LTM 2 - KMB 2 - Sistem Pencernaan - Denny Riandhika
LTM 2 - KMB 2 - Sistem Pencernaan - Denny Riandhika
DENNY RIANDHIKA
NPM 1806269890
KELAS B
UNIVERSITAS INDONESIA
2019
1. PENDAHULUAN
Kasus dengan gastritis merupakan salah satu jenis kasus yang umumnya diderita oleh
kalanganremaja, khususnya penyakit ini meningkat pada kalangan mahasiswa. disebabkan
oleh berbagai faktor misalnya tidak teraturnya pola makan, gaya hidup yang salah dan
meningkatnya aktivitas (tugas perkuliahan) sehingga mahasiswa tersebut tidak
sempat untuk mengatur pola makannyadan malas untuk makan.
Gejala yang umum terjadi pada penderita gastritis adalah rasa tidak nyaman
pada perut, perutkembung, sakit kepala dan mual yang dapat menggangu aktivitas sehari-
hari, rasa tak nyaman di epigastrium, nausea, muntah, Perih atau sakit seperti terbakar pada
perut bagian atas yang dapatm e n j a d i l e b i h b a i k a t a u l e b i h b u r u k k e t i k a m a k a n ,
h i l a n g s e l e r a m a k a n , b e r s e n d a w a , d a n kembung. dapat pula disertai demam,
menggigil (kedinginan), cegukan (hiccups).
Bila penyakit gastritis ini terus dibiarkan, akan berakibat semakin parah
dan akhirnya asamlambung akan membuat luka#luka (ulkus) yang dikenal dengan tukak
lambung, bahkan bisa juga disertai muntah darah.
2. PEMBAHASAN
2.1 PATOFISIOLOGI
Ulkus peptik terjadi terutama di mukosa gastroduodenal, jaringan ini tidak dapat
menahan aksi pencernaan asam lambung (HCl) dan pepsin. Erosi disebabkan oleh
peningkatan konsentrasi atau aktivitas asam-pepsin, atau dengan penurunan resistensi
mukosa. Mukosa yang rusak tidak bisa mengeluarkan cukup lendir untuk sebagai
penghalang terhadap HCl. Penggunaan NSAID menghambat sekresi lendir yang
melindungi mukosa. Pasien dengan ulkus duodenum penyakit mengeluarkan asam lebih
dari normal, sedangkan pasien dengan ulkus gaster cenderung mengeluarkan kadar asam
yang normal atau menurun.
Zollinger-Ellison syndrome (ZES) diduga ketika pasien memiliki beberapa ulkus
gaster atau ulkus yang resisten terhadap terapi medis standar. Hal tersebut diidentifikasi
oleh temuan berikut: hipersekresi asam lambung, ulkus duodenum, dan gastrinoma (tumor
sel pulau) di pankreas. Sembilan puluh persen tumor ditemukan di "segitiga lambung,"yang
meliputi saluran empedu, bagian ketiga dari duodenum, dan leher dan tubuh pankreas.
Sekitar sepertiga dari gastrinoma bersifat ganas.Diare dan steatorrhea (lemak yang tidak
terserap dalam feses) mungkin menjadi bukti. Pasien mungkin memiliki adenoma
paratiroid yang hidup berdampingan atau hiperplasia dan karena itu dapat menunjukkan
tanda-tanda hiperkalsemia. Keluhan yang paling umum adalah nyeri epigastrium. H. pylori
bukan faktor risiko untuk ZES (Sesler, 2007).
Stress ulcer adalah istilah yang diberikan untuk ulserasi mukosa akut daerah
duodenum atau lambung yang terjadi setelah stres secara fisiologis, peristiwa, seperti luka
bakar, syok, sepsis berat, dan trauma pada banyak organ. Ulkus ini paling sering ditemukan
pada pasien dengan ventilator-dependent setelah trauma atau operasi. Endoskopi serat
optik dalam 24 jam setelah cedera menunjukkan erosi dangkal pada dinding perut; pada 72
jam, erosi lambung multipel diamati. Sebagai orang yang stress kondisi berlanjut, ulkus
menyebar. Ketika pasien pulih, lesi menghilang. Pola ini adalah ciri khas stress ulcer.
Perbedaan pendapat ada tentang penyebab mukosa yang sebenarnya ulserasi pada
stress ulcer. Biasanya, itu didahului dengan syok, ini menyebabkan penurunan aliran darah
mukosa lambung dan refluks isi duodenal ke dalam lambung. Selain itu, pepsin dalam
jumlah banyak dilepaskan. Kombinasi iskemi, asam, dan pepsin menciptakan iklim yang
ideal untuk ulserasi.
Stress ulcer harus dibedakan dari Cushing’s ulcer dan Curling’s ulcer, dua jenis
ulkus lambung lainnya. Cushing’s ulcer biasa terjadi pada pasien dengan trauma pada otak.
Cushing’s ulcer dapat terjadi di kerongkongan, lambung, atau duodenum dan biasanya
lebih dalam dan lebih menembus daripada stress ulcer. Curling’s ulcer sering diamati
sekitar 72 jam setelah luka bakar yang luas dan melibatkan antrum lambung atau
duodenum.
Gastritis erosif atau ulserasi duodenum adalah kondisi lambung dimana terjadi
erosi atau ulseasi lambung atau duodenum yang telah mencapai sistem
2.2 PATOFLOW
pembuluh darah lambung atau duodenum
Iritasi sampai
Merangsang Peningkatan mukosa usus
pusat muntah asam
Mansjoer, A. (2001). Kapita Selekta Kedokteran Edisi III JIlid I. Jakarta: Penerbit Media
Aesculapius FKUI
Mubin. (2006). Panduan Praktis Ilmu Penyakit Dalam: Diagnosis Dan Terapi. Jakarta: EGC
Smeltzer, S.C., Bare, B.G., Hinkle, J.L., Cheever, K.H. (2010). Brunner & Suddarth’s Textbook
of Medical-Surgical Nursing Twelfth Edition Volume 1. Philadelphia: Lippincott Williams
& Wilkins.
Sylvia, A.P. (2005). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Keperawatan Edisi 6. Jakarta:
EGC
Wilkinson, J.M. (2011). Buku Saku Diagnosis Keperawatan NIC dan NOC. Jakarta: EGC
BORANG HASIL DISKUSI
CASE BASED LEARNING (CBL)
Kelas :B Topik : KMB II Sistem Pencernaan
Kelompok :3 Hari/ Tgl : Senin, 25 Februari 2019
Anggota Kelompok
1. Juang Arco Tangkas (Ketua) 4. Wahyu Anggoro (Anggota)
2. Denny Riandhika (Sekretaris) 5. Tetty Nurkayani Sidabutar (Anggota)
3. Euis Trisnawati Handayani (Anggota) 6. Visya Septiani (Anggota)
1. Definisi Masalah
Klien seorang perempuan berusia 36 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan nyeri di ulu
hatinya 1 hari SMRS. Saat di UGD pasien dipasang NGT dan terlihat produkssi cairan berwarna hitam.
Setelah dua hari diruang rawat, produksi cairan sudah tidak hitam sehingga sudah mulai tidak puasa dan
mulai mendapat diet cair. Pasien saat ini mengeluh nyeri dengan VAS 5, TTV: TD 130/80, RR: 22x/menit.
nadi: 87x/menit, s: 37,50C. hasil lab menunjukkan adanya peningkatan leukosit hingga 16.8 103/µl. Pasien
mengaku memang dari semenjak selalu makan tidak teratur, dan saat sudah bekerja sering telat makan dan
hobi makan makanan yang pedas. Pasien direncanakan akan dilakukan endoskopi.
2. Analisa Masalah
1. Apa saja anatomi dan fisiologi sistem pencernaan?
2. Apa pengertian dan etiologi dari gastritis erosif?
3. Bagaimana patofisiologi dan komplikasi gastritis erosif?
4. Bagaimana manifestasi klinis pada gastritis erosif?
5. Bagaimana pemeriksaan penunjang dan penatalaksanaan pada gastritis erosif?
6. Apa saja pengkajian keperawatan pada pasien dengan gastritis erosif?
7. Apa saja analisa data dan diagnosis keperawatan pada pasien gastritis?
8. Apa saja rencana asuhan keperawatan pada pasien gastritis erosif?
Hipotesis
Deteksi dini dan penatalaksanaan yang tepat pada pasien hipertiroid dapat mengurangi resiko komplikasi
Hal baru yang perlu diketahui dan dipelajari Hal yang sudah diketahui tetapi perlu dipelajari lagi
1. Etiologi gastritis erosif 1. Anatomi dan fisiologi system pencernaan?
2. Tanda, gejala dan patofisiologi dari hipertiroid 2. Pengertian gastriris erosif?
3. Penatalaksanaan gastritis erosif 3. Pemeriksaan diagnostik pada gastritis erosif
4. Pengkajian keperawatan pada pasien gastritis
erosif?
5. Analisa data dan diagnosis keperawatan pada
pasien gastritis erosif?
6. Rencana asuhan keperawatan pada pasien
gastritis erosif?
Paraf Fasilitator
( Masfuri, SKp., MN)