Anda di halaman 1dari 7

Hananul Umumah Jurnal Gastronomi Wisata Volume 4 Nomor 2

Inovasi Produk Bubuk Cincau Hijau Berbasis Daya Terima


Konsumen

Hananul Umumah 1 ,Woro Priatini 1, Christian H. Rumayar 2


1 Manajemen Industri Katering, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial , Universitas
Pendidikan Indonesia, Jl. Dr. Setiabudhi No. 229, Bandung 40154, Indonesia
2 Food and Beverage Service, Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung, Jl. Dr. Setiabudi No.186,

Hegarmanah, Kec. Cidadap, Kota Bandung, Jawa Barat 40141

*Koresponding Penulis. E-mail : hananulu@gmail.com (Hananul Umumah)

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan formulasi resep, daya terima konsumen, dan harga
jual untuk produk ini. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen kuantitatif. Ada dua langkah
dalam penelitian ini, langkah pertama adalah uji organoleptik terhadap 15 panelis profesional, dengan
memberi mereka empat sampel produk Bubuk Cincau Hijau untuk mendapatkan yang terbaik dengan
perbandingan formulasi BCHAA1 (Serbuk Agar 40%), BCHAA2 (Bubuk Agar) 60%), BCHJ1 (bubuk
Jelly 40%), dan BCHJ2 (bubuk Jelly 60%), dan hasilnya menunjukkan bahwa BCHJ1 adalah produk
terbaik. Kemudian produk BCHJ1 digunakan pada langkah kedua, penilaian uji penerimaan konsumen
terhadap 100 panelis konsumen. Skor hasil untuk Bubuk Cincau Hijau adalah 3119, berada pada skala
interval kelas 2721 - 3360, di mana skala menunjukkan bahwa produk diterima oleh panelis konsumen.
Perhitungan harga jual Bubuk Cincau Hijau adalah Rp. 6.000 / sachet.

Kata Kunci: Inovasi produk; Bubuk Cincau Hijau; Bubuk Agar; Tes Organoleptik; Daya Terima
Konsumen.

tanaman yang berbeda, keduanya pun


1. Pendahuluan memiliki manfaatnya masing-masing. Bila
Cincau adalah nama tumbuhan yang cincau hijau memiliki manfaat kesehatan
dapat membentuk gel serupa agar-agar yang seperti meredakan radang tenggorokan dan
diperoleh dari perendaman daun (atau organ menjaga tekanan darah agar tetap stabil.
lain) tumbuhan tertentu dalam air. Gel Sementara cincau hitam yang kaya akan
terbentuk karena daun tumbuhan tersebut serat baik untuk kelancaran pencernaan dan
mengandung karbohidrat yang mampu membuat rasa kenyang bertahan lebih lama.
mengikat molekul-molekul air. Cincau Untuk pembuatannya pun terdapat
paling banyak digunakan sebagai komponen perbedaan di antara keduanya, cincau hijau
utama minuman penyegar (misalnya dalam terbilang lebih mudah dibuat. Hanya perlu
es cincau atau es campur). Ada 4 jenis memetik beberapa lembar daun cincau hijau,
tanaman yang umum digunakan sebagai lalu diremas bersama air matang hingga
bahan pembuat cincau yaitu cincau hijau lendir dan sarinya keluar. Lalu disaring agar
(Cyclea barbata), cincau perdu (Premna terpisah dari ampas daun, setelah itu
Serratofila), cincau hitam (Mesona didiamkan +/- 4 jam untuk siap disajikan.
Palustris), dan cincau minyak (Stephania Walaupun pembuatannya cukup mudah,
hermandifolia) (Pitojo, S. , & Sumiati, 2005, daya tahan cincau hijau itu sendiri memang
hlm. 1) tidak lama. Sedangkan untuk cincau hitam,
Cincau hijau dan hitam terbuat dari pembuatannya terbilang cukup rumit,
22
Hananul Umumah Jurnal Gastronomi Wisata Volume 4 Nomor 2

dimulai dari pengeringan daun cincau hitam, harus dilakukan pemanasan ulang, namun
perebusan dengan abu merang hitam dan air, tetap bisa dijadikan bubuk cincau
dan dimasak dengan air dan pati tapioka setelahnya. Ketika disangrai, waktu yang
hingga mendidih, dan didiamkan dibutuhkan agak lama dan membutuhkan
semalaman agar mengeras. energi karena penulis harus terus
Pra-penelitian ke lapangan dilakukan menyangrai agar tidak gosong, namun
untuk melihat cincau hijau yang ada di hasilnya daun kering merata secara
pasaran saat ini. Hasilnya cincau hijau yang sempurna dan dapat dijadikan bubuk cincau.
ada di pasaran sekarang merupakan produk Penjemuran dibawah sinar matahari
cincau hijau siap santap tanpa keterangan dilakukan lebih dari 2 hari karena kondisi
batar kadaluarsa, kecuali yang dijual di cuaca di Kota Bandung yang sedang tidak
supermarket (memiliki tanggal kadaluarsa terlalu cerah, daun cincau hijau menjadi layu
5-6 hari). Produk cincau hijau yang lainnya (tidak kering) kemungkinan dikarenakan
(tanpa tanggal kadaluarsa) menurut cuaca panas yang tidak stabil.
keterangan penjual dinyatakan hanya Penulis menyimpulkan untuk
bertahan satu hari, setelah itu akan mencair melanjutkan penelitian bubuk cincau hijau
dan tidak dapat dikunsumsi kembali. ini dengan metode pengeringan di sangrai,
Penelitian terdahulu mengenai cincau karena selain dibuktikan berhasil, daun
hijau juga sudah dilakukan oleh beberapa cincau hijau juga dapat kering secara merata
mahasiswa Manajemen Industri Katering dibandingkan dengan menggunakan oven.
tentang inovasi produk cincau hijau, yaitu Setelah daun cincau hijau segar dijadikan
pembuatan cincau hijau dengan bubuk, komponen pembentuk gel yang
penambahan bahan pengental, cincau hijau terkandung di dalamnya, sudah hilang
dengan kuah jahe, puding cincau hijau vla karena panas namun tidak menghilangkan
bir pletok, serta cincau hijau dengan saus rasa dan aroma cincau hijau itu sendiri.
tepung beras merah. Semua inovasi yang Sehingga, penulis melakukan pra-
sudah dilakukan berfokus pada penyajian eksperimen kedua untuk menggantikan gel
cincau hijau itu sendiri, tetapi dari segi daya yang hilang dengan tambahan jeli, agar-
tahan produk cincau hijau itu sendiri masih agar, dan gelatin.
belum bisa bertahan lama. Hal inilah yang Dalam pra-eksperimen ini penulis
menjadikan penelitian bubuk cincau hijau menambahkan bubuk jeli, bubuk agar-agar,
berbasis daya terima konsumen. serta bubuk gelatin ke dalam bubuk cincau
Sebelum memulai penelitian, hijau. Lalu dimasak dengan air hingga
dilakukan pra-eksperimen pembuatan bubuk mendidih. Hasilnya, cincau hijau dengan
cincau hijau sebanyak dua kali. Pra- tambahan jeli memiliki tekstur yang lembut
eksperimen pertama dilakukan untuk dan kenyal. Cincau hijau dengan tambahan
menemukan metode pengeringan yang agar-agar memiliki tekstur sedikit keras.
sesuai dalam mengeringkan daun cincau Sedangkan cincau hijau dengan tambahan
hijau. Penulis melakukan pengeringan gelatin memiliki tekstur hampir mirip
dengan tiga cara yang berbeda untuk dengan cincau hijau dengan tambahan agar-
mendapatkan hasil terbaik. Cara yang agar. Diantara cincau hijau dengan
digunakan penulis untuk mengeringkan tambahan agar-agar dan gelatin, perbedaan
daun cincau hijau adalah menggunakan terdapat pada warna yang dihasilkan, cincau
oven, disangrai, dan dijemur dibawah sinar hijau dengan tambahan agar-agar
matahari. menghasilkan warna hijau yang lebih sesuai
Pengeringan daun menggunakan oven dengan aslinya, sedangkan cincau hijau
penulis lakukan dengan suhu 100oc dalam dengan tambahan gelatin menghasilkan
waktu +/- 10 menit, daun menjadi kering warna yang lebih pudar dan cenderung
tetapi tidak merata sehingga beberapa daun mengkilat. Penulis menyimpulkan untuk
23
Hananul Umumah Jurnal Gastronomi Wisata Volume 4 Nomor 2

tidak melanjutkan penelitian menggunakan perusahaan atau industri, baik yang sudah
bubuk gelatin, karena tekstur yang ada maupun belum dengan tujuan untuk
dihasilkan tidak jauh berbeda dengan bubuk menjaga trend dan menghindari adanya titik
agar-agar dan memiliki warna yang pudar. jenuh yang dirasakan konsumen pada
Guna menemukan takaran yang sesuai produk yang ditawarkan. Pada era saat ini
dalam penggunaan bubuk agar-agar ataupun konsumen menginginkan produk yang
bubuk jeli, maka disusunlah penelitian berkualitas serta unggul dengan harga yang
dengan judul “Inovasi Produk Bubuk terjangkau. Oleh karena itu produsen
Cincau Hijau Berbasis Daya Terima semakin gencar berinovasi menciptakan
Konsumen”. produk-produk yang sesuai dengan
Berdasarkan latar belakang diatas, keinginan konsumen.
terbentuklah rumusan masalah sebagai Menurut Pitojo, S. , & Sumiati (2005,
berikut: hlm. 1) ada 4 jenis tanaman yang umum
a. Bagaimana formulasi resep inovasi digunakan sebagai bahan pembuat cincau
produk bubuk cincau hijau? yaitu cincau hijau (Cyclea barbata), cincau
b. Bagaimana daya terima konsumen perdu (Premna Serratofila), cincau hitam
terhadap inovasi produk bubuk cincau (Mesona Palustris), dan cicncau minyak
hijau? (Stephania hermandifolia). Dari keempat
c. Bagaimana harga jual yang sesuai tanaman tersebut yang dikenal sebagai
dengan inovasi produk bubuk cincau masyarakat adalah cincau hijau dan cincau
hijau? perdu. Namun, cincau yang banyak
Berdasarkan rumusan masalah, maka digunakan adalah cincau hijau, cincau perdu
tujuan penulisan proposal skripsi ini adalah : dan cincau hitam. Cincau minyak hingga
a. Untuk mengetahui formulasi resep kini belum di temukan di pasaran umum.
inovasi produk bubuk cincau hijau. Cincau perdu biasanya dijual dalam bentuk
b. Untuk mengetahui daya terima es cincau.
konsumen terhadap inovasi produk Tanaman cincau perdu termasuk
bubuk cincau hijau. kedalam kelas tanaman tingkat tinggi.
c. Untuk mengetahui harga jual yang Tanaman cincau perdu ini berbunga,
sesuai dengan inovasi produk bubuk menghasilkan biji belah, dan termasuk suku
cincau. jati-jatian. Kedudukan taksonomi cincau
Inovasi produk merupakan sebuah perdu digambarkan dalam tabel berikut :
cara metode untuk menemukan sebuah Tabel 1. Taksonomi Cincau Perdu
produk yang sesuai dengan keinginan Divisio Spermatophyta
konsumen. Mengingat keinginan atau selera Subdivisio Angiospermae
konsumen yang sering mengalami Classis Dicotyledonae
perubahan seiring berkembangnya teknologi Ordo Lamiales
dan persaingan, perusahaan tidak bisa jika Familia Verbenaceae
Genus Premna
hanya mengandalkan produk yang ada untuk premna serratifolia L. sinonim
menjalankan bisnisnya terus menerus. Spesies premna integrifolia L/ premna
Sebuah inovasi dibutuhkan dalam hal ini, obtusifolia R/Br.
inovasi sendiri diartikan sebagai suatu ide, Sumber : Khasiat Cincau Perdu, Setijo (2008, hlm. 11)
produk atau bagian dari suatu teknologi Tanaman cincau perdu ini termasuk
yang sudah dikembangkan dan kemudian kedalam tanaman sempurna, yaitu memiliki
dipasarkan kepada pelanggan yang dirasa akar, batang, cabang daun, bunga, dan buah
sebagai sesuatu yang baru. yang menghasilkan biji. Bagian tanaman
Menurut Dhewanto, Wawan (2014, cincau perdu yang digunakan untuk
hlm. 67) inovasi produk merupakan hasil membuat olahan minuman cincau adalah
dari pengembangan produk baru oleh daunnya.

24
Hananul Umumah Jurnal Gastronomi Wisata Volume 4 Nomor 2

Daun cincau perdu terletak 2. Metode Penelitian


berpasangan dan berhadapan, bersilang pada Metode penelitian yang digunakan
batang dan cabang serta ranting tanaman. oleh penulis dalam penelitian ini adalah
Daun cincau perdu menyirip genap. Helaian metode penelitian eksperimental yang
daun tipis, kaku, seperti kulit belulang. Daun merupakan penelitian yang termasuk dalam
berbentuk bulat telur, ujung dan pangkalnya metode penelitian kuantitatif. Penelitian
lancip, tepi daun rata. Tulang daun eksperimen dilakukan di laboratorium
melengkung, daun bagian atas licin gundul, metode penelitian eksperimen dapat
getas, dan berwarna hijau berkilat, diartikan sebagai metode yang digunakan
sedangkan bagian bawah berwarna hijau untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu
muda. Daun yang telah berwarna kuning. terhadap yang lain dalam kondisi yang
Panjang daun 20 cm dan lebar 13 cm, terkendalikan (Sugiyono, 2011, hlm.109).
sedangkan panjang tangkai daun sekitar 2 Pelaksanaan eksperimen digunakan
cm bobot 190 lembar daun cincau perdu sebagai tahap implementasi atau uji coba
normal yang telah layak pakai sekitar satu model pelatihan keterampilan usaha
kilogram. (Pitojo, S., 2008, hlm. 12-17). terpadu. Kajian penelitian yang digunakan
Cincau mengandung beragam manfaat dalam penelitian ini bersifat deskriptif
bagi kesehatan. Cincau perdu misalnya, analitik. Selain itu, dalam penelitian ini
dimanfaatkan untuk mengobati penyakit penulis melakukan uji organoleptik kepada
tekanan darah tinggi. Cincau rambat panelis tentang inovasi produk bubuk cincau
dimanfaatkan sebagai obat anti demam, hijau. Kemudian melakukan uji daya terima
penurunan tekanan darah tinggi. Demikian konsumen dengan diberikan sampel dan
juga cincau hitam selain untuk hal-hal kuisioner sebagai acuan analisis. Adapun
serupa diatas juga bisa meredakan panas teknik pengumpulan data yang penulis
dalam dan radang tenggorokan. Dengan gunakan dalam penelitian ini adalah :
demikian inilah beberapa manfaat dari wawancara, studi literatur, observasi,
cincau menurut Hariana, Arief (2013 hlm. kuisioner, dokumentasi, dan eksperimental.
93), yaitu:
a. Mencegah demam, dan menurunkan 3. Hasil dan Pembahasan
tekanan darah. Efek farmakologis Penulis telah melakukan penelitian
cincau rambat diantaranya, anti demam, inovasi produk Bubuk Cincau Hijau dengan
anti racun, dan menurunkan tekanan hasil penelitian berupa standar resep, alur
darah. pembuatan, serta gambar inovasi Bubuk
b. Mengobati radang lambung, tifus dan Cincau Hijau. Pembuatan bubuk cincau
penyakit usus. hijau diawali dengan mengumpulkan daun
cincau hijau segar yang kemudian di cuci
Tabel 2. Kandungan Nutrisi dalam 100 dan di keringkan hingga bersih. Setelah
Gram Daun Cincau daun cincau dicuci bersih, dipotong menjadi
Kandungan Jumlah
Kalori 122 kal
bagian-bagian kecil, agar memudahkan
Karbohidrat 29 gram proses pengeringan. Keringkan potongan
Lemak 1 gram daun cincau hijau dengan cara di sangrai
Protein 6 gram dengan api sangat kecil sambil diaduk. Daun
Kalsium 100 mg cincau yang telah kering dihaluskan
Fosfor 100 mg
Besi 3,3 mg
menggunakan alat bantu miller, yang
Vitamin A 107,5 SI hasilnya kemudian disaring hingga menjadi
Vitamiin B1 80 mg bubuk-bubuk halus. Bubuk daun cincau
Vitamiin C 17 mg kemudian dicampurkan dengan bubuk
Air 66 gram vanili, bubuk jeli, serta tepung pati jagung
Sumber : Khasiat Cincau Perdu, Setijo (2008, hlm. 19)
sesuai takarannya. Dicampurkan hingga
25
Hananul Umumah Jurnal Gastronomi Wisata Volume 4 Nomor 2

merata, dan bubuk cincau hijau siap untuk d. BCHJ 2 : 60% bubuk jeli dari
diolah menjadi cincau hijau yang siap untuk penggunaan bubuk cincau hijau
dikonsumsi. Uji organoleptik yang telah dilakukan
Perbandingan formula dalam peneliti mendapatkan hasil bahwa produk
penggunaan bahan pengental dalam BCHJ 2 lebih disukai oleh panelis ahli
pembuatan bubuk cincau hijau merupakan sehingga memperoleh nilai rata-rata
objek dari penelitian ini. Formulasi resep sebanyak 25, dibandingkan dengan BCHJ 1
yang digunakan peneliti yaitu 40 % dan yang memperoleh nilai rata-rata 24.13, serta
60 % penggunaan bubuk pengental (bubuk BCHAA 1 & 2 yang keduanya memiliki
jeli dan bubuk agar-agar) dari bubuk cincau nilai rata-rata 23 dan 23.07. Pada uji
hijau. Pengujian dilakukan dengan melalui 2 organoleptik ini juga peneliti mendapatkan
tahap, tahap pertama tahapan uji saran dari salah satu panelis ahli yaitu Chef
organoleptik dengan mengambil 15 orang Teguh, yang memberikan saran dalam tahap
panelis ahli yang terdiri dari akademisi pengeringan untuk mengikuti proses
kuliner, chef, serta pengusaha kuliner. pengeringan daun teh, agar hasil bubuk tidak
Panelis ahli melakukan uji meninggalkan aroma daun kering namun
organoleptik terhadap 4 produk bubuk tetap mempertahankan warna dan rasa khas
cincau hijau dengan formulasi yang dari daun cincau.
berbeda-beda yang hasilnya mendapatkan Setelah didapatkan hasil sampel
satu produk terbaik. Produk terbaik yang produk terbaik di tahapan uji organoleptik,
didapatkan, kemudian diiujikan di tahap selanjutnya yaitu tahapan kedua, uji daya
kedua yaitu tahap uji daya terima konsumen. terima konsumen. Di tahapan yang kedua
Pada uji daya terima konsumen ini produk ini, dilakukan penilaian dari 100 orang
terbaik dibandingkan dengan produk kontrol responden dengan cara mencicipi dan
yang dilakukan kepada 100 orang responden memberikan penilaiannya mengenai daya
konsumen yang berasal dari berbagai terima sebagai konsumen, terhadap sampel
kalangan. produk terpilih, BCHJ1 yang dibandingkan
Tahap uji organoleptik dilakukan dengan produk kontrol ke dalam kuisioner
dengan memberikan 4 sampel produk yang yang disediakan sebelumnya oleh peneliti.
memiliki perbedaan bahan pengental serta Tahap uji daya terima konsumen ini
perbedaan formulasi penggunaannya. dilakukan setelah mendapatkan hasil produk
Dalam melakukan uji organoleptik, produk terbaik dari panelis ahli pada tahapan
sampel disajikan kepada panelis ahli (dari sebelumnya. Didapatkan produk BCHJ1
kalangan yang memiliki pengetahuan dan yang menjadi produk terbaik ini akan di uji
pengalaman lebih di bidang kuliner). Dalam kepada 100 responden dengan produk
penelitian ini, perbandingan produk diberi pembanding yaitu produk kontrol. Dari hasil
kode BCHAA (Bubuk Cincau Hijau Agar- pembandingan diketahui bahwa produk
Agar) & BCHJ (Bubuk Cincau Hijau Jeli). BCHJ1 memiliki nilai yang lebih besar yaitu
Berikut kode perbandingan yang digunakan sebesar 1581 dibandingkan dengan produk
penulis dalam produk Bubuk Cincau Hijau : kontrol yang mendapatkan nilai 1521. Dan
a. BCHAA 1 : 40% bubuk agar- untuk nilai keseluruhan BCHJ1 sebesar
agar dari penggunaan bubuk cincau 3119 (penilaian dalam bentuk cincau dan
hijau bubuk).
b. BCHAA 2 : 60% bubuk agar- Selanjutnya dalam menghitung harga
agar dari penggunaan bubuk cincau jual atau selling price beserta komposisinya
hijau seperti food cost (biaya bahan baku), labour
c. BCHJ 1 : 40% bubuk jeli dari cost (biaya tenaga kerja), overhead (biaya
penggunaan bubuk cincau hijau lain-lain), dan tentunya profit (keuntungan).
Berikut ini adalah perhitungan atas
26
Hananul Umumah Jurnal Gastronomi Wisata Volume 4 Nomor 2

komposisi harga jual produk : penelitian inovasi produk bubuk cincau


hijau berbasis daya terima konsumen :
Tabel 3. Komposisi Selling Price Bubuk
Empat formulasi yang diujikan panelis
Cincau Hijau
ahli dalam uji organoleptik adalah empat
Harga Jual formulasi bubuk cincau hijau dengan kode
Rp. 2.400 BCHAA 1 yaitu bubuk cincau hijau dengan
tambahan 40% bubuk agar-agar, BCHAA 2
Food Cost 40% Rp 6.000 Rp 2.400
yaitu bubuk cincau hijau dengan tambahan
Overhead Cost 15% Rp 6.000 Rp 900 60% bubuk agar-agar, BCHJ1 yaitu bubuk
Labour Cost 15% Rp 6.000 Rp 900 cincau hijau dengan tambahan 40% bubuk
Nett Profit 30% Rp 6.000 Rp 1.800 jeli, dan BCHJ2 yaitu bubuk cincau hijau
Selling Price 100% Rp 6.000 Rp 6.000 dengan tambahan 60% bubuk jeli.keempat
Sumber : Data Diolah, Juli 2018 formulasi tersebut diujikan kepada 15
Dari Tabel 3 terlihat food cost Rp. panelis ahli di bidang kuliner untuk menilai
2.400, overhead & labour cost Rp. 900, mulai dari kesesuaian rasa, aroma, tekstur,
serta profit Rp. 1.800, maka selling price hingga warna cincau yang dihasilkan dai
sebesar Rp. 6.000, berikut rincian: bubuk cincau hijau. Hasilnya satu produk
perhitungannya : terbaik yang dipilih oleh rata-rata panelis
a. Food Cost (40%) = Rp. 2.400 ahli adalah produk BCHJ1 dengan rata-rata
b. Selling Price (100%) = Rp. 2.400 nilai 25, sedangkan BCHAA1 23, BCHAA2
40% 23.07, dan BCHJ2 dengan total rata-rata
= Rp. 6.000 24.13
c. Overhead Cost (15%) = Rp. 6.000 x Tahapan uji daya terima konsumen
15% yang dilakukan peneliti untuk menilai daya
= Rp. 900 terma konsumen terhadap produk terpilih
d. Labour Cost (15%) = Rp. 6.000 x sebelumnya, BCHJ1 kepada 100 panelis
15% konsumen dengan perbedaan latar belakang
= Rp. 900 mulai dari jenis kelamin, usia, jenis
e. Profit (30%) = Rp. 6.000 x pekerjaan, hingga beragam jenis latar
30% belakang pendidikan terakhir. Penilaian
= Rp. 1.800 yang meliputi rasa, aroma, teksur, warna,
Perhitungan dimulai dengan dan penampilan kemasan bubuk cincau
diketahuinya food cost yang juga adalah hijau ini menghasilkan nilai 3119 untuk
harga pokok atau bahan baku, guna produk BCHJ1 yang mana nilai tersebut
memudahkan perhitungannya maka berada pada kelas interval 2721 – 3360 yang
dihitung pertama adalah selling price, yang menyatakan bahwa produk diterima oleh
kemudian akan memudahkan perhitungan konsumen.
biaya yang lainnya. Yang menghasilkan Harga jual produk bubuk cincau hijau
hasil jual bubuk cincau hijau per sachet yang diharapkan panelis konsumen adalah
adalah Rp. 6.000 sesuai dengan harapan Rp. 6.000/sachet dengan berat bersih 200
responden. grm. Memiliki food cost Rp. 2.400, labour
dan overhead masing-masing Rp. 900 serta
4. Kesimpulan profit sebesar Rp. 1.800, sehingga
Hasil penelitian yang telah peneliti menghasilkan harga jual produk bubuk
lakukan telah dijelaskan pada bab cincau hijau ini adalah Rp. 6.000.
sebelumnya mengenai inovasi produk
bubuk cincau hijau yang berbeda dari 5. Daftar Rujukan
produk cincau hijau yang ada. Berikut Dhewanto, Wawan . (2014). Manajemen
adalah kesimpulan peneliti mengenai hasil Inovasi. Yogyakarta: CV ANDI
27
Hananul Umumah Jurnal Gastronomi Wisata Volume 4 Nomor 2

OFFSET
Hariana, Arief. (2013). 262 Tumbuhan Obat
dan Khasiatnya. Jakarta : Penebar.
Swadaya
Pitojo, S. (2008). Khasiat Cincau Perdu.
Yogyakarta : Kanisius
Pitojo, S. , & Sumiati. (2005). Cincau : Cara
Pembuatan dan Variasi Olahannya.
Jakarta : Agromedia Pustaka.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.

28

Anda mungkin juga menyukai