Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PUPUK HIJAU PUERARIA SP.

Kelompok : 6
1. Safira Raudhotul Jannah E44180002
2. Khoirunnisa Rizki Dwi Jayati E44180036
3. Fazil Azhar E44180060
4. Lutfi Ranggawuni E44180079
5. Ananta Kusama Amanda E44180090
6. Rifda Afifah E44180091

Asisten
1. Winda Ramadhanti E44160021
2. Nurbayati E44160055

LABORATORIUM PENGARUH HUTAN


DEPARTEMEN SILVIKULTUR
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2020
Pembagian tugas makalah
1. Safira : Latar belakang, pembahasan makalah
2. K. Rizki : Menyusun makalah dan ppt
3. Rifda A : Pembahasan makalah
4. Ananta : Pembahasan makalah
5. Luthfi : pembahasan dan simpulan makalah
6. Fazil : menyusun ppt

ii
BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Didunia, jumlah lahan pertanian yang produktif sudah semakin berkurang.
Dilain pihak, lahan pertanian yang adapun sudah berkurang kesuburannya
sehingga menjadi tanah-tanah yang kurang subur. Hal ini menjadi tantangan dalam
upaya pemanfaatan lahan-lahan tersebut untuk budi daya pertanian. Agar
kesuburan tanah dapat dipertahankan, penggunaan pupuk organikpun tidak dapat
dihindarkan.
Dalam pertanian modern saat ini, penggunaan pupuk kimia mulai dikurangi,
bahkan ditiadakan dan diganti dengan pupuk organik. Hal ini disebabkan pupuk
organik tidak meninggalkan residu kimia, tidak seperti pupuk kimia. Memang
pupuk organik bukan barang baru bagi petani, sudah sejak lama pupuk organik ini
digunakan secara tradisional oleh petani untuk mempertahankan kesuburan tanah.
Salah satu jenis pupuk organik yang digunakan adalah pupuk hijau. Ini
adalah jenis pupuk organik tertua yang digunakan dalam budi daya pertanian oleh
petani kita. Pupuk hijau ini berasal dari tumbuhan/tanaman atau berupa sisa
panen. Bahan dari tanaman ini dapat dibenamkan pada waktu masih hijau atau
segera setelah dikomposkan.
Pueraria Sp. Merupakan jenis pupuk hijau dimana ketersediaannya cukup
banyak dan sering ditemui di lapangan. Leguminosa ini merupakan tanaman
dengan kemampuan menghasilkan bahan organik tinggi dan dapat meningkatkan
kesuburan tanah, karena dapat memfiksasi nitrogen melalui bakteri bintil akar
tanaman (Arsyad et.al 2011).
Pupuk hijau berfungsi sebagai sumber dan penyangga unsur hara melalui proses
dekomposisi dan peranannya terhadap penyedia bahan organik tanah dan
mikroorganisme tanah. Bahan organik ini mempunyai peranan penting dalam usaha
meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk. Pemberian pupuk hijau dapat
memperbaiki sifat fisika tanah antara lain berat volume tanah, total ruang pori tanah,
pori aerasi tanah dan air tanah tersedia (Barus dan Suwardjo, 1986 diacu dalam
Juarsah, 1999). Penambahan pupuk hijau berupa daun, ranting dan sebagainya yang
belum melapuk merupakan pelindung tanah dari kekuatan perusak butir-butir hujan
pada permukaan tanah. Pupuk hijau dalam tanah akan mengalami perombakan dan
penguraian, senyawa-senyawa yang dilepaskan menjadi bentuk-bentuk senyawa
tersedia bagi tanaman. Semakin banyak bahan pupuk hijau diberikan ke tanah, akan
meningkatkan kemampuan tanah menyerap dan meningkatkan kandungan air tanah.

TUJUAN
Tujuan dibuatnya makalah ini yaitu untuk mengetahui apa itu pupuk hijau
dengan salah satu jenis pupuk hijau Pueraria Sp beserta karakteristiknya, manfaat
pupuk hijau tersebut, serta keuntungan dan kerugian penggunaan pupuk hijau
Pueraria sp.

1
BAB II

METODELOGI

Waktu dan Tempat


Praktikum pengolahan nutrisi hutan yang berjudul “Pupuk Hijau Pueraria
sp” ini dilaksanakan pada hari Jumat, 31 Februari 2020 pukul 08.00 – 11.00 WIB.
Praktikum ini dilakukan di Laboratorium Pengaruh Hutan, Institut Pertanian
Bogor.

Alat dan Bahan


Alat yang digunakan adalah laptop. Bahan atau software yang digunakan
adalah Word.

Prosedur
Prosedur atau teknik pengumpulan makalah ini yaitu dengan mencari dari
berbagai referensi ilmiah seperti jurnal ilmiah, buku, tesis dan skripsi.

2
BAB III

HASIL & PEMBAHASAN

Pengertian

Pupuk hijau adalah pupuk yang memanfaatkan jaringan tanaman hijau.


Jenis tanaman yang sering digunakan sebagai pupuk hijau antara lain tanaman
rerumputan, leguminose, dan nonleguminose.
Secara umum, ciri tanaman yang dapat digunakan sebagai pupuk hijau
antara lain sebagai berikut :
1. Pertumbuhannya cepat.
2. Perakarannya dangkal, bagian atas lebat dan sekulen.
3. Tanaman tahan terhadap kekeringan dan mampu tumbuh baik di tanah yang
miskin hara.
Tanaman yang dapat tubuh cepat sangat baik digunakan dalam perbaikan
tanah, apalagi dari jenis berdaun lebar dan berakar banyak. Kadar air (kelembaban)
yang di timbulkan oleh jenis tanaman tersebut akan memudahkan dan
mempercepat proses penguraian. Adapun tujuan pemanfaatan pupuk hijau dapat
dikelompokkan menjadi pupuk hijau sebagai pupuk organik, pupuk hijau sebagai
penutup tanah, dan pupuk hijau sebagai pohon pelindung.
Jenis pupuk hijau yang lebih disarankan untuk digunakan berupa
leguminose. Penyaranan ini didasarkan pada beberapa hal berikut :
1. Leguminose mampu mengikat unsur N dari udara sehingga dapat
menambah unsur N dalam tanah.
2. Leguminose mampu mendorong aktivitas mikroorganisme.
3. Leguminose mendorong sruktur tanah menjadi lebih remah.
4. Leguminose dapat bekerja sebagai erosi pelindung tanah.

Pupuk Hijau sebagai Pupuk

Pemupukan hijau adalah pembenaman jaringan tanaman hijau yang belum


terdekomposisikedalam tanah. Jenis tanaman leguminose yang sering digunakan
sebagai pupuk hijau umumnya dari tanaman perdu seperti Crotalaria juncea,
Crolataria usaramoensis, Tephrosia vogelli, Tephrosia candida, dan Desmodium
gyroides.
Penggunaan pupuk hijau harus dilakukan secara tepat agar tanah dan
tanaman pokok tidak dirugikan karena banyaknya bahan yang belum mengalami
pelapukan. Pada tanah dengan kelembaban tinggi, proses penguraian akan lebih
cepat sehingga akan semakin cepat manfaat yang dimperoleh. Ada beberapa hal
yang harus diperhatikan dalam pemupukan hijau, yaitu sebagai berikut :
 Untuk daerah dengan curah hujan rendah, penggunaan pupuk hijau harus
hati-hati. Air yang tersedia untuk tanaman berikutnya dapat digunakan oleh
pupuk hijau dalam proses perombakannya sehingga akan mengakibatkan
tanah menjadi ringan dan terbuka.
 Pembenaman pupuk hijau dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi
jaringan tanaman, yaitu pada waktu sekulennya mendekati maksimum.
Sebagian besar pupu hijau mendekati keadaan ini pada waktu setengah
umur. Saat itu kandungan lignin dan senyawa lain masih rendah sehingga
akan mudah terdekomposisi oleh mikroorganisme pengurai dengan
perbandingan karbon dan nitrogennya relatif masih rendah. Pembenaman

3
sebaiknya dilakukan saat banyak terjadi hujan karena akan lebih efektif dan
proses dekomposisinya akan lebih cepat.
 Harus ada pengaturan waktu atau jadwal penanaman pupuk hijau dengan
penanaman tanaman pokok berikutnya agar pertumbuhan tanaman pokok
tidak terganggu.
Pemupukan hijau dapat dilakukan dengan dua cara yaitu, dibenamkan
didalam tanah atau ditebarkan dipermukaan tanah. Pembenaman didalam
tanahpun dilakukan dengan dua cara yaitu, tanpa pencabutan tanaman pupuk hijau
atau dengan pencabutan tanaman pupuk hijau. Pembenaman tanpa pencabutan
dilakukan dengan cara tanaman pupuk hijau direbahkan dan dimasukkan kedalam
lubang yang sudah dibuat disamping tanaman tersebut, kemudian ditutup dengan
tanah. Sementara pembenaman dengan pencabutan tanaman harus di potong-
potong terlebih dahulu, kemudian dibenamkan.
Cara ditebarkan dipermukaan tanah paling sering dilakukan. Kegiatan ini
lebih dikenal dengan pemulsaan. Tanaman pupuk hijau dicabut dan ditebarkan
disekeliling tanaman pokok sebagai mulsa. Jarak penebarannya sekitar 15 cm dari
batang tanaman pokok.

Pupuk Hijau sebagai Penutup Tanah

Pemupukan hijau dengan cara ini sering dilakukan diperkebunan kelapa


sawit, kelapa dan karet. Sangat banyak manfaat yang diperoleh penanaman
tanaman penutup tanah diareal perkebunan tersebut. Jenis tanaman yang sering
atau hampir selalu digunakan adalah jenis Leguminose (kacang-kacangan).
Beberapa manfaat dari penutup tanah dengan tanaman kacang-kacangan adalah
melindungi permukaan tanah dari hembasan air hujan, melindungi bahan organik
dari sinar matahari langsung, dan menurunkan suhu tanah.
Daun-daun yang gugur ataupun batang yang sudah mati mengandung
nitrogen cukup tinggi. Kondisi ini akan menstimulir kehidupan mikroorganisme
tanah dan akan mempercepat perombakan sehingga unsur-unsur hara yang
dihasilkan akan menjadi tersedia bagi tanaman. Tanaman kacang-kacangan yang
bersimbiosis dengan bakteri rhizobium dapat mengikat nitrogen bebas dari udara
dan melepaskannya kembali kedalam tanah dalam bentuk tersedia bagi tanaman.

Pupuk Hijau sebagai Sumber Bahan Organik dan Konservasi Tanah


Pupuk hijau berfungsi sebagai sumber dan penyangga unsur hara melalui
proses dekomposisi dan peranannya terhadap penyedia bahan organik tanah dan
mikroorganisme tanah. Bahan organik ini mempunyai peranan penting dalam
usaha meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk. Pemberian pupuk hijau dapat
memperbaiki sifat fisika tanah antara lain berat volume tanah, total ruang pori
tanah, pori aerasi tanah dan air tanah tersedia.
Penambahan pupuk hijau berupa daun, ranting dan sebagainya yang belum
melapuk merupakan pelindung tanah dari kekuatan perusak butir-butir hujan pada
permukaan tanah. Pupuk hijau dalam tanah akan mengalami perombakan dan
penguraian, senyawasenyawa yang dilepaskan menjadi bentuk-bentuk senyawa
tersedia bagi tanaman. Semakin banyak bahan pupuk hijau diberikan ke tanah,
akan meningkatkan kemampuan tanah menyerap dan meningkatkan kandungan
air tanah. Menurut Hanafiah (2004) air merupakan komponen penting dalam
rongga tanah berfungsi sebagai pelarut dan pembawa ion-ion hara, sarana
transformasi dan pendistribusi nutrisi kebagian tanaman, komponen proses

4
fotosintesis, asimilasi, sintesis dan respirasi tanaman, pemicu reaksi kimiawi, dan
pembawa oksigen terlarut kedalam tanah, stabilisator temperatur tanah, dan
mempermudah pengolahan tanah.
Menurut Munir (1996) bahwa untuk meningkatkan produktivitas Ultisol
dapat dilakukan melalui pemberian beberapa bahan seperti : kapur, pupuk, bahan
organik, penerapan teknik lorong, terasering, drainase dan pengolahan tanah.
Peningkatan produktivitas lahan-lahan pertanian dan perbaikan kesehatan lahan
dapat dilakukan melalui pengelolaan tanah secara terpadu baik aspek kimia, fisik
dan biologi tanah, dimana pengelolaan dengan bahan organik tanah merupakan
salah satu kegiatan yang utama. Usaha perbaikan produktivitas Ultisol dengan
pupuk anorganik tidak selamanya memberikan efek positif tanpa diikuti perbaikan
sifat fisika dan biologi tanah.
Oleh karena itu, teknik yang akrab dan ramah lingkungan yang
menitikberatkan pada penggunaan pupuk organik atau bahan organik perlu
dilakukan. Penambahan bahan organik dalam hal ini penggunaan pupuk hijau
dimaksudkan untuk meningkatkan efesiensi penggunaan air serta sebagai sumber
sebagian hara tanaman (Sutanto, 2002).

Pupuk Hijau dari Pueraria sp.


Pueraria sp. Merupakan Pueraria sp. termasuk dalam famili Leguminosae
dalam sub famili Papilionaceae . Leguminosae merupakan tanaman dengan
kemampuan menghasilkan bahan organik tinggi dan dapat meningkatkan
kesuburan tanah, karena dapat memfiksasi nitrogen melalui bakteri bintil akar
tanaman. (Arsyad et al. 2011) Tanaman ini mengandung unsur hara N, K, Ca, Mg
dan S yang paling tinggi , sementara itu kandungan unsur hara yang paling rendah
ada dalam tanaman kedelai (Parnata et al. 2010).
Dicirikan dengan pertumbuhan menjalar dan merambat ke arah kiri , mempunyai
batang yang kuat , perakaran dalam dan membentuk umbi. Tumbuhan Pueraria
banyak dimanfaatkan sebagai tanaman penutup tanah (mulsa) , pencegah erosi ,
sumber pupuk hijau, pemberantas alang alang dan pakan ternak (Purwanto 2007).
Pueraria memiliki kandungan hara N 2,56%, PO 22%, K 1,9% dan C-Organik 40,198
(Febrina, 2004). Pueraria javanica dan Calopogonium mucunoides dapat
memperbaiki sifat fisika tanah melalui peningkatan bahan organik, penurunan BV,
Peningkatan TRP,serta meningkatkan ketersediaan air tanah (Arsyad et al. 2011).

5
BAB IV
KESIMPULAN

Salah satu upaya dalam mempertahankan dan meningkatkan kualitas serta


kesuburan tanah adalah dengan penggunaan pupuk organik. Salah satu jenis pupuk
organik yang digunakan adalah pupuk hijau. Pupuk hijau ini berasal dari
tumbuhan/tanaman atau berupa sisa panen. Penggunaan pupuk hijau harus
dilakukan secara tepat agar tanah dan tanaman pokok tidak dirugikan karena
banyaknya bahan yang belum mengalami pelapukan. Penggunaan pupuk hijau
sendiri dapat sebagai penutup tanah, pupuk hijau sebagai sumber bahan organik
dan konservasi tanah, dan pupuk Pupuk Hijau dari Pueraria sp. Yang berasal dari
tanaman Leguminosae dengan kemampuan menghasilkan bahan organik tinggi dan
dapat meningkatkan kesuburan tanah, karena dapat memfiksasi nitrogen melalui
bakteri bintil akar tanaman. Pueraria javanica dan Calopogonium mucunoides
dapat memperbaiki sifat fisika tanah melalui peningkatan bahan organik,
penurunan BV, Peningkatan TRP,serta meningkatkan ketersediaan air tanah.

6
BAB VI

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad AR, Ermadani, Farni Y. 2011. Aplikasi pupuk hijau (Calopogonium


mucunoides dan Pueraris javanica) terhadap air tanah tersedia dan hasil
kedelai. Jurnal Hidrolitan. 2(1) : 31-39.

Febrina. 2004. Kontribusi berbagai jenis tanaman penutup tanah terhadap


perbaikan beberapa sifat kimia ultilisol lahan alang-alang [skripsi]. Jambi:
Universitas Jambi.

Hanafiah. 2004. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta (ID): Raja Grafindo Persada.

Juarsah. 1999. Manfaat dan alternatif penggunaan pupuk organik pada lahan kering
melalui penanaman Leguminosa. Prosiding Seminar Nasional (hal. 891-
900). Bogor(ID): Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat.

Munir M. 1996. Produktivitas Tanah, Klasifikasi dan Pemanfaatannya. Jakarta


(ID): Pustaka Jaya.

Parnata dan Artianingsih. 2010. Hasil Panen dengan Pupuk Organik. Depok (ID):
Hasil Panen dengan Pupuk Organik.

Purwanto. 2007. Mengenal Lebih Dekat Tanaman Leguminosae. Yogyakarta (ID):


Kanisius.

Susanto. 2002. Penerapan Pertanian Organik. Yogyakarta (ID): Kanisius.

Anda mungkin juga menyukai