Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Asuhan pada Bayi, Balita dan Anak
Prasekolah
Oleh:
AYU
NIM : P07524719002
PEMBIMBING INSTITUSI
Rismahara Lubis, SSiT, M.Kes
LAPORAN KOMPREHENSIF
Oleh:
AYU
NIM : P07524719002
Menyetujui,
Mengetahui,
i
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan
komprehensif dalam Asuhan Kebidanan pada Bayi, Balita dan Prasekolah ini
dengan baik. Dalam kesempatan ini penulis menghanturkan rasa hormat dan
terima kasih yang sebesar – besarnya kepada dosen pengampu Ibu Ardiana
Batubara, SST, M.Keb yang telah membimbing selama ini.
Penulis juga mengakui bahwa dalam proses penulisan laporan ini, masih
jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian
penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki.
Dan oleh karenanya, penulis dengan rendah hati dan dengan tangan
terbuka menerima masukan kritik dan saran yang membangun guna perbaikan dan
penyempurnaan makalah ini dikemudian hari.
Akhirnya penulis berharap, makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh
pembaca. Dan dapat memberikan kontribusi yang positif serta bermakna dalam
proses perkuliahan Profesi bidan.
AYU
DAFTAR ISI
ii
Hal
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................. 1
B. Tujuan................................................................................................. 2
C. Ruang Lingkup.................................................................................. 2
D. Manfaat............................................................................................... 2
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................... 22
B. Saran.................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Gizi adalah suatu proses penggunaan makanan yang dikonsumsi secara
normal melalui proses digesti, absobsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme
dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan,
pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi
(Proverawati A, 2009, p.1).
Sesuai dengan pertumbuhan badan dan perkembangan kecerdasannya, bayi
mengalami perkembangan sehingga jenis makanan dan cara pemberiannya harus
disesuaikan dengan keadaannya. Kebutuhan zat gizi pada bayi disesuaikan dengan
kecukupan gizi yang dianjurkan dan disesuaikan dengan kelompok umur dan
kemampuan anak menerima makanan yang diberikan. Bayi yang berusia 0 – 12
bulan termasuk golongan yang mudah terkena penyakit. Pertumbuhan dan
perkembangan pada golongan bayi dipengaruhi oleh keturunan dan faktor lain
yang terkait seperti faktor lingkungan, penyakit, keadaan gizi dan sosial ekonomi.
Pertumbuhan otak yang menentukan tingkat kecerdasan setelah menjadi
dewasa,sangat ditentukan oleh pertumbuhan waktu bayi. Gagal tumbuh yang
terjadi akibat kurang gizi pada masa-masa ini akan berakibat buruk pada
kehidupan berikutnya yang sulit diperbaiki. Konsumsi makanan berpengaruh
terhadap status gizi seseorang. Kondisi status gizi baik dapat dicapai bila tubuh
memperoleh cukup zat-zat gizi yang akan digunakan secara efisien, sehingga
memungkinkan terjadinya pertumbuhan fisik,perkembangan otak, kemampuan
kerja untuk mencapai tingkat kesehatan optimal.
Untuk dapat menyusun menu yang kuat, seseorang perlu memiliki
pengetahuan mengenai bahan makanan dan zat gizi, kebutuhan gizi seseorang
serta pengetahuan hidangan dan pengolahannya. Oleh karena itu kelompok kami
tertarik mengambil judul makalah karena berdasarkan persentase di Indonesia
angka kebutuhan gizi bayi kurang diketahui.
B. TUJUAN
1
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimana kebutuhan gizi pada anak usia pra sekolah
2. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui tentang asuhan kebidanan, penatalaksanaan terhadap gizi
buruk.
C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup materi pada pembahasan megenai pendapatan keluarga,
pengetahuan gizi pada anak, dan status gizi.
D. MANFAAT
BAB II
TINJAUAN TEORI ASUHAN KEBIDANAN
2
Mengenai status gizi pada balita
B. KAJIAN TEORI
2. Karakteristik Balita
Anak usia 1-3 tahun merupakan konsumen pasif, artinya anak menerima
makanan dari apa yang disediakan ibunya. Dengan kondisi demikian, sebaiknya
anak balita diperkenalkan dengan berbagai bahan makanan. Laju pertumbuhan
masa batita lebih besar dari masa usia prasekolah sehingga diperlukan jumlah
makanan yang relatif lebih besar. Namun, perut yang masih lebih kecil
menyebabkan jumlah makanan yang mampu diterimanya dalam sekali makan
lebih kecil daripada anak yang usianya lebih besar. Oleh karena itu, pola makan
yang diberikan adalah porsi kecil dengan frekuensi sering.
3
Pada usia prasekolah, anak menjadi konsumen aktif, yaitu mereka sudah
dapat memilih makanan yang disukainya. Masa ini juga sering dikenal sebagai “
masa keras kepala “. Akibat pergaulan dengan lingkungannya terutama dengan
anak-anak yang lebih besar, anak mulai senang jajan. Jika hal ini dibiarkan,
jajanan yang dipilih dapat mengurangi asupan zat gizi yang diperlukan bagi
tubuhnya sehingga anak kurang gizi.
Perilaku makan sangat dipengaruhi oleh kedaan psikologis, kesehatan, dan
sosial anak. Oleh karena itu, kedaan lingkungan dan sikap keluarga merupakan hal
yang sangat penting dalam pemberian makan pada anak agar anak tidak cemas
dan khawatir terhadap makanannya. Seperti pada orang dewasa, suasana yang
menyenangkan dapat membangkitkan selera makan anak.
4
a) Vitamin, baik yang larut air ( vitamin B kompleks dan vitamin C )
maupun yang larut dalam lemak ( vitamin A, D, E, dan K ).
b) Berbagai mineral, seperti kalsium, zat besi, iodium, dan flour.
c) Air, sebagai alat pengatur vital kehidupan sel-sel tubuh.
5
Berbagai faktor yang secara tidak langsung mendorong terjadinya
gangguan gizi terutama pada anak Balita antara lain sebagai berikut:
6
anak itu sendiri sangat memerlukan bahan makanan seperti itu guna keperluan
pertumbuhan tubuhnya.
Kadang-kadang kepercayaan orang akan sesuatu makanan anak kecil
membuat anak sulit mendapat cukup protein. Beberapa orang tua beranggap ikan,
telur, ayam, dan jenis makanan protein lainnya memberi pengaruh buruk untuk
anak kecil. Anak yang terkena diare malah dipuasakan (tidak diberi makanan).
Cara pengobatan seperti ini akan memperburuk gizi anak.
7
f. Sosial Ekonomi
Keterbatasan penghasilan keluarga turut menentukan mutu makanan yang
disajikan. Tidak dapat disangkal bahwa penghasilan keluarga akan turut
menentukan hidangan yang disajikan untuk keluarga sehari-hari, baik kualitas
maupun jumlah makanan.
g. Penyakit infeksi
Infeksi dapat menyebabkan anak tidak merasa lapar dan tidak mau makan.
Penyakit ini juga menghabiskan sejumlah protein dan kalori yang seharusnya
dipakai untuk pertumbuhan. Diare dan muntah dapat menghalangi penyerapan
makanan.
Penyakit-penyakit umum yang memperburuk keadaan gizi adalah: diare,
infeksi saluran pernapasan atas, tuberculosis, campak, batuk rejan, malaria kronis,
cacingan.
8
pendek dan tinggi badan tidak sesuai dengan usianya walaupun secara sekilas
anak tidak kurus.
b. Obesitas
Timbulnya Obesitas dipengaruhi berbagai faktor, diantaranya faktor
keturunan dan lingkungan. Tentu saja, faktor utama adalah asupan energi yang
tidak sesuai dengan penggunaan. Obesitas sering ditemui pada anak-anak sebagai
berikut:
1) Anak yang setiap menangis sejak bayi diberi susu botol.
2) Bayi yang terlalu dini diperkenalkan dengan makanan padat.
3) Anak dari ibu yang terlalu takut anaknya kekurangan gizi.
4) Anak yang selalu mendapat hadiah cookie atau gula-gula jika ia berbuat
sesuai keinginan orangtua.
5) Anak yang malas untuk beraktivitas fisik.
9
Makanan memegang peranan penting dalam pertumbuhan fisik dan
kecerdasan anak. Oleh karenanya, pola makan yang baik dan teratur perlu
diperkenalkan sejak dini, antara lain dengan pengenalan jam-jam makan dan
variasi makanan.
Gizi seimbang dapat dapat dipenuhi dengan pemberian makanan sebagai
berikut :
· Agar kebutuhan gizi seimbang anak terpenuhi, makanan sehari-hari sebaiknya
terdiri atas ketiga golongan bahan makanan tersebut.
· Kebutuhan bahan makanan itu perlu diatur, sehingga anak mendapatkan asupan
gizi yang diperlukannya secara utuh dalam satu hari. Waktu-waktu yang
disarankan adalah:
a. Pagi hari waktu sarapan.
b. Pukul 10.00 sebagai selingan. Tambahkan susu.
c. Pukul 12.00 pada waktu makan siang.
d. Pukul 16.00 sebagai selingan
e. Pukul 18.00 pada waktu makan malam.
f. Sebelum tidur malam, tambahkan susu.
g. Jangan lupa kumur-kumur dengan air putih atau gosok gigi.
10
Pembentukan pola makan perlu diterapkan sesuai pola makan keluarga.
Peranan orangtua sangat dibutuhkan untuk membentuk perilaku makan yang
sehat. Seorang ibu dalam hal ini harus mengetahui, mau, dan mampu menerapkan
makan yang seimbang atau sehat dalam keluarga karena anak akan meniru
perilaku makan dari orangtua dan orang-orang di sekelilingnya dalam keluarga.
Makanan selingan tidak kalah pentingnya yang diberikan pada jam di antara
makan pokoknya. Makanan selingan dapat membantu jika anak tidak cukup
menerima porsi makan karena anak susah makan. Namun, pemberian yang
berlebihan pada makanan selingan pun tidak baik karena akan mengganggu nafsu
makannya.
Jenis makanan selingan yang baik adalah yang mengandung zat gizi
lengkap yaitu sumber karbohidrat, protein, vitamin dan mineral, seperti arem-
arem nasi isi daging sayuran, tahu isi daging sayuran, roti isi ragout ayam sayuran,
piza, dan lain-lain.
Fungsi makanan selingan adalah :
1. Memperkenalkan aneka jenis bahan makanan yang terdapat dalam bahan
makanan selingan.
2. Melengkapi zat-zat gizi yang mungkin kurang dalam makanan utamanya (pagi,
siang dan malam).
3. Mengisi kekurangan kalori akibat banyaknya aktivitas anak pada usia balita.
BAB II
PEMBAHASAN
Nama : lely
Tanggal : 03 Desember 2019
Pukul : 16.00 WIB
KUNJUNGAN KE 1
11
IDENTITAS
Nama Balita : Balita R
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 7 tahun
1) DATA SUBJEKTIF
1. Keluhan Utama
Ibu mengatakan berat badan anaknya turun
2. Riwayat kehamilan/persalinan
Ha Tgl Umur Jenis penolon Komplikasi JK BB laktasi komplikasi
mil kehamilan persalina g lahir
ke n
1 20-05- Aterm spontan bidan tidak l 2700 ASI Tidak ada
2008 gr
2 20-08- Aterm Spontan bidan Tidak ada p 3200 ASI Tidak ada
2013 gr
3. Riwayat Imunisasi
Jenis Pemberian
12
DPT 2 15 Maret 2014
7. Kebutuhan sehari-hari
Pola nutrisi
Makan Minum
13
Frekuensi : Frekuensi :
Macam : Macam :
Jumlah : Jumlah :
Pantangan : Pantangan :
Keluhan : Keluhan :
Pola Eliminasi
BAK BAB
Frekuensi : 6xsehari
Warna : kuning jernih
Bau : khas urin
Konsistensi: cair
Keluhan : tidak ada
Personal hygine
Mandi : 2 kali/hari
Gosok gigi : 2 kali/hari
Keramas : 2 hari sekali
8. Riwayat Menyusui
9. Istirahat
Tidur siang : ± 2 jam/hari
Tidur malam : ± 8 jam/hari
2) DATA OBYEKTIF
Tanggal: 03-12-2019 Jam: 16.00 WIB
1.Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis apatis somnolen
14
sporocomatous coma lainnya:
Antropometri :
LK : 40 cm PB : 114 cm
LILA : 13,8 cm BB : 14kg
LD : 50 cm
Tanda-tanda Vital
Nadi : kali/ menit
Pernapasan : kali/menit
Suhu : 36ᵒC
2.Pemeriksaan Fisik
Kepala : messocephalus makrocephalus mikrocephalus
hidrocephalus lainnya: tidak ada kelainan
Muka :Bentuk : oval bulat kotak
Odema : ada tidak ada
Mata : Bentuk mata : simetris tidak simetris
Strabismus : ya tidak
Sklera : putih bersih kekuningan/ikterik
Hidung : Pernafasan cuping hidung : ya tidak
Keadaan : bersih kotor : ....
Lubang hidung : simetris tidak simetris
Pembesaran polip : ya tidak
Mulut : Bentuk : normal palatoscisis labioscisis
labiopalatoscisis
Gusi : merah merah muda pucat
Refleks hisap : kuat lemah tidak menghisap
Karies : ada tidak ada
Stomatitis : ada tidak
15
Keadaan : bersih kotor Lainnya: ....
Berlubang : ya tidak
16
Kulit :Warna : merah merah muda sianosis
Ekstremitas : Atas
Jari tangan : lengkap polidaktili lain-lain :
Posisi dan bentuk : simetris tidak simetris
Pergerakan : aktif tidak aktif
Bawah :
Jari kaki : lengkap polidaktili lain-lain :
Posisi dan bentuk : simetris tidak simetris
Pergerakan : aktif tidak akti
3. Data Penunjang
a. pemeriksaan Laboratorium : tidak dilakukan
b. catatan medis lainnya : tidak ada
B. Analisis
DO :
17
Anjurkan ibu untuk memberi pemenuhan kebutuhan nutrisi
2. Diagnosa potensial
Diagnosa potensial yang muncul pada kasus gizi kurang anak adalah gizi
buruk
3. Tindakan segera
Memberikan KIE tentang kebutuhan nutrisi yang seimbang
4. Perencanaan
Tanggal : 03 Desember 2019 Pukul : 16.45 WIB
a. Beritahu hasilpemeriksaanpada ibu
b. Anjurkan pada ibu untuk tetap memberikan nutrisi sesuai gizi seimbang
pada anaknya
c. Beri ibu penjelasan tentang pemberian makanana yang baik
d. Anjurkan ibu untuk tetap menjaga suhu tubuh anaknya
e. Anjurkan ibu untuk memberikan rasa aman dan nyaman pada anaknya
f. Anjurkan ibu agar anaknya banyak istriahat
g. Anjurkan ibu untuk kontrol 1 minggu sekali lagi atau jika ada keluhan
h. Dokumentasi tindakan
C. Penatalaksanaan
18
4. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga suhu tubuh anaknya yitu dengan
cara memberikanminum banyak agar cairan pada tubuh anak tercukupi
sehingga tidak demam atau dehidrasi
Ibu bersedia menjaga suhu tubuh anaknya.
5. Menganjurkan ibu untuk memberikan rasa aman dan nyaman seperti
memandikan anaknya 2x sehari, mengganti pakaian jika kotor dan basah,
memakaikan alas kaki jika pergi bermain, menghangatkan badan jangan
sampai kedinginan.
Ibu bersedia memberikan rasa aman dan nyaman anaknya.
6. Menganjurkan ibu agar anaknya banyak istirahat yaitu 2 kali : siang lebih
kurang 2 jam dan malam 10 jam.
Ibu bersedia mengistirahatkan anaknya.
7. Menganjurkan ibu kontrol 1 minggu lagi atau jika ada keluhan.
Ibu bersedia datang 1 minggu lagi atau jika ada keluhan.
8. Mendokumentasikan tindakan.
Tindakan sudah didokumentasikan.
KUNJUNGAN KE 2
P :
19
1. Melakukan Informed consent ibu menyutujui segala tindakan yang akan
dilakukan.
2. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan ibu mengetahui hasil pemeriksaan.
3. Mengukur status Gizi balita dengan menggunakan KMS telah dilakukan
4. Mengingatkan kembali kepada ibu tentang personal hygiene pada balita
dengan membiasakan kebiasaan cuci tangan setelah melakukan aktivitas,
seperti bermain, ke kamar mandi atau bepergian ke luar rumah terutama
sebelum makan
5. Mengingatkan kembali kepada ibu tentang lebutuhan nitrisi balita dan
tentang menu makanan balita ibu mengerti
6. Menganjurkan ibu untuk memeriksakan kesehatan balita ke pusat pelayanan
kesehatan terdekat ibu berjanji untuk memeriksakan balitanya
7. Menganjurkan kembali kepada ibu untuk merangsang pertumbuhan balita
seperti lebih banyak mengajaknya berbicara dan bermain ibu mengerti
8. Menganjurkankepada kembali ibu untuk mengajarkan kepada anak cara
makan, cuci tangan, menyikat gigi, buang air besar dan buang air kecil
telah dilakukan oleh ibu
9. Mengingatkan kembali kepada ibu untuk datang ke pusat pelayanan
kesehatan jika ibu memiliki keluhan atau jika anak tidak sehat ibu
sepakat untuk membawa anak ke pusat pelayanan kesehatan.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melaksanakan asuhan kebidanan pada An.N umur 7 tahun dengan
gizi kurang dengan menerapkan varney dapat diambil kesimpulan
1. Pada pengkajian data diperoleh hasil data subjektif ibu mnegatakan
anaknya rewel, tubuhnya tampak kurus dan. Data objektif meliputi
keadaan umum lemah, kesadaran composmetrsi, TTV (N : 100x/menit; R :
27x/menit; S : 36,8˚C; BB/TB : 14kg /114cm; LK/ LLA : 40cm/ 13,8cm).
pemeriksaan sitematis yang dilakukan berupa pemeriksaan mata yaitu
konjungtiva pucat.
20
2. Pada langkah interpretasi data diperoleh diagnose kebidanan yaitu An. R
umur 7 tahun dengan gizi kurang. Masalah yang muncul yaitu rewel dan
ibu khawatir dengan keadaan anaknya. Kebutuhannya adalah beri motivasi
untuk memberikan pemenuhan kebutuhan nutrisi yang seimbang.
3. Diagosa potensial yang ditegakkan yaitu gizi buruk.
4. Antisipasi yang diberikan yaitu KIE tentang pemberian gizi seimbang
pada anak.
5. Perencanaan dialkukan adalah perawatan dirumah yang berupa beri nutrisi
yang seimbang pada anak, beri anak makanan yang lunak, jaga suhu tubuh
anak. Jaga rasa aman dan nyaman, anjurkan pada ibu agar anak banyak
istrirahat.
6. Pelaksanaan dilakukan dengan baik sesuai rencana yang telah disusun
karena adanya dukungan keluarga dalam membantu memberikan nutris
yang seimbang, memberikan makanan yang mudah diterima, menjaga
suhu tubuh, menjaga rasa aman, menganjurkan ibu agar anak banyak
istriahat.
7. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui perkembangan anak. Hasil An.N
keadaan umum baik, sudah tampak aktif, berat badan mengalami kenaikan
dari 14 kg menjadi 19,9 kg.
B. Saran
1. Bidan Praktik Mandiri
Diharapkan agar Bidan Praktik Mandiri dapat meningkatkan kualitas
pemberian pelayanan dan memberikan pelayanan yang optimal Asuhan
Kebidanan pada Anak dengan Gizi kurang.
2. Pendidikan
Diharapkan agar lebih melengkapu/menambahkan referensi tentang gizi
kurang.
21
DAFTAR PUSTAKA
Arisman. (2004), Gizi Dalam Daur Kehidupan: Buku Ajar Ilmu Gizi. Jakarta:
EGC
Drs. Joko Pekik Irianto M.Kes. 2007. Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan
Olahragawan. Yogyakarta: Penerbit Andi
Gabe Mirkin, M.D. dan Marshall Hoffman. 1984. Kesehatan Olahraga. Jakarta:
PT.Grafidian Jaya
http://duniaanak.org/makanan-anak/gizi-balita-beberapa-nutrisi-penting-
balita.html.
http://yupianfurba.blogspot.com/2016/01/makalah-gizi-pada-bayi-dan-
balita.html
Moehji, Sjahmien, B.Sc. 1992. Ilmu Gizi. Jakarta: Bhratara Niaga Media
Tips Anak Bayi fikhar. (2012). Beberapa Nutrisi Penting Bagi Balita Anda
Wiryo, Hananto. (2002), Peningkatan Gizi Bayi, Anak, Ibu Hamil dan Menyusui
dengan Makanan Lokal. Jakarta: Sagung Seto
22