Anda di halaman 1dari 5

Nama : Shella Panca Oktaviana

NIM : 131711133013/A2-2017

Konsep Keluarga

 Konsep keluarga didefinisikan sebagai unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas
kepala keluarga serta beberapa orang yang berkumpul dalam satu atap serta saling
bergantung ( Depkes, 1998)
 Fungsi keluarga ( Friedman, 1998)
1. Fungsi afektif : kasih saying, kenyamanan emosional
2. Fungsi sosialisasi dan penempatan social : keluarga merupakan tempat
pengembangan dan melatih anak untuk berkehidupan social sebelum meninggalkan
rumah atau berhubungan dengan orang lain diluar rumah
3. Fungsi reproduksi : mempertahankan kelanjutan generasi keluarga
4. Fungsi ekonomi : memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi
5. Fungsi perawatan : mempertahankan kesehatan anggota keluarga. Missal, orang tua
memfasilitasi kesehatan anaknya
6. Fungsi Pendidikan : merupaka tempat belajar pertama kali, seperti sekolah,
mengaji, mengajarkan cara makan, toileting, dll.
 Jenis keluarga
1. Keluarga inti ( nuclear family) : ayah, ibu, dan anak yang diperoleh dari
keturunannya atau adopsi atau keduanya
2. Keluarga besar (extended family) : keluarga inti yang ditambah anggota keluarga
lain yang masih mempunyai hubungan darah ( kakek, nenek, paman, bibi)
3. Keluarga berantai ( serial family) : wanita dan pria yang menikah lebih dari satu
kali dan merupakan satu keluarga inti
4. Keluarga duda/janda (single family) : keluarga yang terjadi karena pencarian
/kematian
5. Keluarga yang berkomposisi : keluarga yang berpoligami dan hidup Bersama
6. Keluarga kabitas (cohabitation family) : dua orang menjadi satu tanpa pernikahan
membentuk satu keluarga.
 Tugas kesehatan keluarga
1. Mengenal masalah kesehatan
2. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat
3. Merawat anggota keluarga yang sakit
4. Modifikasi lingkungan, menciptakan dan mempertahankan lingkungan rumah yang
sehat.
5. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan dengan tepat.
 Tahap perkembangan keluarga
1. Tahap I : Pasangan Baru (Keluarga Baru )
- Membina hubungan intim yang memuaskan
- Membina hubungan dg keluarga lain,teman,kelompok sosial
- Mendiskusikan rencana memiliki anak ( KB)

2. Tahap II : Keluarga Kelahiran Anak Pertama


- Kelahiran anak pertama sambai usia 2,5 tahun
- Tugas perkembangan keluarga : Persiapan menjadi orang tua ; adaptasi dengan
perubahan anggota keluarga,peran,interaksi,hubungan seksual,
mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.

3. Tahap III : Keluarga dengan Anak Pra-Sekolah


- Usia anak pertama 2,5-5 tahun
- Membantu anak untuk sosialisasi.
- Pembagian tanggung jawab
- Stimulasi tumbuh kembang anak
- Pembagian waktu untuk pasangan dan anak
- Adaptasi pembagian peran dengan anak yang lain (Apabila anak pertama
memiliki adik)

4. Tahap IV : Keluarga dengan Anak Sekolah


- Usia anak 6-13 tahun
- Membantu sosialisasi anak
- Meningktkan prestasi belajar anak
- Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat
- Mempertahankan hubungan perkawinan yang bahagia.

5. Tahap V : Keluarga dengan Anak Remaja


- Usia anak 14-20 tahun dan belum menikah
- Permasalahan kompleks: alkohol, narkoba, gaya hidup, seksualitas, rokok
- Komunikasi remaja-orang tua
- Otonomi remaja yang meningkat
- Pengaruh teman sebaya
- Keseimbangan Kebebasan dan tanggung jawab remaja.
- Perbaikan komunikasi remaja-orang tua

6. Tahap VI : Keluarga dengan Anak Dewasa ( Pelepasan )


- Dimulai saat anak pertama meninggalkan rumah.
- Menyesuaiakan kembali hubungan perkawinan
- Keluarga lebih luas dengan memasukan anggota keluarga baru dari
perkawianan anak-anaknya.
- Merawat orang tua lansia yag sakit-sakitan dari suami maupun istri.

7. Tahap VII : Keluarga Usia Pertengahan


- dimulai pada saat anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat
pensiun atau salah satu pasangan meninggal dunia.
- Tugas perkembangan keluarga : mempertahankan kesehatan, mempertahankan
hubungan dengan teman sebaya dan anak – anak, meningkatkan keakraban
pasangan.

8. Tahap VIII : Keluarga Usia Lanjut


- Pensiun/ kematian pasangan
- Kehilangan /perpisahan yang dirasakan: pasangan, ekonomi, jabatan,
kesehatan, tempat tinggal.
- Fase yang berat
- Menyesuaikan dengan pendapatan yang menurun
- “Post Power Syndrome”
- Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan
- Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi.
 Keluarga sejahtera
Keluarga yang dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah, mampu memenuhi
kebutuhan hidup spiritual dan material yang layak bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, memiliki hubungan yang serasi, selaras, dan seimbang antara anggota antara
keluarga dengan masyarakat dan lingkungan
 Kelarga pra sejahtera
- Keluarga belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, seperti
sandang, pangan, papan, kesehatan dan pendidikan.
- Tidak mampu memenuhi salah satu indikator berikut : menjalankan ibadah
sesuai dengan agamanya, makan minimal dua kali sehari, pakaian lebih dari satu
pasang, sebagian lantai rumahnya tidak dari tanah; jika sakit dibawa ke sarana
kesehatan.
 Keluarga sejahtera 1
- Dapat memenuhi kebutuhan fisik minimum secara minimal namun belum dapat
memenuhi kebutuhan sosial dan psikologis seperti pendidikan, interaksi dalam
keluarga, interaksi dengan lingkungan tempat tinggal dan pekerjaan yang
menjamin kehidupan yang layak.
- Tidak mampu memenuhi salah satu indikator berikut : menjalankan ibadah
secara teratur, makan daging/telur/ikan minimal seminggu sekali, memiliki baju
baru minimal sekali dalam setahun, luas lantai rumah rata-rata 8M² per anggota
keluarga, semua anak berusia 5-15 tahun sekolah, salah satu anggota keluarga
memiliki penghasilan tetap, tidak sakit dalam 3 bulan terakhir dan dapat
melaksanakan fungsinya dengan baik.
 Keluarga sejahtera 2
- Keluarga dapat memenuhi kebutuhan dasar, kebutuhan psikologis tetapi belum
dapat memenuhi kebutuhan perkembangan (menabung dan memperoleh
informasi).
- Belum mampu melaksanakan indikator berikut : Upaya keluarga
meningkatkan/menambah pengetahuan agama, keluarga mempunyai tabungan,
makan bersama paling kurang sekali sehari, ikut serta dalam kegiatan
masyarakat, rekreasi bersama/penyegaran paling kurang sekali dalam sebulan,
memperoleh berita dari surat kabar, radio, televisi, majalah, anggota keluarga
mampu menggunakan transportasi.
 Keluarga sejahtera 3
- dapat memenuhi kebutuhan pada tahapan keluarga I dan II namun belum dapat
memberikan sumbangan (kontribusi) maksimal terhadap masyarakat dan
berperan secara aktif dalam masyarakat.
- belum mampu melaksanakan indikator berikut: memberikan sumbangan secara
teratur (dalam waktu tertentu) secara sukarela dalam bentuk materi kepada
masyarakat, aktif sebagai pengurus yayasan/institusi dalam kegiatan
kemasyarakatan.
 Keluarga sejahterah 4
- Keluarga yang dapat memenuhi semua kebutuhan keluarga pada tahapan I
sampai dengan III. Bila keluarga sudah mampu melaksanakan seluruh tahapan
maka keluarga disebut keluarga sejahtera

Anda mungkin juga menyukai