Anda di halaman 1dari 36

http://ppg.spada.ristekdikti.go.id/course/index.php?

categoryid=78

Materi 1 : Alur Proses Produksi Multimedia -


Teknik Pengolahan Audio dan Video
Ijul Lke

Alur Proses Produksi Multimedia


Istilah Multimedia terbentuk dari dua frasa, Yaitu multi "banyak" dan media "sesuatu/alat
untuk menyampaikan.

Pemanfaatan komputer sebagai media untuk membuat dan juga menyatukan data
gambar, teks, grafik, animasi dan audio/video dengan menggunakan perangkat lunak
yang memungkinkan pemakai untuk berkreasi, berinteraksi dan berkomunikasi.

Metodologi yang paling umum dipakai pada proses produksi Multimedia adalah yang
biasa disebuat dengan alur produksi 3 tahap. Secara umum, proses produksi multimedia
dirancang dengan menjalankan 3 tahap sebagai berikut;
1. Pra produksi / Pre-Production
2. Produksi / Production
3. Pasca produksi / Post-Production

Pre-production atau pra produksi merupakan tahapan perencanaan. Secara


umum, merupakan tahapan persiapan sebelum memulai proses produksi (shooting film
atau video).
Pada intinya tujuan pra produksi adalah mempersiapkan segala sesuatunya agar proses
produksi dapat berjalan sesuai konsep dan menghasilkan suatu karya video sesuai
dengan harapan.

Beberapa elemen yang perlu dipertimbangkan dalam proses pre-production:


1. Apa tujuan dan pesan yang ingin disampaikan?
2. Siapa penonton yang menjadi target?
3. Apakah sarana dan prasarana yang menunjang untuk pembuatan proyek telah
terpenuhi?
4. Perangkat lunak yang dibutuhkan.
5. Orang yang terlibat serta pembagian tanggung jawabnya.
6. Membuat jadwal kerja. dll
Tahapan kegiatan pre-production

1) Ide
Ide merupakan tantangan pertama dalam membuat sebuah proyek yang memutuskan
apa yang akan diungkapkan dan bagaimana cara untuk mengungkapkannya.

2) Penulisan
Penulisan script/Skenario merupakan bentuk transformasi ide menjadi bagian yang lebih
detail. selanjutnya setiap bagian dipecah menjadi sebuah cerita, setiap cerita terdiri dari
bagian pembuka, inti cerita dan penutup.
3) Pra visualisasi
Menterjemahkan teks ke dalam bentuk gambar/storyboard yang menggunakan perangkat
lunak atau kertas dan pensil. Dapat pula berupa gambar diam untuk frame-frame kunci
dalam tiap segmen. Dapat pula menggunakan kamera video untuk membuat draft kasar
dari script yang telah ditulis.

4) Perencanaan produksi
Perencanaan produksi yaitu pembuatan perencanaan berdasarkan semua bidang
pekerjaan yang akan dilakukan sehingga proses syuting akan berjalan lancar. Sebagai
contoh, jika ada sepuluh scene pada script yang mengambil setting lingkungan di dalam
rumah, maka syuting kesepuluh scene ini dapat dilakukan dalam waktu bersamaan
sehingga menghemat waktu dan mengurangi kerepotan saat berpindah-pindah lokasi
syuting.
Proses Pembuatan Film
 Outline
Outline mejabarkan point-point penting pekerjaan yang berfungsi membantu kita
mengidentifikasi material apa saja yang harus dibuat, didapatkan, atau disusun supaya
pekerjaan kita dapat berjalan.
 Script/Skenario
Dengan menggunakan outline saja sebenarnya sudah cukup untuk memulai tahapan
pelaksanaan produksi, tetapi dalam berbagai model proyek video, seperti iklan televisi,
company profile, sinetron, drama televisi, film cerita dan film animasi tetap
membutuhkan skenario formal yang berisi dialog, narasi, catatan tentang setting lokasi,
action, lighting, sudut dan pergerakan kamera, sound atmosfir, dan lain sebagainya.
 Storyboard
Apabila kurang cukup dengan outline dan scenario, maka kita dapat pula menyertakan
storyboard dalam rangkaian perencanaan proses produksi kita. Storyboard merupakan
coretan gambar/sketsa seperti gambar komik yang menggambarkan kejadian dalam
film. Di dalam gambar tersebut juga berisi catatan mengenai adegan, sound, sudut dan
pergerakan kamera, dan lain sebagainya. Penggunaan storyboard jelas akan
mempermudah pelaksanaan dalam proses produksi nantinya
 Rencana Anggaran Biaya

Production, pelaksanaan produksi (shoting) yang mengacu pada persiapan yang


dihasilkan dari proses PreProduction.
 Shooting
Proses pengambilan gambar film. Dalam proses ini di lakukan dalam lapangan. Proses
pengambilan film atau yang biasa di sebut shooting harus sesuai dengan scenario yang
telah di buat, untuk itu cameramen perlu memahami betul isi dari scenario. Peran
sutradara sangat penting dalam proses ini, agar shooting tidak melenceng jauh dari
scenario.
 Evaluasi
Tahapan evaluasi dilakukan untuk mengevaluasi jalanya proses produksi yang telah
dilakukan. Agar kekurangan dari proses produksi yang dihasilkan minim dan dapat
menemukan cara yang lebih kreatif da efisien.

Penguasaan Kamera & Teknik Shoting

Anggle : sudut pandang pengambilan gambar yang dapat dilihat dari viewfinder pada
sebuah kamera film/video. Dimana pemilihan anggel sangat berperan penting dalam
menciptakan unsur artistik dan pemahaman cerita dalam pengadeganan sesuai dengan
script/naskah.
Lighting/Pencahayaan : Dalam sebuah proses pengambilan gambar diperlukan
adanya aset pencahayaan yang memadai. Baik itu didapat dari sumber natural (sinar
matahari) pada shoting exterior/luar ruang, ataupun melalui bantuan sinar lampu pada
shoting interior/dalam ruang.

Komposisi : Merupakan teknik pengaturan posisi gambar, ukuran & kedalaman ruang,
perspektif & mood adegan untuk menghasilkan citra sesuai dengan tuntutan
script/naskah.

Log/Catatan Shoting : Diperlukan adanya log/catatan yang dibuat menjelaskan


penandaan setiap gambar peradegan yang sudah selesai diambil, dilengkapi dengan
keterangan koordinat waktu (timecode) pada rekaman yang digunakan. Proses ini akan
sangat membantu mempercepat proses pengeditan gambar.

POST - Production

Editing
Kegiatan editing dalam produksi video adalah proses merangkai dan menyusun
potongan-potongan adegan film, menambahkan efek, transisi, serta musik ataupun
narasi agar menjadi satu kesatuan sehingga sesuai dengan naskah. Potongan-
potongan film tersebut diperoleh pada saat kegiatan pengambilan gambar berlangsung.

Presentasi
Setelah semua proses selesai hingga editing, dilakukan tahap presentasi hasil dari
produksi suatu film, proses ini merupakan proses puncak dari pembuatan film.

Tahap presentasi film adalah tahapan mempublikasikan film agar dapat di apresiasikan
oleh pennton.

Re editing
Proses peng-editan ulang film yang telah dibuat agar film yang di hasilkan benar benar
sesuai dengan scenario yang telah di buat.

Finish

Secara garis besar ada tiga jenis proyek multimedia berupa video
1) Proyek Naratif
Proyek naratif yang menceritakan sebuah kisah, yang harus mengetahui jalan ceritanya,
harus memiliki script yang berisi semua dialog yang akan dilakukan oleh aktor, deskripsi
tempat dan suasana. Ada 3 Unsur :

o Karakter
Pelaku utama dari setiap kejadian yang diceritakan dalam kisah tersebut. Karakter yang
dipilih sebaiknya menarik dan memberi arti pada penonton.
o Situasi
Sebuah kisah tentang karakter dalam situasi tertentu. Kita perlu mengetahui situasi
seperti apa yang akan dihadapi oleh karakter.
o Setting lokasi
Cerita yang dibuat harus terjadi disuatu tempat.

2) Proyek Dokumenter
Proyek dokumenter memiliki tujuan utama untuk melaporkan suatu fakta yang terjadi.
Kebanyakan proyek dokumenter berbentuk naratif dengan tambahan wawancara
didalamnya.

3) Proyek non-naratif/seni/Iklan
Proyek non-naratif tidak menceritakan sebuah kisah tertentu. Misalnya video seni atau
paduan suara. Dalam sebuah proyek seni, tetap harus dibuat pula tahapan pra
produksinya.
Materi 2 : Prosedur Pengoperasian Kamera Video
Ijul Lke

Prosedur Pengoperasian Kamera Video


Kamera merupakan salah satu aspek penting dalam suatu pembuatan video, fungsi kamera yaitu
mengambil/merekam adegan-adegan yang diarahkan oleh sang sutradara kemudian
divisualisasikan oleh pemain-pemain yang melakukan adegan-adegan.

Kamera dioperasikan oleh kru yang biasa disebut kameramen, kameramen mengoperasikan kamera
sesuai dengan arahan sutradara. Untuk menjadi seorang kameramen harus mengetahui jenis-jenis
kamera, mengenal cara-cara atau teknik memegang kamera, teknik pengambilan gambar, unsur-
unsur dalam pengambilan gambar, dan sebagainya.

Pemilihan dan Persiapan Kamera

Jenis kamera yang digunakan dalam film sangat beragam jenisnya, namun secara garis besar
kamera terbagi tiga yaitu :
 Kamera Foto (still photography)
Kamera foto menghasilkan gambar-gambar yang tidak bergerak (still single picture). Bahan baku
penyimpanan gambar berasal dari pita selluloid, sehingga setelah melakukan perekaman harus
diproses lagi dengan pemrosesan secara kimiawi. Contoh : kamera analog, kamera digital.
 Kamera film (cinema photography)
Kamera film memiliki bahan yang sama dengan kamera foto namun hasil yang didapat berbeda,
kamera film menghasilkan gambar yang bergerak atau biasa disebut still motion. Contoh : kamera
8 mm, 16 mm, 35 mm.
 Kamera video (video photography)
Untuk kamera vide sendiri memiliki persamaan dengan kamera film karena menghasilkan gambar
bergerak (still motion), namun yang membedakan yaitu bahan bakunya yang berupa kaset video
yang setelah pengambilan gambar hasilnya dapat langsung dilihat karena terjadinya gambar secara
optis dan elektronis. Contoh : kamera Betacam, MiniDV, HDCam.

Pada saat ini terdapat beragam jenis kamera yang beredar di pasaran. Ada banyak aspek yang bisa
dipertimbangkan dalam memilih kamera. Berikut adalah factor yang paling sering digunakan
dalam memilih kamera:

a) Kemudahan Pengoperasian
Salah satu keputusan penting sebelum membeli kamera video untuk melihat bagaimana alat ini
dioperasikan. Kameramen tentu tidak ingin kehilangan momen menarik yang ingin diabadikan
hanya karena kamera membutuhkan beberapa kali tekanan tombol dan beberapa menit untuk mulai
merekamnya.

b) Format Hasil Rekaman


Bagaimana hasil rekaman kamera video bisa dilihat? Apakah harus diserahkan terlebih dahulu ke
profesional untuk mengubahnya ke format yang bisa dilihat, atau langsung saja plug ‘n play ke
komputer atau TV dan hasilnya langsung kelihatan.

c) Resolusi Hasil Rekaman


Kualitas gambar kamera video akan sangat ditentukan oleh kualitas resolusinya. Video kamera
memiliki berbagai macam resolusi yang digambarkan mulai dari VGA sampai mega pixel. Sebagai
perbandingan, layar monitor mungkin memiliki resolusi 640×480 atau 1024×768. Jika hasil
rekaman adalah 352×288, maka untuk menampilkan full screen di layar monitor harus menarik
gambar sehingga tidak sesuai dengan ukuran aslinya dan menjadi pecah.

d) Frame Per Second


Kamera yang baik memiliki jumlah Frame per second (FPS) yang tinggi. FPS yang rendah akan
menyebabkan hasil rekaman video menjadi terputus-putus. Kamera video yang paling sederhana
memiliki fps 15, hasilnya masih patah-patah. Sedangkan fps 25 sudah cukup untuk dapat diikuti
mata tanpa kelihatan terputus-putus dengan budget yang paling sedikit.

e) Manual Atau Otomatis


Kamera high end memiliki full manual control. Fokus manual kontrol, kendali eksposur secara
manual, manual white balance, manual tingkat audio DNS dan sebagainya. Kamera ini juga dapat
mengatur kontrol otomatis jika kameramen berada dalam situasi bergerak, tetapi kontrol manual
lebih disukai oleh videografer serius.

Pemasangan kamera, lensa, dan assesoris lain

Kamera terdiri dari beberapa bagian. Secara umum, bagian kamera terdiri dari lensa, tubuh kamera,
dan Recorder (VCR).

Sebelum kamera digunakan, perlu dilakukan serangkaian pemasangan, pengaturan dan pengecekan
peralatan sehingga pengambilan gambar dapat berjalan dengan baik dan lancar. Berikut adalah hal-
hal yang perlu diperhatikan sebelum kamera digunakan:

a. Menyiapkan lensa, battery, dan media penyimpan

Lensa kamera biasanya dilengkapi dengan tutup pelindung yang berfungsi untuk mencegah debu
mengotori kamera pada saat tidak digunakan. Lepaskan tutup lensa dengan cara menariknya
dengan hati-hati. Selanjutnya pastikan battery dengan daya yang cukup terpasang dengan benar
dan tidak goyang. Persiapan terakhir adalah memasang media penyimpanan. Media penyimpanan
berbentuk kartu memory. Pastikan kartu memori dalam keadaan tidak terkunci sebelum
dipasangkan ke kamera.

b. Mengambil Kamera

Jika pengambilan gambar dilakukan dengan posisi handheld (tanpa menggunakan ripod), maka
biasakan mengambil dengan tangan kiri, agar lebih mudah jika akan dipanggul di bahu. Tapi jika
kamera nantinya akan dipasangkan di tripod, usahakan untuk mengambil kamera dengan tangan
kanan. Teknik pengambilan kamera ini mempermudah juru kamera saat akan memposisikan
kamera.

c. Setting Kamera

Dalam proses ini, pengesetan dilakukan melalui menu di kamera. Tidak semua menu setting perlu
diubah, karena ada beberapa yang sudah dibuat standar oleh pabrik. Setting yang paling sering
dilakukan pada sound dan speeed record. Untuk Audio, sebaiknya gunakan 16 bit, sementara untuk
speed record gunakan Standard Play (biasanya berdurasi 60 menit).Jika dalam kondisi daruratm
speed record bisa diubah ke Long Play dengan durasi 75 menit)
d. Cek & Ricek
Sebelum proses rekaman dimulai, pastikan melakukan cek dan ricek untuk
perlengkapan yang digunakan di dalam pengambilan gambar diantaranya:
- Apakah battery masih penuh atau belum dicharge (sebaiknya disediakan
cadangan)
- Apakah mic tidak ada masalah
- Apakah tripod berfungsi dengan baik
- Apakah kabel sudah sesuai
- Apakah stok kaset tercukupi
- Apakah perlengkapan cahaya (lampu, reflector, lightmeter) berfungsi
- Apakah cadangan listrik tersedia dengan cukup
- Apakah perlu mempersiapkan genset cadangan
- Apakah kabel audio video dalam kondisi bagus.

Pemasangan peralatan pendukung kamera

Peralatan pendukung kamera bervariasi sesuai dengan kebutuhan kameramen. Berikut


ini adalah alat-alat pendukung yang biasa digunakan dalam pengambilan gambar.

a) Tripod

Penyangga kamera dengan tiga kaki berfungsi untuk membuat kamera stabil sehingga
gambar yang diambil tidak bergoyang. Sebuah tripod mempunyai bagian-bagian
sebagai berikut:
Kamera dilekatkan dengan tripod melalui sebuat penampang kecil yang dapat dikunci
pada knob yang ada di bagian atas kamera. Pergerakan kamera secara vertikal dan
horizontal dilakukan dengan sebuah tungkai handle.

b) Lampu

Lampu diperlukan bila keadaan cahaya terlalu gelap, selain itu juga digunakan bila ingin
membuat efek tertentu yang diinginkan. Terdapat berbagai jenis lampu yang bisa
digunakan dalam produksi video. Jika memiliki dana yang terbatas, produksi video dapat
memanfaatkan lampu yang ada dengan dimodifikasi sedemikian rupa, misalnya lampu
belajar. Jika ingin memancarkan cahaya yang fokus dapay langsung diarahkan kepada
objek, namun bila ingin cahaya yang lembut dapat dilapisi dengan kain polos yang
halus.
c) Reflector

Alat ini berfungsi untuk memantulkan sumber cahaya dari alam atau lampu untuk
memberikan cahaya tambahan. Di pasaran, pemantul ini tersedia dalam berbagai warna
(putih, emas, perak), namun jika kemampuan dana terbatas, reflektor bisa dibuat dari
selembar kain atau styrofoam.

d) Microphone

Meskipun kamera sudah dilengkapi dengan microphone internal, juga disarankan untuk
memiliki microphone eksternal. Setiap microphone memiliki taraf hasil (level output)
yang berbeda, sehingga dalam situasi yang berbeda tentunya microphone yang
dibutuhkan berbeda pula.

Menguji Aspek Pengoperasian Kamera

Sebelum digunakan untuk mengambil gambar, beberapa aspek kamera perlu diuji
terlebih dahulu agar hasil pengambilan gambar sesuai dengan harapan. Nyalakan
terlebih dahulu kamera sebelum melakukan pengujian dengan Putar tombol mode pada
saat menekan tombol pembuka kunci, jika berubah dari OFF menjadi sejajar dengan
indicator status.

Setelah kamera menyala, lakukan pengujian untuk beberapa aspek berikut:

a) White Balance
White balance bertujuan untuk mensosialisasikan lensa kamera dengan keadaan sekitar
objek perekaman. Hal ini dilakukan karena setiap tempat memiliki cuaca, kepekaan
cahaya, dan tekstur yang berbeda, sehingga dengan mengatur white balance akan
didapatkan gambar ideal yang sesuai dengan lingkungan bersangkutan.

b) Focusing
Focusing adalah usaha mencari gambar objek yang paling jauh dari semua objek
dengan ukuran gambar (frame size) paling dekat (extreme close up) dan memposisikan
gambar sejelas mungkin dengan memutar ring focus. Selanjutnya juru kamera bisa
melakukan zoom in – zoom out untuk mendapatkan variasi gambar yang diperlukan.
Jika zoom digunakan sebelum Focusing akan terjadi blur (out of focus) saat posisi zoom
in berakhir di zoom out. Para kameramen pemula biasanya menggunakan mode auto
untuk white balance dan focus.

c) Zooming
Zooming digunakan untuk memperbesar atau memperkecil objek tanpa memindah
kamera. Dalam tombol zoom terdapat dua pilihan yaitu Zoom In untuk memperbesar
objek (T) dan Zoom Out untuk memperkecil objek.

d) Microphone
Penggunaan Microphome internal banyak digunakan terutama jika kondisi dana
terbatas. Atur saklar Audio In (CH1 dan CH2) hingga beralih ke posisi front. CH1 akan
merekam audio ke saluran kiri (L-Ch) sementara CH2 akan merekam audio ke saluran
kanan (R-Ch).

Jika semua aspek tersebut dilakukan dengan baik dan sukses, maka proses
pengambilan gambar siap dilakukan.

Ijul Lke

Teknik Pergerakan Kamera


Gerakan Kamera adalah kegiatan yang menciptakan suasana dramatis baik dalam video
maupun film dengan menggerakkan kamera. Ada banyak alasan mengapa kamera harus
bergerak, selain menciptakan suasana dramatis, penggunaan gerakan kamera yang tepat
dapat menciptakan visual yang lebih dinamis, mengarahkan perhatian pemirsa ke subjek
tertentu, mengungkapkan atau menyembunyikan dimensi ruang, dan juga dapat membuat
visual yang lebih ekspresif.
Memindahkan kamera dalam perekaman film harus memiliki alasan kuat, ini untuk
menghindari pengambilan gambar yang tidak penting yang hanya akan memperpanjang
durasi film tetapi tidak akan dapat berbicara apa pun. Ada 8 teknik dasar gerakan kamera
yang bisa digunakan dalam pemotretan. Dimungkinkan juga untuk membuat kombinasi
teknik individu untuk membuat hasil visual lebih bervariasi.

Teknik Gerak Dasar Kamera

1. Zoom
Zoom / zoom adalah gerakan paling dasar, dengan mendekati atau menghindari objek
secara optik dengan mengubah panjang fokus lensa dari sudut sempit ke sudut lebar,
atau sebaliknya. Gambar yang dihasilkan dari gerakan ini adalah subjek seolah-olah
mendekati (Zoom in) dan subjek sejauh ini (Zoom out).

Mengubah ukuran subjek secara visual akan terjadi dalam satu bingkai, misalnya dari
Long Shot ke Medium Shot atau lainnya. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan posisi
kamera atau dikombinasikan dengan gerakan kamera lainnya.

Memperbesar sering digunakan untuk mengklarifikasi sesuatu yang lebih penting, apakah
itu subjek atau peristiwa. Tampilan yang memiliki banyak subjek dapat dikurangi menjadi
satu atau beberapa subjek saja. Sementara lebih banyak zoom out dilakukan untuk
menarik perhatian penonton ke ruang di mana subjek berada, itu juga menunjukkan
bahwa ada banyak hal penting yang dapat dilihat di sekitar subjek juga.

Untuk banyak adegan, penggunaan zoom tidak terlalu efektif. Menggunakan Cut-to Cut
selama pengeditan dapat mempersingkat durasinya bahkan jika apa yang ingin Anda
sampaikan melalui gambar adalah sama.

2. Dolly
Dolly (Track) adalah bidikan close-up atau jauh dari subjek dengan menggerakkan
kamera pada tripot atau boneka. Pemotretan dengan cara ini biasanya membuat kamera
merasa seolah-olah itu adalah mata dari penonton, gerakan kamera dapat mewakili
gerakan penonton sehingga mereka dapat terlibat dalam acara film.

Dolly in atau kamera mendekati subjek, biasanya digunakan untuk membuat penonton
merasa lebih percaya diri, kuat, dan siap menghadapi tantangan. Sementara Dolly out
(jauh dari subjek) dapat digunakan untuk mewakili perasaan frustrasi, ketakutan, dan
inferioritas.
Seperti halnya penggunaan zoom in, pendekatan Dolly in pada subjek dapat membawa
penonton ke satu titik perhatian, ketegangan, dan membangun keingintahuan. Sementara
proses pelepasan ketegangan bisa dilakukan dengan dolly out.

3. Panning
Pan / Panning adalah kamera bergerak ke kiri (Pan kiri) dan kanan (Pan kanan). Ada
banyak fungsi dalam bidikan saat melihat bahkan pada prinsip menggunakan gerakan
yang sama.

Wajan yang paling umum digunakan untuk pemotretan secara umum adalah Wajan, yang
merupakan pergerakan kamera ke subjek bepergian, ini biasanya untuk mempertahankan
komposisi visual agar tetap proporsional dengan bingkai, menyediakan ruang kepala dan
ruang berjalan sehingga subjek tidak terputus saat bergerak. pasti ..

Gerakan mata juga dapat dilakukan untuk memotret objek yang tidak bergerak, seperti
kondisi ruangan, foto yang dipasang di dinding, tirai kota, atau yang lainnya. Ini adalah
untuk menciptakan lingkungan di mana subjek pada saat yang sama menciptakan
interaksi visual antara subjek dan lingkungan.

Panci yang diinterupsi juga merupakan salah satu gerakan kamera pan. Teknik ini
digunakan ketika Anda ingin menghubungkan dua subjek yang berbeda dalam satu
kesempatan. Misalnya, awal pemotretan mengikuti wajan pada subjek yang berjalan di
toko, kamera tiba-tiba berhenti dan fokusnya adalah pada wajan pada seorang anak kecil
yang mencoba mencuri salah satu makanan di toko. Contoh lain adalah ketika sebuah
adegan di mana subjek meninggalkan ruang, kamera bergerak menuju ponsel yang
tergeletak di atas meja.

Gerakan mata juga dapat digunakan untuk transisi di antara dua tembakan, istilah yang
paling populer adalah panci cambuk, yaitu untuk melakukan gerakan mata yang cepat
antara satu sama lain. Penggunaan transisi ini dapat membuat gambar yang lebih dinamis
dan mempersingkat waktu kejadian sebab akibat.

4. Kepiting
Kepiting / kepiting adalah gerakan lateral atau menyamping kamera, berjalan sejajar
dengan subjek yang sedang berlangsung. Gerakan kepiting sangat mirip dengan Dolly,
satu-satunya perbedaan adalah pada arah kamera. Jika Dolly bergerak mundur maka
kepiting bergerak ke kiri (Kepiting ke kiri) dan ke kanan (Kepiting ke kanan).
5. Miringkan
Tilt / Memiringkan adalah gerakan vertikal dari kamera, melihat ke atas dan ke bawah (Tilt
down). Gerakan memiringkan digunakan secara luas untuk mengarahkan mata audiens
ke aktivitas tertentu pada subjek, seperti pemotretan yang dimulai dengan wajah wanita
yang ditekuk, kamera dimiringkan ke bawah, dan pemotretan yang berakhir dengan
jarinya bergetar saat membaca / membalas senyum seseorang, mungkin dipotong oleh
pacarnya.

Proses sebab-akibat dapat dibuat dengan memiringkan, dalam adegan di atas juga dapat
dibalik dengan memiringkan, dimulai dengan tembakan jari bergetar untuk menulis sms,
dan kemudian memiringkan ke wajah yang menangis.

6. Alas (Ped)
Pedestals adalah gerakan kamera di atas alas yang bisa diturunkan. Saat ini Portal
Traveler sudah sangat banyak digunakan. Pedestal up adalah istilah yang digunakan
untuk pergerakan kamera yang diangkat, sedangkan Pedestal down adalah gerakan
kamera yang diturunkan.

7. Busur
Busur adalah gerakan kamera yang berputar di sekitar objek dari kiri ke kanan atau
sebaliknya.

8. Ikuti
Follow adalah gerakan kamera mengikuti objek bergerak, baik itu pan, tilt, ped atau apa
pun. Untuk membuat gambar yang lebih dinamis, Anda bisa menggunakan crane, atau
bisa juga dengan handheld. Derek memungkinkan untuk menggabungkan beberapa
gerakan kamera sehingga gambar dapat dilihat sebagai dinamis.

Pengambilan Foto

Ada lima sudut pengambilan gambar. Masing-masing memiliki fungsi yang berbeda
sehingga karakter dan pesan yang terkandung dalam setiap pemotretan berbeda. Kelima
sudut tersebut adalah pandangan mata burung, sudut tinggi, ketinggian mata, sudut
rendah, dan sudut katak.

a) Pandangan Mata Burung


Ini adalah teknik pemotretan oleh juru kamera dengan posisi kamera di atas ketinggian
objek yang direkam. Hasil rekaman teknik ini adalah bahwa lingkungannya sangat luas
sehingga objek lain yang muncul di bawah ini kecil dan tersebar tanpa makna. Sudut-
sudut penembakan ini biasanya dibuat dari helikopter atau bangunan bertingkat tinggi.

b) Sudut Tinggi
Sudut bidikan ini lebih rendah dari yang pertama. Sudut tinggi adalah bidikan dari atas
suatu objek. Selama kamera berada di atas objek maka dianggap sudut tinggi. Dengan
sudut tinggi objek terlihat lebih kecil. Efek tembakan ini lemah, tak berdaya, soliter, dan
efek lain yang mengandung konotasi melemah atau dikerdilkan.
c) Level Mata
Level mata adalah pemotretan dengan kamera diposisikan sejajar dengan objek. Sudut
pemotretan ini adalah standar yang ditetapkan oleh juru kamera. Hasilnya menunjukkan
bahwa penglihatan seseorang berdiri atau ketinggian mata seseorang persis sama
dengan objek.

d) Sudut Rendah
Sudut rendah adalah pemotretan di bawah objek. Juru kamera juga sering mengemas
malaikat rendah dengan mengambil gambar objek yang diawali dengan memiringkan
(dari bawah ke atas. Efek pemotretan ini sangat kuat. Seseorang yang ditunjukkan
dengan sudut ini akan memiliki efek dominan.)

e) Sudut Katak
Sudut katak adalah bidikan yang diambil oleh juru kamera dengan ketinggian kamera
sesuai dengan pangkal (pangkal) dari posisi objek. Dengan teknik ini adegan objek
besar dibuat, kadang-kadang menakutkan dan bahkan misterius.

Sudut ini memiliki efek dramatis menunjukkan sesuatu yang aneh, aneh, aneh, atau
sesuatu yang menarik tetapi diambil dengan variasi yang tidak biasa.

Objek yang Direkam

Dalam pemotretan, ada beberapa divisi objek yang dijelaskan lebih lanjut sebagai
berikut:

1 S (satu tembakan)
Tunjukkan seseorang dalam bingkai
2 S (dua tembakan)
Adegan dua benda berinteraksi

3 S (tiga tembakan)
Tiga adegan objek saling berinteraksi

GS (tembakan grup)
Banyak objek yang berinteraksi

Ukuran Bingkai

Ukuran bingkai adalah rasio ukuran objek ke tangkapan layar. Tabel berikut
menjelaskan jenis ukuran bingkai.

ELS (Tembakan Panjang Ekstrim)


Tembakannya sangat jauh, ia menawarkan bidang pandang yang sangat luas, kamera
menangkap seluruh pemandangan. Objek utama dan objek lain tampak sangat kecil
dalam kaitannya dengan latar belakang.

LS (Tembakan Panjang)
Tembakannya sangat jauh, menghadirkan bidang pandang yang lebih dekat
dibandingkan dengan ELS, objek masih didominasi oleh latar belakang yang lebih luas.

MLS (Medium Long Shot)


Bidikan yang menawarkan tampilan lebih dekat daripada tembakan panjang, objek
manusia biasanya ditampilkan dari lutut ke atas kepala.

MS (Medium Shot)
Pada sisi objek menjadi lebih besar dan lebih dominan, objek manusia muncul dari
bagian atas kepala hingga bagian atas kepala. Latar belakang masih terlihat sejajar
dengan objek utama.

MCU (Medium Close Up)


Tembakannya sangat dekat, objek terlihat dari dada ke atas kepala. MCU ini paling
sering digunakan di televisi.

CU (Close UP)
Tembakan dekat, objek adalah fokus utama bidikan ini, latar belakang sepertinya sedikit
mati. Untuk objek manusia biasanya wajah ditampilkan dari bahu ke atas kepala.

BCU (Big Close Up)


Bidikan yang menunjukkan bagian-bagian tertentu dari tubuh manusia. Objek mengisi
seluruh layar dan detailnya jelas.

ECU (Extrime Close Up)


Bidikan yang menunjukkan bagian-bagian tertentu dari tubuh manusia. Objek mengisi
seluruh layar dan detailnya jelas.

Teknik Fotografi

Ada beberapa teknik dalam pemotretan yang dapat digunakan untuk menghasilkan
gambar yang sesuai dengan kebutuhan Anda.

a) Bintik Backlight
Dalam teknik ini, pemotretan menunjukkan wajah yang teduh karena diabaikan oleh
lensa kamera. Lensa kamera mengejar cahaya di belakang objek sehingga objek
menjadi cahaya. Pada prinsipnya, kamera selalu mengejar cahaya yang lebih terang,
jadi jika ada benda yang menghalangi cahaya maka objek tersebut akan tampak gelap.

Efeknya adalah bahwa objek terlihat tidak jelas, sementara latar belakangnya
cerah. Semakin terang cahaya latar belakang, semakin gelap objek.

b) Pemotretan refleksi
Dalam teknik ini, juru kamera tidak mengarahkan objek langsung ke target, melainkan
ke objek yang berisi pantulan (refleksi) atau pantulan objek.

Jika dilakukan di dalam ruangan, maka cermin bisa dijadikan reflektor, sedangkan di
taman, kolam bisa berfungsi sebagai reflektor. Efek yang dihasilkan cukup dramatis
karena pengaruh media yang digunakan.

c) Bingkai pintu menembak


Dalam teknik ini, pemotretan dilakukan dengan membuka pintu secara bertahap melalui
pintu. Sepertinya juru kamera mengintip tetapi melalui pintu yang sedikit terbuka.
Biasanya teknik seperti itu memberi kesan kuat, misalnya dalam film horor. Penonton
penasaran dengan peristiwa yang terjadi di balik pintu.

d) Titik Pandang (POV)


Dalam teknik ini, posisi kamera diagonal ke objek. Ada dua jenis POV, yaitu kamera
sebagai subjek dan kamera sebagai objek.

Sebagai subjek, kamera memfokuskan langsung pada objek seolah-olah subjek


langsung menghadap objek. Dalam teknik ini komposisi dan ukuran gambar harus
diperhatikan. Sebagai objek, kamera seperti orang ketiga. Sebagai orang ketiga, tugas
kamera seperti pendengar dalam obrolan. Sebagai pendengar, dia akan selalu
memperhatikan orang-orang yang berbicara.

e) Pemotretan Bingkai Buatan


Dalam efek ini, juru kamera menempatkan objek di depan kamera sehingga efeknya
adalah keindahan karena kamera tidak mengarahkan objek secara langsung, tetapi
terhalang oleh objek latar depan.

f) Menembak Rahang
Dalam pemotretan, suatu objek biasanya tahu kapan gambar akan diambil.

Tetapi dalam teknik ini, seolah-olah objek tidak tahu sehingga ketika kamera meluncur
di atasnya tampak terkejut, tetapi dalam situasi dramatis.

g) Membingkai dengan Latar Belakang


Dalam teknik ini, fokus selalu di depan, tetapi latar belakang dibuat untuk memberi
kesan objek tujuan.

Objek dalam keadaan sangat tajam dan tajam, sementara latar belakangnya kabur
karena tidak ada hubungannya dengan objek.

h) Rahasia Penembakan Framing Foreground


Dalam teknik ini, objek adalah depan, tetapi latar belakang mempengaruhi dan terkait
dengan objek.

Pada awalnya latar belakangnya agak buram, dan seiring waktu latar belakang menjadi
lebih jelas ketika cerita dibuka.
i) Rambut Buatan
Dalam efek ini, rambut objek diberi efek cahaya artifisial yang menciptakan efek
bersinar.

Selain untuk meningkatkan tampilan, teknik ini juga bertujuan untuk membuat batas
antara objek dan latar belakang sehingga terlihat lebih terpisah antara objek dan latar
belakangnya.

j) Efek Jalan Cepat


Teknik pemotretan ini menunjukkan juru kamera dalam kendaraan yang bergerak cepat.

Efeknya adalah adegan jalanan bergerak sangat cepat sehingga menunjukkan efek
kecepatan objek mobil.

k) Tembak Berjalan
Dalam teknik ini, juru kamera mengikuti objek bergerak.

Efek yang ditampilkan adalah orang yang terburu-buru atau dalam mengejar sesuatu.

l) Bidikan Perjalanan
Dalam teknik ini, juru kamera menempatkan kamera seolah-olah menikmati
pemandangan. Teknik ini biasa digunakan dalam film aksi untuk memamerkan
keindahan pemandangan.

m) Overshoulder Shoot
Dalam teknik ini, objek diambil melalui bahu pemain.

Ijul Lke
Teknik Pergerakan Kamera
Gerakan Kamera adalah kegiatan yang menciptakan suasana dramatis baik dalam video
maupun film dengan menggerakkan kamera. Ada banyak alasan mengapa kamera harus
bergerak, selain menciptakan suasana dramatis, penggunaan gerakan kamera yang tepat
dapat menciptakan visual yang lebih dinamis, mengarahkan perhatian pemirsa ke subjek
tertentu, mengungkapkan atau menyembunyikan dimensi ruang, dan juga dapat membuat
visual yang lebih ekspresif.

Memindahkan kamera dalam perekaman film harus memiliki alasan kuat, ini untuk
menghindari pengambilan gambar yang tidak penting yang hanya akan memperpanjang
durasi film tetapi tidak akan dapat berbicara apa pun. Ada 8 teknik dasar gerakan kamera
yang bisa digunakan dalam pemotretan. Dimungkinkan juga untuk membuat kombinasi
teknik individu untuk membuat hasil visual lebih bervariasi.

Teknik Gerak Dasar Kamera

1. Zoom
Zoom / zoom adalah gerakan paling dasar, dengan mendekati atau menghindari objek
secara optik dengan mengubah panjang fokus lensa dari sudut sempit ke sudut lebar,
atau sebaliknya. Gambar yang dihasilkan dari gerakan ini adalah subjek seolah-olah
mendekati (Zoom in) dan subjek sejauh ini (Zoom out).

Mengubah ukuran subjek secara visual akan terjadi dalam satu bingkai, misalnya dari
Long Shot ke Medium Shot atau lainnya. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan posisi
kamera atau dikombinasikan dengan gerakan kamera lainnya.
Memperbesar sering digunakan untuk mengklarifikasi sesuatu yang lebih penting, apakah
itu subjek atau peristiwa. Tampilan yang memiliki banyak subjek dapat dikurangi menjadi
satu atau beberapa subjek saja. Sementara lebih banyak zoom out dilakukan untuk
menarik perhatian penonton ke ruang di mana subjek berada, itu juga menunjukkan
bahwa ada banyak hal penting yang dapat dilihat di sekitar subjek juga.

Untuk banyak adegan, penggunaan zoom tidak terlalu efektif. Menggunakan Cut-to Cut
selama pengeditan dapat mempersingkat durasinya bahkan jika apa yang ingin Anda
sampaikan melalui gambar adalah sama.

2. Dolly
Dolly (Track) adalah bidikan close-up atau jauh dari subjek dengan menggerakkan
kamera pada tripot atau boneka. Pemotretan dengan cara ini biasanya membuat kamera
merasa seolah-olah itu adalah mata dari penonton, gerakan kamera dapat mewakili
gerakan penonton sehingga mereka dapat terlibat dalam acara film.

Dolly in atau kamera mendekati subjek, biasanya digunakan untuk membuat penonton
merasa lebih percaya diri, kuat, dan siap menghadapi tantangan. Sementara Dolly out
(jauh dari subjek) dapat digunakan untuk mewakili perasaan frustrasi, ketakutan, dan
inferioritas.

Seperti halnya penggunaan zoom in, pendekatan Dolly in pada subjek dapat membawa
penonton ke satu titik perhatian, ketegangan, dan membangun keingintahuan. Sementara
proses pelepasan ketegangan bisa dilakukan dengan dolly out.

3. Panning
Pan / Panning adalah kamera bergerak ke kiri (Pan kiri) dan kanan (Pan kanan). Ada
banyak fungsi dalam bidikan saat melihat bahkan pada prinsip menggunakan gerakan
yang sama.

Wajan yang paling umum digunakan untuk pemotretan secara umum adalah Wajan, yang
merupakan pergerakan kamera ke subjek bepergian, ini biasanya untuk mempertahankan
komposisi visual agar tetap proporsional dengan bingkai, menyediakan ruang kepala dan
ruang berjalan sehingga subjek tidak terputus saat bergerak. pasti ..

Gerakan mata juga dapat dilakukan untuk memotret objek yang tidak bergerak, seperti
kondisi ruangan, foto yang dipasang di dinding, tirai kota, atau yang lainnya. Ini adalah
untuk menciptakan lingkungan di mana subjek pada saat yang sama menciptakan
interaksi visual antara subjek dan lingkungan.

Panci yang diinterupsi juga merupakan salah satu gerakan kamera pan. Teknik ini
digunakan ketika Anda ingin menghubungkan dua subjek yang berbeda dalam satu
kesempatan. Misalnya, awal pemotretan mengikuti wajan pada subjek yang berjalan di
toko, kamera tiba-tiba berhenti dan fokusnya adalah pada wajan pada seorang anak kecil
yang mencoba mencuri salah satu makanan di toko. Contoh lain adalah ketika sebuah
adegan di mana subjek meninggalkan ruang, kamera bergerak menuju ponsel yang
tergeletak di atas meja.

Gerakan mata juga dapat digunakan untuk transisi di antara dua tembakan, istilah yang
paling populer adalah panci cambuk, yaitu untuk melakukan gerakan mata yang cepat
antara satu sama lain. Penggunaan transisi ini dapat membuat gambar yang lebih dinamis
dan mempersingkat waktu kejadian sebab akibat.

4. Kepiting
Kepiting / kepiting adalah gerakan lateral atau menyamping kamera, berjalan sejajar
dengan subjek yang sedang berlangsung. Gerakan kepiting sangat mirip dengan Dolly,
satu-satunya perbedaan adalah pada arah kamera. Jika Dolly bergerak mundur maka
kepiting bergerak ke kiri (Kepiting ke kiri) dan ke kanan (Kepiting ke kanan).

5. Miringkan
Tilt / Memiringkan adalah gerakan vertikal dari kamera, melihat ke atas dan ke bawah (Tilt
down). Gerakan memiringkan digunakan secara luas untuk mengarahkan mata audiens
ke aktivitas tertentu pada subjek, seperti pemotretan yang dimulai dengan wajah wanita
yang ditekuk, kamera dimiringkan ke bawah, dan pemotretan yang berakhir dengan
jarinya bergetar saat membaca / membalas senyum seseorang, mungkin dipotong oleh
pacarnya.

Proses sebab-akibat dapat dibuat dengan memiringkan, dalam adegan di atas juga dapat
dibalik dengan memiringkan, dimulai dengan tembakan jari bergetar untuk menulis sms,
dan kemudian memiringkan ke wajah yang menangis.

6. Alas (Ped)
Pedestals adalah gerakan kamera di atas alas yang bisa diturunkan. Saat ini Portal
Traveler sudah sangat banyak digunakan. Pedestal up adalah istilah yang digunakan
untuk pergerakan kamera yang diangkat, sedangkan Pedestal down adalah gerakan
kamera yang diturunkan.

7. Busur
Busur adalah gerakan kamera yang berputar di sekitar objek dari kiri ke kanan atau
sebaliknya.

8. Ikuti
Follow adalah gerakan kamera mengikuti objek bergerak, baik itu pan, tilt, ped atau apa
pun. Untuk membuat gambar yang lebih dinamis, Anda bisa menggunakan crane, atau
bisa juga dengan handheld. Derek memungkinkan untuk menggabungkan beberapa
gerakan kamera sehingga gambar dapat dilihat sebagai dinamis.

Pengambilan Foto

Ada lima sudut pengambilan gambar. Masing-masing memiliki fungsi yang berbeda
sehingga karakter dan pesan yang terkandung dalam setiap pemotretan berbeda. Kelima
sudut tersebut adalah pandangan mata burung, sudut tinggi, ketinggian mata, sudut
rendah, dan sudut katak.

a) Pandangan Mata Burung


Ini adalah teknik pemotretan oleh juru kamera dengan posisi kamera di atas ketinggian
objek yang direkam. Hasil rekaman teknik ini adalah bahwa lingkungannya sangat luas
sehingga objek lain yang muncul di bawah ini kecil dan tersebar tanpa makna. Sudut-
sudut penembakan ini biasanya dibuat dari helikopter atau bangunan bertingkat tinggi.

b) Sudut Tinggi
Sudut bidikan ini lebih rendah dari yang pertama. Sudut tinggi adalah bidikan dari atas
suatu objek. Selama kamera berada di atas objek maka dianggap sudut tinggi. Dengan
sudut tinggi objek terlihat lebih kecil. Efek tembakan ini lemah, tak berdaya, soliter, dan
efek lain yang mengandung konotasi melemah atau dikerdilkan.
c) Level Mata
Level mata adalah pemotretan dengan kamera diposisikan sejajar dengan objek. Sudut
pemotretan ini adalah standar yang ditetapkan oleh juru kamera. Hasilnya menunjukkan
bahwa penglihatan seseorang berdiri atau ketinggian mata seseorang persis sama
dengan objek.

d) Sudut Rendah
Sudut rendah adalah pemotretan di bawah objek. Juru kamera juga sering mengemas
malaikat rendah dengan mengambil gambar objek yang diawali dengan memiringkan
(dari bawah ke atas. Efek pemotretan ini sangat kuat. Seseorang yang ditunjukkan
dengan sudut ini akan memiliki efek dominan.)

e) Sudut Katak
Sudut katak adalah bidikan yang diambil oleh juru kamera dengan ketinggian kamera
sesuai dengan pangkal (pangkal) dari posisi objek. Dengan teknik ini adegan objek
besar dibuat, kadang-kadang menakutkan dan bahkan misterius.

Sudut ini memiliki efek dramatis menunjukkan sesuatu yang aneh, aneh, aneh, atau
sesuatu yang menarik tetapi diambil dengan variasi yang tidak biasa.

Objek yang Direkam

Dalam pemotretan, ada beberapa divisi objek yang dijelaskan lebih lanjut sebagai
berikut:

1 S (satu tembakan)
Tunjukkan seseorang dalam bingkai

2 S (dua tembakan)
Adegan dua benda berinteraksi

3 S (tiga tembakan)
Tiga adegan objek saling berinteraksi

GS (tembakan grup)
Banyak objek yang berinteraksi

Ukuran Bingkai

Ukuran bingkai adalah rasio ukuran objek ke tangkapan layar. Tabel berikut
menjelaskan jenis ukuran bingkai.

ELS (Tembakan Panjang Ekstrim)


Tembakannya sangat jauh, ia menawarkan bidang pandang yang sangat luas, kamera
menangkap seluruh pemandangan. Objek utama dan objek lain tampak sangat kecil
dalam kaitannya dengan latar belakang.

LS (Tembakan Panjang)
Tembakannya sangat jauh, menghadirkan bidang pandang yang lebih dekat
dibandingkan dengan ELS, objek masih didominasi oleh latar belakang yang lebih luas.

MLS (Medium Long Shot)


Bidikan yang menawarkan tampilan lebih dekat daripada tembakan panjang, objek
manusia biasanya ditampilkan dari lutut ke atas kepala.

MS (Medium Shot)
Pada sisi objek menjadi lebih besar dan lebih dominan, objek manusia muncul dari
bagian atas kepala hingga bagian atas kepala. Latar belakang masih terlihat sejajar
dengan objek utama.

MCU (Medium Close Up)


Tembakannya sangat dekat, objek terlihat dari dada ke atas kepala. MCU ini paling
sering digunakan di televisi.

CU (Close UP)
Tembakan dekat, objek adalah fokus utama bidikan ini, latar belakang sepertinya sedikit
mati. Untuk objek manusia biasanya wajah ditampilkan dari bahu ke atas kepala.

BCU (Big Close Up)


Bidikan yang menunjukkan bagian-bagian tertentu dari tubuh manusia. Objek mengisi
seluruh layar dan detailnya jelas.

ECU (Extrime Close Up)


Bidikan yang menunjukkan bagian-bagian tertentu dari tubuh manusia. Objek mengisi
seluruh layar dan detailnya jelas.

Teknik Fotografi

Ada beberapa teknik dalam pemotretan yang dapat digunakan untuk menghasilkan
gambar yang sesuai dengan kebutuhan Anda.
a) Bintik Backlight
Dalam teknik ini, pemotretan menunjukkan wajah yang teduh karena diabaikan oleh
lensa kamera. Lensa kamera mengejar cahaya di belakang objek sehingga objek
menjadi cahaya. Pada prinsipnya, kamera selalu mengejar cahaya yang lebih terang,
jadi jika ada benda yang menghalangi cahaya maka objek tersebut akan tampak gelap.

Efeknya adalah bahwa objek terlihat tidak jelas, sementara latar belakangnya
cerah. Semakin terang cahaya latar belakang, semakin gelap objek.

b) Pemotretan refleksi
Dalam teknik ini, juru kamera tidak mengarahkan objek langsung ke target, melainkan
ke objek yang berisi pantulan (refleksi) atau pantulan objek.

Jika dilakukan di dalam ruangan, maka cermin bisa dijadikan reflektor, sedangkan di
taman, kolam bisa berfungsi sebagai reflektor. Efek yang dihasilkan cukup dramatis
karena pengaruh media yang digunakan.

c) Bingkai pintu menembak


Dalam teknik ini, pemotretan dilakukan dengan membuka pintu secara bertahap melalui
pintu. Sepertinya juru kamera mengintip tetapi melalui pintu yang sedikit terbuka.

Biasanya teknik seperti itu memberi kesan kuat, misalnya dalam film horor. Penonton
penasaran dengan peristiwa yang terjadi di balik pintu.

d) Titik Pandang (POV)


Dalam teknik ini, posisi kamera diagonal ke objek. Ada dua jenis POV, yaitu kamera
sebagai subjek dan kamera sebagai objek.

Sebagai subjek, kamera memfokuskan langsung pada objek seolah-olah subjek


langsung menghadap objek. Dalam teknik ini komposisi dan ukuran gambar harus
diperhatikan. Sebagai objek, kamera seperti orang ketiga. Sebagai orang ketiga, tugas
kamera seperti pendengar dalam obrolan. Sebagai pendengar, dia akan selalu
memperhatikan orang-orang yang berbicara.

e) Pemotretan Bingkai Buatan


Dalam efek ini, juru kamera menempatkan objek di depan kamera sehingga efeknya
adalah keindahan karena kamera tidak mengarahkan objek secara langsung, tetapi
terhalang oleh objek latar depan.
f) Menembak Rahang
Dalam pemotretan, suatu objek biasanya tahu kapan gambar akan diambil.

Tetapi dalam teknik ini, seolah-olah objek tidak tahu sehingga ketika kamera meluncur
di atasnya tampak terkejut, tetapi dalam situasi dramatis.

g) Membingkai dengan Latar Belakang


Dalam teknik ini, fokus selalu di depan, tetapi latar belakang dibuat untuk memberi
kesan objek tujuan.

Objek dalam keadaan sangat tajam dan tajam, sementara latar belakangnya kabur
karena tidak ada hubungannya dengan objek.

h) Rahasia Penembakan Framing Foreground


Dalam teknik ini, objek adalah depan, tetapi latar belakang mempengaruhi dan terkait
dengan objek.

Pada awalnya latar belakangnya agak buram, dan seiring waktu latar belakang menjadi
lebih jelas ketika cerita dibuka.

i) Rambut Buatan
Dalam efek ini, rambut objek diberi efek cahaya artifisial yang menciptakan efek
bersinar.

Selain untuk meningkatkan tampilan, teknik ini juga bertujuan untuk membuat batas
antara objek dan latar belakang sehingga terlihat lebih terpisah antara objek dan latar
belakangnya.

j) Efek Jalan Cepat


Teknik pemotretan ini menunjukkan juru kamera dalam kendaraan yang bergerak cepat.

Efeknya adalah adegan jalanan bergerak sangat cepat sehingga menunjukkan efek
kecepatan objek mobil.

k) Tembak Berjalan
Dalam teknik ini, juru kamera mengikuti objek bergerak.
Efek yang ditampilkan adalah orang yang terburu-buru atau dalam mengejar sesuatu.

l) Bidikan Perjalanan
Dalam teknik ini, juru kamera menempatkan kamera seolah-olah menikmati
pemandangan. Teknik ini biasa digunakan dalam film aksi untuk memamerkan
keindahan pemandangan.

m) Overshoulder Shoot
Dalam teknik ini, objek diambil melalui bahu pemain.

Materi 4 : Tata Cahaya Gambar Bergerak


(Perekaman Video)
Ijul Lke

Tata Cahaya Gambar Bergerak

Pengertian Tata Cahaya


Tata cahaya adalah seni pengaturan cahaya dengan mempergunakan peralatan
pencahayaan agar kamera mampu melihat obyek dengan jelas, dan menciptakan ilusi
sehingga penonton mendapatkan kesan adanya jarak, ruang, waktu dan suasana dari
suatu kejadian yang dipertunjukkan dalam suatu pementasan.

Mengenal Arah Cahaya


Dalam fotografi, darimana arah cahaya jatuh ke subyek akan sangat mempengaruhi
bagaimana foto terlihat. Arah cahaya menentukan karakter cahaya itu sendiri sekaligus
menentukan kesan dan dimensi yang ingin di timbulkan pada subyek sehingga secara
keseluruhan membentuk foto kita. Arah cahaya, baik alami (sinar matahari) maupun dari
sumber cahaya buatan (flash) bisa dibagi menjadi lima, yakni front light, back light, top
light dan side light. Mari kita bahas satu persatu:

Front Light (Cahaya Depan)

Front light artinya sumber cahaya ada di depan subyek yang di foto sehingga biasanya
sumber cahaya ada di belakang kamera kita. Cahaya depan bisa datang lurus terhadap
subyek, seperti kalau kita menghadap ke matahari saat sunrise di pantai. Cahaya depan
juga bisa membentuk sudut, seperti saat kita menghadap matahari jam 10 siang. Dengan
flash, kita bisa membuat front light tepat di depan wajah atau membentuk sudut terhadap
wajah. Mayoritas foto dihasilkan dengan sumber cahaya yang ada di depan subyek.

Side Light (Cahaya Samping)

Cahaya mengenai subyek dari samping kiri atau kanan. Cahaya samping ini memberi
kesan dimensional yang kuat sehingga banyak dipakai pada foto arsitektur atau
landscape pada foto diatas. Pencahayaan dari samping juga akan menguatkan tekstur
sebuah subyek seperti bisa anda lihat pada permukaan gurun diatas. Juga kalau
memotret wajah, jerawat akan makin diperkuat kalau kita menggunakan side light. Foto
side light biasanya akan bagus saat dipakai memotret hitam putih.

Back Light (Cahaya Belakang)

Back light terjadi saat kita memotret subyek dengan sumber cahaya yang berasal dari
belakangnya, dengan kata lain sumber cahaya ada didepan kamera namun dibelakang
subyek. Saat kita memotret sebuah subyek yang membelakangi matahari, misalnya
memotret teman yang menghadap ke timur pada jam 4 sore maka akan terjadi back
light. Dengan membelakangi sumber cahaya, seringkali kita menghasilkan siluet, Siluet
adalah foto dengan obyek utama gelap total dengan background yang terang, sehingga
yang terlihat adalah bentuk dari obyek utama tadi.
Cahaya Atas (Top Light) dan Cahaya Bawah (Down Light)

Cahaya atas atau bawah jarang kita pakai karena menghasilkan foto yang kurang bagus,
contoh foto top light adalah saat kita memotret saat jam 12 siang. Foto wajah yang dibuat
jam 12 siang akan menghasilkan bayangan kantong mata yang membuat tampang teman
kita terlihat jelek.

Prinsip Dasar Tata Cahaya


Ini sudah menjadi rumusan atau formula dasar sebuah pencahayaan dalam produksi
video, film, dan foto. Tiga poin penting itu terdiri atas : Key Light, Fill Light, Back Light

a. Key Light
Pencahayaan utama yang diarahkan pada objek. Keylight merupakan sumber
pencahayaan paling dominan. Biasanya keylight lebih terang dibandingkan dengan fill
light. Dalam desain 3 poin pencahyaan, keylight ditempatkan pada sudut 45 derajat di
atas subjek.

b. Fill light

Pencahayaan pengisi, biasanya digunakan untuk menghilangkan bayangan objek yang


disebabkan oleh key light. Fill light ditempatkan berseberangan dengan subyek yang
mempunyai jarak yang sama dengan keylight. Intensitas pencahyaan fill light biasanya
setengah dari key light.

c. Back Light

Pencahayaan dari arah belakang objek, berfungsi untuk meberikan dimensi agar subjek
tidak “menyatu” dengan latar belakang. Pencahyaan ini diletakkan 45 derajat di belakang
subyek. Intensitas pencahyaan backlight sangat tergantung dari pencahayaan key light
dan fill light, dan tentu saja tergantung pada subyeknya. Misal backlight untuk orang
berambut pirang akan sedikit berbeda dengan pencahayaan untuk orang dengan warna
rambut hitam.

Fungsi Tata Cahaya


a. Penerangan.

Inilah fungsi paling mendasar dari tata cahaya. Lampu memberi penerangan pada pemain
dan setiap objek yang ada di atas panggung.

b. Dimensi.

Dengan tata cahaya kedalaman sebuah objek dapat dicitrakan. Dimensi dapat diciptakan
dengan membagi sisi gelap dan terang atas objek yang disinari.

c. Pemilihan.

Tata cahaya dapat dimanfaatkan untuk menentukan objek dan area yang hendak disinari.
Jika dalam film dan televisi sutradara dapat memilih adeganmenggunakan kamera maka
sutradara panggung melakukannya dengan cahaya

d. Atmosfir.

Yang paling menarik dari fungsi tata cahaya adalah kemampuannya menghadirkan
suasana yang mempengaruhi emosi penonton. Kata “atmosfir” digunakan untuk
menjelaskan suasana serta emosi yang terkandung dalam peristiwa lakon.

Peralatan Tata Cahaya

a. Bohlam

Bohlam (bulb, lamp) adalah sumber cahaya. Bagian-bagian dari bohlam terdiri atas
envelope, filament, dan base (Gb.204). Envelope adalah cangkang yang terbuat dari
gelas kaca atau kwarsa untuk melindungi komponen dari udara dan mencegahnya dari
kebakaran.Filament merupakan komponen yang mengubah panas listrik menjadi cahaya.
Base, adalah dasaran untuk meletakkan bohlam pada dudukan yang sesuai dan
merupakan komponen yang menghubungkan filament dengan arus listrik. Jenis dan
bentuk base berbeda-beda.

b. Reflektor dan Refleksi


Untuk memancarkan cahaya dari bohlam ke objek yang disinari dibutuhkan reflektor.
Cahaya yang hanya berasal dari bohlam sinarnya kurang kuat dan tidak terarah
pancarannya. Dengan reflektor maka pancaran cahaya yang berasal dari bohlam dapat
ditingkatkan, diatur, dan diarahkan.

Karakter Pencahayaan

a. Hard Light

Perbandingan intensitas antara cahaya yang keras dan cahaya yang lemah cukup tinggi.
Karena cahaya yang jatuh menjadi focus pada titik tertentu maka hal ini memberikan
dampak pada bagian bayangan akan terlihat sangat jelas. Sehingga akan menimbulkan
efek kontras yang sangat tinggi.

b. Soft Light

Sumber cahaya yang jatuh ke permukaan subjek di buat dengan perbandingan antara
cahaya yang keras dan cahaya yang lemah cukup rendah.Karena perbandingan yang
sangat kecil ini cahaya menjadi rata sehingga bayangan akan terlihat halus atau tidak ada
sama sekali.

Metode Teknis Pencahayaan

a. Direct Light

Sebuah metode dalam menerapkan jatuhnya sumber cahaya secara langsung di arahkan
ke permukaan subjek. Dari penerapan seperti ini akan terlihat jelas arah datangnya
sumber cahaya.

b. Reflected Light

Sebuah metoda dalam menerapkan jatuhnya sumber cahaya tidak secara langsung tetapi
dengan mengarahkan ke bidang lain sehingga cahaya yang jatuh kepermukaan subjek
adalah cahaya pantulan. Karena cahaya menjadi halus dan rata maka tidak terlihat jelas
arah datangnya.
c. Difused Light

Cahaya baur terjadi ketika sinar matahari tertutup awan, berkabut atau karena debu.
Dengan kata lain percampuran cahaya matahari dengan eleman alam lain yang
menghasilkan cahaya matahari lembut dan tidak terlalu keras.

Metode Pemanfaatan Cahaya

a. Available Light

Cahaya yang sudah ada di lokasi dengan kondisi permanen dan dimanfaatkan untuk
pengambilan gambar. Kondisi putaran waktu yang mempengaruhi cahaya bisa
dimanfaatkan baik malam maupun siang (Night-Day).

b. Artificial Light

Adalah cahaya buatan yang mampu dipakai atau memang khusus dibuat untuk kebutuhan
pengambilan gambar namun tidak menghilangkan kesan NATURAL.

c. Practical Light

Sumber cahaya yang kita dapati dari cahaya lampu meja, lampu jalanan, lampu
kendaraan atau juga lampu kamar, dan di gunakan untuk keperluan pemotretan

d. Pictorial Light

Penerapan pencahayaan dengan kesan BEAUTY ada keseimbangan antara key light, fill
light, back light dan background light.

MACAM-MACAM SUMBER CAHAYA

Natural (alami): Ini adalah salah satu sumber cahaya yang bisa kita lihat sehari-hari.
Seperti cahaya matahari, cahaya bulan, cahaya lilin dan cahaya api.
Artificial (buatan): Untuk kebutuhan pencahayaan biasanya kita juga bisa
memanfaatkan kondisi penerangan yang ada di lokasi. Seperti cahaya lampu jalan, lampu
meja, lampu kamar, lampu taman, lampu mobil dan semua jenis lampu yang mungkin bisa
kita manfaatkan sebagai sumber cahaya. Artifisial light juga termasuk pada bagaimana
kita bisa menambah intensitas yang dihitung kurang nilainya dari kebutuhan kita dengan
menambahkan lampu khusus yang biasa di gunakan untuk syuting. Jenis lampu ini di
rancang memiliki kemampuan untuk mendapati nilai intensitas yang baik, sesuai
kebutuhan kita.

Anda mungkin juga menyukai