Anda di halaman 1dari 71

BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG PROYEK


Juntinyuat adalah kecamatan yang terletak di Kabupaten
Indramayu, Jawa Barat tepatnya di dekat Pantai Utara Jawa.
Mayoritas masyarakatnya yaitu sebagai petani dimana sehagian
besar lahannya adalah lahan pertanian mulai dari pesisir pantai
hingga tengah kota.

Berdasarkan studi dari BBWS Cimanuk-Cisanggarung


sebagian lahan di kawasan pesisir pantai Kec. Juntinyuat Kab.
Indramayu masih mengalami abrasi, dan lahan itu belum dilindungi
bangunan pengaman pantai. Di sekitar lahan tersebut terdapat
lahan pertanian warga dan pipa gas milik pertamina yang
menghubungkan kilang Pertagas Balongan ke kilang LPG Mundu.
Akibatnya sekarang kawasan pertanian hanya berjarak ±10 meter
dari bibir pantai, dan jarak pipa gas berjarak ±50 meter dari bibir
pantai.

Terdapat bangunan pengaman pantai berupa jetty yang


dibangun di barat laut dari lokasi proyek pembangunan pantai yang
baru ini. Meskipun telah adanya bangunan pantai, abrasi masih
terjadi di kawasan pembangunan pengaman pantai yang baru. Hal
ini disebabkan karena jarak yang cukup jauh yaitu kurang lebih 750
meter dari loaksi pembangunan pengaman pantai yang baru.

Untuk menghindari terjadinya abrasi disekitar lokasi proyek


tersebut, pemerintah setempat melakukan pembangunan
pengaman pantai berupa bangunan breakwater. Dengan adanya
bangunan breakwater ini diharapkan dapat menanggulangi abrasi
di sekitar pantai.

1
2

MAKSUD DAN TUJUAN PROYEK


Proyek Pembangunan Pengaman Pantai Kecamatan
Juntinyuat Kabupaten Indramayu dimaksudkan untuk melindungi
pantai dari abrasi akibat arus laut yang perlahan mengikis garis
pantai sedikit demi sedikit yang mengakibatkan mundurnya garis
pantai Glayem. Proyek ini juga bertujuan untuk melindungi lahan
pertanian yang berada di pesisir pantai dan pipa gas milik PT.
Pertamina yang terhubung dari kilang Pertamina Gas (pertagas)
Balongan ke kilang LPG Mundu.

1.3 MAKSUD DAN TUJUAN KERJA PRAKTIK

1.3.1 Maksud Kerja Praktik

Untuk memenuhi salah satu syarat guna menyelesaikan Studi


pada Program S1 Jurusan Teknik Sipil Universitas Swadaya
Gunung Jati Cirebon.

1.3.2 Tujuan Kerja Praktik

Agar mahasiswa dapat mengunggapkan pikirannya secara


sistematis sesuai dengan kaidah – kaidah keilmuan terhadap
kegiatan pelaksanaan pembangunan bidang teknik sipil serta
dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

1.4 KEGUNAAN KERJA PRAKTIK

1.4.1 Teoritis

Pada dasarnya breakwater / Pemecah gelombang adalah


salah satu konstruksi untuk mengatasi abrasi pantai sehingga
terjadinya kerusakan garis pantai, dengan dibangun
breakwater / pemecah gelombang pantai Glayem Kabupaten
Indramayu dapat mengurangi kerusakan yang diakibatkan
abrasi pada Pantai Glayem Kabupaten Indramayu.
3

1.4.2 Praktis

Dengan adanya Kerja Praktik Mahasiswa mendapatkan


informasi dan ilmu pengetahuan di lapangan yang
sebelumnya di pelajari pada studi Teknik Sipil di Universitas
Swadaya Gunung Jati Cirebon, dan bermanfaat untuk bekal
nanti setelah selesai studi.

1.5 LOKASI PROYEK

Gambar 1.1 Peta lokasi Proyek


Pembangunan Pengaman Pantai Glayem Kecamatan Juntinyuat
Kabupaten Indramayu Provinsi Jawa Barat.
4

GAMBAR 1.2 Detail lokasi proyek

GAMBAR 1.3 Kondisi fisik lingkungan

Data bangunan Pada proyek Pembangunan Pengaman


Pengaman Pantai Kec. Juntinyuat Kab. Indramayu adalah
sebagai berikut :
1. Luas bangunan : ± 3654 m2
2. Fondasi
5

a. Material : Cerucuk kayu dolken


Geotekstil
Sesek bambu
b. Kedalaman fondasi :2m
c. Jarak antar fondasi : 1m
3. Struktur utama
a. Tipe armor : Kubus beton
b. Matrial armor : Beton ready mix K-225
c. Dimensi armor : 55 cm× 55 cm × 55 cm
d. Tinggi bangunan : 2.5 m
e. Panjajng bangunan : 2 ×118 m
f. Lebar bangunan : 13.53 m

g. Kemiringan breakwater : 1:1.5


Gambar 1.4 Potongan Melintang Breakwater

1.6 LINGKUP KEGIATAN PROYEK


Lingkup kegiatan proyek pada PEMBANGUNAN
PENGAMAN PANTAI KECAMATAN JUNTINYUAT KABUPATEN
INDRAMAYU sebagai berikut :
I. Pekerjaan Persiapan
1. Mobilisasi dan Demobilisasi
2. Penyelenggaraan K3 dan keselamatan konstruksi
6

Il. Pekerjaan Konstruksi


1. Pemasangan Geotextil
2. Pemasangan Sesek Bambu
3. Pemancangan dolken
4. Pembuatan Kubus Beton Uk.0,55 x 0,55 x 0,55 m;
5. Pemasangan Kubus Beton Uk.0,55 x 0,55 x 0,55 m;

1.7 LINGKUP PEMBAHASAN KERJA PRAKTIK


Kegiatan Kerja Praktik sesuai SK Dekan fakultas teknik
Nomor : SKEP/035/FT/VIII/2019 tanggal 19 Agustus 2019 tentang
Penerapan Judul dan Pembimbing Kerja Praktik Mahasiswa
Fakultas Teknik Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon.
Kegiatan Kerja Praktik difokuskan kepada Pembangunan
Pengaman Pantai Kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu
yang meliputi :
1. Pekerjaan Pelaksanaan Struktur Bangunan pengaman
Pantai Kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu

1.8 METODE KERJA PRAKTIK


1.8.1 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penulisan laporan ini, data-data yang didapat oleh
Praktikan dengan cara sebagai berikut :
1. Observasi / Pengamatan Langsung;
2. Interview / Wawancara;
3. Bibliografi ( Dokumen Data / Arsip ).

1.8.2 Jenis Data dan Sumber Data


Jenis data yang diperlukan dalam penulisan Kerja
Praktik meliputi :
1. Data Primer.
2. Data Sekunder antara lain :
1) Metode Pelaksanaan tiap pekerjaan;
2) Spesifikasi Teknik tiap pekerjaan;
7

3) Gambar – gambar kegiatan tiap pekerjaan;


4) Gambar – gambar peralatan yang digunakan;
5) Data – data teknis lainnya yang terkait

Sumber data yang diperoleh untuk penulisan Kerja Praktik


antara lain dari :
1. Direksi Teknis PPK Sungai dan Pantai II, SNVT
PJSA Cimanuk Cisanggarung;
2. Kontraktor Pelaksana
3. Konsultan Perencana.
BAB II
URAIAN PROYEK

2.1 DATA PROYEK / KEGIATAN


Proyek adalah suatu kegiatan yang menggunakan unsur –
unsur serta prinsip – prinsip manajemen untuk mencapai suatu
tujuan dalam jangka waktu tertentu. Dari definisi proyek diatas
jelas bahwa pengelolaan proyek sangat penting, dimana unsur –
unsur yang berperan dapat bekerja sama secara terorganisir
dengan susunan organisasi proyek yang jelas sehingga dapat
diketahui hak dan tanggung jawab masing – masing unsur.
Dalam bab ini, praktikan mencoba memberikan sedikit
gambaran umum tentang proyek serta hubungan kerja masing –
masing unsur pengelola proyek. Secara garis besar ada tiga unsur
pokok yang terlibat dalam pengelolaan proyek, adalah :

1. Unsur pemilik atau sering disebut sebagai owner,

2. Unsur perencanaan dan pengawasan disebut sebagai


konsultan dan atau pihak lain,

3. Unsur pelaksana, yang sering disebut


kontraktor/Penyedia Jasa.

Pemilihan dari unsur-unsur tersebut diatas ( point 2 dan 3 )


dapat berdasarkan pelelangan, maupun penunjukan langsung.
Unsur-unsur tersebut melakuk an ikatan kerja yang disebut
KONTRAK, yang tercantum dalam dokumen kontrak. Unsur-unsur
ini merupakan unsur yang berbeda akan tetapi harus bekerja sama
untuk merealisasikan proyek. Posisi dari masing-masing unsur
pokok tersebut dapat dirangkap oleh unsur lain, namun pemilihan
alternatif ini harus benar-benar diperhitungkan keuntungan dan
kerugiannya.

8
9

Data Kegiatan Meliputi :

a. Nama Proyek : Pembangunan Pengaman


pantai Kecamatan Juntinyuat
Kabupaten Indramayu

b. Lokasi Kegiatan : Desa Juntinyuat, Blok Glayem,


Kabupaten Indramayu.

c. Nomor Kontrak : HK.02.03/At/2.2/01-04/2019

d. Tanggal : 05 April 2019

e. Pemilik Kegiatan : PPK Sungai dan Pantai II,


Satuan Kerja Non Vertikal
Tertentu PJSA Cimanuk -
Cisanggarung, Balai Besar
Wilayah Sungai Cimanuk -
Cisanggarung.

f. Pejabat Pembuat Komitmen : Tri Nugroho Waskito. S.T.,


MPSDA

g. Alamat : Jalan Pramuka Ciledug -


Cirebon Telp. (0231) 661208

Fax (0231) 661208

h. Konsultan Supervisi : PT Manggala Bangun Sarana

i. Penyedia Jasa Konstruksi : CV. MAJU JAYA

j. Site Direktur : Ono Sugito

k. Alamat : Jl. Cangkring Tengah No. 2B


Cirebon

l. Sumber Dana : APBN (Anggaran Pendapatan


Belanja Negara ) Tahun
Anggaran 2019.
10

m. Waktu Pelaksanaan : 270 ( Dua ratus tujuh puluh )


Hari Kalender.

n. Nilai Kontrak : Rp.6.958.267.000,00 (Enam


Milyar Sembilan Ratus Lima
Puluh Delapan Juta Dua Ratus
Enam Puluh Tujuh Ribu
Rupiah)

o. Jenis Kontrak : Tahun Tunggal

2.2 ORGANISASI PROYEK / KEGIATAN

Organisasi pada umumnya adalah sekelompok orang yang


melakukan kegiatan dalam wadah dan cara tertentu untuk mencapai
tujuan tertentu. Dalam kaitannya dengan pelaksanaan proyek juga bisa
diartikan bahwa organisasi proyek merupakan sekelompok orang dari
berbagai latar belakang ilmu, yang terorganisir dan terkoordinir dalam
wadah tertentu yang melaksanakan tugas dengan cara tertentu untuk
mencapai tujuan bersama. Proyek Pembangunan Pengaman Pantai ini
mempunyai gambaran organisasi pada umunya, yaitu:
11

Gambar 2.1 Organisasi Proyek pada Proyek Pembangunan Pengaman Pantai


12

2.3 MANAJEMEN PROYEK

Menurut George R. Terry (1968), manajemen merupakan suatu proses


khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta
mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya
manusia dan sumber daya lainnya. Proyek adalah kegiatan sementara yang
berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya
tertentu, dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah
digariskan dengan jelas.
Unsur–unsur manajemen yang tersedia secara terbatas sehingga harus
dimanfaatkan seefektif dan seefisien mungkin. Oleh karena itu, dalam suatu
proyek diperlukan proses manajemen yang baik. Berikut adalah Manajemen
Proyek Pembangunan Pengaman Pantai (break water) kec. Juntinyuat kab.
Indramayu Owner

(Kementrian Pekerjaan
Umum dan Perumahan
Rakyat)

Konsultan Perencana
Kontraktor
(Satker PJSA BBWS
(CV. Maju Jaya)
Cimanuk - Cisanggarung)

Konsultan Pengawas

(PT. Manggala Karya Bangun


Sarana KSO PT. Duta Bhuana
Jaya)
Gambar 2.2 skema hubungan fungsional dan Kontrak
13

2.3.1 Pemilik Proyek (Owner)

Pemilik Proyek (Owner) adalah pihak yang mempunyai


gagasan untuk mendirikan bangunan, pemilik dana dan pihak
yang memberi tugas kepada perencana untuk mendesain proyek
sesuai dengan yang diinginkan oleh pemilik. Dalam Proyek
Pembanguna Pengaman Pantai yang menjadi Pemilik (Owner)
adalah Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
yang diwakili oleh Direktorat Jenderal Sumber Daya Air. Adapun
tugas dan wewenang pemilik proyek:
1. Menyediakan biaya proyek.
2. Menyediakan lahan untuk lokasi proyek.
3. Menunjuk perencana, pengawas, dan kontraktor yang
dianggap mampu untuk merencanakan dan mengawasi
proyek tersebut.
4. Menunjuk pelaksana proyek (kontraktor) yang memenuhi
syarat;
5. Mendapatkan Surat Ijin Mendirikan Bangunan (IMB)
6. Menerbitkan Surat Perintah Kerja (SPK) dan surat
Penyerahan Lapangan (SPL) yang merupakan kontrak
kerja sementara agar dalam jangka waktu tertentu pihak
pelaksana sudah dapat mulai kerja.
7. Menerima hasil pekerjaan yang telah selesai dalam
keadaan baik dari pihak pelaksana proyek.
8. Memberikan instruksi kepada kontraktor melalui direksi
mengenai pembangunan proyek sesuai dengan
dokumen kontrak.
9. Menyetujui atau menolak pekerjaan tambah kurang.
14

2.3.2 Konsultan Pengawas


Konsultan pengawas adalah badan usahaatau
perorangan yang diberi kuasa secara hukum untuk
mengawasi/ meliputi secara penuh atau terbatas, seluruh
tahapan konstruksi sesuai dengan bestek.Pada proyek ini,
konsultan pengawas terpilih adalah PT. Manggala Karya
Bangun Sarana KSO PT. Duta Bhuana Jaya. Tugas
Konsultan pengawas sebagai berikut:
1. Menyelenggarakan administrasi umum mengenai
pelaksanaan kontrak kerja.

2. Melaksanakan pengawasan secara rutin dalam


perjalanan pelaksanaan proyek.

3. Menerbitkan laporan prestasi pekerjaan proyek


untuk dapat dilihat oleh pemilik proyek.

4. Konsultan pengawas memberikan saran atau


pertimbangan kepada pemilik proyek maupun
kontraktor dalam proyek pelaksanaan pekerjaan.

5. Mengoreksi dan menyetujui gambar shop drawing


yang diajukan kontraktor sebagai pedoman
pelaksanaan pembangunan proyek.

6. Memilih dan memberikan persetujuan mengenai


tipe dan merek yang diusulkan oleh kontraktor agar
sesuai dengan harapan pemilik proyek namun tetap
berpedoman dengan kontrak kerja konstruksi yang
sudah dibuat sebelumnya.
15

2.3.3 Konsultan Perencana


Konsultan Perencana adalah pihak yang ditunjuk oleh
pemberi tugas untuk melaksanakan pekerjaan perencanaan,
perencana dapat berupa perorangan atau badan usaha baik
swasta maupun pemerintah. Konsultan perencana bertugas
merencanakan struktur, mekanikan elektrikal, arsitektur,
lanscape, rencana anggaran biaya (RAB) serta dokumen-
dokumen pelengkap lainnya. Konsultan perencana mendapatkan
proyek melalui proses lelang yang diadakan panitia tender
pekerjaan konstruksi. Berikut ini untuk lebih jelasnya mengenai
tugas dan wewenang konsultan perencana dalam pelaksanaan
proyek konstruksi. Adapun tugas dari konsultan perencana
adalah sebagai berikut :
1. Mengadakan penyesuaian keadaan lapangan dengan
keinginan pemilik proyek (bisa pihak swasta maupun
pemerintah).
2. Membuat gambar kerja pelaksanaan. Membuat Rencana
kerja dan syarat – sayarat pelaksanaan bangunan ( RKS )
sebagai pedoman pelaksanaan.
3. Membuat rencana anggaran biaya (RAB).
4. Memproyeksikan keinginan – keinginan atau ide – ide
pemilik proyek ke dalam desain bangunan. Melakukan
perubahan desain bila terjadi penyimpangan pelaksanaan
pekerjaan dilapangan yang tidak memungkinkan untuk
dilaksanakan.
5. Mempertanggungjawabkan desain dan perhitungan
struktur jika terjadi kegagalan konstruksi. kemudian
proses pelaksanaanya diserahkan kepada konsultan
pengawas. Konsultan pengawas ini sendiri adalah
16

orang/instansi yang menjadi wakil pemilik proyek di


lapangan.

2.3.4 Kontraktor
Kontraktor adalah penyedia jasa yang berbentuk suatu
badan hukum atau perorangan yang ditunjuk melalui serangkaian
proses pengadaan oleh pemilik proyek. Pada proyek ini Kontraktor
melalui tender memilih CV. Maju Jaya. Sebagai kontraktor utama
dalam pembangunan pengaman pantai. Adapun tugas dari
kontraktor adalah sebagai berikut:
1. Bertanggung jawab penuh untuk melaksanakan semua
tugas sehingga menghasilkan pekerjaan yang baik dan
tepat waktu.
2. Setiap kontraktor harus dapat bekerja sama dengan sub
kontraktor sehingga tidak menghambat penyelesaian
pekerjaan.
3. Kontraktor harus melakukan pekerjaan sesuai dengan
spesifikasi;
4. Kontraktor harus memberitahukan kepada Manajemen
Konstruksi apabila akan melakukan yang sifat kontruksi.
5. Kontruksi harus membuat gambar as built drawing, sesuai
dengan pelaksanaan lapangan.
6. Membuat laporan yang bersifat harian, mingguan, dan
bulanan sehingga kemajuan pekerjaan dapat
teridentifikasi.
17

2.4 PROGRAM KERJA PROYEK

I. Pekerjaan Persiapan
1. Mobilisasi dan Demobilisasi
2. Penyelenggaraan K3 dan keselamatan konstruksi
Il. Pekerjaan Konstruksi
1. Pemasangan Geotextil
2. Pemasangan Sesek Bambu
3. Pemancangan dolken
4. Pembuatan Kubus Beton Uk.0,55 x 0,55 x 0,55 m;
5. Pemasangan Kubus Beton Uk.0,55 x 0,55 x 0,55 m;

2.5 TATALAKSANA PENGADAAN BARANG DAN JASA

Menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 16 tahun 2018


pasal 1 ayat 1, Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang selanjutnya
disebut dengan Pengadaan Barang/Jasa adalah kegiatan pengadaan
Barang/Jasa oleh Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah yang dibiayai
oleh APBN/APBD yang prosesnya sejak identifikasi kebutuhan, sampai
dengan serah terima hasil pekerjaan
Proyek Pembangunan Pengaman Pantai ini merupakan proyek
pemerintah dibawah Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat,
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, BBWS Cimanuk - Cisanggarung yang
dalam sistem pengadaannya sesuai dengan Peraturan Presiden no.16 tahun
2018.

2.5.1 Prosedur Tata Cara Pelelangan Proyek

1. Pengadaan Konsultan
Menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 16
tahun 201 jasa konsultansi adalah jasa layanan profesional yang
membutuhkan keahlian tertentu diberbagai bidang keilmuan yang
18

mengutamakan adanya olah pikir. Konsultan adalah pihak atau


institusi yang cukup berpengaruh terhadap jalannya suatu
pelaksanaan kegiatan proyek.
Menurut Peraturan Pemerintah nomor 29 Tahun 2000 yang
telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Pemerintah no.
54 Tahun 2016 pelaksanaan pengadaan konsultan melalui penyedia
dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:

a. Seleksi Umum
Seleksi umum adalah metode pemilihan penyedia jasa
konsultansi untuk pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua penyedia
jasa konsultansi yang memenuhi syarat. Pemilihan penyedia jasa
konsultansi melalui metode seleksi umum diumumkan sekurang-
kurangnya di website K/L/D/I, dan papan pengumuman resmi untuk
masyarakat serta Portal Pengadaan Nasional melalui LPSE, sehingga
masyarakat luas dan dunia usaha yang berminat serta memenuhi
kualifikasi dapat mengikutinya.

b. Seleksi Sederhana
Seleksi sederhana adalah metode pemilihan penyedia jasa
konsultansi untuk jasa konsultansi yang bernilai paling tinggi
Rp.200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan juga bersifat
sederhana. Pemilihan penyedia jasa konsultansi melalui metode
seleksi sederhana diumumkan sekurang-kurangnya di website K/L/D/I
dan papan pengumuman resmi untuk masyarakat serta portal
pengadaan nasional melalui LPSE, sehingga masyarakat luas dan
dunia usaha yang berminat dan memenuhi kualifikasi dapat
mengikutinya.

c. Sayembara
19

Sayembara adalah metode pemilihan penyedia jasa yang


memperlombakan gagasan orisinal, kreatifitas dan inovasi tertentu
yang harga/biayanya tidak dapat ditetapkan berdasarkan harga
satuan.
Sayembara dilakukan terhadap pengadaan jasa konsultansi yang
memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Merupakan proses dan hasil dari gagasan, kreatifitas,inovasi
dan metode pelaksanaan tertentu;
2. Tidak dapat ditetapkan berdasarkan harga satuan.

d. Penunjukkan Langsung
Penunjukan langsung adalah metode pemilihan penyedia
barang/jasa dengan cara menunjuk langsung 1 (satu) penyedia
barang/jasa.Penunjukan langsung terhadap 1 (satu) penyedia jasa
konsultansi dapat dilakukan dalam keadaan tertentu melalui proses
prakualifikasi.

 Kriteria keadaan tertentu meliputi:


1 Penanganan darurat untuk keamanan dan keselamatan masyarakat
yang pelaksanaan pekerjaannya tidak dapat ditunda atau harus
dilakukan dengan segera;
2 Pekerjaan yang kompleks yang hanya dapat dilaksanakan oleh
penyedia jasa yang sangat terbatas jumlahnya, dengan ketentuan
pekerjaan hanya dapat dikerjakan dengan teknologi baru dan
penyedia jasa yang mampu mengaplikasikannya hanya satu -satu nya;
3 Pekerjaanyang perlu dirahasiakan yang menyangkut keamanan dan
keselamatan Negara yang ditetapkan oleh Presiden;
4 Pekerjaan yang berskala kecil dengan ketentuan:
1. untuk keperluan sendiri/pribadi.
2. mempunyai risiko kecil.
20

3. menggunakan teknologi sederhana.


4. dilaksanakan oleh penyedia jasa usaha orang perseorangan dan
badan usaha kecil.
5 Pekerjaan lanjutan yang secara teknis merupakan kesatuan
konstruksi yang sifat pertanggungannya terhadap kegagalan
bangunan tidak dapat dipecah-pecah dari pekerjaan yang sudah
dilaksanakan sebelum nya;
6 Pekerjaan yang merupakan penugasan dari Pemerintah kepada
Badan Usaha Milik Negara;
7 Pekerjaan proyek strategis nasional yang merupakan penugasan dari
Pemerintah Daerah kepada Badan Usaha Milik Daerah; atau
Pekerjaan yang hanya dilakukan oleh pemegang hak cipta atau pihak
lain yang telah mendapat lisensi.

e. Pengadaan Langsung
Menurut Perpres Nomor 54 Tahun 2016 Pengadaan Langsung
adalah Pengadaan Barang/Jasa langsung kepada Penyedia
Barang/Jasa, tanpa melalui Pelelangan/Seleksi/Penunjukan Langsung.
Pengadaan Langsung dapat dilakukan terhadap Pengadaan Jasa
Konsultansi yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Merupakan kebutuhan operasional K/L/D/I.
2. Bernilai paling tinggi Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).

Metode pengadaan konsultan dari Proyek Pembangunan


Pengaman Pantai ini melalui proses seleksi umum, kontrak
ditandatangani di Kantor PPK Sungai dan Pantai II pada hari Selasa,
tanggal 16 April tahun 2019, berdasarkan Surat Penetapan Pemenang
Nomor : 02/Pen.Pemng/Pokja-Ksn2/PJSA-CC/2019 tanggal 2 April
2019.
Konsultan pengawas yang terpilih dalam pembangunan
pengaman pantai ini adalah PT. Manggalakarya Bangun Sarana Duta
21

Bhuanajaya yang merupakan bentuk kerja sama operasi (KSO) antara


PT. Manggalakarya Bangun Sarana dan PT. Duta Bhuanajaya, dan
konsultan perencana pada proyek ini dilaksanakan oleh tim dari PJSA
BBWS Cimanuk – Cisanggarung. Gambar 3.1 menampilkan daftar
peserta yang mengikuti seleksi umum.

Gambar 2.3 Peserta Seleksi Penyedia Jasa Konsultansi


22

2. Pengadaan Kontraktor
Kontraktor merupakan pihak yang melaksanakan atau
bertanggung jawab atas implementasi fisik proyek. Proses pengadaan
kontraktor adalah serangkaian kegiatan yang dimulai dari identifikasi
kebutuhan kontraktor oleh pemilik, mempersiapkan paket pelelangan,
melakukan proses pelelangan, sampai ditandatanganinya kontrak
untuk menangani implementasi proyek.
Menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 16 tahun 2018,
jenis–jenis pengadaan kontraktor melalui penyedia adalah sebagai
berikut:

a. Pelaksanaan pemilihan melalui Tender/Seleksi meliputi :

1. Pelaksanaan Kualifikasi.
2. Pengumuman dan/atau Undangan.
3. Pendaftaran dan Pengambilan Dokumen Pemilihan.
4. Pemberian Penjelasan.
5. Penyampaian Dokumen Penawaran.
6. Evaluasi Dokumen Penawaran.
7. Penetapan dan Pengumuman Pemenang.
8. Sanggah.

b. Selain ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk


pelaksanaan pemilihan Pekerjaan Konstruksi ditambahkan tahapan
Sanggah Banding.

c. Pelaksanaan pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),


untuk Seleksi Jasa Konsultansi dilakukan klarifikasi dan negosiasi
terhadap penawaran teknis dan biaya setelah masa sanggah
selesai.

d. Pelaksanaan pemilihan melalui Tender Cepat dengan ketentuan


sebagai berikut:
23

1. Peserta telah terkualifikasi dalam Sistem Informasi Kinerja


Penyedia;
2. Peserta hanya memasukan penawaran harga;
3. Evaluasi penawaran harga dilakukan melalui aplikasi; dan
4. Penetapan pemenang berdasarkan harga penawaran terendah.

e. Pelaksanaan E-purchasing wajib dilakukan untuk barang/jasa yang


menyangkut pemenuhan kebutuhan nasional dan/atau strategis
yang ditetapkan oleh menteri, kepala lembag a, atau kepala daerah.

f. Pelaksanaan Penunjukan Langsung dilakukan dengan mengundang


1 (satu) Pelaku Usaha yang dipilih, dengan disertai negosiasi teknis
maupun harga.

g. Pelaksanaan Pengadaan Langsung dilakukan sebagai berikut:

1. Pembelian/pembayaran langsung kepada Penyedia untuk


Pengadaan Barang/Jasa Lainnya yang menggunakan bukti
pembelian atau kuitansi; atau

2. Permintaan penawaran yang disertai dengan klarifikasi serta


negosiasi teknis dan harga kepada Pelaku Usaha untuk
Pengadaan Langsung yang menggunakan SPK.

h. Pemilihan dapat segera dilaksanakan setelah RUP diumumkan.

i. Untuk barang/jasa yang kontraknya harus ditandatangani pada


awal tahun, pemilihan dapat dilaksanakan setelah:

1. Penetapan Pagu Anggaran K/L; atau

2. Persetujuan RKA Perangkat Daerah sesuai dengan ketentuan


peraturan perundang-undangan.
24

j. Pelaksanaan pemilihan sebagaimana dimaksud pada


ayatdilakukan setelah RUP diumumkan terlebih dahulu melalui
aplikasi SIRUP.

k. Penawaran harga dapat dilakukan dengan metode penawaran


harga secara berulang (E-reverse Auction).

Metode pengadaan kontraktor dalam Proyek Pembangunan


Pengaman Pantai ini dilakukan dengan pelelangan umum dengan
metode satu sampul dan metode evaluasi harga terendah sistem
gugur yang dimenangkan oleh CV. Maju Jaya.

2.5.2 Sistem Pembayaran Proyek

Pada proyek ini, pembayaran prestasi pekerjaan dilakukan dengan


cara termin progress payment untuk kontraktor minimal empat kali
penarikan dan untuk konsultan minimal tiga kali penarikan. sistem
pembayaran tersebut memiliki kelebihan dan keterbatasannya. Berkut
merupakan kelebihan dan keterbatasan dari sitem pembayaran termin:

a. Kelebihan sistem pembayaran termin progress payment:

1. Pihak owner dapat mengontrol hasil pekerjaan dan akan


mengeluarkan biaya yang efisien karena, sebelum melakukan
pembayaranada pengecekan bersama

2. Kecurangan dana akan lebih terkontrol

b. Keterbatasan sistem pembayaran termin progress payment:

1. Kontraktor akan menanggung biaya diawal sehingga memerlukan


modal yang cukup besar.

Proyek ini menggunakkan sistem pembayaran termin progress


payment karena proyek ini merupakan proyek garapan pemerintah,
25

dimana penggunaan sistem pembayaran ini bertujuan agar pemerintah


dapat membayar dengan perhitungan yang Valid dengan menentukkan
kuantitas yang sesuai pada akhir proyek atau akhir pembangunan
dengan melakukan peninjauan bersama.

2.6 KONTRAK

Pengertian kontrak menurut Perpres no. 16 tahun 2018, “Kontrak


pengadaan barang/jasa yang selanjutnya disebut kontrak adalah perjanjian
tertulis antara PPK dengan penyedia barang/jasa atau pelaksana
swakelola”.

Pada pekerjaan kontruksi, kontrak dengan pihak penyedia barang/jasa


terdiri dari beberapa jenis, yaitu:

a. Kontrak Lump sum

Merupakan kontrak dengan ruang lingkup pekerjaan dan jumlah


harga yang pasti dan tetap dalam batas waktu tertentu, dengan
ketentuan sebagai berikut:

1. Semua risiko sepenuhnya ditanggung oleh penyedia;

2. Berorientasi kepada keluaran; dan

3. Pembayaran didasarkan pada tahapan produk/keluaran yang


dihasilkan sesuai dengan Kontrak.

b. Kontrak Harga Satuan

Merupakan kontrak Pengadaan Barang/Pekerjaan


Konstruksi/Jasa Lainnya dengan harga satuan yang tetap untuk
setiap satuan atau unsur pekerjaan dengan spesifikasi teknis
tertentu atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu
yang telah ditetapkan dengan ketentuan sebagai berikut:
26

1. Volume atau kuantitas pekerjaannya masih bersifat perkiraan pada


saat Kontrak ditandatangani;

2. Pembayaran berdasarkan hasil pengukuran bersama atas realisasi


volume pekerjaan; dan

3. Nilai akhir kontrak ditetapkan setelah seluruh pekerjaan


diselesaikan.

c. Kontrak Gabungan Lumpsum dan Harga Satuan

Kontrak gabungan lumpsum dan harga satuan merupakan


Kontrak Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya
gabungan Lumpsum dan Harga Satuan dalam 1 (satu) pekerjaan
yang diperjanjikan.

d. Kontrak Persentase

Kontrak persentase merupakan kontrak yang digunakan untuk


penyedia Jasa Konsultansi/Jasa Lainnya, dengan ketentuan
sebagai berikut:

1. Penyedia Jasa Konsultansi/Jasa Lainnya menerima imbalan


berdasarkan persentase dari nilai pekerjaan tertentu;

2. Pembayarannya didasarkan pada tahapan produk/keluaran yang


dihasilkan sesuai dengan isi kontrak.

Syarat bisa digunakannya kontrak jenis ini adalah adanya


obyek pekerjaan yang dikerjakan oleh penyedia jasa
konsultansi/jasa lainnya yang akan digunakan sebagai acuan
persentase.

e. Kontrak Terima Jadi (Turnkey)


27

Kontrak Terima Jadi (Turnkey) merupakan Kontrak Pengadaan


Pekerjaan Konstruksi atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam
batas waktu tertentu dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Jumlah harga pasti dan tetap sampai seluruh pekerjaan selesai


dilaksanakan; dan

2. Pembayaran dapat dilakukan berdasarkan termin sesuai


kesepakatan dalamKontrak.

f. Kontrak Payung

Berupa kontrak harga satuan dalam periode waktu tertentu


untuk barang/jasa yang belum dapat ditentukan volume dan/atau
waktu pengirimannya pada saat Kontrak ditandatangani.

g. Kontrak berdasarkan Waktu Penugasan

merupakan Kontrak Jasa Konsultansi untuk pekerjaan yang


ruang lingkupnya belum bisa didefinisikan dengan rinci dan/atau
waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan belum bisa
dipastikan.

h. Kontrak Tahun Jamak

merupakan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang membebani


lebih dari 1 (satu) Tahun Anggaran dilakukan setelah mendapatkan
persetujuan pejabat yang berwenang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan, dapat berupa:

1. Pekerjaan yang penyelesaiannya lebih dari 12 (dua belas)


bulan atau lebih dari 1 (satu) Tahun Anggaran; atau

2. Pekerjaan yang memberikan manfaat lebih apabila dikontrakkan


untuk jangka waktu lebih dari 1 (satu) Tahun Anggaran dan
paling lama 3 (tiga) Tahun Anggaran.
28

Jenis kontrak yang diterapkan pada Proyek Pembangunan Pengaman


Pantai ini adalah kontrak gabungan lumpsum dan harga satuan, yaitu
kontrak pengadaan barang/jasa gabungan dua sifat kontrak yaitu lumpsum
dan harga satuan dalam satu pekerjaan yang diperjanjikan atas
penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas
waktu tertentu berdasarkan harga satuan yang pasti dan tetap untuk
setiap satuan pekerjaan, dengan spesifikasi teknis tertentu, yang volume
pekerjaannya masih bersifat perkiraan sementara, dan sistem
pembayaran kepada penyedia jasa/kontraktor pelaksanaan berdasarkan
hasil pengukuran bersama terhadap volume pekerjaan yang benar-benar
telah dilaksanakan.Oleh karena itu gabungan lumpsum dan harga satuan
cocok untuk Proyek Pembangunan Pengaman Pantai yang volume
pekerjaannya dapat berubah sewaktu waktu.
BAB III

PELAKSANAAN PEKERJAAN

3.1. TAHAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN SESUAI DENGAN


LINGKUP KERJA PRAKTIK

3.1.1. Pekerjaan Persiapan

Pekerjaan persiapan adalah awal dari kegiatan keseluruhan kegiatan


pembangunan, dimana tahap ini mempersiapkan segala sesuatu yang
akan digunakan pada pelaksanaan pembangunan tersebut. Pekerjaan
persiapan meliputi :

1. Pekerjaan Pembersihan Lapangan

Lokasi proyek yang berada dalam lingkungan warga yang mudah


dijangkau oleh kendaraan, maka perbersihan lapangan tidak terlalu
sulit dan memakan waktu lama, karena mobilisasi yang mudah.

2. Pembuatan Kantor Lapangan ( Direksi Keet )

Dalam suatu proyek pembangunan diperlukan tempat /ruangan yang


digunakan untuk bekerja dan membahas msalah atau juga digunakan
sebagai tempat beristirahat para pekerja ahli ( Kontraktor, maupun
Konsultan proyek ), Dalam proyek pembangunan pengaman pantai
ini, direksi keet berada didekat lokasi percetakan. Direksi keet
diletakan ditempat yang strategis, hal ini berguna agar pekerja
pembangunan dapat dipantau secara berkala. Pada umumnya kantor
konsultan dan kontraktor berdekatan, karena untuk mempermudah
dalam pembahasan masalah yang timbul.

29
30

Konstruksi direksi keet terdiri dari kerangka kayu kelas III ( kayu
meranti ) dinding triplek setebal 3.0 mm, atap seng, serta lantai yang
diplester. Dalam ruang direksi keet dilengkapi dengan meja dan kursi
serta tempat menempelkan gambar konstruksi serta time schedule
pelaksanaan pekerjaan.

3. Pembuatan Bekisting

Pembuatan bekisting masuk dalam pekerjaan persiapan. Bekisitng


yang diguanakan memenuhi beberapa syarat sebagai berikut :

a. Acuan (cetakan) dapat berfungsi membatasi serta menjadikan


beton menurut ukuran-ukuran dan bentuk yang dikehendaki.

b. Acauan (cetakan) terbuat dari material pelat besi dengan


ketebalan 3 mm, dengan perkuatan besi siku dengan ukuran
minimal 30 mm x 30 mm x 3 mm pada ke empat sisi untuk setiap
satu bidang.

Pada proyek Pembangunan Pengaman Pantai ini bekisting untuk


kubus ukuran 55 x 55 x 55 cm dibuat dengan pelat besi dan rangka
besi, bekisting dibuat di salah satu rumah warga yang dekat dengan
lokasi proyek
31

Gambar 3.1 Proses Pembuatan Bekisting

4. Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Pekerjaan kontruksi merupakan pekerjaan yang mengandung potensi


bahaya, sehingga dalam memberi perlindungan keselamatan kerja
kepada pekerja diperlukan syarat-syarat keselamatan dan kesehatan
kerja yang tinggi. Pada proyek Pembangunan Pengaman Pantai Kec.
Juntinyuat Kab. Indramayu, untuk menunjang jaminan dan keselamatan
pekerja, pihak kontraktor harus berkewajiban untuk menyediakan
fasilitas yang sudah diatur dalam Rencana Kerja dan Syarat seperti:

a. Kontraktor diwajibkan menyediakan obat-obatan menurut syarat-


syarat Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) yang selalu
dalam keadaan siap digunakan di lapangan, untuk menjaga
kemungkinan musibah bagi semua petugas dan pekerja lapangan.

b. Kontraktor wajib menyediakan air minum yang bersih dan memenuhi


standar kesehatan bagi semua petugas dan pekerja yang ada
dibawah kekuasaan kontraktor.
32

c. Kontraktor wajib menyediakan air bersih, kamar mandi dan WC yang


layak dan bersih bagi semua petugas dan pekerja. Membuat dan
atau menyediakan tempat penginapan untuk para pekerja yang
berasal dari luar kota.

d. Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para


pekerja wajib diberikan oleh kontraktor sesuai dengan perundangan
yang berlaku (ASTEK), dan asuransi CAR (Construction All Risk).

e. Menyediakan kelengkapan untuk pekerja maupun direksi berupa


sepatu proyek, topi/helm kerja, serta kebutuhan lainnya dengan
jumlah secukupnya.

f. Kontraktor wajib menyediakan kotak PPPK dengan isinya yang


selalu lengkap guna pertolongan pertama. Kotak PPPK juga harus
selalu berada ditempat pekerjaan dan siap digunakan.

Pelaksanaan K3 pada proyek Bangunan Pengaman Pantai Kec.


Juntinyuat Kab. Indramyu berdasarkan pengamatan di lapangan, pihak
kontraktor telah menyediakan fasilitas untuk mendukung adanya
kesehatan dan keselamatan kerja (K3) pada proyek seperti:

1. Alat Pelindung Diri (APD)

Alat pelingung diri diwajibkan untuk digunakan ketika berada pada


lingkungan K3 pada proyek Bangunan Pengaman Pantai Kec.
Juntinyuat Kab. Indramayu. Pada proyek ini peralatan pelindung diri
yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Topi pelindung proyek (helm proyek)

Topi pelindung proyek digunakan untuk melindungi kepala dari


adanya bahaya seperti, terjatuhnya benda/material proyek maupun
adanya tegangan aliran listrik. Pemakaian topi pelindung (Safety
33

Helmet) harus sesuai dengan lingkar kepala sehingga nyaman dan


efektif melindungi pemakainya.

b. Sepatu Karet (sepatu boots)

Berfungsi sebagai alat pengaman saat bekerja di tempat yang


tergenang air atau berlumpur. Sepatu karet ini dilapisi dengan metal
untuk melindungi kaki dari benda tajam atau berat, benda panas,
cairan kimia, dan sabagainya.

c. Sarung Tangan

Berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di tempat


atau situasi yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan
bentuk sarung tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-masing
pekerjaan.

d. Rompi Safety

Rompi safety adalah salah satu APD yang terbuat dari bahan
polyester yang dirancang khusus serta dilengkapi dengan pemantul
cahaya. Fungsi dari rompi ini adalah untuk mencegah terjadinya
kontak kecelakaan pada pekerja, mengurangi risiko kecelakaan kerja,
dan agar terlihat oleh pekerja lain pada kondisi gelap atau malam
hari.

e. Celana Panjang

Celana panjang pada proyek diwajibkan untuk digunakan karena


berfungsi untuk melindungi kaki serta sopan santun di lingkungan
kerja.

f. Rompi Pelampung
34

Rompi pelampung digunakan pada saat proses pelaksanaan


pemasangan breakwater yang berfungsi untuk mencegah
tukang/pekerja agar tidak tengggelam.

2. Penyediaan Air Bersih dan Air Minum

Pada proyek ini disediakan air bersih yang digunakan untuk keperluan
MCK, dan berwudhu. Kebutuhan air minum untuk staff juga disediakan
berupa air galon yang diletakkan site office.

3. Pembatas Lahan Proyek

Pada proyek Pembangunan Pengaman Pantai Kec. Juntinyuat Kab.


Indramayu pembatas proyek menggunakan border line. Pembatas lahan
ini berfungsi sebagai batas lahan proyek agar tidak sembarangan orang
masuk.

3.1.2. Pekerjaan Konstruksi

1. Pembuatan Kubus Beton Ukuran 55 x 55 x 55 cm.

Batching Plant untuk proyek Pembangunan Pengaman Pantai


berlokasi di PT.Pionir Beton Cirebon yang berjarak 1 jam dai lokasi
proyek. Penakaran bahan-bahan penyusun beton mengikuti
ketentuan tata cara pengadukan dan pengecoran beton
menggunakan takaran volume karean K-225 memiliki kuat tekan lebih
kecil dari 20 Mpa.

Bahan untuk membuat beton tanpa tulangan yang dipergunakan


berupa :

a. Pasir, sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan, tidak boleh


mengandung debu, gradasi beraneka ragam/heterogen, tajam
35

dan keras serta tidak mengandung bahan-bahan organik yang


dapat menurunkan kualitas beton.

b. Kerikil, split, batu pecah, berukuran lebih dari 5 mm, keras &
tajam, tidak berpori, tidak terlalu banyak mengandung butir-bitor
pipih, tidak mengandung lumpur, tidak mengandung zat yang
mampu megurangi kualitas beton.

c. Semen (PortlandCement : 50 kg) tipe V, karena semen tipe V


memiliki komposisi campuran yang mampu menahan kadar asam
sulfat yang cukup tinggi. Dengan begitu campuran beton kuat
terhadap korosi maka cocok digunakan untuk bangunan lepas
pantai yang memiliki kadar asin tinggi.

d. Air, bersih/bening tidak berwarna, berbau, dan berasa serta tidak


mengandung garam, asam dan senyawa kimia lainnya.

Pengangkutan beton segar dari batching plant ke lokasi


menggunakan truck mixer.Hal-hal yang diperhatikan dalam
pengangkutan beton segar :

 Pengangkutan beton dari tempat pengadukan hinga ke tempat


yang dicor dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak terjadi
segresi.

 Pengangkutan lebih dari 30 menit, maka dipakai bahan


tambahan penghambat pengikatan (admixture type retarder).

Pada Proyek Pembangunan Pengaman Pantai, pengangkutan


campuran beton segar memakan waktu 1 jam perjalanan dari
batching plant ke lokasi proyek. Dengan begitu beton segar
ditambahkan admixture type reatrder agar menghambat waktu ikat
pada beton.
36

Pengadukan secara maksimal dengan truk mixer dilaksanakan untuk


pengecoran armor/kubus, dan volume yang cukup besar. Hal-hal
yang dilakukan dalam pengadukan secara maksimal :

 Bagian dalam truk mixer dalam keadaan cukup basah, sehingga


tidak menambah atau mengurangi air pencampur.

 Lamanya waktu pengadukan sesuai dengan kapasitas dari mixer.

 Bahan-bahan seperti pasir dan kerikil dalam keadaan SSD


(Saturated Surface Dry) agar faktor air semen yang tetap untuk
setiap pengadukan dapat dilaksanakan.

Sebelum penuangan beton ke cetakan / bekisting, bekisting tersebut


sudah di lapisi oli bekas, yang seharus nya menggunakan
cairan/minyak Motoil
37

Gambar 3.2 Bekisting yang sudah dilapisi oli bekas

Cara penuangan (pengecoran) beton mempunyai peranan yang


sangat penting dalam menghasilkan beton dengan mutu yang
diinginkan. Beberapa hal penting yang diperhatikan antara lain :

 Beton yang dituang harus sesuai dengan kelecakan (workability)


yang diinginkan, agar dapat mengisi bekisting dengan baik dan
penuangan sedemikian rupa sehingga tidak terjadi segregasi.
Segregasi adalah pemisahan butiran agregat kasar dari adukan
dan dapat menyebabkan sarang kerikil yang mengakibatkan
kekuatan beton berkurang.

 Beton yang telah mengeras sebagian atau seluruhnya dan beton


yang telah terkotori oleh bahan lain tidak boleh digunakan lagi.

Pemadatan beton pada pelaksanaan merupakan suatu pekerjaan


yang sangat penting dalam menentukan kekuatan dan ketahanan
beton yang telah mengeras. Pemadatan beton dilakukan segera
setelah beton dituang, dan sebelum terjadi waktu setting awal dari
beton segar. Setting beton segar di lapangan dapat diperiksa dengan
menusuk tongkat ke dalam beton tanpa kekuatan dan dapat masuk
38

10 cm. Tujuan pemadatan beton segar adalah untuk menghilangkan


rongga-rongga udara sehingga dapat mencapai kepadatan maksimal.
Tingkat kepadatan yang dapat dicapai bergantung pada komposisi
bahan beton dan cara pemadatan di lapangan.

Pemadatan pada Proyek Pembangunan Pengaman Pantai ini


menggunakan alat getar mekanis ( vibrator ). Alat penggetar mekanis
berupa jarum penggetar, jarum penggetar terdiri dari mesin dan
selang karet dengan ujung baja lancip yang menggetar antar 3000
sampai 12000 getaran per menit.

Berikut beberapa pedoman proses pemadatan menggunakan alat


jarum penggetar :

a. Pemadatan dilakukan secara vertikal dan masuknya ujung getar


oleh beratnya sendiri.

b. Penggetar dilakukan pada spasi atau jarak yang teratur yang


masih dalam pengaruh getaran antara satu titik dengan titik
lainnya.

c. Lamanya waktu penggetaran di setiap titik adalah 5-15 detik.

d. Penggetaran tidak boleh dilakukan terlalu lama sampai terjadi


bleeding.

e. Tidak terjadi kontak antara alat penggetar dengan pembesian,


karena dapat merusak daya lekat ujung pembesian lain dengan
beton yang telah mulai setting.

f. Tidak terjadi persinggungan antara alat penggetar dengan


bekisting.

Beton yang baru dicor dilindungi dari hujan dan panas matahari
serta kerusakan-kerusakan lainnya yang disebabkan oleh gaya
39

sentuhan sampai beton telah menjadi keras. Permukaan beton dijaga


tetap lembab dengan cara ditutup karung basah atau menggenaginya
dengan air selama waktu perawatan.

Cetakan kubus beton ditempatkan pada lokasi yang cukup luas


untuk memproduksi kubus dan manuver truk mixer, pengecoran
dilakukan pada pagi hari setelah sore cetakan dibuka dan dicor
kembali. Dalam satu hari dapat dilakukan pencetakan/pengecoran 2
kali, setelah mencapai umur beton dan diijinkan pengawas untuk
kemudian diangkut ke tempat pemasangan. Proses pengecoran
dapat dilihat pada Gambar 3.2

 Tenaga kerja yang digunakan


Pekerja : 12 orang/hari
Tukang : 3 orang/hari
Mandor : 2 orang/hari
 Bahan yang digunakan
Beton Ready mix K-225 : 1.865 m3
Pembesian pengait diameter 12 mm : 6.633 kg
Cetakan Kubus : 321 buah
 Peralatan yang digunakan
Truk mixer : 3 unit/hari
Vibrator : 1 unit
Cangkul : 5 unit
Sendok adukan : 5 unit
Linggis : 2 unit
 Alat – alat untuk penunjang dan keselamatan kerja :
1. Sepatu karet/safety.
2. Sarung tangan.
3. Masker.
4. Helmet.
40

Gambar 3.3 Proses Pembuatan Kubus Beton (Armor)

2. Pemancangan Dolken

Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pekerjaan pengukuran dinyatakan


selesai sesuai dengan gambar dan mendapat persetujuan direksi
lapangan, maka dilanjutkan pekerjaan cerucuk sebelum pemasangan
matras bambu dan geotekstil.

Pemasangan dan syarat pemancangan dolken :

 Kayu yang digunakan untuk keperluan konstruksi adalah kayu


kelas II, atau sejenis dan sesuai petunjuk direksi.

 Berhubungan dengan pemakaiannya kayu bersifat yang tidak


akan merusak atau mengurangi nilai konstruksi (bangunan) dan
ketentuan – ketentuan lain dalam pelaksanaan konstruksi kayu
ini, maka disesuaikan dengan Peraturan Konstruksi Kayu
Indonesia N.I.5.1961.
41

 Pemancangan dolken dilakukan dengan alat excavator amphibi


dengan cara menekan bucket excavator tegak lurus terhadap
dolken, kedalaman sampai tanah keras atau sesuai petunjuk
direksi.

 Excavator yang berada diatas ponton bergerak ketengah laut


dengan cara menggerakan bucket pada excavator kedasar laut,
lalu ditarik secara perlaha-lahan sampai ke titik yang dituju.

 Peralatan yang digunakan : Gergaji dan palu

 Tenaga kerja yang digunakan

Pekerja : 5 orang/hari

Tukang : 2 orang/hari

Mandor : 1 orang/hari

 Bahan yang digunakan

Dolken diameter 10 cm, panjang 4 m : 12.553 m’

 Peralatan yang digunakan

Excavator amphibi : 1 unit

 Alat – alat untuk penunjang dan keselamatan kerja :

1. Sepatu karet/safety.

2. Sarung tangan.

3. Masker.

4. Helmet.

5. Pelampung
42

Gambar 3.4 Proses Pemancangan

3. Pemasangan Matras/sesek Bambu

Pekerjaan pemasangan matras bambu tanggul laut dilaksanakan


setelah pekerjaan pemancangan cerucuk dolken selesai dilaksanakan
kemudian dilanjutkan pekerjaan sesek bambu atau matras.

Berikut spesifikasi matras bambu yang digunakan :

 Bahan matras bambu adalah dari bambu tali atau bambu lain
yang berkualitas sama menurut persetujuan direksi/pengawas.

 Matras bambu terbebas dari kerusakan – kerusakan yang


dapat merugikan kekuatan dan ketahanannya seperti busuk,
retak memanjang, retak melingkar.

 Matras bambu satu dengan yang lain mempunyai bentuk yang


hampir sama dalam ukuran tidak kurang dari yang tercantum
dalam gambar. Ujung – ujung sudut pada matras bamb harus
diperkuat dengan paku.
43

Pemasangan sesek bambu atau matras :

 Permukaaan tanah dimana matras bambu akan ditempatkan


dipersiapkan sesuai gambar atau ditetukan oleh
direksi/pengawas.

 Matras bambu diangkut ke laut menggunakan ponton.

 Pekerjaan dimulai dengan menempatkan anyaman matras


bambu dalam keadaan baik dan matras bambu dengan matras
bambu lainnya berhubungan rapat pada sisi bidang empat
pertemuan, sehingga alas bangunan tertutupi sepenuhnya.

 Pemasangan matras bambu tersebut dipasang sesuai dengan


gambar.

 Tenaga kerja yang digunakan

Pekerja : 8 orang/hari

Mandor : 1 orang/hari

 Bahan yang digunakan

Bambu : 11.508 batang

 Alat – alat untuk penunjang dan keselamatan kerja :

1. Sepatu karet/safety.

2. Sarung tangan.

3. Masker.

4. Helmet.
44

Gambar 3.5 Matras/sesek Bambu

4. Pemasangan Geotekstil

Pemasangan geotekstil dilaksanakan setelah pekerjaan cerucuk


dolken dan matras bambu terpasang dan dinyatakan selesai,
penempatan geotekstil dihampar pada permukaan matras bambu.
Bahan geotekstil yang berkualitas serta sesuai dengan spesifikasi dan
disetujui oleh direksi.

Pekerjaan Pemasangan geotekstil :

 Pekerjaan geotekstil dikerjakan setelah pekerjaan


pemancangan cerucuk dolken dan matras/sesek bambu selesai
dilaksanakan.

 Pekerjaan geotekstil dilaksanakan dan digelar di atas


matras/sesek bambu, peletakan geotekstil tanpa gelombang
dan kerutan.

 Sambungan pada geotekstil sesuai dengan spesifikasi atau


petunjuk direksi pekerjaan.
45

 Geotekstil diangkut ke laut menggunakan ponton.

 Tenaga kerja yang digunakan

Pekerja :3 orang/hari

Tukang :1 orang/hari

Mandor :1 orang/hari

 Bahan yang digunakan

Geotekstil : 3. 108 m2

 Alat – Alat Untuk Penunjang dan Keselamatan Kerja :

1. Sepatu karet/safety.

2. Sarung tangan.

3. Masker.

4. Helmet.

Gambar 3.6 Pemasangan Geotekstil


46

5. Pemasangan Kubus Beton Ukuran 55 x 55 x 55 cm

Untuk pemasangan armor layer yang terletak jauh dari pantai,


pengangkutan (shipping) dilakukan dengan cara estapet memindahkan
kubus menggunakan Excavator, dikarenakan gelombang laut sedang
tinggi pada saat akan memakai ponton sebagai alat untuk mengangkut
kubus, jadi pihak kontraktor berkoordinasi dan menyarankan memakai
Excavator Amphibi untuk memasang kubusnya.

Pemasangannya dilakukan satu persatu dengan menggunakan


excavator Amphibi. Armor unit disusun mulai dari elevasi paling bawah
di atas geotekstil dan sesek bambu yang telah dihamparakan terlebih
dahulu dan disusun dalam lapisan horizontal secara acak sampai
mencapai ketebalan yang diinginkan. Armor unit sebagai pelindung
diletakkan satu persatu dan tidak ditempatkan dengan cara dropping.
Armor unit disusun sedekat mungkin satu dengan yang lainnya agar
saling mengunci.

Kondisi saat pemindahan kubus/armor dapat dilihat di Gambar 3.7


yaitu sebagai berikut :
47

Gambar 3.7 Pemindahan kubus/armour secara Estapet

Gambar 3.8 Pemasangan Kubus/Armour

Excavator Amphibi ini berfungsi sebagai pengangkut armor dari


bibir pantai yang lainnya ke tempat pemasangan armor.

1. Tempat pemasangan armor.

Sebelum melakukan pemasangan armor, pihak kontraktor selaku


pelaksana dilapangan melakukan simulasi pemasangan armor di
darat untuk memberi pengetahuan cara pemasangan armor
kepada tukang saat akan ditempatkan di laut. Hasil simulasi
pemasangan armor dapat diihat pada Gambar 3.9.
48

Gambar 3.9 Hasil Simulasi Pemasangan Kubus/Armor

 Tenaga kerja yang digunakan

Pekerja : 5 orang/hari

Tukang : 1 orang/hari

Mandor : 1 orang/hari

 Peralatan yang digunakan

Excavator standar : 2 unit

Excavator Amphibi : 1 unit

 Alat – alat untuk penunjang dan keselamatan kerja :

1. Sepatu karet/safety.

2. Sarung tangan.

3. Masker.

4. Helmet.

5. Pelampung
49

Rencana waktu pelaksanaan konstruksi yang telah disepakati adalah


270 hari kalender, proyek dimulai pada tanggal 05 April 2019 dan berakhir
pada tanggal 30 Desember 2019. Namun waktu pelaksanaan yang terjadi di
lapangan mengalami percepatan pekerjaan yang membuat proyek
Pembangunan Pengaman Pantai ini diperkirakan akan selesai sebelum bulan
Desember. Hal ini diakibatkan oleh beberapa faktor seperti cuaca,
gelombang, pasang surut, dan penambahan jam kerja tukang.

Faktor cuaca mempercepat waktu pengeringan armor setelah proses


pengecoran karena selama proses pengecoran tidak terjadi hujan, faktor
ketinggian gelombang dan pasut mempengaruhi pada saat proses
pemasangan armor karena ketinggian gelombang dan pasang surut
cenderung kecil saat malam hari, maka waktu lembur tukang bertambah dari
jam 12 malam sampai 7 pagi.

3.2. BAHAN DAN PERALATAN YANG DIGUNAKAN

3.2.1. Material / Bahan Yang Digunakan

Material yang digunakan dalam proyek Pembangnan Pengaman


Pantai Kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu harus sesuai
dengan ketentuan Rencana Kerja dan Syarat-syarat agar mutu dan biaya
dapat terkontrol sehingga menghasilkan pembangunan yang efisien dan
efektif.

1. Campuran Adukan Beton

Adukan Beton ini sangat penting dalam kontruksi karena mempunyai


peran utama dalam pembangunan. Mutu beton yang digunakan dalam
proyek Pembangunan Pengaman Pantai ini yakni K-225 dan Pada
umumnya campuran adukan beton ini terdiri dari beberapa komponen,
yaitu:
50

1. Agregat

Agregat adalah bahan utama dalam campuran beton, agregat


dibagi menjadi tiga jenis yakni agregat kasar (kerikil atau
split),agregat halus (pasir), dan filler (pengisi).

2. Semen

Semen adalah bahan pengikat pada campuran beton, yang


mempunyai fungsi untuk saling merekatkan antar material, semen
yang digunakan adalah semen tipe V karena memiliki komposisi
campuran yang mampu menahan kadar asam sulfat yang cukup
tinggi. Dengan begitu campuran beton kuat terhadap korosi maka
cocok digunakan untuk bangunan lepas pantai yang memiliki kadar
asin tinggi.

3. Air

Air merupakan bahan yang cukup penting dalam pembuatan


campuran yaitu sebagai bahan pelarut, tanpa air campuran tidak
akan membentuk. Kadar air pada campuran beton juga sangat
menentukan kekuatan pada campuran beton.

Campuran beton yang dipakai di proyek Pembangunan Penaman


Pantai Kec. Juntinyuat Kab. Indramyu adalah campuran yang sudah
jadi yang dibawa oleh truck mixer ke tempat pengecoran.

2. Cerucuk Dolken

Cerucuk dolken digunakan untuk meningkatkan daya dukung tanah


agar lebih stabil. Cerucuk dolken yang dipakai berasal dari Kalimantan.
51

Gambar 3.10 Cerucuk Dolken

3. Geotekstil

Geotekstil berfungsi untuk menstabilkan permukaan tanah sebelum


pemasangan kubus/armor.

Gambar 3.11 Geotekstil


52

4. Sesek Bambu

Sesek bambu disini berfungsi sebagai penahan sedimen di dasar


bangunan breakwater. Sesek bambu yang digunakan dibuat oleh
pengrajin dari Kecamatan Juntinyuat.

Gambar 3.12 Sesek Bambu

3.2.2. Peralatan Yang Digunakan

Peralatan yang digunakan dalam Pembangunan Pengaman Pantai


Kec. Juntinyuat Kab. Indramyu ini bermacam-macam. Berikut merupakan
alat yangdigunakan dalam proyek ini:

1. Excavator Amphibi

Alat berat ini memiliki fungsi utama untuk pekerjaan pengangutan


armor. Selainitu, excavator yang merupakan alat multifungsi yang dapat
pula melakukan pekerjaan konstruksi seperti penggalian tanah,
penimbunan tanah, dan sebagainya. Tipe Excavator ini yaitu PC 200
53

Gambar 3.13 Excavator

2. Excavator Amphibi

Excavator Amphibi adalah jenis Excavator yang dilengkapi dengan


ponton tersege dengan memungkinkan melakukan pengerukan saat
mengapung diperairan dangkal, seperti di bibir pantai yang sekarang
dikerjakan untuk pembangunan pengaman pantai Kecamatan Juntinyuat
Kabupaten Indramayu.

Gambar 3.14 Excavator Amphibi


54

2. Cetakan Beton (Bekisting)

Cetakan Beton ini sangat penting dalam pembuatan armor karena


digunakan untuk menahan campuran beton sementara dalam
pembentukan armor. Bekisting yang digunakan terbuat dari baja.

Gambar 3.15 Bekisting

3. Ponton

Ponton digunakan untuk memabawa armor dari tempat penyimpanan


di bibir pantai ke tempat pemasangan di laut dan excavator yang
berfungsi sebagai pengankut armor saat pelaksanaan di laut. Akan tetapi
ketika pelakasaan nya ponton tersebut tidak digunakan dikarenakan
ponton tersebut tidak bisa stabil ketika di pasangkan dengan Excavator
atasnya, lalu dibiarkan begitu saja sampai proyek ini selesai.
55

Gambar 3.16 Ponton

4. Concrete Mixer Truck

Concrete Mixer Truck digunakan sebagai alat angkut dari Concrete


Batching Plant ke proyek dan untuk mengaduk campuran beton yang
dibutuhkan pada pekerjaan konstruksi.

Gambar 3.17 Concrete Mixer Truck


56

5. Vibrator

Vibrator adalah salah satu peralatan yang digunakan pada saat


pengecoran dimana alat ini berfungsi untuk memadatkan beton yang
dituangkan dalam bekisting. Dimana hal ini ditujukan untuk
mengeluarkan kandungan udara yang terjebak dalam air, campuran
beton sehingga dengan getaran yag dihasilkan oleh vibrator maka beton
akan mengeluaran gelembung udara dari beton sehingga beton yang
dihasilkan akan mendapatkan kekuatan yang merata dan juga untuk

menghindari adanya keropos atau sarang labah pada beton

Gambar 3.18 Vibrator

3.3. SPESIFIKASI TEKNIS

Mutu material pembangunan armor pada proyek ini memakai


standar pedoman Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
berdasarkan standar detail yaitu Gambar kerja. Mutu material yang
dipakai melalui persetujuan konsultan perencana dan juga pemilik
proyek.

Pada proyek ini, proses pengadaan material/bahan semua


dikerjakan oleh kontraktor yaitu CV. Maju Jaya. Pengadaan seperti
57

material, alat kerja, alat bantu, dan tenaga kerja merupakan tanggung
jawab kontraktor selama proyek berlangsung.

Material yang digunakan selama proyek tidak sepenuhnya sama


dengan apa yang tertulis pada RKS. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor, seperti ketersediaan alat dan bahan di toko bangunan serta
kebutuhan jenis material yang dapat mempercepat pekerjaan.
Perubahan material, alat kerja, alat bantu, dan tenaga kerja di
lapangan boleh dilakukan untuk mengatasi masalah dan memperkecil
risiko yang akan terjadi, dengan syarat tidak mengurangi kekuatan
pada strukturnya

Struktur yang digunakan pada proyek Pembangunan Pengaman


Pantai di Kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu adalah struktur
kubus beton (armor). Armor menjadi struktur utama pada bangunan
breakwater untuk memecah gelombang agar tidak menggerus garis
pantai. Alasan penggunaan kubus beton sebagai armor karena aspek
kemudahan dalam pembuatan bekisting dan kekuatan beton dalam
meredam kekuatan gelombang.

Pada tahap desain, armor yang digunakan berdimensi 0.55 x 0.55


x 0.55 m sebagai lapisan primer dan 0.3 x 0.3 x 0.3 m sebagai lapisan
sekunder, namun pada pengerjaan di lapangan hanya armor
berdimensi 0.55 x 0.55 x 0.55 m saja yang diproduksi. Alasan dari
kebijakan ini diambil agar memudahkan dan mempercepat produksi
armor.

3.3.1 Spesifikasi Teknis Mutu Bahan

Pengawasan dan pengendalian mutu pada suatu proyek


menyangkut dengan mutu bahan dan mutu pekerjaan. Pada proyek
Pembangunan Pengaman Pantai Kecamatan Juntinyuat Kabupaten
58

Indramayu Pengawasan dan pengendalian mutu dilakukan oleh


personel ahli selaku quality control dari PT. Manggala Karya Bangun
Sarana KSO PT. Duta Bhuana Jaya selaku konsultan pengawas dan
CV. Maju Jaya sendiri selaku kontraktor

Pada Proyek Pembangunan Pengaman Pantai Kecamatan


Juntinyuat Kabupaten Indramayu pengendalian dan pengawasan
terhadap mutu beton dilakukan dengan 3 cara yaitu pemeriksaan
kekentalan campuran beton atau biasa disebut dengan slump test
(sebelum beton mengeras/beton segar), pengujian uji kuat tekan beton
pada saat umur beton 7 hari, 14 hari, dan 28 hari (pengujian setelah
beton mengeras), dan pengujian kekuatan beton dengan hammer test
(pengujian setelah beton mengeras).

1. Pemeriksaan Kekentalan Campuran Beton (Slump Test)

Slump merupakan besarnya nilai penurunan beton secara


vertical yang diakibatkan karena beton belum memiliki batas yield
stress yang cukup untuk menahan berat sendiri karena ikatan
antara partikelnya masih lemah sehingga tidak mampu untuk
mempetahankan ikatan semulanya. Nilai slump dapat meningkatkan
tingkat kelecakan dari beton tersebut. Beton segar seiring dengan
pertambahan waktu akan mengalami kehilangan slump dan akan
berakhir pada nilai slump nol. Maka secara otomatis juga
kehilangan kelecakannya (loss workability). Nilai slump ini dapat
hilang karena pertambahan waktu pada selang waktu tertentu.
Hilangnya slump disebabkan karena terjadinya proses pengikatan
pada beton yang semakin kuat.

Slump test merupakan salah satu pengujian sederhana untuk


mengetahui workability beton segar sebelum diaplikasikan dalam
pekerjaan pengecoran. Parameter utama dalam kekentalan
59

campuran beton adalah kadar air yang berkaitan dengan


konsistensi beton. Uji slump dilakukan dengan kerucut abrams yang
terbuat dari logam dengan diameter bagian bawah 20 cm, bagian
atas 10 cm, dan tinggi 30 cm.

Di bawah ini adalah cara pengujian dengan slump test sebagai


berikut:

a) Siapkan benda uji berasal dari mixer truck yang baru datang ke
lokasi pengecoran.

b) Sebelum benda uji dituangkan ke lapangan, benda uji


dituangkan ke gerobak sorong untuk mempermudah pengujian.
Setelah itu disiapkan alat uji.

c) Kerucut abrams diposisikan diatas papan kayu dengan diameter


paling besar berada diatas permukaan papan.

d) Pengisian kerucut abrams dengan campuran beton setinggi ±


1/3 dari tinggi kerucut. Campuran yang telah dimasukkan
kemudian ditusuk-tusuk dengan tongkat besi sebanyak 25 kali.

e) Selanjutnya adukan beton dimasukkan untuk lapis kedua


setinggi ± 2/3 dari tinggi kerucut Abrams, kemudian dilakukan
hal yang sama dengan menusuk-nusuk adukan beton sebanyak
25 kali.

f) Setelah terisi penuh dan rata, kerucut ditarik secara vertikal ke


atas secara perlahan-lahan.

g) Kerucut diletakkan di samping benda uji (campuran beton).


Tongkat pemadat diletakkan berbaring di atas kerucut Abrams,
kemudian dibaca perbedaan tinggi kerucut dengan tinggi rata-
rata dari keruntuhan campuran beton.
60

Campuran beton dengan konsistensi sangat kental sulit untuk


dikerjakan di lapangan. Pada proyek ini diketahui nilai slump pada
pengujian sebesar 12 cm, Persyaratan mengenai slump pada
proyek Pembangunan Pengaman Pantai ini yaitu sebesar 10, ± 2
cm sehingga memenuhi kriteria yang disyaratkan dan beton aman
untuk dipakai.

Gambar 3.19 Pengukuran Uji Slump Test di Lapangan

2. Uji Kuat Tekan Beton

Pengujian kuat tekan beton bertujuan untuk menentukan


kekuatan atau mengetahui seberapa besar gaya tekan yang
dapat ditahan oleh beton hingga beton mengalami kerusakan.
Benda uji diambil dari concrete mixer truck yang datang pada
jadwal pengecoran. Pengujian dilakukan dengan cetakan
Silinder berukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 cm seperti
terlihat pada Gambar
61

Gambar 3.20 Sampel Yang Akan Dijadikan Benda Uji di Laboratorium

Berikut adalah cara pengujian kuat tekan beton :

a) Benda uji diambil dari concrete mixer truck yang datang pada
jadwal pengecoran. Cetakan silinder diisi dengan 3 lapis
campuran beton dengan masing-masing lapis harus dipadatkan
dengan tongkat pemadat sebanyak 25 kali.

b) Setelah selesai melakukan pemadatan, cetakan diisi campuran


beton secara perlahan sampai rongga bekas tusukan tertutup,
permukaan beton diratakan dengan papan lalu diamkan beton
dalam cetakan selama 24 jam dan beton disimpan pada tempat
yang bebas dari getaran.

c) Setelah 24 jam benda uji dikeluarkan dari cetakan dan


direndam dalam bak berisi air.

d) Pada tahap selanjutnya akan dilakukan pengujian tekan pada


benda uji dengan menggunakan alat khusus pengujian tekan
beton.
62

e) Pemeriksaan kekuatan tekan beton dilakukan pada umur 7 hari,


14 hari dan 28 hari

Dari data yang diperoleh pada proyek Pembangunan


Pengaman Pantai hasil pengujian menunjukkan bahwa kuat tekan
minimum yang direncanakan lebih besar dari kuat tekan rata-rata
yang terjadi. Pengujian kuat tekan pada umur 14 hari memiliki nilai
kuat tekan rata - rata sebesar 20.838 Mpa sedangkan kuat tekan
rencananya adalah sebesar 18.68 Mpa. Karena kuat tekan rata rata
lebih besar dari padakuat tekan yang direncanakan, maka beton
tersebut lulus uji dan aman untuk digunakan, pengujian kuat tekan
beton dilakukan di laboratotium Fakultas Teknik Prodi Teknik Sipil
Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon. Untuk hasil pengujian
dapat dilihat di Gambar 3.21.
63

Gambar 3.21 Hasil Uji Tekan


64

3. Uji Kuat Tekan Beton dengan Hammer Test

Prinsip kerja dan cara penggunaan alat ini sangat mudah,


maka secara luas alat ini banyak digunakan untuk memperkirakan
mutu beton, terutama pada struktur bangunan yang sudah jadi.
Dan dengan proses uji yang cepat maka alat ini pun secara praktis
dapat menguji secara keseluruhan struktur bangunan ataupun
bagian struktur secara luas untuk mengindikasikan keseragaman
mutu beton.

Sebagai catatan karena alat ini hanya membaca kekerasan


beton pada lapisan permukaan (+4 cm), sehingga untuk elemen
struktur dengan dimensi yang besar, concrete hammer test hanya
menjadi indikasi awal bagi mutu dan keragaman mutu. Selain itu
pada saat pengujian permukaan beton yang akan diuji harus
dibersihkan dan diratakan karena alat ini peka terhadap variasi
yang ada di permukaan beton.

Sentuhan ujung plunger yang terdapat pada ujung alat


hammer test pada titik-titik yang akan ditembak dengan
memegang hammer sedemikian rupa dengan arah tegak lurus
atau miring bidang permukaan beton yang akan dites.

Gambar 3.22 Hasil Uji Dengan Hammer Test


65

Berikut adalah cara pengujian menggunakan hammer test :

1. Plunger ditekan secara periahan-lahan pada titik tembak


dengan tetap menjaga kestabilan arah dari alat hammer. Pada
saat ujung plungerakan lenyap masuk kesarangnya akan
terjadi tembakan oleh plunger terhadap beton, dan tekan
tombol yang terdapat dekat pangkal hammer.

2. Lakukan pengetesan terhadap masing-masing titik tembak


yang telah ditetapkan semula dengan cara yang sama.

3. Tarik garis vertikal dari nilai pantul yang dibaca pada grafik 1
yaitu hubungan antara nilai pantul dengan kekuatan tekan
beton yang terdapat pada alat hammer sehingga memotong
kurva yang sesuai dengan sudut tembak hammer.

4. Besar kekuatan tekan beton yang dites dapat dibaca pada


sumbu vertikal yaitu hasil perpotongan garis horizontal dengan
sumbu vertikal.

Dari hasil pengujian hammer test dilapangan diperoleh nilai kuat


tekan rata - rata sebesar 24 Mpa. Karena kuat tekan rata - rata
lebih besar dari pada kuat tekan yang direncanakan yaitu sebesar
18,68 Mpa, maka beton tersebut lulus uji dan dapat digunakan.

3.4. TIME SCHEDULE PEKERJAAN

Jadwal pelaksanaan (time schedule) pada proyek Pembangunan


Pengaman Pantai Kacamatan Juntinyuat Kabupate Indrmayu dibuat
dalam bentuk kurva S (S Curve). Diagram batang yang ditemukan oleh
66

Henry Gantt, secara grafis menggambarkan suatu proyek yang terdiri dari
sekumpulan aktivitas pekerjaan yang terdefinisi dengan baik.

Keuntungan dari diagram batang antara lain:

a. Alat kontrol penjadwalan proyek yang baik;

b. Mudah dimengerti oleh seluruh level manajemen karena bentuk


grafisnya yang sederhana;

c. Memungkinkan untuk direvisi berkali-kali.

Kerugian dari diagram batang antara lain:

a. Tidak menunjukkan secara spesifik hubungan ketergantungan antara


satu kegiatan dengan yang lain, sehingga sulit untuk mengetahui
dampak yang diakibatkan oleh keterlambatan satu kegiatan terhadap
jadwal keseluruhan proyek;

b. Pada proyek besar dan sedang dan bersifat kompleks, penggunaan


bagan balok akan menghadapi kesulitan menyusun sedemikian banyak
jumlah kegiatan yang bisa mencapai ribuan dan memiliki keterkaitan
sendiri, sehingga mengurangi kemampuan penyajian secara sistematis.
Pada pelaksanaan suatu proyek konstruksi terkadang terdapat
penyimpangan waktu, hal ini bisa diakibatkan oleh beberapa faktor
yaitu:

1. Faktor manusia (human error), biasanya diakibatkan oleh:

a. Kualitas pekerjaan dan kelancaran organisasi.

b. Koreksi dari pihak konsultan pengawas karena pekerjaan tidak


sesuai dengan gambar.
67

c. Perencanaan yang berubah-ubah atau kelalaian sehingga perlu


adanya perubahan.

2. Faktor teknis (non-human error), biasanya diakibatkan oleh:

a. Gangguan alat, turun hujan di atas normal, adanya gempa.

b. Kelalaian yang menimbulkan kebakaran, adanya pemogokan,


kebijaksanaan moneter oleh pemerintah.

Selama masa kerja praktik di proyek Pembangunan Pengaman Pantai


Kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu persentase progres
pembangunan lebih cepat dari kurva S rencana. Cepatnya progres
pelaksanaan dipengaruhi oleh berberapa hal yaitu :

1. Kondisi cuaca yang mendukung

2. Penambahan jumlah pekerja.

3. Penambahan waktu kerja/lembur.

4. Metode pelaksanaan yang tepat.

kurva S rencana dan aktual dapat dilihat di lampiran.


BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembelajaran dan pengamatan yang sudah


dilakukan selama mengikuti kerja praktik tersebut, maka dapat diambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Pada proyek ini, pelaksanaan yang terjadi di lapangan mengalami


percepatan. Hal ini diakibatkan oleh beberapa faktor seperti cuaca
yang mendukung menyebabkan proses pengecoran dan curing
armor beton tidak terkendala, penambahan jumlah pekerja
membuat proses pemasangan dan pengecoran armor lebih cepat,
dan penambahan jam kerja (lembur).

2. Jenis kontrak pada proyek ini yaitu gabungan lumpsum dan harga
satuan, karena hal tersebut dianggap cocok untuk menghitung
pekerjaan yang memang bisa berubah kapan saja harga dan
volumenya. Keuntungan dari sistem kontrak ini juga yaitu dengan
adanya ketelitian dalam setiap pekerjaan karena adanya controlling
untuk pekerjaan yang telah dilakukan serta semua resiko pekerjaan
tidak ditanggung penyedia jasa karena pihak kontraktor tidak akan
mengeluarkan biaya tak terduga untuk pekerjaan tersebut

3. Pekerjaan teknis

a. Pembuatan Bekisting Pada proyek Pembangunan Pengaman


Pantai ini bekisting untuk kubus ukuran 55 x 55 x 55 cm dibuat
dengan pelat besi dan rangka besi, bekisting dibuat di salah
satu rumah warga yang dekat dengan lokasi proyek

68
69

b. Pembuatan Kubus Beton Ukuran 55 x 55 x 55 cm, Batching


Plant untuk proyek Pembangunan Pengaman Pantai berlokasi di
PT.Pionir Beton Cirebon yang berjarak 1 jam dai lokasi proyek.
Penakaran bahan-bahan penyusun beton mengikuti ketentuan
tata cara pengadukan dan pengecoran beton menggunakan
takaran volume karean K-225 memiliki kuat tekan lebih kecil dari
20 Mpa, Sebelum penuangan beton ke cetakan / bekisting,
bekisting tersebut sudah di lapisi oli bekas

c. Pemancangan Dolken, Pekerjaan ini dilaksanakan setelah


pekerjaan pengukuran dinyatakan selesai sesuai dengan
gambar dan mendapat persetujuan direksi lapangan, maka
dilanjutkan pekerjaan cerucuk sebelum pemasangan matras
bambu dan geotekstil.

Pemasangan dan syarat pemancangan dolken :

• Kayu yang digunakan untuk keperluan konstruksi adalah kayu


kelas II, atau sejenis dan sesuai petunjuk direksi.

• Berhubungan dengan pemakaiannya kayu bersifat yang tidak


akan merusak atau mengurangi nilai konstruksi (bangunan) dan
ketentuan – ketentuan lain dalam pelaksanaan konstruksi kayu
ini, maka disesuaikan dengan Peraturan Konstruksi Kayu
Indonesia N.I.5.1961.

• Pemancangan dolken dilakukan dengan alat excavator amphibi


dengan cara menekan bucket excavator tegak lurus terhadap
dolken, kedalaman sampai tanah keras atau sesuai petunjuk
direksi.

d. Pemasangan sesek bambu atau pekerjaan pemasangan matras


bambu tanggul laut dilaksanakan setelah pekerjaan
70

pemancangan cerucuk dolken selesai dilaksanakan kemudian


dilanjutkan pekerjaan sesek bambu atau matras.

e. Pekerjaan geotekstil dikerjakan setelah pekerjaan pemancangan


cerucuk dolken dan matras/sesek bambu selesai dilaksanakan,
peletakan geotekstil tanpa gelombang dan kerutan dan
sambungan pada geotekstil sesuai dengan spesifikasi atau
petunjuk direksi pekerjaan, lalu geotekstil diangkut ke laut
menggunakan Excavator Amphibi.

f. Pekerjaan pemasangan beton/armour 55 x 55 x 55 cm, untuk


pemasangan armor yang terletak jauh dari pantai, pengangkutan
(shipping) dilakukan dengan cara estapet memindahkan kubus
menggunakan Excavator, dikarenakan gelombang laut sedang
tinggi pada saat akan memakai ponton sebagai alat untuk
mengangkut kubus, jadi pihak kontraktor berkoordinasi dan
menyarankan memakai Excavator Amphibi untuk memasang
kubusnya.

Pemasangannya dilakukan satu persatu dengan menggunakan


excavator Amphibi. Armor unit disusun mulai dari elevasi paling
bawah di atas geotekstil dan sesek bambu yang telah
dihamparakan terlebih dahulu dan disusun dalam lapisan
horizontal secara acak sampai mencapai ketebalan yang
diinginkan. Armor unit sebagai pelindung diletakkan satu persatu
dan tidak ditempatkan dengan cara dropping. Armor unit disusun
sedekat mungkin satu dengan yang lainnya agar saling
mengunci.

4. Pelaksanaan K3 pada proyek Bangunan Pengaman Pantai Kec.


Juntinyuat Kab. Indramyu berdasarkan pengamatan di lapangan,
pihak kontraktor telah menyediakan fasilitas untuk mendukung
71

adanya kesehatan dan keselamatan kerja (K3) pada proyek


seperti:

1. Alat Pelindung Diri (APD)

a. Topi pelindung proyek (helm proyek)

b. Sepatu Karet (sepatu boots)

c. Sarung Tangan

d. Rompi Safety

e. Celana Panjang

f. Rompi Pelampung

2. Penyediaan Air Bersih dan Air Minum

3. Pembatas Lahan Proyek

4.2. SARAN

1. Sebaiknya para pekerja lebih mematuhi K3 pada saat pelaksanaan


konstruksi bukan hanya pada saat ada pengawas dari owner, dan
rambu-rambu K3 dipasang di lapangan karena berdasarkan
pengamatan tidak ada rambu-rambu K3.

2 . Bangunan Pengaman Pantai yang dibangun ini ( Break Water )


kurang panjang atau di tambah jumlah nya, karena setelah
pembangunan pengaman pantai ini selesai dibangun maka daerah
sebelahnya kembali terkena erosi

Anda mungkin juga menyukai