Anda di halaman 1dari 13

PERAN GURU DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN NILAI-NILAI REVOLUSI MENTAL

BERBASIS KEARIFAN LOKAL PESANTREN PADA SISWA SMAI SUNAN GUNUNG JATI
NGUNUT KABUPATEN TULUNGAGUNG

Dwi Agustina Rahayu *)


Mahasiswa STKIP PGRI Tulungagung
*)

ABSTRAK
Adanya pengaruh globalisasi yang telah menimbulkan dampak yang cukup pelik bagi generasi
bangsa, degradasi moral yang kian tak terbendung dikalangan remaja. Perbaikan sikap sangat
dibutuhkan, paling utama dunia pendidikan yang menjadi garda terdepan. Dengan gerakan
revolusi mental yang dijalankan sekarang menjadi perbaikan karakter bangsa. Berdasarkan analisa
observasi yang telah di lakuakn pada dunia pendidikan yang berbasis pesantren ternyata sudah
menerapkan nilai revolusi mental; nilai integritas, etos keja dan gotong royong. Didukung dengan
nilai kearifan lokal pesantren yang dikenal dengan panca jiwa pondok yaitu ; nilai keikhlasan,
kesederhanaan, kemandirian, ukhuwah islamiyah, dan kebebasan. Selain itu peran guru disekolah
sangat penting, dengan memiliki konsep dan strategi yang diimplementasikan guru yang nantinya
akan ditiru oleh siswa. Sehingga bisa dikatakan dunia pendidikan berbasis pesantren ini telah
menerapkan nilai revolusi mental sejak dulu.
Kata Kunci: Kearifan Lokal Pesantren,Peran Guru,Revolusi Mental

I. PENGANTAR dilengkapi sarana dan prasarananya,


Pondok Pesantren adalah dalam pesantren sangatlah kental akan
lembaga pendidikan Islam yang kearifan lokal pesantren yang sangatlah
merupakan produk budaya bangsa diyakini dan menjadi suatu pegangan
Indonesia. Secara historis, keberadaan yang kuat, menjadikan identitas
Pesantren di Indonesia dimulai sejak tersendiri, memberikan daya tahan dan
Islam masuk negeri ini dengan daya tumbuh kepada komunitas dalam
mengadopsi sistem pendidikan dunia pesantren (www.wikipedia.com
keagamaan yang sebenarnya telah lama Diakses 15 Pebruari 2016, 09.00 WIB).
berkembang sebelum kedatangan Islam Identitas kearifan lokal pesantren
Erik, Jurnal (2012;318). Sebagai lembaga ini tidak lepas dari karakter bangsa
pendidikan yang telah lama berurat akar dimana pesantren memiliki pandangan
di negeri. Dewasa ini keberadaan pondok akan keikhlasan, kemandirian,
pesantren sudah mengalami kesederhanaan, ukhuwah islamiyah, Dari
perkembangan sedemikian rupa sinilah karakter santri terbentuk.
sehingga komponen-komponen yang Sekaligus sabagai pengembang dari
dimaksudkan makin lama makin karakter bangsa.
bertambah dan dilengkapi sarana dan Nilai–nilai kearifan lokal pesantren
prasarananya. Bahkan bukan hanya pastinya secara tidak langsung telah

1
membentuk watak dan karakter yang Berdasarkan latar belakang diatas
bangsa sangat dibutuhkan bangsa saat maka dapat dirumuskan masalahnya, Apa
ini. Koesna, (80;2011) memahami bahwa saja Nilai-nilai Kearifan Lokal Pesantren
karakter sama dengan kepribadian. yang selaras untuk mewujudkan Gerakan
Kepribadian dianggap sebagai ciri, atau Revolusi Mental di SMAI SUNAN
karakteristik, atau gaya, atau sifat khas GUNUNG JATI, Ngunut, Kabupaten
dari diri seseorang yang bersumber dari Tulungagung, Bagaimana konsep dan
bentukan – bentukan yang diterima dari strategi guru dalam
lingkungan. Sehingga nilai –nilai kearifan mengimplementasikan nilai-nilai kearifan
lokal dalam dunia pesantren ini, dirasa lokal pesantren menuju Gerakan Revolusi
mampu melengkapi nilai karakter bangsa Mental di SMAI SUNAN GUNUNG JATI,
pada kondisi ditengah era globalisasi dan Ngunut, Kabupaten Tulungagung,
moderenisasi. Era globalisasi dan Faktor-faktor apa saja yang menjadi
moderenisasi yang ditandai kemajuan pendukung dan penghambat
IPTEK dan percepatan informasi, banyak implementasi nilai kearifan lokal
membawa perubahan dan tekanan dalam pesantren untuk mewujudkan Gerakan
segala bidang terutama berpengaruh Revolusi Mental di SMAI SUNAN
pada nilai-nilai karakter bangsa kita. GUNUNG JATI, Ngunut, Kabupaten
Adanya tuntutan beberapa aspek Tulungagung.
tersebut, mengharuskan bangsa ini untuk Pada dasarnya pendidikan
bisa berbenah dan menyesuaikan diri merupakan pondasi dalam membentuk
dalam pengembangan IPTEK dan dan membangun sebuah bangsa. Maju
informasi sekaligus menanamkan nilai dan mundurnya suatu bangsa dapat
karakter bangsa dan memperkuat jati diri dilihat dari kualitas pendidikan.
bangsa. Melihat harapan bangsa dalam Munculnya pendidikan karakter sebagai
mengimplementasikan nilai-nilai revolusi wacana baru pendidikan nasional bukan
mental, dirasa penanaman karakter merupakan fenomena yang
pendidikan berbasis kearifan lokal mengagetkan. Sebab perkembangan
pesantren, mampu melengkapi lemahnya sosial politik dan kebangsaan sekarang
karakter bangsa. Termasuk yang telah ini memang cenderung menghasilkan
dilaksanakan oleh lembaga pendidikan di karakter bangsa. Maraknya perilaku
SMAI SUNAN GUNUNG JATI, Ngunut anarkis, tawuran antarwarga,
kabupaten Tulungagung yang berbasis penyalahgunaan narkoba,pergaulan
pesantren. bebas, korupsi, kriminalitas, kerusakan

2
lingkungan dan berbagai tindakan Rancangan yang digunakan
patologi sosial lainnya menunjukkan dalam penelitian ini adalah penelitian
indikasi adanya masalah akut dalam kualitatif, penelitian kualitatif adalah riset
bangunan karakter bangsa yang bersifat deskriptif dan cenderung
(http://pustaka.pandani.web.id/2013/03/n menggunakan analisis dengan
ilai-nilai-karakter-dalam- pendekatan induktif. Proses dan makna
silabus.html.diakses tanggal 16 Pebruari (perspektif subyek) lebih ditonjolkan
2016. Pukul 21.00 WIB. dalam penelitian kualitatif. Landasan
Tujan mengajar dan mendidik pada teori dimanfaatkan sebagai pemandu
hakikatnya adalah: agar fokus penelitian sesuai dengan fakta
1. Meletakkan landasan karakter yang di lapangan. Selain itu landasan teori
kuat melalui internalisasi nilai dalam juga bermanfaat untuk memberikan
pendidikan, gambaran umum tentang latar penelitian
2. Menumbuhkan/menambahkan dan sebagai bahan pembahasan hasil
kecerdasan emosi dan spiritual yang penelitian. metode penelitian yang
mewarnai aktivitas hidupnya, digunakan dalam penelitian ini adalah
3. Menumbuhkan kemampuan berfikir metode penelitian kualitatif dengan
kritis melalui pelaksanaan tugas- pendekatan studi kasus. Dimana metode
tugas pembelajaran, penelitian kualitatif dengan pendekatan
4. Menumbuhkan kebiasaan dan studi kasus merupakan suatu inkuiri
kemampuan untuk berpartisipasi empiris yang menyelidiki fenomena
aktif secara teratur dalam aktivitas didalam konteks kehidupan nyata,
hidupnya dan memahami manfaat bilamana batas antara fenomena dan
dari keterlibatannya, konteks tak tampak dengan tegas dan
5. Menumbuhkan kebiasaan untuk dimana multi sumber bukti dimanfaatkan
memanfaatkan dan mengisi waktu (Yin, 2002: 18).
luang dengan aktivitas belajar, dan Sarana yang diperlukan dalam
Menumbuhkan pola hidup sehat dan penelitian ini menggunakan yakni:
pemeliharaan kebugaran jasmani. (Jurnal lembar pengamatan, daftar pertanyaan
Pendidikan.2014;21).. untuk wawancara serta alat dokumentasi.
Sebagai pewawancara peneliti akan
mewawancarai siswa dan guru yang
II. METODE PENELITIAN menjadi subjek penelitian. Adapun subjek
penelitian yakni siswa SMAI SUNAN

3
GUNUNG JATI, Ngunut, Kabupaten penelitian, masih perlu diuji
Tulungagung. Data dan sumber data kebenarannya, kekokohannya, dan
diperoleh dari informan yang digunakan kesesuaian makna-makna yang
oleh peneliti sebagai subyek penelitian. muncul dari data
Langkah yang dilakukan adalah dengan Untuk menjamin
menemui beberapa Guru dilokasi sebagai keabsahan data dalam penelitian
upaya penjajakan, sehingga ditemukan ini digunakan skenario derajat
Guru yang memiliki kriteria sebagai kepercayaan seperti berikut:
seorang informan. Informan kunci yang 1) Ketekunan pengamatan, dilakukan
diharapkan dapat membantu dalam dengan cara peneliti mengadakan
penelitian ini adalah Kepala Sekolah pengamatan dengan teliti, rinci dan
SMAI SUNAN GUNUNG JATI. Prosedur terus menerus selama proses
Pengumpulan Data dengan cara penelitian guna menemukan ciri-
Observasi, Wawancara, Dokumentasi. ciri yang sangat relevan dengan
Tehnik analisis data yang persoalan atau isu yang sedang
digunakan dalam penelitian ini adalah dicari dan kemudian memusatkan
analisis data kualitatif menurut Miles dan diri pada hal tersebut secara rinci.
Huberman (1992: 18) meliputi tiga tahap, 2) Triangulasi, merupakan teknik
yaitu: pemeriksaan keabsahan data yang
1) Mereduksi data adalah kegiatan memanfaatkan sesuatu yang lain di
menyeleksi, memfokuskan dan luar data untuk keperluan
menyederhanakan semua data yang pengecekan atau sebagai
telah diperoleh mulai dari awal pembanding terhadap data
pengumpulan data sampai tersebut. Salah satu contoh
penyusunan laporan penelitian. penggunaan triangulasi yang
2) Penyajian data merupakan kegiatan memanfaatkan penggunaan
menyajikan hasil reduksi data secara sumber dengan jalan
naratif sehingga memungkinkan membandingkan data hasil
penarikan kesimpulan dan pekerjaan siswa.
keputusan mengambil tindakan.
3) Penarikan simpulan dilakukan III. TEMUAN DAN PEMBAHASAN
berdasarkan data yang telah Pada kegiatan pratindakan
disajikandan merupakan kegiatan peneliti memperoleh data dari hasil
pengungkapan akhir dari hasil observasi diketahui bahwa siswa dan

4
seluruh elemen sekolah telah ibadah (Haikal 2011:882). Dari kalimat di
mengimplementasikan nilai paca jiwa atas dapat disimpulkan bahwa banyak
pondok yang menjadi kearifan lokal melakukan kebaikan tanpa
didalam dunia pesantren. Nilai-nilai mengharapkan pamrih/balasan, karena
Kearifan Lokal Pesantren yang selaras setiap melakukan aktifitas hanya
untuk mewujudkan Gerakan Revolusi mengharapkan ridho Allah SWT.
Mental di SMAI SUNAN GUNUNG JATI, Didalam nilai revolusi mental adanya nilai
Ngunut, Kabupaten Tulungagung. Panca integritas diri yang tujuannya mampu
Jiwa Pondok tersusun atas tiga suku kata menghantarkan siswa generasi pemuda
panca, jiwa dan pondok. Panca berarti dalam dunia pendidikan untuk
lima, jiwa berarti seluruh kehidupan batin menghadapi tantangan global saat ini.
manusia (yang terjadi dari perasaan, Jiwa kesederhanaan kehidupan di
pikiran, angan-angan, dan sebagainya, pondok diliputi oleh suasana
dan pondok berarti madrasah dan kesederhanaan. Sederhana tidak berarti
asrama tempat mengaji, belajar agama pasif atau nerimo, tidak juga berarti
Islam, dan sebagainya. Dari sini dapat miskin dan melarat. Justru dalam jiwa
diambil pengertian bahwa Panca Jiwa kesederhanan itu terdapat nilai-nilai
Pondok adalah lima hal yang muncul dan kekuatan, kesanggupan, ketabahan dan
tertanam kuat dalam hati ustad dan para penguasaan diri dalam menghadapi
santri untuk menjalani kehidupan sehari- perjuangan hidup. (Skripsi nasional IAIN
hari di pondok pesantren. SALATIGA”Implementasi panca jiwa bagi
Didalam nilai kearifan lokal santri dipondok Agro Nur El Falah).
pesantren terdapat nilai panca jiwa Contoh kegiatan berpenampilan
pondok diantaranya, nilai keikhlasan, seadanya, kesederhanaan dalam
kesederhanaan, kemandirian, ukhuwah menuntut ilmu, tidak menuntut untuk
Islamyah, dan kebebasan. Lima unsur mendapatkan ilmu dikelas, melainkan
inilah yang mencangkup bagaimana pola siswa dan guru dalam proses belajar
kehidupan santri dalam keseharian hari- dapat dilakukan dimasjid, ditaman.
hari. Jiwa keikhlasan sebagai jiwa Sederhana dalam kegiatan dipondok
pertama dalam panca jiwa pondok, dari dengan mau berbagi tempat tidur
jiwa keikhlasan ini lebih menekankan dengan temannya, berbagi dalam
sikap sepi ing pamprih rame ing gawe penggunaan air yang secukupnya dan
dan semata-mata semua diamalkan itu dilakukan dengan disiplin. Melihat
dalam kehidupan sehari-hari untuk nilai kesederhanaan yang ditanamkan

5
tersebut, sama dan selaras dengan nilai ini. Mengingat hal tersebut nilai
berani maju, ketabahan dan penguasaan kemandirian di SMAI SUNAN GUNUNG
diri siswa dapat mengontrol dirinya JATI, Ngunut, Kabupaten Tulungagung
dalam menghadapi permasalahan yang sudah ditanamkan sejak dulu.
ada. Sehingga penanaman nilai Pembiasaan diri yang didasari dengan
kesederhanaan dipondok mampu nilai kereligiusan yang tinggi mampu
mewujudkan Indonesia Emas. Selaras mencetak kepribadian memiliki integritas
dengan tujuan revolusi mental nilai etos tinggi dan sanggup menghadapi
kerja salah satunya membentuk tantangan perkembangan IPTEK saat ini.
kepribadian seseorang untuk berani, Jiwa Ukhuwah Islamiyah secara
cepat tanggap, kerja keras, karena garis besar dapat diartikan dengan
harapan revolusi mental masyarakat persaudaraan yang Islami. Tidak ada
indonesia dapat berani, kerja keras, dan persaudaraan yang hakiki tanpa dilandasi
memiliki kualitas dan berkompeten dengan keimanan dan ketaqwaan).
dalam menghadapi tantangan Mengingat manusia sebagai makhluk
globalisasi. sosial yang tidak bisa lepas dari orang
Jiwa berdikari atau lebih lain, maka Islam menegaskan bahwa
mudahnya mandiri bukan berarti santri setiap muslim itu adalah saudara, tanpa
hanya dituntut untuk belajar dan berlatih memandang suku, ras, social ekonomi,
mengurus segala macam kepentingannya dan lain-lain yang saat ini banyak
sendiri tanpa bantuan atau pertolongan menjadi jurang pemisah hubungan
orang lain (Haikal, 2011:883). Melihat manusia.Dapat kita tarik kesimpulan
revolusi mental yang diartikan dengan bahwa jiwa ukhuwah Islamiyah
perubahan yang relatif cepat dalam cara ditanamkan erat-erat sejak proses
berfikir kita dalam merespon, bertindak pembelajaran, pendidikan di pesantren.
dan bekerja untuk mewujudkan Dilingkungan pesantren para santri
Indonesia Emas. Perlu adanya nilai bergaul, berkomunikasi, bekerjasama,
kemandirian yang menjadi awal diskusi, dan lain-lain, sehingga timbul
pembentuan karakter pada bangsa ini. ikatan persahabatan bahkan rasa
Dalam Sudut pandang revolusi mental kekeluargaan. Didalam revolusi mental
sangat dibutuhkan seseorang yang untuk mewujudkan Indonesia Emas
mampu berfikir kreatif, memiliki rasa diperlukan sikap social yang tingg,
percaya diri dan dapat menyelesaikan seperti semboyan “bhineka tunggal ika”
permasalahan tantangan globalisasi saat berbeda-beda tapi tetap satu jua. Saling

6
menghormati antar agama. Sehingga Islamyah dan kebebasan. Gerakan
revolusi mental ini diharapkan mampu revolusi mental yang memiliki tujuan
menjunjung tinggi nilai nasionalisme menjadikan Indonesia mampu bersaing
ditengah arus globalisasi. Harapan dalam dalam tantangan globalisasi, selain itu
gerakan revolusi mental ini mampu perlu adanya perubahan mulai dari cara
dikombinasikan dengan kebiasaan yang berfikir, merespon, bertindak dan
telah dilakukan sekolah berbasis kearifan bekerja. Melihat hal tersebut, sangat
lokal pesantren SMAI SUNAN GUNUNG diperlukan nilai gerakan revolusi mental
JATI dalam mewujudkan Indonesia Emas. yang dapat membentuk karakter yang
Jiwa Kebebasan, bebas artinya kuat, berkomitmen, dan berkualitas. Perlu
lepas sama sekali, tidak terikat, tidak adanya penguasaan diri yang dapat
terbelenggu, tidak terhalang, merdeka mengontrol, memanagement diri, waktu.
(Suharso, 2012:79). Demikian juga jiwa Konsep dan strategi guru dalam
kebebasan di tanamkan di Gontor, mengimplementasikan nilai-nilai kearifan
sebagaimana kata KH. Imam Zarkasyi “ di lokal pesantren menuju Gerakan Revolusi
Gontor apa saja boleh, kecuali yang Mental di SMAI SUNAN GUNUNG JATI,
dilarang” (Suharto, 2014:119). Selain ke-5 Ngunut, Kabupaten Tulungagung.
Panca Jiwa Pesantren yang ada disekolah Berdasarkan penelitian, seperti yang
ini adanya penanaman karakter siswa dilakukan oleh guru SMAI SUNAN
atau lebih membentuk kepribadian siswa GUNUNG JATI, Ngunut, Kabupaten
itu sendiri, mulai adanya nilai inovatif, Tulungagung, mereka memiliki konsep
kreatif, tanggung jawab, saling dan strategi masing-masing, diantaranya
menghargai, nilai integritas diri siswa, sering kali strategi ini dilakukan oleh
dan jiwa nasionalisme sebagai generasi hampir semua guru di sekolah SMAI
muda penerus bangsa. SUNAN GUNUNG JATI, Ngunut,
Dapat disimpulkan bahwa nilai Kabupaten Tulungagung dengan
kearifan lokal pesantren yang ada di memberikan motivasi dan kata
SMAI SUNAN GUNUNG JATI, Ngunut, penyemangat. Berbicara semangat siswa
Kabupaten Tulungagung selaras dengan dapat dilihat dari segi perkembangan
nilai gerakan revolusi mental (integritas, siswa, pengertian perkembangan
etos kerja, dan gotong royong) dengan menunjuk pada suatu proses ke arah
adanya nilai panca jiwa pondok, yang lebih sempurna dan tidak begitu
diantaranya nilai keikhlasan, saja dapat diulang kembali.
kesederhanaan, kemandirian, ukhuwah

7
Strateginya Ialah guru guru tidak berarti langsung bisa
memberikan contoh suri tauladan yang mencetak santrinya menjadi moralis.
baik, seperti cara berpakaian yang rapi, Pendidikan moral dalam mengartikan
berkata yang sopan santun, hadir tepat sikap yang baik perlu pengalaman
waktu pada saat masuk kelas, dan hal sehingga pesantren berusaha untuk
semacam itulah yang tidak secara menciptakan lingkungan tempat moral
langsung siswa akan meniru kebiasaan keagamaan dapat dipelajari dan dapat
guru tersebut. Dikarenakan siswa dalam pula dipraktikan. Para santri mempelajari
usia SMA masih dalam proses moralitas saat mengaji dan kemudian
perkembangan seperti halnya, siswa akan diberi keepantan untuk memprektekan
melihat, meniru dan mencontoh apa (Ronald, 2004: 77). Hal ini adanya
yang merekan lihat. strategi yang tuntutan nilai moralitas yang menjadi
dilakukan dengan mengikutsertakan bagian dari nilai gerakan revolusi mental.
siswa dalam kegiatan disekolah, seperti Sehingga konsep dan strategi
contoh adanya arahan dari guru untuk guru yang dilakukan oleh SMAI SUNAN
siswa mengikuti ekstrakurikuler Qiroa’at, GUNUNG JATI, Ngunut, Kabupaten
PKS, Hadrah dll, disinilah terlihat dalam Tulungagung ini dapat
pengembangan potensi yang dimiliki mengimplementasikan nilai kearifan lokal
siswa. Selain itu guru juga mengarahkan pesantren menuju gerakan revolusi
untuk siswa ikut serta dalam kegiatan mental, mengingat langkah-langkah
diluar jam sekolah, yaitu kegiatan pihak sekolah dan guru yang sudah
dipondok dengan mengikuti musyawarah tertanam sejak dulu dalam pembentukan
bersama atau debat berilmiah pedoman karakter kepada siswa/siswi disekolah ini
hadist mengenai permasalah yang dengan pengajaran nilai panca jiwa
terbaru atau istilahnya “Shawir” 6 Bulan pondok. Dan yang diperlukan dalam
sekali. Dan keempat strategi guru revolusi mental ialah sumber daya alam
dengan mengadakan kegiatan yang yang mampu bersaing dengan tantangan
dilaksanakan diluar area sekolah, yaitu global saat ini dengan kepribadian yang
adanya studi banding, mengikuti memiliki moralitas, kreatif, aktif, inovatif
perlombaan yang sifatnya tertentu saja dan berkompeten dalam bidang tertentu.
masih berbau kereligiusan. Sehingga strategi dan konsep di SMAI
Selain itu Guru atau pengasuh SUNAN GUNUNG JATI dirasa mampu
pondok pesantren menekankan kepada untuk mewujudkan Indonesia Emas yang
santrinya agama dan moralitas, tetepi menjadi harapan kita. Dan nanti tinggal

8
ditambahkan dan dikurangi atau mampu memelihara pola dalam
dipadukan apa saja yang menjadi kehidupannya di dunia pesantren,
kekurangan dan kelebihan demi memperbaiki motivasi diri mengingat
terwujudnya nilai-nilai gerakan revolusi ruang gerak dalam pesantren sangat
mental. minim.Sehingga dalam struktural sistem
Faktor-faktor yang menjadi yang ada di sekolah ini sangatlah
pendukung dan penghambat berpengaruh besar dalam
implementasi nilai kearifan lokal mengimplementasikan nilai kearifan lokal
pesantren untuk mewujudkan Gerakan pesantren menuju nilai gerakan revolusi
Revolusi Mental di SMAI SUNAN mental. Kedua kalinya ada
GUNUNG JATI, Ngunut, Kabupaten pendampingan Kyai dengan guru,
Tulungagung. Dalam mencapai tujuan pendampingan guru kepada siswa, ketiga
yang kita inginkan pasti tidak menutup adanya pengawasan dalam setiap
kemungkinan adanya faktor pendukung kegiatan yang ada di sekolah, keempat
dan penghambat. Berdasarkan penilitian controlling yang rutin dilakukan, kelima
di SMAI SUNAN GUNUNG JATI, Ngunut, didukung dengan fasilitas yang ada
Kabupaten Tulungagung faktor disekolah dimana fasilitas semakin
pendukung dalam berkembang dan maju, terbukti dengan
mengimplementasikan nilai kearifan lokal pembangunan-pembangunan yang
pesantren menuju gerakan revolusi dilakukan oleh sekolah.
mental diantaranya, sistem aturan yang Faktor penghambat di SMAI
ada disekolahan ini mengingat sekolah SUNAN GUNUNG JATI, Ngunut,
ini masih didalam naungan Kyai sehingga Kabupaten Tulungagung diantaranya
aturan yang ada di sekolah ini harus guru dan pengurus pondok yang
mengikuti kebijakan dari Kyai. semangatnya mengalami pasang surut,
Aturan yang melembaga di dikarenakan stagnan melihat kebijakan
sekolah SMAI SUNAN GUNUNG JATI, yang dibuat Kyai atau bisa juga dikatakan
Ngunut, Kabupaten Tulungagung ini guru, pengurus pondok kurangnya
sudah tertanam sejak dulu sehingga istiqomah. Selain itu penghambat lainnya
apabila ada individu yang masuk karakter yang berbeda-beda salah
kesekolah ini, sudah dapat mengikuti satunya ,siswa memiliki 3 karakter untuk
aturan yang ada selain itu aturan sistem menuntut ilmu di sekolah ini, siswa
ini memiliki fungsi sangat luar biasa menuntut ilmu di sekolah ini dikarenakan
kepada semua komponen. Diantaranya kemauannya sendiri, siswa yang

9
menunutut ilmu arahan orang tua, dan mengimplementasikan nilai-nilai revolusi
yang terakhir siswa memiliki mental yang berbasis nilai-nilai kaerifan
permasalahan di lingkungan sekolah dan lokal pesantren di SMAI SUNAN
orang tua putuskan untuk dipondokkan. GUNUNG JATI, Ngunut, Kabupaten
Berdasarkan penelitian dan Tulungagung, maka penulis dapat
pengumpulan data dapat disimpulkan menyimpulkan berikut ini :
bahwasanya tuntutan globalisasi saat ini, 1. Nilai kearifan lokal pesantren di
perlu adanya pembenahan untuk dunia SMAI SUNAN GUNUNG JATI,
pendidikan. Dan bidikan pertama ialah Ngunut, Kabupaten Tulungagung
dalam dunia pendidikan. Bangsa dikenal dengan nilai panca jiwa
Indonesia memiliki gebrakan untuk pondok diantanya nilai keikhlasan,
menerapkan dan mengajarkan, kesederhanaan, kemandirian,
menanamkan nilai Gerakan Revolusi ukhuwah Islamyah dan kebebasan.
Mental diantaranya Integritas, Etos Kerja, Nilai kearifan lokal pesantren ini
Gotong Royong. Terwujud dan tidaknya selaras dengan nilai gerakan revolusi
dalam dunia pendidikan yang mengarah mental diantaranya intgritas, etos
pada Indonesia emas dengan kerja dan gotong royong. Hal ini
implementasikan nilai-nilai gerakan terlihat dari beberapa kegiatan
revolusi mental, tergantung semua dari disekolah yang dilakukan hampir
pihak sekolah dan kerjasama dari seluruh semua komponen yang ada
komponen yang ada disekolah tersebut, disekolah. Seperti halnya nilai
mulai peran kepala sekolah, peran guru keikhlasan dan kesederhanaan siswa,
dan siswa. Dan kebiasaan, kebudayaan pengurus pondok dan guru. Ikhlas
yang ada didalam dunia pesantren telah dalam melakukan kegiatan apapun,
ada sejak dari dulu. tanpa meminta imbalan, sederhana
dalam berpakaian, tutur kata yang
IV. KESIMPULAN sopan sehingga tercermin identitas
Penelitian ini meneruskan dan diri sebagai seorang santri dan nilai
melanjutkan mengenai ini selaras dengan integritas diri di
mengimplementasikan nilai kearifan lokal gerakan revolusi mental. Nilai
pesantren yang dikenal dengan Panca kemandirian, ukhuwah Islamiyah dan
Jiwa Pondok menuju nilai gerakan kebebasan berfikir terlihat dalam
revolusi mental . Setelah peneliti keseharian santri, mampu mengatur
mengkaji tentang peran guru dalam kehidupannya sendiri, semangat

10
menuntut ilmu duniawi dan yang melembaga dan selama ini ada
keagamaan, bekerja keras dalam disekolah berbasis pesantren. Sistem
menuntut ilmu, tingginya rasa tersebut mengharuskan guru dan
kekeluargaan, dan seringnya siswa dapat menyesuaikan dirinya
melakukan gotong royong dalam dengan lingkungan pondok. Selain
kegiatan pondok . Nilai tersebut itu adanya pengawasan,
selaras dengan nilai etos kerja dan pendampingan dan fasilitas pondok
gotong royong pada gerakan menjadi pendukung. Faktor
revolusi mental. Sehingga bisa penghambat dalam mewujudkan
dikatakan nilai kearifan lokal nilai gerakan revolusi mental ini ialah
pesantren yang dikenal dengan nilai semangat guru di pondok yang
panca jiwa pondok telah merevolusi masih mengalami naik turun,
mentalkan penanaman karakter dikarenakan sering pergantian
kepada santrinya dan seluruh pengurus pondok. Selain itu latar
komponen yang ada sejak dulu, belakang siswa yang masuk
selarasnya nilai kearifan lokal menuntut ilmu di sekolah berbasis
pesantren dengan gerakan revolusi pesantren ini memiliki kepentingan
mental. masing-masing, seperti masuk
2. Konsep dan strategi guru dalam pesantren dikarenakan orang tua,
mengimplementasikan nilai kearifan ada juga yang karena kemauannya
lokal pesantren menuju nilai gerakan sendiri dan ada juga siswa yang
revolusi mental diantaranya langkah bermasalah sehingga dimasukkan ke
awal melakukan pendekatan dengan pesantren
siswa, seringnya memberikan
motivasi secara lisan dan contoh KAJIAN PUSTAKA
Abdul Majid, 2011,Pendidikan Karakter,
perbuatan baik. Dan memberikan
Jakarta; Rieka pustaka
ruang gerak siswa dalam
Ali, Zainuddin, 2007,Pendidikan Agama
mengembangkan potensi yang Islam, Jakarta: Bumi Aksara,
dimiliki dengan kegiatan-kegiatan Ana Retnoningsih, 2005,Kamus Besar
Bahasa IndonesiaSemarang:
ekstrakurikuler ataupun kegiatan
Widya Karya,
formal pendidikan lainnya. Arumsari, mila silvi,2014. Peran guru
3. Faktor pendukung dalam dalam membentuk karakter siswa
dalam pembelajaran sains di MI Al-
mewujudkan nilai gerakan revolusi
Huda Yogyakarta. Fak. Ilmu
mental yakni adanya aturan sistem

11
Tarbiyah dan keguruan UIN Sunan Metode-metode Baru). Jakarta:UI
Kalijaga, Yogyakarta Press.
Arif, Syaiful, 2010, Deradikalisasi Islam; Moleong, Lexy J. 2002. Metodologi
Paradigma dan Strategi Islam Penelitian Kualitatif. Bandung: PT
Kultural, Jakarta: Koekoesan, Remaja Rosdakarya.
Arifin, 2006 (http://makalah.co.id.html, Madjid Nurcholis, 1998.Bilik-bilik
diakses 29 Januari 2016) Pesantren, Jakarta; Paramadina,
Achamad mubarok, 200/14. Pendidikan Muhadjir, Noeng, 2002,Metodologi
Islam Dalam Sistem Pendidikan Penelititan Kualitatif, Yogyakarta:
Nasional DiIndonesia, Jakarta; Rake Sarasin, , edisi IV, cet. II
Kencana Ronald, 2004.,Permasalahan Umum yang
Dewi, wahyu Setianingrum.2010. Peran dihadapi pesantren, 77, Bina
guru Pendidikan Agama Islam pesantren,
(PAI) dalam Pembentukan Saputro Pramono Hadi, 2014. Korelasi
Karakter siswa di MTs An-Anawi kultur pesantren terhadap
01 Berjan Gebang Purworejo, studi pembentukan karakter santri di
kasus 2010/201. Skripsi. Fak. Pondok Pesantren Al-Amanah Al-
Tarbiyah UIN Sunan kalijaga Gontory. Fak. Tarbiyah dan
jogyakarta. keguruan UIN Syarif
Dhofier, Zamakhsyari. 1994. Tradisi Hidayatullah.Jakarta
pesantren. Studi Tentang www.wikipedia.com , diakses 13
Pandangan Hidup Kyai. Jakarta: pebruari 2016/ 20.00WIB
LP3ES www.gontor.ac.id/diakses . 25 januari
Edy sedyawati,dkk, 2011,Pendidikn 2016/19.00WIB
Karakter Konstruksi Teoritik dan www.tebuireng.org/ diakes,12 pebruari
Praktik, Jogyakarta; Ar-Ruzz 2016/19.00WIB
Media, www.lirboyo.net/diakes,12 pebruari
Isna, Nurla Aunilah, Heri Gunawan. 2016/10.00WIB
2012. Panduan Menerapkan http://helmidadang.wordpress.com/201
Pendidikan Karakter di Sekolah. 0/03/12/makalah-regenerasi-
Yogyakarta; Laksana pesantren-untuk-kemajaun-umat/
Juliono, 2015. Implementasi Nilai-nilai (http://www.wikipedia.com, diunduh
Panca Jiwa Pondok Bagi Santrei pada tanggal 15 Pebruari 2016
dipondok Pesantren AGRO NUR EL Pukul 10.00 WIB).
FALAH. Fak. Tarbiyah, prodi http//www.Munib Achmad, dkk.org.
Pendidikan Agama Islam (IAIN) 2007. Pengantar Ilmu Pendidikan.
Salatiga. Semarang: UPT MKK UNNES.
Khadziq, 2007,Islam dan Budaya Lokal, http://id.scribd.com/doc/60122736/JUR
Yogyakarta: Teras, NAL-PENDIDIKAN-Tujuan-
Khan, D. Yahya, 2010,Pendidikan Pendidikan-Islam-Menurut-
Karakter Berbasis Potensi Diri, Muhammat-
Yogyakarta: Pelangi Publishing, Natsir/2014#scribd.diakses 14
Miles, Matthew B. 1992. Analisis Data Pebruari 2016. Pukul 19.30 WIB.
Kualitatif (Buku Sumber tentang

12
(http://pustaka.pandani.web.id/2013/03/
nilai-nilai-karakter-dalam-
silabus.html.diakses tanggal 16
Pebruari 2016. Pukul 21.00 WIB
http://kemdikbud.go.id/kemdikbud/doku
men/infoindonesia1/GPRReportRe
volusi%20Mental.pdf. Diakses 14
Pebruari 2016.10.00WIB
https://www.kemenkopmk.go.id/sites/def
ault/files/pengumuman/Revolusi%
20Mental.pdf. Diakses 14 Pebruari
2016. 10.00 WIB
http://admpublikunpad14.blogspot.co.id
/2015/09/revolusi-mental-
melalui-p4-pedoman.html.
Diakses 15 Pebruari 2016. 20.00
WIB
(http://www.Furqon.org, 28;30)(diunduh
pada tanggal 10 Pebruari 2016
Pukul 10.00 WIB).

13

Anda mungkin juga menyukai