Oleh
Nama : A. Nurul Mutiah Rasak
Asisten :
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kulit merupakan salah satu jenis hasil ternak yang sekarang ini telah
dijadikan sebagai suatu komoditi perdagangan dengan harga yang cukup tinggi.
Pada umumnya kulit dimanfaatkan sebagai bahan pembuat sepatu, jaket, dompet,
ikat pinggang serta masih ada beberapa produk-produk lain yang memanfaatkan
kulit sebagai bahan bakunya, seperti kerupuk kulit dan gelatin untuk bahan
pangan. Komoditas kulit digolongkan menjadi kulit mentah dan kulit samak, kulit
mentah adalah bahan baku kulit yang baru ditanggalkan dari tubuh hewan sampai
(Hastutiningrum, 2009).
Pengolahan kulit bertujuan mengubah kulit mentah yang mudah rusak oleh
aktivitas mikroorganisme, khemis atau phisis, menjadi kulit tersamak yang lebih
bahan tertentu yang disebut bahan penyamak ke dalam anyaman atau jaringan
serat kulit sehingga terjadi ikatan kimia antara bahan penyamak dengan serat kulit
Salah satu pengolahan kulit skala industri rumah tangga yaitu industri
pengolahan kulit untuk pangan, yang selanjutnya dapat diolah menjadi berbagai
pembuatan keripik kulit sapi di RPH (Rumah Potong Hewan) di Antang. Selain
itu, untuk mengamati setiap alir proses produksi keripik, serta menetapkan titik
proses atau diagram alir pembuatan keripik kulit sapi di RPH (Rumah Potong
Hewan) di Antang. Selain itu, untuk mengamati setiap alir proses produksi
keripik, serta menetapkan titik kritis pada setiap alur proses industri.
METODE PRAKTIKUM
Prosedur Kerja
Memilih lalu mencuci kulit sapi yang utuh tanpa cacat, kemudian
kulit sapi dan mengkukus kulit sapi tersebut sambil mengaduknya sampai kulit
berubah warna dan membentuk gel. Kulit sapi diangkat dan dijemur dibawah
sinar matahari semalam 3 hari atau bisa juga diovenkan selama sehari. Kulit sapi
siap dipacking.
HASIL DAN PEMBAHASAN
berikut :
Luas wilayah Kelurahan Antang adalah kurang lebih 3,71 Km2 yang
dibagi kedalam wilayah yang lebih kecil yang disebut Organisasi Rukun Warga
(ORW), yaitu sebanyak 11 ORW, pada setiap ORW dibagi lagi kedalam beberapa
dalam 9 RT, Pattunuang (RW 2) terdapat 6 RT, Bori (RW 3) terdapat 6 RT,
Bitowa (RW 4) terdapat 10 RT, Antang pasar (RW 5) terdapat 5 RT, Lasuloro
(RW 6) terdapat 4 RT, Antang Indah (RW 7) terdapat 3 RT, Antang Jaya (RW 8)
Terdapat 3 RT, Nipa (RW 9) terdapat 9 RT, Asindo (RW 10) terdapat 4 RT, dan
Perebusan
Perontokan Bulu
Pengepakan
Gambar. 1
Diagram alir proses pengolahan kulit di Pengolahan Kulit Tamangapa
Titik Kritis
yang memusatkan perhatian pada berbagai bahaya yang berhubungan dengan jenis
makanan yang dikonsumsi dan makanan yang diolah dan disiapkan (Sudarmaji,
2005).
Bahan baku utama dalam pengolahan kulit yaitu kulit sapi. Kulit sapi
merupakan bahan baku yang mudah terkontaminasi oleh bakteri, karena bahan ini
merupakan bahan yang mempunyai kadar air yang tinggi. Bahan yang mempunyai
kadar air yang tinggi sangat besar kemungkinan ditumbuhi bakteri, karena bakteri
mudah tumbuh pada kondisi tersebut. Bahaya fisik yang ditimbulkan pada kulit
sapi yaitu debu dan pasir, hal ini bisa terjadi karena kulit sapi yang datang tidak
ditaruh pada tempat khusus sehingga kulit sapi mudah kotor (Saputra, 2012).
4. Hygiene Karyawan
5. Pengendalian Proses
6. Manajemen Pengawasan
Penanganan Titik Kritis
lingkungan di pengolahan kulit tidak bersih dilihat dari sekitar tempat pengolahan
dan bagian sekitar tempat produksi. Ini dapat memicu munculnya berbagai macam
bakteri yang dapat merusak dan menurunkan kualitas kulit pembuangan limbah
cair yang tidak sesuai dengan standar dapat menimbulkan masalah di kemudian
hari.
yang berdekatan dengan letak bahan baku yang mudah dalam pengeambilan,
bangunan yang ada di pengolahan kulit masih dalam skala industri rumah tangga
(IRT)
Kulit Tamangapayaitu kurang memadai dan juga kegiatan sanitasi yang kurang
dilakukan, hal terlihat dari peralat yang digunakan dalam pengolahan kulit sangat
kotor dan air yang dipakai dalam mencuci dan merendam kulit sapi terlihat keruh
dan kotor.
4. Hygiene Karyawan
5. Pengendalian Proses
6. Manajemen Pengawasan
Kesimpulan
disimpulkan bahwa kulit sapi menjadi produk setengah jadi dengan tujuan pangan
yang memiliki beberapa titik kritis yang perlu untuk diperbaiki agar kualitas kulit
Saran
DAFTAR PUSTAKA