Anda di halaman 1dari 7

Bioteknologi Konvensional

NATA DE COCO
Nata De Coco merupakan produk hasil proses fermentasi
air kelapa dengan bantuan aktivitas Acetobacter xylinum. Nata
berasal dari bahasa spanyol yang artinya terapung. Ini sesuai
dengan sifatnya yaitu sejak diamati dari proses awal terbentuknya
nata merupakan suatu lapisan tipis yang terapung pada permukaan
yang semakin lama akan semakin tebal.
Pembuatan Nata de Coco yaitu pemanfaatan sumber gula
sebagai sumber tenaga, sebagian gula disintetis menjadi selulosa
atau Nata, sebagian gula diuraikan menjadi asam cuka yang
menurunkan derajat keasaman (pH) medium sampai 3.0 – 2.5
sehingga medium semakin asam. Untuk dapat menghasilkan masa
yang kokoh, kenyal, tebal putih, dan tembus pandang, diperlukan suhu inkubasi (pemeraman)
komposisi, dan derajat keasaman (pH) media

1. Pemeliharaan Kultur Murni Acetobacter xylinum


Biarkan atau kultur murni Acetobacter xylinum diperoleh di laboratorium Mikrobiologi Balai
Besar Litbang Pascapanen Pertanian, Bogor. Pemeliharaan koleksi kultur yang dimiliki dapat
dilakukan dengan cara: pembuatan media Hassid Barker Agar (HBA) dalam tabung reaksi dan
peremajaan kultur setiap 2-3 bulan.
Komposisi media HBA adalah sebagai berikut: sukrosa 10%, (NH4)2SO4 0,6 g/L, K2HPO4
5,0 g/L, ekstrak khamir 2,5 g/L 2 % asam asetat glasial, agar difco 15 g/L . Media HBA
dimasukkan kedalam tabung reaksi dan disterilkan dalam autoclave 121 oC, 2 atm, selama 15
menit. Media dalam tabung reaksi masih panas diletakkan mring hingga membeku untuk
menghasilkan media agar miring.
Peremajaan dapat dilakukan dengan cara menggoreskan 1 ose kultur kedalam media agar
miring yang telah dipersiapkan. Kutur baru diinkubasi pada suhu kamar, selama 2-3 hari. Kultur
akan tumbuh pada media HBA miring dengan bentuk sesuai alur goresan. Kultur yang terlah
diremajakan siap untuk kultur kerja, dan sebagian disimpan untuk kultur simpan atau kultur
stok (Stock Culture).
Acetobacter xylinum ini memiliki sifat yang unik, yaitu bila ditambahkan pada medium gula
akan membentuk suatu polisakarida yang dikenal dengan “Selulosa ekstraselluler”. Selain itu
mempunyai aktivitas oksidasi lanjutan atau “over oxydizer”, yaitu mampu mengoksidasi lebih
lanjut asam asetat menjadi CO2 dan H2O.

2. Persiapan Substrat
Sustrat adalah media pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinum, bentuk cair yang
didalamnya mengandung nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan Acetobacter xylinum,
untuk menghasilkan Nata de Coco.
Cara penyiapan substrat untuk pembuatan Nata de Coco dengan bahan baku air kelapa ádalah
sebagai berikut; air kelapa yang diperoleh dari pasar disaring dengan menggunakan kain saring
bersih. Ke dalam air kelapa ditambahkan sukrosa (gula pasir) sebanyak 10% (b/v). Gula
ditambahkan sambil dipanaskan, diaduk hingga homogen. Urea (sebanyak 5 gram urea untuk
setiap 1 liter air kelapa bergula yang disiapkan) ditambahkan dan diaduk sambil didihkan.
Substrat ini didinginkan, kemudian ditambah asam acetat glacial (asam cuka ) sebanyak 2% atau
asam cuka dapur 25% (16 ml asam asetat untuk setiap 1 liter air kelapa). Substrat disterilkan
dengan cara dimasukkan dalam outoclave pada suhu 121 oC, tekanan 2 atm, selama 15 menit
(atau didihkan selama 15 menit).

3. Penyiapan Starter
Starter adalah bibit Acetobacter xylinum yang telah ditumbuhkan dalam substrat
pertumbuhan kultur tersebut sehingga populasi bakteri Acetobacter xylinum mencapai karapatan
optimal untuk proses pembuatan nata, yaitu 1 x 109 sel/ml. Biasanya kerapatan ini akan dicapai
pada pertumbuhan kultur tersebut dalam susbtrat selama 48 jam (2 hari).
Penyiapan starter adalah sebagai berikut: substrat disterilkan dengan outoclave atau dengan
cara didihkan selama 15 menit. Setelah dingin kira-kira susu 40 oC, sebanyak 300 ml
dimasukkan ke dalam botol steril volume 500 ml. Substrat dalam botol steril diinokulasi
(ditanami bibit bakteri Acetobacter xylinum) sebanyak 2 ose (kira-kira 2 pentol korek api),
bibit Acetobacter xylinum. Substrat digojog, sebaiknya menggunakan shaker dengan kecepatan
140 rpm ( secara manual digojog setiap 2-4 jam ). Starter ditumbuhkan selama 2 hari, pada suhu
kamar.

4. Fermentasi
Fermentasi adalah suatu proses pengubahan senyawa yang terkandung di dalam substrat oleh
mikroba (kulture) misalkan senyawa gula menjadi bentuk lain (misalkan selulosa / Nata de
Coco), baik merupakan proses pemecahan maupun proses pembentukan dalam situasi aerob
maupun anaerob. Jadi proses fermentasi bisa terjadi proses katabolisme maupun proses
anabolisme.
Fermentasi substrat air kelapa yang telah dipersiapkan sebelumnya prosesnya sebagai
berikut; substrat air kelapa disterilkan dengan menggunakan outoclave atau dengan cara
didihkan selama 15 menit. Substrat didinginkan hingga suhu 40oC. Substrat dimasukkan pada
nampan atau baskom steril dengan permukaan yang lebar, dengan kedalaman substrat kira-kira 5
cm. Substrat diinokulasi dengan menggunakan starter atau bibit sebanyak 10 % (v/v). Substrat
kemudian diaduk rata, ditutup dengan menggunakan kain kasa. Nampan diinkubasi atau
diperam dengan cara diletakan pada tempat yang bersih, terhindar dari debu, ditutup dengan
menggunakan kain bersih untuk menghindari terjadinya kontaminasi. Inkubasi dilakukan selama
10 – 15 hari, pada suhu kamar. Pada tahap fermentasi ini tidak boleh digojok. Pada umur 10-15
hari nata dapat dipanen.

Pembuatan :
Bahan yang diperlukan:
a. Air kelapa murni 5 liter
b. Gula putih 250 gr
c. Urea/ZA
d. Asam cuka/ asam asetat
e. Asam nitrat
f. Bibit nata de coco

Cara Membuat:
1. Air kelapa mentah di saring, dan dimasukkan ke dalam panci stenless ukuran 5 liter di masak
sampai mendidih 100 derajat celcius
2. Setelah mendidih masukkan gula putih 250 gr, za 0,5 gr, cuka 50 cc.
3. Campuran air kelapa yang sudah mendidih dimasukan ke dalam baki plastik yang bersih atau
steril.
4. Tutuplah baki-baki tersebut dengan kertas koran steril yang sudah dijemur dengan panas
matahari.
5. Baki-baki ditutup rapat dan disusun di atas rak baki secara rapi dan ditiriskan sampai dingin untuk
diberi bibit nata de coco
6. Pembibitan dilakukan pada pagi hari dan hasil pembibitan ditutup kembali
7. Baki hasil pembibitan tidak boleh terganggu atau tergoyang
8. Biarkan baki pembibitan itu selama satu minggu dan jangan terganggu atau tergoyang oleh
apapun.
9. Buka hasil pembibitan setelah berumur satu minggu.
Cara Panen:
1. Nata yang terbentuk diambil dan dibuang bagian yang rusak (jika ada),lalu dibersihkan dengan
air (dibilas). Kemudian direndam dengan air bersih selama 1 hari.
2. Pada hari kedua rendaman diganti dengan air bersih dan direndam lagiselama 1 hari.
3. Pada hari ketiga nata dicuci bersih dan dipotong bentuk kubus (ukuransesuai selera) kemudian
direbus hingga mendidih dan air rebusan yang pertama dibuang.
4. Nata yang telah dibuang airnya tadi, kemudian direbus lagi danditambahkan dengan satu sendok
makan asam sitrat.

Cara Mengolah:
1. Bila diolah sebagai campuran es buah, nata de coco ditambah dengan gula dan sirup.
2. Bila tak sempat mengolahnya, maka disimpan saja dalam lemari es.

Manfaat
1. Nata de coco sangat baik dikonsumsi untuk orang yang sedang menjalankan diet rendah kalori
karena kalori pada makanan ini tidak terlalu tinggi.
2. Nata de coco sangat cocok dikonsumsi bagi penderita diabetes. Hal ini dipengaruhi oleh
rendahnya kadar kolesterol yang terkandung dalam nata de coco ini sehingga tidak akan
mempengaruhi kadar gula darah dalam tubuh.
3. Kaya serat. Kandungan serat nata de coco dihasilkan dari air kelapa yang melalui proses
fermentasi dengan bantuan bakteriAcetobacter xylinum. Per 100 gr nata de coco mengandung
80% air, 20 gr karbohidrat, 146 kkal, 20 gr lemak, 12 mg kalsium, 2 mg fosfor, dan 0,5 mg besi.
Bioteknologi modern
Kloning
Kloning adalah proses dimana seluruh organisme direproduksi dari sel yang diambil dari
organisme induk sehingga menghasilkan keturunan yang secara genetik identik.
Ini berarti hewan kloning merupakan duplikat sama persis dari induknya, yang berarti juga memiliki
DNA yang sama.
Kloning sebenarnya banyak terjadi di alam. Reproduksi aseksual pada organisme tertentu dan
terjadinya kembar dari sel telur yang sama merupakan contoh kloning.
Dengan kemajuan teknologi, proses kloning saat ini bisa dilakukan di laboratorium.

Kloning Hewan di Laboratorium


Para ilmuwan telah mencoba mengkloning hewan untuk waktu yang lama. Banyak upaya awal
belum menunjukkan hasil positif.Hasil kloning pertama yang cukup sukses yaitu ketika kecebong
berhasil dikloning dari sel embrio katak.
Hal ini dilakukan dengan proses transfer nukleus. Hanya saja kecebong hasil kloning tidak
hidup lama untuk tumbuh menjadi katak dewasa. Namun hal ini tetap menjadi terobosan yang
penting.Contoh kloning hewan pertama yang benar-benar berhasil dilakukan pada domba.
Dolly, nama domba hasil kloning tersebut, tidak hanya hidup lama tetapi juga mampu bereproduksi
secara alami.Dolly dikloning oleh Ian Wilmut dan timnya di Institut Roslyn di Edinburgh, Skotlandia,
pada tahun 1997.
Tidak seperti kasus sebelumnya, Dolly tidak dikloning dari sel embrio, tetapi dari sel kelenjar
susu yang diambil dari domba dewasa.Sejak saat itu ilmuwan berhasil mengkloning berbagai jenis
hewan seperti tikus, kucing, kuda, lembu, babi, rusa, dll.Bahkan, kloning manusia sudah
dimungkinkan saat ini meskipun perdebatan tentang etika masih tetap berlangsung.

Proses Kloning Hewan


1. Upaya awal kloning hewan dilakukan dengan menggunakan sel embrio.
2. Inti DNA diekstraksi dari sel embrio dan ditanamkan ke sel telur yang belum dibuahi.
3. Proses pembuahan dirangsang dengan memberikan kejutan listrik atau dengan bahan kimia
tertentu.
4. Sel-sel yang berkembang kemudian ditanamkan ke rahim induk betina.
5. Hewan kloning yang dihasilkan memiliki ciri identik dengan sel asli.
6. Sejak kloning Dolly, saat ini dimungkinkan membuat kloning dari sel non-embrio.
7. Kloning hewan dapat dilakukan baik untuk tujuan reproduksi dan non-reproduksi atau
terapeutik.
8. Dalam kasus kedua, kloning dilakukan untuk menghasilkan sel punca yang dapat digunakan
untuk tujuan terapeutik, misalnya untuk penyembuhan atau menciptakan organ yang rusak
(tidak menduplikasi seluruh organisme).
Berikut adalah langkah-langkah yang terlibat dalam proses kloning:
 Dalam kasus Dolly, sel-sel dari kelenjar susu diambil dari hewan dewasa yang akan di kloning.
Tapi sel-sel somatik lainnya dapat digunakan. Sel somatik berasal dari tubuh dan yang bukan
gamet seperti sperma atau sel telur.
 Nukleus dihapus dari sel ini.
 Nukleus ditempatkan dalam telur donor yang memiliki inti telah dibuang.
 Sel baru dirangsang dengan kejutan listrik dan pengembangan embrio dimulai, seolah-olah itu
adalah zigot normal.
 Embrio yang dihasilkan ditanamkan ke domba ibu, di mana ia melanjutkan perkembangannya
(Gambar di bawah).
Etika Kloning Hewan
Sementara kebanyakan ilmuwan menganggap kloning hewan sebagai terobosan besar, banyak
orang merasa tidak nyaman dengan ide itu karena alasan etika.
Yang benar adalah bahwa sebagian besar masyarakat umum tidak memahami apa sebenarnya
kloning sehingga menimbulkan kesalahpahaman.
Di beberapa negara, kloning hewan diperbolehkan, meskipun belum mengijinkan kloning
manusia.
Sedangkan sebagian yang lain melarang kloning untuk tujuan terapi meskipun hal ini
berpotensi menyelamatkan banyak orang dari penyakit mematikan.

Dampak Positif
1. Namun di sisi lain, koning hewan berpotensi menyelamatkan spesies langka yang terancam
kepunahan.
2. Sebagai sebuah terobosan baru, kloning masih tetap memicu kontroversi dari pihak yang pro
dan kontra hingga saat ini.
3. Akan diperoleh tanaman baru dalam jumlah besar dalam waktu yang singkat dan dengan sifat
yang identik atau sama dengan induknya.
4. Terapi kloning juga bisa menyelamatkan para penderita yang mengalami gagal ginjal atau
kerusakan jantung. Terapi kloning ini mempermudah penyediaan organ tubuh untuk
dicangkokkan ke pasien, tetapi ini masih dalam tahap penelitian.

Dampak Negatif :
1. Kloning pada tanaman akan menghasilkan keturunan yang sama dengan induknya. Hal ini
akan menurunkan keanekaragaman tanaman baru yang dihasilkan, demikian juga pada hewan.
2. Kalangan yang menentang berpendapat bahwa kloning manusia dapat disalahgunakan untuk
menciptakan spesies atau ras baru dengan tujuan yang bertentangan dengan nilai kemanusiaan.
3. Selain itu, akan terjadi kekacauan kekerabatan dan identitas diri dari klona (hasil kloning)
maupun induknya. Proses kloning bisa saja mengalami kegagalan seperti terjadinya cacat
bawaan.
YOGHURT

Yoghurt atau yogurt, adalah susu yang dibuat melalui fermentasi bakteri. Yoghurt dapat dibuat
dari susu apa saja, termasuk sari kacang kedelai. Produksi modern saat ini didominasi susu sapi.
Fermentasi gula susu (laktosa) menghasilkan asam laktat yang berperan dalamprotein susu untuk
menghasilkan tekstur seperti gel dan aroma unik pada yoghurt. Yoghurt tersedia dalam beraneka
macam rasa, rasa alami, rasa buah, rasa vanilla, atau rasa cokelat

4. Alat dan Bahan


1) Alat : - Gelas kimia 1 buah
- Gelas ukur 1 buah
- Gelas pengaduk 1 buah
- Sendok pengaduk 1 buah
- Termometer 1 buah
- Lampu spirtus 1 buah
- Kaki tiga 1 buah
- Toples bervolume 1 L
2) Bahan : - Susu sapi murni 1 L
- Essence
- Bakteri Streptococcus thermophilus 25 ml
- Bakteri Lactobacillus bulgaricus 25 ml

Proses dasar pembuatan yogurt terbagi menjadi beberapa langkah, meliputi pemanasan awal susu
(pasteurisasi), inokulasi, fermentasi dan refrigerasi. Setiap tahapan mempengaruhi karakteristik
produk akhir yogurt. Adapun penjelasannya sebagai berikut :

1) Pemanasan awal (pasteurisasi)


Pasteurisasi dilakukan pada suhu 70-80°C selama 30 menit. Tujuan pasteurisasi adalah untuk
membunuh mikroba kontaminan baik patogen maupun pembusuk yang terdapat dalam bahan baku
sehingga dapat memberikan lingkungan yang steril dan kondusif untuk pertumbuhan kultur starter.
Selain itu juga untuk denaturasi dan koagulasi protein whey sehingga dapat meningkatkan viskositas
dan tekstur yoghurt.
2) Inokulasi
Setelah proses pemanasan, dilakukan proses pendinginan susu tersebut mencapai suhu
inkubasi, yaitu 40-490C dan kemudian dilakukan penambahan starter yogurt (Streptococcus
thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus). Penambahan starter yogurt ini dilakukan dalam berbagai
tingkatan persentase 2-5%. Tingkat penambahn starter berpengaruh terhadap aktivitas bakteri dan
produksi asam.
3) Fermentasi
Setelah proses inkulasi, dilakukan proses inkubasi. Suhu harus diatur pada kisaran suhu kamar, yang
merupakan kondisi optimum dalam proses fermentasi. Pada umumnya setelah penyimpanan selama
24 jam, maka akan terjadi koagulasi (penggumpalan).
4) Refrigerasi
Produk yogurt yang dihasilkan segera disimpan dalam refrigerator yang bersuhu 4-50C, karena apabila
dibiarkan terlalu lama pada suhu inkubasi maka produksi asam akan semakin meningkat dan terbentuk
rasa pahit. Yogurt dapat tahan disimpan selama 1 minggu.

5. Langkah Kerja :
1) Menuangkan susu sapi murni ke dalam gelas kimia sebanyak 1 L.
2) Memanaskan 1 L susu sapi murni di atas lampu spirtus.
3) Mengukur suhu susu sapi tersebut hingga suhu 700 C dengan menggunakan termometer.
4) Setelah suhunya sampai 700 C, kita mengangkat atau memindahkannya ke atas meja dan mematikan
lampu spirtus.
5) Mendinginkan susu sapi murni tersebut hingga suhunya turun menjadi 400 C.
6) Menuangkan bakteri Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus ke dalam gelas ukur
hingga 50 ml. dengan masing-masing ukuran 25 ml/bakteri.
7) Setelah suhu susu sapi murni menjadi 400 C, kita memasukkan bakteri Streptococcus thermophilus
dan Lactobacillus bulgaricus dan mengaduknya hingga rata.
8) Setelah rata, kita memindahkan ke dalam toples yang sudah dibersihkan dan dikeringkan
9) Lalu kita diamkan pada suhu kamar selama 24 jam.
10) Setelah 24 jam, kita mengamati warna, rasa dan bau dari perubahan susu tersebut.
11) Mencatat hasil pengamatan ke dalam tabel pengamatan.
12) Agar lebih menarik, kita bisa menambahkan essence (sirup atau pasta)
13) Lalu kita menyimpannya di dalam lemari es atau bisa langsung kita nikmati.

Sejumlah ahli mengatakan beberapa manfaat dapat dipetik dari yoghurt jika kita mulai
mengkonsumsinya secara teratur:
a. Yoghurt dapat menghasilkan zat-zat gizi yang diperlukan oleh hati sehingga berguna untuk
mencegah penyakit kanker,
b. Selain itu juga yoghurt diyakini baik untuk memperpanjang umur.
c. Mikroba pada yoghurt bermanfaat untuk membantu proses pencernaan di dalam tubuh, sehingga
yoghurt baik sekali di konsumsi bagi mereka yang memiliki masalah perut tidak ‘beres’,
d. Yoghurt memiliki gizi yang lebih tinggi dibanding susu segar. Kandungan lemaknya pun juga
lebih rendah, sehingga cocok bagi mereka yang sedang menjalankan diet rendah kalori,
e. Yoghurt juga dapat membantu proses penyembuhan lambung dan usus yang luka,
f. Meminum yoghurt secara teratur dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah,
g. Meningkatkan daya tahan tubuh kita karena yoghurt mengandung banyak bakteri baik sehingga
secara otomatis dapat menyeimbangkan bakteri jahat yang terdapat dalam susu kita,
h. Untuk merawat kulit agar terlihat sempurna, karena yoghurt mengandung asam laktat, yang
merupakan komponen dalam prenting bahan kimia untuk pergantian kulit,
i. Yoghurt bermanfaat untuk mencegah infeksi vagina dengan menghambat perkembangan jamur,
karena yoghurt mampu mengurangi tingkat keasaman (pH).

Anda mungkin juga menyukai