Anda di halaman 1dari 6

Polemik Mobil Dinas Untuk Mudik

Mudik lebaran adalah fenomena yang rutin dilakukan oleh masyarakat


Indonesia setiap tahun. Tak khayal, tradisi pulang kampung atau yang disebut
mudik ini juga dilakukan oleh para pejabat dan pegawai negeri sipil (PNS). Para
aparatur negara ini mengambil jatah cuti dan liburan mereka untuk mudik.

Dalam rutinitas mudik lebaran pastinya akan dibutuhkan alat transportasi.


Baik itu alat transportasi umum maupun transportasi pribadi. Tak jarang banyak
para pejabat dan pegawai negeri sipil yang menggunakan mobil dinas mereka
untuk mudik lebaran. Bahkan dari para petinggi daerah seperti gubernur, walikota,
dan bupati mengizinkan para pegawai negeri sipil menggunakan mobil dinas
mereka untuk digunakan mudik. Tetapi, ada juga petinggi daerah yang tidak
mengizinkan mobil dinas untuk digunakan mudik. Berikut ini ada polemik
penggunaan mobil dinas untuk mudik lebaran yang disampaikan oleh para pemkot,
pemda, gubernur, walikota, bupati dan pejabat lain yang berwenang, dikutip dari
beberapa sumber :

Kepala daerah dan pemerintah daerah yang setuju dan mengizinkan penggunaan
kendaraan dinas untuk mudik:

1. Pemkot Kediri izinkan mobil dinas untuk mudik dengan alasan keamanan.
(sumber : tribunnews.com; Kamis, 24 Juli 2014; 11:13 WIB),
2. Bupati Malang izinkan mobil dinas untuk mudik. (sumber : tempo.co; Minggu,
20 Juli 2014; 10:54 WIB),
3. Gubernur Sumut Izinkan PNS Gunakan Mobil Dinas untuk Mudik. (sumber :
news.detik.com; Jumat, 25 Juli 2014; 18:16 WIB),
4. Bupati Pekalongan, Amat Antono mempersilakan pada pegawai negeri sipil
(PNS) yang akan menggunakan mobil dinas untuk keperluan mudik Lebaran.
(sumber : antaranews.com ; Jumat, 25 Juli 2014; 23:46 WIB),
5. Rano Karno izinkan mobil dinas dipakai mudik lebaran. (sumber: tempo.co;
Senin, 21 Juli 2014; 13:24 WIB).
Kepala daerah dan pemerintah daerah yang tidak setuju dan tidak mengizinkan
penggunaan kendaraan dinas untuk mudik:
1. Airin Larang PNS Mudik Bawa Mobil Dinas. (sumber: okezone.com; Senin, 21
Juli 2014; 16:55 WIB),
2. Pemkot Surabaya Larang PNS Pakai Mobil Dinas Saat Mudik. (sumber: Rabu,
23 Juli 2014; 16:42 WIB),
3. Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno melarang mobil dinas untuk mudik.
(sumber: tempo.co; Sabtu, 26 Juli 2014; 09:19 WIB),
4. PNS di Bandung Dilarang Mudik Pakai Mobil Dinas. (sumber: news.detik.com ;
Senin, 21 Juli 2014 19:36 WIB),
5. "Jangan coba-coba memakai mobil dinas untuk mudik, saya akan beri sanksi,"
Basuki Tjahaja Purnama, Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta kepada
wartawan di Balaikota, Kamis(17/7). (sumber: kpk.go.id; Jumat, 18 Juli 2014;
10:40 WIB).
Perbedaan imbauan para kepala daerah serta pemerintah daerah setempat
mengenai penggunaan mobil dinas untuk mudik menjadi hal yang membingungkan
para masyarakat awam. Apakah sebenarnya ada aturan mengenai penggunaan
mobil dinas yang merupakan bagian dari Barang Milik Negara (BMN)? Kendaraan
Dinas atau kendaraan berplat merah merupakan Barang Milik Negara dan Barang
Milik Daerah yang pada prinsipnya diatur pada Peraturan Pemerintah Nomor 6
Tahun 2006, Tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah. Dalam peraturan
tersebut disebutkan pengertian dari penggunaan BMN pada pasal 1 angka 7 yaitu
“Penggunaan adalah kegiatan yang dilakukan oleh pengguna barang dalam
mengelola dan menatausahakan barang milik negara/daerah yang sesuai dengan
tugas pokok dan fungsi instansi yang bersangkutan.” Peraturan tersebut juga
menyebutkan pengertian pemanfaatan BMN pada pasal 1 angka 8 yaitu
“Pemanfaatan adalah pendayagunaan barang milik negara/daerah yang tidak
dipergunakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi kementerian/lembaga/satuan
kerja perangkat daerah, dalam bentuk sewa, pinjam pakai, kerjasama pemanfaatan,
dan bangun serah guna/bangun guna serah dengan tidak mengubah status
kepemilikan.” Dari pasal tersebut, yang mencakup pengertian penggunaan dan
pemanfaatan BMN khususnya mobil dinas, jelas bahwa mudik lebaran bukanlah
tugas, pokok, dan fungsi dari suatu instansi. Oleh karena itu, sebagaimana pasal 1
angka 7 tentang penggunaan BMN, Pejabat dan PNS tidak diperbolehkan untuk
mudik melakukan Penggunaan mobil dinas. Sedangkan pada pasal 1 angka 8
mengenai Pemanfaatan, mobil dinas yang merupakan BMN tidak sesuai dengan
tugas, pokok, dan fungsi dari instansi pemerintah yang bersangkutan maka hal ini
termasuk dalam ruang lingkup Pemanfaatan.

Dalam Pemanfaatan BMN mencakup beberapa hal yaitu sewa, pinjam pakai,
kerjasama pemanfaatan, dan bangun serah guna/bangun guna. Yang berhubungan
dengan pemafaatan mobil dinas saat mudik adalah hal sewa. Sewa adalah
pemanfaatan barang milik negara/daerah oleh pihak lain dalam jangka waktu
tertentu dan menerima imbalan uang tunai. Dengan ketentuan ini, instansi yang
bersangkutan diizinkan memanfaatkan mobil dinas untuk digunakan kepada pihak
lain dalam jangka waktu tertentu dan pihak lain tersebut memberikan imbalan uang
tunai kepada instansi pemerintah yang bersangkutan. Prosedur penyewaan itu
sendiri menurut PP No.6/2006, sebagai berikut;
a. Penyewaan Barang Milik Negara ( termasuk mobil dinas) dilaksanakan oleh
pengguna barang setelah mendapat persetujuan pengelola barang (Pasal 21 ayat
4).
b. Barang Milik Negara yang disewakan kepada pihak lain sepanjang
menguntungkan negara/daerah (Pasal 22 ayat 1).
c. Jangka waktu penyewaan barang milik negara/daerah paling lama lima tahun
dan dapat diperpanjang.
d. Penetapan formula besaran tarif sewa dilakukan gubernur/bupati/walikota.
e. Penyewaan dilaksanakan berdasarkan surat perjanjian sewa menyewa, yang
sekurang-kurangnya memuat:
- pihak-pihak yang terikat dalam perjanjian;
- jenis, luas atau jumlah barang, besaran sewa, dan jangka waktu;
- tanggung jawab penyewa atas biaya operasional dan pemeliharaan selama
jangka waktu penyewaan;
- persyaratan lain yang dianggap perlu.
f. Hasil penyewaan merupakan penerimaan negara/daerah dan seluruhnya wajib
disetorkan ke rekening kas umum negara/daerah.
Dari definisi dan penjelasan sewa BMN secara logika dapat diartikan bahwa
Barang Milik Negara (termasuk mobil dinas) yang digunakan untuk keperluan
pribadi termasuk mudik PNS tidak gratis atau cuma-cuma. Mobil dinas dapat
digunakan oleh PNS ataupun non-PNS untuk keperluan mudik dengan cara sewa.
Dan uang sewa dibayar di muka sesuai dengan jangka waktu penyewaan. Artinya,
PNS atau Non-PNS yang ingin menggunakan mobil dinas berkewajiban
memberikan uang sewa tunai kepada instansi yang bersangkutan dengan cara
menyetor uang tersebut ke Rakening Kas Umum Negara / Daerah. Penetapan
formula besaran tarif sewa dilakukan gubernur/bupati/walikota.
Secara logika memang penggunaan mobil dinas dengan cara sewa untuk
keperluan pribadi termasuk mudik itu diperbolehkan. Tetapi hal ini, dibantah oleh
Abdullah Hehamahua, penasehat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang
menyatakan bahwa “Apapun itu, jika menggunakan fasilitas negara untuk
kepentingan pribadi apalagi mudik berarti korupsi” (sumber: website KPK,
kpk.go.id; Kamis, Augustus 16 2012 ). Tetapi, sampai saat ini tidak ada tindakan
nyata KPK yang menindak para gubernur, walikota, dan kepala daerah, dan pejabat
yg berwenang saat menginstruksi dan memperbolehkan PNS dalam menggunakan
mobil dinas untuk mudik lebaran. Jika hal menggunakan fasilitas negara termasuk
mobil dinas dalam hal apapun untuk kepentingan pribadi adalah tindakan korupsi
maka seharusnya KPK menindak tegas dan nyata hal tersebut.

Polemik antara penggunaan mobil dinas memang harus ditindak tegas oleh
aparat penegak hukum dan pemerintah. Butuh peraturan dan sanksi yang jelas,
tegas, dan nyata dalam menyikapi penggunaan mobil dinas untuk keperluan pribadi
termasuk mudik lebaran. Jika diperbolehkan, sebaiknya pemerintah dengan
koordinasi aparat penegak hukum seperti KPK membuat suatu peraturan yang
sama antara daerah satu dengan yang lain, baik dalam hal tarif, transparansi, dan
pengembalian barang seperti halnya PNBP, BLU atau penerimaan negara lainnya.
Hal tersebut untuk mengatasi perbedaan pendapat antara para pemimipin daerah di
berbagai wilayah yang membingungkan masyarakat awam. Jika tidak boleh,
pemerintah dan aparat penegak hukum harus bisa menindak tegas, serta
memberikan sanksi yang adil terhadap PNS yang melakukan penggunan mobil
dinas untuk kepentingan pribadi termasuk mudik. Sehingga polemik pro-kontra,
boleh atau tidak, serta halal atau haramnya menggunakan mobil dinas untuk mudik
tidak menjadi persoalan yang berlarut-larut setiap tahun dan selalu memanas saat
menjelang lebaran. Sebab bagaimanapun juga, mobil dinas adalah Barang Milik
Negara yang dibeli dari uang rakyat (APBN/APBD). Oleh karena itu, BMN
tersebut tidak seharusnya dipakai bebas oleh para PNS dan disalahgunakan
wewenangnya oleh para petinggi daerah.

Tugas Hukum Keuangan Negara – Membuat Esai


Tema : Barang Milik Negara
Judul : Polemik Mobil Dinas Untuk Mudik
Nama : Otto Dimas Pangestu
Kelas : 2G KBN
NPM : 133010004293
Sekolah Tinggi Akuntansi Negara

Anda mungkin juga menyukai