Disusun Oleh :
1. Vivin Nursyahdina Zebua Nim.526080618032
Dosen Pembimbing :
TRISNA YUNI HANDAYANI, SST, M.PH
1
KATA PENGANTAR
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.………………………………………………………..…............2
DAFTAR ISI………………………………………………………………….…............3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………..4
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………….....5
1.3 Tujuan...…………………………………………………………….…….……..5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Etika Pelayanan Kebidanan …………………………….....................................6
2.2 Pengertian Post Natal Care................................................……………...............7
2.3 Standar Pelayanan Nifas ………………………..................................................8
2.4 Kunjungan PNC …………………………………...............................................9
2.5 Perawatan Pada Masa Nifas ……………………......………………….….…...10
2.6 Implementasi Hak hak Ibu Nifas ……….………………………………….…..10
3
BAB I
PENDAHULUAN
Mutu pelayanan kebidanan adalah tingkat kesempurnaan dan standar yang telah
ditetapkan dalam memberikan pelayanan kebidanan untuk mengurangi tingkat kematian.
Etik ialah suatu cabang ilmu filsafat. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa etik adalah
disiplin yang mempelajari tentang baik atau buruk sikap tindakan manusia.
Etika merupakan bagian filosofi yang berhubungan erat dengan nilai manusia dalam
menghargai suatu tindakan, apakah benar batau salah, dan penyelesaian baik atau tidak
( Jones,1994)
Tuntutan bahwa etik adalah hal penting dalam kebidanan salah satunya adalah karena
bidan merupakan profesi yang bertanggung jawab terhadap keputusan yang dibuat sehubungan
dengan klien harus mempunyai tanggung jawab moral terhadap keputusan yang diambil. Untuk
dapat menjalankan praktek kebidanan dengan baik tidak hanya dibutuhkan pengetahuan klinik
yang baik, serta pengetahuan yang up to date, tetapi bidan juga harus mempunyai pemahaman
isu etik dalam pelayanan kebidanan. Menurut Daryl Koehn dalam The Ground of Professional
Ethics, 1994 bahwa Bidan dikatakan profesional, bila menerapkan etika dalam menjalankan
praktek kebidanan. Bidan berada pada posisi yang baik, yaitu memfasilitasi pilihan klien dan
membutuhkan peningkatan pengetahuan tentang etika untuk menetapkan dalam strategi
praktek kebidanan (Wahyuningsih, 2006).
Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula (sebelum hamil). Masa nifas
berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Sulistyawati, 2009).Masa nifas (puerperium) dimulai
setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu atau 42 hari, namun secara
keseluruhan akan pulih dalam waktu 3 bulan (Anggraini, 2010).
4
1.2 Rumusan Masalah
A. Apa yang dimaksud etika pelayanan kebidanan ?
B. Apa pengertian dari Post Natal Care?
C. Apa saja standar pelayanan nifas ?
D. Berapakali kunjungan yang dilakukan dalam pelayanan nifas?
E. Perawatan apa saja yang dilakukan?
F. Apa saja hak-hak ibu nifas?
1.3 Tujuan
A. Untuk mengetahui bagaimana etika pelayanan kebidanan dalam memberikan asuhan
kepada ibu nifas
B. Untuk mengetahui apa itu Post Natal Care , bagaimana tahapannya dan apa tujuannya
memberikan asuhan kepada ibu nifas
C. Untuk mengetahui Standar yang sesuai dalam melakukan pelayanan kebidanan pada
ibu nifas
D. Untuk mengetahui berapa kali kunjungan yang dilakukan saat Post Natal Care
E. Untuk memeberikan perawatan yang tepat kepada ibu nifas
F. Untuk mengetahui apa saja hak-hak ibu nifas
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
pelayanan yang diberikan oleh bidan di semua tempat pelayanan kebidanan baik rumah sakit,
puskesmas, maupun bidan praktik swasta.
Pelayanan kebidanan yang bermutu adalah pelayanan yang dapat memuaskan setiap
pemakai jasa pelayanan kesehatan yang sesuai dengan tingkat kepuasan rata rata penduduk dan
diselenggarakan sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan profesi yang telah ditetapkan.
2. Kepuasan yang mengacu pada penerapan semua persyaratan pelayanan yang bermutu
dengan ukuran pelayanan sebagai berikut :
a) Ketersediaan pelayanan kebidanan (available)
b) Kewajaran pelayanan kebidanan (appropriate)
c) Kesinambungan pelayanan kebidanan ( continue)
d) Penerimaan jasa pelayanan kebidanan ( acceptable )
e) Ketercapaian pelayanan kebidanan ( accessible)
f) Keterjangkauan pelayanan kebidanan ( affordable)
g) Efesiensi pelayanan kebidanan ( efficient)
h) Mutu pelayanan kebidanan ( quality)
7
Tahapan Masa Nifas
Menurut Sujiyatini (2010), masa nifas terdiri dari 3 tahapan, yaitu :
1. Puerperium dini yaitu masa kepulihan ibu dimana ibu sudah diperbolehkan
mobilisasi jalan.
2. Puerperium intermedial yaitu masa kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia
yang lamanya sekitar 6-8 minggu.
3. Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna yang berlangsung sekitar 3 bulan. Tapi bila selama hamil maupun
bersalin ibu mempunyai komplikasi masa ini bias berlangsung lebih lama saipai
tahunan.
Tujuan PNC
Tujuan dari pemberian asuhan pada masa nifas adalah :
1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis.
2. Mendeteksi masalah, mengobati, dan merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu
maupun bayinya.
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi,
KB, cara dan manfaat menyusui, imunisasi, serta perawatan bayi sehari hari.
4. Memberikan pelayanan KB.
8
2.4 Kunjungan PNC
Paling sedikit ada 4 kali kunjungan masa nifas yang dilakukan untuk menilai status ibu
dan bayi baru lahir.
Kunjungan masa nifas terdiri dari :
1. Kunjungan I : 6 – 8 jam setelah persalinan
Tujuannya :
a. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
b. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, merujuk bila perdarahan
berlanjut.
c. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana
mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
d. Pemberian ASI awal.
e. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi.
f. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi.
Jika bidan menolong persalinan, maka bidan harus menjaga ibu dan bayi untuk 2 jam pertama
setelah melahirkan atau sampai keadaan ibu dan bayi dalam keadaan stabil.
2. Kunjungan II : 6 hari setelah persalinan
Tujuannya :
a. Memastikan involusi uterus berjalan normal : uterus berkontraksi, fundus
dibawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.
b. Menilai adanya tanda–tanda demam infeksi atau perdarahan abnormal.
c. Memastikan ibu mendapat cukup makanan, minuman dan istirahat.
d. Memastikan ibu menyusui dengan dan memperhatikan tanda – tanda penyakit.
e. Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat,
menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari– hari.
3. Kunjungan III : 2 minggu setelah persalinan.
Tujuannya : sama dengan di atas ( 6 hari setelah persalinan )
4. Kunjungan IV : 6 minggu setelah persalinan.
Tujuannya :
a. Menanyakan ibu tentang penyakit – penyakit yang dialami.
b. Memberikan konseling untuk KB secara dini (Mochtar, 1998).
9
2.5 Perawatan Pada Masa Nifas
1. Early Ambulation
a. Merupakan kebijaksanaan untuk selekas mungkin membimbing keluar dari tempat
tidurnya dan membimbingnya selekas mungkin berjalan
b. Keuntungan early ambulation :
Penderita merasa lebih sehat dan lebih kuat
Faal usus dan kandung kencing lebih baik
Memungkinkan kita mengajak ibu memelihara anaknya : memandikan,
mengganti pakaian, memberi makanan, dll
2. Diet
Masalah diet perlu mendapat perhatian pada kala nifas untuk dapat meningkatkan
kesehatan dan memberikan ASI, makanan yang baik mempercepat menyembuhan alat-alat
kandungan
3. Miksi dan Defekasi
a. Miksi hendaknya dapat dilakukan secepatnya, sebaiknya penderita disuruh
kencing 4 jam post partum. Bila kandung kencing penuh dan wanita sulit
kencing sebaiknya dilakukan kateterisasi
b. Defekasi harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Bila terdapat kesulitan
dapat diberikan obat laksans peroral atau per rectal
4. Perawatan payudara
a. Perawatan payudara telah dimulai sejak wanita hamil. Supaya puting susu
lemas, tidak keras dan kering sebagai persiapan untuk menyusui bayinya
b. Bila bayi meninggal, maka laktasi harus dihentikan dengan cara :
1) Pembalutan mammae sampai tertekan
2) Pemberian obat estrogen untuk supresi LH, seperti tablet lynoral dan
periodel
10
karena hamil, melahirkan dan nifas. Program ini bertujuan memberikan stimulant dalam
memperhatikan gizi keluarga terutama ibu hamil, dan ibu menyusui.
Metode yang digunakan pada program ini adalah meningkatkan kepahaman pada
keluarga dengan pendampingan dan penyuluhan, pembentukan komunitas (kelompok
masyarakat) yang terdiri dari masyarakat sasaran dan stakeholders.
Selain hak untuk mendapatkan pendampingan dalam gerakan sayang ibu, implementasi
hak ibu post natal juga dapat berupa hak ibu dalam menyusui bayi. Kita tidak dapat memaksa
ibu untuk menyusui kalau tidak ingin. Karena menyusui itu juga melibatkan keikhlasan ibu,
bukan hanya sekedar memberikan ASI kepada bayinya. Sebaliknya, tidak ada seorangpun yang
boleh menghalangi seorang ibu memenuhi haknya untuk menyusui bayinya.
Selain ibu, bayi juga punya hak. Mendapatkan ASI ibu adalah hak bayi. Hal ini juga
diatur dalam konvensi Hk anak pasal 24 yang menyatakan bahwa anak (atau bayi) berhak atas
standar kesehatan tertinggi yang dapat diadakan. Yang paling essensial dari hak ini adalah hak
hidup si anak. Dia berhak mendapatkan kehidupan yang layak di muka bumi ini.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Keadilan dalam memberikan pelayanan kebidanan juga merupakan aspek pokok
dalam memberikan pelayanan kebidanan.
2. Standar pelayanan nifas ada 3 antara lain :
Standart 13 : Perawatan Bayi Baru Lahir
Standar 14 : Penanganan pada dua jam pertama setelah persalinan.
Standar 15 : Pelayanan bagi ibu dan bayi pada masa nifas
3. Implementasi hak ibu post natal antara lain : hak untuk mendapatkan pendampingan
dalam gerakan sayang ibu dan hak untuk menyusui bayinya
B. Saran
Diharapkan agar bidan senantiasa berpegang teguh pada kode etik profesi pada
setiap keadaan dalam memberikan pelayanan kebidanan agar dapat memberikan
layanan yang bermutu sesuai standar asuhan.
12
DAFTAR PUSTAKA
http://selinanovela.blogspot.com/2014/12/etika-dalam-asuhan-kehamilan.html?m=1
13