Anda di halaman 1dari 13

FISIKA KESETIMBANGAN BENDA TEGAK

BAB I

PENDAHULUAN

A. A.Latar Belakang

Salah satu contoh aplikasi titik berat adalah tim acrobat yang membentuk piramid,
lalu berjalan di atas tali yang terhubung dengan ketinggian 20 m. Untuk mengetahui
sebab tidak jatuhnya pemain acrobat itu, dapat pembaca mencari tahu dari materi yang
kami bahas Sejarah arsitektur telah melahirkan para pemikir dan perancang bangunan
yang karyanya sangat mengagumkan. Gabungan karya seni dan kekuatan yang kokoh
menjadikan hasil karya itu bertahan lama mengukir sejarah. Kekuatan yang menopang
keindahan itu terletak pada keseimbangan yang di rencanakan dengan baik. Pada
pembahasan kali ini akan mempelajari materi tentang keseimbangan benda tegar.

Dalam benda tegar, ukuran benda tidak diabaikan. Sehingga gaya-gaya yang bekerja
pada benda hanya mungkin menyebabkan gerak translasi dan rotasi terhadap suatu
poros. Pada benda tegar di kenal titik beratini.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud benda tegak ?

2. Apakah yang dimaksud dengan partikel ?

3. Apakah yang dimaksud dengan keseimbangan benda ?

4. Apa saja jenis kesetimbangan ?

5. Apa yang dimaksud dengan titik berat benda ?

C. Manfaat Makalah

Makalah ini disusun dengan harapan dapat memberikan kegunaaan atau manfaat baik
secara teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis, makalah ini berguna sebagai
pengembangan ilmu, sesuai dengan masalah yang dibahas dalam makalah ini. Secara
praktis, makalah ini diharapkan bermanfaat bagi:

1. penulis, seluruh kegiatan penyusunan dan hasil dari penyusunan makalah ini
diharapkan dapat menambah pengalaman, wawasan dan ilmu dari masalah
yang dibahas dalam makalah ini;
2. pembaca, makalah ini daharapkan dapat dijadikan sebagai sumber tambahan
dan sumber informasi dalam menambah wawasan pembaca.

MAKALAH FISIKA
X ATP II 1
FISIKA KESETIMBANGAN BENDA TEGAK

BAB II
PEMBAHASAN

A. Kesetimbangan Benda Tegak

Kesetimbangan adalah suatu kondisi benda dengan resultan gaya dan resultan momen
gaya sama dengan nol.

Kesetimbangan biasa terjadi pada :

1. Benda yang diam (statik), contoh : semua bangunan gedung, jembatan,


pelabuhan, dan lain-lain.
2. Benda yang bergerak lurus beraturan (dinamik), contoh : gerak meteor di ruang
hampa, gerak kereta api di luar kota, elektron mengelilingi inti atom, dan lain-
lain.

Benda tegar adalah benda yang tidak berubah bentuknya karena pengaruh gaya dari
luar.

Kesetimbangan benda tegar dibedakan menjadi dua:

1. Kesetimbangan partikel
2. Kesetimbangan benda

B. Kesetimbangan Partikel

Partikel adalah benda yang ukurannya dapat diabaikan dan hanya mengalami gerak
translasi (tidak mengalami gerak rotasi) sehingga dapat digambarkan sebagai suatu titik
materi.

Semua gaya yang bekerja pada benda yang dianggap partikel hanya menyebabkan gerak
translasi ( benda tidak mengalami gerak rotasi).

Maka, syarat kesetimbangan partikel adalah jika resultan gaya luar yang bekerja pada
partikel tersebut sama dengan nol.

Dengan kata lain, suatu partikel dikatakan seimbang bila partikel tersebut tidak
mengalami percepatan ( α = 0 ) yang berarti benda tersebut tidak mengalami resultan
gaya luar ( F = 0 )

Dalam keadaan seimbang, keadaan partikel dapat berada dalam keseimbangan statik
(diam) atau dalam keseimbangan mekanik ( bergerak lurus beraturan dengan v tetap )

Apabila terdapat 3 buah gaya yang bekerja pada suatu titik partikel dan partikel tersebut
berada dalam keadaan seimbang maka berlaku hubungan:

MAKALAH FISIKA
X ATP II 2
FISIKA KESETIMBANGAN BENDA TEGAK

C. Kesetimbangan Benda

Sebuah benda tegar berada dalam keseimbangan mekanis bila dilihat dari suatu
kerangka acuan inersial, jika :

a. percepatan linear pusat massanya sama dengan nol, apm = 0.


b. percepatan sudutnya sama dengan nol, = 0.

Untuk vpm = 0 dan = 0 disebut keseimbangan statik.

Bila apm = 0, maka Feks = 0. Untuk gaya-gaya dalam ruang ( 3 dimensi) diperoleh :

F1x + F2x + ... + Fnx = 0 atau Fx = 0

F1y + F2y + ... + Fny = 0 atau Fy = 0

F1z + F2z + ... + Fnz = 0 atau Fz = 0

Bila = 0, maka eks = 0 dan diperoleh

1x + 2x + ... + nx = 0 atau x =0

1y + 2y + ... + ny = 0 atau y =0

1z + 2z + ... + nz = 0 atau z =0

Dalam kasus tertentu dimana gaya-gaya hanya terletak pada satu bidang, (misalkan
bidang xy) diperoleh :

F1x + F2x + ... + Fnx = 0 atau Fx = 0

F1y + F2y + ... + Fny = 0 atau Fy = 0

1z + 2z + ... + nz = 0 atau z =0

z = 0 ini terhadap sembarang titik pada benda tegar tersebut.

D. Jenis kesetimbangan

Ada tiga jenis kesetimbangan, yaitu :

a. Kesetimbangan stabil (kesetimbangan mantap)

Benda yang memiliki kesetimbangan mantap, jika diganggu dengan cara memberikan
gaya padanya, maka titik berat benda akan naik. Jika gaya itu dihilangkan, maka benda
akan kembali pada kesetimbangan semula.

Contoh: Keseimbangan pada suatu benda dipandang sebagai keseimbangan yang


dimiliki benda jika gangguan yang dialaminya menurunkan titik beratnya (energi
potensialnya).

MAKALAH FISIKA
X ATP II 3
FISIKA KESETIMBANGAN BENDA TEGAK

b. Kesetimbangan labil (kesetimbangan goyah)

Benda yang memiliki kesetimbangan labil, jika diganggu dengan cara memberikan gaya
padanya, maka titik berat benda akan turun. Jika gaya itu dihilangkan, maka benda tidak
dapat kembali pada kesetimbangan semula.

Contoh: Keseimbangan stabil dapat dipandang sebagai keseimbangan yang dimiliki


benda jika gangguan yang dialaminya menaikkan titik beratnya (energi potensialnya).

c. Kesetimbangan netral (kesetimbangan indeferen)

Benda yang memiliki kesetimbangan mantap, jika diganggu dengan cara memberikan
gaya padanya, maka titik berat benda tidak naik maupun tidak turun. Jika gaya itu
dihilangkan, maka benda akan setimbang pada sembarang keadaan.

Contoh : Keseimbangan indiferen dapat dipandang sebagai keseimbangan yang dimiliki


benda dimana jika gangguan yang dialaminya tidak menyebabkan perubahan titik
beratnya (energi potensialnya).

Konsep benda tegar

Benda tegar adalah istilah yang sering digunakan dalam dunia Fisika untuk menyatakan
suatu benda yang tidak akan berubah bentuknya setelah diberikan suatu gaya pada
benda itu. Pada sebuah benda tegar, setiap titik harus selalu berada pada jarak yang
sama dengan titik-titik lainya.

Kesetimbangan benda tegar

Kesetimbangan terbagi dua yaitu :

1. Statik ( ∑F = 0 ; a = o )

2. Dinamik ( a = o ; v = konstan )

Benda tegar dikatakan berada dalam kesetimbangan statik jika jumlah gaya yang bekerja
pada benda itu sama dengan nol dan jumlah torsi terhatad sembarang titik pada benda
tegar itu sama dengan nol .

Kesetimbangan statik dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu kesetimbangan stabil,


kesetimbangan labil, dan kesetimbangan indiferen ( netral ).

a. Keseimbangan Stabil

Keseimbangan stabil adalah keseimbangan yang dialami benda di mana apabila


dipengaruhi oleh gaya atau gangguan kecil benda tersebut akan segera ke posisi
keseimbangan semula. Ketika diberi gangguan kecil dan kemudian dihilangkan, kelereng
akan kembali ke posisi semula.

MAKALAH FISIKA
X ATP II 4
FISIKA KESETIMBANGAN BENDA TEGAK

Keseimbangan stabil ditandai oleh adanya kenaikan titik benda jika dipengaruhi suatu
gaya.

b. Keseimbangan Labil

Keseimbangan labil adalah keseimbangan yang dialami benda yang apabila diberikan
sedikit gangguan benda tersebut tidak bisa kembali ke posisi keseimbangan semula.
Pada Gambar 6.15 menunjukkan sebuah kelereng yang ditempatkan di atas bidang
cembung. Ketika diberi gangguan kecil dan kemudian dihilangkan, kelereng tidak akan
pernah kembali ke posisi awalnya. Keseimbangan labil ditandai oleh adanya penurunan
titik berat benda jika dipengaruhi suatu gaya.

c. Keseimbangan Indeferen

Keseimbangan indeferen atau netral adalah keseimbangan yang dialami benda yang
apabila diberikan sedikit gaya maka benda tersebut tidak mengalami perubahan titik
berat benda.

Keseimbangan Dinamik yaitu keseimbangan yang terjadi pada benda ketika bergerak
dengan kecepatan konstan, dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu:

a. Keseimbangan Translasi adalah keseimbangan yang dialami benda ketika


bergerak tanpa mengalami percepatan linier (v= konstan, a= 0)

b. Keseimbangan Rotasi adalah keseimbangan yang dialami benda ketika


bergerak dengan kecepatan sudut konstan (ω= konstan, a= 0)

Keseimbangan Tiga Gaya secara sederhana diuraikan dengan menggunakan aturan sinus
dalam segitiga. Jika gaya-gaya yang bekerja pada sebuah titik berada dalam keadaan
seimbang F1 + F2 + F3 = 0

E. Titik berat benda

Titik berat benda dapat didefinisikan sebagai titik ketika gaya berat benda bekerja pada
benda atau titik tangkap gaya gravitasi yang bekerja pada benda.

a. Titik berat benda homogen yang bentuknya teratur terletak pada


perpotongan diagonalnya

b. Titik berat benda gabungan dari benda-benda teratur bentuknya dapat


ditentukan dengan koordinat (X0 , Y0)

c. Untuk benda sembarang bentuknya,letak titik berat dapat ditentukan


sebagai berikut.

d. Benda digantung, kemudian ditarik garis vertikal segaris dengan tali

MAKALAH FISIKA
X ATP II 5
FISIKA KESETIMBANGAN BENDA TEGAK

e. Ulangi untuk ujung penggantung yang berbeda, kemudian tarik garis


vertikal segaris dengan tali

f. Perpotongan kedua garis tersebut merupakan titik berat benda

1) Momen Gaya

Momen gaya adalah suatu ukuran kefektifan sebuah gaya yang bekerja pada
benda untuk memutar benda tersebut terhadap titik poros tertentu. Besarnya momen
gaya dapat dirumskan dengan :

Besar momen gaya:

τ = F . L. sin ατ

ket:

F = besar gaya (N)

L= panjang lengan gaya (m)

τ = besar momen gaya (N.m)

α = sudut antara arah lengan gaya dan arah gaya

Jadi, Torsi atau Momen Gaya adalah hasil kali gaya dengan jarak suatu titik ke garis kerja
gaya .

Arah momen gaya memenuhi kaidah tangan kanan, dimana genggaman jari menyatakan
arah rotasi dan ibu jari sebagai arah momen gaya.

1. Arah momen gaya searah jarum jam diber tanda negative

2. Arah momen gaya berlawanan dengan arah jarum jam diberi tanda positif

2) Momen Inersial

Momen Inersia adalah hasil kali massa (m) dengan kuadrat jarak dari sumbu
putar (r²). Jika kuadrat jarak dari sumbu putar hanya satu dapat menggunakan rumus :

I = mr² (kg.m²)

Jika kuadrat jarak dari sumbu putar lebih dari satu dapat menggunakan rumus :

I = ∑mn . rn² (kg.m²)

= m₁.r₁² + m₂.r₂² + m₃.r₃² + m₄.r₄² + . . . . +mn.rn²

MAKALAH FISIKA
X ATP II 6
FISIKA KESETIMBANGAN BENDA TEGAK

3) Momen Sudut

Arah kecepatan sebuah titik partikel yang melakukan gerak rotasi pada suatu
titik merupakan arah garis singgung di titik tersebut. Selama titik partikel melakukan
gerak rotasi, karena mempunyai massa dan kecepatan maka titik partikel tersebut
mempunyai momentum. Momentum yang dimiliki oleh titik partikel yang melakukan
gerak rotasi disebut dengan momentum sudut (momentum anguler), yang diberi
lambang dengan L.

Besar dari momentum sudut dinyatakan dengan persamaan:

L= m . v . R

Ket:

m = massa (kg)

v = kecepatan (m/s)

R = jari-jari lintasan (m)

L= momentum sudut (kg m2/s)

Dari persamaan L= m . v . R didapat m . v = p (momentum linier)

Sehingga didapat:

L= p.R

Ket:

p = momentum partikel

R = vektor posisi partikel

Arah momentum sudut dapat dicari dengan aturan tangan kanan yaitu ketika kita
mengepalkan keempat jari kita dari arah R ke arah Pmaka arah ibu jari menunjukkan
arah momentum sudut L.

4) Hukum Kekekalan Momen sudut

Dalam gerak linear kita telah mempelajari apabila tidak ada gaya dari luar sistem
maka momentum sudut total sistem adalah kekal, atau tidak berubah. Dari Persamaan
momentum sudut diatas tampak jika torsi pada suatu sistem adalah nol maka dL =0 atau
perubahan momentum sudutnya nol, atau momentum sudutnya kekal. Apabila τ = 0
maka L konstan, merupakan hukum kekekalan momentum.

MAKALAH FISIKA
X ATP II 7
FISIKA KESETIMBANGAN BENDA TEGAK

Sebagai contoh seorang penari balet berputar dengan kecepatan sudut w, momen
inersianya Im. Bila dia kemudian merentangkan kedua tangannya sehingga momen
inersianya menjadi Ia, berapa kecepatan sudut penari sekarang? Kita bisa menyelesaikan
dengan menggunakan hukum kekekalan momentum sudut. Pada penari tidak ada gaya
dari luar maka tidak ada torsi dari luar, sehingga momentum sudut kekal :

Lm = La

Lm ωm =Ia ωa

Penari merentangkan kedua tangannya maka momen inersianya menjadi bertambah. Ia


> Im maka kecepatan sudut penari menjadi berkurang.

\omega _{a}=\frac{I_{m}\omega _{m}}{I_{a}}

Prinsip ini juga dipakai pada peloncat indah. Saat peloncat meninggalkan papan memiliki
laju sudut ωo, terhadap sumbu horizontal yang melalui pusat massanya, sehingga dia
dapat memutar sebagian tubuhnya setengah lingkaran. Jika ia ingin membuat putaran 3
kali setengah putaran, maka ia harus mempercepat laju sudut sehingga menjadi 3
kali kelajuan sudut semula. Gaya yang bekerja pada peloncat berasal dari gravitasi,
tetapi gaya gravitasi tidak menyumbang torsi terhadap pusat massanya, maka berlaku
kekekalan momentum sudut. Agar laju sudutnya bertambah maka dia harus
memperkecil momen inersia menjadi 1/3 momen inersia mula-mula dengan cara
menekuk tangan dan kakinya ke arah pusat tubuhnya sehingga terbantu dengan adanya
momentum sudut dari gerakannya

5) Energi Kinetik Pada Benda Berotasi

Energi kinetik sebenarnya menggambarkan energi yang dimiliki sebuah benda


bermassa yang bergerak dengan kecepatan tertentu. Secara matematis, energi kinetik
suatu benda dinyatakan dengan persamaan :

EK = ½ mv2

Keterangan :

EK = energi kinetik

m = massa

v = kecepatan linear alias kecepatan

Catatan :

Dalam kehidupan sehari-hari, jarang sekali kita menjumpai benda yang selalu bergerak
sepanjang lintasan lurus. Sepeda motor atau mobil yang kita tumpangi juga tidak selalu
bergerak lurus, kadang belok kalau ada tikungan, kadang silih lubang-lubang yang

MAKALAH FISIKA
X ATP II 8
FISIKA KESETIMBANGAN BENDA TEGAK

bertebaran di jalan. Btw, lintasan lurus itu hanya sebuah model yang kita pakai untuk
membantu kita menganalisis gerakan benda, biar lebih mudah.

Energi Kinetik Rotasi

Jika energi kinetik translasi merupakan energi yang dimiliki oleh benda-benda yang
bergerak pada lintasan lurus, maka energi kinetik rotasi merupakan energi yang dimiliki
oleh benda yang melakukan gerak rotasi. Bedanya, dalam gerak lurus kita menganggap
setiap benda sebagai partikel tunggal, sedangkan dalam gerak rotasi, setiap benda
dianggap sebagai benda tegar (Benda dianggap terdiri dari banyak partikel. Mengenai
hal ini sudah gurumuda jelaskan pada pokok bahasan momen inersia).

Persamaan energi kinetik rotasi mirip dengan rumus energi kinetik. Kalau dalam gerak
lurus, setiap benda (benda dianggap partikel tunggal) mempunyai massa (m), maka
dalam gerak rotasi, setiap benda tegar mempunyai momen inersia (I). Temannya massa
tuh momen inersia. Kalau dalam gerak lurus ada kecepatan, maka dalam gerak rotasi
ada kecepatan sudut. Secara matematis, energi kinetik rotasi benda tegar, dinyatakan
dengan persamaan :

Persamaan Energi Kinetik Rotasi benda tegar yang sudah gurumuda tulis di atas,
sebenarnya bisa kita turunkan dari persamaan energi kinetik translasi. Sekarang pahami
penjelasan gurumuda ini ya…

Setiap benda tegar itu dianggap terdiri dari partikel-partikel. Untuk mudahnya
perhatikan ilustrasi di bawah.

Benda tegar bisa dianggap tersusun dari partikel-partikel. Pada gambar, partikel diwakili
oleh titik berwarna hitam. Partikel-partikel tersebar di seluruh bagian benda itu. Jarak
setiap partikel ke sumbu rotasi berbeda-beda. Pada gambar, sumbu rotasi diwakili oleh
garis berwarna biru.

Ketika benda tegar berotasi, semua partikel yang tersebar di seluruh bagian benda itu
juga berotasi. Ingat bahwa setiap partikel mempunyai massa (m). Ketika benda tegar
berotasi, setiap partikel itu juga bergerak dengan kecepatan (v) tertentu. Kecepatan
setiap partikel bergantung pada jaraknya dari sumbu rotasi. Semakin jauh sebuah
partikel dari sumbu rotasi, semakin cepat partikel itu bergerak (kecepatannya besar).
Sebaliknya, semakin dekat partikel dari sumbu rotasi, semakin lambat partikel itu
bergerak (kecepatannya kecil). Untuk membantumu memahami penjelasan gurumuda
ini, silahkan mendorong pintu rumah.

Ketika kita mendorong pintu, pintu juga berotasi alias berputar pada sumbu. Engsel yang
menghubungkan pintu dengan tembok berfungsi sebagai sumbu rotasi. Nah, ketika
pintu berputar, bagian tepi pintu bergerak lebih cepat (kecepatannya lebih besar).
Sebaliknya, bagian pintu yang berada di dekat engsel bergerak lebih pelan
(kecepatannya lebih kecil). Jadi ketika sebuah benda berotasi, kecepatan (v) setiap
partikel berbeda-beda, tergantung jaraknya dari sumbu rotasi.

MAKALAH FISIKA
X ATP II 9
FISIKA KESETIMBANGAN BENDA TEGAK

Karena setiap partikel mempunyai massa (m) dan kecepatan (v), maka kita bisa
mengatakan bahwa ketika sebuah benda tegar berotasi, semua partikel yang menyusun
benda itu memiliki energi kinetik (energi kinetik = energi kinetik translasi… total energi
kinetik semua partikel yang menyusun benda tegar = energi kinetik benda tegar. Secara
matematis, bisa ditulis sebagai berikut :

EK benda tegar = Total semua Energi Kinetik partikel

EK benda tegar = EK1 + EK2 + EK3 + …. + EKn

EK benda tegar = ½ m1v12 + ½ m2v22 + ½ m3v32 + …. + ½ mnvn2

Keterangan :

EK1 = ½ m1v12 = Energi Kinetik Partikel 1

EK2 = ½ m2v22 = Energi Kinetik Partikel 2

EK3 = ½ m3v32 = Energi Kinetik Partikel 3

Karena partikel yang menyusun benda tegar sangat banyak, maka kita cukup menulis
titik-titik (…..) EKn = ½ mnvn2 = Energi Kinetik partikel yang terakhir.

MAKALAH FISIKA
X ATP II 10
FISIKA KESETIMBANGAN BENDA TEGAK

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pertama, jika titik berat benda berada di bawah titik tumpuh, maka benda selalu
berada dalam keseimbangan stabil (benda masih bisa bergerak kembali ke posisi semula
setelah puas jalan-jalan). Contohnya adalah ketika sebuah benda digantung dengan tali.
Untuk kasus seperti ini, titik berat benda selalu berada di bawah titik tumpuh (titik
tumpuh berada di antara tali dan tiang penyanggah).

Kedua, jika titik berat benda berada di atas titik tumpuh, keseimbangan bersifat relatif.
Benda bisa berada dalam keseimbangan stabil, benda juga bisa berada dalam
keseimbangan labil/tidak stabil. Apabila setelah didorong, posisi benda masih bisa
kembali ke posisi semula (benda berada dalam keseimbangan stabil). Sebaliknya,
apabila setelah didorong, posisi benda tidak bisa kembali ke posisi semula. Benda akan
terus berguling ria ke kanan (benda berada dalam keseimbangan tidak stabil/labil)

Ketiga, keseimbangan benda sangat bergantung pada bentuk/ukuran benda. Benda


yang kurus dan langsing berada dalam keseimbangan tidak stabil jika posisi berdiri
benda tersebut. Alas yang menopang benda tidak lebar. Ketika disentuh sedikit saja,
benda langsung tumbang. Perhatikan posisi titik berat dan titik tumpuh. Sebaliknya,
benda yang gemuk lebih stabil. Alas yang menopang benda lumayan lebar. Setelah
bergerak, titik beratnya masih berada di sebelah kiri titik tumpuh, sehingga benda masih
bisa kembali ke posisi semula.

Keempat, keseimbangan benda tergantung pada jarak titik berat dari titik tumpuh. Jika
posisi berdiri benda berada dalam keseimbangan tidak stabil. Angin niup dikit aja, benda
langsung berguling ria. bandingkan dengan contoh benda kurus sebelumnya.

Sebaliknya, jika posisi benda berada dalam keseimbangan stabil. Kata si benda, daripada
berdiri mending tridur saja. biar kalau ada tikus yang nabrak, diriku tidak ikut-ikutan
tumbang. Sekarang perhatikan jarak antara titik berat dan titik tumpuh. Ketika benda
berdiri, jarak titik berat dan titik tumpuh lumayan besar. Ketika benda tidur, jarak antara
titik berat dan titik tumpuh sangat kecil.

Kita bisa menyimpulkan bahwa keseimbangan benda sangat bergantung pada jarak titik
berat dari titik tumpuh. Semakin jauh si titik berat dari si titik tumpuh, keseimbangan
benda semakin tidak stabil. Sebaliknya, semakin dekat si titik berat dari si titik tumpuh,
keseimbangan benda semakin stabil.

MAKALAH FISIKA
X ATP II 11
FISIKA KESETIMBANGAN BENDA TEGAK

B. Saran

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya
dengan judul makalah ini.

Penulis banyak berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun
kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan –
kesempatan berikutnya.

Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca pada
umumnya

MAKALAH FISIKA
X ATP II 12
FISIKA KESETIMBANGAN BENDA TEGAK

DAFTAR PUSTAKA

Handayani, Sri,”FISIKA 2”,Departemen Pendidikan Nasional: Jakarta,2009.


Widodo, Tri,”Fisika 2” Departemen Pendidikan Nasional: Jakarta,2009.
http://yokijayabustami.blogspot.com

MAKALAH FISIKA
X ATP II 13

Anda mungkin juga menyukai

  • Makalah Fisika
    Makalah Fisika
    Dokumen13 halaman
    Makalah Fisika
    Riki Rahmadani
    Belum ada peringkat
  • Makalah Fisika
    Makalah Fisika
    Dokumen13 halaman
    Makalah Fisika
    Riki Rahmadani
    Belum ada peringkat
  • Makalah Kimia
    Makalah Kimia
    Dokumen14 halaman
    Makalah Kimia
    Riki Rahmadani
    Belum ada peringkat
  • Makalah Fisika
    Makalah Fisika
    Dokumen13 halaman
    Makalah Fisika
    Riki Rahmadani
    Belum ada peringkat
  • Kafer Makalah
    Kafer Makalah
    Dokumen1 halaman
    Kafer Makalah
    Riki Rahmadani
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar
    Riki Rahmadani
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi
    Riki Rahmadani
    Belum ada peringkat
  • Makalah Kimia
    Makalah Kimia
    Dokumen14 halaman
    Makalah Kimia
    Riki Rahmadani
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi
    Riki Rahmadani
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar
    Riki Rahmadani
    Belum ada peringkat
  • Makalah Kimia
    Makalah Kimia
    Dokumen14 halaman
    Makalah Kimia
    Riki Rahmadani
    Belum ada peringkat
  • Kafer Makalah
    Kafer Makalah
    Dokumen1 halaman
    Kafer Makalah
    Riki Rahmadani
    Belum ada peringkat
  • Makalah Fisika
    Makalah Fisika
    Dokumen13 halaman
    Makalah Fisika
    Riki Rahmadani
    Belum ada peringkat
  • Kafer Makalah
    Kafer Makalah
    Dokumen1 halaman
    Kafer Makalah
    Riki Rahmadani
    Belum ada peringkat
  • Makalah Fisika
    Makalah Fisika
    Dokumen13 halaman
    Makalah Fisika
    Riki Rahmadani
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi
    Riki Rahmadani
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar
    Riki Rahmadani
    Belum ada peringkat
  • Makalah Fisika
    Makalah Fisika
    Dokumen13 halaman
    Makalah Fisika
    Riki Rahmadani
    Belum ada peringkat
  • Makalah Fisika
    Makalah Fisika
    Dokumen13 halaman
    Makalah Fisika
    Riki Rahmadani
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi
    Riki Rahmadani
    Belum ada peringkat