Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu masalah kesehatan yang belum sepenuhnya dapat dieliminasi

oleh jajaran Dinas Kesehatan Republik Indonesia bersama-sama dengan

masyarakat adalah penyakit diare. Diare adalah penyakit yang ditandai

dengan bertambahnya frekuensi berak lebih dari biasanya (3 atau lebih per

hari) yang disertai perubahan bentuk konsistensi tinja dari penderita. Jenis

diare yang paling sering ditemukan di lapangan ataupun klinis adalah diare

yang disebabkan karena infeksi dan keracunan. Kejadian tersebut sangat

dipengaruhi kualitas sanitasi lingkungan. Diare seringkali dianggap penyakit

sepele, sekalipun pada tingkat lokal dan nasional fakta menunjukkan

kegawatdaruratannya. Menurut Ngastiyah (2005:224), pada data laporan

WHO, diare telah membunuh 2 juta anak di dunia setiap tahunnya.

Data dari Departemen Kesehatan RI (2008) menunjukkan 5.051 kasus

diare sepanjang tahun 2005 lalu di 12 provinsi. Jumlah ini meningkat drastis

dibandingkan dengan jumlah pasien diare pada tahun sebelumnya, yaitu

sebanyak 1.436 orang. Berdasarkan data tersebut dan kenyataan di lapangan,

kemungkinan masih banyak kasus diare yang tidak terlaporkan. Departemen

Kesehatan menganggap diare merupakan isu prioritas kesehatan di tingkat

lokal dan nasional karena punya dampak besar pada kesehatan masyarakat

sampai pada tingkat pedesaan.

1
2

Berdasarkan data kesakitan dari Dinas Kesehatan Kab. Kuningan

menunjukkan bahwa pada tahun 2008 terdapat 821 kasus baru dan 1.209

kasus lama. Sedangkan pada tahun 2009 jumlah pasien diare mengalami

peningkatan yaitu 951 kasus baru dan 1.354 kasus lama. Dinas kesehatan

menganggap hal tersebut masih merupakan masalah yang perlu ditanggulangi

agar tidak terjadi peningkatan kasus diare.

Di UPTD Puskesmas Subang Kuningan, dilaporkan bahwa angka

kejadian diare masih tinggi. Puskesmas Subang mempunyai wilayah kerja

sebanyak 7 desa. Data kejadian diare di Puskesmas Subang tahun 2009

sebanyak 575 orang dengan rincian: pada kelompok umur < 1 tahun

sebanyak 98 orang, kelompok umur 1-4 tahun sebanyak 182 orang dan

kelompok umur > 5 tahun sebanyak 295 orang. Perbandingan kejadian diare

diantara 7 desa binaan Puskesmas Subang, sebagian besar berasal dari desa

Situgede sebanyak 136 orang dan hampir sebagian besar menyerang umur 1-

4 tahun sebanyak 61 orang.

Sudoyo (2006:1772) menegaskan bahwa dampak negatif penyakit diare

pada bayi dan anak-anak antara lain adalah menghambat proses tumbuh

kembang anak yang pada akhirnya dapat menurunkan kualitas hidup anak.

Penyakit diare di masyarakat lebih dikenal dengan istilah “muntaber”.

Penyakit ini mempunyai konotasi yang mengerikan serta menimbulkan

kecemasan dan kepanikan warga masyarakat karena bila tidak segera diobati,

dalam waktu singkat (± 48 jam) penderita akan meninggal. Sekalipun

penyakit diare erat kaitannya dengan kualitas sanitasi lingkungan, tentu


3

masih ada beberapa faktor lain yang diduga dapat memperburuk kondisi

nyata tersebut, misalnya pengetahuan masyarakat yang rendah dan pola hidup

sehat yang belum menjadi kekuatan masyarakat.

Widoyono (2005:151) menjelaskan penyakit diare dapat dicegah

dengan promosi kesehatan, antara lain: menggunakan air bersih,

menggunakan jamban, mencuci tangan, serta membuang tinja dengan benar.

Hal tersebut erat kaitannya dengan indikator pencapaian program penyehatan

lingkungan misalnya ketersediaan sarana air bersih, kepemilikan jamban,

tersedianya sarana Buang Air Besar (BAB), sarana pembuangan air limbah

(SPAL) serta peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

Berdasarkan data laporan program Penyehatan Lingkungan Puskesmas

Subang tahun 2009, didapatkan data jumlah sarana air bersih di desa Situgede

baru mencapai 45,78% dari target yang ditetapkan sebesar 80%. Data jumlah

rumah yang memiliki jamban sebesar 35,5% (target 80%) serta SPAL sebesar

46,7% (target 85%). Dibandingkan dengan pencapaian di 6 desa lainnya,

pencapaian program penyehatan lingkungan di desa Situgede termasuk

rendah.

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan

pencegahan diare pada balita di Desa Situgede wilayah kerja UPTD

Puskesmas Subang Kabupaten Kuningan tahun 2010.


4

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah

penelitian sebagai berikut: “Faktor-faktor apakah yang berhubungan dengan

pencegahan diare pada balita di Desa Situgede wilayah kerja UPTD

Puskesmas Subang Kabupaten Kuningan tahun 2010?”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dalam penelitian ini untuk mengetahui faktor-

faktor yang berhubungan dengan pencegahan diare pada balita di Desa

Situgede wilayah kerja UPTD Puskesmas Subang Kabupaten Kuningan

tahun 2010.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan dengan

pencegahan diare pada balita di Desa Situgede wilayah kerja UPTD

Puskesmas Subang tahun 2010.

b. Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dengan

pencegahan diare pada balita di Desa Situgede wilayah kerja UPTD

Puskesmas Subang tahun 2010.

c. Untuk mengetahui hubungan antara pelayanan kesehatan dengan

pencegahan diare pada balita di Desa Situgede wilayah kerja UPTD

Puskesmas Subang tahun 2010.


5

d. Untuk mengetahui hubungan antara kualitas lingkungan dengan

pencegahan diare pada balita di Desa Situgede wilayah kerja UPTD

Puskesmas Subang tahun 2010.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi yang berharga

bagi perkembangan Keperawatan Komunitas yang berhubungan

dengan upaya masyarakat untuk mencegah kejadian insidensi diare

khususnya pada anak-anak balita di Desa Situgede wilayah UPTD

Puskesmas Subang 2010.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Masyarakat

Memotivasi masyarakat agar melakukan pembinaan lingkungan

dan berperilaku sehat, sehingga dapat mengeliminasi

berkembangnya penyakit diare, baik secara personal maupun

massal.

2. Bagi UPTD Puskesmas Subang

Sebagai dasar bagi pimpinan dan staf UPTD Puskesmas Subang

dan pihak yang terkait untuk lebih meningkatkan pelaksanaan

program pemberantasan penyakit menular, khususnya di Desa

Situgede, sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan


6

masyarakat dan menurunkan angka kematian dan kesakitan pada

bayi dan anak.

3. Bagi Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Kuningan

Sebagai sumber bahan kajian ilmiah bagi penelitian mahasiswa

dalam lingkup Keperawatan Dasar Manusia. Selanjutnya dapat

dijadikan bahan bacaan dan referensi untuk perpustakaan STIKes

Kuningan.

Anda mungkin juga menyukai