Anda di halaman 1dari 8

BAB IV

PEMBAHASAN

Dalam sub bab ini penulis membahas mengenai asuhan kebidanan pada keluarga
berencana dengan akseptor KB Suntik Progestin secara terperinci dimulai dari langkah awal
yaitu pengkajian data sampai evaluasi sebagai langkah akhir.
Data subyektif dilakukan melalui anamnesa pada pasien, dalam praktik kebidanan
dilapangan pengkajian yang telah dilakukan sudah sesuai dengan teori. Pengkajian yang
dilakukan mulai dari identitas pasien, alas an datang, keluhan utama, riwayat kesehatan,
riwayat obstetric, pemenuhan kebutuhan sehari-hari, dan tingkat pengetahuan pasien.
Berdasarkan anamnesa keluhan pasien yaitu ibu mengatakan tidak ada keluhan, ibu ingin KB
suntik progestin. (Everett, 2008).
Data obyektif dilakuakan mulai dari pemeriksaan pasien sesuai dengan teori yang
sudah didapatkan mulai dari pemeriksaan umum, status present, status obstetric, reflek patella
dan pemeriksaan penunjang.Pada pemeriksaan obstetric hasilnya tidak terdapat kelainan.
Tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik (Everett, 2008).
Analisa ditegakkan sesuai dengan hasil pemeriksaan. Analisa tersebut adalah Ny. B
umur 30 tahun dengan akseptor KB suntik progestin. (Everett, 2008).
Planning yang dilakukan berdasarkan asuhan kebidanan KB yaitu memberikan
konseling tentang manfaat, efek samping, indikasi dan kontraindikasi dari KB suntik
progestin.
Asuhan kebidanan yang diberikan sudah sesuai dengan kebutuhan dan kewenangan
bidan serta sesuai dengan yang penulis dapatkan pada saat pembelajaran.
BAB IV
PEMBAHASAN

Dalam sub bab ini penulis membahas mengenai asuhan kebidanan pada keluarga
berencana dengan akseptor KB PIL secara terperinci dimulai dari langkah awal yaitu
pengkajian data sampai evaluasi sebagai langkah akhir.
Data subyektif dilakukan melalui anamnesa pada pasien, dalam praktik kebidanan
dilapangan pengkajian yang telah dilakukan sudah sesuai dengan teori.Pengkajian yang
dilakukan mulai dari identitas pasien, alasan datang, keluhan utama, riwayat kesehatan,
riwayat obstetric, pemenuhan kebutuhan sehari-hari, dan tingkat pengetahuan
pasien.Berdasarkan anamnesa keluhan pasien yaitu ibu mengatakan tidak ada keluhan, ibu
ingin KB PIL. (Arum & Sujiyatini, 2009). Tidak ada kesenjangan teori dan praktik
Data obyektif dilakuakan mulai dari pemeriksaan pasien sesuai dengan teori yang
sudah didapatkan mulai dari pemeriksaan umum, status present, status obstetric, reflek patella
dan pemeriksaan penunjang.Pada pemeriksaan obstetric hasilnya tidak terdapat kelainan.
Analisa ditegakkan sesuai dengan hasil pemeriksaan. Analisa tersebut adalah Ny. S
.umur 24 th dengan akseptor KB PIL. (Arum & Sujiyatini, 2009).
Planning yang dilakukan berdasarkan asuhan kebidanan KB yaitu memberikan
konseling tentang manfaat, efek samping, indikasi dan kontraindikasi dari KB PIL.
Asuhan kebidanan yang diberikan sudah sesuai dengan kebutuhan dan kewenangan
bidan serta sesuai dengan yang penulis dapatkan pada saat pembelajaran. (Arum & Sujiyatini,
2009).
BAB IV
PEMBAHASAN

Dalam sub bab ini penulis membahas mengenai asuhan kebidanan pada keluarga
berencana dengan akseptor KB IUD secara terperinci dimulai dari langkah awal yaitu
pengkajian data sampai evaluasi sebagai langkah akhir.
Data subyektif dilakukan melalui anamnesa pada pasien, dalam praktik kebidanan
dilapangan pengkajian yang telah dilakukan sudah sesuai dengan teori. Pengkajian yang
dilakukan mulai dari identitas pasien, alas an datang, keluhan utama, riwayat kesehatan,
riwayat obstetric, pemenuhan kebutuhan sehari-hari, dan tingkat pengetahuan pasien.
Berdasarkan anamnesa keluhan pasien yaitu ibu mengatakan tidak ada keluhan, ibu ingin
melakukan pemasangan KB IUD. (Arum & Sujiyatini, 2009). Tidak ada kesenjangan teori
dan praktik.
Data obyektif dilakuakan mulai dari pemeriksaan pasien sesuai dengan teori yang
sudah didapatkan mulai dari pemeriksaan umum, status present, status obstetric, reflek patella
dan pemeriksaan penunjang.Pada pemeriksaan obstetric hasilnya tidak terdapat kelainan.
(Arum & Sujiyatini, 2009). Tidak ada kesenjangan teori dan praktik.
Analisa ditegakkan sesuai dengan hasil pemeriksaan. Analisa tersebut adalah Ny. M
umur 37 tahun P1A0 dengan akseptor baru KB IUD. (Arum & Sujiyatini, 2009).
Planning yang dilakukan berdasarkan asuhan kebidanan KB yaitu memberikan
konseling tentang manfaat, efek samping, indikasi dan kontraindikasi.
Asuhan kebidanan yang diberikan sudah sesuai dengan kebutuhan dan kewenangan
bidan serta sesuai dengan yang penulis dapatkan pada saat pembelajaran. (Arum & Sujiyatini,
2009).Tidak ada kesenjangan teori dan praktik.
BAB IV
PEMBAHASAN

Dalam sub bab ini penulis membahas mengenai asuhan kebidanan pada keluarga
berencana dengan akseptor KB Implant secara terperinci dimulai dari langkah awal yaitu
pengkajian data sampai evaluasi sebagai langkah akhir.
Data subyektif dilakukan melalui anamnesa pada pasien, dalam praktik
kebidanan dilapangan pengkajian yang telah dilakukan sudah sesuai dengan teori .Pengkajian
yang dilakukan mulai dari identitas pasien, alasan datang, keluhan utama, riwayat kesehatan,
riwayat obstetric, pemenuhan kebutuhan sehari-hari, dan tingkat pengetahuan pasien.
Berdasarkan anamnesa keluhan pasien yaitu ibu mengatakan tidak adak eluhan, ibu ingin
melakukan pemasangan KB Implant. (Brahm, 2009).Tidak ada kesenjangan antara teori dan
praktik.
Data obyektif dilakuakan mulai dari pemeriksaan pasien sesuai dengan teori
yang sudah didapatkan mulai dari pemeriksaan umum, status present, status obstetric, reflek
patella dan pemeriksaan penunjang. Pada pemeriksaan obstetric hasilnya tidakter dapat
kelainan. (Brahm, 2009).Tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik.
Analisa ditegakkan sesuai dengan hasil pemeriksaan. Analisa tersebut adalah
Ny. G .umur 31th P1A0 dengan akseptor lama KB implant. (Brahm, 2009).Tidak ada
kesenjangan antara teori dan praktik.
Planning yang dilakukan berdasarkan asuhan kebidanan KB yaitu memberikan
konseling tentang manfaat, efek samping, indikasi dan kontraindikasi. Memberikan pendkes
tentang hal yang perlu diketahui seperti tanda infeksi pada luka yang diinsisi, jangan
mengenai luka dengan air selama 3 hari, tidak mengangkat barang yang berat terlebih dahulu,
memberikan terapiobat amoxillin 3x1, antacid 3x1 dan GG 3x2. (Brahm, 2009).Tidak ada
kesenjangan antara teori dan praktik.
Asuhan kebidanan yang diberikan sudah sesuai dengan kebutuhan dan
kewenangan bidan serta sesuai dengan yang penulis dapatkan pada saat pembelajaran.
BAB IV

PEMBAHASAN

Dalam sub bab ini penulis membahas mengenai asuhan bayi baru lahir/neonatus
fisiologis pada By. Ny. D usia 2 jam normal periode transisi fase tidur secara terperinci mulai
data subyektif sampai penatalaksaannya.
1. Data Subyektif
Setelah dilakukan anamnesa pada ibu bayi didapatkan informasi bahwa bayi lahir cukup
bulan yaitu 39 minggu. Hal ini sesuai dengan teori bahwa : Bayi baru lahir normal adalah
berat lahir antara 2500 - 4000 gram,cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada
kelainan kongenital(cacat bawaan) yang berat (Kukuh Rahardjo, 2014 : 5). hal tersebut
membuktikan bahwa tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktik di lahan.
2. Data Obyektif
Setelah dilakukan pemeriksaan antropometri didapatkan BB bayi = 3750 gram, PB = 51
cm, lingkar dada = 32 cm, lingkar kepala = 34 cm. Hal ini menunjukkan ciri-ciri bayi
baru lahir normal, menurut Dewi (2011) : ciri-ciri bayi normal yaitu : BB = 2500-4000
gram, PB = 48-52, Lingkar dada = 30-38 cm, Lingkar Kepala = 33-36 cm. Jadi, tidak ada
kesenjangan atara teori dengan praktik di lahan.
3. Analisa
Analisa yang ditegakkan dari kasus ini adalah By. Ny. D Usia 2 Jam Normal Fase Tidur.
Hal ini didukung oleh data subyektif : bayi baru lahir, masih berusia 2 jam, bayi lahir
cukup bulan, dan dari data obyektif BB bayi = 3750 gram, PB = 51 cm, lingkar dada =
32 cm, lingkar kepala = 34 cm. Berdasarkan data-data tersebut bayi dapat dikatakan
normal/fisiologis. Hal ini sudah tepat dan sesuai dengan teori. menurut Dewi (2011) Jadi,
tidak ada kesenjangan atara teori dengan praktik di lahan.
4. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang diberikan pada bayi baru lahir adalah menjaga kehangatan bayi
untuk mencegah hipotermi, memberikan ASI, memberikan injeksi vitamin K1 1 jam
setelah bayi melakukan IMD, memberikan imunisasi HB neo setelah 1 jam pemberian
vitamin K1, dan rawat gabung antara ibu dan bayi. Hal ini menunjukkan tidak ada
kesenjangan antara teori dan praktik. menurut Dewi (2011) Jadi, tidak ada kesenjangan
atara teori dengan praktik di lahan.
BAB IV

PEMBAHASAN

Dalam sub bab ini penulis membahas mengenai asuhan kebidanan pada ibu nifas
fisiologis 6 jam post partum secara terperinci mulai dari pengkajian data sampai evaluasi.
1. Data Subyektif

Dilakukan melalui anamnesa pasien. Pengkajian yang dilakukan pada Ny. F P2A0 umur
30 tahun 6 jam post partum fase Taking Indidapatkan bahwa pasien mengatakan bahwa
pasien mengeluh perutnya terasa mules dan nyeri di jalan lahir bekas jahitan
perineumnya. Sesuai dengan teori bahwa setelah proses persalinan maka uterus akan
berinvolusi yang menyebabkan perut ibu terasa mules. (Sarwono, 2014)
2. Data Obyektif
Didapatkan bahwa lochea pada ibu nifas 6 jam post partum adalah lochea rubra yang
berwarna merah segar. Hal ini sesuai dengan teori (Marmi, 2011) bahwa hari ke-1
sampai ke-3 post partum berwarna merah, sehingga tidak ada kesenjangan antara teori
dan praktik.
3. Analisa
Analisa dari kasus Ny. F P2A0 umur 30 tahun 6 jam post partum fase Taking In. Hal ini
didukung dari data subyektif, ibu mengatakan umurnya 30 tahun, persalinan ini
merupakan persalinan yang kedua, ibu sering mengulang-ulang cerita tentang
pengalaman proses persalinannya saat ini kepada keluarga dan kerabat yang
menjenguknya, sehingga analisa yang ditegakkan sudah sesuai. Tidak ada kesenjangan
antara teori dan lahan praktik. (Sarwono, 2014)
4. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang diberikan kepada ibu adalah memberikan penkes tentang mules
yang ibu rasakan merupakan hal yang fisiologis, memberikan penkes tentang perawatan
luka jahit perineum, penkes tentang perawatan bayi sehari-hari, dan pemberian terapi
Vitamin A 1x1 (2 hari), asam mefenamat 3x1, amoxicillin 3x1, hufabion 1x1.
(Sarwono, 2014 : 356) Tidak ada kesenjangan teori dan praktik.(Sarwono, 2014)

BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam BAB ini penulis membahas mengenai asuhan kebidanan pada
persalinan patologis secara terperinci mulai dari langkah pertamaya itu pengkajian
data-data, evaluasi sebagai langkah terkhir. Dalam praktik kebidanan ini, asuhan yang
diberikan sesuai dengan teori yang didapat.
1. Data subyektif
Dilakukan melalui anamnesa pada pasien, dalam praktik dilapangan
pengkajian yang dilakukan sesuai dengan teori mulai dari identitas, alas an datang,
keluhan utama, riwayat kesehatan, riwayat obstetric, riwayat perkawinan, KB dan
pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari. (Sumarah, Yani dan Nining, 2008)Tidak
ada kesenjangan antara teori dan praktik.
2. Data obyektif
Didapatkan mulai pemeriksaan pada pasien tentang teori yang sudah
didapatkan pemeriksaan pada Ny. S umur 24 tahun G1P0A0 UK 39 minggu, janin
tunggal hidup intra uteri membujur, preskep, puki, dengan KPD. Dimulai dari
pemeriksaan umum, status present, status obstetric, pemeriksaan leopold, DJJ,
pemeriksaan dalam, pemeriksaan penunjang .Pada pemeriksaan yang dilakukan
kepada Ny. S ditemukan bahwa belum terdapat pembukaan. (Sumarah, Yani dan
Nining, 2008)Tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik.
Data obyektif sesuai dengan teori yang diberikan pada kasus KPD, yaitu
pecahnya ketuban sebelum waktunya melahirkan/ sebelum pada fase aktif
pembukaan.
3. Analisa
Analisa diperoleh dari data obyektif dan subyektif dan diambil kesimpulan
dari data tersebut.Analisa yang dapat diambil sudah sesuai yaitu Ny. S umur 24
tahun G1P0A0 UK 39 minggu, janin tunggal hidup intra uteri, membujur, prekep,
puki, dengan KPD. (Sumarah, Yani dan Nining, 2008)Tidak ada kesenjangan
antara teori dan praktik.
4. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan diberikan sesuai dengan kebutuhan ibu.Dilihat dari data
yang diperoleh maka penatalaksanaan yang dapat diambil yaitu rujuk ke RS
karena KPD sebelum ada pembukaan. (Sumarah, Yani dan Nining, 2008)Tidak
ada kesenjangan antara teori dan praktik.
BAB IV

PEMBAHASAN

Dalam sub bab ini penulis akan membahas mengenai Asuhan Kebidanan pada Bayi
Sehat secara terperinci dari pengkajian data subjektif sampai dengan tahap pelaksanaan pada
By. A umur 1 bulan bayi normal dengan kebutuhan imunisasi BCG + Polio 1 di Puskesmas
Jepon.
Dari pengkajian yang telah dilakukan pada By. A diperoleh dari data subyektif yaitu
Bayi berumur 1 bulan , bayi tidak sedang sakit atau menderita demam, batuk, pilek. (Hidayat,
2008).
Pada data Obyektif di dapatkan pada tangan lengan kanan atas tidak ada luka, suhu
0
36,5 C, BB 6 kg.Analisa By. A 1 bulan normal dengan kebutuhan imunisasi BCG + polio 1.
Penatalaksanaan yang diberikan yaitu memberitahu hasilnya kepada ibu bahwa keadaan bayi
sehat dan dapat di imunisasi, memberikan penkes manfaat imunisasi BCG dan efek samping
dari imunisasi, menyiapkan vaksin BCG, kemudian zat pelarut diambil dengan spuit 10 cc
sebanyak 5 cc, dan memasukkan ke dalam ampul BCG lalu mengambil larutan BCG yang
sudah larut sebanyak 0,05, pada 1/3 lengan kanan atas secara IC.Vaksin BCG melindungi
anak terhadap penyakit tuberculosis (TBC), Dibuat dari bibit penyakit hidup yang telah
dilemahkan, ditemukan oleh Calmett Guerint. Sebelum menyuntikkan BCG, vaksin harus
lebih dulu dilarutkan dengan 5 cc cairan pelarut (NaCl 0,9%), hal ini sesuai dengan teori
(Hidayat, 2008).
Antara Teori dan Praktek secara keseluruhan tidak ada perbedaan sehingga tidak
terjadi kesenjangan antara teori dan praktek.

Anda mungkin juga menyukai