Anda di halaman 1dari 29

BAB 1

A. Hakikat Hak dan Kewajiban Warga Negara

1. Makna Hak dan Kewajiban Warga Negara

• Pengertian hak

Hak merupakan semua hal yang harus kalian peroleh atau

dapatkan. Hak dapat berbentuk kewenangan atau kekuasaan

untuk melakukan sesuatu. Hak yang diperoleh merupakan akibat

dari dilaksanakannya kewajiban. Dengan kata lain, hak dapat

diperoleh apabila kewajiban sudah dilakukan, misalnya seorang

pegawai berhak mendapatkan upah apabila sudah melaksanakan

tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya.

• Pengertian kewajiban

Kewajiban secara sederhana dapat diartikan sebagai segala

sesuatu yang harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.

Dengan demikian, kewajiban warga negara dapat diartikan

sebagai tindakan atau perbuatan yang harus dilakukan oleh

seorang warga negara sebagaimana diatur dalam ketentuan

perundangundangan yang berlaku.

Hak dan kewajiban warga negara di berbagai bidang menurut UUD

1945 yaitu sebagai berikut:

a. Dalam bidang ekonomi

• Pasal 27 ayat (2) : “Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan

dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.”

Hak : mendapat pekerjaan dan penghidupan yak layak

Kewajiban : Bekerja keras


• Pasal 33 ayat (1) : “Perekonomian disusun sebagai usaha

bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan.”

Hak : Mendapat pekerjaan yang berdasarkan asas kekeluargaan.

Kewajiban : Membangun usaha bersama yang berdasar asas

kekeluargaan.

• Pasal 33 ayat (2) : “ Cabang-cabang produksi yang penting bagi

negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai

oleh negara.”

Hak : Mendapat pertanggung jawaban dari negara.

Kewajiban : Memproduksi sesuatu yang penting bagi negara.

• Pasal 33 ayat (3) : “Bumi dan air dan kekayaan alam yang

terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan

untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.”

Hak : Mendapatkan jaminan kemakmuran dari negara.

Kewajiban : Menjaga kelestarian sumber daya alam.

• Pasal 33 ayat (4) : “Perekonomian nasional diselenggarakan

berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan,

efisiensi, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan,

kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan

kesatuan ekonomi nasional.”

Hak : Mendapat pekerjaan yang layak

Kewajiban : Menjaga keseimbangan dan kesatuan ekonomi

nasional.

• Pasal 34 ayat (1) : “Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar

dipelihara oleh negara.”


Hak : Mendapatkan pemeliharaan dari negara.

Kewajiban : Bekerja untuk meningkatkan perekonomian dan

mengurangi jumlah fakir miskin.

b. Dalam bidang hukum

• Pasal 27 ayat (1) : “Segala warga negara bersamaan

kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib

menunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada

kecualinya.”

Hak : Mendapatkan kedudukan yang sama di depan hukum.

Kewajiban : Menjunjung hukum.

c. Dalam bidang politik :

• Pasal 28 : “ Kemerdekaan berserikat dan berkumpul,

mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebaganya di

tetapkan dengan undang-undang.”

Hak : Bebas berserikat, berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan

lisan dan tulisan.

Kewajiban : Menggunakan hak sesuai dengan undang-undang

Hak dan kewajiban dalam bidang pendidikan terdapat dalam UUD

1945 Pasal 31 yang berisi:

d. Dalam bidang pendidikan

Pasal 31 ayat (1) : “Setiap warga negara berhak mendapat

pendidikan.”

Pasal 31 ayat (2) : “ Setiap warga negara wajib mengikuti

pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.”


Pasal 31 ayat (3) : “ Pemerintah mengusahakan dan

menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang

meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan

undang-undang.”

Pasal 31 ayat (4) : “ Negara mempriotaskan anggaran pendidikan

sekurang-kurangnya dua puluh persen dari anggaran pendapatan

dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja

daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan

nasional.”

Pasal 31 ayat (5) : “Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan

teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan

persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan

umat manusia.”

Substansi Hak dan Kewajiban Warga Negara dalam Pancasila

Pancasila merupakan ideologi yang mengedepankan nilai-nilai

kemanusiaan. Pancasila sangat menghormati hak dan kewajiban

setiap warga negara. Bagaimana Pancasila mengatur hak dan

kewajiban setiap warga negara? Pancasila menjamin hak asasi

manusia melalui nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Nilai-nilai

Pancasila dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu nilai dasar, nilai

instrumental, dan nilai praksis. Ketiga nilai tersebut secara

langsung ataupun tidak langsung mengatur hak dan kewajiban

warga negara sebagaimana dipaparkan berikut ini.

1. Sila Pertama: Nilai Ketuhanan


Dalam menjalankan nilai Ketuhanan ini, seluruh warga memiliki

hak:

 Memeluk agama yang diyakininya.

 Menjalankan ibadah sesuai dengan kepercayaan masing-masing.

Sedangkan kewajibannya adalah:

 Tidak memaksakan keyakinannya kepada orang lain.

 Menghormati keyakinan orang lain.

 Menjunjung tinggi toleransi antar umat agama.

2. Sila Kedua: Nilai Kemanusiaan

Sila kedua mencerminkan bahwa seluruh rakyat Indonesia

memiliki kedudukan yang sama. Dengan sila kedua ini warga

mempunyai hak:

 Mendapat jaminan dan perlindungan hukum yang sama.

 Mendapat kesempatan mendapat kehidupan layak yang sama.

Sedangkan kewajibannya adalah:

 Mengakui persamaan hak setiap peran warga negara indonesia

dalam proses pembangunan tanpa memandang suku, keturunan,

jenis kelamin, agama dan sebagainya.

 Memupuk sikap saling mencintai sesama manusia tanpa

memandang bulu.

 Melakukan kegiatan kemanusiaan.

3. Sila Ketiga: Nilai Persatuan

Sila ketiga mempunyai nilai bahwa walau suku dan agama

berbeda-beda namun bangsa Indonesia tetap bersatu di bawah


Negara Kesatuan Republik Indonesia. Adapun hak yang dimiliki

oleh warga dari nilai sila ketiga ini adalah:

 Mengembangkan seni dan budaya daerah dengan niat

memperkaya seni dan budaya nasional.

 Mendapat perlakuan yang sama walau berada jauh dari kampung

halamannya.

Sedangkan kewajibannya adalah:

 Menjunjung tinggi kebersamaan.

 Selalu mengutamakan kepentingan bersama diatas kepentingan

pribadi.

Rela berkorban jiwa dan raga demi terciptanya keutuhan NKRI.

4. Sila keempat: Nilai Kerakyatan

Sila keempat ini mencerminkan kedaulatan rakyat dan juga

kekuasaan berada ditangan rakyat. Dimanan semua masalah bisa

diselesaikan dengan cara musyawarah untuk mencapai mufakat.

Hak yang menyertai sila keempat adalah:

 Rakyat bebas mengeluarkan pendapat yang bersifat membangun

dan bertanggung-jawab.

 Mendapat jaminan untuk berpolitik secara demokratis yang

diwujudkan dengan kebebasan berpendapat dan berorganisasi

Adapun kewajibannya adalah:

 Tidak memaksakan pendapat pribadi atau golongan kepada pihak

lain.

 Selalu mendengarkan dan mempertimbangkan pendapat orang lain

dengan bijak.
 Mengutamakan musyawarah dalam setiap masalah yang dihadapi.

5. Sila kelima: Nilai Keadilan

Wujud nilai dari sila kelima ini adalah keadilan bagi seluruh warga

Indonesia. Seseorang bisa disebut adil ketika ia bisa bersikap adil

pada dirinya sendiri dan orang lain. Selalu menyeimbangakan

antara perbedaan hak dan kewajiban dan menghargai kerja keras

orang lain. Dan hak yang mencakup sila kelima adalah:

 Mendapat perlakuan adil dalam seluruh aspek kehidupan yang

melingkupi ekonomi, politik dan budaya.

 Mendapat kesempatan hidup yang sama dengan orang lain.

Sedangkan kewajibannya adalah:

 Mempertahankan sikap gotong royong dilingkungannya.

 Hidup sederhana tidak berlebihan, hemat dan tidak boros.

NILAI INSTRUMENTAL DAN PRAKTSI Dalam Nilai-Nilai Pancasila

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

 Nilai Instrumental:

Pasal 29 ayat 2

Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk

agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya

dan kepercayaannya itu

 Nilai Praktis:
· Beribadah

· Taqwa

· Beriman kepada Tuhan

· Toleransi antar umat beragama

· Tidak berbuat Atheisme

· Tidak mencela agama lain

2. Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab

 Nilai Instrumental:

Pasal 26 ayat 3

Hal-hal yang mengenai warga Negara dan penduduk diatur dengan

undang-undang

Pasal 27 ayat 2

Tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan

yang layak bagi kemanusiaan.

Pasal 28

Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran

dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan

undang-undang
Pasal 30 ayat 1

Tiap-tiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha

pertahanan dan keamanan Negara

Pasal 31 ayat 1

Setiap warga Negara berhak mendapat pendidikan

 Nilai Praktis:

· Mengakui persamaan derajad, persamaan hak, dan persamaan

kewajiban antar sesame manusia

· Saling mencintai sesama manusia

· Mengembangkan sikap tenggang rasa

· Tidak semena-mena terhadap orang lain.

· Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan

· Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan

3. Persatuan Indonesia

 Nilai Instrumental:

Pasal 1 ayat 1

Negara Indonesia ialah Negara kesatuan, yang berbentuk republik


Pasal 32 ayat 2

Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai

kekayaan budaya nasional

Pasal 36

Bendera Negara Indonesia ialah Sang Merah Putih

 Nilai Praktis:

· Menjaga persatuan dan kesatuan Negara kesatuan Republik

Indonesia

· Rela berkorban demi bangsadan Negara

· Cinta akan Tanah Air

· Berbangga sebagai bagian dari Indonesia

· Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang

ber-Bhineka Tunggal Ika

4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam

Permusyawaratan Perwakilan

 Nilai Instrumental:

Pasal 1 ayat 2
Kedaulatan berada ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut

undang-undang dasar

 Nilai Praktis:

· Mengutamakan kepentingan Negara dan masyarakat

· Tidak memaksakan kehendak orang lain

· Mengutamakan budaya musyawarah dalam mengambil keputusan

bersama

5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Indonesia

 Nilai Instrumental:

Pasal 27 ayat 1

Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum

dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan

itu dengan tidak ada kecualinya

Pasal 33 ayat 3

Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya

dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar

kemakmuran rakyat

Pasal 34 ayat 3
Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan

kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak.

 Nilai Praktis:

· Bersikap adil terhadap sesama

· Menghormati hak-hak orang lain

· Menolong sesama

· Menghargai orang lain

Penyebab Terjadinya Pelanggaran Hak dan Pengingkaran

Kewajiban Warga Negara


Pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara di antaranya

disebabkan oleh faktor-faktor berikut.

1. Sikap egois atau terlalu mementingkan diri sendiri.

Sikap ini akan menyebabkan seseorang selalu menuntut haknya, sementara

kewajibannya sering diabaikan. Seseorang yang mempunyai sikap seperti

ini akan menghalalkan segala cara supaya haknya bisa terpenuhi, meskipun

caranya tersebut dapat melanggar hak orang lain.

2. Rendahnya kesadaran berbangsa dan bernegara.

Hal ini akan menyebabkan pelaku pelanggaran berbuat seenaknya. Pelaku

tidak mau tahu bahwa orang lain pun mempunyai hak yang harus dihormati.

Sikap tidak mau tahu ini berakibat muncul perilaku atau tindakan

penyimpangan terhadap hak dan kewajiban warga negara.

3. Sikap tidak toleran.

Sikap ini akan menyebabkan munculnya saling tidak menghargai dan tidak
menghormati atas kedudukan atau keberadaan orang lain. Sikap ini pada

akhirnya akan mendorong orang untuk melakukan pelanggaran kepada

orang lain.

4. Penyalahgunaan kekuasaan.

Di dalam masyarakat terdapat banyak kekuasaan yang berlaku. Kekuasaan

di sini tidak hanya menunjuk pada kekuasaan pemerintah, tetapi juga

bentuk-bentuk kekuasaan lain yang terdapat di dalam masyarakat. Salah

satu contohnya adalah kekuasaan di dalam perusahaan. Para pengusaha

yang tidak memperdulikan hak-hak buruhnya jelas melanggar hak warga

negara. Oleh karena itu, setiap penyalahgunaan kekuasaan mendorong

timbulnya pelanggaran hak dan kewajiban warga negara.

5. Ketidaktegasan aparat penegak hukum.

Aparat penegak hukum yang tidak bertindak tegas terhadap setiap

pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara, tentu saja

akan mendorong timbulnya pelanggaran lainnya. Penyelesaian kasus

pelanggaran yang tidak tuntas akan menjadi pemicu bagi munculnya kasus-

kasus lain. Para pelaku cenderung mengulangi perbuatannya, dikarenakan

mereka tidak menerima sanksi yang tegas atas perbuatannya itu. Selain hal

tersebut, aparat penegak hukum yang bertindak sewenang-wenang juga

merupakan bentuk pelanggaran terhadap hak warga negara dan menjadi

contoh yang tidak baik, serta dapat mendorong timbulnya pelanggaran yang

dilakukan oleh masyarakat.

6. Penyalahgunaan teknologi.

Kemajuan teknologi dapat memberikan pengaruh yang positif, tetapi bisa

juga memberikan pengaruh negatif bahkan dapat memicu timbulnya

kejahatan. Anda tentunya pernah mendengar terjadinya kasus penculikan

yang berawal dari pertemanan dalam jejaring sosial. Kasus tersebut

menjadi bukti apabila kemajuan teknologi tidak dimanfaatkan untuk

hal-hal yang sesuai aturan, tentu saja akan menjadi penyebab timbulnya
pelangaran hak warga negara. Selain itu juga, kemajuan teknologi dalam

bidang produksi ternyata dapat menimbulkan dampak negatif, misalnya

munculnya pencemaran lingkungan yang bisa mengakibatkan terganggunya

kesehatan manusia.

Kasus Pelanggaran Hak Warga Negara

Anda tentunya pernah melihat para anak jalanan sedang mengamen di

perempatan jalan raya. Mungkin juga Anda pernah didatangi pengemis yang

meminta sumbangan. Nah, anak jalanan dan pengemis merupakan salah satu

golongan warga negara yang kurang beruntung, karena tidak bisa

mendapatkan haknya secara utuh. Kondisi yang mereka alami salah satunya

disebabkan oleh terjadinya pelanggaran terhadap hak mereka sebagai warga

negara, misalnya pelanggaran terhadap hak mereka untuk mendapatkan

pendidikan sehingga

mereka menjadi putus sekolah dan akibatnya mereka menjadi anak jalanan.

Pelanggaran terhadap hak warga negara bisa kita lihat dari kondisi yang saat

ini terjadi misalnya sebagai berikut.

1. Proses penegakan hukum masih belum optimal dilakukan, misalnya masih

terjadi kasus salah tangkap, perbedaan perlakuan oknum aparat penegak

hukum terhadap para pelanggar hukum dengan dasar kekayaan atau

jabatan masih terjadi, dan sebagainya. Hal itu merupakan bukti bahwa

amanat Pasal 27 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945 yang menyatakan “Segala

warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan

dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada

kecualinya” belum sepenuhnya dilaksanakan.

2. Saat ini, tingkat kemiskinan dan angka pengangguran di negara kita masih

cukup tinggi, padahal Pasal 27 ayat (2) UUD NRI Tahun 1945
mengamanatkan bahwa “Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan

penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”.

3. Makin merebaknya kasus pelanggaran hak asasi manusia seperti

pembunuhan, pemerkosaan, kekerasan dalam rumah tangga, dan

sebagainya. Padahal, Pasal 28A–28J UUD NRI Tahun 1945 menjamin

keberadaan Hak Asasi Manusia.

4. Masih terjadinya tindak kekerasan mengatasnamakan agama, misalnya

penyerangan tempat peribadatan, padahal Pasal 29 ayat (2) UUD NRI Tahun

1945 menegaskan bahwa “negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap

penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat

menurut agamanya dan kepercayaannya itu”.

5. Angka putus sekolah yang cukup tinggi mengindikasikan belum terlaksana

secara sepenuhnya amanat Pasal 31 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945 yang

menyatakan bahwa “setiap warga negara berhak mendapat pendidikan”.

6. Pelanggaran hak cipta, misalnya peredaran VCD/DVD bajakan, perilaku

plagiat dalam membuat sebuah karya dan sebagainya.

Contoh-contoh yang diuraikan di atas membuktikan bahwa tidak

terpenuhinya hak warga negara dikarenakan adanya kelalaian atau

pengingkaran dalam pemenuhan kewajiban sebagaimana yang

dipersyaratkan dalam UUD NRI Tahun 1945 dan ketentuan perundang-

undangan lainnya. Hal-hal tersebut apabila tidak segera diatasi, dapat

mengganggu kelancaran proses pembangunan yang sedang dilaksanakan.


BAB 2
Materi Perlindungan dan

Penegakan Hukum

Pengertian Hukum

Hukum adalah aturan yang bertujuan mengatur pergaulan hidup

dibuat oleh lembaga yang berwenang bersifat mengikat dan memaksa dan

dikenakan sanksi bagi yang melanggar.

Sesuai dengan pasal 1 ayat 3 Undang-Undang Dasar 1945 bahwa “Negara

Indonesia adalah Negara hukum” Yang dimaksud Negara hukum adalah

segala kehidupan keNegaraan selalu berlandaskan pada hukum dan

Negara yang menegakkan super masih hukum untuk menegakkan

keadilan dan kebenaran.

3 prinsip dasar Negara hukum :

1. Adanya supremasi hukum di mana hukum berada di atas segalanya semua

harus berlandaskan hukum-hukum berlaku untuk semua orang


2. Kesetaraan di depan hukum

3. Penegakan hukum

Ciri-ciri Negara hukum

1. adanya jaminan perlindungan hukum yaitu misalnya undang-undang

nomor 39 tahun 1999,pasal 28A-J UUD 1945 seperti hak asasi pribadi, hak

asasi ekonomi, hak asasi politik, sosial budaya, pendidikan.

2. Hakim dalam membuat keputusan tidak berat sebelah

Kekuasaan kehakiman atau peradilan yang bebas dan tidak

memihak

3. Adanya jaminan Legalitas dalam arti hukum yaitu pemerintah atau pun

lembaga Negara maupun warga Negara dalam bertindak harus

berlandaskan pada hukum.

A. HAKIKAT PERLINDUNGAN DAN PENEGAKAN HUKUM

Pengertian perlindungan hukum :

Menurut Andi Hamzah, Perlindungan hukum adalah daya upaya yang

dilakukan secara sadar oleh setiap orang maupun lembaga Negara dan

swasta yang bertujuan untuk pengamanan penguasaan dan

kesejahteraan hidup sesuai dengan hak asasi yang ada.

Pengertian perlindungan hukum menurut Simanjuntak : Perlindungan

hukum segala upaya pemerintah dalam menjamin kepastian hukum dan

memberi perlindungan kepada warganya agar hak-haknya sebagai warga

Negara tidak dilanggar dan bagi yang melanggar dapat dikenakan sanksi

sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Suatu perlindungan dapat dikatakan sebagai perlindungan hukum

apabila mengandung unsur-unsur berikut ini yaitu :

a. Adanya perlindungan dari pemerintah kepada warganya


b. Jaminan kepastian hukum

c. Berkaitan dengan hak warga Negara

d. Adanya sanksi hukuman bagi pihak-pihak yang melanggar nya

Contoh perlindungan hukum

a. Perlindungan hukum terhadap konsumen diatur dalam undang-undang

nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen

b. Hak atas kekayaan intelektual yang meliputi

- hak cipta undang-undang nomor 28 tahun 2014

- merk yaitu undang-undang nomor 15 tahun 2001

- paten undang-undang nomor 13 tahun 2016

- perlindungan varietas tanaman undang-undang nomor 29 tahun 2000

selain itu perlindungan hukum juga diberikan kepada tersangka

sebagai pihak yang diduga telah melakukan pelanggaran hukum berkaitan

dengan haha tersangka yang harus dipenuhi agar sesuai dengan prosedur

pemeriksaan di sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-

undangan

Hukum dapat secara efektif menjalankan fungsinya untuk

melindungi kepentingan manusia apabila tidak bertahan dengan kata lain

perlindungan hukum dapat terwujud apabila proses penegakan hukum

dilaksanakan proses penegakan hukum merupakan salah satu upaya

untuk menjadikan hukum sebagai pedoman dalam setiap perilaku

masyarakat maupun aparat atau lembaga penegak hukum dengan kata

lain penegakan hukum merupakan upaya untuk melaksanakan ketentuan-

ketentuan hukum dalam berbagai macam bidang kehidupan


1. Pentingnya Perlindungan dan Penegakan Hukum

Perlindungan dan penegakan hukum sangat penting dilakukan karena

dapat mewujudkan hal-hal berikut ini :

a. tegaknya supremasi hukum

Supremasi hukum bermakna bahwa hukum mempunyai kekuasaan

mutlak dalam mengatur pergaulan manusia dalam berbagai macam

kehidupan. Supremasi hukum tidak akan terwujud apabila aturan-aturan

yang berlaku tidak ditegakkan baik oleh masyarakat maupun aparat

penegak hukum

b. tegaknya keadilan

tujuan utama hukum adalah mewujudkan keadilan bagi setiap

warga Negara

c. mewujudkan perdamaian dalam kehidupan di masyarakat

Kehidupan yang diwarnai suasana yang damai merupakan harapan

setiap orang perdamaian akan terwujud apabila setiap orang merasa

terlindungi dalam segala bidang kehidupan

Menurut Soerjono Soekanto keberhasilan proses perlindungan dan

penegakan hukum bergantung pada beberapa faktor :

1. Hukum

Undang-undang yang dibuat tidak boleh bertentangan dengan ideologi

Negara

2. Penegak hukum

menjalankan tugas tersebut dilakukan dengan mengutamakan

keadilan dan profesionalisme sehingga menjadi panutan masyarakat

serta dipercaya oleh semua pihak termasuk semua anggota masyarakat


3. Masyarakat

masyarakat lingkungan di mana hukum tersebut berlaku atau

diterapkan maksudnya warga masyarakat harus mengetahui dan

memahami hukum yang berlaku serta menaati hukum yang berlaku

dengan penuh kesadaran akan pentingnya dan perlunya hukum bagi

kehidupan masyarakat

4. Sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum mencakup

tenaga manusia yang terdidik dan terampil organisasi yang baik peralatan

yang memadai keuangan yang cukup dan sebagainya

5. Kebudayaan

sebagai hasil karya cipta dan rasa yang didasarkan pada karsa

manusia di dalam pergaulan hidup yang mencakup nilai-nilai yang

mendasari hukum yang berlaku.

B. Peran Lembaga Penegak Hukum dalam Mejamin Keadilan dan Kedamaian

1. Peran Kepolisian Republik Indonesia ( Polri )

Kepolisian Republik Indonesia ( Polri ) merupakan lembaga negara

yang berperan AL :

- Mengatur lalu lintas

- Memberantas gerakan terorisme

- Mencegah penyalahgunaan Narkoba

- Memelihara keamanan dan ketertiban

- Menegakkan hukum, memberikan perlindungan, pengayoman dan

pelayanan dalam masyarakat

- Sebagai penyidik utama yg menangani setiap kejahatan


Kepolisian RI juga mempunyai kewenangan yg diatur dalam pasal 16 UU.

No. 2 tahun 2002, AL :

• Melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan dan penyitaan

• Melarang setiap orang memasuki TKP unt kepentingan penyelidikan

• Membawa dan menghadapkan orang kepada penyidik dalam rangka

penyidikan

• Melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat

• Memanggil orang unt didengar dan diperiksa sebagai tersangka

• Mengadakan penghentian penyelidikan

• Menyerahkan berkas perkara kepada penuntut umum

2. Peran Kejaksaan RI

Kejaksaan RI merupakan lembaga negara yg melaksanakan tugas

dibidang penuntutan

Peran Kejaksaan RI menurut UU RI No.16 Tahun 2004 , AL :

- menegakkan supremasi hukum

- Perlindungan kepentingan umum

- Penegakan Hak Asasi Manusia

- Pemberantasan KKN

Tugas dan wewenang Kejaksaan dikelompokkan mejadi 3 bidang, AL:

a. Di bidang Pidana :

Melakukan penuntutan

Melaksanakan penetapan Hakim dan putusan pengadilan


Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pidana

Melakukan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu

Melengkapi berkas perkara tertentu

b. Di bidang perdata dan Tata Usaha Negara:

Kejaksaan, dengan kuasa khusus dapat bertindak baik didalam maupun

diluar pengadilan.

c. Dalam bidang ketertiban dan ketentraman umum :

Peningkatan kesadaran hukum masyarakat

Pengamanan kebijakan penegakan hukum

Pengawasan peredaran barang cetakan

Pengawasan aliran kepercayaan yg dapat membahayakan masyarakat

Pencegahan penyalahguanaan atau penodaan agama

Penelitian dan pengembanagn hukum serta statistik kriminal.

3. Peran Hakim sebagai Pelaksana Kekuasaan Kehakiman.

Hakim adalah pejabat peradilan negara yg diberi wewenang oleh

undang-undang untuk menerima,memeriksa dan memutuskan perkara

hukum berdasarkan asas bebas,jujur dan tidak memihak dalam sidang

pengadilan. Dengan kata lain,hakim tidak boleh dipengaruhi oleh

kekuasaan-kekuasaan lain dalam memutuskan perkara di pengadilan.

Apabila hakim mendapatkan pengaruh dari pihak lain dalam memutuskan

perkara, cenderung keputusan hakim tidak adil.

Menurut ketentuan UU RI Nomer 48 Tahun 2009 tentang kekuasaan

Kehakiman, Hakim berdasarkan jenis peradilannya dapat diklasifikasikan

menjadi 3 kelompok Yaitu :


a. Hakim pada Mahkamah Agung yg disebut dengan Hakim Agung

b. Hakim pada badan peradilan yg berada dibawah Mahkamah Agung, yaitu

Peradilan umum,peradilan agama, peradilan militer, peradilan tata usaha

negara.

c. Hakim pada Mahkamah Konstitusi yg disebut dengan Hakim Konstitusi.

Perbedaan antara Peradilan dengan Pengadilan

Kalau peradilan menunjuk pada proses mengadili perkara sesuai dengan

kategori perkara yg diselesaikan.

Pengadilan menunjuk pada tempat untuk mengadili perkara atau tempat

untuk melaksanakan proses peradilan guna menegakkan hukum.

4. Peran Advokat dalam menegakkan hukum

Advokat adalah orang yg berprofesi memberi jasa hukum yg berupa

Memberikan konsultasi hukum, bantuan hukum, menjalankan kuasa,

mewakili,membela, mendampingi dan melakukan tindakan hukum.

Persyaratan untuk menjadi Advokat menurut Pasal 3 UU RI Nomer 18

Tahun 2003 yaitu :

 Warganegara RI bertempat tinggal di Indonesia

 Tidak berstatus sebagai pegawai negeri atau pejabat negara

 Berijazah sarjana Hukum dan lulus ujian yg diadakan organisasi Advokat

 Tidak pernah dipidana, berperilaku baik,jujur,bertanggung jawab,adil, dan

mempunyai integritas yang tinggi


Tugas dari Advokat :

Membuat dan mengajukan gugatan, jawaban, tangkisan, sangkalan,

memberi pembuktian,mendesak segera disidangkan atau diputuskan

perkaranya.

Membantu Hakim dalam mencari kebenaran dan tidak boleh

memutarbalikkan peristiwa demi kepentingan kliennya agar kliennya

menang dan bebas.

Hak Advokat

a. Advokat bebas mengeluarkan pendapat atau pernyataan dalam membela

perkara dalam sidang pengadilan.

b. Advokat bebas dalam menjalankan tugas profesinya untuk membela

perkara dengan tetap berpegang pada kode etik profesi.

c. Advokat tidak dapat dituntut baik secara perdata maupun pidana dalam

menjalankan tugas profesinya.

d. Advokat berhak memperoleh informasi, data,dan dokumen lainnya

e. Advokat berhak atas kerahasiaan hubungannya dengan klien

f. Advokat tidak dapat diidentikan dengan kliennya dalam membela perkara

klien oleh pihak yg berwenang.

Kewajiban yg harus dipatuhi oleh seorang Advokat adalah sbb :

a. Advokat dalam menjalankan tugas profesinya dilarang membedakan

perlakuan terhadap klien

b. Advokat wajib merahasiakan segalasesuatu yang diketahui dari kliennya

c. Advokat dilarang memegang jabatan lain yang bertentangan dengan

kepentingan tugas profesinya.

d. Advokat yg menjadi pejabat negara tidak melaksanakan tugas profesi

Advokat selama memangku jabatan.


5. Peran KPK ( Komisi Pemberantasan Korupsi )

KPK dibentuk berdasarkan UU RI NO. 30 Tahun 2002.

Tujuan dibentuknya KPK adalah untuk mengatasi, menanggulangi dan

memberantas Korupsi.

KPK mempunyai Tugas , antara lain :

a. Koordinasi dengan instansi yg berwenang melakukan pemberantasan

tindak pidana Korupsi

b. Supervisi terhadap instansi yg berwenang melakukan tindak pidana

Korupsi

c. Melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap tindak

pidana Korupsi

d. Melakukan tindakan-tindakan pencegahan tindak pidana Korupsi.

Wewenang KPK

a. Mengkoordinasi penyelidikan, penyidikan dan penuntutan tindak pidana

Korupsi.

b. Menetapkan sistem pelaporan dalam kegiatan pemberantasan tindak

pidan korupsi.

c. Meminta informasi tentang kegiatan pemberantasan tindak pidana

korupsi

d. Melaksanakan dengar pendapat atau pertemuan denga instansi yg

berwenang melakukan tindak pidana korupsi

e. Meminta laporan instansi terkait pencegahan tindak pidana korupsi.

Dalam menjalankan Tugas dan Wewenangnya, KPK berpedoman pada

asas-asas sbb :

 Kepastian hukum

 Keterbukaan
 Akuntabilitas

 Kepentingan umum

 Proporsionalitas

C. Dinamika Pelanggaran Hukum

1. Berbagai kasus Pelanggaran Hukum

Apa yg dimaksud dengan Pelanggaran Hukum atau perbuatan yg

melanggar hukum yaitu tindakan seseorang yg tidak sesuai / bertentangan

dengan aturan-aturan yg berlaku. Dengan kata lain, pelanggaran hukum

merupakan pengingkaran terhadap kewajiban-kewajiban yg telah

ditetapkan oleh peraturan hukum yg berlaku.

Pelanggaran hukum merupakan bentuk ketidak patuhan terhadap

hukum yg disebabkan oleh 2 hal, yaitu:

• Pelanggaran hukum oleh si pelanggar sudah dianggap sebagai kebiasaan

• Hukum yg berlaku sudah tidak sesuai lagi dengan tuntutan kehidupan.

Contoh perilaku yg bertentangan dengan aturan Hukum yg dilakukan

dalam :

- Lingkungan keluarga

- Lingkungan sekolah

- Lingkungan Masyarakat

- Lingkungan bangsa dan Negara

2. Macam-macam sanksi atas pelanggaran hukum

Dalam kehidupan bermasyarakat terdapat bermacam-macam Norma,

antara lain :
a. Norma Agama yaitu petunjuk hidup yg berasal dari Tuhan yg

disampaikan melalui Rasul yg berupa perintah dan larangan. Contoh :

beribadah,tidak berjudi,suka beramal Sanksi : tidak langsung karena akan

diperoleh setelah meninggal dunia ( pahala atau dosa )

b. Norma Kesusilaan yaitu pedoman pergaulan hidup yg bersumber dari

hati nurani manusia tentang baik buruknya suatu perbuatan. Contoh :

berlaku jujur, menghargai orang lain Sanksi : tidak tegas karena hanya

perasaan menyesal atau bersalah, malu.

c. Norma kesopanan yaitu pedoman hidup yg timbul dari hasil pergaulan

manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Contoh : menghormati orang yg

lebih tua, tidak berkata kotor, menerima sesuatu dengan tangan kanan.

Sanksi :tidak tegas berupa celaan,cemoohan, dikucilkan dalam pergaulan

masyarakat.

d. Norma Hukum yaitu pedoman hidup yg dibuat oleh badan yg berwenang

berisi perintah dan larangan bertujuan mengatur manusia dalam

kehidupan berbangsa dan bernegara. Contoh : dilarang mencuri,

membunuh,harus tertib. Sanksi : tegas,mengikat dan memaksa bagi

setiap orang tanpa terkecuali.

Macam-macam hukuman menurut pasal 10 KUHP

Macam-macam hukuman menurut pasal 10 KUHP :

a. Hukuman pokok, yg terdiri dari:

 hukuman mati

 hukuman penjara yg terdiri dari :

hukuman seumur hidup

hukuman sementara (1 tahun - 20 tahun )


hukuman kurungan ( 1 hari – 1 tahun )

hukuman denda ( sebagai pengganti hukuman kurungan )

b. Hukuman tambahan yg terdiri dari :

a. pencabutan hak-hak tertentu

b. perampasan ( penyitaan ) barang-barang tertentu

c. pengumuman keputusan hakim.

Macam-macam sanksi :

a. Sanksi hukum yaitu sanksi yg diberikan bagi seseorang yg melanggar

peraturan hukum, bersumber dari negara melalui lembaga- lembaga

peradilan.

b. Sanksi sosial yaitu sanksi yg diberikan bagi seseorang yg melanggar

norma kesopanan,bersumber dari masyarakat misalnya dengan

cemoohan,dikucilkan maupun diusir dari lingkungan masyarakat.

c. Sanksi Psikologis yaitu sanksi yg dirasakan dalam batin kita sendiri,jika

seseorang melakukan pelanggaran hukum selama hidupnya ia akan selalu

dibayang-bayangi oleh perasaan bersalah.

Partisipasi dalam perlindungan dan penegakan hukum.

Sebagai wujud partisipasi dalam proses perlindungan dan penegakan

hukum adalah dengan menampilkan perilaku yg mencerminkan ketaatan

atau kepatuhan terhadap hukum. Kepatuhan hukum mengandung arti

bahwa seseorang memiliki kesadaran untuk :

• memahami dan menggunakan peraturan perundangan yang berlaku

• mempertahankan tertib hukum yang ada

• menegakkan kepastian hukum.


Adapun ciri-ciri seseorang berprilaku sesuai dengan hukum yg berlaku

antara lain :

• Disenangi oleh masyarakat

• Menciptakan sikap sadar hukum

• Tidak menyinggung perasaan orang lain

• Mencerminkan kepatuhan terhadap hukum

• Menciptakan keselarasan

Anda mungkin juga menyukai