Anda di halaman 1dari 41

Lecture 4

Thermal Flooding
g

STT MIGAS, Balikpapan


1
Prinsip-
Prinsip
p-Prinsip
p Thermal Process
• Prinsip:
– Menginjeksikan atau menambah atau mentransfer kalor/panas ke
dalam reservoir sehingga dengan penambahan kalor tersebut yang
diindikasikan dengan meningkatnya temperatur reservoir dapat
mengubah sifat fisik fluida yang akan lebih menguntungkan dalam
faktor perolehan

• Thermal flooding/proses umumnya diterapkan pada reservoir yang


memiliki properties minyak berat, biasanya dicirikan dengan GOR
rendah dan viskositas fluida y
yang
g tinggi.
gg

• Menambah panas ke dalam reservoir akan memberikan dampak


turunnya viskositas minyak yang berakibat meningkatkan mobility,
selain itu ada sebagian minyak yang terevaporasi menjadi gas.
gas

• Kedua hal tersebut dapat meningkatkan mobilitas minyak dan


p
mempermudah minyak
y tersebut didesak dan diproduksikan.
p

2
Tabel Viskositas Fungsi
Temperatur

From Farouq Ali, 1974 3


Metoda Thermal Recovary

• Steam Injection

• In-situ Combustion

• Hot Water Injection

4
Metoda Steam Flood

• Steam
St I j ti
Injection
Secara praktis, campuran dari steam dan air panas
j
diinjeksikan ke dalam formasi.
Perbandingan steam dan air yang diinjeksikan dapat
bervariasi dari banyak/kaya steam (high quality) hingga
banyak air (low quality)

• Ada 2 macam cara Steam Injection


- Stimulasi steam pada sumur produksi (sumur injeksi = sumur
produksi)- bukan EOR
- Steam drive dari sumur injeksi pada sumur produksi (sumur
injeksi ≠ sumur produksi)
5
Cyclic Steam Stimulation = Steam Soak =
Huff ‘n
n Puff (bukan
(bukan EOR)

6
Stimulasi Steam (Skematik
Diagram)

7
Stimulasi Steam (Grafik Steam
Quality)

Refer to
enthalpy
diagram

From Satter, 1965 8


Steam Drive

9
Steam Drive ((Skematik Diagram)
g )

10
Steam Drive (Efek Gravity
Segregation)

From Blevins and Billingsley, 1975 11


Metoda Thermal Flood

• In-situ Combustion
Panas dihasilkan dengan cara menginjeksikan udara ke
dalam reservoir yang dapat membakar sebagian dari
minyak. Cara ini dapat menurunkan viskositas dan
evaporasi sebagian minyak menjadi gas, yang pada
akhirnya
khi k d
kedua h l tersebut
hal b d
dapat mengakibatkan
kib k
minyak mudah untuk didorong dan diproduksikan pada
sumur produksi.
p

12
13
In--Situ Combustion (Skematik
In
Diagram)

14
Faktor--faktor yang Mempengaruhi
Faktor
Kinerja Steam
S Flood
• Oil gravity dan viskositas
• Oil in place
• K t b l llapisan
Ketebalan i
• Transmissibility (kh/µ)
• Kedalaman
• Macam batuan
• Karakteristik geologi

15
Faktor--faktor yang Mempengaruhi
Faktor
Kinerja Steam
S Flood
• Oil gravity dan viskositas
Fluida yang memiliki viskositas tinggi dan
gravity rendah adalah target yang baik untuk
metoda ini. Oleh karena fungsi utama dari
metoda ini adalah menurunkan viskositas
minyak. Secara spesifik metoda ini akan
memberikan hasil yang maksimal untuk fluida
d
dengan viskositas
i k it 20 cps atau
t l bih dan
lebih d API
gravity 25 atau lebih rendah.

16
Faktor--faktor yang Mempengaruhi
Faktor
Kinerja Steam
S Flood
• Oil in place
p
Minimal oil inplace yang dapat memberikan recovery
yang baik adalah berkisar 500 bbls per-acft.
• Kedalaman
K d l
Hal yang berkaitan dengan kedalaman adalah tekanan
injeksi
j dan berkurangnya
g y energig ppanas.
Untuk proses steam flood kedalaman optimum reservoir
berkisar dari 200 ft, hingga 5000 ft.
Sedangkan untuk proses in-situ
in situ combustion kedalaman
terendah dari reservoir adalah 500 ft dan tidak ada
batasan untuk terdalamnya.

17
Kurva Heat Losses Vs
Vs. Depth

From Satter, 1965

From Ramey, 1962 18


Faktor--faktor yang Mempengaruhi
Faktor
Kinerja Steam
S Flood
• Ketebalan lapisan
p
Secara praktis minimum ketebalan lapisan untuk steam
flood adalah 20 ft sedangkan in-situ combustion adalah
10 ft.
• Transmissibility (kh/viscositas)
Transmissibility sangat mempengaruhi besarnya laju
pendorongan yang dapat dicapai pada frontal
displacement pada thermal flooding, selain itu
transmissibility yang baik dapat mencegah hilangnya
panas secara berlebihan ke formasi disekitarnya.
y
Minimum transmissibility yang dianjurkan untuk steam
flood adalah 100 md-ft/cp, sedngkan untuk in-situ
combustion adalah 20 md-ft/cp.

19
Faktor--faktor yang Mempengaruhi
Faktor
Kinerja Steam
S Flood
• Macam batuan
Untuk aplikasi steam flood tidak dibatasi oleh macam
batuan reservoir. Hanya saja untuk batuan reservoir
yang mengandung swelling clay akan mempengaruhi
transmissibility.
Aplikasi in-situ combustion tidak akan optimum pada
b t
batuan li
limestone.
t H l ini
Hal i i dikarenakan
dik k rendahnya
d h
kandungan minyak di dalam matrix (low porosity).
• Karakteristik geologi
g g
Untuk kegiatan injeksi steam faktor geologi merupakan
pertimbangan terakhir apabila faktor-faktor di atas
sudah terpenuhi.
terpenuhi
20
Faktor--faktor yang Mempengaruhi
Faktor
Kinerja Steam
S Flood
• Karakteristik geologi (lanjutan)
Proses ini tidak dianjurkan untuk dilakukan
pada karakteristik geologi yang terlalu
kompleks, seperti:
9 Oil rim reservoir ((ketebalan minyak
y tipis
p dan g
gas
cap yang besar).
9 Sand yang tipis, tidak menerus dan berlaminasi
(selang seling sand-shale).
(selang-seling sand shale)

21
Flood Pattern (Tugas
(Tugas
R
Rangkuman)
Rangkuman
k )
• Tujuan utamanya adalah estimasi sweep
efficiency berdsarkan pola (pattern) sumur
j
injeksi dan p
produksi.

• Selain pola tadi, faktor yang


mempengaruhi adalah mobility ratio.

• Pola yang ada pada waterflooding berlaku


juga untuk metoda injeksi lainnya.
22
Estimasi Recovery pada Proses
Thermal
1. Estimasi recovery pada proses thermal dihitung
b d
berdasarkan
k perolehan
l h d i individual
dari i di id l pattern
tt ( l )
(pola)
dan variabel rata-ratanya.

2. Harga yang diperoleh dari butir (1) dikalikan dengan


jumlah patern yang ada di dalam wilayah interest yang
disesuaikan dengan jadwal.

3. Setelah itu dilakukan koreksi terhadap nilai perolehan


yang diperoleh, salah satunya adalah koreksi terhadap
sweep efficiency
ffi i apabila
bil ada
d lebih
l bih dari
d i satut model
d l
pattern yang diterapkan pada reservoir yang
heterogen.

23
Estimasi Recovery Proses Thermal
untuk
t k Si
Single
l Pattern
P tt
Asumsi:
• Perhitungan berlaku pada model pattern
tunggal
• Minyak yang tersapu dimulai dari zona
steam hingga zona hot hot-water
water (air panas)
• Kinerja yang dijabarkan disini merupakan
hasil ujij coba di lapangan
p g

24
Oil Saturation Before-After
S
Steamflood
fl d

25
From Blevins and Billingsley, 1975
Recovery Efficiency (RE)
• Recovery efficiency selain fungsi displacement
efficiency, juga fungsi terhadap Volumetric
Sweep Efficiency (E
EVOL).

26
Areal & Vertical Sweep
Effi i
Efficiency (EA & EV )

27
Estimasi Recovery Proses Thermal
untuk
t k Si
Single
l Pattern
P tt
Estimasi Efektivitas Pendorongan (displacement),
ED:

- Untuk di wilayah
y steam:
Diasumsikan zona ini memiliki Sor = 15%
Jumlah minyak yang didorong (bbls)=
(Soi - 0.15)
0 15) x 7758 x Area (ac-ft)

- Untuk di wilayah hot water:


Di
Diasumsikan
ik zona inii i memiliki
iliki Sor
S = 25%
Jumlah minyak yang didorong (bbls)=
((Soi - 0.25)) x 7758 x Area ((ac-ft))

28
Estimasi Recovery Proses Thermal
untuk
t k Si
Single
l Pattern
P tt
Estimasi Penyapuan Volumetric (Volumetric sweep, EVOL):
(Vertical Sweep,
Sweep EV)

- Untuk Steam:
Pada proses steam berlaku:
Thickness (h,
(h ft) Well Spacing (ac)
20 2.5
15 5.0
10 10.0

- Untuk Air Panas (Hot Water):


Thickness (h, ft) Well Spacing (ac)
40 2.5
35 50
5.0

Pada kondisi khusus, vertical sweep efficiency dari injeksi air panas adalah
80% dari total thickness.

29
Estimasi Recovery Proses Thermal
untuk
t k Si
Single
l Pattern
P tt
Estimasi Penyapuan Volumetric (Volumetric sweep, EVOL):
(A l Sweep,
(Areal S EA)

- Untuk Steam:
Pada p
proses steam berlaku:
Percent Area (%) Well Spacing (ac)
70 2.5
65 5.0
60 10 0
10.0

- Untuk Air Panas (Hot Water):


Percent Area (%) Well Spacing (ac)
90 2.5
85 5.0
80 10.0

30
Estimasi Recovery Proses Thermal
untuk
t k Si
Single
l Pattern
P tt
Estimasi Capture Efficiency:
Capture efficiency adalah jumlah minyak dalam
persen yang dapat diperoleh dari daerah yang
sudah mengalami pengurasan sebelumnya.

Nilai ini sangat bergantung dari beberapa hal,


seperti:
• Perbedaan saturasi minyak pada saat proses dimulai
dengan maximum sisa saturasi minyak yang mungkin
dengan memperhintungkan adanya saturasi connate
water (Swc)
( )
• Luas areal untuk proses thermal (pada proses
thermal, jumlah minyak yang dapat didorong adalah
yang berada di atas posisi warm water)
• Viskositas minyak
31
Estimasi Recovery Proses Thermal
untuk
t k Si
Single
l Pattern
P tt
Formula Estimasi Capture Efficiency:
- Capture Efficiency =
100% - f (100 – areal sweep efficiency) (1 – Swc – Soi)

* areal sweep efficiency dalam satuan %


* Harga f dapat bervariasi:
f = 2,
2 untuk viskositas minyak 20 – 100 cps
= 4, untuk viskositas minyak 100 – 1000 cps
= 6, untuk viskositas minyak >1000
1000 cps
32
Th
Thermal
l Fl
Flooding
di
In-Situ Combustion

33
Estimasi Recovery Proses Thermal
untuk
t k Si
Single
l Pattern
P tt
Asumsi:
1. Perhitungan berlaku pada model pattern
tunggal
2. Minyak yang tersapu merupakan minyak
yang terbakar
3. Proses penyapuan selanjutnya juga
mengikuti
g proses steam flooding
p g

34
Estimasi Recovery Proses Thermal
untuk
t k Si
Single
l Pattern
P tt
Estimasi Efektivitas Pendorongan (displacement), ED:

- Zona minyak terbakar:


Diasumsikan nilai rata-rata untuk konsumsi fuel adalah 200 bbls per-
ac-ft (Sob)
Sob = 200 / 7758 x φ
Perubahan saturasi minyak akibat pembakaran adalah = Soi - Sob

- Untuk di wilayah steam:


Diasumsikan zona ini memiliki Sor = 15% untuk minyak berat (<30
deg. API)
Perubahan saturasi minyak akibat pembakaran adalah = Soi - Sor

- Untuk di wilayah hot water:


Diasumsikan zona ini memiliki Sor = 25% untuk minyak >30 deg. API
Perubahan saturasi minyak akibat pembakaran adalah = Soi - Sor

35
Estimasi Recovery Proses Thermal
untuk
t k Si
Single
l Pattern
P tt
Estimasi Penyapuan Volumetric (Volumetric sweep, EVOL):
(V ti l Sweep,
(Vertical S EV)

- Untuk zona terbakar (burned):

Thickness (h, ft) Well Spacing (ac)


12 2.5
10 Larger Spacing

- Untuk Steam:
Pada proses steam berlaku, h-steam = h (burned zone) + 10

- Untuk Air Panas (Hot Water):


Pada proses hot water berlaku, h-hot water = h-steam + 30

36
Estimasi Recovery Proses Thermal
untuk
t k Si
Single
l Pattern
P tt
Estimasi Penyapuan Volumetric (Volumetric sweep, EVOL):
(Areal Sweep,
Sweep EA)

- Untuk zona terbakar (burned):


Pada proses ini berlaku:
Percent Area (%) Well Spacing (ac)
60 25
2.5
55 5.0

- Untuk Steam:
Pada p
proses steam berlaku:
Percent Area (%) Well Spacing (ac)
70 2.5
65 5.0
60 10.0

- Untuk Air Panas (Hot Water):


Percent Area (%) Well Spacing (ac)
90 2.5
85 5.0
80 10.0

37
Estimasi Recovery Proses Thermal
untuk
t k Si
Single
l Pattern
P tt
Formula Estimasi Capture Efficiency:
- Capture Efficiency =
100% - f (100 – areal sweep efficiency) (1 – Swc – Soi)

* areal sweep efficiency dalam satuan %


* Harga f dapat bervariasi:
f = 2,
2 untuk viskositas minyak 20 – 100 cps
= 4, untuk viskositas minyak 100 – 1000 cps
= 6, untuk viskositas minyak >1000
1000 cps
38
End of Lecture 5

39
Home work
26 oktober 2007

40
PR-3

1. Sebutkan jenis Thermal Reovery yang anda ketahui !


2
2. F kt 2 apa saja
Faktor-2 j yang mempengaruhi hi Steam
St Fl d! Uraikan.
Flood! U ik
3. Suatu reservoir dengan kandungan minak berat dengan SG=1
dengan Temperatur resrervoir awal 177oC direncanakan akan di
Steam Flood dan dinaikkan suhunya menjadi 1,5 kali dari suhu
reservoir awalnya.
awalnya
• Berapakah viskositas kinematik yang diharapkan dari steam flood
tsb ?
• Berapakah penurunan viskositas kinematik yang diharapkan ?
4
4. S t reservoir
Suatu i dengan
d spacing
i 10 acre dand S i =0.25
Soi 0 25 akan
k di
steamflood. Ev=50%.
• Hitung Recovery Efficiensy dari penerapan steam flood tsb
• Jika diketahui reservoir berbentuk persegi panjang dengan
panjang
j 3000 m lebar
l b 600 m dand tebal
t b l reservoir
i 20 m.porositas
it
20%, Boi=1.1. Sw = 0.65 Hitung cadangan sebelum injeksi steam
flood dan cadangan minyak yang dapat diproduksikan dengan
steam flood tsb

41

Anda mungkin juga menyukai