Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRATIKUM KIMIA LINGKUNGAN

“Pembuatan Larutan Na2O3S2 dengan Perhitungan Normalitas”

Disusun Oleh :

Kelompok I

Kelas 1A

1. Alya Rahma Dhivianti (191110004)


2. Dina Tri Utami (191110009)
3. Elga Rahmatika (191110010)
4. Idris (191110014)
5. Mega suci (171110022)
6. Muhammad Fadil (191110018)
7. Nabila Sri Meilani (191110019)
8. Nurul Afifah Sakina (191110025)
9. Shalsa Dwi Augusrilanti (191110034)
10. Silviana Pitaloka (191110036)

Dosen Pembimbing:

Suksmeri, S.Pd, M.Pd, M.SI

Dr. Burhan Muslim, SKM, M.SI

Instruktur:

Rido Syaputra, Amd.KL

PROGRAM STUDI D3 SANITASI

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

POLTEKKES KEMENKES PADANG

TAHUN AJARAN 2019/2020


LEMBARAN PENGESAHAN

Berdasarkan praktikum yang kami laksanakan di Laboratorium Kimia tentang


‘Pembuatan Larutan Na2O3S2 dengan Perhitungan Normalitas” Dilaksanakan pada hari
Jumat, 7 Februari jam 11.00 -12.00 WIB, telah disetujui oleh:

Dosen Pembimbing Instruktur

Suksmeri, S.Pd, M.Pd, M.SI Rido Syaputra, Amd. KL


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah yang maha kuasa atas segala rahmat dan karunianya
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktikum tentang “Pembuatan Larutan Na2O3S2
dengan Perhitungan Normalitas”

Kami menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
nantikan. Demi kesempurnaan laporan kami untuk berikutnya.

Semoga laporan ini bisa menambah wawasan pembaca dalam melakukan persiapan
alat dan bahan dalam pengambilan sampel udara. Terimakasih kepada Bapak/Ibu yang
membimbing kami dalam pelaksanaan persiapan alat dan bahan dalam pengambilan sampel
udara.

Akhir kata, kami mengucapkan terimakasih kepadan semua pihak yang telah berperan
serta dalam pembuatan laporan ini. Jika ada kesalahan kata dari penulisan laporan ini kami
mohon maaf karena manusia tidak akan pernah luput dari kesalahan.

Padang, Februari 2020

Kelompok 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... ii

DAFTAR ISI........................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN

A. LatarBelakang ......................................................................................................... 1
B. Tujuan...................................................................................................................... 1
C. Manfaat.................................................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Konsentrasi Larutan ............................................................................ 3

B. Pengertian Normalitas ........................................................................................... 3

BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat ............................................................................................... 4

B. Alat ....................................................................................................................... 4

C. Bahan ..................................................................................................................... 5

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Praktikum ..................................................................................................... 6

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................................... 7

B. Saran ...................................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Larutan merupakan campuran dari dua zat atau lebih. Larutan dapat terjadi karena
komponen larutan terdispersi menjadi atom atau molekul-molekul atau lain-lain yang
bercampur baur. Larutan dapat berupa padat, cair atau gas. Namun lazimnya yang disebut
larutan adalah zat cair. Larutan terdiri dari dua komponen yaitu pelarut dan zat terlarut.
Larutan adalah campuran karena terdiri dari dua bahan yang disebut homogeny
karena sifat-sifatnya sama dengan sebuah cairan. Karena larutan adalah campuran molekul
yang biasanya molekul-molekul pelarut agak berjauhan dalam larutan bila dibandingkan
dalam larutan murni.
Dalam pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu sering dihasilkan konsentrasi
yang tidak kita inginkan. Untuk mengetahui konsentrasi yang sebenarnya perlu dilakukan
standarisasi. Standarisasi sering dilakukan dengan titrasi. Zat-zat yang didalam jumlah yang
relative besar disebut pelarut
Dalam kimia, larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat.
Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solut, sedangkan
zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau
solven. Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan dinyatakan dalam konsentrasi
larutan, sedangkan proses pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut
pelarutan atau solvasi.

B. Tujuan

Tujuan dari penulisan ini adalah :

1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimana cara menghitung konsentrasi dan cara pembuatan
larutan Na2O3S2 pekat.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu memahami alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan larutan
suatu zat kimia dengan perhitungan normalitas.
b. Mampu memahami cara kerja dalam pembuatan larutan suatu zat kimia
dengan perhitungan normalitas.
c. Mampu melakukan pembuatan larutan suatu zat kimia dengan perhitungan
normalitas.

C. Manfaat

1. Mahasiswa dapat mengetahui alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan
larutan suatu zat kimia dengan perhitungan normalitas.
2. Mahasiswa dapat mengetahui cara kerja dalam pembuatan larutan suatu zat kimia
dengan perhitungan normalitas.
3. Mahasiswa dapat mengetahui cara menghitung konsentrasi dan pembuatan suatu
larutan dengan perhitungan normalitas.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Konsentrasi Larutan


Larutan adalah suatu campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih dalam
komposisi yang bervariasi. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut zat
terlarut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan
disebut pelarut. Sebagai contoh, jika sejumlah gula dilarutkan dalam air dan diaduk dengan
baik, maka campuran tersebut pada dasarnya akan seragam (sama) di semua bagian. Sifat-
sifat suatu larutan sangat dipengaruhi oleh susunan komposisinya. Untuk menyatakan
komposisi larutan tersebut maka digunakan istilah konsentrasi larutan yang menunjukkan
perbandingan jumlah zat terlarut terhadap pelarut.
Konsentrasi larutan adalah komposisi yang menunjukkan dengan jelas perbandingan
jumlah zat terlarut terhadap pelarut. Kelarutan dapat kecil atau besar sekali, dan jika jumlah
zat terlarut melewati titik jenuh, zat itu akan keluar (mengendap di bawah larutan).
Konsetrasi larutan merupakan cara untuk menyatakan hubungan kuantitatif antara zat
terlarut dan pelarut.
a. Konsentrasi : jumlah zat tiap satuan volume (besaran intensif)
b. Larutan encer : jumlah zat terlarut sangat sedikit
c. Larutan pekat : jumlah zat terlarut sangat banyak
Cara menyatakan konsentrasi: molaritas, normalitas, persentase, bagian per sejuta
(ppm), pengenceran.

B. Pengertian Normalitas

Normalitas didefinisikan banyaknya zat dalam gram ekivalen dalam satu liter
larutan dengan satuan N.

Berikut ialah rumus Normalitas (N) :

Lalu darimana BE didapatkan atau Berat Ekivalen tersebut ?

BE adalah Mr yang telah di pengaruhi oleh reaksi berdasarkan lepas / diterimanya


atom H. Rumus BE adalah :

BE = Mr atau Banyaknya atom H yang di lepas atau di terima


BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat


Hari / Tanggal : Jumat, 07 Februari 2020
Pukul : 11.00 -12.00 WIB
Tempat : Labor Kimia
Praktikum : Pembuatan larutan Na2O3S2 dengan perhitungan normalitas

B. Alat
NO ALAT GAMBAR FUNGSI

1. Labu Ukur Digunakan untuk mengukur


larutan secara spesifik.

2. Gelas Kimia Digunakan untuk melarutkan


zat atau sebagai wadah untuk
mengaduk.

3. Corong Digunakan untuk memasukan


larutan ke wadah yang
memiliki dimensi lebih kecil.
4. Pipet Tetes Digunakan untuk
memindahkan cairan.

5. Kaca Arloji Digunakan untuk meletakkan


zat padat pada saat ditimbang.

6. Spatula Digunakan untuk mengambil


objek.

7. Botol Pijit/botol Digunakan untuk sebagai


semprot wadah aquades.

8. Neraca Analitik Digunakan untuk mengukur


massa dengan tingkat
ketelitian tinggi.

9. Kertas Digunakan utuk


membersihkan sisa zat pada
mulut labu ukur.
10. Batang Pengaduk Digunakan untuk mengaduk.

11. Botol Sampel Digunakan sebagai wadah


sampel.

C. Bahan
1. Na2O3S2
2. Aquades
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Praktikum
1. Perhitungan Zat
Hitung berat dan konsentrasi yang akan diencerkan

N = gram x 1000 Mr Na2O3S2 = Na = 23 x 2 = 46


36N V O = 16 x 3 = 48
S = 32 x 2 = 64 +
0,1 = gram x 1000 158
158 100 BE = Mr = 158
1 1
0,1 = gram x 10
158
0,1 = 1580 gram
gram = 0,1
1580
gram = 15,8

2. Pembuatan Larutan
a. Timbang bahan dengan neraca analitik dan kaca arloji.
b. Setelah ditimbang pindahkan ke gelas kimia.
c. Masukkan aquades ke gelas kimia lalu aduk menggunakan batang pengaduk.
d. Pindahkan ke labu ukur menggunakan corong dan ditepi labu ukur diberi
kertas.
e. Sisa-sisa larutan di gelas kimia diberi aquades sambil dimasukkan ke labu
ukur.
f. Labu ukur diisi sampai 1cm sebelum garis batas yang ada pada labu ukur.
g. Lalu masukkan aquades ke labu ukur dengan pipet tetes sampai ke garis batas,
usahakan pipet tetes tidak mengenai dinding labu ukur.
h. Lalu jika dinding labu ukur memiliki sisa-sisa larutan dilap dengan kertas.
i. Lalu dihomogenkan sebanyak 12 kali.
j. Pindahkan ke botol sampel
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulannya yaitu alat yang
digunakan yaitu labu ukur 100ml, gelas kimia, corong, pipet tetes, kaca arloji, spatula, botol
pijit, neraca analitik, kertas, botol sampel.Bahan yang digunakan yaitu Na2O3S2 dan aquades.

Cara kerja pembuatan larutan terdiri dari perhitungan bahan dan pembuatan larutan.
Pertama bahan ditimbang dengan neraca analitik dan kaca arloji, lalu dimasukkan kedalam
gelas kimia, masukkan aquades ke gelas kimia, diaduk dengan batang pengaduk, lalu
pindahkan ke dalam labu ukur dengan menggunakan corong dan ditepi labu ukur diberi
kertas, gelas kimia yang masih bersisa larutan diberi aquades sambil dimasukkan kedalam
labu ukur, labu ukur diisi sampai 1cm sebelum garis batas yang ada pada labu ukur, lalu labu
ukur diisi dengan aquades menggunakan pipet tetes sampai ke garis batas, usahakan pipet
tetes tidak mengenai dinding labu ukur, lalu jika dinding labu ukur masih memiliki sisa-sisa
larutan dilap dengan kertas, lalu homogenkan sebanyak 12 kali dan dipindahkan ke botol
sampel.

B. Saran
Dari pratikum ini diharapkan pratikum lebih cekatan dalam mempersiapkan alat
untuk percobaan dan dapat menguasai prosedur kerja dari percobaan dengan baik agar
percobaan berjalan lancar dan selesai tempat waktu.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/37909619/LAPORAN_PRAKTIKUM_kimia_dasar_pembua
tan_larutan
https://bisakimia.com/2015/02/10/memahami-normalitas-n-secara-lengkap/
LAMPIRAN

Proses pemasukan larutan Na2O3S2 ke dalam


Proses penimbangan bahan yang akan
labu ukur
diencerkan

Proses penambahan aquades ke labu ukur Proses pembilasan gelas kimia yang masih
menggunakan botol pijit bersisa larutan dengan aquades

Anda mungkin juga menyukai