Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Psikologi Teori dan Terapan

2018, Vol. 9, No. 1,49 -61


p-ISSN: 2087-1708; e-ISSN: 2597-9035

Peran Coping Berfokus Emosi sebagai Mediator Pada Hubungan antara


Kepribadian dan Penggunaan Internet Bermasalah
Emotion-Focused Coping as Mediator of the Relation between Personality and
Problematic Internet Use

Lucky Aura Sandiana, Imelda Ika Dian Oriza


Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

Abstract: This study was conducted to examine the role of emotion-focused coping as
mediator of the relationship between personality traits and the level of problematic
internet use. A total of 174 participants in the age range 18-29 (M = 23.1, SD = 2.7)
have completed online questionnaires. The instruments used were Generalized
Problematic Internet Use Scale 2 (GPIUS2), Big Five Inventory 44, and Brief COPE.
The findings of this study show that emotional-focused coping did not work as a
mediator in the three personality trait relationships (neuroticism, extraversion, &
openness) with problematic internet use. Nevertheless, this study found that the
direction of the relationship between the three variables has aligned with previous
theories and findings. Allegations about the possibility of no significance are
discussed.
Key words: Emotional-focused coping, personality traits, problematic internet use

Abstrak: Penelitian ini dilakukan untuk melihat peran mediasi coping berfokus emosi
pada hubungan trait kepribadian dan tingkat penggunaan internet bermasalah.
Sebanyak 174 orang partisipan dengan rentang usia 18-29 tahun (M = 23,1, SD = 2,7)
telah mengisi kuesioner secara online. Terdapat tiga alat ukur untuk mengukur ketiga
variabel, yakni Generalized Problematic Internet Use Scale 2 (GPIUS2), Big Five
Inventory 44, and Brief COPE. Hasil temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa
coping berfokus emosi tidak dapat bekerja sebagai mediator dalam hubungan tiga trait
kepribadian (neuroticism, extraversion, dan openness) dengan penggunaan internet
bermasalah. Meskipun demikian, penelitian ini menemukan bahwa arah hubungan
antara ketiga variabel telah sejalan dengan teori dan temuan sebelumnya. Dugaan
mengenai kemungkinan tidak terjadi signifikansi didiskusikan.
Kata kunci: Coping berfokus emosi, trait kepribadian, penggunaan internet
bermasalah

Internet merupakan salah satu dari maupun di Indonesia menggunakannya.


bukti kemajuan teknologi. Keberadaan Data internet world statistic menunjukkan
internet memberikan kemudahan bagi jumlah pengguna internet dunia pada
penggunanya dalam memperoleh informasi tanggal 30 Juni 2017 diketahui mencapai
dan akses komunikasi. Kemudahan akses 3,8 miliar dari total populasi. Pertumbuhan
internet membuat banyak orang di dunia pengguna internet di dunia semakin

Korespondensi tentang artikel ini dapat dialamatkan kepada Lucky Aura Sandiana melalui e-mail:
aura.sandiana@gmail.com

49
Lucky Aura Sandiana & Imelda Ika Dian Oriza: Peran Coping Berfokus Emosi sebagai …(49-61)

dari tahun 2000 hingga 2017 yakni menghasilkan konsekuensi negatif bagi
sebanyak 976,4% (“World internet usage”, penggunanya baik dalam segi personal
2017). Pengguna internet di Indonesia juga maupun professional (Caplan, 2002).
mengalami peningkatan yang cukup pesat. Individu dengan penggunaan internet ber-
Pemakaian internet di Indonesia terbilang masalah memiliki beberapa kriteria seperti
sangat cepat dibanding negara lain menggunakan internet untuk mengubah
(Ratomo, 2018). Data pada tahun 2017 mood menjadi lebih baik dari sebelumnya,
menunjukkan dari total jumlah penduduk lebih memilih untuk interaksi sosial dalam
Indonesia sebesar 262 juta, 136 juta jaringan (daring) daripada tatap muka
diantara menggunakan internet. Jumlah ini langsung dalam dunia nyata, hingga adanya
perasaan tidak mampu menghentikan
mengalami peningkatan sebesar 51% dari
pemakaian (Caplan, 2010).
tahun 2016 (Yudhianto, 2017). Sugiarto
Terdapat beberapa faktor yang dapat
(2016) melaporkan bahwa jenis pengguna
mempengaruhi penggunaan internet ber-
internet di Indonesia didominasi oleh kaum
masalah diantaranya kecemasan, harga
muda yakni dengan rentang usia 20-29
diri, kejadian hidup yang menekan, kontrol
tahun. Adapun pada golongan usia 20-24
diri, perasaan malu, depresi, kesepian,
tahun berjumlah 22,3 juta orang, sementara
kohesi keluarga hingga akademis efikasi
usia 25-29 tahun berjumlah 24 juta orang.
diri (Ceyhan & Ceyhan, 2008; Kim &
Internet memiliki beragam manfaat
Davis, 2009; Li, Wang & Wang, 2009;
diantaranya sebagai alat yang digunakan
Odaci, 2011; Odaci & Celik, 2013;
pada waktu luang, aktivitas akademis,
Haddadain, Abedin, & Monirpoor, 2010;
pekerjaan, hingga dalam hubungan sosial
Mei, Yau, Chai, Guo & Potenza, 2016).
(Calvete, Gamex-Guadix, & Cortazar,
Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi
2017). Internet sering digunakan sebagai
penggunaan internet bermasalah adalah
cara untuk memperoleh informasi, menye-
coping dan kepribadian.
lesaikan tugas harian dan yang paling
Selain memiliki beragam manfaat,
banyak digunakan sebagai sumber hiburan
Internet juga dapat menjadi sumber stres
(Amichai-Hamburger, 2002). Selain memi-
dan sekaligus coping stres (Deatherage,
liki banyak manfaat, internet juga dapat
Servaty-Seib, & Aksoz, 2014; Laconi,
menimbulkan dampak negatif dan mem-
Vigouroux, Lafuente, Chabrol (2017).
buat membuat cemas berbagai pihak.
Caplan (2002) menyatakan bahwa bagi
Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan
individu yang mengalami depresi atau
Perlindungan Anak menegaskan perlunya
kesepian, internet cenderung digunakan
pengawasan terhadap akses internet pada
sebagai bentuk pelarian dari permasalahan.
anak agar terhindar dari dampak buruk
Cara-cara yang ditempuh individu untuk
yang ditimbulkannya (Ratomo, 2018).
mengatasi masalah ini disebut coping.
Generasi muda saat ini sangat erat dengan
Coping merupakan suatu cara atau bentuk
internet dan ponsel pintar yang berakibat
tindakan yang dilakukan individu untuk
negatif antara lain menjadi malas ber-
menghadapi suatu situasi yang menekan
aktivitas (Putra, 2018). Karena itu, selain
(Skinner, Edge, Altma & Sherwood, 2003).
dampak positifnya, kemajuan teknologi
Coping digolongkan menjadi dua tipe
internet akan beriringan pula dengan
yakni coping berfokus masalah (fokus pada
dampak negatif yang ditimbulkannya.
pencarian solusi dan objek dari masalah)
Permasalahan yang ditimbulkan akibat
dan coping berfokus emosi (fokus untuk
dari penggunaan internet dalam literatur
sering merujuk pada konsep penggunaan mengurangi tekanan emosional yang
internet bermasalah (PIB) yakni penggunaan dirasakan) (Lazarus & Folkman, 1984).
internet yang menjadi berlebihan hingga Penggunaan mekanisme coping yang
tidak mampu lagi dikontrol dan kemudian buruk dapat menyebabkan individu lebih

50
Jurnal Psikologi Teori dan Terapan, Vol.9, No.1, Agustus 2018

rentan terhadap perilaku maladaptif. Salah kemungkinan coping dapat berperan


satu perilaku maladaptif itu adalah menjadi mediator pada hubungan trait
penggunaan internet bermasalah (Li, kepribadian dan adiksi internet. Coping
Wang, & Wang, 2009). Individu yang memainkan peran penting dalam upaya
memiliki skor tinggi pada penggunaan pencegahan dan mengurangi ancaman serta
internet bermasalah cenderung meng- distress, sehingga ketika individu mela-
hindari permasalahan di dunia nyata, kukan coping yang tidak tepat maka ia
sehingga individu tersebut menggunakan akan menjadi rentan terhadap perilaku
mekanisme coping untuk menghindari bermasalah (Li, Wang, & Wang, 2009;
resiko yang ditimbulkan (Hetzel-Riggin, & Carver & Connor-Smith, 2010). Coping
Pritchard, 2011). Coping dengan bentuk telah dijadikan sebagai mediator pada
menghindar ini merupakan salah satu berbagai variabel, berawal dari kepribadian
strategi coping yang terdapat dalam coping dan masalah psikologis hingga kesehatan
yang berfokus emosi (Folkman, Lazarus, (Li, Wang, & Wang, 2009; Andreassi,
Dunkel-Schetter, DeLongis & Gruen, 2011; Dardas & Ahmad, 2013; Senol-
1986). Coping berfokus emosi memiliki Durak, 2016; Zhou, Li, Li, Wang, & Zhao,
beragam bentuk yang dapat dilakukan, 2017). Penelitian tersebut tidak mengkaji
diantaranya mencari dukungan emosional, mengenai peran coping sebagai mediator
fokus pada pikiran negatif, hingga per- pada kepribadian dan perilaku penggunaan
cobaan yang dilakukan guna menghindari internet bermasalah, sehingga penelitian ini
situasi yang menekan (Carver & Connor- masih belum banyak dilakukan.
Smith, 2010). Penggunaan coping berfokus Pilihan dan keefektifan dari coping
emosi yang bertujuan untuk menghindar yang digunakan, sangat tergantung pada
dari masalah menjadi tidak efektif kegigihan usaha seseorang dalam mela-
disebabkan hanya dapat mengurangi kukan coping (Bolger & Zuckerman,
perasaan tertekan dalam jangka waktu 1995). Dalam hal ini, kepribadian memiliki
yang singkat dan manambah timbulnya peran serta dalam mempengaruhi pilihan
masalah baru (Carver & Connor-Smith, dan keefektifan coping pada saat meng-
2010). hadapi sumber tekanan, dan usaha yang
Zhou, Li, Li, Wang, dan Zhao (2017) dilakukan. Setiap individu akan meng-
menemukan dalam penelitiannya terkait gunakan strategi coping yang berbeda-
adiksi internet, bahwa coping berfokus beda, dan memiliki hasil yang berbeda juga
emosi dapat meningkatkan kerentanan dan tergantung apakah coping yang digunakan
menjadi faktor resiko terhadap adiksi efektif atau tidak (Bolger & Zuckerman,
internet. Individu memuaskan dirinya 1995). Kepribadian merupakan sebuah
dengan internet yang digunakan untuk konsistensi dan individualitas dari perilaku
menghindari emosi negatif yang ditimbul- seseorang, yang didalamnya terdapat pola
kan dari situasi yang tidak diharapkan. trait permanen dan karakteristik unik
Zhou, Li, Li, Wang, dan Zhao (2017) juga (Roberts & Mroczek, dalam Feist, Feist, &
menemukan bahwa coping berfokus emosi Roberts, 2013). Terdapat lima faktor
dapat memediasi hubungan antara pembentuk kepribadian yaitu: neuroticism,
kepribadian dan adiksi internet. Individu extraversion, conscientiousness, agree-
dengan cirri kepribadian neuroticism, ableness, dan openness (McCrae & Costa,
extraversion, conscientiousness, openness 2003).
ditemukan telah menggunakan internet Penelitian terbaru mengungkapkan
sebagai mekanisme coping yang pada bahwa trait kepribadian dapat mempe-
akhirnya mengarah pada adiksi internet ngaruhi pilihan coping seseorang. Trait
(Zhou, Li, Li, Wang, & Zhao, 2017). kepribadian extraversion, neuroticism, dan
Penelitian ini menjelaskan bahwa adanya conscientiousness diketahui memprediksi

51
Lucky Aura Sandiana & Imelda Ika Dian Oriza: Peran Coping Berfokus Emosi sebagai …(49-61)

penggunaan coping berfokus pada emosi. masalah melalui proses mediasi coping.
Sedangkan trait kepribadian extraversion, Berdasarkan penelitian-penelitian se-
openness, conscientiousness, dan agree- belumnya, telah diketahui bahwa trait
ableness dapat memprediksi penggunaan kepribadian yang mempengaruhi peng-
coping berfokus pada masalah (Zhou, Li, gunaan internet bermasalah adalah trait
Li, Wang, & Zhao, 2017). neurotis, ekstraversi dan conscientiousness
Selain dipengaruhi oleh coping ber- (Haddadain, Abedin, & Monirpoor, 2010;
fokus emosi, penggunaan internet ber- Durak & Senol-Durak, 2014; Ozturk &
masalah sendiri dapat dipengaruhi oleh Ozmen, 2016). Coping yang dapat mem-
faktor internal seperti trait kepribadian. pengaruhi penggunaan internet bermasalah
Trait kepribadian dapat menjadi suatu yaitu coping yang berfokus pada emosi
penyebab individu merespon situasi yang (Zhou, Li, Li, Wang, & Zhao, 2017). Oleh
kemudian ditampilkan dalam bentuk peri- karena itu, penelitian ini dilakukan untuk
laku (Suldo, Minch, & Hearon, 2015). menguji adakah peran coping yang ber-
Trait ini juga mempengaruhi penggunaan fokus emosi sebagai mediator pada
internet individu. Beberapa penelitian hubungan antara trait kepribadian neurotis,
menemukan bahwa faktor extraversion, ekstraversi, conscientiousness dengan
neuroticism, dan conscientiousness me- penggunaan internet bermasalah. Berdasar-
miliki hubungan yang stabil dengan kan masalah tersebut, penelitian ini
penggunaan internet bermasalah, sedang- bertujuan untuk menguji apakah terdapat
kan dua trait lainnya tidak stabil dalam peran coping yang berfokus emosi sebagai
memprediksi penggunaan internet berma- mediator pada hubungan tiga trait
salah (Haddadain, Abedin, & Monirpoor, kepribadian tersebut dengan penggunaan
2010; Buckner, Castille, & Sheets, 2012; internet bermasalah.
Mark & Ganzach, 2014; Stead & Bibby,
2017). Mark dan Ganzach (2014) juga
Metode
menemukan bahwa trait kepribadian
extraversion, conscientiousness dan Penelitian ini menggunakan desain
neuroticism berasosiasi positif dengan penelitian cross-sectional studies, dimana
penggunaan internet secara global. Hasil pengujian dilakukan terhadap suatu
ini serupa dengan penelitian Stead dan fenomena dari populasi dalam satu waktu.
Bibby (2017) yang menemukan bahwa
ketiga trait tersebut berhubungan dengan Sampel
penggunaan internet bermasalah. Pada
individu yang rendah pada extraversion Penelitian ini melibatkan 193 sampel,
cenderung mengekspresikan diri melalui namun 19 orang dikeluarkan karena tidak
daring dari pada dunia nyata, sehingga sesuai dengan karakteristik penelitian.
menuntun pada penggunaan internet ber- Karakteristik sampel pada penelitian ini
masalah (Haddadain, Abedin, & yaitu pengguna internet, laki-laki dan
Monirpoor, 2010). Buckner, Castille, dan perempuan, berusia 18-29 tahun, serta
Sheets (2012) juga menemukan bahwa tingkat pendidikan akhir Sekolah
trait conscientiousness berkaitan negatif Menengah Atas (SMA). Sampel total yang
dengan penggunaan internet bermasalah. dilibatkan dalam penelitian dan dapat
Meskipun keterkaitan antara kepri- dianalisis hanya sebanyak 174 orang yang
badian dan penggunaan internet bermasa- aktif menggunakan internet (80,5%
lah telah jelas, namun penelitian ini perempuan dan 19,5% laki-laki). Sampel
diajukan untuk memberikan penjelasan memiliki rentang usia 18-29 tahun (M =
mengenai mekanisme pengaruh kepri- 23,1, SD = 27). Populasi penelitian ini
badian terhadap penggunaan internet ber- adalah orang-orang yang menggunakan

52
Jurnal Psikologi Teori dan Terapan, Vol.9, No.1, Agustus 2018

internet. Sampel diperoleh dengan teknik tinggi tingkat penggunaan internet ber-
non-probability sampling dalam bentuk masalah pada individu. Semakin rendah
convenience sampling yang artinya peneliti skor semakin rendah tingkat penggunaan
dapat mengambil sampel dimana mereka internet bermasalah pada individu. Alat
dapat ditemui, dan sampel secara sukarela ukur GPIUS2 memiliki nilai reliabilitas
bersedia menjadi partisipan penelitian 0,86 dan validitas sebesar 0,28-0,69.
(Gravetter & Forzano, 2011; Cozby & Alat ukur Big Five Inventory 44
Bates, 2015). (John, 1990) digunakan untuk melihat trait
kepribadian dan telah diadaptasi dalam
Pengumpulan Data bahasa Indonesia (Ramdhani, 2012).
Peneliti hanya menggunakan 21 butir dari
Data partisipan dikumpulkan dengan total 44 butir yang ada, dan dibagi menjadi
menyebarkan kuisioner secara online pada 3 dimensi yaitu extraversion, neuroticism,
berbagai aplikasi media sosial meng- conscientiousness. Peneliti hanya meng-
gunakan google form. Kuesioner selanjut- gunakan 3 dimensi dari 5 dimensi yang ada
nya dibagikan pada grup-grup yang dalam lima faktor kepribadian, sesuai
terdapat di dalam kontak ponsel dan dengan tujuan penelitian. BFI memiliki 7
meminta partisipan untuk bersedia mengisi alternatif respons jawaban, berkisar dari 1
kuesioner tersebut. Pengisian kuesioner ini (sangat tidak setuju) hingga 7 (sangat
memakan waktu 15-20 menit. setuju). Nilai reliabilitas untuk masing-
Partisipan yang telah selesai membaca masing dimensi BFI yakni ekstraversi
mengenai informasi penelitian, selanjutnya sebesar 0,80, conscientiousness sebesar
mengisi kesediaan yang terdapat halaman 0,83, dan neurotis sebesar 0,82. Masing-
persetujuan untuk mengikuti penelitian masing butir pernyataan pada tiap dimensi
secara online. Partisipan berhak untuk memiliki nilai validitas berkisar antara
menolak berpartisipasi dan mengehentikan 0,29-0,74.
pengisian jika partisipan merasa tidak Alat ukur Brief COPE (Carver, 1997)
nyaman saat mengisi kuisioner ataupun digunakan untuk melihat strategi coping
kehilangan minat untuk berpartisipasi. individu. Alat ini telah diadaptasi ke dalam
Partisipan langsung dapat mengerjakan bahasa Indonesia (Widianto, 2015),
kuesioner pada halaman selanjutnya, jika berjumlah 28 butir yang dikelompokkan
semua informasi dan kesediaan telah terisi. menjadi dua tipe coping berfokus masalah
Partisipan yang telah mengisi dan ber- dan coping berfokus emosi. Brief COPE
partisipasi dalam penelitian, berkesem- memiliki 4 alternatif respons jawaban,
patan untuk mengikuti undian hadiah yakni 1 (tidak pernah), 2 (jarang), 3
sebagai tanda apresiasi. (sering) dan 4 (sangat sering). Penelitian
ini hanya menggunakan coping berfokus
Alat Ukur emosi, sesuai dengan tujuan dari
penelitian. Nilai reliabilitas pada tipe
Terdapat tiga alat ukur yang
coping yang berfokus emosi sebesar 0,67
digunakan pada penelitian ini. Generalized
dan nilai validitas yang berkisar antara-
Problematic Internet Use Scale 2 atau
0,36-0,49 Ketiga alat ukur telah di uji dan
disingkat GPIUS2 (Caplan, 2010) untuk
memiliki reliabilitas serta validitas yang
mengukur tingkat penggunaan internet
baik.
seseorang dan telah diadaptasi ke dalam
bahasa Indonesia (Asanda, 2017). GPIUS2 Analisis Data
memiliki 15 butir, dengan 8 pilihan
respons jawaban yakni dari 1 (amat sangat Penelitian menggunakan pendekatan
tidak setuju) hingga 8 (amat sangat setuju). kuantitatif, dimana Penelitian dilakukan
Semakin tinggi skor menandakan semakin guna menguji variabel dan memperoleh skor

53
Lucky Aura Sandiana & Imelda Ika Dian Oriza: Peran Coping Berfokus Emosi sebagai …(49-61)

dari partisipan yang bernilai numerik untuk dalam tabel berikut:


kemudian diolah (Gravetter & Forzano,
2011). Sebelum dilakukan uji hipotesis, Tabel 2. Gambaran Umum Variabel Penelitian
penelitian ini melakukan analisis statistic Variabel Penelitian Rata-rata SD
deskriptif, guna melihat gambaran sampel. Penggunaan Internet 59,77 18,2
Data yang diperoleh dari sampel, Bermasalah
selanjutnya dilakukan pengujian mediasi Coping berfokus 46,04 4,8
dengan menggunakan makro process emosi
(Hayes, 2013) melalui program IBM SPSS Conscientiousness 33,36 6,2
2.0. Hal ini dilakukan untuk menguji efek Extraversion 28,4 6,0
variabel bebas terhadap variabel Neuroticism 33,5 7,4
tergantung melalui variabel mediator.
Penelitian ini juga menggunakan analisis Dari tabel 2, dapat diketahui bahwa
statistik deskriptif, guna melihat gambaran nilai rata-rata dari skor penggunaan
partisipan. internet bermasalah adalah 59,77 dengan
nilai minimum 15 dan maksimal 97.
Hasil Coping yang berfokus emosi memiliki
nilai rata-rata sebesar 46,04. Pada trait
Data deskriptif hasil temuan penelitian kepribadian diketahui trait neuroticism
menginformasikan kuantitas penggunaan memiliki rata-rata sebesar 33,50,
internet berikut: conscientiousness memiliki nilai rata-rata
sebesar 33,36, dimana extraversion
Tabel 1. Waktu penggunaan internet dalam memiliki rata-rata dengan nilai 28,41.
sehari Berdasarkan analisis uji mediasi yang
Jenis Frekuensi Rata dilakukan seperti tampak pada Gambar 1,
-rata peneliti menemukan bahwa proses mediasi
< 1 jam 5 coping berfokus emosi tidak terjadi pada
1-2 jam 15 hubungan antara trait neuroticism terhadap
2-3 jam 16
Waktu Coping berfokus emosi
3-4 jam 32
Penggunaan 5,4
4-5 jam 19
Internet a = 0,105* b = 0,425
5-6 jam 21
6-7 jam 23
> 7 jam 43 Neuroticism PIB
c’ = 0,666**
Pada tabel 1 dapat dilihat dapat (c = 0,71**)
diketahui bahwa jumlah waktu penggunaan
Gambar 1. Model hubungan kausal antara trait
internet rata-rata adalah 5,38 jam (SD = neuroticism, coping berfokus emosi dan
2,13) dengan total penggunaan terbanyak penggunaan internet bermasalah (PIB)
yakni lebih dari 7 jam/hari dengan
persentase 24,7%. penggunaan internet bermasalah. Trait
Penelitian ini melibatkan partisipan neuroticism secara signifikan mempenga-
yang berjumlah 174 orang (140 ruhi coping berfokus emosi (a = 0,105; p =
perempuan, 34 laki-laki) yang berusia 18- 0,04; p < 0,05) dan signifikan mem-
29 tahun (M = 23,1, SD = 2,7). Data yang pengaruhi penggunaan internet bermasalah
diperoleh mengenai gambaran dari ber- (c’ = 0,666; p < 0,00; p < 0,05). Hasil
bagai variabel penelitian yaitu penggunaan analisis menemukan bahwa coping ber-
internet bermasalah, coping berfokus fokus emosi tidak signifikan mem-
emosi serta tiga trait (conscientiousness, pengaruhi penggunaan internet bermasalah
extraversion dan neuroticism) dipaparkan (b = 0,425; p = 0,14; p > 0,05). Pada

54
Jurnal Psikologi Teori dan Terapan, Vol.9, No.1, Agustus 2018

gambar 1, dapat diketahui bahwa nilai c’ < 3 juga menemukan bahwa coping
c, yang artinya proses mediasi coping ber- berfokus emosi tidak dapat mempengaruhi
fokus emosi tidak terjadi pada hubungan penggunaan internet bermasalah (b =
antara trait neuroticism dan penggunaan 0,425; p = 0,14; p > 0,05).
internet bermasalah. Trait neuroticism
telah mampu mempengaruhi penggunaan Coping berfokus emosi
internet bermasalah tanpa adanya mediasi
coping berfokus emosi. Pengujian mediasi a = -0,009 b = 0,425
pada trait extraversion ditemukan bahwa
Conscientiousness PIB
proses mediasi coping berfokus emosi juga c’ = - 0,456*
tidak terjadi pada hubungan antara trait (c = - 0,460*)
extraversion terhadap penggunaan internet
bermasalah. Trait extraversion secara Gambar 3. Model hubungan kausal
signifikan mempengaruhi coping berfokus antara trait conscientiousness, coping
emosi (a = 0,284; p < 0,00; p < 0,05), berfokus emosi dan penggunaan
namun tidak dapat mempengaruhi peng- internet bermasalah (PIB)
gunaan internet bermasalah (c’ = -0,009; p
= 0,97; p > 0,05). Hasil analisis juga Nilai c’ terlihat lebih kecil dari pada nilai c,
menemukan coping berfokus emosi tidak hasil ini menjelaskan bahwa tidak ada
dapat mempengaruhi penggunaan internet proses mediasi pada hubungan trait
bermasalah (b = 0,425; p = 0,14; p > 0,05). conscientiousness dan penggunaan internet
bermasalah.
Coping berfokus emosi
Pembahasan
a = 0,284** b = 0,425
Pada pengujian mediasi yang
Extraversion PIB dilakukan, peneliti menemukan bahwa
c’ = -0,009 coping berfokus emosi tidak dapat
(c = 0,112) memediatori hubungan dari ketiga trait
Gambar 2. Model hubungan kausal antara trait kepribadian (neuroticism, extraversion,
extraversion, coping berfokus emosi dan dan conscientiousness) dan penggunaan
penggunaan internet bermasalah (PIB) internet bermasalah. Hasil ini berbeda
dengan penelitian sebelumnya, yang
Pada gambar 2, dapat diketahui bahwa menemukan coping berfokus emosi dapat
nilai c’ < c, artinya coping berfokus emosi memediatori hubungan trait kepribadian
tidak dapat bekerja sebagai mediator pada extraversion, neuroticism, conscientious-
hubungan antara trait extraversion dan ness dan openness terhadap adiksi internet
penggunaan internet bermasalah. Selain (Zhou, Li, Li, Wang, & Zhao, 2017).
itu, pada trait conscientiousness, peneliti Penjelasan yang paling memungkinkan
mene-mukan bahwa proses mediasi untuk menjelaskan hal tersebut yakni,
coping berfokus emosi tidak terjadi pada bentuk mekanisme coping berfokus emosi
hubungan antara conscientiousness dan yang begitu luas dan tidak spesifik pada
penggunaan internet bermasalah. Trait penggunaan internet. Lazarus dan
conscientiousness tidak dapat mempe- Folkman (1984) mendefinisikan coping
ngaruhi coping berfokus emosi (a = - berfokus emosi sebagai strategi yang
0,009; p = 0,89; p > 0,05), namun dapat dilakukan untuk mengurangi tekanan
mempengaruhi penggunaan internet emosional atau distress yang dirasakan.
bermasalah (c’ = -0,456; p = 0,04; p < Bentuk coping ini sendiri bisa dengan
0,05). Hasil analisis seperti pada Gambar berbagai cara seperti menonton televisi,

55
Lucky Aura Sandiana & Imelda Ika Dian Oriza: Peran Coping Berfokus Emosi sebagai …(49-61)

tidur, menggunakan obat-obatan, mencari 2017). Walaupun jika melihat dari nilai p
dukungan emosional atau dengan ber- maka model ini tidak signifikan (p > 0,05),
paling pada agama (Carver, Weintraub, & namun tidak berarti antar variabel tidak
Scheier, 1989). Hal ini dapat menjadi memiliki hubungan satu sama lainnya.
penjelas bahwa terdapat banyak cara untuk Pada trait extraversion ditemukan bahwa
mengatasi masalah-masalah yang dihadapi secara arah yang positif terhadap coping
individu. Perbedaan bentuk coping yang berfokus emosi. Hal ini berbeda dengan
dilakukan pada tiap orang berbeda sesuai penelitian sebelumnya yang menemukan
dengan kepribadiannya (Bolger & extraversion mempengaruhi coping ber-
Zuckerman, 1995). Internet tidak selalu fokus emosi secara negatif (Kaiseler,
dijadikan sebagai mekanisme coping Polman & Nicholls, 2012). Menurut teori,
seseorang. Hasil ini berbeda dengan individu yang ekstrovert memiliki emosi
beberapa penelitian sebelumnya, yang yang lebih positif, antusias, yang ketika
menyatakan bahwa penggunaan internet dihadapkan pada suatu masalah akan
dapat dijadikan sebagai mekanisme coping cenderung berpikir positif dan mencari
terhadap satu masalah yang dihadapi penyelesaian masalah sehingga kurang
(Caplan, 2002; Buckner, Castille, & menggunakan coping berfokus emosi
Sheets, 2012; Senol-Durak & Durak, (Andreassi, 2011). Pengaruh positif trait
2016). Hal ini kemudian yang menjadi extraversion terhadap coping berfokus
salah satu kemungkinan penyebab tidak emosi dapat dijelaskan dengan adanya
signifikannya pengaruh mediator terhadap pencarian dukungan emosional (Kaiseler,
hubungan kepribadian dan PIB. Polman, & Nicholls, 2012). Pencarian
Kemungkinan lainnya adalah para dukungan emosional merupakan salah satu
partisipan pada penelitian ini memiliki bentuk coping berfokus emosi yang
rata-rata penggunaan internet bermasalah meliputi suatu usaha untuk mendapatkan
yang rendah (M = 59,77), sehingga tidak dukungan atau simpati orang lain (Carver,
menggambarkan hasil yang sesungguhnya. Weintraub, & Scheier, 1989).
Bagaimana mekanisme trait kepribadian Proses ini tidak sampai pada peng-
individu dengan penggunaan internet gunaan internet bermasalah bisa jadi dapat
bermasalah dalam melakukan coping disebabkan oleh cirri trait extraversion
emosi yang kemudian menuntun pada yang senang berkumpul dengan suatu
penggunaan internet bermasalah tidak kelompok (Feist, Feist, & Roberts, 2013).
terlihat. Kemungkinan hasil yang diperoleh Ketika individu dengan trait extraversion
dapat berbeda jika partisipan yang diteliti menghadapi perasaan yang kurang menye-
merupakan individu dengan penggunaan nangkan atau stres, mereka cenderung
internet bermasalah tinggi. mencari dukungan emosional sebagai
Melihat arah hubungan pada model mekanisme coping dengan cara bertemu
penelitian, dapat dikatakan bahwa alur langsung orang yang dapat memberikan
mediasi telah sesuai dengan teori dan dukungan tersebut dibanding memenuhi
penelitian sebelumnya. Trait kepribadian kebutuhannya secara online. Hal ini di-
neurotis yang tinggi dapat mempengaruhi sebabkan, orang yang tinggi pada
penggunaan coping berfokus emosi yang extraversion menganggap interaksi sosial
kemudian mempengaruhi PIB (Zhou, Li, Li, melalui online tidak semenarik ketika
Wang, & Zhao, 2017). Trait kepribadian melakukan interaksi langsung (Buckner,
conscientiousness yang rendah juga dapat Castille, & Sheets, 2012). Perilaku ini
mempengaruhi penggunaan coping berfokus membuat individu dengan ciri trait
emosi, selanjutnya dapat mempengaruhi extraversion tidak rentan pada perilaku
penggunaan internet pada individu menjadi penggunaan internet bermasalah.
bermasalah (Zhou, Li, Li, Wang, & Zhao,

56
Jurnal Psikologi Teori dan Terapan, Vol.9, No.1, Agustus 2018

Arah hubungan conscientiousness berfokus emosi tidak dapat bekerja sebagai


terhadap coping berfokus emosi juga mediator pada hubungan antara trait
negatif, yang kemudian pengaruhnya kepribadian neurotis, ekstraversion dan
terhadap penggunaan internet bermasalah conscientiousness dengan penggunaan
menjadi rendah. Hasil ini sesuai dengan internet bermasalah. Penelitian ini juga
penelitian sebelumnya, dimana sikap menemukan adanya kesesuaian dari arah
disiplin dan kontrol diri yang baik pada hubungan pada setiap variabel dengan teori
trait conscientiousness membuat individu serta penelitian sebelumnya. Meskipun
tidak menggunakan coping berfokus emosi pada akhirnya tidak mendapatkan gam-
seperti penggunaan internet, sehingga baran yang lebih jelas karena peran coping
kemungkinan rentan terhadap perilaku yang tidak signifikan sebagai mediator,
maladaptif akan rendah (Zhou, Li, Li, namun arah alur hubungannya telah sesuai
Wang, & Zhao, 2017). Diketahui bahwa dengan teori yang ada.
individu dengan karakteristik trait berupa Penelitian ini tidak terlepas dari
conscientiousness menggunakan internet banyaknya kekurangan yang terjadi dalam
sesuai dengan tujuannya saja, serta penelitian. Terdapat beberapa kekurangan
mengetahui konsekuensi penggunaan yang atau batasan dalam penelitian ini di-
berlebihan untuk dirinya, sehingga antaranya karakteristik partisipan yang me-
membuat individu dengan trait ini kurang rupakan pengguna internet secara umum
terlibat dengan internet yang belebihan dan kurang representatif, sehingga dapat
(Zhou, Li, Li, Wang, & Zhao, 2017). menjadi penyebab model penelitian
Pada trait neuroticism, diketahui menjadi tidak signifikan. Partisipan
signifikan mempengaruhi coping berfokus penelitian yang didominasi oleh partisipan
emosi. Hasil ini serupa dengan temuan perempuan yang menyebabkan tidak dapat
sebelumnya yang menemukan tingginya dilakukan uji beda guna mengetahui per-
trait neuroticism akan mempengaruhi bedaan tingkat penggunaan internet
tingginya penggunaan coping berfokus bermasalah antara perempuan dan laki-
emosi (Zhou, Li, Li, Wang, & Zhao, 2017). laki. Kemudian, mekanisme coping yang
Tidak sedikit penelitian yang meng- diukur juga masih terlalu luas dan
ungkapkan pada trait neuroticism, internet beragam, dimana terdapat beragam bentuk
dijadikan salah satu coping untuk lari atau coping yang bisa dilakukan selain dengan
menghindar dari distress dan perasaan internet.
tidak menyenangkan (Buckner, Castille, & Batasan lainnya, yakni penelitian ini
Sheets, 2012; Zhou, Li, Li, Wang, & Zhao, menjumlahkan seluruh bentuk strategi
2017). Perilaku ini kemudian akan yang terdapat pada coping berfokus emosi
menuntun individu pada perilaku mal- dan memandang negatif seluruh stategi
adaptif seperti PIB. McCrae & Costa didalamnya, yang mana masih terdapat
(1986) mengatakan bahwa individu yang beberapa strategi yang berbentuk positif.
neuroticism tinggi, akan cenderung meng- Selanjutnya, jumlah partisipan pada
gunakan coping yang tidak efektif sebagai penelitian ini dapat dikatakan masih
pemecahan masalah. Dikatakan sebagai rendah, kemungkinan hasil akan berbeda
tidak efektif, karena bentuk coping jika sampel partisipan semakin banyak.
berfokus emosi ini tidak menyelesaikan Kekurangan lain pada penelitian ini yaitu
masalah, namun hanya mengurangi adanya kesulitan untuk menentukan
ancaman yang dirasa akan melukai diri batasan-batasan dalam mengukur tingkat
(Lazarus & Folkman, 1984). penggunaan internet bermasalah, sehingga
Berdasarkan penjelasan-penjelasan data yang diperoleh masih terlalu umum
tersebut dapat dipahami terdapat beberapa dan tidak dapat menyaring partisipan
hal yang dapat menjelaskan bahwa coping dengan baik. Caplan (2002) mengatakan

57
Lucky Aura Sandiana & Imelda Ika Dian Oriza: Peran Coping Berfokus Emosi sebagai …(49-61)

penggunaan internet bermasalah tidak ini bisa disebabkan arah hubungan pada
memiliki batasan waktu spesifik ataupun setiap variabel telah sesuai dengan teori
standar perilaku untuk mengindentifikasi dan penelitian sebelumnya.
penggunaan internet sebagai bermasalah. Karena itu, disarankan agar penelitian
selanjutnya perlu menentukan karakteristik
Simpulan dan Saran sampel yang lebih meng-khususkan pada
populasi dengan tingkat penggunaan
Penelitian ini menyimpulkan bahwa internet bermasalah yang tinggi. Selain itu,
coping berfokus emosi tidak dapat bekerja peneliti selanjutnya disarankan agar dapat
sebagai mediator pada hubungan antara menyesuaikan bentuk coping dengan
kepribadian dan penggunaan internet konteks penggunaan internet. Hal ini
bermasalah. Hasil yang tidak signifikan disebankan pada penelitian kali ini konteks
pada model mediasi ini tidak berarti sama coping masih bersifat umum dan tidak
sekali tidak terdapat peran mediator. Hal spesifik.

Daftar Pustaka

Amichai-Hamburger. Y. (2002). Internet Caplan, S. E. (2002). Problematic internet


and personality. Computers in use and psychosocial well-being:
Human Behavior, 18(1), 1-10. development of a theory-based
cognitive-behavioral measurement
Andreassi, J. K. (2011). What the person
instrument. Computers in Human
brings to the table: Personality,
Behavior, 18, 553-575.
coping and work-family conflict.
Journal of Family Issues, 32(11), Caplan, S. E. (2010). Theory and
1474-1499. measurement of generalized
problematic internet use: A two-
Asananda, N. C. (2017). Hubungan antara
step approach. Computers in
problematic internet use dan
Human Behavior, 26, 1089-1097.
loneliness pada mahasiswa, Skripsi.
Depok: Fakultas Psikologi UI. Carver, C. S. (1997). You want to measure
coping but your protocol’s too
Bolger, N., & Zuckerman, A. (1995). A
long: Consider the brief cope.
Framework for studying personality
International Journal of Behavioral
in the stress process. Journal of
Medicine, 4(1), 92-100.
Personality and Social Psychology,
69(5), 890-902. Carver, C. S., Weintraub, J. K., & Scheier,
M. F. (1989). Assesing coping
Buckner, J. E., Castille, C. M., & Sheets,
strategies: A theoretically based
T. L. (2012). The five factor model
approach. Journal of Personality
of personality and employees’
and Social Psychology, 56(2). 267-
excessive use of technology.
283.
Computers in Human Behavior, 28,
1947-1953. Ceyhan, A. A., & Ceyhan, E. (2008).
Loneliness, depression, and
Calvete, E., Gamez-Guadix. M., &
computer self-efficacy as predictors
Cortazar, N. (2017). Mindfulness
of problematic internet use.
facets and problematic internet use:
CyberPsychology and Behavior,
A six-month longitudinal study.
Addictive Behaviors, 72, 57-63. 11(6), 699-701.

58
Jurnal Psikologi Teori dan Terapan, Vol.9, No.1, Agustus 2018

Cozby, P. C., & Bates, S. C (2015). Gravetter, F. J., & Forzano, L. B. (2011).
Methods in Behavioral Research Research Methods for the
11th ed. New York: McGraw-Hill th
Behavioral Sciences 4 ed. United
Education. States: Wadsworth, Cengage
Learning.
Dardas, L. A., & Ahmad, M. M. (2013).
Coping strategies as mediators and Haddadain, F., Abedin, A., & Monirpoor,
moderators between stress and N. (2010). Appraisal of personality,
quality of life among parents of family structure and gender in
children with autistic disorder. predicting problematic use of
Stress Health, 31, 5-12. internet. Procedia Social and
Behavioral Sciences, 5, 850-854.
Davis, R. A. (2001). A cognitive-
behavioral model of pathological Hayes, A. F. (2013). Introduction to
internet use. Computers in Human Mediation, Moderation, and
Behavior, 17, 187-195. Conditional Process Analysis: A
Regression-Based approach. New
Deatherage, S., Servaty-Seib, H. L., &
York: The Guilford Press.
Aksoz, I. (2014). Stress, coping,
and internet use of college students. Hetzel-Riggin, M. D., & Pritchard, J. R.
Journal of American College (2011). Predicting problematic
Health, 62(1), 40-46. internet use in men and women:
The contributions of psychological
Durak, M., & Senol-Durak, E. (2014).
distress, coping style, and body
Which personality traits are
esteem. Cyberpsychology, Behavior
associated with cognitions related
and Social Networking, 14(9), 519-
to problematic internet use. Asian
525.
Journal of Social Psychology, 17,
206-218. John, O. (1990). The ‘big five’ factor
taxonomy: Dimensions of
Feist, J., Feist, G. J., & Roberts, T. (2013).
personality in the natural language
Theories of Personality 8th ed. New
and questionnaires. In. L. A. Pervin
York: McGraw-Hill.
(Ed.), Handbook of Personality:
Folkman, S., Lazarus, R. S., Dunkel- Theory and Research (pp. 66-100).
Schetter, C., DeLongis, A., & New York: Guilford Press.
Gruen, R. J. (1986). Dynamics of a
Kaiseler, M., Polman, R. C. J., & Nicholls,
stressful encounter: Cognitive
A. R. (2012). Effects of the big five
appraisal, coping, and encounter
personality dimensions on appraisal
outcomes. Journal of Personality
coping and coping effectiveness in
and Social Psychology, 50(5), 992-
sport. European Journal of Sport
1003.
Science, 12(1), 62-72.
Frangos, C. C., Frangos, C. C., &
Kim, H., & Davis, K. E. (2009). Toward a
Sotiropoulos, I. (2011).
comprehensive theory of
Problematic internet use among
problematic internet use:
greek university students: An
Evaluating the role of self-esteem,
ordinal logistic regression with risk
anxiety, flow, and the self-rated
factors’ negative psychological
importance of internet activities.
belief, pornographic sites and
Computers in Human Behavior, 25,
online games. Cyberpsychology,
490-500.
Behavior and Social Networking.

59
Lucky Aura Sandiana & Imelda Ika Dian Oriza: Peran Coping Berfokus Emosi sebagai …(49-61)

Kumar, R. (2011). Research Methodology: aggression and self-perception.


A Step-by-Step Guide for Computer in Human Behavior, 29,
Beginners. London: SAGE 2382-2387.
Publications. Ozturk, E., & Ozmen, S. K. (2016). The
Laconi, S., Vigouroux, M., Lafuente, C., & relationship of self-perception,
Chabrol, H. (2017). Problematic personality and high school type
internet use, psychopathology, with the level of problematic
personality, defense and coping. internet use in adolescents.
Computers in Human Behavior, 73, Computers in Human Behavior, 65,
47-54. 501-507.
Lazarus, R. S., & Folkman, S. (1984). Putra, Y. M. P. (2018). Manfaatkan
Stress Appraisal and Coping. New perkembangan informasi dengan
York: Springger Publishing bijak. Republika. Diakses dari
Company. http://www.republika.co.id/berita/p
endidikan/dunia-
Li, H., Wang, J., & Wang, L. (2009). A
kampus/18/01/11/p2e4o3284-
survey on the generalized
manfaatkan-perkembangan-
problematic internet use in Chinese
informasi-dengan-bijak.
college students and its relations to
stressful life events and coping Ratmono, U. T. (2018). Menjaga anak dari
style. International Journal Mental pengaruh buruk. AntaraNews.
Health Addiction, 7, 333-346. Retrived from:
https://www.antaranews.com/berita
Mark, G., & Ganzach, Y. (2014).
/685694/artikel-menjaga-anak-dari-
Personality and internet usage: A
pengaruh-buruk-internet.
large-scale representative study of
young adults. Computers in Human Ramdhani, N. (2012). Adaptasi bahasa dan
Behavior, 36, 274-281. budaya inventory big five. Jurnal
Psikologi, 39(2), 189-207.
McCrae, R. R., & Costa, P. T. (2003).
Personality in Adulthood 2thed, A Senol-Durak, E., & Durak, M. (2016).
Five-Factor Theory Perspective. Cognitions about problematic
London: The Guilford Presss. internet use: The importance of
negative cognitive stress appraisals
McCrae, R. R., & Costa, P. T. (1986).
and maladaptive coping strategies.
Personality, coping and coping
Current Psychology,
effectiveness in an adult sample.
DOI:10.1007/s12144-016-9424-4.
Journal of Personality, 54, 385-
405. Skinner, E. A., Edge, K., Altman, J., &
Sherwood. (2003). Searching for
Mei, S., Yau, Y. H. C., Chai, J., Guo, J., &
the structure of coping: A review
Potenza, M. N. (2016). Problematic
and critique of category systems for
internet use, well-being, self-
classifying ways of coping.
esteem and self-control: Data from
Psychplogical Bulletin, 129(2),
a high-school survey in China.
216-269. DOI: 10.1037/0033-
Addictive Behavior, 61, 74-79.
2909.129.2.216.
Odaci, H., & Celik, C. B. (2013). Who are
Spada, M. M. (2014). An overview of
problematic internet users? An
Problematic Internet Use. Addictive
investigation of the correlations
between problematic internet use Behaviors, 39, 3-6.
and shyness, loneliness, narcissism,

60
Jurnal Psikologi Teori dan Terapan, Vol.9, No.1, Agustus 2018

Stead, H., & Bibby, P. A. (2017). mahasiswa Universtas Indonesia.


Personality, fear of missing out and Skripsi. Depok: Fakultas Psikologi
problematic internet use and their Universitas Indonesia.
relationship to subjective well- Yudhianto. (2017). 132 Juta pengguna
being. Computer in Human internet Indonesia, 40% penggila
Behavior, 76, 534-540. medsos. Detikinet. Diakses dari
Sugiharto, B. A. (2016). Pengguna Internet https://inet.detik.com/cyberlife/d-
di Indonesia didominasi anak 3659956/132-juta-pengguna-
muda. CNNIndonesia. Diakses dari internet-indonesia-40-penggila-
https://www.cnnindonesia.com/tek medsos.
nologi/20161024161722-185- Zhou, Y., Li, D., Li, X., Wang, Y., &
167570/pengguna-internet-di- Zhou, L. (2017). Big five
indonesia-didominasi-anak-muda. personality and adolescent internet
Suldo, S. M., Minch, D. R., & Hearon, B. addiction: The mediating role of
V. (2015). Adolescent life coping style. Addictive behaviors,
satisfaction and personality 64, 42-48.
characteristics: Investigating World internet usage and population
relationships using a five factor statistics. (2017). Internet World
model. Journal Happiness Study, Stats. Diakses dari
16, 965-983. http://www.internetworldstats.com/
Widianto, V. (2015). Hubungan antara stats.htm
optimism dan strategi coping pada

61

Anda mungkin juga menyukai