MODUL
AKUSTIK NEUROMA
1. DEFINISI
Akustik neuroma adalah tumor yang tumbuh dari selubung saraf akustikus dan
vestibuler yang berada didalam telinga dalam. Sebanyak 85-92% dari tumor se-
rebelopontin adalah neuroma akustik.
2. WAKTU PENDIDIKAN
TAHAP I TAHAP II TAHAP III
S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11
PROGRAM MAGISTER (beban dihitung dengan SKS) >=40SKS
Program Magister Neurologi
Tesis
Program Profesi Bedah Saraf
Pogram Bedah Dasar
Program Bedah Saraf
Dasar KEPROFESIAN (beban dihitung berdasarkan kompetensi)
PROGRAM
GOLONGAN PENYAKIT & LOKALISASI
KONGENITAL Kranial
ICD 10 - Bab XVII Spinal
INFEKSI
ICD 10 - Bab I
Kranium
Supratentorial
NEOPLASMA
ICD 10 - Bab II Infratentorial
Spinal
Saraf Tepi
Kranial
TRAUMA
ICD 10 - Bab XIX
Spinal
Saraf Tepi
DEGENERASI Spinal
ICD 10 - Bab VI & XIII Saraf Tepi
VASKULER Intrakranial
ICD 10 - Bab IX
Spinal
FUNGSIONAL
ICD 10 - Bab VI & XXI
1
Bedah Saraf : Neoplasma Susunan Saraf
ICD TAHAP IK IK IK IK
JENIS PENYAKIT 10 TAHAP II TAHAP III 1 2 3 4
I
S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 G M G M G P
NEOPLASMA
Kranium
Granuloma eosinofilik D 76.0 3 5
Plasmositoma C 90.2
Osteoma D 16
Fibrous dysplasia M 85.0
Hamartoma Q 85.9
Tumor metastatik C 79.5 2 2
Neurofibrosarkoma /osteosarkoma C41.0
Supratentorial
Glioma C 71.9
Glioma simpel 3 3
Glioma kompleks 3 3
Ependimoma M 93.92 2
Pleksus papiloma C 71.9 2
Meningioma (simpel) C 70 4 4
Meningioma (kompleks) 3
Pituitary adenoma /t. sella (simpel) D 26.7
3 2
Pituitary adenoma/t. sella (kompleks) 2
Kraniofaringioma D.35.3 2
Pinealoma /t. korpus pineal C 75.3, D 35.4 2
Tumor metastatik (simpel) C 79.5 2 1
2
Bedah Saraf : Neoplasma Susunan Saraf
ICD TAHAP IK IK IK IK
JENIS PENYAKIT 10 TAHAP II TAHAP III 1 2 3 4
I
Tumor metastatik (kompleks) C 79.5 2
Angioma (simpel) D 18.0 2 1
Angioma (kompleks) D 18.0 2
Infratentorial
Glioma
Simpel C 71.9 2 1
Kompleks C 71.9 2
Acoustic neuroma D 33.3 2
Meningioma (simpel) C 70 2 2
Meningioma (kompleks) C 70 2
Medulloblastoma C 71.6 2
Kolesteatoma H 71 1
Ependimoma M 9392, C 71.9 1
Pleksus papiloma C 71.9 1
Angioma (simpel) D.18.5 2 1
Angioma (kompleks) D 18.5 2
Tumor Spinal . . .
Glioma D 33.4 2
Meningioma D 32.1 2 1
Ependimoma D 33.4 2
Schwannoma D 36.1 2 2
Angioma D 18.5 1
Tumor Saraf Tepi . . .
Schwannoma D 36.1 1 1
KETERANGAN
Tingkat Pengayaan. Dalam periode ini, tingkat kognisi harus dapat mencapai 6 (K6)
Tingkap Magang. Dalam periode ini, di samping K6, Psikomotor harus mencapai 2 (P2) dan Afektif mencapai 3 (A3)
Tingkat Mandiri. Semua Kategori Bloom harus mencapai maksimal, K6, P5, A5
S : Semester G : Magang M : Mandiri K : Kognitif : A : Afektif P : Psikomotor
3. TUJUAN UMUM
Setelah menyelesaikan modul akustik neuroma peserta didik diharapkan mampu
mengenali akustik neuroma, mampu mengobati akustik neuroma yang diajarkan
sampai level mandiri serta mampu mengatasi kegawatan akut akustik neuroma.
4. TUJUAN KHUSUS
1. Mampu menerangkan insidens, patogenesis, dan mikrobiologi dari akustik
neuroma.
2. Mengetahui neuroanatomi, dan neurofisiologi susunan saraf dan
pembungkusnya.
3. Mengetahui dasar-dasar pemeriksaan klinis maupun pemeriksaan tambahan
(neuroradiologi, patologi dan mikrobiologi) dalam menegakkan diagnosis
akustik neuroma.
4. Mengetahui pengobatan pada berbagai jenis akustik neuroma.
5. Mampu menentukan perubahan neurofisiologi yang disebabkan oleh
akustik neuroma.
6. Mampu menentukan lokasi akustik neuroma.
3
Bedah Saraf : Neoplasma Susunan Saraf
5. STRATEGI PEMBELAJARAN
a Pengajaran dan Kuliah Pengantar Kuliah tatap muka, 50 menit
b Tinjauan Pustaka
Presentasi ilmu dasar: 1 kali tiap
Telaah kepustakaan, 1 kali
submodul penyakit
Presentasi kasus: 1 kali tiap jenis
Presentasi kasus, 1 kali
submodul penyakit
b Diskusi Kelompok
2 x 50 menit diskusi kasus tiap
submodul penyakit menyangkut Diskusi kasus, 2 x 50 menit
diagnosis, operasi dan penyulit
d Bed-side Teaching
Bed-side teaching minimum 3 kali
Ronde diikuti bed-side teaching
setiap submodul penyakit
e Bimbingan Operasi
6. PERSIAPAN SESI
1. Materi kuliah pengantar berupa kisi-kisi materi yang harus dipelajari dalam
mencapai kompetensi, mencakup
a. Insidens, patogenesis, dan sitogenesis akustik neuroma
b. Neuroanatomi, dan neurofisiologisusunan saraf dan pembungkusnya.
c. Dasar-dasar pemeriksaan klinis maupun pemeriksaan tambahan
(neuroradiologi) dan patologi anatomi dalam menegakkan akustik
neuroma
d. Pengobatan berbagai jenis akustik neuroma
e. pemeriksaan klinis neurologik untuk menegakkan diagnosis akustik
neuroma
f. Diagnosis banding akustik neuroma
4
Bedah Saraf : Neoplasma Susunan Saraf
7. REFERENSI
a.Osborn AG, Blasser SI, Salzman KL, Katzman GL, Provenzale J, Castillo M, et all.
Osborn Diagnostic Imaging. Canada : Amirsys/Elsevier. 1st ed. 2004
b.Wilkins RH, Rengachary SS. Neurosurgery. USA : Mc Graw-Hill. 2nd Ed. 1996
c. Rengachary SS, Wilkins RH. Principles of Neurosurgery. London : Mosby. 1994
d.Winn HR. Youman’s Neurological Surgery. 5th ed. USA : Saunders. 1994
8. KOMPETENSI
Tingkat
JENIS KOMPETENSI Kompetensi TAHAP
K P A
Mampu menerangkan insidens, patogenesis, dan sitogenesis akustik P
a. 6
neuroma E
Mengetahui neuroanatomi, dan neurofisiologi susunan saraf dan N
b 6 G
pembungkusnya.
A
Mengetahui dasar-dasar pemeriksaan klinis maupun pemeriksaan Y
c tambahan (neuroradiologi) dan patologi anatomi dalam menegakkan 6 A
akustik neuroma A
d Mengetahui pengobatan berbagai jenis akustik neuroma 6 N
e Mampu menentukan perubahan neurofisiologi karena akustik neuroma 6 2 3
M
f Mampu menentukan lokasi akustik neuroma 6 2 3 A
Mampu melakukan pemeriksaan klinis neurologik untuk menegakkan G
g 6 2 3
diagnosis akustik neuroma A
N
h Mampu mengetahui diagnosis banding akustik neuroma 6 2 3
G
i Mampu melakukan tindakan operasi akustik neuroma 6 2 3
Mampu melakukan pemeriksaan tambahan (neuroradiologi) dalam
j 6 5 5
menegakkan akustik neuroma
M
Mampu melakukan pengobatan medikamentosa terhadap akustik A
k 6 5 5
neuroma N
l Mampu mengatasi tindakan pertolongan pertama pada akustik neuroma 6 5 5 D
I
m Mengenali penyulit tindakan bedah pada kasus akustik neuroma 6 5 5 R
n Mengetahui tindak lanjut yang diperlukan 6 5 5 I
o Mampu memberi informed consent 6 5 5
5
Bedah Saraf : Neoplasma Susunan Saraf
9. Gambaran Umum
Akustik neuroma adalah tumor yang tumbuh dari selubung saraf akustikus dan
vestibuler yang berada didalam telinga dalam. Sebanyak 85-92% dari tumor
serebelopontin adalah neuroma akustik.
Akustik neuroma adalah salah satu tumor intracranial yang paling sering terja-
di, yang menyumbang 8-10% dari total seluruh tumor intracranial. Tumor ini
biasanya terjadi pada usia di atas 30 tahun dan 95% unilateral.
Gejala klinis yang ditimbulkan diakibatkan oleh kompresi n.5,7, dan 8, tuli men-
dadak dan kompresi batang otak dan nervus kranialis lain. Diagnosis ditegakan
berdasarkan pemeriksaan klinis dan penunjang berupa pemeriksaan audiologi
dan audiometri dan imajing.
Tatalaksana pada kasus ini berupa radiasi dan bedah.
6
Bedah Saraf : Neoplasma Susunan Saraf
7
Bedah Saraf : Neoplasma Susunan Saraf
8
Bedah Saraf : Neoplasma Susunan Saraf
9
Bedah Saraf : Neoplasma Susunan Saraf
Persiapan Operasi
1 Assesment rencana tindakan, operator dan asisten
2 Persiapan alat
3 Konsul toleransi operasi
4 Buat daftar operasi
Pra bedah
1 Konsul anestesi
2 Asisten lapor pada operator
3 Persiapan menjelang operasi
* Pasang infuse
* Cukur gundul
* Cuci daerah yang akan dioperasi dengan sabun
* Puasa
* Klisma menjelang ke kamar operasi
* Cek kelengkapan status
* Cek dokumen pendukung
* Sediakan alat
Kamar operasi
1 Dokumen yang disertakan bersama pasien
2 Keadaan pasien
* Terpasang infuse
* Cukur gundul
3 Persiapan pasien
4 Dilakukan narkose umum
5 Dipasang kateter
6 Posisi pasien diatur sesuai standard
7 Persiapan daerah operasi
* Cuci ulang dengan sabun
* Dibuat marking
* Dilakukan tindakan a dan antiseptic
* Dilakukan penyuntikan anestesi local
8 Dipasang plat diatermi
9 Persiapan alat
Tindakan operasi
1 Memasang Head Frame Dan Navigasi Intra Operatif
2 Insisi kulit kepala
3 Kraniotomi dan drilling tulang
10
Bedah Saraf : Neoplasma Susunan Saraf
4 Gantung duramater
5 Membuka Duramater
6 Identifikasi tumor
7 Removal Tumor secara makroskopis dan mikroskopis
8 Ambil spesimen tumor untuk pemeriksaan histopatologis
9 Hemostasis
10 Tutup Dura, duraraph, duraplasy
11 Pasang drain bila perlu
12 Fiksasi tulang
13 Jahit otot, Fasia dan kulit
14 Dressing luka
12 Jumlah perdarahan tercatat
13 Jumlah urin tercatat
14 Jumlah kassa yang dipakai tercatat
15 Jumlah dan jenis instrumen sesuai prosedur
Pasca Bedah
1 Dokumentasi
* Laporan operasi
* Laporan Anestesi
2 Catatan perawatan
* Pemantauan luka operasi
* Pemantauan efek samping
* Pemantauan KU rutin
* Catatan pengobatan
Pemulangan
1 Catatan keadaan pasien
2 Inform concernt pada yang merawat
3 Jadwal kontrol dan konsultasi
4 Kelengkapan status dan diagnosis
5 Catatan administrasi & keuangan
11
Bedah Saraf : Neoplasma Susunan Saraf
Epidemiologi
Tumor ini menyumbang 5-10% dari keseluruhan kasus neoplasma intrakranial.
puncak insidensnya terjadi pada usia decade kelima dan keenam dimana perban-
dingan perempuan dan laki-laki hampir sama.
Gejala Klinis
Gejala klinis yang ditimbulkan antara lain tuli sensorineural ipsilateral, gangguan
keseimbangan, dan vertigo yang idsertai dengan mual dan muntah. 80% dari pen-
derita akustik neuroma memiliki keluhan tinnitus. Jika tumor membesar dapat me-
nimbulkan efek lesi desak ruang dan dapat menekan batang otak.
Diagnosis
Diagnosis akustik neuroma dapat ditegakan dengan pemeriksaan klinis dan penun-
jang. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan radiologi
dan audiologi.
Tatalaksana
Pengobatan yang dapat diberikan antara lain secara operasi dan radiasi.
12
Bedah Saraf : Neoplasma Susunan Saraf
19. ALGORITME
20. KEPUSTAKAAN
a.Osborn AG, Blasser SI, Salzman KL, Katzman GL, Provenzale J, Castillo M, et
all. Osborn Diagnostic Imaging. Canada : Amirsys/Elsevier. 1st ed. 2004
b.Wilkins RH, Rengachary SS. Neurosurgery. USA : Mc Graw-Hill. 2nd Ed. 1996
c. Rengachary SS, Wilkins RH. Principles of Neurosurgery. London : Mosby.
1994
d.Winn HR. Youman’s Neurological Surgery. 5th ed. USA : Saunders. 1994
21. PRESENTASI
Materi presentasi menggunakan materi dalam bentuk Power Point sesuai
dengan materi modul akustik neuroma.
22. MODEL
Model pembelajaran dapat menggunakan diseksi kadaver.
13