Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

I. PENGERTIAN
Persetujuan masuk rumah sakit adalah persetujuan masuk RSU Sembiring Delitua untuk
mendapat asuhan medis dan keperawatan yang diberikan oleh pasien atau keluarga atas dasar
adanya surat perintah perawatan inap dari dokter serta informasi dan penjelasan rawat inap pasien.
Informed adalah Informasi medik yang diberikan oleh dokter tentang keadaan umum,
diagnose dan terapi dan tindakan yang dianjurkan kepada pasien baik tertulis maupun lisan.
Persetujuan (Consent) adalah persetujuan tertulis tindakan medis dan pasien atau
keluarganya yang berhak.
Informed Consent adalah suatu doktrin atas hak otonomi pasien yang mewajibkan adanya
persetujuan pasien sebelum dilakukan sesuatu tindakan medik kepada pasien dimana persetujuan
tersebut harus dibuat setelah pasien menerima informasi medis yang akurat tentang berbagai aspek
yang dibutuhkan dalam membuat keputusan.
Penolakan tindakan medik (Informed Refusal) adalah pernyataan tertulis dari pasien untuk
menolak sesuatu informasi atau tindakan. Kompeten suatu keadaan kemampuan seseoarang untuk
dapat membuat keptusan, dalam hal ini memiliki syarat bahwa dia harus cukup umur (UU
menentukan usia 21 tahun atau sudah pernah menikah) tidak dalam keadaan sadar dan memiliki
mental cukup sehat (tidak retardasi mental atau tidak sakit mental membuat tidak dapat membuat
keputusan.
Tindakan medik adalah tindakan yang bersifat diagnostik, therapeutik yang dilakukan
terhadap pasien.
Tindakan inpasif adalah tindakan medik langsung yang dapat mempengaruhi keutuhan
jaringan tubuh.
a) Pasien adalah penerima jasa pelayanan kesehatan dirumah sakit, baik dalam keadaan sehat
maupun sakit ataupun pasien tiba di Rumah Sakit Umum Sembiring Delitua dalam keadaan
tidak sadar dan gawat tanpa didampingi oleh keluarga terdekat yang boleh menerima
b) Dokter adalah dokter umum’ dokter spesialis dan dokter gigi/ dokter gigi spesialis yang
berkerja dirumah sakit.
c) Orang tua adalah ayah dan ibu.

d) Ayah : - Ayah kandung


- Termasuk “ayah” adalah ayah angkat yang ditetapkan berdasarkan penetapan
peradilan atau berdasarkan hukum adat.
e) Ibu : - Ibu kandung
- Termasuk “Ibu” adalah ibu angkat yang ditetapkan berdasarkan hukum adat.
- Memberikan persetujuan/ penolakan apabila “ayah”tidak ada atau berhalangan.
f) Suami : - seorang laki-laki yang dalam ikatan perkawinan dengan seorang
perempuan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
g) Istri : - Seorang perempuan yang dalam ikatan perkawinan dengan seseorang
laki- laki berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
- Apabila yang bersangkutan mempunyai lebih dari 1 (satu) istri,
persetujuan/ penolakan dapat dilakukan oleh salah satu dari mereka.
h) Wali adalah orang yang menurut hukum menggantikan orang lain yang belum dewasa untuk
mewakilinya dalam melakukan perbuatan hukum, atau orang menurut hukum menggantikan
kedudukan orangtua.

Panduan Pemberian Informasi & Tindakan Medis (Informed Consent) Page 1


i) Induk semang adalah orang berkewajiban untuk mengawasi serta ikkut bertanggung jawab
terhadap pribadi orang lain, seperti pimpinan asrama dari anak perantauan, atau kepala rumah
tangga yang belum dewasa.
j) Gangguan mental adalah kelompok gejala psikologi atau prilaku yang secara klinis
menimbulkan penderitaan dan gangguan fungsi kehidupan seseorang, mencakup gangguan
mental berat, Dementa Senilis.
k) Pasien gawat darurat adalah pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat atau menjadi
gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya (akan menjadi cacat) bila tidak
mendapat pertolongan secepatnya.
l) Jika pasien tidak sadar tanpa pengantar keluarga terdekat pergunakan formulir RM 30 (surat
pernyataan pengambilan keputusan tindakan medis pada pasien tidak sadar tanpa pengantar
keluarga terdekat).
Untuk formulir ini harus ditandatangani oleh 2 (dua) orang dokter, yaitu :
- Satu orang dokter asisten ahli
- Satu orang dokter ahli
Kedua dokter tersebut spesialisnya harus sesuai dengan penyakit pasien dalam bidang yang
sama

Panduan Pemberian Informasi & Tindakan Medis (Informed Consent) Page 2


BAB II
RUANG LINGKUP

1. Rumah sakit bertanggungjawab untuk memberikan proses yang mendukung hak pasien dan
keluarganya selama dalam pelayanan. Dimana rumah sakit beerjasama untuk melindungi dan
mengedepankan hak pasien dan keluarganya, memahami hak pasien dan keluarga sesuai
dengan undang-undang dan peraturan dan dalam hubungannya dengan komunitas yang
dilayaninya serta menghormati hak pasien untuk mendapatkan hak istimewa dalam
menentukan informasi apa saja yang berhubungan dengan pelayanan yang boleh disampaikan
kepada keluarga dan situasi tertentu.
2. Pelayanan dilaksanakan dengan penuh perhatian dan menghormati nilai-nilai pribadi dan
kepercayaan pasien. Beberapa nilai dan kepercayaan pada pasien bersumber dari budaya dan
agama, bila pasien atau keluarganya ingin bicara dengan seseorang berkenan dengan
kebutuhan keagamaan dan spriritualnya. Rumah sakit mempunyai proses untuk merespon
permintaan yang bersifat rutin maupun kompleks yang berkenan dengan agama atau dukungan
spiritual dan merespon terhadap permintaan untuk keperluan dukungan agama dan spiritual
pasien.
3. Pelayanan menghormati kebutuhan privasi pasien, dimana paasien mungkin menghendaki
privasi dari staf lain, pasien lain bahkan dari keluarganya oleh sebab itu rumah sakit akan
menegaskan agar staf dapat mengidentifikasi harapan dan kebutuhan privasi pasien, serta
menghormati privasi pada setiap wawancara klinis, pemeriksaan, prosedur/pengobatan dan
transportasi.
4. Rumah sakit mengambil langkah untuk melindungi barang milik pasien dari pencurian atau
kehilangan, dimana rumah sakit telah menentukan tingkat tanggungjawab terhadap barang
milik pasien dan pasien memperoleh informasi tentang tanggung jawab rumah sakit
mengambil ahli barang milik pasien atau apabila pasien tidak dapat melaksanakan
tanggungjawabnya dalam melindungi barang berharga milik pasien.
5. Perlindungan pasien terhadap kekerasan fisik rumah sakit bertanggungjawab melindungi
pasien dari kekerasan fisik oleh pengunjung pasien lain dan staf rumah sakit. Rumah sakit
mencegah kekerasan melalui prosedur investigasi pada setiap orang tidak memiliki
identifikasi, monitoring lokasi yang terpencil atau terisolasidi rumah sakit dan secara cepat
bereaksi terhadap mereka yang berada dalam bahaya kekerasan.
6. Informasi tentang pasien adalah rahasia. Staf menghormati kerahasiaan pasien dengan tidak
memasang / memampang informasi rahasia pada pintu kamar pasien, di nurse station dan tidak
membicarakannya ditempat umum. Staf mengetahui undang-undang dan peraturan tentang tata
kelola kerahasiaan informasi dan memberitahukan pasien tentang bagaimana rumah sakit
menghormati kerahasiaan informasi. Pasien juga diberitahu tentang kapan dan pada situasi

Panduan Pemberian Informasi & Tindakan Medis (Informed Consent) Page 3


bagaimana informasi tersebut dapat dilepas dan bagaimana meminta izin untuk itu. Rumah
sakit mendukung hak pasien dan keluarga untuk berpartisipasi dalam proses pelayanan melalui
pembuatan keputusan tentang pelayanan, bertanya tentang pelayanan, dan bahkan menolak
prosedur diagnostik dan pengobatan.
7. Rumah sakit mendukung hak pasien dan keluarga untuk berpartisipasi dalam proses pelayanan
dimana rumah sakit mendukung dan meningkatkan keterlibatan pasien dan keluarganya dalam
semua aspek pelayanan dengan mengembangkan dan mengimplementasikan kebijakan dan
prosedur yang terkait dimana ini mengenai hak pasien untuk mencari second opinion /
pendapat kedua tanpa takut untuk berkompromi dalam hal pelayanan, baik didalam maupun
diluar rumah sakit.
8. Rumah sakit memberitahu pasien dan keluarga dengan cara dan bahasa yang dapat di mengerti
tentang proses bagaimana mereka akan diberitahu tentang kondisi medis dan setiap diagnosis
pasti, bagaimana mereka ingin dijelaskan tentang rencana pelayanan dan pengobatan, serta
bagaimana mereka dapat berpartisipasi dalam keputusan pelayanan, bila mereka memintanya.
Meskipun ada beberapa pasien yang tidak mau diberitahu tentang diagnosis pasti atau untuk
berpartisipasi dalam keputusan tentang pelayanannya, mereka diberi kesempatan dan dapat
memilih berpartisipasi melalui keluarganya, teman atau wakil yang dapat mengambil
keputusan dimana rumah sakit akan memberikan informasi dengan membuat pasien dan
keluarga memahami kondisi medis, diagnosis pasti, rencana pelayanan dan pengobatan
selanjutnya, serta persetujuan yang akan diminta dimana membuat keluarga dan pasien dapat
memahami hak mereka untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan pelayanan medis.
9. Rumah sakit menghormati keinginan dan pilihan pasien untuk menolak pelayanan resusitasi
atau membatalkan atau memberhentikan pengobatan bantuan hidup dasar.
- Membantu rumah sakit mengidentifikasi posisinya pada masalah ini.
- Memastikan bahwa posisi rumah sakit sesuai dengan norma agama dan budaya serta semua
persyaratan hukum dan peraturan, khususnya dengan persyaratan hukum untuk resusitasi
yang tidak konsisten dengan keinginan pasien.
- Mencakup situasi dimana keputusan tersebut berubah sewaktu pelayanan sedang berjalan.
- Memandu para professional kesehatan melalui isu etika dan hukum dalam melaksanakan
keinginan pasien yang demikian. Dimana rumah sakit telah menetapkan posisinya pada saat
pasien menolak pelayanan resusibasi dan membatalkan atau mundur dari pengobatan
bantuan hidup dasar disertai posisi rumah sakit sesuai dengan norma agama dan budaya
masyarakat serta persyaratan hukum dan peraturan.
10. Rumah sakit menghormati dan mendukung hak pasien dengan cara asesmen manajemen nyeri
yang sesuai dimana ini merupakan hak pasien untuk melelaporkan rasa nyeri serta peneriksaan
dan pengelolaan nyeri secara akurat oleh staf rumah sakit.

Panduan Pemberian Informasi & Tindakan Medis (Informed Consent) Page 4


11. Rumah sakit mendukung hak pasien untuk mendapatkan pelayanan yang penuh hormat dan
kasih sayang pada akhir kehidupannya. Dimana para staf rumah sakit menghormati hak pasien
yang sedang menghadapi kematian yang memilki kebutuhan yang unik, kebutuhan ini meliputi
pengobatan terhadap gejala primer dan sekunder, manajemen nyeri, respon terhadap aspek
psikologis sosial, emosional, agama dan budaya pasien dan keluarganya.
12. Rumah sakit memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarganya mengenai proses untuk
menerima dan bertindak terhadap keluhan, konflik dan perbedaan pendapat tentang pelayanan
pasien serta hak pasien untuk berpartisipasi dalam proses ini, dimana nantinya rumah sakit
akan menyelidiki keluhan, konflik dan perbedaan pendapat, bila perlu keluarganya ikut serta
dalam proses penyelesaian.
13. Pernyataan persetujuan (Informed Consent) dari pasien didapat melalui suatu proses yang
ditetapkan rumah sakit dan dilaksanakan oleh staf yang terlatih dalam bahasa yang dipahami
pasien dimana informed consent telah dijabarkan sesuai dengan kebijakan dan prosedur rumah
sakit.
14. Penelitian rumah sakit memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarganya tentang
bagaimana cara mendapatkan akses ke penelitian klinis, pemeriksaan atau clinical trial yang
melibatkan manusia sebagai subjek. Dimana rumah sakit akan menjelaskan ke pasien tentang
manfaat yang akan diharapkan, potensi ketidaknyaman dan risiko serta tentang alternatif yang
dapat menolong mereka dengan prosedur yang harus diikuti dimana pasien juga diyakinkan
bahwa penolakan untuk berpartisipasi atau pengunduran diri dari partisipasi tidak
mempengaruhi akses mereka terhadap pelayanan rumah sakit. Selain itu pihak rumah sakit
juga akan memberikan perlindungan kepada pasien yang berpartisipasi dalam penelitian,
pemeriksaan atau percobaan klinis ini, namun sebelumnya pasien akan memperoleh informed
consent sebelum berpartisipasi didalamnya.

Panduan Pemberian Informasi & Tindakan Medis (Informed Consent) Page 5


BAB III
TATA LAKSANA

3.1 Pada saat Pendaftaran


Tata laksana Hak Pasien Dan Keluarga bagi pasien di RSU Sembiring Delitua sama
seperti yang tertulis dalam Standar Prosedur Operasional (SPO) tentang Hak Pasien
Dan Keluarga sebagai berikut :
A. Pemberian Informasi Mendapatkan Pelayanan di Registrasi
1. Ucapkan salam kepada pasien atau keluarganya dan persilakan untuk duduk
menunggu giliran pelayanan.
2. Ciptakan suasana yang nyaman dan hindari tampak lelah.
3. Petugas menanyakan jenis pelayanan yang diperlukan oleh pasien.
4. Petugas memberikan informasi yang membantu mencocokkan harapan pasien
dengan kemampuan rumah sakit untuk memenuhi harapan tersebut.
5. Petugas memberikan informasi tidak melayani bila kebutuhan asuhan di luar misi
dan kemampuan rumah sakit.

B. Penjelasan Hak dan Kewajiban Pasien


A. Hak Pasien
1. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di Rumah
Sakit.
2. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien
3. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi
4. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan
standar prosedur operasional
5. Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari
kerugian fisik dan materi
6. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan
7. Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan peraturan
yang berlaku di Rumah Sakit
8. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain yang
mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di dalam maupun di luar Rumah Sakit;
9. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data
medisnya;
10. Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan
tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi,
dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan

Panduan Pemberian Informasi & Tindakan Medis (Informed Consent) Page 6


11. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh
tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya
12. Didampingi keluarganya dalam keadaan Kritis
13. Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya selama hal itu
tidak mengganggu pasien lainnya
14. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di Rumah
Sakit
15. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit terhadap dirinya;
16. Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan
kepercayaan yang dianutnya;
17. Menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga
memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata
ataupun pidana
18. Mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar pelayanan
melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

B. Kewajiban Pasien
1. Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatannya.
2. Mematuhi nasehat dan petunjuk dokter atau dokter gigi.
3. Mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana pelayanan kesehatan.
4. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diberikan.
5. Memenuhi hal-hal yang telah disepakati / perjanjian yang telah dibuat

C. Prosedur untuk Mendaftar Rawat Inap


Pasien atau Keluarga Pasien mendaftarkan identitas pasien di Ruang Registrasi
Rawat Inap
1. Identitas yang dibutuhkan saat registrasi adalah :
a. Nama lengkap sesuai dengan KTP atau identitas yang berlaku.
b. Alamat Lengkap
c. Nomor telepon dan nomor handphone
d. Surat Pengantar Rawat Inap oleh dr spesialis (bila ada)
e. Surat Rujukan dari PPK 1 untuk pasien peserta BPJS Kesehatan (tidak diperlukan
untuk kasus emergency).
f. Kartu Asuransi atau jaminan perusahaan (khusus peserta asuransi/ perusahaan).
2. Petugas akan membantu dalam informasi pemilihan kamar perawatan sesuai hak kelas
rawatan (pasien BPJS Kesehatan/ Asuransi) atau permintaan dan kebutuhan pasien
untuk pasien umum.

Panduan Pemberian Informasi & Tindakan Medis (Informed Consent) Page 7


3. Petugas akan meminta pasien /keluarga pasien untuk membaca tata tertib di Rawat Inap
dan menyatakan persetujuan untuk mematuhi peraturan (General Consent).
4. Pasien kemudian ke IGD untuk dipersiapkan ke ruang perawatan.
5. Setelah semua siap maka pasien akan diantar oleh perawat ke kamar perawatan. Pasien
diharapkan untuk membawa keperluan pribadi.
D. Prosedur untuk Mendaftar Rawat Jalan
Pasien atau Keluarga Pasien mendaftarkan identitas pasien di Ruang Registrasi Rawat
Jalan
1. Identitas yang dibutuhkan saat registrasi adalah :
a. Nama lengkap sesuai dengan KTP atau identitas yang berlaku.
b. Alamat Lengkap
c. Nomor telepon dan nomor handphone
d. Surat Rujukan dari PPK1 (untuk pasien BPJS Kesehatan)
e. Kartu BPJS Kesehatan/ Asuransi lain atau jaminan perusahaan.
f. Petugas akan mendaftarkan pasien sesuai poliklinik yang dituju.
g. Petugas akan mengarahkan pasien untuk menuju ke poliklinik tujuan.

E. Prosedur untuk Menyelesaikan Administrasi Keluar Rawat Jalan


1. Untuk pasien peserta BPJS Kesehatan kelengkapan administrasi yang harus
dilengkapi agar dapat menerima pelayanan rawat jalan adalah : Surat Rujukan dari
PPK1 (foto copy 3 rangkap), Kartu Peserta BPJS Kesehatan (foto copy 3 rangkap),
KTP (foto copy 3 rangkap), Kartu Keluarga (foto copy 3 rangkap) dan lembar SEP
yang dicetak di loket BPJS Kesehatan.
2. Untuk pasien umum membayar biaya konsultasi, tindakan yang dilakukan dan
resep obat yang ditebus. Mereka akan menerima kwitansi pembayaran.
3. Pasien dapat meninggalkan ruang perawatan

3.2 Pemberian Informasi Mendapatkan Pelayanan di Ruang Rawat Inap


A. Pada saat pertama pasien masuk ke ruang rawat inap :
1. Perawat menerima pasien baru di ruang rawatan
2. Perawat memberikan penjelasan tentang fasilitas, peraturan, pelayanan
keperawatan dan kegawatdaruratan di rumah sakit.
3. Perawat memberi penjelasan kepada pasien dan keluarganya cara mengakses
layanan yang tersedia.
4. Perawat menjelaskan informasi alternatif tentang perawatan yang tidak tersedia di
rumah sakit.
5. Perawat menulis di rekam medis tentang hasil penjelasan informasinya.

Panduan Pemberian Informasi & Tindakan Medis (Informed Consent) Page 8


B. Prosedur untuk menyelesaikan administrasi keluar Rawat Inap :
1. Pasien / Keluarga pasien yang dapat menyelesaikan administrasi untuk keluar adalah
pasien yang telah mendapatkan persetujuan dokter spesialis yang merawat (DPJP)
untuk pulang, pasien yang belum diijinkan pulang tapi sudah menandatangani
persetujuan pulang atas kehendak sendiri (PAPS) atau pasien yang meninggal.
2. Pasien/ Keluarga pasien yang membayar secara umum akan diminta menyelesaikan
administrasi terlebih dahulu. Sedangkan untuk pasien peserta BPJS Kesehatan/asuransi
lain diperiksa berkas-berkasnya sudah lengkap atau belum.
3. Petugas administrasi akan membantu dalam penyelesaian administrasi, dan setelah
selesai Pasien / Keluarga Pasien yang membayar secara umum akan diberikan kwitansi
pembayaran yang telah bertanda Lunas. Sedangkan untuk pasien peserta BPJS
Kesehatan/ asuransi lain, maka pasien / keluarga pasien akan menandatangani SEP.
4. Perawat memberikan map hasil pemeriksaan dan penjelasan jadwal kontrol ulang
pasien serta obat pulang.
5. Pasien dapat meninggalkan ruang perawatan

3.3 Pada Saat Pengobatan


Pada saat pasien berkunjung ke poliklinik atau sedang dirawat di ruang perawatan, akan
berlangsung tanya jawab antara pasien dan dokter (anamnesis), pasien harus bertanya (berusaha
mendapatkan hak pasien sebagai konsumen). Bila berhadapan dengan dokter yang tidak mau
membantu mendapatkan hak pasien, itu saatnya pasien mencari dokter lain atau mencari second
opinion ditempat lain.
Pasien menjadikan dirinya sebagai ”partner” diskusi yang sejajar bagi dokter. Ketika pasien
memperoleh penjelasan tentang apapun, dari pihak manapun, tentunya sedikit banyak harus
mengetahui, apakah penjelasan tersebut benar atau tidak. Semua profesi memiliki prosedur
masing-masing, dan semua kebenaran tindakan dapat diukur dari kesesuaian tindakan tersebut
dengan standar prosedur yang seharusnya. Begitu juga dengan dunia kedokteran. Ada yang disebut
dengan guideline atau Panduan Praktek Klinis (PPK) dalam menangani penyakit. Lalu, dalam
posisi sebagai pasien, setelah kita mengetahui peran penting kita dalam tindakan medis, apa yang
dapat dilakukan? Karena, tindakan medis apapun, harusnya disetujui oleh pasien (informed
consent) sebelum dilakukan setelah dokter memberikan informasi yang cukup. Bila pasien tidak
menghendaki, maka tindakan medis seharusnya tidak dapat dilakukan. Pihak dokter atau RS
seharusnya memberikan kesempatan kepada pasien untuk menyatakan persetujuan atau sebaliknya
menyatakan penolakan. Persetujuan itu dapat dinyatakan secara tulisan.
Selanjutnya, UU no. 29/2004 pada pasal 46 menyatakan dokter WAJIB mengisi rekam medis
untuk mencatat tindakan medis yang dilakukan terhadap pasien secara clear, correct dan complete.
Dalam pasal 47, dinyatakan rekam medis merupakan milik rumah sakit yang wajib dijaga
kerahasiannya, tetapi ISI-nya merupakan milik pasien. Artinya, pasien BERHAK mendapatkan

Panduan Pemberian Informasi & Tindakan Medis (Informed Consent) Page 9


salinan rekam medis dan pasien BERHAK atas kerahasiaan dari isi rekam medis miliknya
tersebut, sehingga rumah sakit tidak bisa memberi informasi terkait data–data medis pasien kepada
orang pribadi/perusahaan asuransi atau ke media cetak / elektronik tanpa seizin dari pasiennya.

3.4 Pada Saat Perawatan.


Selama dalam perawatan, pasien berhak mendapatkan privasi baik saat wawancara klinis,
saat dilakukan tindakan ataupun menentukan siapa yang boleh mengunjunginya. Begitu pula untuk
pelayanan rohani, pasein berhak mendapatkan pelayanan rohani baik secara rutin maupun secara
insidensial manakala dibutuhkan.

BAB IV
DOKUMENTASI

Panduan Pemberian Informasi & Tindakan Medis (Informed Consent) Page 10


1. Pemberitahuan Hak Pasien & Keluarga diberitahukan kepada pasien/keluarga di
dokumentasikan diformulir ceklis pemberian informasi
2. Bukti bahwa Pemberitahuan Hak Pasien & Keluarga sudah dilaksanakan, ditulis di
diformulir ceklis pemberian informasi
3. Semua form tersebut disimpan di rekam medis pasien.
4. Adanya pamphlet hak pasien & keluarga di tempel didinding kamar pasien.

Panduan Pemberian Informasi & Tindakan Medis (Informed Consent) Page 11

Anda mungkin juga menyukai