Anda di halaman 1dari 20

TUGAS 2

FOTOGRAFI

NAMA : NADYA SARI PUTRI

NIM : 17033027

PRODI : PENDIDIKAN FISIKA B

DOSEN : Dra. YENNI DARVINA, M.Si

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
A. KOMPOSISI DALAM FOTOGRAFI

1. Panning

Panning adalah salah satu teknik fotografi yang digunakan untuk membekukan
gerakan pada benda yang bergerak. Cara melakukan panning adalah dengan
menggerakkan kamera searah dengan arah gerakan obyek yang ingin dibidik sehingga
obyek akan tampak fokus, sementara background akan tampak kabur/blur.
Cara pengambilan foto dengan cara panning :

1. Jangan gunakan tripod, untuk mengikuti arah gerakan obyek kamera harus bisa
bergerak luwes
2. Set kamera pada mode Shutter Priority (S atau Tv)
3. Shutter speed yang digunakan untuk panning adalah antara 1/30 sampai dengan 1/8,
jadi set kamera diantara angka tersebut
4. Cari obyek bergerak yang akan dipanning (tips: pilihlah background yang berwarna-
warni untuk panning sehingga hasil blur dari background makin menarik)
5. Arahkan kamera mengikuti obyek yang bergerak dan pencet separuh tombol release
untuk mengambil fokus.
6. Usahakan tangan bergerak selembut mungkin, gerakan kejut yang mendadak bisa
mengakibatkan hasil foto yang tidak menarik
7. Saat tangan kita sudah ‘seirama’ dengan gerakan obyek, pencet tombol release untuk
mengambil eksposur
8. Makin banyak berlatih, tangan dan mata kita akan semakin terasah
Ada juga cara lain :

1. Siapkan Kamera Untuk Foto Panning

Untuk membuat foto panning, gunakan mode shutter priority – Tv atau S sehingga
kita bisa mengatur shutter speed di angka yang lebih rendah dibanding yang biasa kita
gunakan.

Berapa besar shutter speed yang harus dipakai tergantung pada kecepatan gerakan
subyek yang akan difoto dan kecepatan relatif subyek terhadap kamera, dan bisanya
hal inilah yang harus banyak dilatih.

Shutter speed untuk membuat foto panning orang yang naik sepeda tentu berbeda
dengan shutter speed untuk foto panning balapan motor tentunya. Sama-sama balapan
motor namun kalau motornya melaju lurus tepat didepan kita atau sedang berbelok
ditikungan juga berbeda.

Aturannya adalah, saat objek foto yang dibidik tampak kurang tajam naikkan shutter
speednya. Saat background kurang blur, turunkan shutter speednya.
Berikut beberapa contoh shutter speed yang bisa dipakai diawal, namun semuanya
tetap harus disesuaikan dengan kondisi di lapangan:

 Orang joging/ sepeda biasa dijalanan: 1/20 detik


 Sepeda gunung uphill/downhill: 1/30 sampai 1/50 detik
 Mobil: sekitar 1/50 detik
 Balapan motor/mobil : 1/100 sampai 1/200 detik

2. Cara Fokus untuk Foto Panning

Saat foto panning, kita bisa memakai autofokus ataupun manual fokus. Namun bagi
pemula untuk lebih mudahnya dapat atur Auto Focus mode ke AF-C (Nikon) atau AI
Servo (Canon). Mode ini digunakan pada saat kita harus mengikuti subjek foto yang
terus berpindah posisi.

Set frame yang cukup lebar, jangan terlalu ketat, kasih ruangan didepan dan belakang
subyek sehingga kita cukup leluasa melakukan panning dan subyek secara utuh
tertangkap dalam frame.

 Orang joging/ sepeda biasa dijalanan: 1/20 detik


 Sepeda gunung uphill/downhill: 1/30 sampai 1/50 detik
 Mobil: sekitar 1/50 detik
 Balapan motor/mobil : 1/100 sampai 1/200 detik

3. Menggerakkan Lensa dan Kamera

Kita harus memastikan memiliki cukup ruangan agar kamera dan lensa bisa mengikuti
arah gerakan subyek tanpa ada benda (atau orang) yang menghalangi didepan kita.

Agar subyek tetap terlihat tajam, gerakan lensa harus tenang dan stabil dan arahnya
hanya pada sumbu horisontal: dari kanan ke kiri atau sebaliknya tanpa diikuti
naik/turun, kuncinya sekali lagi latihan.

Pilih objek yang bergerak dan memiliki background yang cerah dan memiliki warna-
warna yang menarik, banyak detail dan memungkinkan fokus terarah pada subjek
untuk mendapatkan foto panning yang memiliki background yang menarik.
Arahkan kamera mengikuti objek yang bergerak dan pencet separuh tombol pada
shutter release untuk mengambil fokus. Usahakan tangan bergerak selembut mungkin,
gerakan kejut yang mendadak bisa mengakibatkan hasil foto tidak menarik.

Semakin lembut dan tenang cara kita mengikuti pergerakan dan irama subyek utama,
makin tajam mereka terlihat di foto. Kita juga bisa memanfaatkan monopod untuk
panning.

2. Landscape

Fotografi landscape adalah jenis fotografi yang menggunakan alam sekitar sebagai
objek pemotretan. Mengambil gambar tentang pemandangan alam memberikan
kesenangan tersendiri bagi setiap fotografer, karena disamping memiliki objek
pemotretan yang tak terbatas, alam juga memberikan kesejukan serta keunikan untuk
ditampilkan
Cara pengaturan kamera :
1. Cari ‘Titik Fokus’
2. Jangan lupakan Foreground
3. Gunakan Tripod
4. Maksimalkan Depth of Field (DoF)
5. Tangkap gerakan alam
6. Bekerja sama dengan cuaca
7. Golden hour & Blue Hour
8. Garis dan bentuk
9. 13. Shoot in bad light
10. Ganti perspective
11. Ambil detail dari landscape
12. Gunakan Filter
13. Gunakan Teknik HDR (High dynamic range)
3. Freezing

sedang berolahraga—dengan seolah-olah kita dapat menghentikan objek yang sedang


begerak tersebut. Atau teknik yang membekukan objek secara keseluruhan elemen
yang ada di frame. Jika kamu yang ingin mencoba teknik ini, gunakan
kecepatan/speed lensa yang tinggi. Karena kalau menggunakan speed yang rendah,
sudah dipastikan objek yang akan kamu ambil menjadi blur yang memberi kesan
gerak sehingga foto tidak menjadi jelas dan kabur.

Agar objek yang kamu tangkap bisa terlihat sempurna, kamu harus mengetahui sudut
kamera untuk mengambil gambar secara tepat, pencahayaan, latar belakang, jarak
fokus, dan eksposure. Setting kameramu pun harus diatur, di antaranya:

1. Setting manual

Gunakan speed tinggi di atas 1/100 second, aperture (f) disetel menyesuaikan dengan
kecepatan, dan ISO dengan 400 ke atas atau tetap di angka 100-200, sesuai keinginan
kamu.

2. Aperture priority (mode A di kamera Nikon dan Av di kameran


Canon)

Aperture dapat disetel sesuai dengan selera untuk menghasilkan kualitas gambar yang
diinginkan, ada pun speedotomatis akan menyesuaikan. Flash dapat digunakan untuk
membekukan objek.
4. Bluring

Hasil jepretan kamera yang blur mungkin sangat tidak bagus untuk dilihat,blur
tersebut biasanya dilakukan oleh seseorang yang tidak tahu mengenai teknik
pengambilan gambar, entah itu tidak fokus terhadap objek maupun goyang saat
memotret sehingga gambarnya blur. Lain halnya dengan teknik bluring, ketika
seorang fotografer tersebut menangkap blur yang dihasilkan gerakan atau benda yang
biasa disebut dengan motionblur. Dengan mengaburkan objek yang bergerak, kita bisa
membuat kesan cepat pada objek tersebut. Teknik ini akan lebih baik jika ada
beberapa bagian dalam sebuah frame yang freeze. Jadi tidak semua objek dalam foto
yang kita ambil tidak jelas.
Cara untuk mengaplikasikan teknik blur ini adalah dengan memainkkan
shutter speed. Jika untuk membekukan objek kita harus menggunakan shutter speed
yang tinggi, maka ketika melakukan teknik ini, yang perlu kita lakukan adalah men-
setting shutter speed di nomor yang rendah. Namun jika kita men-setting shutter
speed sangat rendah, maka jangan ragu untuk memakai alat bantu seperti tripod.
Pemakaian tripod ini akan mengurangi goncangan yang mengakibatkan foto terlihat
buruk. Selain itu, hindari flash, karena ini dapat membekukan gerakan objek
Untuk teknik bluring, memiliki sedikit factor yang akan dipenuhi terlebih dahulu,
diantaranya :

1. Kecepatan subjek, kecepatan akan menentukan karena dengan mengetahui kecepatan


maka kita bisa menentukan objek yang akan difokuskan dan objek yang akan di blur.
Karena kecepatan setiap objek akan berbeda dengan objek lainnya.
2. Sudut pandang dan jarak ketika pemotretan, seorang photographer harus mencari
sudut pandang yang tepat karena sudut pandang ataupun jarak menentukan cepat
lambatnya objek yang dituju menjadi blur. Objek yang akan menjadi blur akan lebih
cepat jika berada di jarak yang lebih dekat dengan objek yang menjadi focus.

5. Siluet
Siluet adalah foto dengan obyek utama gelap total dengan background yang terang,
sehingga yang terlihat adalah bentuk dari obyek utama tadi. Memotret siluet tidaklah
sesulit yang dibayangkan, asal anda tahu langkah-langkah dan tips-nya.
1. Matikan Flash
Yang pertama dan terpenting adalah flash di kamera harus dimatikan, kalau tidak anda
akan mendapatkan foto biasa (karena obyek utama-nya tidak jadi gelap). Jadi matikan
flash dikamera anda
2. Cari kondisi pencahayaan yang tepat (backlight)
Untuk menghasilkan siluet, background anda harus lebih terang dibandingkan dengan
obyek utama. Itulah kenapa kebanyakan foto siluet dilakukan saat sunset atau sunrise,
dimana matahari (sumber cahaya) ada di belakang obyek yang ingin anda foto
(backlighting). Tapi jangan batasi diri, foto siluet bisa dihasilkan kapan saja, pada
intinya anda hanya harus menemukan background yang lebih terang dibandingkan
obyek utama.
3. Carilah obyek yang bentuknya menarik
Foto siluet akan sangat menonjolkan bentuk obyek utama, oleh karena itu carilah
obyek dengan bentuk yang menarik dan memiliki karakter kuat. Perhatikan foto
diatas, karena obyek utama (pencari ikan) kehilangan detail dan menjadi sangat gelap,
bentuknya justru akan lebih terekspos. Kita bisa melihat dengan jelas batas-batas
lekukan bentuk tubuh si nelayan, bentuk jaring dan bingkainya sampai tetesan air
yang keluar dari jaring. Anda juga bisa mencoba dengan obyek lainnya.
4. Carilah background yang tepat
Untuk mendapat siluet anda harus menemukan background yang lebih terang.
Usahakan juga untuk mendapatkan background yang menarik namun juga tidak ramai
sehingga obyek utama terlihat sangat menonjol. Langit dan pantai adalah contoh
favorit.
5. Ukur eksposur dengan tepat (manual/ auto)
Sebisa mungkin gunakanlah mode manual eskposur. Set metering di spot metering.
Lakukan pengukuran di daerah background yang paling terang. Dalam contoh foto
diatas saya mengukur cahaya langit diatas helm. Ubahlah
kombinasi aperture dan shutter speedsesuai dengan hasil metering anda, terutama
pada aperture pastikan anda set sesuai keinginan anda (aperture besar untuk
background yang agak kabur dan aperture kecil untuk background yang tajam).
Setelah anda menentukan aperture dan shutter speed yang dipilih, arahkan kamera ke
obyek utama. Aturlah h3 yang terbaik dan tentukan fokus di obyek utama, baru
kemudian jepret
B. BAGIAN BAGIAN KAMERA

1. Viewfinder. Disebut juga jendela bidik merupakan jendela kecil untuk melihat objek
yang akan difoto dan didalamnya juga terdapat beberapa informasi yang diperlukan
untuk memotret sehingga memudahkan fotografer dalam melakukan settingan

2. Tombol Delete. Berfungsi untuk menghapus foto yang tidak diinginkan

3. Monitor. Untuk menampilkan hasil sekaligus informasi foto, untuk pengambilan


video kalau pada kamera terdapat setttingan untuk video dan lain sebagainya

4. Tombol Playback. Berfungsi untuk menampilkan hasil foto pada monitor

5. Tombol Menu. Untuk menampilkan menu-menu yang ada pada kamera


6. Tombol Help/Protect/WB. Pertama, untuk menampilkan informasi jika tombol menu
diaktifkan. Kedua, tekan playback, pilih foto lalu tekan tombol ini maka foto akan
terkunci sehingga foto tidak akan bisa didelete. Ketiga, pada mode dial M, A, S, P
berfungsi untuk pengaturan white balance

7. Tombol Playback Zoom Out/ISO. Berfungsi untuk zoom out pada saat melihat foto
dimonitor dan juga untuk mengatur angka ISO pada mode dial M, A, S, P
8. Tombol Zoom In/Image and Size Quality. Selain untuk proses zoom in saat melihat
foto, tombol ini juga berfungsi untuk mengatur ukuran dan kualitas foto. Pengaturan
Size Quality berpengaruh terhadap seberapa besar foto yang akan dicetak nantinya,
kalau diurut dari yang paling besar adalah L, M dan S. Opsi L tidak akan berpengaruh
walaupun anda hanya mencetak foto berukuran kecil, namun jika anda memilih opsi S
untuk mencetak ukuran besar maka ketajaman foto akan berkurang. Pada Image
Quality ada yang namanya format RAW dan JPEG. Dengan RAW memungkinkan
kita untuk mengotak-atik foto seperti, mengatur exposure, white balance, saturasi
sampai kontras sehingga hasil yang didapat bisa sangat memuaskan. Namun ukuran
format RAW ini sangat besar, sehingga akan memakan hardisk dan memory card
anda. Sedangkan untuk format JPEG, ukuran file lebih kecil namun untuk pengolahan
hasil foto tidak seluas kalau kita memakai format RAW

9. Tombol info. Dengan menekan tombol ini maka anda akan melihat data settingan
kamera seperti ISO, Apperture, Shutter speed, WB, Image dan Size Quality dsb

10. Focus Selector Lock. Pada kamera DSLR biasanya terdapat beberapa titik fokus.
Pada pengaturan default, kamera akan memilh titik fokus secara otomatis dan pada
pengaturan manual titik fokus dapat diubah dengan cara menekan Multi Selector pada
kamera. Kunci daerah fokus anda dengan tombol ini

11. Multi Selector. Untuk tombol navigasi menu pada kamera

12. Tombol Live View. Dengan menekan tombol ini, apa yang anda lihat di viewfinder
akan dialihkan ke monitor

13. Tombol AE-L / AF-L. Berfungsi untuk mengunci exposure pada daerah fokus.
Adakalanya setelah kita melakukan metering untuk sebuah pemotretan, kemudian kita
menggeser arah kamera, maka akan menghasilkan nilai exposure yang berbeda.
Sebagai contoh pada saat melakukan foto prewedding outdor dan kita ingin objek foto
letaknya tidak ditengah frame. Maka yang harus dilakukan adalah pertama, sembari
mengintip di viewfinder, letakkan titik fokus pada objek dan tekan shutter release
setengah jalan sehingga kamera akan melakukan metering dan pastikan garis indikator
sudah berada ditengah. Kedua, tekan tombol AE-L /AF-L untuk mengunci nilai
exposure yang sudah ditetapkan tadi, indikator AE-L ini akan terlihat di viewfinder.
Ketiga, tanpa melepas tombol AE-L ini, atur ulang letak objek pada frame dan setelah
dirasa pas tekan shutter release untuk menjepret
14. Main Command Dial. Dalam keadaan normal, jika diputar akan mengubah settingan
Shutter Speed. Juga berfungsi untuk mengubah settingan ISO, WB dan lain
sebagainya. Contoh untuk settingan ISO, tekan dan tahan tombol ISO kemudian putar
kekiri atau kekanan Main Command Dial

15. Diopter Adjusment Control. Bagi anda pengguna kacamata dan ingin memotret
tanpa menggunakan kacamata, maka tombol ini akan sangat berguna. Silahkan lepas
kacamata anda, lalu intip pada viewfinder. Kunci fokus pada suatu objek, jika terlihat
kabur atau kurang fokus maka putarlah tombol ini sampai tampilan pada viewfinder
menjadi paling tajam. Pengaturan hanya untuk tampilan di viewfinder, tidak
berpengaruh terhadap hasil foto

16. Accessory Shoe. Untuk dudukan flash eksternal

Kamera tampak depan


17. AF-assist Illuminator. Berfungsi untuk membantu proses pengambilan fokus pada
saat cahaya minim. Dapat di nonaktifkan dengan cara memilih opsi pada menu

18. Sub-Main Command Dial. Berfungsi untuk mengatur settingan Apperture dan untuk
settingan lainnya seperti Image Size dsb

19. Tombol Flash. Dengan menekan tombol ini, maka flash pada kamera akan naik,
sedangkan untuk kekuatan cahaya dapat diatur dengan menekan tombol ini lalu tahan
sembari memutar Sub-Main Command Dial
20. Tombol Bracketing (BKT). Bracketing adalah teknik pemotretan dimana kamera
akan mengambil beberapa settingan yang berbeda(over, under dan normal) dalam satu
kali pemotretan. Jadi dengan teknik ini kita mendapatkan beberapa buah foto
(tergantung settingan, biasanya 3 – 6 foto), sehingga kita bisa memilih foto mana kira-
kira yang pas menurut selera kita. Teknik bracketing biasanya digunakan pada saat
memotret peristiwa penting dengan pencahayaan yang rumit

21. Tombol A-M pada lensa. Berguna untuk pengaturan auto fokus dan manual fokus.
Auto fokus adalah kamera akan melakukan fokus setelah kita menekan tombol shutter
setengah jalan (ditandai dengan bunyi beep), sedangkan manual fokus adalah
mengambil fokus dengan cara memutar ring fokus yang ada pada lensa, biasanya
digunakan untuk memotret objek kecil (makro)

22. Tombol VR (Vibration Reduction). Merupakan sebuah teknologi pada kamera yang
berfungsi untuk meredam getaran

23. Tombol AF-M Pada Kamera. Fungsinya sama dengan nomor 21 diatas

24. Flash Kamera. Seperti yang telah dijelaskan pada nomor 19 diatas.

Bagian kamera tampak atas


25. Mode Dial. Pilihan mode pemotretan.
26. Accessory Shoe. Untuk dudukan flash eksternal

27. Control Panel. Untuk menampilkan informasi pemotretan seperti ISO, Shutter Speed,
Apperture dll

28. Tombol AF (Autofocus). Berguna untuk mengatur mode autofocus. AF-S(One Shoot
pada Canon) biasanya digunakan untuk memotret objek diam/tidak bergerak. Kita
tinggal mengatur posisi fokus, tekan setengah tombol shutter setelah itu jepret. Fokus
tidak akan berubah walaupun objek foto bergerak. AF-C (AI Servo pada Canon)
digunakan untuk objek foto yang bergerak, cocok untuk memotret olahraga, balapan,
dan sebagainya. AF-A (AI Focus pada Canon) merupakan mode fokus campuran atau
bisa juga dikatakan mode fokus otomatis dimana kamera akan menyesuaikan fokus
dari Single ke Contiunous atau sebaliknya tergantung objek yang difoto

29. Tombol Release Mode. Berguna untuk menentukan bagaimana kamera mengambil
foto, apakah satu pencet satu foto, satu pencet beberapa foto, dengan menggunakan
waktu atau dengan menggunakan remote

30. Tombol Exposure Compensation. Tombol ini berfungsi untuk mengubah nilai
exposure yang disarankan kamera sehingga akan membuat foto jadi lebih terang atau
lebih gelap. Adakalanya dalam suatu pemotretan (pada mode dial A, S, P) kamera bisa
salah dalam menentukan exposure. Hal ini terjadi apabila objek yang akan difoto
didominasi warna gelap atau terang. Sebagai contoh, misalkan Anda akan memotret
orang dengan latar kain/tembok berwarna putih bersih, karena foto didominasi oleh
warna terang maka kamera akan menurunkan nilai exposure-nya, sehingga otomatis
akan membuat wajah orang/objek yang difoto kelihatan under exposure. Begitupun
sebaliknya, bila foto didominasi warna gelap maka kamera otomatis akan menaikkan
nilai exposure-nya. Nah, untuk itulah tombol ini dibuat. Apabila anda menilai bahwa
foto terlalu terang, maka tekan dan tahan tombol ini, lalu putar Main Command Dial
kearah negatif dan sebaliknya, jika terlalu terang putar kearah positif

31. Tombol Shutter – Release. Merupakan tombol untuk mengambil fokus dan untuk
menjepret. Tekan setengah untuk mengambil fokus, setelah terdengar bunyi beep (bila
diaktifkan) baru jepret

32. Tombol on-off. Untuk menghidupkan dan mematikan kamera


33. Tombol Metering. Merupakan tombol untuk menentukan bagaimana kamera akan
melakukan settingan exposure. Matrix (Nikon), Evaluative (Canon): Kamera akan
mengukur exposure secara keseluruhan dari frame foto. Pada opsi ini, kamera akan
mengukur berapa nilai exposure dari titik fokus yang ditetapkan tanpa mengabaikan
exposure yang ada pada seluruh bagian foto. Mode ini biasanya digunakan pada
hampir semua situasi pemotretan normal. Center Weighted : Kamera masih
mengandalkan pengukuran dari banyak area namun lebih memprioritaskan
pengukuran pada bidang tengah foto (sekitar 10% dari keseluruhan foto) dan
cendrung mengabaikan intensitas cahaya diluar area tengah tersebut. Jadi dengan
memakai mode ini, area tengah yang umumnya menjadi objek foto akan mendapat
exposure yang lebih tepat. Contoh penggunaannya adalah memotret dengan posisi
objek membelakangi matahari. Spot /Partial : Hampir sama dengan Center Weighted
diatas, hanya saja bagian exposure yang diukur pada mode ini adalah bagian titik kecil
pada fokus (hanya 3% dari keseluruhan foto) dan akan mengabaikan intensitas cahaya
pada daerah lain.
C. CARA MENGATUR FOKUS KARMERA

1. FOKUS MANUAL
Fokus manual merupakan pilihan utama yang terbaik untuk fotografi makro/jarak
dekat. Kebanyakan kamera bekerja dengan membidik pada jarak yang sangat dekat
dengan subjek, sehingga lensa yang digunakan berhenti untuk berfokus (bergerak
didalam dan luar fokus) setiap kali tombol shutter ditekan. Hal ini sangat tidak
mungkin untuk dilakukan, mengalihkan kamera atau lensa ke dalam Fokus Manual
dan anda mengerjakannya sendiri. Akan tetapi, ada teknologi Live View membuat
fokus manual menjadi sangat mudah untuk digunakan, sebab teknologi ini
memungkinkan gambar dapat diperbesar pada layar tampilan, sehingga anda dapat
melihat titik yang tepat yang anda sukai, lalu kemudian menyesuaikan fokus hingga
menjadi lebih tajam
2. SINGLE SHOT AUTO-FOKUS (SINGLE AF)
Single Auto-Focus atau lebih sering di singkat menjadi Single AF, pilihan fokus ini
mengatur kamera anda pada fokus ketika shutter diatur pada kecepatan
setengah (half-way) dan untuk menjaga agar lensa tetap fokus pada subjek yang dituju
hingga gambar diambil dan tombol dilepas. Jika anda ingin membuat gambar lebih
fokus lagi, anda harus meletakkan jari anda pada tombol Shutter dan tekanlah selama
satu detik. Modus single auto-focus bermanfaat untuk subjek yang statis/tidak
bergerak, contohnya: subjek pada fotografi still lifedan lanskap.
3. CONTINUOUS AUTO-FOCUS
Ketika pilihan fokus pada kamera ini telah dipilih, kamera akan melanjutkan untuk
memfokuskan lensa, selama tombol shutter ditekan pada kecepatan setengah atau
tombol auto-focus telah ditekan. Pilihan ini sangat tepat saat memotret subjek yang
bergerak, karena kamera akan menyesuaikan jarak fokus sesuai dengan pergerakan
subjek. Kamera yang disarankan yaitu: Canon EOS 7D dan Nikon D-7000 yang
memiliki pilihan untuk modus ini, yang memungkinkan anda untuk memilih secara
lebih jelas titik auto-focus mana yang akan dipakai oleh kamera untuk membidik, saat
subjek bergerak cepat dalam tampilan gambar. Modus ini juga memungkinkan anda
untuk memperjelas seberapa cepat kamera dapat merespon perubahan jarak pada
subjek, serta untuk menghindari subjek keluar dari fokus ketika berada disuatu
stadion, contohnya: subjek dalam foto sesaat menghalangi tampilan pada gambar.
Ketika menggunakan continuous AF, baik untuk mengawalinya dengan mengatur titik
Auto-focus secara manual, jadi kamera mengetahui yang mana targetnya sebelum
mulai membidiknya. Jika anda menyukai pemotretan dalam dunia olahraga ataupun
subjek dengan gerakan cepat, pastikan anda memeriksa pilihan Continuous AF pada
kamera anda.

4. PILIHAN TITIK FOKUS OTOMATIS


Ketika anda memilih fokus secara otomatis, anda harus mengaktifkan titik Auto-focus
pada subjek dalam view-finder untuk hasil yang lebih tajam. Secara meluas, terdapat
dua cara untuk memilih titik auto-focus, menggunakan teknik fokus kamera ini. Yang
paling mudah yaitu membiarkan kamera untuk memutuskan pilihan anda, dalam
menggunakan pilihan titik otomatis auto-focus. Pada banyak kejadian, kamera akan
menjalankan fungsinya sebaik mungkin dan pilihan ini berguna saat anda tidak
memiliki banyak waktu untuk membidik gambar. Bagaimanapun, kamera anda akan
selalu berusaha untuk fokus sedekat mungkin terhadap objek dalam pusat tampilan
gambar, sebenarnya tidak baik jika terlalu mendekati subjek yang lebih kecil atau
mendetailnya secara merinci. Untuk alasan tersebut, lebih baik jika anda mengatur
sendiri titik auto-focus.
D. CARA PEMOTRETAN DENGAN BERBAGAI JARAK

16mm atau lebih lebar


Jarak fokal 15mm atau lebih dapat memberikan perspektif yang unik, cocok untuk
pemandangan dramatis, pas juga untuk memotret interior yang sempit dan foto
gedung pencakar langit dari dekat. Terdapat kelemahan dari lensa-lensa yang sangat
lebar seperti 15mm, yaitu distorsi/cembung yang cukup tinggi. Subjek yang dekat
dengan lensa akan terlihat jauh lebih besar daripada sebenarnya dibandingkan dengan
background. Maka itu lensa yang sangat lebar seperti ini tidak begitu cocok untuk
motret manusia/human interest.
21mm
Jarak fokal 21mm kurang lebih selebar mata manusia memandang maka itu cocok
untuk landscape atau arsitektur tapi mungkin masih terlalu lebar untuk foto manusia,
kecuali jika manusianya kecil tapi pemandangannya luas.
24mm
Jarak fokal 24mm masih termasuk lebar, tapi tidak lebar sekali. Banyak digunakan
untuk pemandangan. Perspektifnya menarik tapi masih terkesan alami karena tidak
terlalu distorsi/cembung seperti lensa yang lebih lebar. Reporter foto/photojournalist
menyukai 24mm karena dapat memasukkan atau mencakupi banyak hal dalam satu
frame foto.
28mm
Jarak fokal ini termasuk cukup lebar, cocok untuk sehari-hari dan street photography,
terutama jalanan yang sempit dan perkotaan yang ramai. Karena distorsi yang tidak
terlalu cembung, jarak fokal 28mm sering digunakan untuk foto portrait
environmental (Foto manusia dengan lingkungannya) atau reportase. Beberapa
kamera dengan lensa fix mengunakan jarak fokal ini, di antaranya Ricoh GR, Fuji
X70 dan Leica Q.
35mm
Jarak fokal ekuivalen 35mm sering dianggap lensa tanggung, tidak lebar, tapi tidak
tele. Sebagian lain menganggap lensa ini paling fleksibel, jika mau lebih lebar,
mundur beberapa langkah, mau lebih detail, maju beberapa langkah.
Jarak fokal 35mm umumnya dipilih untuk fotografer yang hanya ingin membawa satu
lensa fix saja. Lensa 35mm biasanya berukuran kecil, terutama yang bukaannya tidak
terlalu besar, contohnya Sony FE 35mm f/2.8, Zeiss Loxia 35mm f/2, Olympus 17mm
f/1.8, Fuji 23mm f/2, f/1.4 dan kamera Fujifilm X100 mengunakan lensa fix 23mm
(ekuivalen 35mm).
50mm
50mm sering disebut juga lensa normal karena 'katanya' perspektifnya menyerupai
mata manusia. Menurut saya mata manusia lebih lebar dari 50mm, mungkin lebih
tepat sekitar 20-24mm, tapi yang paling tajam di bagian tengah sekitar 40-50mm.
Foto dengan lensa ini memberikan kesan normal/alami, jujur.
Ideal juga untuk portrait atau foto produk. Salah satu lensa wajib dulu saat saya
kuliah. Di kamera beformat sensor APS-C, untuk mendapatkan perspektif ini
membutuhkan lensa sekitar 30-35mm.
85mm
Jarak fokal 85mm sering disebut juga focal length ideal untuk portrait, karena
perspektif yang membuat wajah orang lebih datar dan enak dipandang. 85mm juga
lebih mudah membuat latar belakang blur. Kadang dapat digunakan untuk
pemandangan, seperti memotret pegunungan, detail pohon, bunga dan sebagainya.
135mm
Jarak fokal 135m sedikit terlalu panjang/tele untuk portrait setengah/satu badan, tapi
ideal untuk close-up portrait (head and shoulder). Mudah membuat background blur
dengan lensa ini. Saat travel, 135mm ini digunakan untuk memotret subjek yang jauh
sekali, misalnya perkampungan di bawah lembah. 135mm adalah lensa yang saya
bawa jika tidak ingin membawa lensa zoom telefoto 70-200mm yang besar.
200mm+
Lensa 200mm atau lebih panjang lagi biasanya sangat tajam, dan biasanya digunakan
untuk foto olahraga (200-300mm), satwa liar (400-600mm) dan foto subjek yang kita
tidak bisa terlalu dekat. Dengan memilih lensa fix dan jarak fokal dengan bijak, kita
bisa mendapatkan hasil foto yang lebih optimal. Tiga jarak fokal favorit saya adalah
28mm, 50mm dan 85mm

Anda mungkin juga menyukai