Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM

KIMIA TANAH

PENETAPAN PH TANAH

MIRANDA PUTRI
05101281823029

PROGRAM STUDI ILMU TANAH


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2019
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Tanah asam terkadang di anggap tidak subur karena menyebabkan penurunan
ketersediaan beberapa nutrisi dan peningkatan logam berat ke tingkat beracun.
Dalam hal ini curah hujan yang tinggi juga dapat menyebabkan tanah asam (Shi,
2009).
Reaksi ph tanah merupakan salah satu parameter tanah yang paling sering
digunakan sebagai acuan proses kimia tanah. Metode pengukuran pH ini dilakukan
karena elemen yang penting atau racun bagi pertumbuhan tanaman. pH tanah
berfungsi dalam penentuan aktivitas hydrogen (H+) dalam larutan dan mengukur
intensitas keasaman. Tanah memiliki pH berkisar dari 3,5 sampai lebih dari 10
(Pareverill, 2001).
Logam berat menyerap ke dalam tanah sangat dipengaruhi oleh pH tanah solusi,
Limbah industry dengan terkonstrasi tinggi membuat kondisi ph tidak terkendali
(Fonseca, 2009).
Kemasaman tanah biasa terdapat didaerah dengan curah hujan tinggi sehingga
banyak basa dapat tertukar terlindi dari lapisan permukaan tanah. Kebasaan tanah
terjadi karena derajat kejenuhan basa relative tinggi. Tanah basa biasa terdapat
didaerah kering (Buckman dan Brady, 1969).
Kemasaman dan kebasaan tanah di pengaruhi oleh macam kation yang terserap
dalam koloid, kation-kation yang terserap diantaranya ialah Al, H, Na, K, Ca, dan
Mg. Bila lebih banyak ion Al dan H yang terserap, pH tanah akan menigkat.
(Colomean dan Thomas,2009).
Tanah merupakan komponen penting bagi pertanian, tanaman akan dapat
tumbuh dengan baik apabila kondisi tanah sesuai dengan kebutuhan tanaman. Salah
satu faktor yang sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman yaitu Reaksi pH
tanah. Reaksi ph tanah ini sangat erat kaitannya dengan kesuburan tanah yang
nantinya sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman dan berdampak pada
produktifitas tanaman.
Reaksi ph tanah merupakan salah satu parameter tanah yang paling sering
digunakan sebagai acuan proses kimia tanah. Metode pengukuran pH ini dilakukan
karena elemen yang penting atau racun bagi pertumbuhan tanaman. pH tanah
berfungsi dalam penentuan aktivitas hydrogen (H+) dalam larutan dan mengukur
intensitas keasaman. Tanah memiliki pH berkisar dari 3,5 sampai lebih dari 10
(Pareverill, 2001).
Berdasarkan uraian diatas mengenai pH tanah maka penting dilakukan
pengamatan tentang pH tanah.

1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah :

1. Mengetahui bagaimana cara penetapan pH


2. Untuk mengetahui tanaman apa yang ocok di tanam
3. Untuk mengetahui perbedaan pH di berbagai macam tanah
4. Untuk melihat perbedaan reaksi KCl dan H2O dalam tanah
5. Menetapkan pH tanah menggunakan pH meter
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. pH Tanah
Pemupukan dapat mendorong terjadinya imobilisasi sehingga proses
dekomposisi menjadi lebih lambat dan akibatnya kelarutan senyawasenyawa
organik yang berpengaruh langsung ataupun tidak langsung terhadap pH tanah juga
terpengaruh. Selain itu, pH tanah dapat menjadi lebih rendah akibat terjadinya
pelarutan pupuk P dalam bentuk super fosfat. (Fahmi et al, 2009).
Perlakuan berbagai jenis bahan amandemen berpengaruh sangat nyata
meningkatkan pH H2O tanah gambut. Penggunaan setiap jenis bahan amandemen
berbeda nyata dengan control(Nazli et al,2016).
Fosfor (P) merupakan unsur hara kedua setelah nitrogen (N) yang sangat
dibutuhkan oleh tanamana untuk perkembangan akar, pertumbuhan, dan juga
pemasakan. Ketersediaan P dalam tanah sangat ditentukan oleh bahan induk tanah,
masukan bahan organik, pemupukan dan pengapuran, serta sifat kimia tanah yang
lain (misalnya pH, basabasa). (Putri et al, 2019)
Namun pH tanah secara keseluruhan mengalami peningkatan. Hal ini
menunjukkan bahwa pemberian bahan organik mampu meningkatkan nilai pH
tanah, karena bahan organik memiliki kemampuan mengkhelat logam Al3+,
sehingga tidak terjadi reaksi hidrolisis Al3+, dimana dari reaksi hidrolisis Al3+
dihasilkan 3 ion H+ yang dapat mengasamkan tanah ( Mukhlis dkk,2011 dalam
Nariratih et al, 2013 ).
Peningkatan nilai pH tanah yang masih tergolong sangat masam diduga
karena adanya proses dekomposisi yang sedang berlanjut pada lahan gambut.
(Aryanti et al, 2013).
Rendahnya pH tanah akan menyebabkan menurunnya ketersediaan hara
bagi tanaman yang pada akhirnya akan menurunkan produksi tandan buah
segar(TBS). ( Darlita, 2017).
Peninkatan pH tanah akibat peningkatan dosis mulsa organic mucuna
bracteata disebabkan oleh asam-asam organic berupa asam humat dan asam sulfat
yang dihasilkan selama proses dekomposisi, asam-asam organic memiliki muatan
negative yang dapat mengikat kation-kation(Sembiring et al, 2015).
Ketersediaan unsur hara makro dan mikro dalam tanah sangat dipengaruhi
oleh pH tanah. Pada tanah agak masam hingga agak alkalis, ketersediaan unsur
makro dan Mo meningkat (kecuali P), sedangkan hara P, Fe, Mn, Zn Cu, and Co
menjadi tidak tersedia sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Pada
tanah masam, hara mikro (kecuali Mo and Bo) mengalami penurunan. (Soemarno,
2013 dalam Kadarwati, 2016)
Tingginya ph(H2O) tanah pada lahan agroforestry menunjukkan adanya
sumbangan sersah daun,akar batang yang jatuh ketanah dan mengalami pelapukan
dengan membentuk lapisan bahan organic.(Azmul,2016).
Bahan induk tanah mempunyai nilai pH yang bervariasi tergantung jenis
mineral penyusunnya dan derajat pelapukannya, sehingga tanah-tanah muda yang
baru terbentuk mempunyai nilai pH yang selaras dengan bahan
Induknya(Hanafiah,2014)
BAB 3
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1. Waktu Dan Tempat


Adapun waktu pelaksanaan praktikum penetapan pH ini adalah Senin, 9
September 2019. Pukul 14.30 s/d selesai.
Adapun tempat pelaksanaan praktikum penetepan pH ini adalah di
Laboratorium Fisika,kimia dan biologi tanah.

3.2. Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah 1) Batang
pengaduk, 2) Gelas Ukur 25ml, 3) pH meter, 4) Sprayer, 5) Tabung film, 6)
Timbangan 2 desimal.
3.2.2 Bahan
Adapun Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah 1) Aquadest,2)
Larutan buffer pH 4 dan pH 7, 3) Kcl 1 N, 4) Tanah.

3.3. Cara Kerja


Adapun cara kerja penetapan pH ini adalah sebagai berikut:
1. Timbang 15 gram tanah kering udara di timbangan 2 desimal.
2. Masukkan kedalam tabung film 1 dan tabung film 2
3. Tambahkan aquadest 15ml pada tabung 1 dan KCl 15ml pada tabung 2
4. Aduk dengan batang pengaduk hingga homogen. Diamkan semalam. Lalu
aduk dan biarkan selama 30 menit.
5. Hidupkan alat pH meter dan kalibrasikan dengan larutan buffer pH4 dan pH
7 hingga stabil.
6. Check dengan pH meter
7. Bersihkan pH meter dengan sprayer.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Adapun hasil yang didapatkan dari praktikum kali ini adalah:
Tanah Lapisan pH H2O pH Kcl Kategori

H2O: sangat
masam
Rawa lebak 60-90 cm 3,95 3,18
KCl: sangat
masam
H2
O: sangat
Pasang Surut 30-60 cm 3,66 2,72 masam
KCl: Sangat
masam
H2O: sangat
masam
Mineral 0-30 cm 4,05 3,25
KCl: Sangat
masam
H2O: sangat
masam
Mineral 30-60 cm 4,49 4,16
KCl: Sangat
masam
H2O: sangat
masam
Mineral 60-90 cm 4,57 3,89
KCl: sangat
masam
Keterangan:
Kelompok 1 : Rawa lebak lapisan 60-90 cm
Kelompok 2 : pasang surut lapisan 30-60 cm
Kelompok 3 : mineral lapisan 0-30 cm
Kelompok 4 : mineral lapisan 60-90 cm
Kelompok 5 : Mineral lapisan 30-90 cm

4.2. Pembahasan
Adapun yang dapat saya bahas disini adalah tanah sendiri memiliki pH
tanah yang berbeda-beda sesuai dengan kondisi. Salah satu faktor yang
mempengaruhi pH tanah adalah curah hujan yang tinggi. Curah hujan yang tinggi
membuat unsur unsur hara penting tererosi.
pH tanah sendiri memiliki range nilai yaitu 0-14. Untuk pH dengan nilai <6
maka tanah tersebut masam sedangkan >7 maka tanah tersebut basa. Nilai pH
sendiri menunjukkan banyaknya konsentrasi hydrogen dalam tanah. Tanah masam
memiliki pH yang rendah atau kadar ion H+ yang tinggi. Sebaliknya jika tanah basa
memiliki pH yang tinggi atau kadar ion H+ yang rendah.
Kemudian yang dapat saya bahas adalah tanah rawa lebak lapisan 60-90 cm
lebih masam dari pada tanah lainnya dikarenakan tanah rawa lebak lebih banyak
terkena air sehingga tidak adanya bahan organic lagi yang terdapat pada tanah ini.
Semakin dalam lapisan tanah juga sangat mempengaruhi pH tanah karena
sedikitnya mikroorganisme dalam tanah yang merombak bahan-bahan organic
karena mikroorganisme pada dasarnya berada di lapisan yang lebih atas.
Pada tanah pasang surut lapisan 30-60 cm juga memiliki pH sangat masam.
Tanah pasang surut merupakan tanah yang memiliki pH paling sangat masam di
data ini. Ini dikarenakan sama halnya dengan tanah rawa lebak dimana sering
tergenang air sehingga tanah tersebut tidak memiliki bahan organic yang dapat
meningkatkan pH tanah.
Untuk tanah mineral baik lapisan 0-30 maupun 60-90 memiliki pH yang
masih masam tetapi tidak terlalu seperti pada tanah rawa lebak dan pasang surut. Ini
dikarenakan pada tanah mineral tidak tergenang air sehingga masih ada
mikroorganisme yang hidup untuk mendekomposisi sersah-sersah tanaman untuk
dijadikan unsur hara.
Terdapat perbedaan pada pengecekan pH tanah dengan H2O dan KCl.
Dimana pada KCl pH tanah lebih masam. Ini dikarekan KCl lebih dapat mengikat
kation-kation. Pengecekan menggunakan KCl lebih akurat dari pada menggunakan
H2O.pH tanah sendiri sangat mempengaruhi kualitas tanah dimana jika tanah
masam maka tanah ini dapat diidentifikasikan sebagai tanah yang kurang akan
unsur hara dan tidak memiliki kesuburan yang baik.
Tanah ini sebenarnya tidak layak untuk ditanami tetapi beberapa tanaman
masih bisa tumbuh dengan kondisi pH seperti ini seperti tanaman tahunan. Tanah
yang masam hendaknya diberikan perlakuan agar dapat menaikkan pH tanah
tersebut.
Banyak sekali perlakuan yang dapat dilakukan untuk menaikkan pH tanah.
Seperti yang kami pelajari pH tanah dapat dinaikkan dengan menggunakan
dolomit,abu,zeolite,kalsit,gypsum dapat menaikkan pH tanah walaupun tidak
terlalu signifikan. Penggunaan pupuk yang tepat juga akan menaikka pH tanah.
BAB 5
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat dari praktikum kali ini adalah:
1. Semakin dalam lapisan maka pH Tanah akan semakin masam karena
kurangnya tersebar mikroorganisme dibagian lebih dalam tanah
2. pH tanah di lahan pasang surut sangat masam karena selalu tergenang air
3. Terdapat perbedaan pH disetiap lahan karena memiliki kondisi yang
berbeda-beda.
4. pH yang menggunakan KCl akan lebih masam dari H2O
5. pH sangat mempengaruhi kualitas tanah
5.2. Saran
Adapun saran yang dapat saya berikan pada praktikum kali ini adalah
diharapkan untuk praktikum selanjutnya diberikan alat dan bahan yang memadai
kemudian pada saat proses pengecekan semua kelompok dapat melihat agar
semuanya dapat mengerti dan paham cara kerjanya. Kemudian diharapkan untuk
praktikum selanjutnya lebih dikondisikan agar praktikum tetap tertib dan semua
memahami materi yang dijelaskan.
DAFTAR PUSTAKA

Aryanti, et al. 2013. Analisis Sifat Kimia Tanah Gambut yang Dikonversi Menjadi
Perkebunan Kelapa Sawit di Kabupaten Kampar. Jurnal Agroteknologi.
Vol.4(1):25-30.
Azmul, et al. 2016. Sifat Kimia Tanah pada Berbagai Tipe Penggunaan Lahan di
Sekitar taman nasional Lore Lindu. Jurnal Wartarimba.Vol.4(2):24-31.
Darlita, et al. 2017. Analisis Beberapa Sifat Kimia Tanah terhadap Peningkatan
Produksi Kelapa Sawit Pada Tanah Pasir di Perkebunan Kelapa Sawit
Selangkum. Jurnal Agrikultura. Vol.28(1):15-20.
Fahmi, et al.2009. Kelarutan Fosfat dan Ferro pada Tanah Sulfat Masam yang
Diberi Bahan Organik Jerami Padi. J. Tanah Trop.Vol. 14(2): 119-125.
Hanafiah, K.A. 2014. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Kadarwati, T.F. 2016. EVALUASI KESUBURAN TANAH UNTUK
PERTANAMAN TEBU DI KABUPATEN REMBANG, JAWA
TENGAH. Jurnal Littri.Vol.22(2):53 – 62.
Nariratih, et al. 2013. Ketersediaan Nitrogen Pada Tiga Jenis Tanah Akibat
Pemberian Tiga Bahan Organik Dan Serapannya Terhadap Jagung. Jurnal
Online Agroekoteknologi. Vol.1(3):345-348.
Nazli, et al. 2016. Pengaruh Berbagai Jenis Bahan Amandemen Tanah Terhadap
Beberapa Sifat Kimia Gambut. Jurnal Kawista. Vol.1(1):15-22.
Putri et al. 2019. SIFAT KIMIA TANAH PADA BERBAGAI PENGGUNAAN
LAHAN DI UB FOREST. Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan.
Vol.6(1):1075-1081.
Sembiring, et al. 2015. Sifat Kimia Tanah Dystrudepts dan Pertumbuhan Akar
Tanaman Kelapa Sawit yang Diaplikasikan Mulsa Organik. Jurnal
Jomfaperta.Vol.2(2):34-37.

Anda mungkin juga menyukai