdapat dalam makanan dan minuman yang tercemar,
kemudian tertelan oleh manusia, dan menetap di usus yang dapat menimbulkan infeksi pada
usus.

Amubiasis adalah penyebab yang umum dari diare kronik maupun diare akut.
Pengertian dari diare akut sendiri yaitu diare yang menetap lebih dari 3-5 hari yang disertai
oleh nyeri perut, kram perut, demam tidak begitu tinggi, nyeri pada buang air besar, dan
faeses berupa darah disertai lendir. Sedangkan diare kronik adalah diare yang berlangsung
lebih dari tiga minggu,penanganan diare kronik bersifat lebih kompleks dan menyeluruh
dibandingkan diare akut dan mengharuskan rujukan kepada dokter ahli, penderita juga
dapat mengalami kesukaran buang air besar.

B. Penggolongan Obat Amubisid

Penggolongan obat amubiasid dibagi menjadi 3 golongan, yaitu:

a) Amubiasid kontak atau lumen yaitu obat yang bekerja di lumen usus atau aktif
terhadap amubiasis intestinal. Contoh: dihidroemetin dan emetin
b) Amubiasid jaringan atau histolitika yaitu obat yang bekerja pada jaringan
intestinum atau organ lainnya. Contoh: diloksanidfurocid dan antibiotika
c) Amubiasid kombinasi yaitu efektif terhadap amubiasid lumen maupun jaringan.
Contoh: derivate nitroimidazol seperti metronidazole dan nimorazole.

C. Macam – Macam Obat Amubisid Beserta Meknisme, Dosis Dan Sediannya

Pengobatan penyakit amubiasis biasanya menggunakan antibiotic. Beberapa obat amubiasis


yang penting adalah:

1. Emetin Hidroklorida
a. Farmakokinetik :

Diserap baik dari tempat injeksi lalu dimetabolisme dan dieksresi secara lambat,
sehingga emetin sudah ditemukan diurin 20-40 menit setelah suntikan dan
masih ditemukan 40-60 hari setelah pengobatan dihentikan

b. Efek samping:

 Lokal: Nyeri tempat suntikan, kekakuan, lemah otot tempat suntikan


 Sistemik: merupakan akumulasi dari obat
 Pada GIT: mual, muntah, diare
 Pada neuromuskuler: lemah, neyeri dan kaku otot rangka terutama
leher&anggota gerak
 Pada cardiovaskuler: hipotensi, nyeriprekordial, tachicardi
 Hati hati pada geriatri, lemah

c. Indikasi: Untuk amubiasis jaringan


d. Kontra indikasi :

 Hamil
 Penyakit jantung
 Penyakit ginjal

e. Sediaan & Dosis:

 Tersedia dalam 20,30,&60 mg/ampul IM.


 Tidak boleh untuk IV.
 Pada anak 1mg/kgbb/hari selama 5 hari, terapi ulang baru boleh stelah 6-8
mg dari pemberian pertama. Dosis dewasa 1-1,5 mg/kgbb/hari dg dosis
maksimal 90 mg/hr dlm dosis terbagi 2x/hr. pemberian ulang setelah 2
minggu.

2. Klorokuin

Obat ini merupakan amubisid jaringan, berkhasiat pada bentuk histolytica.


a. Mekanisme kerja :

Klorokuin digunakan sebagai antimalaria juga digunakan sebagai


antiamuba.Namun biasanya efektif untuk mengobati malaria infeksi
P.Falciparum. Klorokuin digunakan untuk amubiasis sistemik, terutama
abseshati.

b. Efek samping dan efek toksisnya :

 Mual
 Diare
 Muntah
 Sakit kepala

c. Dosis :

Untuk orang dewasa adalah 1 gram sehari selama 2 hari, kemudian 500 mg
sehari selama 2 sampai 3 minggu dan efektif untuk amubiasis hati.

d. Interaksi obat : Fenilbutazon yang menyebabkan reaksi dermatitis

3. Metronidazol

a. Farmakokinetik :

Absorbsi peroral baik. 1 jam setelh 500mg diberikan oral, kadar plasma 10ug/mL. untuk
protozoa & bakteri sensitif hanya diperlukan kadar plasma 8 ug/mL, t1/2 8-10 jam. Diekresi
lewat urin, air liur, ASI &cairan vagina &seminalis dalam kadar rendah. Urin mungkin
berwarna gelap karena mengandung pigmen yg larut air

b. Efek samping :

Sakit kepala, mual, mulut kering, kecap logam, lidah berselaput, glositis,
stomatitis,vertigo, ataksia, parestesia, flushing, pruritus, disuria dll.kadang dijumpai netropenia

c. Kontra indikasi : hamil sebaiknya dihindarkan, walaupun belum ada bukti efek
teratogeniknya
d. Indikasi :

 Amubiasis
 Trikonomiasis & infeksi bakteri anaerob
 Giardiasis
 Profilakis bedah abdomen
 Kolitis pseudomembranosa oleh clostridium defficile

e. Sediaan & dosis :

Sediaan: tablet 250 mg& 500mg, tablet vagina 500mg

Dosis:

- Amubiasis 3x 750 mg/hr po. Pada anak 30-50 mg/kgbb/hari dalam 3 dosis
- Trikonomiasis vagina: 3x250 mg selama 7-10 hari, bisa diulang setelah 4-6
minggu, dpt diberikan bersama tablet vagina 500mg/x/hr

Dosis giardiasis : 3x250 mg selama 7hari

4. Tinidazol: tersedia 500mg tablet

- Giardiasis: 1,5g dosis tunggal waktu makan


- Disentri amuba&abses hati: 2g/x/hari selama 3 hari, anak 60mg/kgbb/hr
- Trikonomiasis : 2g dosis tunggal
- Infeksi anaerob: peritonitis, abses abdomen,a bses otak 500mg/12 jam IV

a. Interaksi obat :

Alkohol (menimbulkan reaksi seperti disulfiram), meningkatkan efek antikoagulan dengan


warfarin.

Anda mungkin juga menyukai