Anda di halaman 1dari 3

NAMA : Wahyu Saputra

NIM : 185211087
KELAS : MBS 3C
MAKUL : Perilaku Organisasi
DOSEN : Dr. Awan Kostrad Diharto,SE.,M.Ag.

JAWABAN KASUS 1
Menurut saya, barang-barang utama yang dibutuhkan oleh orang yang tersesat di tengah
laut adalah barang –barang untuk menarik perhatian dan untuk menolong jiwa, sementara
menunggu usaha penyelamatan. Alat-alat navigasi menurut saya kurang penting. Walaupun
sebuah sekoci kecil mungkin mampu digunakan untuk mengumpan makanan dan air yang
sekedar cukup untuk hidup selama itu. Karena itu, yang paling penting adalah Cermin Cukur
Janggut dan Dua Galon Campur oli dan Bensin. Barang- barang ini dapat digunakan untuk
member pertolongan udara – laut. Prioritas kedua adalah air dan makanan, misalnya saja Satu
Kotak Perlengkapan Tentara Kelas C.

JAWABAN KASUS 2
1. Penggunaan hukuman bagi para karyawan tepat digunakan sebagai alat pengendali agar
kinerja para perusahaan tersebut dapat berjalan dengan baik. Selain itu hukuman juga
memotivasi para karyawan agar meningkatkan kinerjanya dalam upaya mencapai tujuan
yang ditetapkan mendapat keuntungan semaksimal mungkin atau pun mencapai target
penjualan yang diinginkan perusahaan. Penggunaan hukuman juga dapat dijadikan
teladan kedisiplinan. Jika aturan dan hukum dalam suatu perusahaan tidak berjalan
dengan baik maka akan terjadi konflik kepentingan baik individu maupun antar
perusahaan. Pada kasus diatas, penggunaan hukuman dapat lebih efektif untuk merubah
perilaku pegawai. Seperti pada studi kampus yang karyawan dari dealer tersebut tidak
mencapai target yang diinginkan terjadi peningkatan setelah manajer bersikap keras
kepada karyawannya.

2. Selain manajer di atas masih banyak lagi manajer yang mengunakan hukuman dalam
system kerjanya. Penggunaan hukuman dilakukan agar terjadi penigkatan terhadap
kinerja karyawan sehingga termotivasi dan target yang diinginkan perusahaan akan
tercapai. Punishmen dilakukan untuk memperkecil kesalahan dan pengulangan kesalahan
yang dilakukan pekerja serta sebagai motivasi untuk menghindarkan diri dari tingkah
laku yang tidak diharapkan.

3. Aspek negatif dari penggunan hukuman :

o Memicu adanya konflik pribadi antara manager dengan karyawan yang diberi
hukuman.
o Karyawan yang kepribadiannya tidak mudah menerima hukuman atau teguran
akan tersinggung, yang dikhawatirkan adalah karyawan tersebut justru tidak
termotivasi dan kinerjannya semakin turun.
o Melanggar HAM, maksudnya tidak semua manager yang menggunakan hukuman
berkenan memberikan kesempatan bagi karyawan untuk menjelaskan alasan
mengapa kinerjanya turun atau pun hanya untuk sekedar menyampaikan
pendapatnya.
o Melanggar UU ketenagakerjaan apabila penggunaan hukuman berupa hukuman
fisik.

4. Belum pernah. Namun, jika itu terjadi maka saya akan mengubah perilaku dengan
bekerja dengan lebih baik sehingga meningkatkan kinerja seperti yang diharapkan atasan
saya, asalkan penggunaan hukuman tersebut tidak berupa hukuman fisik.

JAWABAN KASUS 3
1. Analisis kasus melihat dari masalah yang terjadi di atas, seharusnya perusahaan tersebut
harus menciptakan kembali suatu budaya organisasi yang etis agar perusahaan tersebut
dapat berjalan dengan baik. Hal tersebut harus dimulai dari pimpinan (CEO) perusahaan
tersebut. Pemimpin seharusnya dapat menjadi model peran yang visible yang baik, dan
tidak memihak kepada perusahaannya terdahulu sebelum di merger, pimpinan harus
dapat menjadi penengah dan memberikan peran yang baik di depan para karyawannya.
Kemudian pimpinan mengkomunikasikan kembali harapan yang etis yaitu berupa kode
etik organisasi dan berbagai aturan yang baru yang dapat dipatuhi oleh karyawan.
Pemimpin juga dapat memberi beberapa pelatihan etis seperti seminar, loka karya dan
yang lain-lain yang nantinya dapat memperkuat standart tuntunan organisasi, mana yang
diperbolehkan dan mana yang tidak diperbolehkan untuk dilakukan di dalam organisasi.
Setelah itu, pemimpin dapat secara nyata memberikan penghargaan kepada karyawan
yang menjunjung tinggi kode etik tersebut, dan memberikan hukuman kepada karyawan
yang melanggar, dengan begitu akan membuat karyawan untuk selalu menjunjung tinggi
kode etik dari budaya organisasi tersebut. Terakhir pemimpin dapat mengandakan
mekanisme formal di dalam organisasi yang dapat mengurusi perihal kode etik tersebut.
Sehingga karyawan dapat melaporkan hal-hal yang terjadi dalam perusahaan yang
melanggar kode etik tersebut dan ditindaklanjuti.
2. Tindakan yang dapat diambil untuk menciptakan budaya organisasi yang lebih baik,
pemimpin harus menciptakan kembali budaya organisasi dapat membuat perusahaan
tersebut berjalan kembali dengan lancar dan tidak ada lagi kesalahpahaman yang terjadi
diantara kedua perusahaan yang telah di merger tersebut.

Anda mungkin juga menyukai