Anda di halaman 1dari 35

DOKUMEN KA-ANDAL

PENGAMBILAN AIR DANAU KEMUNING GUNUNG KIDUL


YOGYAKARTA
(diajukan untuk memenuhi salah satu tugas individu matakuliah AMDAL)

Oleh:
Kelas A
Imas Siti Nurhamidah (17231016)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALISIS KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air merupakan salah satu sumberdaya alam yang menjadi sumber
kehidupan bagi seluruh mahluk hidup yang ada di bumi ini, tak ada yang bisa
menyangkal, bahwa air merupakan elemen penting dalam kehidupan manusia,
tidak saja untuk dikonsumsi, kebutuhan akan air juga menopang banyak
aktivitas manusia. Menurut Kodoatie (2005) air merupakan material yang
membuat kehidupan terjadi di bum. Berdasarkan sudut pandang geografi air
adalah salah satu objek material geografi (geosfer), dimana studi tentang air
dikaji menggunakan pendekatan kelingkungan/ekologi maupun pendekatan
keruangan dan wilayah. Studi tentang air (hidrosfer) mengkaji segala wujud
air sebagai objek yang ada di darat maupun di laut.
Air permukaan (water surface) sangat potensial untuk kepentingan
kehidupan. Potensi sumber daya air sangat tergantung/berhubungan erat
dengan kebutuhan, misalnya untuk air minum tentu dituntut kriteria kualitas
yang memenuhi syarat kesehatan dan sebagainya. Pemenuhan kepentingan
dalam berbagai hal akan membutuhkan tenaga, energi, dan biaya, sehingga
dapat menghasilkan manfaat dan nilai potensinya. Pemanfaatan sumber daya
air antara lain untuk irigasi, pembangkit tenaga air, air baku, penggelontoran,
lalu lintas air, rekreasi, dan perikanan dan sumber air minum. Konservasi
tanah dan air di daerah danau/ sungai perlu dilakukan untuk perbaikan lahan
dan hidro orologis di daerah danau untuk menjaga ketersediaan air.
Pengembangan sumber daya air merupakan salah satu faktor penting
dalam menunjang berbagai sektor pembangunan seperti pertanian, industri,
penyediaan sumber energi yang digunakan oleh indutri air minum.
Pembangunan dapat berupa penjagaan sumber air di sekitar danau/sungai atau
dapat juga dibangun bendungan.
Seperti halnya di Provinsi Yogyakarta, tepatnya di Danau Kemuning
Kecamatan Patuk Gunung Kidul, mata air danau dijadikan salah satu andalan
untuk melanjutkan kelangsungan hidup, dari mulai pemenuhan kebutuhan
sehari-hari seperti memasak, minum, mandi, mencuci, sampai untuk mengairi
tanaman pertanian bahkan untuk tempat pariwisata. Danau Kemuning yang
terletak di tengah hutan dan di pinggiran Sungai Oyo memiliki banyak sekali
mataair dengan karakteristik yang hampir serupa, yaitu mata air grafitasi
(gravity springs) yang muncul diakibatkan oleh gaya gravitasi dan keluar
akibat terpotong oleh topografi. Pemandangan sekitar danau yang asri juga
menjadikan danau di kunjungi warga sekitar sebagai tempat wisata.
Kemungkinan untuk menjadikan kualitas air mataair yang berbeda ada banyak
faktor yang mempengaruhi baik dari segi alamiah seperti, kemiringan lereng,
strata geologi, dan curah hujan, maupun dari segi kegiatan manusia yang dapat
mencemari kualitas air mataair secara tidak langsung, seperti limbah rumah
tangga yang mengandung bahan kimia, kontak langsung dengan badan air
pada saat pengambilan, tempat pembuangan tinja yang terlalu dekat dengan
mataair atau membuang pada aliran sungai. Segi penggunaan lahan dan
perilaku manusiadi sekitar Danau Kemuning menunjukkan kualitas air yang
baik untuk digunakan air minum melalui berbagai parameter air. PT Aquos
Pure Water tertarik untuk melakukan pengambilan air Danau Kemuning
sebagai sumber mata air yang kemudian diolahmenjadi air minum untuk
dipasarkan.
Studi ini akan menelaah seluruh tahapan rencana usaha dan atau kegiatan
baik pada tahap pra konstruksi, konstruksi dan pascaoperasi. Menyadari
adanya pengaruh kegiatan ini terhadap lingkungan hidup maka pengambilan
air danau untuk perusahaan air mineral berpedoman pada Undang-undang
Nomor 23 tahun 1997 tentang pengelolaan Lingkungan Hidup, Peraturan
Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan, dan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 11
Tahun 2006 tentang jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib
Dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan hidup.
Berdasarkan peraturan perundangan tersebut, rencana kegiatan pembangunan
di sekitar Danau Kemuning dan pengambilan air termasuk dalam kegiatan
yang wajib dilengkapi dengan studi AMDAL.
Penyusunan AMDAL mengikuti standar/pedoman yang telah ditetapkan
sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan pemerintah dengan mengikuti
tahapan-tahapan tertentu. Sebagai tahap awal penyusunan dokumen AMDAL,
maka disusun Kerangka Acuan ANDAL (KA-ANDAL) yang berfungsi
sebagai dokumen pengarah dalam melakukan studi AMDAL yang terkait
dengan dampak yang ditimbulkan oleh rencana kegiatan.
1.2 Manfaat Dan Tujuan
Manfaat dari Penyusunan Kerangka Acuan Analisis dampak Lingkungan
(KA-ANDAL) pengambilan air sebagai sumber air untuk diolah menjadi air
mineral oleh PT Aquos Pure Water adalah untuk terciptanya pemanfaatan
sumber daya alam yang berwawasan lingkungan serta pembangunan sarana
pelayanan yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat sekaligus tetap
memperhatikan keseimbangan dan kelestarian lingkungannya khususnya
dalam pemanfaatan air permukaan.
Tujuan Penyusunan Kerangka Acuan Analisis dampak Lingkungan (KA-
ANDAL) pengambilan air sebagai sumber air untuk diolah menjadi air
mineral oleh PT Aquos Pure Water adalah:
1. Menunjukkan tingkat kepedulian pihak pemrakarsa dalam upaya
menjalankan pembangunan dan pemanfaatan sumber daya alam yang
berwawasan lingkungan.
2. Memberikan informasi kepada masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi
kegiatan dan pihak terkait tentang rencana pengambilan air di Danau
Kemuning untuk kegiatan-kegiatan yang dapat menimbulkan dampak
terhadap lingkungan, sehingga masyarakat dapat memberikan masukan,
saran dan tanggapan atas rencana kegiatan tersebut.
3. Pemrakarsa bersama-sama Bapedalda wajib memberitahukan kepada
masyarakat setiap rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan diterbitkan
rekomendasi UKL-UPL.
4. Mengetahui kualitas/rona lingkungan di lokasi rencana pembangunan dan
sekitarnya.
5. Sebagai instrumen pengikat bagi pemrakarsa untuk melaksanakan
pengelolaan dan pemantauan lingkungan.
6. Mengkaji dan memperkirakan dampak lingkungan serta mengevaluasi
dampak terhadap lingkungan hidup dari rencana kegiatan pada tahap pra
konstruksi, konstruksi, dan pasca konstruksi terhadap komponen
lingkungan hidup serta mengidentifikasi dampak yang muncul akibat
kegiatan pembangunan.
7. Menyusun rencana pencegahan, penanggulangan dan pengendalian
dampak negatif serta mengoptimalkan dan meningkatkan dampak positif
akibat rencana usaha/kegiatan pembangunan.
8. Menyusun Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup yang
dituangkan dalam bentuk Dokumen UKL dan UPL.
1.3 Peraturan Perundang-undangan
Landasan yang digunakan dalam penyusunan Kerangka Acuan Analisis
Dampak Lingkungan (KANDAL) kegiatan pengambilan air permukaan/danau
sebagai sumber air PT Aquos Pure Water adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Peraturan Perundang-undangan
No Peraturan Alasan Pemakaian Peraturan
1. Keputusan Menteri Kesehatan Karena pada peraturan ini mengatur
RI No. tentang syarat-syarat kualitas air
416/MENKES/Per/IX/1990 bersih dari segi kimia, fisika maupun
Tentang Syarat-syarat dan mikrobiologi yang berhubungan
Pengawasan Kualitas Air Bersih dengan kesehatan masyarakat.
2. Keputusan Menteri Kesehatan Karena peraturan ini mengatur
RI No. 907/MENKES/Per/2002 tentang syaratdan pengawasan
Tentang Syarat-syarat kualitas air minum yang dikonsumsi
Pengawasan Air Minum oleh masyarakat sehingga tidak
menimbulkan gangguan kesehatan.
3. Peraturan Menteri Perindustrian Peraturan ini mengatur tentang bahan
RI No. 96/M-IND/PER/12/2011 baku, proses, pengemasan serta hal-
Tentang Persyaratan Teknis hal yang mengenai standar air minum
Industri Air Minum Dalam dalam kemasan agar aman untuk
Kemasan dikonsumsi.
4. Peraturan Pemerintah RI No. 35 Peraturan ini mengatur tentang
Tahun 1991 Tentang Sungai pemanfaatan, pengelolaan dan
pengamanan serta pengawasan
tentang perairan sungai.
5. Undang-undang No. 23 Tahun Peraturan ini mengatur tentang
1997 Tentang Pengelolaan pendayagunaan sumber daya alam
Lingkungan Hidup dan pengelolaan lingkungan hidup
serta persyaratan penataan
lingkungan hidup.
6. Peraturan Pemerintah No.82 Peraturan ini mengatur tentang
Tahun 2001 Tentang pelestarian fungsi air, pengelolaan air
Pengelolaan Kualitas Air dan untuk menjamin kualitas mutu air
Pengendalian Pencemaran Air serta ketentuan mengenai
pencemaran air.
7. Peraturan Pemerintah RI No. 13 Peraturan ini mengatur tentang
Tahun 1987 Tentang Ijin Usaha penyempurnaan terhadap ketentuan
Industri izin usaha industry yang harus
dipenuhi.
8. Peraturan Pemerintah RI No. 27 Peraturan ini mengatur tentang
Tahun 1999 Tentang Analisis analisis dampak lingkungan yang
Mengenai Dampak Lingkungan mungkin akan terjadi atas rencana
usaha yang dilakukan.
9. Undang-undang No. 07 Tahun Peraturan ini mengatur tentang
2004 Tentang Sumber Daya Air penggunaan sumber daya air serta
pengendalian daya rusak air.
10. Peraturan Pemerintah RI No. 16 Peraturan ini mengatur tentang
Tahun 2005 Tentang pengembangan sistem penyediaan air
Penyediaan Air Minum minum.
11. Peraturan Pemerintah RI No. 69 Peraturan ini mengatur tentang
Tahun 2014 Tentang Hak Guna pengakuan, pemenuhan dan
Pakai Air perlindungan terhadap pemegang hak
guna air.
12. Keputusan Presiden RI No. 77 Peraturan ini mengatur tentang
Tahun 1994 Tentang Badan pengendalian dampak lingkungan
Pngendalian Dampak yang dihasilkan atau yang akan
Lingkungan terjadi terhadap rencana
pembangunan yang dilakukan.
13. Keputusan Kepala Badan Peraturan ini mengatur tentang
Pengendalian Dampak pedoman dalam penyusunan analisis
Lingkungan No. 09 Tahun 2000 mengenai dampak lingkungan hidup
Tentang Pedoman Penyusunan dalam rencana pembangunan.
Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup
BAB II
RUANG LINGKUP STUDI
2.1. Lingkup Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Akan Ditelaah dan
Alternatif Komponen Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
2.1.1. Status dan Lingkup Rencana Usaha yang Akan Ditelaah
Status kepemilikan Danau kemuning merupakan milik Hutan Pendidikan
Astra Wigatama dan lingkup rencana usaha yang akan ditelaah yaitu di kecamatan
Patuk, Gunungkidul, Yogyakarta.
2.1.2. Letak Kegiatan
Secara geografis, Kota Yogyakarta berada pada posisi 110°21' - 110°50'
BT (Bujur Timur) dan 7°46' - 8°09' LS (Lintang Selatan) dengan ketinggian 9 m
di atas permukaan laut dan luas wilayah 20000 ha. Kota Yogyakarta terbagi
menjadi 13 wilayah kecamatan yang masing-masing terdiri dari beberapa
kelurahan.
Kecamatan Patuk yang menjadi lokasi rencana proyek meliputi sebelas
kelurahan yaitu: Kelurahan Beji, Kelurahan Bunder, Kelurahan Nglanggeran,
Kelurahan Nglegi, Kelurahan Ngoro-oro, Kelurahan Patuk, Kelurahan Pengkok,
Kelurahan Putat, Kelurahan Salam, Kelurahan Semoyo dan Kelurahan Terbah.
Batas Kecamatan Patuk dengan daerah sekitarnya adalah sebagai berikut:
 Sebelah utara : Kecamatan Gedangsari, Kecamatan Prambanan
dan Kecamatan Piyungan
 Sebelah Selatan : Kecamatan Playen dan Kecamatan Dlingo
 Sebelah Barat : Kecamatan Piyungan
 Sebelah Timur : Kecamatan Gedangsari
Gambar 1. Peta Kota Yogyakarta
Lokasi pengambilan air mineral PT. Aquos Pure Water sendiri dibatasi
tiga kelurahan yaitu Kelurahan Nglanggeran, Kelurahan Patuk dan Kelurahan
Terbah. Luas lahan tem-at pengambilan air danau kemuning seluruhnya adalah
1,8 ha yang terdiri dari lima wilayah. Luas efektif pengambilan air di Danau
Kemuning yaitu luas yang digunakan untuk pengambilan air mineral PT. Aquos
Watwer adalah 80% dari seluruh luas lahan, 20% digunkaan untuk prasarana
pengambilan air seperti pintu masuk dan jalan.

Gambar 2. Peta Admistratif Kecamatan Patuk


2.1.3. Kesesuaian dengan Tata Ruang
Peletakan pengambilan air di Danau Kemuning sebagai sumber air mineral
PT. Aquos Pure Water sesuai dengan tata ruang. Hal ini berdasarkan peraturan
daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 2 Tahun 2010 tentang rencana tata
ruang wilayah provinsi daerah istimewa yogyakarta tahun 2009-2029.
2.1.4. Pengelolaan Lingkungan Hidup yang Telah Dilakukan
Danau Kemuning dikelola oleh instansi daerah setempat sebagai tempat
wisata dan sumber air warga setempat.

2.1.5. Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan


a. Tahap Pra-Konstruksi
Pelaksanaan kegiatan pembangunan Tahap Pra-Konstruksi meliputi:
Memberikan informasi kepada masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi
kegiatan dan pihak terkait tentang rencana pengambilan air di Danau
Kemuning untuk kegiatan-kegiatan yang dapat menimbulkan dampak terhadap
lingkungan, sehingga masyarakat dapat memberikan masukan, saran dan
tanggapan atas rencana kegiatan tersebut. Pemrakarsa bersama-sama
Bapedalda wajib memberitahukan kepada masyarakat setiap rencana usaha
dan/atau kegiatan yang akan diterbitkan rekomendasi UKL-UPL. Mengetahui
kualitas/rona lingkungan di lokasi rencana pembangunan dan sekitarnya.

b. Konstruksri

Pelaksanaan kegiatan pembangunan tahap konstruksi meliputi:


Pembangunan sarana prasana pembangan jalan Danau Kemuning sepanjang 1
Km dari danau dan pinggiran danau untuk mempermudah pengambilan air.

c. Operasi

Pelaksanaan kegiatan pembangunan tahap operasi yaitu pengambilan


hanya dilakukan 1 kali dalam satu hari (penyedotan sebanyak 28.000 dm3

d. Pasca-Operasi
Pelaksanaan kegiatan pembangunan tahap pasca-operasi yaitu
pembersihan lingkungan danau dan memperbaiki sarana prasana yang ada di
Danau kemuning
2.2. Alternatif yang Akan Dikaji
Pelaksanaan pembangunan pabrik air minum yang akan dilaksanakan
didaerah danau kemuning tidak ada rencana alternatif mengenai lokasi, teknologi
maupun system dalam rencana pembangunan pabrik air minum. Sehingga
pembangunan pabrik air minum yang telah direncanakan dari segi lokasi,
teknologi maupun system dilakukan sesuai yang telah dituliskan.
2.3. Keterkaitan Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Dengan Kegiatan Lain
di Sekitarnya
Danau kemuning terletak diantara Hutan Pendidikan Astra Wigatama.
Hutan Astra Wigatama adalah hutan yang dikelola oleh Astra Wigatama dalam
rangka penghijauan di daerah tersebut dan juga untuk memeriahkan hari bumi
pada tahun 2012. Hutan ini seluas 90 hektare dan telah ditanam sejumlah
4.444.947
Selain hutan, lokasi danau kemuning juga berdekatan dengan pemukiman
penduduk yang berjarak kurang lebih 1 km dari danau kemuning.
2.4. Lingkup Rona Lingkungan Awal
Komponen fisika- kimia berkaitan dengan: iklim, kualitas udara, hidrologi,
diberikan berdasarkan pada data sekunder yang diambil dari kegiatan-kegiatan
yang pernah dilakukan:
2.4.1. Iklim
Hasil pengumpulan data iklim dari Danau Kemuning Kecamatan Patuk
Gunung Kidul provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai rencana
lokasi proyek yang tercatat selama 3 tahun terakhir, menunjukkan suhu udara rata-
rata bulanan berkisar antara 31-34oC. Curah hujan disekitar wilayah
rencana lokasi proyek terbilang sedang di daerah sekitar proyek AMDK, hal ini
menyebabkan kelembaban rata-rata Kecamatan Patuk berkisar antara 49%
dengan suhu maksimum terjadi pada bulan Agustus dan suhu minimum terjadi
pada bulan Desember sampai Januari.
2.4.2. Kualitas Udara
Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pengendalian lingkungan
Hidup Daerah (BPLHD) Provinsi Kota Yogyakarta, parameter kebisingan telah
melebihi ambang batas baku mutu di beberapa titik pemantauan udara Kota
Yogyakarta, sementara untuk parameter lain seperti NO2, SO2 masih jauh di
bawah ambang batas baku mutu yang ditentukan. Batas kebisingan yang
ditentukan dari dinas Lingkungan Hidup adalah 55 dB sementara semua lokasi
yang disampling melebihi batas tersebut. Berikut data lokasi dan hasil
pemantauan kualitas udara ambien:

2.4.3. Kualitas Air


Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pengendalian Lingkungan
Hidup Daerah (BPLHD) Provinsi Kota Yogyakarta, dilakukan sampling di Sungai
Kemuningan untuk menguji kualitas air di Yogyakarta. Parameter yang diuji
diantaranya adalah: Residu terlarut (TDS), Residu tersuspensi (TSS), Daya Hantar
Listrik (DHL), pH, Oksigen Terlarut (DO), Kebutuhan Oksigen Kimiawi (COD),
Kebutuhan Oksigen biologi (BOD), dan salah satu logam berat yaitu Seng (Zn)
dan Timbal (Pb). Berikut data yang diperoleh yang diambil dari beberapa titik di
Danau Kemuning:
Gambar 1. Hasil Uji Residu Terlarut (TDS)

Gambar 2. Hasil Uji Residu Tersuspensi (TSS)

Gambar 3. Hasil Uji Daya Hantar Listrik (DHL)

Gambar 4. Hasil Uji pH


Gambar 5. Hasil Uji COD

Gambar 6. Hasil Uji BOD

Gambar 7. Hasil Uji Seng (Zn)


Gambar 8. Hasil Uji Timbal (Pb)

Gambar 9. Hasil Uji DO


Berdasarkan data yang dipaparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa: TDS
dan TSS di Danau Kemuning masih di bawah ambang batas baku mutu, pH di
Danau Kemuning masih di bawah ambang batas atas untuk sungai kelas 1, COD
yang disampling di jembatan Gondolayu melebihi batas mutu, BOD di setiap titik
penyamplingan melebihi baku mutu, DO melebihi batas maksimal untuk sungai
kelas 1, kadar seng dan timbal masih jauh dari baku mutu.
Biasanya debit air Sungai Kemuning mencapai 200 meter3/detik, di musim
kemarau 45 meter3/detik di musim hujan debit mencapai 280 meter3/detik.
Dengan panjang sungai 345 km3, dan luas kawasan 1.132.776 ha.
2.5. Pelingkupan Tahap Pra-Konstruksi
2.5.1. Identifikasi Dampak Potensial
Pelingkupan pada tahap ini bertujuan untuk mengelompokkan dampak
penting hipotetik agar diperoleh prioritas dampak penting hipotetik lingkungan
hidup. Prioritas dampak penting hipotetik yang akan timbul pada tahapan
kegiatan pra konstruksi proyek pengambilan air di danau Kemuning oleh PT.
Aquos Pure Water berdasarkan hasil proses pelingkupan adalah sebagai berikut
(Tabel 2):
Tabel 2. Matriks Identifikasi Dampak Potensial Rencana Kegiatan

Pra-Konstruksi

peruntukkan dan
Penetapanlahan
Komponen

penyelidikan
pengukuran

masyarakat
Sosialisasi
Lingkungan

perizinan

kepada
lahan

tanah
FISIKA-KIMIA
Penurunan kualitas udara

Peningkatan kebisingan √ √

Bangkitan lalu lintas √

Penurunan kualitas air


permukaan dan air tanah
Perubahan tata guna lahan √ √

2.5.2. Dampak Potensial

No Dampak Potensial Sumber


1. Penetapanlahan perizinan peruntukkan dan Pembersihan lahan
pengukuran lahan penyelidikan tanah
2. Sosialisasi kepada masyarakat Pembersihan lahan

2.5.3. Evaluasi Dampak Potensial

No Dampak Sumber Evaluasi dampak Dampak Penting


Potensial hipotetik Hipotetik
Pembukaan
1. Lingkungan lahan untuk Keresahan warga Asap Kendaraan
pabrik dan akan adanya
Pengalihfungsian
pemukiman dampak negatif
warga berupa asap
kendaraan yang
mengganggu
lahan dan
pemukiman

2. Persepsi Kekhawatiran akan Pandangan atau Persetujuan


Masyarakat mobilisasi tenaga sikap masyarakat masyarakat
kerja, kendaraan terhadap rencana terkait
pengangkut alat kegiatan kurang pembangunan
berat dan material positif dan tak jalan menuju
konstruksi, dan mendukung Danau
kegiatan konstruksi Kemuning

2.5.4. Klasifikasi dan prioritas dampak penting

No Dampak penting Sumber Alasan Penentuan


Hipotetik Klasifikasi dan
Prioritas Dampak
Penting Hipotetik

1. Asap Kendaraan Pembukaan lahan untuk Relatif dapat dikelola


pabrik dan
Pengalihfungsian
pemukiman warga

2. Persetujuan Kekhawatiran akan Relatif dapat dikelola


masyarakat terkait mobilisasi tenaga kerja,
pembangunan jalan kendaraan pengangkut alat
menuju Danau berat dan material
Kemuning konstruksi, dan kegiatan
konstruksi

2.5.5. Bagan Alir pelingkupan


BAB III

METODE STUDI
3.1. Pendekatan Studi
PT. Aquos Pure Water berencana melakukan kegiatan pengambilan air
sebagai sumber air industri air mineral dengan proses penyedotan menggunakan
pipa yang berskala besar, pengambilan hanya dilakukan satu kali dalam satu hari
sebanyak 56.000 dm3/hari. Lokasi sampling berada di dalam kawasan telaga
kemuning yang dikelilingi hutan pendidikan astra wanagama dan dekat dengan
pemukiman warga.
3.2. Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Metode pengumpulan dan analisis data adalah untuk menelaah, mengamati,
mengukur parameter lingkungan yang diperkirakan akan terkena dampak besar
dan penting dari kegiatan tersebut; Menentukan kualitas lingkungan dari berbagai
parameter yang diperkirakan akan terkena dampak besar dan penting dari kegiatan
tersebut; Menelaah, mengamati, dan mengukur komponen rencana kegiatan yang
diperkirakan akan terkena dampak besar dan penting dari lingkungan sekitar;
Memperkirakan perubahan kualitas lingkungan awal akibat kegiatan proyek.
3.2.1. Metode Pengumpulan Data
Pengambilan data parameter air minum dalam kemasan dilakukan pada SNI
(Standar Nasional Indonesia) 3554 tahun 2015 tentang cara uji air minum dalam
kemasan. Parameter air yang dikumpulkan meliputi :
a. Florida
Florida adalah parameter yang dikumpulkan dari SNI cara uji air
minum dalam kemasan. Florida yaitu zat kimia yang dapat ditemukan di
alam bebas Fluorida bisa ditemukan dalam berbagai bentuk, seperti
hidrogen fluoride, sodium fluoride. Kandungan fluorida dalam air yang kita
konsumsi sehari-hari bervariasi, air tanah yang melewati pegunungan
biasanya akan termineralisasi secara alami dan akan mengandung fluorida.
Tinggi rendahnya kandungan fluoride tergantung dari batuan dan mineral
yang dilewatinya. Setelah diminum atau dimakan, hampir seluruh fluorida
akan diserap oleh pencernaan kita, masuk aliran darah, dan disimpan di
tulang atau gigi. Pada dosis yang besar, fluoride bisa membahayakan
kesehatan, namun pada dosis yang kecil fluoride justru bermanfaat bagi
kita. Metode spektrofotometri SPADNS berdasarkan reaksi fluorida dan
penyerapan warna zirkonium. Fluorida bereaksi dengan menyerap warna
zirkonium membentuk anion kompleks yang tidak berwarna ZrF62-. Kadar
maksimum yang diperbolehkan oleh Permenkes RI No. 01/BIRHUKMAS/
I / 1975 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum sebesar
1,5 mg/L.
b. Cromium
Kromium adalah parameter yang dikumpulkan dari SNI cara uji air
minum dalam kemasan. Kromium itu logam berat yang ada di perairan
dekat gunung., kromium juga sangat berbahaya bagi kesehatan. Analisis
cemaran logam Cr dengan SSA menggunakan lampu katoda Cr
berdasarkan penyerapan energi radiasi oleh atom-atom Cr pada tingkat
energi dasar dengan atomisasi tungku karbon Kadar maksimum yang
diperbolehkan oleh Permenkes RI No. 01/BIRHUKMAS/ I / 1975 tentang
Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum sebesar 0,05 mg/L.
c. Perak (Ag)
Perak (Ag) adalah parameter yang dikumpulkan dari SNI cara uji air
minum dalam kemasan. Kadar maksimum yang diperbolehkan oleh
Permenkes RI No. 01/BIRHUKMAS/ I / 1975 tentang Syarat-syarat dan
Pengawasan Kualitas Air Minum sebesar 0,05 mg/L. Analisis cemaran
logam Ag dengan SSA menggunakan lampu katoda Ag berdasarkan
penyerapan energi radiasi oleh atom-atom Ag pada tingkat energi dasar
dengan atomisasi tungku karbon.
Parameter Satuan Metode Pengumpulan Metode Analisis
Florida mg/L Metode spektrofotometri SNI 3554-2015 : Cara
(F) SPADNS berdasarkan reaksi Uji Air Minum Dalam
fluorida dan penyerapan Kemasan
warna zirkonium. Fluorida
bereaksi dengan menyerap
warna zirkonium
membentuk anion kompleks
yang tidak berwarna ZrF62-.
Kromium mg/L Analisis cemaran logam Cr SNI 3554-2015 : Cara
(Cr) dengan SSA menggunakan Uji Air Minum Dalam
lampu katoda Cr Kemasan
berdasarkan penyerapan
energi radiasi oleh atom-
atom Cr pada tingkat energi
dasar dengan atomisasi
tungku karbon
Perak mg/L Analisis cemaran logam Ag SNI 3554-2015 : Cara
(Ag) dengan SSA menggunakan Uji Air Minum Dalam
lampu katoda Ag Kemasan
berdasarkan penyerapan
energi radiasi oleh atom-
atom Ag pada tingkat energi
dasar dengan atomisasi
tungku karbon.

3.2.2. Metode Analisis Data


Analisis kualitas air akan dilakukan dengan cara menghitung sesuai
indeks standar pencemaran air (ISPA). Jika Lij menyatakan konsentrasi
parameter kualitas air yang dicantumkan dalam Baku Mutu suatu Peruntukan
Air (j), dan Ci menyatakan konsentrasi parameter kualitas air (i) yang diperoleh
dari hasil analisis cuplikan air pada suatu lokasi pengambilan cuplikan dari
suatu alur sungai, maka PIj adalah Indeks Pencemaran bagi peruntukan (j) yang
merupakan fungsi dari Ci/Lij. Harga Pij ini dapat ditentukan dengan cara :
a. Pilih parameter-parameter yang jika harga parameter rendah maka
kualitas air akan membaik.
b. Pilih konsentrasi parameter baku mutu yang tidak memiliki rentang.
c. Hitung harga Ci/Lij untuk tiap parameter pada setiap lokasi
pengambilan cuplikan.
d. Jika nilai konsentrasi parameter yang menurun menyatakan tingkat
pencemaran meningkat, misal DO. Tentukan nilai teoritik atau nilai
maksimum Cim (misal untuk DO, maka Cim merupakan nilai DO
jenuh). Dalam kasus ini nilai Ci/Lij hasil pengukuran digantikan oleh
nilai Ci/Lijhasil perhitungan,

e. Jika nilai baku Lij memiliki rentang

f. Tentukan harga Pij

g. Keraguan timbul jika dua nilai (Ci/Lij) berdekatan dengan nilai acuan
1,0, misal C1/L1j = 0,9 dan C2/L2j = 1,1 atau perbedaan yang sangat
besar, misal C3/L3j = 5,0 dan C4/L4j = 10,0. Dalam contoh ini tingkat
kerusakan badan air sulit ditentukan.
Evaluasi terhadap nilai PI adalah :
0 ≤ PIj≤ 1,0 yaitu memenuhi baku mutu (kondisi baik)
1,0 < PIj≤ 5,0 yaitu cemar ringan
5,0 < PIj≤ 10 yaitu cemar sedang
PIj > 10 yaitu cemar berat
Tabel 1.2 Penentuan sistem nilai untuk menentukan status mutu air
a. Flourida
Diambil dari SNI 3554-2015 tentang cara uji air minum dalam
kemasan
Hitung kadar fluorida di dalam contoh dengan menggunakan kurva
kalibrasi atau persamaan garis regresi linier.
b. Kromium
Diambil dari SNI 3554-2015 tentang cara uji air minum dalam
kemasan
Hitung kadar Cr dalam contoh dengan menggunakan kurva standar
atau persamaan garis regresi linier. Kadar Kromium (Cr) = Hasil
Pembacaan.
c. Perak (Ag)
Diambil dari SNI 3554-2015 tentang cara uji air minum dalam
kemasan
Hitung kadar perak dalam contoh dengan menggunakan kurva
kalibrasi atau persamaan garis regresi linier. Yaitu,

Keterangan :
C = Konsentrasi Perak dalam contoh
A = Absorbansi contoh perak
a = Intersep dari kurva kalibrasi standar perak
B = Slope dari kurva kalibrasi standar perak

3.2.3. Lokasi Pengamatan


Dalam observasi ini akan dibuat jalan untuk masuknya mobil untuk
membawa air dan pipa untuk mengambil air dari danau kemuning tersebut.
Dalam observasi lapangan ini akan dikaji secara khusus kemungkinan
pemindahan hutan pendidikan di sepanjang jalan mobil pembawa air serta
alternatif-alternatif tata ruang yang dapat mengakomodasi antara kepentingan
pemukiman penduduk, hutan pendidikan dan kepentingan proyek. Secara
khusus akan dilakukan pula dokumentasi lansekap kawasan agar pembangunan
di kawasan ini tidak mengurangi kualitas lansekap wilayah studi. Hasil-hasil
kajian lapangan dan data sekunder ini akan digunakan untuk memberikan
masukan bagi kajian tata ruang serta mengusulkan ide-ide penataan ruang
wilayah studi. Secara khusus akan diusulkan tata ruang yang meminimalkan
kemungkinan konflik antar kegiatan.
3.3. Metode Prakiraan Dampak Penting
3.3.1. Metode Perkiraan Besaran Dampak
Prakiraan besarnya dampak merupakan selisih kualitas lingkungan antara
kondisi lingkugan dengan adanya kegiatan proyek dengan kondisi lingkungan
tanpa adanya proyek. Metode prakiraan besaran dampak dihitung dengan
menggunakan formula sederhana:
Besar prakiraan dampak = KLP-KLTP
Dimana:
KLP = kondisi lingkungan dengan adanya proyek
KLTP = kondisi lingkungan tanpa adanya proyek. Kondisi tanpa proyek
diasumsikan sama dengan rona lingkungan awal.
Angka prakiraan besaran dampak yang akan diperoleh antara 1 s/d 4,
dengan pengertian:
+/-1 = dampak positif/negatif kecil
+/-2 = dampak positif/negatif sedang
+/-3 = dampak positif/negatif besar
+/-4 = dampak positif/negatif sangat besar
Namun demikian penetapan besaran dampak tersebut di atas tidak terlalu
kaku, khususnya untuk parameter tertentu yang diprakirakan akan melebihi baku
mutu dan atau telah mendekati angka batas pada perubahan skala kualitas
lingkungan.
Penentuan kondisi lingkungan saat kegiatan proyek dari masing-masing
komponen lingkungan yang terkena dampak penting hipotetik menggunakan
pendekatan kimia-fisika sebagai berikut :
a. Penurunan Kualitas udara
Dalam menentukan penurunan kualitas udara digunakan model matematik
untuk menghubungkan sebab akibat dari kegiatan proyek pembangunan
dengan lingkungan, sehingga besaran dampak maupun intensitas dampak
lebih mudah diperoleh dan dianalisa.
Prakiraan penyebaran polutan dihitung menggunakan Gaussian Dispersion
Model untuk parameter debu. Konsentrasi pencemar pada jarak x, y pada
keadaan polutan debu yang kontinyu dengan ketinggian efektif stack H
adalah C (x,y,H), dihitung dengan persamaan berikut :

Dimana :
C = konsentrasi suatu gas diatas permukaan tanah (Ug/m3)
Q = banyaknya gas yang dikeluarkan (Ug/m3) merupakan variabel
prediktor
ay = pembauran parameter gas secara horizontal
az = pembauran parameter gas secara vertikal
v = rata-rata kecepatan angin (m/detik)
H = tinggi cerobong efektif
x,y = jarak terjauh angin yang searah dan berlawanan arah angin (m)
Y = tinggi permukaan diatas tanah
Dampak terhadap kualitas udara diprediksi dengan membandngkan
kualitas udara sebelum adanya kegiatan (tanpa proyek) dengan kondisi
lingkungan dengan adanya kegiatan (proyek). Kualitas udara selama kegiatan
berlangsung diperkirakan menggunakan model Gaussian. Nilai yang
diperoleh hasil model dibandingkan dengan Baku Mutu Udara Ambien yaitu
Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran
Udara. Dampak dikategorikan sebagai dampak penting apabila hasil
pemodelan melebihi baku mutu .
b. Volume air limpahan dengan model :
Q = 0,278.C.I.A
Dimana :
Q : volume air limpahan (m3/detik)
C : koefisien aliran
I : Intensitas hujan (mm/jam)
A : Luas daerah (m2)
c. Kebisingan dari kegiatan konstuksi dapat diprediksikan dengan anggapan
sebagai sumber titik dengan menggunakan formal sebagai berikut :
L = PWL – 20 log 10( r )-8
Dimana :
L : Tingkat kebisingan yang diperkirakan, dB (A)
PWL : Tingkat kebisingan pada sumber, dB (A)
r : jarak dari sumber,meter

3.3.2. Penentuan Sifat Penting Dampak


Dengan metode ini hubungan kegiatan terhadap komponen/parameter
lingkungan di prakirakan berdasarkan pengetahuan/pengalaman para ahli yang
tergabung dalm tim studi ini. Pendekatan ini digunakan untuk memprakirakan
dampak perairan baik fisik maupun biologi serta untuk memprakirakan dampak
sosekbud.
Selain itu metode prakiraan dampak dilakukan pula dengan cara
membandingkan dengan baku mutu lingkungan yang bersumber dari Baku Mutu
Air Badan Air sesuai dengan kep-02/MENKLH/I/1988 (lampiran) kriteria air
untuk proses dan bahan baku dan Peraturan Pemerintah no 41 tahu 1999 tentang
pengendalian pencemaran udara.
Prakiraan dampak dilakukan dengan mengacu pada kriteria dampak
penting menurut penjelasan pasal 15 ayat 1 Undang-undang Nomer : 23 tahun
1997, serta berdasarkan keputusan kepala Badan Pengendalian Dampak
Lingkungan Nomer : kep -056 Tahun 1994 tanggal 18 Maret 1994 yang
ditentukan melalui kriteria:
a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak
b. Luas wilayah persebaran dampak
c. Lamanya dampak berlangsung
d. Intensitas dampak
e. Banyaknya komponen lingkungan yang akan terkena dampak
f. Sifat kumulatif dampak
g. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak.
Prakiraan dampak penting ini dilakukan dengan mempertimbangkan :
a. Kemampuan lingkungan (dari rona awal) dalam menetralisir/meredam
dampak
b. Kemungkinan adanya netralisasi atau akumulasi antara dampak yang satu
dengan dampak lainnya dengan cara diskusi di antara anggota tim studi
ANDAL.
Penggunaan metode diagram alir yang dilengkapi matrik dengan
pembobotan dilakukan untuk mempermudah penelusuran dampak, sedangkan
pemberian nilai penting dan besarnya dampak, terlebih dahulu ditetapkan interval
nilai sebagai berikut :
a. Pentingnya dampak : 1. Kurang penting
3. cukup penting
5. penting
b. Besarnya dampak : 5. Besar
3. sedang
1. kecil

3.4. Metode Evaluasi Dampak Penting


Tujuan dilakukan evaluasi dampak besar dan penting lingkungan akibat
dari komponen kegiatan yang direncanakan adalah memutuskan/menentukan
jenis dampak hipotetik yang akan dikelola, jenis dampak tersebut ditelaah secara
holistik, dan memberikan arahan atau alternatif pengelolaannya.
Evaluasi dampak penting secara holistik dilakukan untuk berbagai
perubahan lingkungan tersebut atau yang bersifat mendasar, pada ruang dan
waktu tertentu akibat adanya proyek, digunakan metode matrik dan bagan alir
dampak penting.
Hasil prakiraan dampak penting yang akan terjadi terhadap komponen dan
parameter lingkungan sebagai akibat kegiatan proyek ini akan dievaluasi dengan
berpedoman kepada peraturan pemerintah N0. 27 tahun 1997 dan keputusan
Bapedal RI N0.kep. 056 tahun 1994 dengan mengunakan pendekatan Holistik
dan kausatif serta pendekatan arah pengelolaan lingkungan:
3.4.1. Pendekatan Holistik & Kausatif
Pendekatan disini dilakukan dengan mengunakan diagram alir untuk
mengetahui sumber-sumber dampak serta dampak-dampak turunan atau dampak
primer, sekunder, tersier, dal lain sebagainya. Selain dari itu juga akan dilengkapi
dengan alat bantu dengan metode matrik. Dengan alat bantu ini pendekatan yang
dilakukan dapat terarah lagi untuk mengetahui komponen lingkungan yang paling
banyak terkena dampak, dan komponen kegiatan yang paling banyak
menimbulkan dampak. Selain itu juga akan membantu memprioritaskan
pengelolaan lingkungan dari beberapa komponen lingkungan yang terkena
dampak dan kegiatan sebagai sumber dampak.
3.4.2. Pendekatan Arah Pengelolaan Lingkungan
Dengan alat bantu sebagaimana tersebut diatas maka selanjutnya
dilakukan pendekatan pengelolaan lingkungan dengan mengacu pada :
a. Sumber dampak, apabila komponen kegiatan atau komponen lingkungan
yang memang dapat diatasi melalui sumber dampaknya, misal pencemaran
kualitas air dari aktifitas mobilitas material dan peralatan.
b. Komponen lingkungan, apabila memang tidak memungkinkan untuk
melakukan melalui sumber dampak, misal dampak dari meningkatnya
pencemaran udara akibat banyaknya kendaraan yang masuk ke lokasi
proyek.
BAB IV
PELAKSANA STUDI
4.1. Pemrakarsa
a. Identitas Proyek
Nama Proyek : Studi AMDAL Tempat Pengambilan air
permukaan (Danau Kemuning) sebagai sumber air
PT. Aquos Pure Water
Alamat Proyek : Kecamatan Ptuk, Gunungkidul, Yogyakarta
Luas Total Lahan : 1,8 Ha
b. Nama Perusahaan
Nama Perusahaan : PT. Aquos Pure Water
Alamat Kantor : Jl. Kaliurang Km. 14,5 Yogyakarta 55581
Telp / fax : (021) 0012367
c. Nama dan Alamat Penanggung Jawab Kegiatan
Nama : Prof. Imas Siti Nurhamidah, M.Si., P.Hd.
Jabatan : General Manager
Alamat Kantor : Jl. Kaliurang Km. 14,5 Yogyakarta 55581
Telp / fax : (021) 0012367
4.2. Penyusunan Studi AMDAL
a. Nama dan Alamat Instansi
Nama : PT. Aquos Pure Water
Alamat : Jl. Kaliurang Km. 14,5 Yogyakarta 55581
E-mail : purewater@apw.com
Telp. : (021) 0012367
b. Penanggung Jawab Studi
Nama : Dr. Nofa Armelia Sari, ST, MT
Jabatan : Kepala Pusat Studi Lingkungan Hidup
Alamat : Jl. Kaliurang Km. 14,5 Yogyakarta 55581
E-mail : purewater@apw.com
Telp. : (021) 0012367
c. Tim Pelaksana studi AMDAL
Tim pelaksana Studi AMDAL ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu: ketua
tim, koordinator bidang fisik kimia beserta beberapa orang anggota, koordinator
bidang biologi dengan beberapa orang anggota, koordinator bidang sosial
ekonomi dan budaya dengan beberapaorang anggota, koordinator bidang
kesehatan masyarakat dengan seorang anggota dan beberapa narasumber.
Susunan tim penyusun AMDAL selengkapnya disajikan pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Daftar Nama Penyusun Studi AMDAL Pengambilan Air Danau
Kemuning
Jabatan Nama Keahlian Sertifikat
AMDAL
Narasumber Ir. Irvan Zulmi, Ahli
MA, PhD Kepala,Lingkungan dan
GIS
(S3, 15 tahun)
Ketua Tim Drs. David Ahli Kepala, A,B
Jonathan, M.Sc Lingkungan
(S2, 10 tahun)
Koordinator Drs. Adityo Jati, Ahli Kepala, A,B
Bidang M.Sc Geomorfologi
Geofisik- (S2, 10 tahun)
Kimia
Anggota Dr. rer. nat. Ahli Kimia A
Widyanigrum, (S3, 5 tahun) A,B
M.Si Ahli Transportasi
Ir. Diky Saputra,
M.T
Koordinator Drs. David Ahli Kepala, A,B
Bidang Biologi Jonathan, M.Sc Lingkungan
(S2, 10 tahun)
Asisten Danti Fadhila, S.Si Asisten Biologi A,B
Koordinator Drs. Fikri, M.Si Ahli Kepala, A,B
Bidang Sos- Sos.Ek.Bud
Ek-Bud (S2, 10 tahun)
Anggota Dicky, SH., Ahli Sos.Ek.Bud (S2) A,B
M.Hum
Asisten Ir. Anissa Rizky Asisten Sos.Ek.Bud. A,B
Koordinator Prof. Dr. Febrian Ahli Kepala, Kes. Mas.
Bidang Kes (Guru Besar)
Mas
Asisten Rifky, S.Sos Asisten Kes. Mas. A,B
Nara Sumber Ir. Ni Made, MA, Ahli Kepala
Ph.D Lingkungan dan GIS
(S3, 15 tahun)
Pemetaan / Kartika, S.Si Pemetaan/GIS A,B
GIS

4.3. Biaya Studi


Perkiraan biaya studi AMDAL PT. Aquos Pure Water Proyek Pengambilan
Air Danau Kemuning termasuk kegiatan konsultasi masyarakat sebagai kewajiban
yang tercantum pada Keputusan Kepala BAPEDAL No. 08 Tahun 2000 adalah
sebagai berikut :
a. Konsultasi Masyarakat
1. Jasa tenaga ahli : 22.000.000
2. Survei lapangan/kegiatan konsultasi masyarakat : 38.000.000
3. Dokumentasi/pelaporan : 8.000.000

b. Penyusunan KA-ANDAL, ANDAL, RKL dan RPL


1. Tenaga ahli : 42.000.000
2. Survei lapangan dan analisis laboratorium : 58.000.000
3. Proses persetujuan dokumen : 20.000.000
4. Dokumentasi/administrasi : 12.000.000 +
TOTAL 200.000.000
4.4. Waktu Studi
Studi AMDAL PT. Aquos Pure Water Proyek Pengambilan Air Danau
Kemuning ini diprakirakan akan berlangsung selama 8 tahun, tidak termasuk
waktu tunggu presentasi di depan Komisi Penilai AMDAL Pusat dan persetujuan
dari Komisi AMDAL Pusat, Kementrian Lingkungan Hidup Yogyakarta.
Pembagian secara detail tahapan-tahapan penelitian penyusunan laporan
Studi AMDAL disajikan pada Tabel 4.2
Tabel 4.2 Estimasi Lama Waktu Studi ANDAL
Tahun KE
No KEGIATAN I II III IV V VI VII VIII
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 a. Perijinan ke instansi terkait
2 b. Koordinasi dengan pemerintah setempat
3 PENGUMUMAN PUBLIK
a. Memasang papan pengumuman di desa dan
kecamatan
b. Pengumuman di Media Elektronik
c. Pengumuman di media cetak
d. pengumpulan data tanggapan masyarakat
KONSULTASI
4 MASYARAKAT
a. koordinasi dengan pemerintah setempat
b. Konsultasi Masyarakat di desa/kecamatan
c. Pengolahan Data hasil konsultasi masyarakat
d. pengolahan data hasil diskusi-konsultasi
e. penyusunan data sekunder
5 PENYUSUNAN KA ANDAL
a. penulisan draft KA ANDAL
b. penyempurnaan KA ANDAL
c. Penyerahan KA ANDAL ke pemrakarsa
d. Penyerahan KA ANDAL ke komisi penilai AMDAL
e. Presentasi KA ANDAL di Komisi Penilai AMDAL
f. Penyempuraan dan Persetujuan KA ANDAL
6 PENYUSUNAN ANDAL-RKL-RPL
a. pengumpulan data lapangan
b. analisis laboratorium
c. Pengolahan Data hasil konsultasi masyarakat
d.penyusunan ANDAL
e. Peyusunan RKL
f. Penyusunan RPL
g. Konsultasi ANDAL-RKL-RPL kepada pemrakarsa
h. penyempurnaan ANDAL-RKL-RPL
i. penyerahan ANDAL-RKL-RPL ke pemrakarsa
j. Penyerahan ANDAL-RKL-RPL ke komisi penilai
AMDAL
k. presentasi ANDAL-RKL-RPL di komisi penilai
AMDAL
l. penyempurnaan dan persetujuan ANDAL-RKL-RPL

Anda mungkin juga menyukai