Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Budi pekerti pelayanan kebidanan dalam memberikan asuhan masa nifas

Dibuat untuk memenuhi ujian mata kuliah Budi Pekerti

Disusun Oleh :
1. Vivin Nursyahdina Zebua Nim.526080618032

Dosen Pembimbing :
TRISNA YUNI HANDAYANI, SST, M.PH

STIKES MITRA BUNDA PERSADA BATAM


PRODI D-III KEBIDANAN TK 1
TAHUN PELAJARAN 2018 / 2019

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbilalaamiin, banyak nikmat yang Allah berikan tetapi sedikit sekali


yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah S.W.T atas segala berkat, rahmat, taufik
serta hidayahnya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
dengan judul “Budi Pekerti pelayanan kebidanan dalam memberikan asuhan masa nifas”.
Dan harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Batam, 20 Juni 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.………………………………………………………..…............2
DAFTAR ISI………………………………………………………………….…............3

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………..4
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………….....5
1.3 Tujuan...…………………………………………………………….…….……..5

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Etika Pelayanan Kebidanan …………………………….....................................6
2.2 Pengertian Post Natal Care................................................……………...............7
2.3 Standar Pelayanan Nifas ………………………..................................................8
2.4 Kunjungan PNC …………………………………...............................................9
2.5 Perawatan Pada Masa Nifas ……………………......………………….….…...10
2.6 Implementasi Hak hak Ibu Nifas ……….………………………………….…..10

BAB III PENUTUP


Kesimpulan…………………………………………………………................................12
Saran..................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………............13

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang


diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga dalam rangka tercapainya keluarga yang
berkualitas.

Mutu pelayanan kebidanan adalah tingkat kesempurnaan dan standar yang telah
ditetapkan dalam memberikan pelayanan kebidanan untuk mengurangi tingkat kematian.

Etik ialah suatu cabang ilmu filsafat. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa etik adalah
disiplin yang mempelajari tentang baik atau buruk sikap tindakan manusia.
Etika merupakan bagian filosofi yang berhubungan erat dengan nilai manusia dalam
menghargai suatu tindakan, apakah benar batau salah, dan penyelesaian baik atau tidak
( Jones,1994)
Tuntutan bahwa etik adalah hal penting dalam kebidanan salah satunya adalah karena
bidan merupakan profesi yang bertanggung jawab terhadap keputusan yang dibuat sehubungan
dengan klien harus mempunyai tanggung jawab moral terhadap keputusan yang diambil. Untuk
dapat menjalankan praktek kebidanan dengan baik tidak hanya dibutuhkan pengetahuan klinik
yang baik, serta pengetahuan yang up to date, tetapi bidan juga harus mempunyai pemahaman
isu etik dalam pelayanan kebidanan. Menurut Daryl Koehn dalam The Ground of Professional
Ethics, 1994 bahwa Bidan dikatakan profesional, bila menerapkan etika dalam menjalankan
praktek kebidanan. Bidan berada pada posisi yang baik, yaitu memfasilitasi pilihan klien dan
membutuhkan peningkatan pengetahuan tentang etika untuk menetapkan dalam strategi
praktek kebidanan (Wahyuningsih, 2006).
Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula (sebelum hamil). Masa nifas
berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Sulistyawati, 2009).Masa nifas (puerperium) dimulai
setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu atau 42 hari, namun secara
keseluruhan akan pulih dalam waktu 3 bulan (Anggraini, 2010).

4
1.2 Rumusan Masalah
A. Apa yang dimaksud etika pelayanan kebidanan ?
B. Apa pengertian dari Post Natal Care?
C. Apa saja standar pelayanan nifas ?
D. Berapakali kunjungan yang dilakukan dalam pelayanan nifas?
E. Perawatan apa saja yang dilakukan?
F. Apa saja hak-hak ibu nifas?

1.3 Tujuan
A. Untuk mengetahui bagaimana etika pelayanan kebidanan dalam memberikan asuhan
kepada ibu nifas
B. Untuk mengetahui apa itu Post Natal Care , bagaimana tahapannya dan apa tujuannya
memberikan asuhan kepada ibu nifas
C. Untuk mengetahui Standar yang sesuai dalam melakukan pelayanan kebidanan pada
ibu nifas
D. Untuk mengetahui berapa kali kunjungan yang dilakukan saat Post Natal Care
E. Untuk memeberikan perawatan yang tepat kepada ibu nifas
F. Untuk mengetahui apa saja hak-hak ibu nifas

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Etika Pelayanan Kebidanan


Pelayanan kebidanan adalah bagian yang tidak bisa dilepaskan dari pelayanan
kesehatan secara umum. Pelayanan kebidanan tergantung pada sikap dan kondisi social
ekonomi masyarakat dimana bidan bekerja. Indikator kemajuan social ekonomi dalam
pelayanan kebidanan adalah :
1. Perbaikan status gizi ibu dan bayi
2. Cangkupan pertolongan persalinan oleh bidan.
3. Menurunnya angka kematian ibu melahirkan
4. Menurunnya angka kematian neonatal
5. Cangkupan penanganan resiko tinggi
6. Meningkatnya cangkupan pemeriksaan antenatal.
Dengan meningkatnya kondisi social ekonomi masyarakat akan mempengaruhi
pemanfaatan pertolongan persalinan dengan pilihan utama bidan sebagai penolong persalinan.
Bidan sebagai pemberi pelayanan kebidanan dan keluarga berencana serta pelayanan kesehatan
pada masyarakat luas harus mempersiapkan diri untuk menghadapi perubahan dan tuntutan
masyarakat terhadap pelayanan kebidanan. Disamping itu, keadilan dalam memberikan
pelayanan kebidanan juga merupakan aspek pokok dalam memberikan pelayanan kebidanan.
Pelayanan yang adil bagi masyarakat diawali dengan pemenuhan kebutuhan yang sesuai
bagi klien, keberadaan sumber daya kebidanan yang selalu siap untuk melayani dan diimbangi
dengan penelitiaan untuk meningkatkan dan mengembangkan pelayanan serta akses yang
mudah ke tempat pelayanan. Tahapan tersebut adalah syarat utama pelaksanaan pelayanan
kebidanan yang aman. Tahap berikutnya adalah sikap terhadap klien, sesuai dengan kebutuhan
klien, dan tidak membedakan pelayanan kepada siapapun.
Pelayanan kebidanan diberikan secara komprehensif dengan memperhatikan rasa aman,
kenyamanan, privacy, alami dan tepat . Agar dapat memberikan pelayanan yang baik maka
bidan harus memiliki metode pelayanan yang sistematis, terarah, terukur yang disebut
manajemen asuhan kebidanan yang diawali dengan mengumpulkan data atau pengkajian,
interpretasi data, identifikasi masalah potensial atau antisipasi tindakan segera baik secara
mandiri, kolaborasi maupun rujukan, selanjutnya membuat rencana tindakan, melaksanakan
tindakan, serta evaluasi yang berkesinambungan terhadap keberhasilan pelayanan yang
diberikan.
Manajemen kebidanan merupakan hal yang memiliki keterkaitan oleh sebab itu seluruh
rangkaian kegiatan harus terdokumentasi dengan baik, sebagai aspek legal dan informasi dalam
asuhan kebidanan.
Dokumentasi bersifat tertutup dan terbuka. Tertutup apabila di dalamnya terdapat rahasia
yang tidak boleh diperlihatkan, diungkapkan dan disebarluaskan kepada masyarakat. Bersifat
terbuka artinya dokumentasi selalu berinteraksi dengan lingkungan untuk menerima dan
menyimpan informasi . Format dokumentasi kebidanan telah dirancang sesuai dengan jenis

6
pelayanan yang diberikan oleh bidan di semua tempat pelayanan kebidanan baik rumah sakit,
puskesmas, maupun bidan praktik swasta.
Pelayanan kebidanan yang bermutu adalah pelayanan yang dapat memuaskan setiap
pemakai jasa pelayanan kesehatan yang sesuai dengan tingkat kepuasan rata rata penduduk dan
diselenggarakan sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan profesi yang telah ditetapkan.

Dimensi kepuasan klien dapat dibedakan menjadi dua, yaitu


1. Kepuasan yang mengacu kepada penerapan kode etik dan standar pelayanan profesi,
kepuasan ini mencangkup penilaian :
a) Hubungan yang baik antara bidan dan klien yang memungkinkan bidan memberikan
informasi yang diperlukan .
b) Kenyamanan pelayanan
c) Kebebasan melakukan pilihan
d) Pengetahuan dan kompetensi bidan
e) Efektifitas pelayanan

2. Kepuasan yang mengacu pada penerapan semua persyaratan pelayanan yang bermutu
dengan ukuran pelayanan sebagai berikut :
a) Ketersediaan pelayanan kebidanan (available)
b) Kewajaran pelayanan kebidanan (appropriate)
c) Kesinambungan pelayanan kebidanan ( continue)
d) Penerimaan jasa pelayanan kebidanan ( acceptable )
e) Ketercapaian pelayanan kebidanan ( accessible)
f) Keterjangkauan pelayanan kebidanan ( affordable)
g) Efesiensi pelayanan kebidanan ( efficient)
h) Mutu pelayanan kebidanan ( quality)

2.2 Pengertian Post Natal Care (Asuhan Masa Nifas)


Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6
minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003). Pernyataan ini juga diperjelas oleh Abdul
Bari (2000) yang menyatakan bahwa masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung
kira-kira 6 minggu. Dengan kata lain asuhan masa nifas adalah asuhan yang diberikan pada
ibu beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan
Asuhan ibu nifas oleh bidan dilakukan dengan cara mengumpulkan data, menetapkan
diagnosis dan rencana tindakan, serta melaksanakannya untuk mempercapat proses pemulihan
dan mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan, ibu dan bayi selama periode nifas.

7
Tahapan Masa Nifas
Menurut Sujiyatini (2010), masa nifas terdiri dari 3 tahapan, yaitu :
1. Puerperium dini yaitu masa kepulihan ibu dimana ibu sudah diperbolehkan
mobilisasi jalan.
2. Puerperium intermedial yaitu masa kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia
yang lamanya sekitar 6-8 minggu.
3. Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna yang berlangsung sekitar 3 bulan. Tapi bila selama hamil maupun
bersalin ibu mempunyai komplikasi masa ini bias berlangsung lebih lama saipai
tahunan.
Tujuan PNC
Tujuan dari pemberian asuhan pada masa nifas adalah :
1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis.
2. Mendeteksi masalah, mengobati, dan merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu
maupun bayinya.
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi,
KB, cara dan manfaat menyusui, imunisasi, serta perawatan bayi sehari hari.
4. Memberikan pelayanan KB.

2.3 Standar Pelayanan Nifas


Standart 13 : Perawatan Bayi Baru Lahir
Bidan memeriksa dan menilai beyi baru lahir untuk memastikan pernapasan spontan,
mencegah hipoksia sekunder, menemukan kelaianan, dan melakukan tindakan atau merujuk
sesuai dengan kebutuhan. Bidan juga harus mencegah dan menangani hipotermi.
Standar 14 : Penanganan pada dua jam pertama setelah persalinan.
Bidan melakukan pemantauan pada ibu dan bayi terhadap terjadinya komplikasi dalam
dua jam setelah persalinan, serta melakukan tindakan yang diperlukan. Disamping itu, bidan
memberikan penjelasan tentang hal hal yang mempercepat pulihnya kesehatan ibu untuk
memulai pemberian ASI.
Standar 15 : Pelayanan bagi ibu dan bayi pada masa nifas
Bidan memberikan pelayanan selama masa nifas melalui kunjungan rumah pada hari
ketiga, minggu kedua, dan minggu keenam setelah persalinan untuk membantu proses
pemulihan ibu dan bayi melalui penanganan tali pusat yang benar, penemuan dini, penanganan,
atau perujukan komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas, serta memberikann
penjelasan tentang kesehatan secara umum, kebersihan perorangan, makanan bergizi,
perawatan bayi baru lahir, pemberian ASI, imunisasi dan KB.\

8
2.4 Kunjungan PNC
Paling sedikit ada 4 kali kunjungan masa nifas yang dilakukan untuk menilai status ibu
dan bayi baru lahir.
Kunjungan masa nifas terdiri dari :
1. Kunjungan I : 6 – 8 jam setelah persalinan
Tujuannya :
a. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
b. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, merujuk bila perdarahan
berlanjut.
c. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana
mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
d. Pemberian ASI awal.
e. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi.
f. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi.
Jika bidan menolong persalinan, maka bidan harus menjaga ibu dan bayi untuk 2 jam pertama
setelah melahirkan atau sampai keadaan ibu dan bayi dalam keadaan stabil.
2. Kunjungan II : 6 hari setelah persalinan
Tujuannya :
a. Memastikan involusi uterus berjalan normal : uterus berkontraksi, fundus
dibawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.
b. Menilai adanya tanda–tanda demam infeksi atau perdarahan abnormal.
c. Memastikan ibu mendapat cukup makanan, minuman dan istirahat.
d. Memastikan ibu menyusui dengan dan memperhatikan tanda – tanda penyakit.
e. Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat,
menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari– hari.
3. Kunjungan III : 2 minggu setelah persalinan.
Tujuannya : sama dengan di atas ( 6 hari setelah persalinan )
4. Kunjungan IV : 6 minggu setelah persalinan.
Tujuannya :
a. Menanyakan ibu tentang penyakit – penyakit yang dialami.
b. Memberikan konseling untuk KB secara dini (Mochtar, 1998).

9
2.5 Perawatan Pada Masa Nifas
1. Early Ambulation
a. Merupakan kebijaksanaan untuk selekas mungkin membimbing keluar dari tempat
tidurnya dan membimbingnya selekas mungkin berjalan
b. Keuntungan early ambulation :
 Penderita merasa lebih sehat dan lebih kuat
 Faal usus dan kandung kencing lebih baik
 Memungkinkan kita mengajak ibu memelihara anaknya : memandikan,
mengganti pakaian, memberi makanan, dll
2. Diet
Masalah diet perlu mendapat perhatian pada kala nifas untuk dapat meningkatkan
kesehatan dan memberikan ASI, makanan yang baik mempercepat menyembuhan alat-alat
kandungan
3. Miksi dan Defekasi
a. Miksi hendaknya dapat dilakukan secepatnya, sebaiknya penderita disuruh
kencing 4 jam post partum. Bila kandung kencing penuh dan wanita sulit
kencing sebaiknya dilakukan kateterisasi
b. Defekasi harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Bila terdapat kesulitan
dapat diberikan obat laksans peroral atau per rectal
4. Perawatan payudara
a. Perawatan payudara telah dimulai sejak wanita hamil. Supaya puting susu
lemas, tidak keras dan kering sebagai persiapan untuk menyusui bayinya
b. Bila bayi meninggal, maka laktasi harus dihentikan dengan cara :
1) Pembalutan mammae sampai tertekan
2) Pemberian obat estrogen untuk supresi LH, seperti tablet lynoral dan
periodel

2.6 Implementasi Hak hak Ibu Nifas


Beberapa hak hak pasien secara umum adalah :
1. Hak untuk memperoleh informasi
2. Hak untuk mendapatkan pelayanan yang berkualitas
3. Hak untuk mendapatkan perlindungann dalam pelayanan
4. Hak untuk mendapatkan jaminan kesehatan
5. Hak untuk mendapatkan pendampingan suami atau keluarga dalam pelayanan
6. Hak untuk mendapatkan pelayanan sesuai pilihan.
Untuk memenuhi kebutuhan pasien tersebut, bidan berkewajiban memberikan asuhan sesuai
standar. Standar asuhan pada ibu nifas telah diatur dalam KEPMENKES 369/ MenKes/ 2007.
Implementasi hak hak untuk ibu postnatal dan bayi, bisa diartikan dengan gerakan
sayang ibu. Gerakan sayang ibu merupakan suatu gerakan yang dilaksanakan dalam upaya
membantu salah satu program pemerintah untuk peningkatan kualitas hidup perempuan
melalui berbagai kegiatan yang berdampak terhadap upaya penurunan angka kematian ibu

10
karena hamil, melahirkan dan nifas. Program ini bertujuan memberikan stimulant dalam
memperhatikan gizi keluarga terutama ibu hamil, dan ibu menyusui.
Metode yang digunakan pada program ini adalah meningkatkan kepahaman pada
keluarga dengan pendampingan dan penyuluhan, pembentukan komunitas (kelompok
masyarakat) yang terdiri dari masyarakat sasaran dan stakeholders.
Selain hak untuk mendapatkan pendampingan dalam gerakan sayang ibu, implementasi
hak ibu post natal juga dapat berupa hak ibu dalam menyusui bayi. Kita tidak dapat memaksa
ibu untuk menyusui kalau tidak ingin. Karena menyusui itu juga melibatkan keikhlasan ibu,
bukan hanya sekedar memberikan ASI kepada bayinya. Sebaliknya, tidak ada seorangpun yang
boleh menghalangi seorang ibu memenuhi haknya untuk menyusui bayinya.
Selain ibu, bayi juga punya hak. Mendapatkan ASI ibu adalah hak bayi. Hal ini juga
diatur dalam konvensi Hk anak pasal 24 yang menyatakan bahwa anak (atau bayi) berhak atas
standar kesehatan tertinggi yang dapat diadakan. Yang paling essensial dari hak ini adalah hak
hidup si anak. Dia berhak mendapatkan kehidupan yang layak di muka bumi ini.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Keadilan dalam memberikan pelayanan kebidanan juga merupakan aspek pokok
dalam memberikan pelayanan kebidanan.
2. Standar pelayanan nifas ada 3 antara lain :
 Standart 13 : Perawatan Bayi Baru Lahir
 Standar 14 : Penanganan pada dua jam pertama setelah persalinan.
 Standar 15 : Pelayanan bagi ibu dan bayi pada masa nifas
3. Implementasi hak ibu post natal antara lain : hak untuk mendapatkan pendampingan
dalam gerakan sayang ibu dan hak untuk menyusui bayinya

B. Saran
Diharapkan agar bidan senantiasa berpegang teguh pada kode etik profesi pada
setiap keadaan dalam memberikan pelayanan kebidanan agar dapat memberikan
layanan yang bermutu sesuai standar asuhan.

12
DAFTAR PUSTAKA

http://selinanovela.blogspot.com/2014/12/etika-dalam-asuhan-kehamilan.html?m=1

Puji, Wahyuningsih, Heni. 2008. Etika Profesi Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya


Bahiyatun. 2009. Buku ajar asuhan kebidanan Nifas normal. Jakarta ; EGC.
Kurnia, S. Nova. 2009. Etika Profesi Kebidanan. Yogyakarta; Panji Pustaka.
Saleha, Sitti. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta; Salemba Medika.
Soepardan, Suryani. Dadi Anwar Hadi. 2007. Etika kebidanan dan Hukum Kesehatan.
Jakarta; EGC.
Subijakto. 2010. Mutu Pelayanan Kebidanan Standart Pelayanan Nifas. Avaible from :
http://subijakto.blogspot.com/2010/11/contoh-surat-pertanggung-jawaban.html. diakses
tanggal 03 September 2012
Sujiyatini, Nurjannah, dan Ana Kurniati. 2010. Catatan Kuliah asuhan Ibu Nifas III.
Yogyakarta; Cyrillus Publisher.

13

Anda mungkin juga menyukai