Anda di halaman 1dari 13

Bedah Saraf : Neoplasma Susunan Saraf

MODUL
AKUSTIK NEUROMA
1. DEFINISI
Akustik neuroma adalah tumor yang tumbuh dari selubung saraf akustikus dan
vestibuler yang berada didalam telinga dalam. Sebanyak 85-92% dari tumor se-
rebelopontin adalah neuroma akustik.

2. WAKTU PENDIDIKAN
TAHAP I TAHAP II TAHAP III
S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11
PROGRAM MAGISTER (beban dihitung dengan SKS) >=40SKS
Program Magister Neurologi
Tesis
Program Profesi Bedah Saraf
Pogram Bedah Dasar
Program Bedah Saraf
Dasar KEPROFESIAN (beban dihitung berdasarkan kompetensi)
PROGRAM
GOLONGAN PENYAKIT & LOKALISASI
KONGENITAL Kranial
ICD 10 - Bab XVII Spinal
INFEKSI
ICD 10 - Bab I
Kranium

Supratentorial
NEOPLASMA
ICD 10 - Bab II Infratentorial

Spinal
Saraf Tepi

Kranial
TRAUMA
ICD 10 - Bab XIX
Spinal
Saraf Tepi
DEGENERASI Spinal
ICD 10 - Bab VI & XIII Saraf Tepi
VASKULER Intrakranial
ICD 10 - Bab IX
Spinal
FUNGSIONAL
ICD 10 - Bab VI & XXI

Pendidikan spesialisasi bedah saraf terdiri dari 2 tahap, yaitu :


1. Tahap Pengayaan (tahap I):

1
Bedah Saraf : Neoplasma Susunan Saraf

a. Lama pendidikan 7 semester yaitu semester 1 sampai semester 7, peserta


didik diberi ilmu-ilmu dasar maupun bedah saraf dasar. Dalam tahap ini
dapat dipergunakan untuk mengambil program magister.
b. Peserta didik dalam tahap ini disebut Residen I, yaitu di akhir masa
pendidikan tahap I residen baru mencapai Kompetensi tingkat I. Residen
sudah harus mengenal kelainan bedah saraf, khususnya semua jenis
neoplasma dan 10 jenis kasus penyakit terbanyak.
2. Tahap Magang (tahap II) :
a. Lama pendidikan 4 semester, yaitu dari semester 8 s/d 11. Peserta didik
mulai dilatih melakukan tindakan bedah saraf.
b. Peserta didik dalam tahap ini disebut Residen II, yaitu di akhir masa
pendidikan tahap II residen telah mencapai Kompetensi tingkat II. Residen
sudah harus mampu menangani secara mandiri kasus-kasus akustik
neuroma, minimal 2 kasus.
Kompetensi bedah saraf dasar :
1. Semua jenis penyakit yang diajarkan dalam masa pendidikan sampai
mencapai tingkat mandiri (residen boleh mengerjakan operasi sendiri, dengan
tetap dalam pengawasan konsulen)
2. Tehnik operasi yang diajarkan sebagai target akhir pendidikan adalah terbatas
pada tindakan operasi konvensional yang termasuk dalam Indeks Kesulitan 1
dan 2; tehnik operasi sulit yang membutuhkan kemampuan motoris lebih
tinggi dan/ataupun membutuhkan alat-alat operasi canggih, termasuk dalam
Indeks Kesulitan 3 dan 4, diajarkan hanya maksimal sampai tingkat magang.
Tindakan operasi dalam kelompok ini merupakan kelanjutan pendidikan yang
masuk dalam CPD.

ICD TAHAP IK IK IK IK
JENIS PENYAKIT 10 TAHAP II TAHAP III 1 2 3 4
I
S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 G M G M G P
NEOPLASMA
Kranium
Granuloma eosinofilik D 76.0 3 5
Plasmositoma C 90.2
Osteoma D 16
Fibrous dysplasia M 85.0
Hamartoma Q 85.9
Tumor metastatik C 79.5 2 2
Neurofibrosarkoma /osteosarkoma C41.0
Supratentorial
Glioma C 71.9
Glioma simpel 3 3
Glioma kompleks 3 3
Ependimoma M 93.92 2
Pleksus papiloma C 71.9 2
Meningioma (simpel) C 70 4 4
Meningioma (kompleks) 3
Pituitary adenoma /t. sella (simpel) D 26.7
3 2
Pituitary adenoma/t. sella (kompleks) 2
Kraniofaringioma D.35.3 2
Pinealoma /t. korpus pineal C 75.3, D 35.4 2
Tumor metastatik (simpel) C 79.5 2 1

2
Bedah Saraf : Neoplasma Susunan Saraf

ICD TAHAP IK IK IK IK
JENIS PENYAKIT 10 TAHAP II TAHAP III 1 2 3 4
I
Tumor metastatik (kompleks) C 79.5 2
Angioma (simpel) D 18.0 2 1
Angioma (kompleks) D 18.0 2
Infratentorial
Glioma
Simpel C 71.9 2 1
Kompleks C 71.9 2
Acoustic neuroma D 33.3 2
Meningioma (simpel) C 70 2 2
Meningioma (kompleks) C 70 2
Medulloblastoma C 71.6 2
Kolesteatoma H 71 1
Ependimoma M 9392, C 71.9 1
Pleksus papiloma C 71.9 1
Angioma (simpel) D.18.5 2 1
Angioma (kompleks) D 18.5 2
Tumor Spinal . . .

Glioma D 33.4 2
Meningioma D 32.1 2 1
Ependimoma D 33.4 2
Schwannoma D 36.1 2 2
Angioma D 18.5 1
Tumor Saraf Tepi . . .

Schwannoma D 36.1 1 1
KETERANGAN
Tingkat Pengayaan. Dalam periode ini, tingkat kognisi harus dapat mencapai 6 (K6)
Tingkap Magang. Dalam periode ini, di samping K6, Psikomotor harus mencapai 2 (P2) dan Afektif mencapai 3 (A3)
Tingkat Mandiri. Semua Kategori Bloom harus mencapai maksimal, K6, P5, A5
S : Semester G : Magang M : Mandiri K : Kognitif : A : Afektif P : Psikomotor

3. TUJUAN UMUM
Setelah menyelesaikan modul akustik neuroma peserta didik diharapkan mampu
mengenali akustik neuroma, mampu mengobati akustik neuroma yang diajarkan
sampai level mandiri serta mampu mengatasi kegawatan akut akustik neuroma.

4. TUJUAN KHUSUS
1. Mampu menerangkan insidens, patogenesis, dan mikrobiologi dari akustik
neuroma.
2. Mengetahui neuroanatomi, dan neurofisiologi susunan saraf dan
pembungkusnya.
3. Mengetahui dasar-dasar pemeriksaan klinis maupun pemeriksaan tambahan
(neuroradiologi, patologi dan mikrobiologi) dalam menegakkan diagnosis
akustik neuroma.
4. Mengetahui pengobatan pada berbagai jenis akustik neuroma.
5. Mampu menentukan perubahan neurofisiologi yang disebabkan oleh
akustik neuroma.
6. Mampu menentukan lokasi akustik neuroma.

3
Bedah Saraf : Neoplasma Susunan Saraf

7. Mampu melakukan pemeriksaan klinis neurologik untuk menegakkan


diagnosis akustik neuroma.
8. Mampu menegakkan diagnosis banding dari akustik neuroma.
9. Mampu melakukan pemeriksaan tambahan (neuroradiologi) dalam
menegakkan diagnosis akustik neuroma.
10. Mampu melakukan pengobatan medikamentosa pada akustik neuroma.
11. Mampu melakukan tindakan operasi pada akustik neuroma.
12. Mampu melakukan tindakan pertolongan pertama pada kasus kegawatan
akut akustik neuroma.
13. Mengenali penyulit tindakan bedah pada kasus akustik neuroma.
14. Mengetahui tindak lanjut yang diperlukan
15. Mampu memberi informed consent

5. STRATEGI PEMBELAJARAN
a Pengajaran dan Kuliah Pengantar Kuliah tatap muka, 50 menit
b Tinjauan Pustaka
Presentasi ilmu dasar: 1 kali tiap
Telaah kepustakaan, 1 kali
submodul penyakit
Presentasi kasus: 1 kali tiap jenis
Presentasi kasus, 1 kali
submodul penyakit
b Diskusi Kelompok
2 x 50 menit diskusi kasus tiap
submodul penyakit menyangkut Diskusi kasus, 2 x 50 menit
diagnosis, operasi dan penyulit
d Bed-side Teaching
Bed-side teaching minimum 3 kali
Ronde diikuti bed-side teaching
setiap submodul penyakit
e Bimbingan Operasi

memenuhi minimal 2 kasus akustik neuroma


Operasi magang sebagai prasyarat untuk instruksi/evaluasi operasi
sampai dinyatakan lulus

6. PERSIAPAN SESI
1. Materi kuliah pengantar berupa kisi-kisi materi yang harus dipelajari dalam
mencapai kompetensi, mencakup
a. Insidens, patogenesis, dan sitogenesis akustik neuroma
b. Neuroanatomi, dan neurofisiologisusunan saraf dan pembungkusnya.
c. Dasar-dasar pemeriksaan klinis maupun pemeriksaan tambahan
(neuroradiologi) dan patologi anatomi dalam menegakkan akustik
neuroma
d. Pengobatan berbagai jenis akustik neuroma
e. pemeriksaan klinis neurologik untuk menegakkan diagnosis akustik
neuroma
f. Diagnosis banding akustik neuroma

4
Bedah Saraf : Neoplasma Susunan Saraf

g. Pemeriksaan tambahan (neuroradiologi) dalam menegakkan akustik


neuroma
h. Pengobatan medikamentosa akustik neuroma
i. Tindakan operasi akustik neuroma
j. Penyulit tindakan bedah pada kasus akustik neuroma
k. Kegawatdaruratan akustik neuroma
l. Tindak lanjut yang diperlukan
m. Informed consent
2. Audio visual
3. Lampu baca X-ray

7. REFERENSI
a.Osborn AG, Blasser SI, Salzman KL, Katzman GL, Provenzale J, Castillo M, et all.
Osborn Diagnostic Imaging. Canada : Amirsys/Elsevier. 1st ed. 2004
b.Wilkins RH, Rengachary SS. Neurosurgery. USA : Mc Graw-Hill. 2nd Ed. 1996
c. Rengachary SS, Wilkins RH. Principles of Neurosurgery. London : Mosby. 1994
d.Winn HR. Youman’s Neurological Surgery. 5th ed. USA : Saunders. 1994

8. KOMPETENSI
Tingkat
JENIS KOMPETENSI Kompetensi TAHAP
K P A
Mampu menerangkan insidens, patogenesis, dan sitogenesis akustik P
a. 6
neuroma E
Mengetahui neuroanatomi, dan neurofisiologi susunan saraf dan N
b 6 G
pembungkusnya.
A
Mengetahui dasar-dasar pemeriksaan klinis maupun pemeriksaan Y
c tambahan (neuroradiologi) dan patologi anatomi dalam menegakkan 6 A
akustik neuroma A
d Mengetahui pengobatan berbagai jenis akustik neuroma 6 N
e Mampu menentukan perubahan neurofisiologi karena akustik neuroma 6 2 3
M
f Mampu menentukan lokasi akustik neuroma 6 2 3 A
Mampu melakukan pemeriksaan klinis neurologik untuk menegakkan G
g 6 2 3
diagnosis akustik neuroma A
N
h Mampu mengetahui diagnosis banding akustik neuroma 6 2 3
G
i Mampu melakukan tindakan operasi akustik neuroma 6 2 3
Mampu melakukan pemeriksaan tambahan (neuroradiologi) dalam
j 6 5 5
menegakkan akustik neuroma
M
Mampu melakukan pengobatan medikamentosa terhadap akustik A
k 6 5 5
neuroma N
l Mampu mengatasi tindakan pertolongan pertama pada akustik neuroma 6 5 5 D
I
m Mengenali penyulit tindakan bedah pada kasus akustik neuroma 6 5 5 R
n Mengetahui tindak lanjut yang diperlukan 6 5 5 I
o Mampu memberi informed consent 6 5 5

5
Bedah Saraf : Neoplasma Susunan Saraf

9. Gambaran Umum
Akustik neuroma adalah tumor yang tumbuh dari selubung saraf akustikus dan
vestibuler yang berada didalam telinga dalam. Sebanyak 85-92% dari tumor
serebelopontin adalah neuroma akustik.
Akustik neuroma adalah salah satu tumor intracranial yang paling sering terja-
di, yang menyumbang 8-10% dari total seluruh tumor intracranial. Tumor ini
biasanya terjadi pada usia di atas 30 tahun dan 95% unilateral.
Gejala klinis yang ditimbulkan diakibatkan oleh kompresi n.5,7, dan 8, tuli men-
dadak dan kompresi batang otak dan nervus kranialis lain. Diagnosis ditegakan
berdasarkan pemeriksaan klinis dan penunjang berupa pemeriksaan audiologi
dan audiometri dan imajing.
Tatalaksana pada kasus ini berupa radiasi dan bedah.

10. Contoh Kasus :


Contoh kasus dibuat sesuai dengan jenis penyakit pada submodul.
11. Tujuan Pembelajaran
Proses, materi dan metode pembelajaran yang telah disiapkan bertujuan untuk
alih pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang terkait dengan pencapaian
kompetensi dan keterampilan yang diperlukan dalam mengenali dan
menatalaksana kelainan akustik neuroma.
12. Metode
Metode Pembelajaran
1. Tinjauan Pustaka
2. Diskusi Kelompok
3. Bed side teaching
4. Tindakan Operasi Mandiri
a. Peserta didik harus terlebih dahulu melakukan asistensi operasi
(magang) sampai mencapai jumlah yang ditentukan, dan kemudian
melakukan instruksi pada spesialis pembimbing. Setelah dinyatakan
lulus instruksi, baru diijinkan melakukan operasi mandiri.
b. Operasi mandiri oleh asisten harus selalu ada spesialis supervisor yang
akan menilai keseluruhan aspek yang harus dilakukan oleh asisten
terhadap pasien secara mandiri.
c. Residen yang memiliki level tertinggi dalam suatu operasi harus
membuat laporan operasi dengan berpedoman pada daftar tilik,
selanjutnya konsulen/supervisor operasi ini akan memeriksa laporan
operasi sesuai daftar tilik dan memberi nilai berdasarkan kelengkapan
yang ditetapkan daam daftar tilik.
Metode Diagnostik
1. Pemeriksaan klinis neurologik
2. Alat bantu diagnostik
a. Pemeriksaan X ray,
b. EMG / EEG
c. Alat neuroradiologi lain : CT Scan, MRI, MRS, Angiografi

6
Bedah Saraf : Neoplasma Susunan Saraf

3. Metode diagnostik yang diajarkan mencakup metode diagnostik


konvensional sesuai ketersediaannya di daerah perifer, tidak semata-mata
berorientasi pada alat-alat dianostik canggih.
13. Rangkuman
Akustik neuroma adalah tumor yang tumbuh dari selubung saraf akustikus dan
vestibuler yang berada didalam telinga dalam. Sebanyak 85-92% dari tumor
serebelopontin adalah neuroma akustik.
Akustik neuroma adalah salah satu tumor intracranial yang paling sering terja-
di, yang menyumbang 8-10% dari total seluruh tumor intracranial. Tumor ini
biasanya terjadi pada usia di atas 30 tahun dan 95% unilateral.
Gejala klinis yang ditimbulkan diakibatkan oleh kompresi n.5,7, dan 8, tuli men-
dadak dan kompresi batang otak dan nervus kranialis lain. Diagnosis ditegakan
berdasarkan pemeriksaan klinis dan penunjang berupa pemeriksaan audiologi
dan audiometri dan imajing.
Tatalaksana pada kasus ini berupa radiasi dan bedah.
14. Evaluasi
Organisasi Evaluasi
1. Evaluasi dilaksanakan di IPDS Bedah Saraf
2. Evaluasi dilakukan minimal oleh Pembimbing di IPDS Bedah Saraf
3. Evaluasi untuk peserta PPDS Bedah Saraf dilakukan sbb
a. Untuk penguasaan ilmu dasar (pengayaan) dilakukan pada ahir setiap
semester
b. Kemampuan menegakkan diagnosis
c. Untuk penguasaan kasus dan teknis operasi dilakukan pada setiap akan
dilakukan tindakan / operasi.
4. Untuk dokter spesialis bedah lain yang akan mengambil modul-modul
bedah saraf tertentu untuk kepentingan penigkatan kompetensi dalam
program CPD, waktu disesuaikan pada kodisi yang ada dari modul ini,
dengan evaluasi dan tahap penguasaan materi yang dievaluasi sama
ketentuan yang berlaku.
Tahap Evaluasi
5. Evaluasi tahap pengayaan dilakukan setelah peseta didik menyelesaikan
aspek kognitif di tahap pengayaan.
6. Evaluasi tahap magang dilakukan setelah peserta didik melakukan
sejumlah tindakan operasi Sebagai Asisten I sebagai prasyarat evaluasi
sesuai dengan jenis penyakit pada submodul
7. Evaluasi tahap mandiri dilakukan setelah peserta didik melakukan
sejumlah tindakan operasi mandiri sebagai prasyarat evaluasi sesuai
dengan jenis penyakit pada submodul
Metode dan Materi Evaluasi
1. Ujian Tulis dan Lisan
2. Kemampuan menegakkan diagnosis di poliklinik maupun ruang rawat
3. Penilaian kemampuan melakukan tindakan
4. Penilaian kemampuan penanganan penderita secara menyeluruh
Hasil Penilaian IPDS
1. Penyelesaian modul harus dapat dicapai dalam kurun waktu yang telah
ditetapkan

7
Bedah Saraf : Neoplasma Susunan Saraf

2. Penilaian disesuaikan dengan kompetensi akhir yang harus dicapai pada


setiap sum modul (pengayaan, magang, mandiri)
3. Kegagalan dalam 1 aspek harus diulang dalam masa selama stase di
Bagian/Departemen Bedah Saraf.

15. INSTRUMEN PENILAIAN


1 Kemampuan Inform Concent Instruksi & Bimbingan
2 Penilaian Ilmiah
a. Teori & Penyakit Diskusi dan Ujian
b. Instrument & Penyakit Diskusi dan Ujian
3 Penilaian Kecakapan Poliklinik, bedside teaching & kamar operasi
4 Penilaian Rehabilitasi Instruksi & Bimbingan

16. PENUNTUN BELAJAR


1. Kisi-kisi materi dan buku referensi
2. Kisi-kisi materi Neoplasma susunan saraf :
a. Insidens, patogenesis, dan sitogenesis akustik neuroma susunan saraf
b. Neuroanatomi, dan neurofisiologi susunan saraf dan pembungkusnya.
c. Dasar-dasar pemeriksaan klinis maupun pemeriksaan tambahan
(neuroradiologi)dan patologi anatomi dalam menegakkan akustik
neuroma susunan saraf pusat
d. Pengobatan berbagai jenis akustik neuroma susunan saraf
e. Perubahan neurofisiologikarena akustik neuroma susunan saraf
f. Lokasi akustik neuroma susunan saraf
g. Pemeriksaan klinis neurologik untuk menegakkan diagnosis akustik
neuroma susunan saraf
h. Diagnosis banding akustik neuroma susunan saraf
i. Pemeriksaan tambahan (neuroradiologi) dalam menegakkan akustik
neuroma susunan saraf
j. Pengobatan medikamentosa akustik neuroma susunan saraf
k. Tindakan operasi akustik neuroma susunan saraf
l. Penyulit tindakan bedah pada kasus akustik neuroma susunan saraf
m. Tindak lanjut yang diperlukan
n. Informed consent

17. DAFTAR TILIK


ADA
RINCIAN DAFTAR TILIK
TA TL L
Menentukan indikasi bedah saraf
1 Uraian atau keluhan tentang gejala utama
2 Cara datang (sendiri/rujukan)
Kelengkapan riwayat penyakit
1 Alasan pertama kali (bila pernah berobat) dan sekarang mem-

8
Bedah Saraf : Neoplasma Susunan Saraf

bawa ke dokter Edit


Pengobatan dan tindakan yang pernah diberikan(tempat, wak-
2
tu, oleh, siapa), serta hasilnya
Deskripsi keadaan kulit
1 Bekas luka operasi (bila pernah operasi) dan lokalisasi
2 Daerah yang akan dioperasi
Deskripsi kelainan saraf yang dijumpai
Pemeriksaan penunjang
1 X-Ray, CT scan, MRI
2 Laboratorium darah
Hasil konsultasi persiapan operasi
Catatan status gizi
Obat-obatan yang masih diberikan
Inform consent
1 Kelainan yang dijumpai
2 Apa yang dilakukan, lama perawatan, biaya yang dibutuhkan
Peraturan rumah sakit untuk pasien maupun keluarga / pe-
3
nunggu
4 Prognose penyakit dan apa yang perlu dilakukan setelah pulang
Surat pengantar rawat inap
1 Lampiran daftar tilik
2 Instruksi untuk perawat
3 Nama konsulen dan asisten
Admission
1 Kelengkapan administrasi
2 Kelengkapan dokumen sesuai daftar tilik poliklinik
* Status poliklinik
* Hasil pemeriksaan neuroradiologi
* Hasil pemeriksaan laboratorium
* Hasil konsultasi persiapan operasi
Buat status Rekam medis
Cek ulang hasil pemeriksaan di poliklinik
1 Riwayat penyakit
2 Deskripsi keadaan kulit
3 Hasil pemeriksaan klinis neurologis
4 Status gizi
Buat rencana perawatan
1 Instruksi perawatan dan pengobatan

9
Bedah Saraf : Neoplasma Susunan Saraf

Persiapan Operasi
1 Assesment rencana tindakan, operator dan asisten
2 Persiapan alat
3 Konsul toleransi operasi
4 Buat daftar operasi
Pra bedah
1 Konsul anestesi
2 Asisten lapor pada operator
3 Persiapan menjelang operasi
* Pasang infuse
* Cukur gundul
* Cuci daerah yang akan dioperasi dengan sabun
* Puasa
* Klisma menjelang ke kamar operasi
* Cek kelengkapan status
* Cek dokumen pendukung
* Sediakan alat
Kamar operasi
1 Dokumen yang disertakan bersama pasien
2 Keadaan pasien
* Terpasang infuse
* Cukur gundul
3 Persiapan pasien
4 Dilakukan narkose umum
5 Dipasang kateter
6 Posisi pasien diatur sesuai standard
7 Persiapan daerah operasi
* Cuci ulang dengan sabun
* Dibuat marking
* Dilakukan tindakan a dan antiseptic
* Dilakukan penyuntikan anestesi local
8 Dipasang plat diatermi
9 Persiapan alat
Tindakan operasi
1 Memasang Head Frame Dan Navigasi Intra Operatif
2 Insisi kulit kepala
3 Kraniotomi dan drilling tulang

10
Bedah Saraf : Neoplasma Susunan Saraf

4 Gantung duramater
5 Membuka Duramater
6 Identifikasi tumor
7 Removal Tumor secara makroskopis dan mikroskopis
8 Ambil spesimen tumor untuk pemeriksaan histopatologis
9 Hemostasis
10 Tutup Dura, duraraph, duraplasy
11 Pasang drain bila perlu
12 Fiksasi tulang
13 Jahit otot, Fasia dan kulit
14 Dressing luka
12 Jumlah perdarahan tercatat
13 Jumlah urin tercatat
14 Jumlah kassa yang dipakai tercatat
15 Jumlah dan jenis instrumen sesuai prosedur
Pasca Bedah
1 Dokumentasi

* Status dan hasil pemeriksaan penunjang dari OK diterima


lengkap

* Laporan operasi
* Laporan Anestesi
2 Catatan perawatan
* Pemantauan luka operasi
* Pemantauan efek samping
* Pemantauan KU rutin
* Catatan pengobatan
Pemulangan
1 Catatan keadaan pasien
2 Inform concernt pada yang merawat
3 Jadwal kontrol dan konsultasi
4 Kelengkapan status dan diagnosis
5 Catatan administrasi & keuangan

11
Bedah Saraf : Neoplasma Susunan Saraf

18. MATERI BAKU


Definisi
Akustik neuroma adalah tumor yang tumbuh dari selubung saraf akustikus dan ves-
tibuler yang berada didalam telinga dalam. Sebanyak 85-92% dari tumor serebelo-
pontin adalah neuroma akustik.

Epidemiologi
Tumor ini menyumbang 5-10% dari keseluruhan kasus neoplasma intrakranial.
puncak insidensnya terjadi pada usia decade kelima dan keenam dimana perban-
dingan perempuan dan laki-laki hampir sama.

Gejala Klinis
Gejala klinis yang ditimbulkan antara lain tuli sensorineural ipsilateral, gangguan
keseimbangan, dan vertigo yang idsertai dengan mual dan muntah. 80% dari pen-
derita akustik neuroma memiliki keluhan tinnitus. Jika tumor membesar dapat me-
nimbulkan efek lesi desak ruang dan dapat menekan batang otak.

Diagnosis
Diagnosis akustik neuroma dapat ditegakan dengan pemeriksaan klinis dan penun-
jang. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan radiologi
dan audiologi.

Tatalaksana
Pengobatan yang dapat diberikan antara lain secara operasi dan radiasi.

12
Bedah Saraf : Neoplasma Susunan Saraf

19. ALGORITME

20. KEPUSTAKAAN
a.Osborn AG, Blasser SI, Salzman KL, Katzman GL, Provenzale J, Castillo M, et
all. Osborn Diagnostic Imaging. Canada : Amirsys/Elsevier. 1st ed. 2004
b.Wilkins RH, Rengachary SS. Neurosurgery. USA : Mc Graw-Hill. 2nd Ed. 1996
c. Rengachary SS, Wilkins RH. Principles of Neurosurgery. London : Mosby.
1994
d.Winn HR. Youman’s Neurological Surgery. 5th ed. USA : Saunders. 1994

21. PRESENTASI
Materi presentasi menggunakan materi dalam bentuk Power Point sesuai
dengan materi modul akustik neuroma.

22. MODEL
Model pembelajaran dapat menggunakan diseksi kadaver.

13

Anda mungkin juga menyukai