Intoksikasi Insektisida Tatalaksana PDF
Intoksikasi Insektisida Tatalaksana PDF
Perihal
Visi Dan Misi
Redaksi
Kontak
Referensi Kedokteran »
Galeri Kesehatan »
News & Events »
Konsultasi & Diskusi »
About Us »
RSS Feed
Twitter
Facebook
Ads Info
Intoksikasi Insektisida-Tatalaksana
Need our space for your products or
By services? Feel free to contact our
Exomed Indonesia advertising team
– 07/04/2011Posted in: Emergency Medicine, Gastroenterologi
Ahmad Tawakal, MD
Seorang ahli racun abad ke-15 bernama Paracelsus, menerangkan bahwa semua zat bisa menjadi
racun atau tidak tergantung dari dosisnya. Dengan demikian, zat paling beracun di dunia bisa menjadi
tidak beracun bila masuk dalam jumlah sangat sedikit. Sebaliknya, zat yang tidak beracun bisa
menjadi toksik bila masuk dalam jumlah sangat banyak. Prinsip ini masih dipakai hingga sekarang. 8
Segera evaluasi jalan napas karena penyebab kematian terbanyak pada keracunan insektisida adalah Terbaru
jalan napas tersumbat oleh sekresi bronkus. Bila pasien sadar, refleks batuk/muntah baik, maka jalan
napas dalam keadaan baik. Bila pasien tidak sadar, mulut berbusa, refleks batuk/muntah tidak ada, Terapi Musik Untuk Pasien
terjadi kejang, maka jalan napas terancam terganggu. Bila menemui keadaan ini, segera lakukan: Depresi
Diet Rendah Karbohidrat
- Triple airway manouvre Mengurangi Jerawat
CDC; Gay Penyumbang Besar
- Posisikan pasien dalam keadaan supine Kasus HIV
Kurang Vitamin D Menyebabkan
- Buang benda asing di saluran napas Penyempitan Pembuluh Darah
Sikap Optimis Menjauhkan Stroke
- Suction sekresi bronkial secara berkala
Operasi Cesar Berulang
- Pasan endo tracheal tube bila perlu Menimbulkan Risiko pada Ibu
Polusi Udara Meningkatkan
Risiko Sakit Jantung
Alkohol Menyebabkan Kerusakan
B: Provide adequate oxygenation/ventilation Otak
Strawberry Mencegah Komplikasi
Beri O2 sesuai kebutuhan dengan target P O2 lebih dari 80mmHg. Diabetes
Current issues in pediatric
C: Maintain adequate circulation nutrition and metabolic problems
(CIPRIME) 2011
Pasang IV line. Bila tekanan sistol<80 (pada pasien <40 tahun) atau <90(pada pasien >40 tahun),
angkat kaki 15 cm dari posisi mendatar. Fluid challenge 200 cc NaCl 0,9% untuk dewasa atau
Referensi Exomed
10cc/kg D5-NaCl 0,3%. Bila tak berhasil, beri dopamin 1-2,5 ug/kg/mnt. Beri koloid IV bila perlu.
1 of 6 23/12/2011 9:05
Intoksikasi Insektisida-Tatalaksana http://www.exomedindonesia.com/referensi-kedokteran/artikel-ilmiah-...
pH K+ level
(mEq)
acidosis 4.7
normal 3.7
alkalosis 2.7
Hiperkalemia
Pasien diterapi dengan infuse 50 mL Dextrosa 50% dan 10 units Regular Insulin. Setiap selesai
pemberian glukosa, pasien diberi Natrium bikarbonat 1 mEq/kg/dose, atau 5-10 mL bolus lambat
larutan Kalsium glukonas 10% dengan pemantauan jantung.
Hipokalsemia
Hipoglikemia
Pasien diberi larutan glukosa 50-100 mL dengan D50 (dewasa) atau D10 (anak).
Asidosis metabolik
Evaluasi klinis
Setelah kegawatdaruratan teratasi, maka kita bias memulai penelusuran klinis lebih lanjut untuk
mengetahui jenis racun pada pasien dan merencanakan tindakan lebih lanjut. Untuk itu, kita perlu
melakukan anamnesis lebih lanjut. Hal-hal yang perlu ditanyakan adalah:
2 of 6 23/12/2011 9:05
Intoksikasi Insektisida-Tatalaksana http://www.exomedindonesia.com/referensi-kedokteran/artikel-ilmiah-...
Anamnesis yang akurat akan sangat membantu, karena tanda-tanda klinis yang ada pada pasien bisa
tidak speifik ke jenis racun tertentu.
Selanjutnya pemeriksaan fisik perlu dilakukan. Utamakan pemeriksaan tanda vital, jantung, paru,
abdomen, dan status neurologi, serta usahakan cari kemungkinan zat yang menyebabkan keracunan
dari tanda-tanda dan gejala yan g ada pada pasien. Pemeriksaan status neurologi akan bermanfaat
bagi kita untuk menentukan prognosis dan memantau perkembangan pasien.
Pemeriksaan penunjang yang penting untuk dilakukan adalah EKG, elektrolit, analisis gas darah, dan
fungsi hati. Pada keracunan insektisida, irama jantung yang paling sering ditemui adalah sinus
takikardi, namun irama lain yang membahayakan juga bisa ditemukan. Segera tatalaksana kelainan
pada irama jantung. Kelainan elektrolit juga perlu diatasi.
Eliminasi racun3
Hal ini dilakukan untuk menghilangkan racun di tubuh atau di dalam tubuh sebelum diserap. Hal yang
dapat dilakukan adalah:
Lepas pakaian pasien dan cuci bagian tubuh yang dicurigai terpapar dengan sabun dan air.
Bila mata pasien terpapar, cuci dengan air mengalir 30 mnt
Gunakan proteksi diri ketika menangani pasien
Mengosongkan perut (bila kejadian <1 jam). Hal ini dapat dilakukan dengan cara.
Kontraindikasi rangsang muntah: Refleks muntah terganggu, hamil tua, penyakit jantung, aneurisma,
Menelan bahan korosif, hidrokarbon
Pasien diposisikan Trendelenburg dan left lateral decubitus. Dosis dewasa adalah 50-100 g dalam 200
mL air, sedangkan dosis anak adalah 1 g/kg atau 30-50 g dalam 100 mL air.
Pasien dirangsang untuk melakukan diuresis paksa dengan pemberian Mannitol 20%. Tahapannya
adalah:
Pemberian awal:
Dewasa/anak: 200 mg/kg atau 1 mL/kg dalam 10 menit.
Bila produksi urin baik (>1mL/kg/jam), teruskan pemberian dengan dosis awal 0.5-1.0 g/kg
atau 2.5-5.0 mL/kg
Dosis rumatan diberikan bila fungsi ginjal baik:
Dewasa: 75-100 mL setiap 6 jam
Anak: 0.25-0.5 g/kg/dose atau 1.0-2.5 mL/kg/dose setiap 6 jam
Bila dieresis tidak terjadi dalam 2 jam, hentikan pemberian manitol.
Tidak semua racun memiliki antidotum. Berikut ini adalah beberapa insektisida yang memiliki
antidotum:
3 of 6 23/12/2011 9:05
Intoksikasi Insektisida-Tatalaksana http://www.exomedindonesia.com/referensi-kedokteran/artikel-ilmiah-...
Piretroid
4 of 6 23/12/2011 9:05
Intoksikasi Insektisida-Tatalaksana http://www.exomedindonesia.com/referensi-kedokteran/artikel-ilmiah-...
Pasien perlu dipantau di RS setidaknya 24 jam. Pasien yang asimtomatik selama 12 jam dapat
dipulangkan.
Referensi:
1. WHO. Health Situation in the South-East Asia Region, 1998-2000. World Health Organization.
Diunduh dari http://www.searo.who.int/EN/Section1243.htm 4 Februari 2011
2. Wananukul, W. Diagnosis & Management of Insecticide Poisoning (presentation).
Ramathibodi Poison Center
3. National Poison Management and Control Center. Manual of pesticide poisoning. Phillipines.
Diunduh dari http://www.wpro.who.int pada 4 Februari 2011
4. Fauci AS, Braunwald E, Kasper DL, Hauser SL, Longo DL, Jameson JL, Loscalzo J.
Harrison’s manual of medicine. 17th ed. Singapore; Mc Graw-Hill, 2009.
5. Dyro FM. Organophosphates. Emedicine. Diunduh dari http://emedicine.medscape.com/article
/1175139-overview pada 4 Februari 2011
6. Nishijima DK, Wiener SW. Toxicity, Organic Phosphorous Compounds and Carbamates.
Emedicine. Diunduh dari http://emedicine.medscape.com/article/816221-overview pada 4
Februari 2011
7. International Program on Chemical Safety. DEET. Diunduh dari http://www.inchem.org pada 5
Februari 2011
8. Paracelsus. Diunduh dari http://en.wikipedia.org/wiki/Paracelsus. pada 11 Maret 2011
No Comments
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.
5 of 6 23/12/2011 9:05
Intoksikasi Insektisida-Tatalaksana http://www.exomedindonesia.com/referensi-kedokteran/artikel-ilmiah-...
About us
Featured Stories
Redaksi
13 August 2011 1:25 PM | No
Comments
EXOMED INDONESIA
05 October 2010 2:39 PM | 1
Comment
Sekretariat
6 of 6 23/12/2011 9:05