Makalah Ini Disusun Untuk Bahan Diskusi Mata Kuliah Studi Islam
Semester 1 Kelas C
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
Kelompok 5
2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia kepada kita semua berupa, ilmu dan amal. Berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat
menyelesaikan makalah untuk bahan diskusi mata kuliah studi islam yang berjudul “Sumber Ajaran
Islam (Al-Qur’an, Al-Hadist, Al-Hayu)”. Makalah ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin.
Dalam kesempatan ini tidak lupa kami ucapkan banyak terimakasih kepada Bapak Dr.
Syamsul Aripin, MA. selaku dosen mata kuliah studi islam. Dalam penulisan makalah ini tentunya
tidak lepas dari kekurangan dan kelemahan yang tidak kami sadari. Oleh karena itu, kami mohon
maaf atas segala kekuranan yang ada di dalam makalah ini dan kami mengharapkan kritik dan saran
yang membangun untuk pembelajaran selanjutnya, demi kesempurnaan makalah untuk kedepannya.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi peneliti dan pembaca.
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................................... 2
Daftar Isi............................................................................................................................ 3
Bab 1 Pendahuluan
1.3 Tujuan............................................................................................................. 4
Bab 3 Penutup
Kesimpulan........................................................................................................... 10
Daftar Pustaka.................................................................................................................... 11
Curriculum Vitae................................................................................................................ 12
3
BAB 1
PENDAHULUAN
Sumber ajaran islam ialah segala sesuatu yang dijadikan dasar, acuan, atau pedoman syariat
islam. Ajaran Islam adalah pengembangan agama Islam. Agama Islam bersumber dari Al-Quran yang
memuat wahyu Allah dan al-Hadis yang memuat Sunnah Rasulullah. Komponen utama agama Islam
atau unsur utama ajaran agama Islam (akidah, syari’ah dan akhlak) dikembangkan dengan rakyu atau
akal pikiran manusia yang memenuhi syarat runtuk mengembangkannya. Mempelajari agama Islam
merupakan fardhu ’ain , yakni kewajiban pribadi setiap muslim dan muslimah, sedang mengkaji
ajaran Islam terutama yang dikembangkan oleh akal pikiran manusia, diwajibkan kepada masyarakat
atau kelompok masyarakat.
Dalam upaya memahami ajaran Islam, berbagai aspek yang berkenaan dengan Islam perlu
dikaji secara seksama, sehingga dapat menghasilkan pemahaman Islam yang komprehensif. Hal ini
penting dilakukan, karena kualitas pemahaman ke Islaman seseorang akan mempengaruhi pola pikir,
sikap, dan tindakan ke Islaman yang bersangkutan. Untuk itu uraian di bawah ini diarahkan untuk
mendapatkan pemahaman tentang Islam.
1.3 TUJUAN
4
BAB 2
ISI PEMBAHASAN
Agama Islam memiliki aturan–aturan sebagai tuntunan hidup kita baik dalam berhubungan
sosial dengan manusia (hablu minannas) dan hubungan dengan sang khaliq Allah SWT (hablu
minawallah) dan tuntunan itu kita kenal dengan hukum Islam atau syariat Islam atau hukum Allah
SWT. Sebelum kita lebih jauh membahas mengenai sumber-sumber syariat Islam, terlebih dahulu kita
harus mengetahui definisi dari hukum dan hukum Islam atau syariat Islam. Hukum artinya
menetapkan sesuatu atas sesuatu atau meniadakannya. Menurut ulama usul fikih, hukum adalah
tuntunan Allah SWT (Alquran dan hadist) yang berkaitan dengan perbuatan mukallaf (orang yang
sudah balig dan berakal sehat), baik berupa tuntutan, pemilihan, atau menjadikan sesuatu sebagai
syarat, penghalang, sah, batal, rukhsah (kemudahan) atau azimah.
Melalui penjelasan singkat mengenai pengertian hukum tadi barulah kita mengerti pengertian
hukum Islam. Yang dimaksud sebagai sumber hukum Islam ialah segala sesuatu yang dijadikan dasar,
acuan, atau pedoman syariat Islam. Pada umumnya para ulama fikih sependapat bahwa sumber utama
hukum Islam adalah Alquran dan hadist. Dalam sabdanya Rasulullah SAW bersabda,
“Aku tinggalkan bagi kalian dua hal yang karenanya kalian tidak akan tersesat selamanya, selama
kalian berpegang pada keduanya, yaitu Kitab Allah (Al-Qur’an) dan sunahku (Hadis).” (H.R. Al
Baihaqi)1 dan disamping itu pula para ulama fikih menjadikan Al-Ra’yu sebagai salah satu dasar
hukum Islam, setelah Alquran dan hadist. Seluruh hukum produk manusia adalah bersifat subjektif,
hal ini karena keterbatasan manusia dalam ilmu pengetahuan yang diberikan Allah SWT mengenai
kehidupan dunia dan kecenderungan untuk menyimpang, serta menguntungkan penguasa pada saat
pembuatan hukum tersebut, sedangkan hukum Allah SWT adalah peraturan yang lengkap dan
sempurna serta sejalan dengan fitrah manusia.
Sumber ajaran Islam dirumuskan dengan jelas oleh Rasulullah SAW, yakni terdiri dari tiga
sumber, yaitu kitabullah Al-Qur’an, Al-Hadist, dan Al-Ra’yu atau akal pikiran manusia yang
memenuhi syarat untuk berijtihad. Ketiga sumber ajaran ini merupakan satu rangkaian kesatuan
dengan urutan yang tidak boleh dibalik. Sumber-sumber ajaran Islam ini dapat dibedakan menjadi dua
macam yaitu sumber ajaran Islam yang primer (Al Qur’an dan Hadist) dan sumber ajaran Islam
sekunder (Al-Ra’yu (metode berijtihad).
1
http://misterpanjoel.blogspot.com/2012/11/makalah-sumber-hukum-dan-ajaran-islam_26.html
2
Mukadimah Al-Qur’an dan tafsirnya, (Jakarta: LP Al-Qur’an Departemen Agama, 2009)
5
Secara etimologi, Al-Qur’an berasal dari kata qara’a, yaqra’u, qiraa’atan atau qur’aanan yang
berarti mengumpulkan (al-jam’u) dan menghimpun (al-dlammu). Huruf-huruf serta kata-kata dari satu
bagian kebagian lain secara teratur dikatakan al-Qur’an karena ia berisikan intisari dari semua
kitabullah dan intisari dari ilmu pengetahuan.
Sedangkan secara terminologi, Alquran adalah Kalam Allah ta’ala yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad SAW. sebagai Rasul terakhir melalui perantara malaikat Jibril, diawali dengan surat
al-Fatihah dan diakhiri dengan surat an-Naas.3 Sedangkan menurut para ulama, Alquran adalah
Kalamullah yang diturunkan pada Rasulullah dengan bahasa arab, merupakan mukjizat dan
diriwayatkan secara mutawatir serta membacanya adalah ibadah, sama benar dengan yang
disampaikan oleh Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul Allah sedikit demi
sedikit selama 22 tahun 2 bulan 22 hari, mula-mula di Mekah kemudian di Medinah.
Ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan selama lebih kurang 23 tahun,13 tahun sebelum hijrah
hingga 10 tahun setelah hijrah, dapat dibedakan antara ayat-ayat yang diturunkan ketika Nabi
Muhammad masih tinggal di Mekah (sebelum hijrah) dengan ayat yang turun setelah Nabi
Muhammad hijrah (pindah) ke Madinah. Ayat-ayat yang tutun ketika Nabi Muhammad SAW masih
berdiam di Mekkah di sebut ayat-ayat Makkiyah, sedangkan ayat-ayat yang turun sesudah Nabi
Muhammad SAW pindah ke Medinah dinamakan ayat-ayat Madaniyah.
Al-Qur’an menyajikan tingkat tertinggi dari segi kehidupan manusia. Sangat mengaggumkan
bukan saja bagi orang mukmin, melainkan juga bagi orang-orang kafir. Al-Qur’an pertama kali
diturunkan pada tanggal 17 Ramadhan (Nuzulul Qur’an). Wahyu yang pertama kali turun tersebut
adalah Surat Alaq, ayat 1-5.
Adapun kandungan dalam al-Qur’an antara lain:
1) Tauhid, yaitu kepercayaan terhadap ke-Esaan Allah dan semua kepercayaan yang
berhubungan dengan-Nya.
2) Ibadah, yaitu semua bentuk perbuatan sebagai manifestasi dari kepercayaan ajaran tauhid.
3) Janji dan ancaman (al wa’d wal wa’iid), yaitu janji pahala bagi orang yang percaya dan mau
mengamalkan isi al-Qur’an dan ancaman siksa bagi orang yang mengingkarinya.
4) Kisah umat terdahulu, seperti para Nabi dan Rasul dalam menyiarkan risalah Allah maupun
kisah orang-orang shaleh ataupun orang yang mengingkari kebenaran al-Qur’an agar dapat
dijadikan pembelajaran bagi umat setelahnya.
5) Berita tentang zaman yang akan datang. Yakni zaman kehidupan akhir manusia yang disebut
kehidupan akhirat.4
6) Benih dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan, yakni informasi-informasi tentang manusia,
binatang, tumbuh-tumbuhan, langit, bumi, matahari dan lain sebagainya.5
7) Petunjuk mengenai akidah yang harus diyakini oleh manusia. Petunjuk akidah ini berintikan
keimanan akan keesaan Tuhan dan kepercayaan kepastian adanya hari kebangkitan,
perhitungan serta pembalasan kelak.
8) Petunjuk mengenai syari’ah yaitu jalan yang harus diikuti manusia dalam berhubungan
dengan Allah dan dengan sesama insan demi kebahagiaan hidup manusia di dunia ini dan di
akhirat kelak.
9) Petunjuk tentang akhlak, mengenai yang baik dan buruk yang harus diindahkan oleh manusia
dalam kehidupan, baik kehidupan individual maupun kehidupan sosial.
6
10) Kisah-kisah umat manusia di zaman lampau. Sebagai contoh kisah kaum Allah menghukum
mereka dengan mendatangkan banjir besar serta mengganti kebun yang rusak itu dengan
kebun lain yang ditumbuhi pohon-pohon yang berbuah pahit rasanya.
11) Berita tentang zaman yang akan datang. Yakni zaman kehidupan akhir manusia yang disebut
kehidupan akhirat. Kehidupan akhirat dimulai dengan peniupan sangkakala (terompet) oleh
malaikat Israil. “ Apabila sangkakala pertamaditiupkan, diangkatlah bumi dan gunung-
gunung, la- lu keduanya dibenturkan sekali bentur. Pada hari itulah terjadilah kiamat dan
terbelahlah langit...”. (Qs al-Haqqah (69) : 13-16.
Sedangkan khusus hukum syara, dapat dibagi menjadi dua kelompok, yakni:
1) Hukum ibadah, yaitu mencakup hubungan vertikal atau dalam bahas arab biasa disebut dengan
hablum minallah, hukum yang mengatur hubungan manusia dengan Allah SWT, misalnya salat,
puasa, zakat, haji, dank urban.
2) Hukum muamalat, yaitu hukum yang mengatur manusia dengan sesama manusia dan alam
sekitarnya. Pada dasarnya hukum tersebut bisa dikatakan sebagai Hablum Minannas.
2.2.2 AL-HADIST
Ditinjau dari segi bahasa terdapat perbedaan arti antara kata “Sunnah” dengan “Hadis”.
Sunnah berarti tata cara, tradisi, atau perjalanan, sedangkan Hadis berarti, ucapan atau pernyataan atau
sesuatu yang baru. As-Sunnah juga berarti pula jalan hidup yang dibiasakan, baik jalan hidup yang
baik atau buruk, terpuji atau tercela.7 Jumhurul Ulama mengartikan Al-Hadis, Al-Sunnah, Al-Khabar
dan Al-Atsar sama saja, tetapi ada sebagian lainya yang membedakannya. Sunnah diartikan sebagai
sesuatu yang dibiasakan atau lebih banyak dikerjakan dari pada ditinggalkan. Sebaliknya, Hadis
6 http://ridha-anakkampus.blogspot.com/2012/06/makalah-sumber-ajaran-islam.html
7 Musthafa Al-Siba’i, Sunnah dan Peranannya Dalam Penetapan Hukum Islam, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1991)
7
adalah sesuatu yang disandarkan kepada Nabi, namun jarang dikerjakan. Selanjutnya Khabar adalah
ucapan, perbuatan, dan ketetapan yang berasal dari sahabat, dan Atsar berasal dari tabi’in.8
2.3.1 AL-RA’YU
Kata al-Ra’yu berasal dari kata Ra’a,yarā ra’yān, yang berarti memperlihatkan, kemudiandari
kata tersebut terbentuk kata rā’yun yang jamaknya arā’un artinya pendapat pikiran. Dalam Māqayis
dikatakan bahwa ahl al-Ra’yu adalah orang yang berpegang kepada akal.11 Istilah al-Ra’yu dalam
Ilmu Ushul adalah mencurahkan segala kemampuan dalam mencari hukum syara’ yang bersifat zanni,
dengan menggunakan rasio yang kuat da yang bersangkutan merasa tidak mampu lagi mengupayakan
lebih dari itu.12
Berkenaan dengan batasan definisi al-Ra’yu di atas, maka dipahami bahwa hanyalah hukum-
hukum syara’ yang praktis dan zhanni yang dapat dimasuki al-Ra’yu. Selain itu, dalam definisi
tersebut juga diketahui al-Ra’yu adalah mencurahkan segala kemampuan berdasarkan rasio yang
hanya dapat dilakukan oleh seorang muslim yang kuat akal dan aqidahnya, mulia akhlaknya,
menguasai bahasa Al-Qur’an dan Hadist, mengetahui usul fikih, ilmu fikih dan maqāshid al-
8 Khaer Suryaman, Pengantar Ilmu Hadits, (Jakarta: Fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah, 1982)
9
QS.Al-Maidah: 3.
10 http://misterpanjoel.blogspot.com/2012/11/makalah-sumber-hukum-dan-ajaran-islam_26.html
11 Abū Husayn Ahmad Ibn Fāris bin Zakāriyah, Mu’jam Maqāyis al-Lughah (Mesir: Isā al-Bāb al-Halab wa Awlāduh, 1972)
12 H. Minhajuddin, Filasafat Hukum Islam (Cet.I; Ujungpandang: Yayasan Ahkam, 1994)
8
syari’ah.13 Jadi penggunaan Ra’yu mmenurut ajaran islam tidak sama dengan berfikir liberal yang
hanya mengutamakan rasio saja dan mengesampingkan aqidah, akhlak, pengetahuan, yang mendalam
tentang Al-Qur’an dan Hadist, serta kaidah-kaidah fikih.
Dalam perkembangan ilmu Islam, dikenal tiga kelompok yang meng-gunakan Ra’yu14 yaitu
para ahli fikir teologi (mutakallimun), para ahli fikir bidang hukum (fuqaha), dan para ahli fikir
filsafat murni (filosof). Ketika kelompok tersebut sama-sama memfungsikan akal untuk melakukan
kegiatan berfikir dan menalar. Namun karena bidang garapannya berbeda, maka masing-masing
kelompok memounyai dan mengembangkan metode yang berbeda.
Metode penalaran para ahli fikir di bidang hukum disebut ijtihad. sementara itu, para ahli fikir
di bidang teologi disebut nazar yang sasarannya memantapkan akidah tentang Allah, alam ghaib, rasul
dan wahyu yang merupakan sendiri dasar keimanan, untuk menjauhkan keraguan yang sewaktu-
waktu menggoda pikiran manusia. . Adapun hal-hal yang sudah nasnya dengan jelas atau qat’iy, maka
hal itu kita wajib terima sebagai ta’abbudy.15 Selanjutnya, Al-Gazāli berpendapat bahwa akal pikiran
termasuk sandaran utama untuk mengeluarkan (menetapkan) hukum-hukum syariat. Sekiranya,
hukum-hukum sesuatu tidak ada nashya dan tidak pula didapatkan dalam ijma’, maka akal lah yang
memegang peranan penting.16
Praktek penggunaan al-Ra’yu yang disebutkan terakhir, dikembangkan Abdullah bin Mas’ud
yang pindah ke Irak kemudian mengajar ulama-ulama di sana, dan ulama-ulama di tempat lain juga
selalu menggunakan Ra’yu mereka ketika dalam persoalan hukum tidak ditemukannya dalam sumber
pokok hukum Islam, yakni Al-Quran dan Hadis.
13 Ibid
14 Uraian tentang fungsi akal dan wahyu tekah dibahas dengan cermat oleh Harun Nasution dalam bukunya, Teologi Islam;
Aliran-aliran, Sejarah dan Perbandingan (Jakarta: Universitas Indonesia Pres, 1986)
15 H. Mihajuddin, op. cit., h
16 Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al- Gazāli, al-Musytashfā min ‘Ilm al-Ushūl, jilid II (Bairut: Dār al-Fikr, t.th.)
9
BAB 3
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Sumber-sumber Islam merupakan hal yang penting bagi kita, karena sumber Islam
merupakan petunjuk kita untuk menjalani hidup. Adapun yang di namakan dengan sumber
hukum Islam yaitu segala sesuatu yang melahirkan atau menimbulkan aturan yang
mempunyai kekuatan yang bersifat mengikat yang apabila di langgar akan menimbulkan
sanksi yang tegas dan nyata.
2. Sumber ajaran Islam di rumuskan dengan jelas oleh Rasuluallah SAW, yakni terdiri dari tiga
sumber, yaitu kitabuallah (Al-Qur’an), As-Sunnah (Hadits), dan Ra’yu atau akal pikiran
manusia yang memenuhi syarat untuk berijtihad.
3. Mengenai karakteristik masing-masing sumber ajaran islam dapat di bagi menjadi 2, yaitu:
a. Sumber ajaran Islam primer yang terdiri dari Al-Qur’an dan Hadits.
Al-Qur’an sendiri didalamnya terdapat pokok isi utama yaitu, tauhid, ibadah, janji &
ancaman, kisah umat terdahulu, berita tentang zaman yang akan datang, dan prinsip-prinsip
ilmu pengetahuan. Di dalam Al-Qur’anpun terdapat komponen-komponen sumber ajaran
Islam yaitu, hukum I’tiqodiyah, Amaliah, dan Khuluqiah. Sedangkan khusus hukum syara
terdiri dari hukum Ibadah dan Muamalat.
Adapun di dalam hadits terdapat beberapa komponen yaitu, sunnah qauliyah, sunnah
fi’liyah, sunnah taqririyah, dan sunnah hammiyah. Fungsi hadits sendiri adalah: Memperkuat
hukum, memberikan rincian, memberi pengecualian, dan menetapkan hukum yang tidak
didapati dalam Al-Qur’an.17
b. Sumber ajaran islam sekunder di dalamnya terdapat ijtihad, dan dilam ijtihad tersebut
mengandung beberapa pokok isi utama yaitu ijma’, qiyas, istihsan, maslahat mursalah,
syadudz dzariah, istishab dan ‘urf.
17 http://blogmerko.blogspot.com/2013/02/makalah-agama-islam-tentang-sumber.html
10
DAFTAR PUSTAKA
http://blogmerko.blogspot.com/2013/02/makalah-agama-islam-tentang-sumber.html
Nasution, Harun. Teologi Islam; Aliran-aliran, Sejarah dan Perbandingan (Jakarta: Universitas Indonesia Pres,
1986)
H. Mihajuddin, op. cit., h
Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al- Gazāli, al-Musytashfā min ‘Ilm al-Ushūl, jilid II (Bairut: Dār al-
Fikr, t.th.)
QS.Al-Maidah: 3.
http://misterpanjoel.blogspot.com/2012/11/makalah-sumber-hukum-dan-ajaran-islam_26.html
Abū Husayn Ahmad Ibn Fāris bin Zakāriyah, Mu’jam Maqāyis al-Lughah (Mesir: Isā al-Bāb al-Halab wa
Awlāduh, 1972)
H. Minhajuddin, Filasafat Hukum Islam (Cet.I; Ujungpandang: Yayasan Ahkam, 1994)
Ibid
http://ridha-anakkampus.blogspot.com/2012/06/makalah-sumber-ajaran-islam.html
Musthafa Al-Siba’i, Sunnah dan Peranannya Dalam Penetapan Hukum Islam, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1991)
Khaer Suryaman, Pengantar Ilmu Hadits, (Jakarta: Fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah, 1982)
Rois Mahfud, Al-Islam (Pendidikan Agama Islam), (Erlangga, 2011)
Ali Anwar Yusuf, Studi Agama Islam, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2003)
Mukadimah Al-Qur’an dan tafsirnya, (Jakarta: LP Al-Qur’an Departemen Agama, 2009)
11
Curriculum Vitae
Nama :
Tempat/tanggal/lahir :
Alamat :
Hobi :
Jenis Kelamin :
Status :
Agama :
Kebangsaan :
Motto Hidup :
PENDIDIKAN
12
Curriculum Vitae
Status : Single
Agama : Islam
Kebangsaan : Indonesia
PENDIDIKAN
TK Nurul Izzah
MI Al-Falah
SMP Islam Al-Muhajirin Depok
SMA Sejahtera 1 Depok
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
13