Gas Cromatografi II
Gas Cromatografi II
Instrumentasi
Trisna Fadliyah
331 07 055 / II B
I. TUJUAN
Dapat menjelaskan prinsip kromatografi gas.
Tabung reaksi
Integrator merek HP
Suntik volume 10 l
Toluene
V. DASAR TEORI
Sarana kromatografi gas
Kolom dengan isinya bermacam-macam sesuai dengan
keperluannya sebagai berikut :
Untuk kromatografi gas-padat digunakan kolom
sepanjang 0,5-3m dan berdiameter 1/8 atau 1/4 yang
terisi adsorban anorganik seperti aluminium
oksida,arang atau kieselgur atau zat polimer
organic seperti perapak, GSC tersebut (gas solid
chromatography) terutama digunakan untuk analisa
gas atau pelarut organic seperti alcohol.
Untuk kromatografi gas cair (GLC = gas liquid
chromatography) digunakan dua macam kolom, yaitu
kolom terisi (packed coulum) dan kolom kapiler
(opern tubular column).
Pemanas (oven)
Kecuali untuk analisa gas, kolom harus dipanaskan,
karena sampel melewati kolom dalam bentuk gas. Suhu
oven pada umumnya berkisar antara 80 – 100C.
Injektor (tempat menyuntikkan sampel)
Sampel disuntik dengan alat suntik yang khusus
(mikroliter syringe). Volum sampel biasaanya 1 l.
sampel padat maupun cair harus dilarutkan/diencerkan
terlebih dahulu dengan pelarut untuk mencapai
kosentrasi lebih kurang 1%. Suhu injector diatur
kurang leih 30C lebih tinggi dari suhu oven.
Detektor
Sampel dideteksi oleh detektor yang lazimnya kurang
lebih 30C lebih panas dari oven.
Adapun persamaan van deemter
B
HETP = A + + C x V
V
Dimana:
A = “packing diffusion term” atau “Eddy diffusion term”
yang menyangkut keseragaman bentuk partikel isi
kolom ( packing).
B = “molecur diffusion term” yang menyangkut penyebaran
(difusi) sampel dalam gas pembawa (carrier gas).
C = “massa transfer term” yang menyangkut lamanya difusi
zat uji ke dalam / keluar fasa tetap.
V = kecepatan aliran gas pembawa atau dengan nama lain
fasa bergerak.
Temperatur
Makin tinggi suhu oven makin singkat waktu retensi.
Yaitu sekitar dua kali per 30C perbedaan suhu.
Injektor serta detektor harus lebih panas dari pada
oven. Kalau dipakai fasa cair yang tidak polar, maka
seyogyanya suhu oven kurang lebih 30C lebih tinggi
dari titik didih tertinggi dari komponen-komponen
didalam sampel. Suhu yang tinggi biasa merusakkan
fasa cair (terutama yang ester) dan zat-zat yang peka
terhadap panas.
2902400
% Etanol = x 100 %
1,5504 x 107
= 18,72033 %
Jika kita melihat bahwa banyaknya Etanol yang terdapat
dalam sampel maka kita daapt memperkirakan bahwa
jumlah etanol yang ada adalah 18,72033%, sedangkan
yang lainnya adalah toluena yaitu sebanyak 81,28015 %
(dengan kata lain perbandingannya adalah 2 : 9 )
IX. KESIMPULAN
Pemanasan dibutuhkan untuk menstabilkan jalannya alat
Gas Cromatografi untuk mendeteksi suatu sampel.
Kurva yang baik adalah kurva yang ujungnya agak lancip.
Untuk menentukan banyaknya Etanol (secara kuantitatif)
dalam sampel, dapat dicari melalui % areanya, dalam
praktikum ini didapat banyaknya etanol = 18,72033 %
atau sebanyak 2 bagian dan toluennya sebanyak 81,28015
% atau 9 bagian.
X. DAFTAR PUSTAKA
Buku Petunjuk Praktikum “Analisis Instrument”
Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang.
Buku petunjuk “ Manual Prosedure of Gas
Cromatografi” Laboratorium Analisis Instrumentasi
Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang.
Trisna Fadliyah
33107055