Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun oleh:
Mukaromah
11417057
Kelompok 09
Asisten:
Silvester Devanda Putra
11416045
Mukaromah| 11417057
ABSTRAK
Protein merupakan makromolekul yang bahan dasarnya yaitu asam amino
yang berfungsi sebagai katalisator, pengangkut, dan penyimpan molekul lain yang
mendukung sistem kekebalan tubuh. Dalam kehidupan, terdapat dua puluh asam
amino yang merupakan penyusun protein pada makhluk hidup. Protein dibagi
menjadi dua, yaitu protein nabati dan protein hewani. Contoh dari protein nabati
yaitu tahu kuning. Tahu kuning merupakan makanan yang mengandung gizi yang
terbuat dari kadang kedelai. Produk olahan hasil non fermentasi ini berasal dari
dataran Cina. Tahu mengandung protein dan air yang relatif tinggi. Dalam
menentukan kadar protein pada tahu kuning dilakukan uji kuantitatif yaitu dengan
menggunakan metode Lowry dan metode Biuret. Metode Lowry merupakan
pengembangan dari metode Biuret, metode Lowry lebih sensitif 100 kali daripada
metode Biuret. Penerapan analisis kuantitatif untuk menentukan kadar protein
yaitu untuk menentukan kadar protein dan juga kandungan dari protein pada
tumbuhan budidaya yang diamati.
PENDAHULUAN
Protein adalah biomolekul yang terdiri atas beberapa polipeptida, yang
setiap polipeptida tersusun atas asam amino yang diikat oleh ikatan peptida.
Protein dikelompokkan menjadi dua, yaitu protein sederhana dan protein
terkonjugasi.Protein sederhana hanya berupa polipeptida tanpa ada adisi dengan
zat apapun, sedangkan protein konjugasi adalah protein yang berikatan dengan zat
lain, contohnya fosfoprotein yaitu protein yang berikatan dengan gugus fosfor,
glikoprotein yaitu protein yang berikatan dengan karbohidrat, metaloprotein yaitu
protein yang berikatan dengan logam, dan flavoprotein yaitu protein yang
berikatan dengan vitamin derivat. (Walsh, 2014)
Protein sebagai sumber energi dan juga sebagai zat pembangun, protein
juga berperan mengganti jaringan tubuh yang rusak dan mengatur proses di dalam
tubuh agar seimbang. Asam amino dalam protein mengandung unsur N yang tidak
dimiliki oleh lemak maupun karbohidrat, selain itu protein juga mengandung
unsur-unsur seperti C , H, dan O dan juga unsur-unsur logam yakni besi, dan
tembaga. Protein terusun atas asam amino esensial dan asam amino non esensial.
Asam amino esensial merupakan asam amino yang tidak dapat diproduksi sendiri
oleh tubuh, sedangkan asam amino non esensial adalah asama amino yang di
produksi sendiri oleh tubuh yang memiliki prioritas yang lebih rendah
dibandingkan dengan asam amino esensial. Dari struktur umumnya, asam amino
mempunyai dua gugus pada setiap molekulnya, yaitu gugus amino dan gugus
karboksil, gugus amino dan gugus karboksil digambarkan sebagai struktur ion
dipolar. Gugus amino dan gugus karboksil pada asam amino menunjukkan
sifat-sifat spesifiknya. Oleh karena asam amino mengandung kedua gugus
tersebut, maka senyawa ini akan memberikan reaksi kimia yang mencirikan
gugus-gugusnya. Contohnya reaksi asetilasi dan esterifikasi. Asam amino juga
bersifat amfoter, yaitu dapat bersifat sebagai asam dan memberikan proton kepada
basa kuat, atau dapat bersifat sebagai basa dan menerima proton dari basa kuat.
Protein ada dua, yaitu protein yang berasal dari hewan(hewani) dan tumbuh-
tumbuhan (nabati). Protein hewani terdapat dalam daging, susu, telur, ikan, udang,
dan kerang. Sedangkan protein nabati terdapat dalam biji-bijian, sereal, daun dan
kacang-kacangan. (Naga et al., 2010)
Sentrifugasi adalah sebuah peralatan yang pada umumnya digerakkan oleh
motor listrik yang menempatkan objek di rotasi sekitar sumbu tetap, menerapkan
kekuatan untuk tegak lurus sumbu. Sentrifugasi bekerja menggunakan prinsip
sedimentasi, dimana percepatan sentripetal menyebabkan zat padat untuk
memisahkan sepanjang arah radial (bagian bawah tabung). Oleh objek yang sama
ringan tanda akan cenderung bergerak ke atas. Prinsip kerja sentrifugasi adalah
pada pemisahan molekular dari sel atau organel subselular. Pemisahan tersebut
berdasarkan konsep bahwa partikel yang tersuspensi di sebuah wadah akan
mengendap ke dasar wadah karena adanya gaya gravitasi. Sehingga laju
pengendapan suatu partikel yang tersuspensi tersebut dapat diatur dengan
meningkatkan atau menurunkan pengaruh gravitasi terhadap partikel. Pengaturan
laju pengendapan tersebut dapat dilakukan dengan cara menempatkan wadah yang
berisi suspensi partikel kemesin sentrifugasi tepatnya pada bagian rotor yang
kemudian akan berputar dengan kecepatan tertentu. Hal tersebut tergantung pada
ukuran dan bobot jenis dari suspensi. Dengan demikian Prinsip Kerja alat tersebut
adalah dengan memanfaatkan gaya sentrifugasi sehingga bahan tesebut dapat
terpisah. Ini dilakukan dengan cara memutar campuran dengan sangat cepat dan
bertumpu pada titik pusat. Dan pada akhirnya alat ini akan berhenti beroperasi
ketika katup/pintu Centrifuge terbuka saat bekerja (Khopkar, 2003).
Spektrofotometri Sinar Tampak (UV-Vis) adalah pengukuran energi
cahaya oleh suatu sistem kimia pada panjang gelombang tertentu (Day, 2002).
Sinar ultraviolet (UV) mempunyai panjang gelombang antara 200-400 nm, dan
sinar tampak (visible) mempunyai panjang gelombang 400-750 nm.
Spektrofotometri digunakan untuk mengukur besarnya energi yang diabsorbsi
atau diteruskan. Sinar radiasi monokromatik akan melewati larutan yang
mengandung zat yang dapat menyerap sinar radiasi tersebut (Harmita, 2006).
Pengukuran spektrofotometri menggunakan alat spektrofotometer yang
melibatkan energi elektronik yang cukup besar pada molekul yang dianalisis,
sehingga spektrofotometer UV-Vis lebih banyak dipakai untuk analisis kuantitatif
dibandingkan kualitatif. Spektrum UV-Vis sangat berguna untuk pengukuran
secara kuantitatif. Konsentrasi dari analit di dalam larutan bisa ditentukan dengan
mengukur absorban pada panjang gelombang tertentu dengan menggunakan
hukum Lambert-Beer. (Rohman, 2007)
Tahu termasuk bahan makanan yang berkadar air tinggi. Besarnya kadar
air dipengaruhi oleh bahan penggumpal yang dipakai pada saat pembuatan tahu.
Bahan penggumpal asam menghasilkan tahu dengan kadar air lebih tinggi
dibanding garam kalsium. Bila dibandingkan dengan kandungan airnya, jumlah
protein tahu tidak terlalu tinggi, hal ini disebabkan oleh kadar airnya yang sangat
tinggi. Makanan-makanan yang berkadar air tinggi umumnya kandungan protein
agak rendah. Selain air, protein juga merupakan media yang baik untuk
pertumbuhan mikroorganisme pembusuk yang menyebabkan bahan mempunyai
daya awet rendah (Hamid, 2012) Kandungan terbesar pada tahu kuning yaitu
kalsium dan air, selain itu tahu juga mengandung enenrgi, protein, lemak,
karbohidrat, dan serat. Dalam hal vitamin, tahu kuning mengandung vitamin B1
dan vitamin B2. (Depkes RI, 2013)
Perbedaan metode Lowry dan Metode Biuret yaitu metode Lowry
mempunyai prinsip dasar menggabungkan yaitu dengan mereaksikan ion Cu
dengan ikatan peptida dengan menggunakan reagen Folin Ciocalteu yang
kemudian akan bereaksi dengan residu tirosin dan triptofan yang terkandung
dalam protein membentuk warna biru. Panjang gelombang dari metode Lowry
yaitu 650 nm. Sedangkan pada metode Biuret mempunyai prinsip dasar yaitu
mengukur banyaknya ikatan peptida yang berkaitan dengan Cu yang didasarkan
pada pembentukan warna ungu. (Nielsen, 2010) Panjang gelombang yang
digunakan pada metode Biuret yaitu 520 nm. Perbedaan lainnya yaitu metode
Lowry lebih sensitif 100 kali daripada metode Biuret sehingga memerlukan
sampel protein yang lebih sedikit. (Sudarmanto, 2008)
TUJUAN
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan kandungan protein
dalam tahu kuning dengan menggunakan metode Lowry dan juga untuk
menentukan kadar protein pada tahu kuning dengan menggunakan metode Biuret.
Tabel 1. Nilai Absorbansi Larutan Standar Metode Lowry dan Metode Biuret
Absorbansi Absorbansi
Konsentrasi
Metode Lowry Metode Biuret
0 0 0
0,1 0,02 0,0035
0,2 0,028 0,0041
0,4 0,03 0,0125
0,6 0,037 0,0144
0,8 0,041 0,0216
1 0,061 0,0226
Keterangan :
X = kadar protein
Y = absorbansi
Untuk perhitungan kadar protein tahu kuning pada metode Lowry yaitu :
X = -2,184214 mg/ml
Kadar protein = -2,184214 mg/ml x 250 ml/10 gram sampel x
Kadar protein = -148,5714284 mg/100 gram sampel
0,02
0,015
0,01
0,005
0
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2
Untuk perhitungan kadar protein tahu kuning pada metode Biuret yaitu :
X = 0,09289212156 mg/ml
Kadar protein = 0,09289212156 mg/ml x 250 ml/10 gram sampel x
Kadar protein = 232,2303039 mg/100 gram sampel
Hasil percobaan menunjukkan perbedaan antara metode Lowry dengan
metode Biuret, perbedaan ini dikarenakan berbedanya bahan yang digunakan pada
percobaan.
KESIMPULAN
Kadar protein pada tahu kuning dengan menggunakan metode Lowry yaitu
-148,5714284 mg/100 gram sampel sedangkan dengan menggunakan metode
Biuret yaitu 232,2303039 mg/100 gram sampel.
DAFTAR PUSTAKA
Day, R. A. and A. L. Underwood. (2002). Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi
Keenam. Jakarta. Penerbit Erlangga. Hal 394, 396-404.
Depkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.
Harmita. 2006. Buku Ajar Fisikokimia. Jakarta. Universitas Indonesia.
Khopkar. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI Press
Naga, Welly Surya., Adiguna, Berlian., Retnoningtyas, Ery Susianty., Ayucitra,
Aning. 2010. Koagulasi Protein dari Ekstrak Biji Kecipir dengan Metode
Pemanasan. Jurnal Widya Teknik 1(9):3-7.
Nielsen, S. S., 2010. Introduction to Food Analysis. Food Analysis 4th ed.
Springer, USA.
Rohman, Abdul. (2007). Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
S. Suzanne Nielsen. 2010. Food Analysis, 4th edition. Part II, Compositional
Analysis of Food
Sumbono, A. 2016. Biokimia Pangan Dasar. Yogyakarta: Deepublish.
Walsh, Gary. 2014. Proteins Biochemistry and Biotechnology. New Jersey : John
Wiley & Sons, Ltd. Halaman 1, 2, 25, 27, 37, dan 41.
Yuslianti, R, Eiuis. 2018. Pengantar Radikal Bebas dan Antioksidan. Jakarta:
Deepublish.
Wirahardikkusumah, M. 2008. Biokimia. Bandung: ITB.
LAMPIRAN
Tabel 3. Hasil Pengamatan Analisis Protein pada Metode Lowry dan Metode
Biuret
Gambar Sebelum Gambar Setelah Keterangan
Terjadi perubahan warna,
karena adanya
penambahan reagen Folin-
Ciocalteu. Namun setelah
dibiarkan selama 30-60
menit, tidak terjadi
perubahan warna menjadi
biru