Abstrak
Air merupakan komponen esensial bagi kehidupan jasad hidup. Akan tetapi dapat juga
merupakan suatu substansi yang membawa malapetaka, karena air dapat membawa
mikroorganisme patogen dan zat-zat kimia yang bersifat racun. Banyaknya kontaminan
dalam air memerlukan standar tertentu untuk menjamin kebersihannya. Air yang
terkontaminasi oleh bakteri patogen saluran cerna sangat berbahaya untuk diminum. Hal ini
dapat dipastikan dengan penemuan organisme yang ada dalam tinja manusia atau hewan dan
yang tidak pernah terdapat bebas di alam. Ada beberapa organisme yang termasuk kategori
ini, yaitu bakteri Coliform (Escherichia coli), Enterococcus faecalis,dan Clostridium. Di
Indonesia, bakteri indikator air terkontaminasi adalah Escherichia coli (Fardiaz, 2002).
Praktikum ini dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang kualitas air minum yang dijual
di beberapa SD di daerah Tebet, Jakarta Selatan.
Kata Kunci : Air, bakteri Coliform, Esherichia coli
Abstract
Water is an essential component of living bodies. However, it can also be a substance which
carries havoc, because water can carry pathogenic microorganisms and toxic chemicals. The
amount of contaminants in water requires certain standards to ensure cleanliness. Water
contaminated by gastrointestinal pathogenic bacteria is very dangerous to drink. This can be
confirmed by the discovery of organisms that are present in human or animal feces and which
have never been free in nature. There are several organisms that fall into this category,
namely Coliform bacteria (Escherichia coli), Enterococcus faecalis, and Clostridium. In
Indonesia, an indicator of contaminated water bacteria is Escherichia coli (Fardiaz, 2002).
This research was conducted to obtain a picture of the quality of drinking water sold in
several elementary schools in Tebet, South Jakarta.
Keywords: Water, Coliform bacteria, Esherichia coli
Pendahuluan
Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat karena
air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan penyakit. Air bersih adalah
air yang jernih, tidak berwarna, tawar dan tidak berbau. Sumber daya alam yaitu air, dapat
diperoleh dari air permukaan meliputi air sungai, danau, waduk, rawa dan genangan air
lainya.
Air merupakan kebutuhan yang paling dibutuhkan di dalam kehidupan manusia. Air yang ada
di alam bukanlah didapat sebagai air murni, melainkan sebagai air yang mengandung
bermacam-macam zat, baik yang terlarut ataupun tersuspensi. Jenis dan jumlah zat tersebut
tergantung dari kondisi lingkungan sekitar sumbernya.
Air merupakan materi esensial bagi kehidupan makhluk hidup, karena makhluk hidup
memerlukan air untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Secara umum fungsi air
dalam tubuh setiap mikroorganisme adalah untuk melarutkan senyawa organik, menstabilkan
suhu tubuh dan melangsungkan berbagai reaksi kimia tingkat seluler.
Pemeriksaan air secara mikrobiologi sangat penting dilakukan karena air merupakan
substansi yang sangat penting dalam menunjang kehidupan mikroorganisme yang meliputi
pemeriksaan secara mikrobiologi baik secara kualitatif maupun kuantitatif dapat dipakai
sebagai pengukuran derajat pencemaran.
Uji kualitatif Coliform secara lengkap terdiri dari tiga tahap yaitu uji dugaan (presumptive
test), uji penetapan (confirmed test), dan uji pelengkap (completed test). Metode pengujian
yang digunakan adalah metode Most Probable Number(MPN) atau Jumlah Perkiraan
Terbatas (JPT).
Analisis kuantitatif mikrobiologi pada air minum penting dilakukan untuk mengetahui mutu
air minum tersebut. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menghitung atau
mengukur jumlah jasad renik dalam suatu suspensi, salah satunya adalah pemeriksaan adanya
bakteri Coliform pada minuman dengan metode MPN (Most Probable Number).
Bakteri Coliform adalah jenis bakteri yang umum digunakan sebagai indikator penetuan
kualitas sanitasi makanan dan air. Coliform sendiri sebenarnya bukan penyebab dari
penyakit-penyakit bawaan air, namun bakteri jenis ini mudah untuk dikultur dan
keberadaannya dapat digunakan sebagai indikator keberadaan organisme patogen seperti
bakteri lain, virus atau protozoa yang banyak merupakan parasit yang hidup dalam sistem
pencernaan manusia serta terkandung dalam feses. Organisme indikator digunakan karena
ketika seseorang terinfeksi oleh bakteri patogen, orang tersebut akan mengekskresi organisme
indikator jutaan kali lebih banyak dari pada organisme patogen. Hal inilah yang menjadi
alasan untuk menyimpulkan bila tingkat keberadaan organisme indikator rendah maka
organisme patogen akan jauh lebih rendah atau bahkan tidak ada sama sekali. Bakteri
Coliform dijadikan sebagai bakteri indikator karena tidak patogen, mudah serta cepat dikenal
dalam tes laboratorium serta dapat dikuantifikasikan, tidak berkembang biak saat bakteri
patogen tidak berkembang biak, jumlahnya dapat dikorelasikan dengan probabilitas adanya
bakteri patogen, serta dapat bertahan lebih lama daripada bakteri patogen dalam lingkungan
yang tidak menguntungkan (Colome, 2001).
Bakteri Coliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik lain. Lebih
tepatnya, sebenarnya, bakteri Coliform feka adalah bakteri indikator adanya pencemaran
bakteri patogen. Penentuan Coliform fekal menjadi indikator pencemaran dikarenakan jumlah
koloninya pasti berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri patogen. Selain itu, mendeteksi
Coliform jauh lebih murah, cepat, dan sederhana daripada mendeteksi bakteri patogenik lain.
Contoh bakteri Coliform adalah, Esherichia coli dan Entereobacter aerogenes. Jadi, Coliform
adalah indikator kualitas air. Makin sedikit kandungan Coliform, artinya, kualitas air semakin
baik. (Friedheim, 2001). Eschericia coli, merupakan anggota Coliform yang dapat dibedakan
dari bakteri Coliform lain karena kemampuannya memfermentasikan laktosa pada suhu 44°C
(pada JPT hal ini dilakukan pada tahap terakhir atau saat uji kelengkapan). Pengidentifikasian
dapat dilihat dari pertumbuhan dan reaksi yang memberikan warna berbeda pada media
kultur khusus. Saat dikulutur pada media EMB, hasil positif E. coli adalah koloni berwarna
hijau metalik. Tidak seperti golongan Coliform pada umumnya, E. coli merupakan bakteri
yang berasal dari feses dan kehadirannya efektif mengkonfirmasi adanya kontaminasi fekal
pada badan air.
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui kadar air pada sampel makanan/minuman
apakah sudah tercemar bakteri E.coli dalam air.
Metodologi
Praktikum ini mulai dilaksanakan pada Selasa, 26 November 2019 dan selesai pada Selasa, 3
Desember 2019 yang bertempat di Laboraturium Mikrobiologi Pangan Universitas Sahid
Jakarta.
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah tabung tertutup, rak tabung, tabung durham,
cawan petri, kaca objek, kawat ose, botol semprot, dan tissue. Dan bahan yang digunakan
adalah air dari berbagai sumber, media tumbuh EMBA, air minum isi ulang, dan kaldu
laktosa.
Prosedur
Sampel
dihaluskan
Dimasukan ke
dalam buffer
Homogenkan
Dilakukan
pengenceran 10-
Masing-masing
pengenceran dipipet
1mL kedalam
tabung berisi LB 9
mL dan tabung
durham. Sebanyak 3
Inkubasi 37oC, 48
Inkubasi 37oC, 48
Hasil dan Pembahasan
Dalam pengujian mengenai kualitas air, dilakukan tiga tahap pengujian. Tahap
pertama yaitu Uji Pendugaan dengan menggunakan medium LB (Lactose Broth). Uji
pendugaan ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya mikroorganisme pada air
dengan indicator ada atau tidaknya gelembung pada medium dalam waktu 2x24 jam.
Tabel 3. Hasil dari Briliant Green Lactose Bile Broth pada Makanan
10-1 (a) Positif 10-2 (a) Negatif 10-3 (a) Negatif
10-1 (b) Positif 10-2 (b) Negatif 10-3 (b) Negatif
10-1 (c) Negatif 10-2 (c) Negatif 10-3 (c) Negatif
Tabel 3. Hasil dari Briliant Green Lactose Bile Broth pada Minuman
10-1 (a) Positif 10-2 (a) Negatif 10-3 (a) Negatif
10-1 (b) Positif 10-2 (b) Negatif 10-3 (b) Negatif
10-1 (c) Positif 10-2 (c) Negatif 10-3 (c) Negatif
Tahap pengujian yang ketiga yakni pengujian dengan medium EMBA (Eosin
Methylene Blue Agar). Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya bakteri E.coli
pada sampel air yang diuji dengan melihat ada tidaknya koloni E.coli berwarna hijau metalik.
Dari data yang kami peroleh mengenai uji ini diketahui bahwa pada sampel air yang di uji
tidak ditemukan adanya E.coli.
Minuman Negatif
Uji bakteri coliform yang terakhir adalah uji lengkap yang bertujuan untuk
memastikan adanya coliform dalam air. Uji lengkap ini dilakukan dengan cara
menginokulasikan sampel ke dalam medium laktosa cair dan medium nutrien agar miring.
Tujuan dari inokulasi sampel ke dalam medium laktosa cair adalah untuk mengetahui
terbentuknya gas dan asam, sedangkan tujuan dari inokulasi ke dalam medium nutrien agar
miring yaitu untuk mengetahui sifat dari bakteri apakah bersifat gram positif atau bersifat
gram negatif dan juga untuk mengamati bentuk sel dan koloni bakteri. Hasil positif pada uji
lengkap ini yaitu terbentuknya gas, sifat bakteri gramnya negatif dan bentuknya batang
pendek.
Hasil yang didapatkan pada uji pelengkap (Completed test ) yaitu koloni bakteri yang
ada pada uji sebelumnya di identifikasi lebih lanjut dengan cara pewarnaan gram. Hasilnya
yaitu pada sampel 10-1 Kesimpulan Hasil yang diperoleh hasil yang positif. Jadi, dari sampel
makanan tersebut mengandung koliform tapi belum secara spesifik apakah bakteri tersebut E-
Coli atau bukan.
Kesimpulan
Hasil yang didapatkan dari praktikum ini yaitu positif terdapat bakteri koliform pada
sampel makanan jajanan SD Asisi. Bakteri yang positif terdapat pada pengenceran pertama.
Yang berarti makanan tersebut tidak layak untuk dikonsumsi karna kemungkinan akan
menyebabkan diare. Untuk sampel minuman hasil yang didapat negatif dari bakteri koliform.
Daftar Pustaka