Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh:
Ryska Al Nurfianty Ansar, S.Ked
Pembimbing:
dr. Fanny Wijaya, Sp.KJ
1
LEMBAR PENGESAHAN
2
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
LAPORAN PSIKIATRIK
Diperoleh dari alloanamnesis keluarga dan autoanamnesis dari pasien itu
sendiri.
A. Keluhan Utama
Sering berbicara sendiri
B. Riwayat Gangguan Sekarang
a. Keluhan dan Gejala :
Seorang Pasien perempuan umur 26 tahun datang ke RSKD Dadi
Makassar diantar oleh adik iparnya dengan keluhan sering berbicara
sendiri yang di alami sejak 2 tahun yang lalu. Pasien sadar kalau sering
3
berbicara sendiri dan mendengar bisikan dari malaikat dengan suara laki-
laki, menurut pasien bisikan yang didengar kurang jelas namun
frekuensinya sering bahkan sampai masuk ke mimpinya, dan setelah
bermimpi pasien langsung bersholawat dengan suara yang besar. Pasien
tidak merasa ketakutan ketika mendengar atau bermimpi karena justru
merasa dirinya dilindungi oleh yg membisikkan dengan cara dipeluk.
Pasien juga dapat melihat orang yang membisikkannya namun tidak mau
mendsikripsikan wujud tersebut dan sering melihat bayangan cahaya.
Pasien meyakini dirinya satu tingkat dibawah Allah, sehingga
melaksanakan sholat hanya 3x sehari karena dirinya wali dan merasa
dirinya indigo.
Keluarga pasien mengatakan, awal terjadi perubahan ini sekitar 2
tahun yang lalu setelah lulus dari perkuliahan S1, dimana sering
mengamuk, pasien seperti mencaci maki ketika berbicara sendiri,
melempar, sering mondar-mandir bahkan pernah kabur dari rumah,
kadang bersedih, sering ketawa, sulit tidur dan nafsu makan berkurang.
Pasien pernah berobat di RS. Wahidin namun tidak mengetahui diagnosa
dan mendapatkan semacam obat penenang lalu putus obat, dan mulai
muncul lagi sekitar 4 bulan yang lalu sampai sekarang.
b. Hendaya/disfungsi :
Hendaya sosial (-)
Hendaya pekerjaan (+)
Hendaya waktu senggang (+)
c. Faktor stressor psikososial :
Sulit dievaluasi
d. Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat fisik dan psikis
sebelumnya :
4
Riwayat infeksi (-)
Riwayat trauma (-)
Riwayat kejang (-)
Riwayat merokok (-)
Riwayat alkohol (-)
5
Perkembangan masa kanak-kanak pasien seperti
berjalan dan berbicara baik. Perkembangan bahasa dan
perkembangan motorik berlangsung baik.
Riwayat Kanak Pertengahan (3-5 tahun)
Pasien tinggal bersama kedua orangtuanya serta
saudara-saudaranya dan mendapatkan perhatian serta kasih
sayang yang cukup. Pasien menyelesaikan pendidikan sekolah
dasar 6 tahun.
Riwayat Kanak Akhir dan Remaja (12-18 tahun)
Pasien menempuh pendidikan hingga SMA.
Pergaulannya dengan temannya kurang baik mudah bergaul.
A. Deskripsi Umum :
6
Pasien seorang perempuan berusia 26 tahun, dengan perawakan
kurus memakai baju gamis berwarna merah motif dan jilbab biru navy
panjang dengan perawatan diri baik.
Kesadaran :
o Kualitatif : berubah
o Kuantitatif : Compos mentis
Aktivitas psikomotor : Tenang
Pembicaraan : Spontan, lancar dengan intonasi seperti sedang-
tinggi
Sikap terhadap pemeriksa : Kooperatif
7
Jangka pendek : Tidak terganggu
Jangka segera : Tidak terganggu
5. Pikiran abstrak : Terganggu
6. Bakat kreatif : Menulis
7. Kemampuan menolong diri sendiri : Tidak terganggu
D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi : Auditorik, visual dan peraba
2. Ilusi : Tidak ada
3. Depersonalisasi : Tidak ada
4. Derealisasi : Tidak ada
E. Pikiran
1. Arus pikiran : Flight of ideas
2. Isi pikiran :
Preokupasi : Tidak ada
Gangguan isi pikiran : Waham kebesaran
3. Hendaya berbahasa : Tidak ada hendaya dalam berbahasa, verbal
meningkat, lancar dan intonasi sedang-tinggi.
F. Pengendalian Impuls :
Terganggu
8
H. Taraf dapat dipercaya :
Dapat dipercaya
A. Status Internus
a. Keadaan umum ; Baik
b. Kesadaran : Compos mentis
c. Tanda vital :
TD : 110/80 mmHg
Nadi : 90 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 36,5 ‘C
Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterus, jantung, paru,
dan abdomen dalam batas normal, ekstremitas atas dan bawah
tidak ada kelainan.
B. Status Neurologis
a. GCS : 15 (E4M6V5)
b. Tanda rangsang menings : Tidak dilakukan pemeriksaan
c. Pupil : Bulat, isokor, diameter 2.5mm/2.5mm
d. Nervus kranialis : Dalam batas normal
e. Sistem saraf motorik dan sensorik dalam batas normal
f. Tidak ditemukan tanda bermakna dari pemeriksaan neurologis
9
berbicara sendiri dan mendengar bisikan dari malaikat dengan suara laki-
laki, menurut pasien bisikan yang didengar kurang jelas namun
frekuensinya sering, merasa dirinya dilindungi oleh yg membisikkan
dengan cara dipeluk. Pasien juga dapat melihat orang yang
membisikkannya namun tidak mau mendsikripsikan wujud tersebut dan
sering melihat bayangan cahaya. Pasien meyakini dirinya satu tingkat
dibawah Allah dan smelaksanakan sholat hanya 3x sehari karena dirinya
wali, serta merasa dirinya indigo.
Keluarga pasien mengatakan, awal terjadi perubahan ini sekitar 2
tahun yang lalu setelah lulus dari perkuliahan S1, dimana sering
mengamuk, pasien seperti mencaci maki ketika berbicara sendiri,
melempar, mondar-mandir bahkan pernah kabur dari rumah, kadang
bersedih, sering ketawa, sulit tidur dan nafsu makan berkurang. Pasien
pernah berobat di RS. Wahidin namun tidak mengetahui diagnosa dan
mendapatkan semacam obat penenang lalu putus obat, dan mulai muncul
lagi sekitar 4 bulan yang lalu sampai sekarang. Terdapat anggota keluarga
yang mengalami gangguan psikiatri yaitu sepupu 1x.
Pada pemeriksaan status mental, tampak seorang perempuan berusia
26 tahun, dengan dengan perawakan kurus memakai baju gamis berwarna
merah motif dan jilbab biru navy panjang dengan perawatan diri baik.
Kesadaran compos mentis (kuantitatif) dan berubah (kualitatif), aktivitas
psikomotor tenang, pembicaraan spontan menjawab, lancar dengan
intonasi sedang-tinggi, dan sikap terhadap pemeriksa kooperatif. Mood
ekspansif, afek appropriate dan empati tidak dapat diraba rasakan.
Pengetahuan dan kecerdasan sesuai taraf pendidikannya. Daya konsentrasi
baik. Orientasi waktu, tempat, dan orang baik. Daya ingat jangka pendek,
jangka sedang, jangka panjang, dan jangka segera baik. Pikiran abstrak
terganggu. Kemampuan menolong diri sendiri terganggu.
10
Terdapat halusinasi auditorik, visual dan peraba. Arus pikiran flight of
ideas, isi pikiran terdapat waham kebesaran dan tidak ada hendaya
berbahasa namun verbal meningkat dan lancar. Norma sosial dan
penilaian realitas terganggu, serta Tilikan 1.
1. Aksis I
Berdasarkan autoanamnesis, serta pemeriksaan status,
ditemukan gejala klinis utama sering berbicara sendiri, bersedih, sulit
tidur, halusinasi auditorik, visual dan peraba serta hendaya pekerjaan
dan di waktu senggang terganggu, sehingga dikatakan gangguan jiwa.
Dari pemeriksaan status mental, ditemukan hendaya berat
dalam menilai realitas berupa waham kebesaran maka pasien
digolongkan dalam gangguan jiwa psikotik.
Dari hasil pemeriksaan fisik dan neurologis, tidak didapatkan
adanya disfungsi otak, maka digolongkan sebagai gangguan jiwa
psikotik non organik.
Pada pemeriksaan status mental ditemukan adanya episode kini
manik dengan gejala psikotik berupa waham kebesaran dan halusinasi.
Menunjukkan gejala-gejala manik berupa percepatan dan kebanyakan
bicara, kurang tidur dan ide-ide kebesaran dan sikap yang sangat
optimistik. Dimana gejala sekitar 4 bulan terakhir dengan riwayat
sebelumnya sekitar 2 tahun yang lalu, sehingga didiagnosis gangguan
afektif bipolar episode kini manik dengan gejala psikotik.
2. Aksis II
Ciri kepribadian tidak jelas dan retardasi mental tidak ada.
3. Aksis III
11
Tidak ditemukan penyakit organobiologik pada pasien
4. Aksis IV
Stressor tidak jelas
5. Aksis V
GAF Scale 50-41.
1. Organobiologik
Tidak ditemukan kelainan fisik yang bermakna, tetapi karena
tidak terdapat ketidakseimbangan neurotransmitter sehingga pasien
memerlukan psikofarmaka.
2. Psikologik
Ditemukan adanya halusinasi auditorik, visual, peraba dan
waham kebesaran, serta perubahan perilaku pasien yang sering
berbicara sendiri sehingga pasien memerlukan psikoterapi.
3. Sosiologik
Ada hendaya penggunaan waktu senggang sehingga pasien
memerlukan psikoterapi
1. Farmakoterapi
Quetiapine 25 mg/12 jam/oral
Clozapine 25 mg/24 jam/oral
2. Terapi psikoterapi
Memotivasi pasien agar minum obat teratur dan kontrol rutin
setelah pulang dari perawatan
12
Memberi dukungan dan perhatian kepada pasien dalam
menghadapi masalah dan jangan memperberat pikiran dalam
menghadapi suatu masalah
3. Terapi kognitif
Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakit dan gejala-
gejalanya, menerangkan tentang gejala yang timbul akibat cara
berfikir, perasaan dan sikap terhadap masalah yang dihadapi.
4. Terapi keluarga
Menjelaskan kepada keluarga pasien mengenai penyakit
pasien, penyebabnya, faktor pencetus, perjalanan penyakit dan rencana
terapi serta memotivasi keluarga pasien untuk selalu mendorong
pasien mengungkapkan perasaan dan pemikirannya.
5. Terapi pekerjaan
Memanfaatkan waktu luang dengan melakukan hobi atau
pekerjaan yang bermanfaat.
IX. PROGNOSIS
Dubia ad malam
a. Faktor pendukung
Tidak terdapat kelainan organik
Ada riwayat dalam keluarga dengan keluhan yang sama
Ada gejala psikotik
b. Faktor penghambat
Stressor sulit diketahui
Perjalanan penyakit kronis
13
X. FOLLOW UP
XI. PEMBAHASAN
14
Untuk menegakkan diagnosis pasti dari gangguan afektif bipolar,
episode kini manik dengan gejala psikotik ialah:
a.episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania dengan
gejala psikotik (F30.2)
b.harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik,
manik,depresif, atau campuran) di masa lampau.
Halusinasi adalah persepsi tanpa ada objek yang sebenarnya,
dalam kasus ini terdapat halusinasi auditorik berupa bisikan-bisakan,
halusinasi penglihatan berupa cahaya, dan halusinasi peraba yaitu
merasakan dipeluk. Selain itu terdapat juga waham yang menurut budaya
setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya
perihal keyakinan agama atau politik tertentu, atau kekuatan dan
kemampuan di atas manusia biasa (misalnya mampu mengendalikan
cuaca, atau berkomunikasi dengan mahluk asing dan dunia lain) berupa
waham kebesaran karena menggap dirinya berada dibawah satu tingkat
dengan Allah. Hal ini menunjukkan adanya gejala psikotik pada pasien.
Untuk psikofarmaka digunakan Quetiapine 25 mg/12 jam/oral dan
Clozapine 25 mg/24 jam/oral yang merupakan salah satu obat anti
psikotis atipikal golongan dibenzodiazepine yang membantu
mengembalikan keseimbangan neurotransmittter di otak. Quetapine
dalam kasus ini dapat membantu mencegah perubahan suasana hati yang
parah atau menurunkan seberapa sering perubahan suasana terjadi.
Sedangkan untuk clozapine dalam hal ini digunakan untuk mengurangi
gejala psikosis pada pasien berupa halusinasi dan waham.
15
DAFTAR PUSTAKA
1. Kaplan & Sadock. 2010. Buku Ajar Psikiatri Klinis. Ed.2. EGC. Jakarta.
2. Elvira SD, Hadisukanto G, 2010, Buku Ajar Psikiatri, Badan Penerbit FKUI,
Jakarta.
3. Maslim R, 2001,Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari
PPDGJ-III, Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya, Jakarta
16